HIPOTESIS
Uji Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika
asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai
parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Dalam hal ini, Hipotesis
yang dimaksud adalah hipotesis statistik.
Peluang lahirnya bayi berjenis kelamin laki-laki adalah 0,5
30 % ibu hamil termasuk dalam golongan anemia selama hamil.
Rata-rata pendapatan keluarga yang mempunyai ibu hamil di suatu daerah sebesar Rp
350.000,00 tiap bulan.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sampel acak diambil, nilai
statistik yang perlu dihitung kemudian dibandingkan (menggunakan kriteria tertentu)
dengan hipotesis. Jika nilai statistik lebih besar dari parameter yang telah ditetapkan pada
hipotesis, maka hipotesis ditolak, jika terjadi sebaliknya, maka hipotesis diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada 2 macam kekeliruan yang dapat
terjadi:
Kekeliruan tipe I adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Kekeliruan tipe II adalah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
o Ha : µ ≠ µo
Atau dapat menggunakan Ha : µ > µo atau Ha : µ < µo
Hipotesis mengandung pengertian maksimum
o Ho : µ ≤ µo
o Ha : µ ≠ µo
Langkah dalam menentukan uji statistik yang sesuai untuk digunakan dalam
menguji hipotesis, beberapa jenis uji yang digunakan misalnya z, t, χ2, F atau yang
lainnya.
1. Jika Ha mempunyai perumusan tidak sama, maka dalam distribusi statistik yang
digunakan, normal untuk angka z, student untuk t, didapat dua daerah kritis masing-
masing pada ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap
ujung adalah ½ a. karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis
dimnamakan uji dua arah. (gambar1)
2. Untuk tandingan Ha yang mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi
yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan.
Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α. Harga d didapat dari
daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang ditentukan oleh α. Pengujian
ini dinamakan uji satu arah, tepatnya arah kanan. (gambar 2)
3. Jika tandingan Ha mengandung pernyataan lebih kecil, maka daerah kritis ada di
ujung kiri dari distribusi yang digunakan. Luas daerah ini = α yang menjadi batas
daerah penerimaan Ho oleh bilangan d yang didapat dari daftar distribusi yang
bersangkutan. Peluang untuk mendapatkan d ditentukan olehtaraf signifikan α.
Dengan demikian termasuk dalam uji satu arah ialah arah kiri.
Ho : µ = µo
Ha : µ ≠ µo, dengan harga µo yang telah diketahui, maka digunakan rumus statistik :
X −µo
z=
σ
√n
Ho diterima jika – z ½ (1-a) <z<z ½ (1-a) dengan z ½ (1-a) didapat dari daftar normal baku
dengan peluang ½ (1-a).
2
S=
∑ ( x i−x )
2
n−1