“Kata orang di Utara, mawar itu indah. Aku diam. Kata orang di
Selatan, krisantemum lebih indah. Aku diam. Kata orang di
Timur, melati paling indah. Aku diam. Orang di Utara, Selatan,
dan Timur diam. Aku bilang, dirimulah yang terindah.”
“Apakah kita menatap bulan yang sama malam ini? Jika iya
pejamkan mata sejenak biarkan sinarnya memelukku sebagai
pengganti akan sebuah rindu”
“Teringat padamu di malam hari itu sulit. Akan tetapi, aku
selalu bisa mengatasinya dengan melihat bulan. Aku selalu
membayangkan bahwa bulan yang dirimu tatap itu, sama
seperti bulan yang kutatap. Sehingga bulan diatas merupakan
cermin ketika aku menatapnya”
“Berat bibir ini terucap, perih ini mata menatap. Menjelang hadirnya
perpisahan, perpisahan bagiku hanyalah derita memenjarakan
kenangan, menaburkan luka. Akan tetapi, perpisahan memiliki sebuah
janji. Pasti akan bertemu lagi. Selama bukan perpisahan abadi”
“Dalam tiap pertemuan pasti ada perpisahan. Sama halnya cinta. Tiap
ada cinta selalu ada benci yang pada nantinya tumbuh. Akan tetapi,
kebencian itu akan menuntun untuk mencintaimu lebih dari apapun”
“Cinta tidak pernah salah, namun cinta tak selalu indah. Cinta tak
pernah menyiksa, dia hanya menguji rasa. Cinta tak akan pergi, jika
hasrat untuk selalu bersama kembali. Karena cinta sejati adalah cinta
yang tulus dari hati hingga ajal menjemput nanti.”
“Kata orang cinta itu buta, tapi aku masih bisa memandangi
keindahanmu. Kata orang cinta tak ada logika, tapi kenapa pikiranku
teratur menyimpan senyummu. Kata orang cinta itu menyakitkan, tapi
kenapa aku masih bertahan”
“Keindahan cinta memang selalu tak nampak. Namun itulah makna dari
cinta yang sebenarnya. Cinta yang ada tanpa materi dibuatnya”
Kepercayaan itu ibarat kata sebuah kaca. Saat kaca itu pecah, pecahan
kaca itu pun menjadi tajam. Kepercayaan gue sama lo, sekarang udah
pecah. Sekarang gua adalah pecahan kaca yang tajam itu. Jadi lebih
baik, lo jaga jarak dengan gue, karena gue bisa saja ngelukai lo”
“Kamu adalah teman dalam suka, dirimu ialah teman dalam duka.
Kamu menemani dalam sepi, dan kamu menemani dalam sunyi.
Rembulan, kamu adalah sahabat, yang selalu menemani. Disaat malam
menghampiri”
“Pelabuhan terbaik adalah sahabat yang selalu ada disaat teman yang
selalu menemani saat suka dan duka telah tiada. Namun, jangan harap
untuk menyepelekan kepercayaan seorang sahabat. Kemarahannya
bisa membawa bencana”
“Ini tidak tentang romansa, namun, ini tentang arti bersama. Ketika
tangan terbiasa merangkul, kini patah karena ego yang terkumpul.
Sahabat, langkah kita biarlah terus beriringan. Tanpa ada amarah di
angan. Jangan biarkan dahan kita patah. Jangan biarkan persahabatan
terbelah. Kamulah arti bersama sesungguhnya. Saat dia belum pasti kan
ku punya”
“Gelap tak mampu menahan rinduku yang berujung kepadamu. Dan tak
hanya itu saja, dengan gelapmu pun akan membuatku merasa terang
dimana dirimu berada.”
“Kamu akan menjadi yang selalu jadi yang kuingat menjelang tidur, dan
yang pertama kuingat ketika terbangun. Selamat Malam”