Anda di halaman 1dari 8

“Aku dan jenuhku, bersama membisu.

Terlalu jauh untuk


meraih, bintang yang sedang ku tatap. Aku dan senyumku,
mengikuti diam dan termenung meratap mimpi, yang kini
hilang dalam sekejap”

“Rindu yang kudapati kini sulit untuk tersampaikan kepadamu.


Namun, aku tidak akan putus asa dalam menggapai semua
kerinduanku padamu”

“Kata orang di Utara, mawar itu indah. Aku diam. Kata orang di
Selatan, krisantemum lebih indah. Aku diam. Kata orang di
Timur, melati paling indah. Aku diam. Orang di Utara, Selatan,
dan Timur diam. Aku bilang, dirimulah yang terindah.”

“Melihat tabir senyummu yang elegan itu membuatku


terpesona. Karena tak ada yang lebih indah dari sebulir senyum
di bibirmu”

“Apakah kita menatap bulan yang sama malam ini? Jika iya
pejamkan mata sejenak biarkan sinarnya memelukku sebagai
pengganti akan sebuah rindu”
“Teringat padamu di malam hari itu sulit. Akan tetapi, aku
selalu bisa mengatasinya dengan melihat bulan. Aku selalu
membayangkan bahwa bulan yang dirimu tatap itu, sama
seperti bulan yang kutatap. Sehingga bulan diatas merupakan
cermin ketika aku menatapnya”

“Adakah rasa yang lebih menyakitkan dari hilangnya hak untuk


menyapamu. Adakah rindu yang lebih menyesahkan dari
sirnahnya kebersamaan kita”

“Kebersamaan singkat yang dirimu bangun dengan ku akan


selalu ku kenang selalu di ingatan memoriku. Namun, jangan
jadikan pertemuan singkat ini sebagai perpisahan melainkan
untuk pertemuan – pertemuan selanjutnya yang lebih
membahagiakan lagi”

“Jangan pernah meragukan kasih sayang seseorang yang


pernah meneteskan air matanya hanya karena dirimu. Pasti
rasa sayangnya tulus dari hati. Karena hanya seorang yang tulus
dan ikhlas yang mampu mengeluarkan segenap cintanya
kepada mu. Tanpa ada harapan bahwa dirimu telah
menerimanya. Cukup dengan menghargai aku, itu pun sudah
cukup untuk menyampaikan rasa cinta ini padamu”
“Seandainya aku bisa memilih, aku akan memilih untuk tidak
mengenalmu karena kamu tak tahu seberapa besar
pengorbanan yang kulakukan untuk kebahagiaanmu”

“Seseorang yang dengan tulus mencintai terkadang tak selalu


tampak. Namun, dilihat dari segala pengorbanan yang
dilakukan selalu menjadikan hal yang terkadang sepele terlihat
begitu mempesona, karena dalam tindakannya terdapat
ketulusan dalam cinta”

“Tuhan menciptakanmu untuk membuatku belajar agar jangan


menggantungkan bahagiamu pada orang lain, jika orang itu
pergi maka bahagiamu akan hilang bersamanya. Sama seperti
halnya diriku. Menggantungkan segala rindu ini kepadamu,
namun apalah daya. Diriku hanya bisa meratap bahwa dirimu
pergi bersama dengan harapanku padamu”

“Melepasmu bukan keinginanku, akan tetapi ditetapkan menjadi


sebuah takdir. Menjadi tegar bukan pilihanku, tapi itulah satu – satunya
jalan keluar”
“Kebahagiaan dirimu merupakan prioritas bagi diriku. Namun,
memilikimu adalah suatu anugerah. Meskipun tak sepenuhnya dapat
kurengkuh. Aku kan rela demi dirimu yang kucinta”

“Berat bibir ini terucap, perih ini mata menatap. Menjelang hadirnya
perpisahan, perpisahan bagiku hanyalah derita memenjarakan
kenangan, menaburkan luka. Akan tetapi, perpisahan memiliki sebuah
janji. Pasti akan bertemu lagi. Selama bukan perpisahan abadi”

“Dalam tiap pertemuan pasti ada perpisahan. Sama halnya cinta. Tiap
ada cinta selalu ada benci yang pada nantinya tumbuh. Akan tetapi,
kebencian itu akan menuntun untuk mencintaimu lebih dari apapun”

“Cinta tidak pernah salah, namun cinta tak selalu indah. Cinta tak
pernah menyiksa, dia hanya menguji rasa. Cinta tak akan pergi, jika
hasrat untuk selalu bersama kembali. Karena cinta sejati adalah cinta
yang tulus dari hati hingga ajal menjemput nanti.”

“Mencintai seseorang tidak pernah salah meskipun dia telah


menolakmu berkali – kali. Namun, ingatlah satu hal, jikalau dia memang
penantian cintamu, tak perlu khawatir, dia akan kembali padamu”
“Cinta datang tanpa terkira, dirimu pergi tanpa menyapa. Cinta itu
indahkan dunia, tapi dirimu tak lupa menabur luka. Cinta, aku mohon
padamu, jangan datang untuk pergi. Jangan berbahagia lalu menyakiti.
Namun, jagalah hati yang selalu merasa sepi. Jadikan dunia seisi untuk
tetap terisi bahwa aku mencintai dirimu sepenuhnya.”

“Karena cinta selalu datang tiba – tiba. Datang lalu mengejutkan.


Namun, tak sedikit pula rasa terkejut tersebut dibalas dengan perasaan
kecewa. Kecewa karena dirimu hanyalah sebatas pelipur lara”

“Kata orang cinta itu buta, tapi aku masih bisa memandangi
keindahanmu. Kata orang cinta tak ada logika, tapi kenapa pikiranku
teratur menyimpan senyummu. Kata orang cinta itu menyakitkan, tapi
kenapa aku masih bertahan”

“Keindahan cinta memang selalu tak nampak. Namun itulah makna dari
cinta yang sebenarnya. Cinta yang ada tanpa materi dibuatnya”

Kepercayaan itu ibarat kata sebuah kaca. Saat kaca itu pecah, pecahan
kaca itu pun menjadi tajam. Kepercayaan gue sama lo, sekarang udah
pecah. Sekarang gua adalah pecahan kaca yang tajam itu. Jadi lebih
baik, lo jaga jarak dengan gue, karena gue bisa saja ngelukai lo”

“Ketika aku jatuh terpuruk tidak berdaya, persahabatanku aku


agungkan di nadiku. Tekadku ada di pundak kokoh dalam genggaman
mereka. Keharuan mana, yang dapat aku dustakan. Melihat ketulusan
yang tidak terbantahkan semangat mereka begitu membara, mencari
keadilan yang bermuara”

“Karena sahabat ada dermaga yang selalu tempat ku berhenti, dalam


suka maupun duka. Mereka adalah tempat yang paling nyaman”

“Kamu adalah teman dalam suka, dirimu ialah teman dalam duka.
Kamu menemani dalam sepi, dan kamu menemani dalam sunyi.
Rembulan, kamu adalah sahabat, yang selalu menemani. Disaat malam
menghampiri”

“Pelabuhan terbaik adalah sahabat yang selalu ada disaat teman yang
selalu menemani saat suka dan duka telah tiada. Namun, jangan harap
untuk menyepelekan kepercayaan seorang sahabat. Kemarahannya
bisa membawa bencana”

“Ini tidak tentang romansa, namun, ini tentang arti bersama. Ketika
tangan terbiasa merangkul, kini patah karena ego yang terkumpul.
Sahabat, langkah kita biarlah terus beriringan. Tanpa ada amarah di
angan. Jangan biarkan dahan kita patah. Jangan biarkan persahabatan
terbelah. Kamulah arti bersama sesungguhnya. Saat dia belum pasti kan
ku punya”

Matahari benamkan dirinya, senjaku temani bersama hujan. Ingatkan


rindu yang semakin mendalam, inginkan ku tuk temui raganya. Bisikkan
hati tuk menyapanya, wahai rindu apakah yang dirimu pikirkan, disini
ku terdiam tuk jaga rasa”

“Meskipun dirimu tertidur pulas dengan hamparan mimpi yang


didapatkan. Asal dirimu tahu, bahwa aku disini selalu menunggu
bangunmu di tiap pagi”

“Hitam menyelimuti langitku, melagap senjaku. Wahai malam, gelapmu


sungguh kelam. Membuatku tak mampu terpejam. Wahai bintang
gemerlap, bersinarlah kerlap – kerlip. Terangilah hati itu, sinarilah
hatiku”

“Gelap tak mampu menahan rinduku yang berujung kepadamu. Dan tak
hanya itu saja, dengan gelapmu pun akan membuatku merasa terang
dimana dirimu berada.”

“Kamu akan menjadi yang selalu jadi yang kuingat menjelang tidur, dan
yang pertama kuingat ketika terbangun. Selamat Malam”

“Menjadi harapan buatmu adalah sesuatu yang spesial untukku.


Bahkan, hanya sekedar mengingat wajahmu sebelum dan sesudah tidur
pun menjadi momen yang paling aku nanti di setiap ku merenung di
penghujung waktu sore”

“Tahukah kamu, saat temaram hatiku terang oleh senyummu. Aku


serahkan rinduku untukmu, saat gerimis senja hilang oleh pelangi di
matamu. Aku titipkan harapanku padamu, tetaplah menjadi rembulan.
Diatas langit itu, agar aku selalu bisa menatapmu”

Anda mungkin juga menyukai