"Nah, pada fase pencarian jati diri itu mereka lebih mengedepankan
perasaan jadi belum bisa mengukur baik buruk tindakan yang
dilakukan. Jadi kalau mereka intens berinteraksi dengan teman yang
tak lain adalah pemakai narkoba maka nantinya akan terpapar juga.
Apalagi kalau latar belakang keluarganya tidak kondusif, ya sudah
akan terjerat (narkoba)," paparnya.
Sementara itu, bagi anak-anak dan remaja yang sudah terpapar
narkoba, tukas dr. Lila, bisa diketahui secara fisik.Misalnya mata
merah dan pupil mata yang mengecil atau membesar, kemudian
perubahan pola makan atau pola tidurnya. Penurunan atau
peningkatan berat badan yang drastis dalam waktu singkat juga dapat
menjadi indikasi anak dan remaja terpapar narkoba.
Selain gejala fisik, pengguna narkoba juga bisa menunjukkan
beberapa tanda dan gejala psikologis seperti lebih tertutup dan
terlihat seperti merahasiakan sesuatu. Perubahan suasana hati secara
tiba-tiba, berkurangnya minat terhadap hal-hal yang disukai
sebelumnya, dan tampak lesu maupun cemas.
"Tidak hanya gejala psikologis, seorang remaja yang kecanduan
narkoba juga sering kali berperilaku buruk, seperti mencuri atau
menjual barang-barang hanya untuk membeli narkoba. Pernah ada
pasien saya yang sampai jual elpiji mamanya hanya untuk beli
narkoba," pungkas dr. Lila.