Anda di halaman 1dari 8

Take Home Ujian Akhir Semester

Writing For Media

Disusun Oleh :
Raden Ayu Niluh Iriyani
14150182
1

Selinting Daun Perusak Generasi Muda

Masalah sosial dari tahun ke tahun di Indonesia menjadi sangat


memprihatinkan , dikarenakan tingkat penangkapan dalam kasus narkoba sudah tak
lagi terdengar asing di kalangan masyarakat. Seperti yang tercatat oleh Badan
Narkotika Nasional pada tahun 2015 di Indonesia sudah mencapai 5,9 juta orang
positif menggunakan narkoba. Meski dilarang, para pengguna narkoba atau obat
obatan terlarang di Indonesia makin bertambah serta makin kerap terjadi di banyak
kalangan. Hal ini disebabkan oleh efek kecanduan dari obat obatan terlarang itu
sendiri dan juga faktor lingkungan serta pergaulan yang membentuk perilaku
masyarakat.
Dilansir melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ( KKRI )
mengatakan bahwa narkoba merupakan NAPZA atau singkatan dari Narkotika ,
Psikotropika , dan Zat Adiktif. Semua istilah ini mengandung pada senyawa yang
memiliki risiko kecanduan bagi para pemakainya. Walau obat obatan terlarang ini
tergolong mahal dan para penggunanya termasuk berkantong tebal, tidak menutup
kemungkinan untuk para remaja bisa mengkonsumsi obat obatan terlarang ini.
Marco, salah satu oknum pengedar serta kurir obat obatan terlarang ini
masih berusia belasan tahun. Dirinya mengatakan bahwa dalam melakukan
transaksi narkoba ini sudah tidak sesulit dulu. Dirinya juga mengakui bahwa
sekarang channel pekerjaannya atau kenalan orang orang yang berkecimpung di
dalam hal ini sudah banyak. Remaja satu ini mengakui sudah terjun kedalam
pekerjaannya ini semanjak ia masih duduk di bangku sekolah.
Menguak fakta dibalik kasus obat obatan terlarang ini, kami juga menggali
informasi lebih dalam lagi mengenai bagaimana remaja belasan tahun ini bisa
masuk dengan mudah dan gampangnya kedalam lingkup narkoba. Marco (17)
adalah siswa dari salah satu sekolah SMA yang bertempat di daerah Petojo, Jakarta
Barat, namun pendidikanya terpaksa berhenti karena ia terlibat dalam kasus tauran
antar pelajar dengan sekolah lain.

Marco merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara, ia mengatakan bahwa


keluarganya sama sekali tidak mengetahui pekerjaannya selama ini , yakni sebagai
pengedar serta kurir narkoba. Alasan ia terjun kedalam pekerjaan yang dilakoni
sekarang ini tidak jauh dari faktor ekonomi keluarganya itu sendiri. Dirinya mengakui
bahwa ia dibesarkan di lingkungan yang mayoritasnya lebih banyak berkecimpung
dalam dunia malam dan obat obatan terlarang, yakni di Mangga Besar tepatnya di
kawasan Kebon Sayur, Jakarta Pusat.
Ia merasa nyaman dengan pekerjaannya sekarang ini karena menurutnya
semenjak turut serta bekerja dalam pengedaran obat obatan terlarang ini dia lebih
dikenal banyak orang dan memiliki banyak bekingan yang tersebar dimana mana.
Menjadi kurir untuk obat obatan terlarang ini tidak semudah yang banyak orang
bayangkan. Cara dalam melakukan transaksi obat obatan terlarang ini juga relatif
terbilang unik. Dimana sang pengedar dan pembeli tidak bertemu secara langsung
dan tatap muka, melainkan menggunakan Salam Tempel ujarnya.
Salam Tempel yang dimaksud disini adalah sang pengedar akan
menghubungi pembelinya melalui telepon untuk melakukan janjian dimana barang
atau obat obatan terlarang itu akan diantarkan, namun yang dimaksud diantarkan
disini adalah dengan tidak bertemu secara langsung, melainkan sang pengedar
akan menggunakan kurir untuk mengantarkan pesanan dari pembeli tersebut.
Setelah itu, kurir tersebut akan datang ke tempat yang dijanjikan dengan seorang
diri dan meletakan atau menempel barang atau narkoba terssebut di tempat yang
tersembunyi dan jauh dari jaungkauan orang banyak , hanya kurir tersebut dan
pembeli yang tahu dimana tempatnya. Setelah kurir tersebut selesai meletakan
barang ditempat yang tersembunyi maka pembeli atau pemakai obat obatan
terlarang tersebut akan dihubungi via telepon untuk menunjukan dimana kurir
meletakan barang pesanannya tersebut.
Dalam melakukan transaksi jual beli narkoba ini diakui dirinya bahwa ada kata
pengganti dalam penyebutan nama obat obatan tersebut. Penggantian kata ini
bertujuan untuk mengelabuhi seseorang agar tidak mudah dicurigai oleh orang lain
serta pihak berwajib. Seperti contohnya adalah dalam penyebutan inek atau pil
ekstasi diganti menjadi ikan , dalam penyebutan sabu diganti menjadi kristal dan
penyebutan ganja diganti menjadi sayur. Kisaran harganya pun terbilang besar.
3

Untuk Inek atau Pil Ekstasi seharga Rp. 250.000,- per butir, untuk harga sayuran
atau sabu dikenakan harga sebesar Rp. 1.500.000,- per gram .
Penghasilan remaja satu ini terbilang cukup besar di kalangan remaja
seusianya yang lain. Dirinya saja mengakui bahwa dia sudah terikat kerjasama
dengan salah satu club hiburan malam yang terkenal di kawasan Kota Tua untuk
masalah jual beli obat obatan terlarang ini. Club ternama tersebut sudah lama
bekerjasama dengan dirinya untuk memesan obat obatan terlarang ini melaluinya.
Penghasilan tersebut diakui dirinya dihabiskan hanya untuk foya foya dan
mentraktir teman teman terdekatnya serta keluarganya. Dirinya mengatakan
bahwa foya foya ke club malam yang dilakukan ini untuk menghilangkan stress
dan hiburan sejenak saja.
Penelusuran kami pun berlanjut pada Ketua RW dimana tempat Marco tinggal
yang diakuinya adalah kawasan yang mayoritasnya hiburan malam dan obat
obatan terlarang tersebut. I Ketut Wasi (52) selaku Ketua RW Kebon Sayur ,
Kelurahan Mangga Besar kami datangi dan kami minta keterangannya mengenai
kondisi lingkungan tempat tinggal
yang

dipimpinnya.

Selain

pekerjaannya sebagai ketua RW


wilayah Kebon Sayur ini ternyata
Bapak Ketut ini berprofesi sebagai
anggota

TNI-AD.

Angin

keberuntungan menghampiri kami


karena

profesi

nya

juga

mendukung investigasi kami. Dalam pendapat Bapak Ketut selaku Ketua RW


wilayah Kebon Sayur ini selalu menghimbau kepada warganya di lingkungan Kebon
Sayur ini. Tidak hanya menghimbau, penyuluhan pun dilakukan di kawasan ini
mengenai bahaya narkoba bagi kesehatan dan masa depan para generasi muda.
Spanduk pun sudah disebar dimana mana, tentunya ditempat yang strategis
seperti di palang masuk kawasan Kebon Sayur ini.

Pak Ketut juga bekerjasama dengan Polsek Sawah Besar mengenai kasus
narkoba ini dan mengadakan pengecekan secara berkala. Ketua RW wilayah Kebon
4

Sayur ini juga membentuk perkumpulan anak anak muda untuk berpartisipasi
dalam keaktifan bermasyarakat dengan bergabung dengan Karang Taruna. Karena
Karang Taruna yang berisikan perkumpulan anak muda wilayah Kebon Sayur ini
selalu dibimbing dan diawasi dengan melakukan pertemuan dan evaluasi selama
tiap 1 bulan sekali.
Dari segi kepolisian , kami juga menguak informasi bahwa bahaya narkoba ini
sudah merajalela di kalangan remaja jaman sekarang. Rully Gumay (30) , selaku
pihak berwajib yang bekerja di Satsabara Polres Kepulauan Seribu mengatakan
bahwa selama ia bekerja menjadi polisi semenjak tahun 2006 ia sudah pernah
mengatasi

masalah

obat

obatan terlarang ini. Sesuai


pengalamannya
bahwa

pernah

ia

mengakui
ada

yang

melanggar lalu lintas karena


tidak

memakai

setelah

didekati

plat

nomor,

pengendara

motor tersebut malah kabur dan


ketakutan , lalu dikejar dan
ditemukan bahwa pengendara tersebut membawa 2 ons sabu melekat pada
badannya. Dikatakan juga seorang kurir narkoba kebanyakan remaja dibawah
umur , ini bertujuan agar mengelabuhi polisi ungkapnya.

Pendapatnya mengenai kondisi narkoba saat ini, bahwa kurir itu adalah alat
penyalur kepada usher. Karena Undang - Undang di Indonesia memiliki tingkatan
tingkatan yang berbeda antara pengguna maupun bandar. Jika tertangkap
membawa sabu lebih dari 1 gram maka akan dikatakan sebagai bandar, dan jika
ditemukan sabu kurang dari 1 gram maka akan dikatakan pemakai. Jika tertangkap
tangan membawa ganja hukumannya kurang lebih sampai 15 tahun penjara.
Menurut Bapak Rully Gumay selaku Polisi Indonesia berpesan bahwa Narkoba
bukanlah musuh POLRI saja , tapi musuh kita semua. Karena hal sepele bisa
mengahancurkan dan merusak hidup kita, narkoba itu hanyalah kesenangan sesaat
ujarnya.
5

Bukan hanya sampai kepolisian, kami pun mencari data dari segi kesehatan
dari para pengguna narkoba tersebut. Kami mengunjungi sebuah klinik yang
terbilang sering menangani pasien dalam kasus narkoba ini. Klinik yang berlokasi di
Pangeran Jayakarta Dalam ini dijalani oleh Dr. F. Budi Tjahjono. Beliau berpendapat
bahwa narkoba itu jelek , karena menurut beliau pusat kesenangan manusia akan
dirangsang secara berlebihan dan menyebabkan kerusakan pada berbagai syaraf
syaraf otak manusia.

Kemungkinan untuk sembuh dan bebas dari lingkup obat obatan terlarang
ini terbangun dari motivasi sang pasien dan lingkungan pun harus mendukung,
karena bagi beliau obat obatan dari dokter hanya akan membantu fisik dalam
pasien namun motivasi dan lingkungan akan membantu keseluruhan penyembuhan
diri dari pengguna atau pasien.
Untuk ciri fisik pecandu baginya tidak 100% akurat, namun untuk
pemeriksaan laboratorium atau test urine bisa membantu melihat apakah pengguna
tersebut positif memakai narkoba atau tidak. Namun disayangkan sekarang para
pengguna sudah lebih pintar dari pihak rumah sakit , mereka bisa melakukan
kecurangan dengan mencampurkan air kedalam urin sang pengguna maka nanti
hasil laboratiriumnya akan negatif dan dia tidak akan dikatakan sebagai pengguna
narkoba.
Sangat disayangkan sekali baginya keadaan generasi remaja zaman
sekarang, beda dengan zaman saat beliau masih muda. Pergaulan dan lingkungan
sangat berpengaruh besar bagi kehidupan remaja kini , maka beliau berpesan
bahwa pagari diri masing masing , perkuat iman dan agama kita karena semua
6

berawal dari dalam diri kita sendiri. Jangan mudah tergoda dan percaya dengan
siapapun karena yang menanggung akhirnya tetaplah diri sendiri.
Tidak sedikit generasi muda yang sudah hancur masa depannya karena
masalah ini , tak hanya masyarakat biasa bahkan para pejabat dan pegawai negeri
pun beberapa ada yang tertangkap tangan positif mengkonsumsi obat obatan
terlarang ini. Apabila tidak ditangani dengan tegas dan serius, maka dalam waktu 10
tahun kedepan negara kita bisa kehilangan generasi pelanjut dan martabat bangsa
kita ini.

Data Narasumber

1. Narasumber Utama

: Marco (-) Jl. Mangga Besar 13 ( kebon sayur)

Jakarta Pusat.
2. Ketua RW

: I Ketut Wasi ( 081298477527 ) , Jl Mangga Besar

13 ( kebon sayur) Jakarta Pusat.


3. Polisi
: Rully Gumay (-)
Kantor Satsabara Kep. Seribu dan Kompleks Taman Impian Jaya Ancol
4. Dokter
: Dr. F. Budi Tjahjono ( 08128110891 ) , Jl.
Pangeran Jayakarta Dalam Gg. Sidolin , Klinik Dr.F.Budi Tjahjono blok.40

Anda mungkin juga menyukai