Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Apabila ditinjau dari subjek yang diteliti, penelitian tesis ini dapat

dikategorikan sebagai penelitian pustaka (library research). Sebab dalam

konteks penelitian tesis ini, peneliti menerjunkan diri dan menggali datanya

pada sebuah teks syair yang bersifat “dokumen”. Kegiatan penelitian yang

dilakukan peneliti ini selaras dengan pengertian penelitian kepustakaan yang

disampaikan oleh Mestika Zed dalam bukunya Metode Penelitian

Kepustakaan, yaitu penelitian yang memusatkan datanya pada pencarian

kepustakaan, dari sumber-sumber literatur, dokumentasi berupa arsip

pemerintahan, foto, maupun bentuk teks lainnya. Karenanya, peneliti

mencoba memahami dalam teks syair tersebut, simbol-simbol mengenai

keteladanan guru pengajar al-Qur’an dan adab bagi para santri penghafalnya.

Selain itu untuk memperluas pemahaman akan makna simbol-simbol yang


ada, peneliti menggunakan literatur-literatur terkait adab di dalam Islam,

khususnya bagi para santri penghafal al-Qur’an.

Lain hal jika ditinjau dari desain penelitan, maka desain penelitian

yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah penelitian kualitatif. Sebab

dalam konteks penelitian ini, peneliti berupaya mendeskripsikan simbol-

simbol yang ada dalam teks dengan perenungan mendalam. Dalam proses

perenungan mendalam tersebut, peneliti juga memanfaatkan data lapangan.

Menurut Mestika Zed, riset pustaka memanfaatkan sumber perpustakaan

untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya, riset pustaka membatasi

kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa

memerlukan riset lapangan. 1


namun, sebuah riset profesional, idealnya

menggunakan kombinasi riset pustaka dan lapangan atau dengan penekanan

pada salah satu di antaranya. Utamanya riset dari kelompok kajian sejarah,

sastra dan studi agama, bahkan kedokteran dan biologi.

Setidaknya ada tiga alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, selain

memanfaatkan data dari lapangan, peneliti juga cenderung pada data pustaka.

Pertama, karena persoalan penelitian hanya bisa dijawab melalui penelitian

pustaka. Kedua, studi pustaka diperlukan sebagai salah satu tahap tersendiri,

yaitu studi pendahuluan. Ketiga, data pustaka tetap andal untuk menjawab

persoalan penelitiannya. Sehingga dapat dipahami bahwa riset pustaka bukan

sekadar urusan membaca dan mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana

yang sering dipahami banyak orang selama ini. Apa yang disebut riset

pustaka adalah serangkaian kegiataan yang berkenaan dengan metode


1
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. Hlm. 2
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan

penelitian.2

Dalam konteks penelitian tesis ini, peneliti juga memasukkan analisis

semiotika segitiga makna Charles Sanders Peirce sebagai pisau analisis dalam

membedah makna yang terkandung di balik simbol-simbol yang ada dalam

teks. Pendekatan teoretis ini dinilai peneliti sangat tepat untuk digunakan

sebagai pisau analisis teks, karena teks syair merupakan bentuk daripada jenis

teks khulashoh. Yaitu jenis teks yang pendek tapi mengandung pengertian

yang luas. Di dalamnya mengandung representamen, object, dan interpretan.

B. SUMBER DATA

Terkait sumber data dalam penelitian, yaitu darimana subjek

mendapatkan data adalah sebagai berikut:

Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asalnya, diamati,

dan dicatat untuk pertama kali.3. Adapun data primer dalam penelitian ini

adalah karya sastra berupa syair manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul

Mannan Syukur” yang ditulis oleh santri beliau yaitu KH. Masyhudi

Masyhuri pada tahun ... dokumen asli peneliti dapatkan dari pengarang.

Data sekunder, merupakan data yang pengorganisasiannya diupayakan

sendiri oleh peneliti.4 Data ini berupa data kepustakaan yang memiliki

relevansi dengan studi tokoh mengenai keteladanan guru al-Qur’an dan adab

para penghafal al-Qur’an yang tertuang di dalam kitab-kitab adab seperti At-

2
Ibid,h. 3
3
Marzuki, h. 55
4
Marzuki, h. 56
Tibyan, Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Ta’limul Muta’allim, Tadzkiratus

Sami’, Mausu’ah Adabul Islamy, dll.

C. PENGUMPULAN DATA

Menurut Sugiyono5, pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian guna mendapat data yang terpenuhi sesuai

standar data yang ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),

dokumentasi dan gabungan keempatnya. Untuk penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik dokumentasi karena data yang diperoleh peneliti berupa

dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Selain menggunakan teknik dokumentasi,

penulis juga menggunakan teknik wawancara, karena pengarang syair masih

dapat dijadikan sebagai lawan bicara dalam menggali kandungan makna asal

syair tersebut. Adapaun dokumen yang diperlukan peneliti sebagai berikut:

a. Syair manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul Mannan Syukur”

sebagai dokumen primer

b. Berbagai hasil riset maupun artikel jurnal yang terkait dengan

adab utamanya tentang keteladanan guru pengajar al-Qur’an dan

adab santri para penghafal al-Qur’an.

c. Data-data deksriptif yang memberi keterangan terkait sejarah

Pondok Pesantren al-Qur’an Nurul Huda, biografi tokoh dalam

syair dan biografi pengarang syair.

5
2012, 226
d. Literatur-literatur semiotika yang berkaitan dengan analisis

semiotika Charles Sanders Peirce.

D. ANALISIS DATA

Proses analisis data melibatkan pengorganisasian data, pembacaan

pendahuluan pada database, pengodean dan pengorganisasian tema,

penyajian data, dan penyusunan penafsiran data. Langkah-langkah yang telah

disebutkan kemudian membentuk apa yang diistilahkan sebagai spiral

aktivitas yang saling terkait dalam melakukan analisis dan penyajian data.

Oleh karena itu menurut John W. Creswell6, teknik analisis dan penyajian

data terbagi dalam lima tahap:

a. Pengorganisasian data

Yaitu proses pengumpulan file-file yang berkaitan dengan

syair manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul Mannan Syukur”

kemudian dikonversi ke dalam satuan teks yang lebih sesuai

(seperti sebuah kata, sebuah kalimat, atau cerita lengkap).

b. Pembacaan dan memoing

Setelah berkas-berkas tersimpan ke dalam database maka

selanjutnya peneliti membaca dan menenggelamkan diri ke dalam

transkrip-transkrip syair manaqib “Syair Kagem Romo KH.

Abdul Mannan Syukur” yang telah dikumpulkan untuk diperoleh

pemaknaan yang utuh dan menyeluruh. Selain membaca, juga

melakukan pencatatan selama mengeksplorasi teks. Memo ini

6
2015, 251
bisa berupa frasa pendek, ide, atau konsep penting yang muncul

dalam pikiran penganalisis

c. Pengklasifikasian dan penafsiran data

Selanjutnya adalah data yang berkaitan dengan syair

manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul Mannan Syukur” yang

sudah dibaca dan dibuat memo kemudian dideskripsikan,

diklasifikasikan, dan ditafsirkan menjadi kode dan tema

d. Interpretasi data

Dalam penelitian kualitatif, penafsiran dilakukan keluar

dari kode dan tema menuju pemaknaan yang lebih luas

berdasarkan prasangka, pandangan, dan intuisi. Penafsiran juga

dalam dilakukan dengan cara mengkombinasikan pandangan

personal dengan gagasan/ide ilmu pengetahuan sosial. Peneliti

menghubungkan keterkaitan penafsirannya terhadap syair

manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul Mannan Syukur”

dengan literatur riset yang lebih luas yang telah dikembangkan

oleh para ilmuwan

e. Visualisasi data

Setelah semua tahap dilalui, maka fase terakhir adalah

peneliti menyajikan data atau mengemas apa yang telah

ditemukan ke dalam bentuk teks, tabel, bagan, atau gambar. Syair

manaqib “Syair Kagem Romo KH. Abdul Mannan Syukur”


dikemas dengan pendeskripsian yang lugas, dan visualisasi

berupa tabel secara sederhana agar mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai