Anda di halaman 1dari 9

KONSEP INSAN ADABI MENURUT SYED

MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS

SINOPSIS

Oleh:

Muhammad Firza Noviandy


NIM:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI BENGKALIS
1443 H/2022 M
0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan tentang manusia sejatinya telah muncul bahkan sejak


keberadaan manusia itu sendiri. Banyak kalangan telah mengkaji dan melakukan
perenungan tentang manusia baik itu oleh para filosof, ahli jiwa, ahli kedokteran
dan tentunya pada ulama’ ahli tafsir guna mendapatkan jawaban atas misteri
tentang manusia. Meskipun hasil penelitian dan penelusuran mereka
menghasilkan kesimpulan yang berbeda, namun pada dasarnya muara terakhir
kajian tentang manusia adalah untuk menjawab dari mana asal manusia, siapa
yang menciptakannya, dan apa tugas sejati seorang manusia.

Konsepsi Islam menyatakan bahwa insan adalah makhluk terbaik (insan


kamil) yang diciptakan Allah di atas muka bumi. Dilihat dari asal katanya, insan
berasal dari Bahasa Arab yaitu dari derivasi kata anasa yang mempunyai arti
melihat dan mengetahui, artinya adalah manusia dibekali dengan kemampuan
dalam bidang penalaran, sehingga ia dapat menerima pengetahuan. Sedangkan
kata kamil diartikan sebagai suatu keadaan yang sempurna, dan digunakan untuk
menunjukkan pada sempurnanya zat dan sifat yang dihasilkan dari potensi
manusia untuk menerapkan ilmu dan sifat yang mulia. Oleh karena mendapat
derajat yang sempurna dalam hierarki penciptaan alam, manusia kemudian diberi
tugas sebagai khalifah untuk menjaga serta merawat bumi Allah.

Selanjutnya, pembahasan tentang manusia sempurna dalam sejarah


pemikiran Islam ternyata menarik perhatian khusus sarjana-sarjana muslim dari
masa klasik hingga saat ini. Hal dapat dibuktikan dari banyaknya sarjana muslim
yang secara khusus membahas dan membangun konsep tentang manusia
sempurna itu sendiri. Bukan tanpa alasan, khususnya di era kontemporer dimana
dominasi pandangan Barat-sekuler, umat muslim cenderung terjebak dan tergiur
dengan konsep-konsep ilmiah yang ditawarkan Barat-sekuler, khususnya konsep
manusia yang sekular. Hal ini tentunya berdampak pada rusaknya paham manusia
dalam Islam itu sendiri.

Diantara dari sekian banyak pemikir dunia Islam, salah satu pemikir
muslim kontemporer yang memiliki concern tinggi terhadap kemunduran
peradaban umat Islam dan memiliki konsep insan adabi yang tergolong
fundamental adalah Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Beliau adalah salah
seorang tokoh cendekiawan muslim yang menguasai teologi, filsafat, metafisika,
sejarah dan literatur. Pemikirannya di abad kontemporer ini terus menjadi
perbincangan dan acuan dalam upaya pembenahan umat khususnya di abad
komtemporer.

Secara garis besar, yang melandasi pemikiran al-Attas adalah situasi


kemunduran umat Islam dalam berbagai sistem kehidupan, salah satunya aspek
keadilan. Al-Attas menjelaskan tentang manusia dan kaitannya dengan adab
dalam beberapa bukunya dalam konteks yang berbeda-beda dan meletakkan
makna manusia pada tempat yang tepat. al-Attas tidak hanya menjelaskan
manusia dalam spektrum antar sesama manusia saja, namun juga hubungan Tuhan
kepada ciptaannya dan hubungan manusia kepada Tuhan dan ciptaannya termasuk
dirinya sendiri.

Selanjutnya, al-Attas membawa kita untuk memahami manusia secara


komprehensif. Hal ini dimungkinkan karena konsep manusia yang ditawarkan al-
Attas dibahas sampai konteks metafisika dasar Islam. Selain itu, Pembahasan
tentang manusia ini nantinya akan tersambung dengan konsep mitsaq (perjanjian
asal), tingkat manusia pada level spiritual tertentu, dan dilanjutkan dengan konsep
adab.1 Ketiga pembicaraan tersebut berada dalam ‘lingkaran’ the worldview of
Islam bersama elemen-elemen dasarnya sekaligus berkaitan dengan epistemologi.
Namun, dikarenakan luasnya pembahasan yang berkaitan dengan epistemologi,
maka penelitian ini akan berfokus pada aspek insan adabi. manusia disini terfokus

1
Syed Muhammad Naquib al-Attas, On Justice and The Nature of Man ...., h. 95.
2
kepada bagaimana seharusnya manusia sebagai pusat keadilan menjalankan
fungsinya sebagai hamba sekaligus khalifah.

Dengan bertitik tolak pada kondisi kemunduran umat ditengah tantangan


arus modernitas sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka memahami
manusia secara komprehensif adalah suatu urgensi dalam memaksimalkan potensi
yang sudah menjadi fitrah manusia. Sehingga dalam konteks ini, memahami
manusia secara tepat bisa menjadi strategi dalam pembenahan umat sekaligus
menjadi alasan utama yang mendasari lahirnya penelitian ini. Skripsi ini sendiri
difokuskan pada konsep insan adabi yang telah dibentangkan oleh Syed
Muhammad Naquib Al-Attas dalam beberapa bukunya dengan judul “Konsep
Insan Adabi Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan yang menjadi fokus penelitian skripsi ini adalah
sebagai berikut:

1. Apakah definisi manusia dan adab menurut Al-Attas?


2. Bagaimakah konsep insan adabi Al-Attas?

C. Metodologi Penelitian

Metode merupakan tata cara yang sistematis untuk mencapai tujuan


tertentu. Sedangkan metode digabung dengan kata Logos yang berarti
ilmu/pengetahuan, maka metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.2 Metode penelitian diperlukan dalam setiap penelitian agar tersusun
secara sistematis.

1. Jenis Penelitian
2
Jani Arni, Metode Penelitian Tafsir, (Pekanbaru: Pustaka Riau, 2013), h. 1.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi pustaka, dan dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber-sumber
pustaka yang mendukung, baik sumber primer maupun sekunder yang
berkaitan dengan diskursus keadilan al-Attas. Setelah terkumpul, sumber-
sumber tersebut akan dikategorisasi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang terkait dengan penelitian ini. Dari sini peneliti kemudian menghimpun
data-data yang telah diperoleh, dan menampilkannya sebagai temuan
penelitian. Setelah itu data-data tersebut diabstraksikan dengan tujuan untuk
memperkenalkan fakta, yang selanjutnya diberi beberapa pandangan teoritis
untuk menghasilkan pengetahuan baru.

2. Metode Pendekatan

Adapun metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah


analisis data kualitatif. Creswell (2008) mendefenisikan metode kualitatif
sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral.3 Dan data yang disajikan berbentuk kata-kata
dan angka-angka.

Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan


berfikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berfikir
itu selanjutnya akan diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan
pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. 4 Disini
Penulis akan menjabarkan “Konsep Insan Adabi Menurut Syed
Muhammad Naquib Al-Attas”.

3. Sumber Data
3
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, t.t) , h. 7.
http://books.google.co.id/
4
Jani Arni, op.cit., h. 11.
4
Data penelitian ini ditulis menggunakan dua sumber, yaitu sumber primer
dan sumber sekunder. Data primer adalah bahan pustaka yang dijadikan rujukan
utama dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan biografi dan
pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang bersangkutan dan memiliki
hubungan dengan penelitian ini. sedangkan untuk data sekunder merupakan data
yang bersifat membantu dan menjunjung dalam melengkapi dan memperkuat serta
memberikan penjelasan.

a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber data primer ini
diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam hal ini buku karangan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang berjudul On Justice and The Nature of
Man: A Commentary of Surah Al-Nisa (4):58 And Surah Al-Mu’minin (23):12-
14, Risalah Untuk Kaum Muslimin, Prolegomena: To The Metaphysics of
Islam, dan Islam and Secularism yang didalamnya membahas tentang konsep
keadilan yang diangkat dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah hasil dari pengumpulan oleh orang lain dengan
maksud tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut
keperluan mereka yang peneliti gunakan mengenai konsep keadilan.

4. Teknik Pengumpulan Data


Proses pertama yang harus digunakan untuk memperoleh data yang
valid adalah dengan mengumpulkan berbagai sumber yang berkaitan dengan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, terutama dalam pemikirannya tentang
adab. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan dokumen.
Dokumen merupakan catatan historis yang dalam hal ini berupa tulisan,
gambar, karya-karya monumental dari seseorang.5 Dalam penelitian kualitatif,
data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang sampai datanya jenuh.6 Dalam pengumpulan data
5
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 24.
6
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif ..., h. 129.
penulis mencoba untuk menggali sumber-sumber kepustakaan, sumber-
sumber yang ada dibaca dan difahami untuk mendapatkan data sesuai dengan
fokus penelitian.

Tahap awal dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah


menemukan topik permasalahan, setelah itu peneliti mengumpulkan data
yang terkait dengan objek seperti membaca buku-buku Syed Muhammad
Naquib Al-Attas ataupun membaca buku yang berkaitan dengan konsep
keadilan. Setelah itu peneliti membaca keseluruhan data secara ulang. Tahap
selanjutnya, peneliti mencermati keseluruhan data untuk ditandai sesuai
dengan rumusan masalah penelitian. Data kemudian ditela’ah dan diteliti
untuk diklarifikasi sesuai dengan keperluan pembahasan. Data yang ada
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisa deskriptif sebagai
bahan bedah untuk mengungkapkan fakta penelitian yang telah diperoleh.
Tahap akhir adalah menyusun data tersebut secara sistematis.

5. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara


sistematis.7 Dalam penulisan proposal ini teknik analisis datanya
menggunakan metode deskripsi. Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti objek, baik berupa nilai-nilai budaya manusia, sistem
pemikiran dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis dan objekif mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan antara unsur-unsur yang ada atau suatu
fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap dalam menganalisis data.


Tahap pertama peneliti mereduksi data yang relevan untuk keperluan
penelitian. Tahap kedua adalah menyajikan data yang telah disusun secara
sistematis. Melalui penyajian data ini nantinya data akan terorganisasikan dan

7
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 89.
6
tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami
sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Tahap
terakhir adalah penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan
yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, Syed Muhmmad Naquib. 2015. On Justice and The Nature of Man: A
Commentary on Surah Al-Nisa’ (4):58 And Surah Al-Mu’minun (23):12-
14. Kuala Lumpur: Ta’dib International Sdn Bhd.
Arni, Jani. 2013. Metode Penelitian Tafsir. Pekanbaru: Pustaka Riau.

Raco, J.R. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo. Dikutip dari


http://books.google.co.id/

Sugiono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai