Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT memiliki peranan dalam
kehidupan, selain sebagai hamba, juga manusia sebagai khalifah. Peran sebagai
hamba diwujudkan dengan ibadah dan mendekatkan diri dengan Allah SWT
sebagai bentuk pengabdian. Sebagai khalifah, manusia juga memiliki cara untuk
bertahan dan melanjutkan kehidupan dengan keturunan, bahkan menikah juga
diasumsikan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Pernikahan secara etimologi adalah al-dhammu

yang

berarti

menghimpunkan atau mengumpulkan (al-Husaini, t.t.:36). Menikah merupakan


sunah nabi, meskipun hukum menikah sendiri bagi umat Islam ditentukan oleh
tujuannya, menikah bisa menjadi wajib, sunah, mubah, bahkan haram pada
dasarnya disesuaikan oleh niat manusia untuk menikah (Alhamdani, 1985:20).
Kompleksitas kehidupan manusia menimbulkan beberapa masalah dalam
pernikahan. Beberapa masalah yang ada dalam pernikahan tidak hanya
disebabkan oleh faktor internal manusianya saja, akan tetapi tidak sedikit faktor
eksternal juga mempengaruhi, di antara faktor eksternal yang berkembang di
masyarakat adalah masalah yang ditimbulkan oleh gejala sosial. Antara lain
pernikahan di bawah umur, nikah siri, dan poligami.
Masalah yang menjadi sasaran penelitian penulis adalah poligami.
Perdebatan soal poligami yang selama ini terjadi, telah menyita perhatian umat
Islam, karena poligami dihubungkan dengan budaya Islam bahkan sunah nabi.
Secara historis praktek poligami sudah ada sejak zaman pra-Islam. Poligami

dipraktekkan secara luas di kalangan masyarakat Yunani dan agama Kristen


sebagaimana di dalam kitab Injil tidak ditemukan larangan Yesus melarang
poligami tetapi setelah kekeristenan direvisi sesuai dengan doktrin Paulian yang
memperkenalkan konsep monogami ke dalam filsafat Kristen maka praktek
poligami berubah monogami (Philips dan Jones, 2005:14-15). Di Jazirah Arab
sendiri sebelum Islam, masyarakat telah mempraktekan poligami, bahkan tidak
ada jumlah tertentu mengenai banyaknya isteri (al-Kurdi, 1995:23).
Setelah Islam memberi kebebasan dan mengangkat derajat wanita dalam
Islam, timbul pula berbagai sangkaan tentang kedudukan sebenarnya kaum wanita
dan poligami dalam Islam. Sebenarnya tidak ada masalah baru dalam Islam,
praktek poligami sesuai yang disampaikan di atas, sudah ada semenjak zaman praIslam. Tapi yang perlu diperhatikan adalah pembaruan jika sekarang ini poligami
menjadi masalah kontemporer dalam Islam.
Banyak tokoh yang memberi pandangan tentang poligami dari berbagai
aspek yang berkaitan dengan wanita. Pendapat hukum poligami secara garis besar
dapat di bagi dalam tiga (3) kelompok, yaitu: Pertama, textualists, yang
membolehkan poligami secara mutlak berdasarkan literal ayat bahwa Islam
mengizinkan poligami dan membenarkan pendapatnya dengan mengacu pada
praktek Nabi Muhammad SAW. Kedua, semi-textualists, bahwa poligami hanya
diperbolehkan dengan syarat-syarat dan dalam kondisi-kondisi tertentu. Ketiga,
contextualists, percaya bahwa poligami dilarang dengan menafsirkan ayat secara
komprehensif dan kontekstual (Nurmila, 2009:42-43).
Muhammad Abduh adalah seorang guru besar pada masanya. Ia sangat
mencintai ajaran agamanya. Tapi ia memiliki kecenderungan menolak ajaran
poligami meskipun pendapatnya bertentangan dengan tradisi lingkungannya pada

saat itu. Padahal, ulama-ulama sebelumnya sepakat bahwa hukum asal poligami
adalah mubah.
Berangkat dari pendapat Muhammad Abduh yang kontroversi dengan
pendapat jumhur ulama dan ulama-ulama sezamannya, maka menjadi sangat
penting kiranya masalah ini diteliti lebih mendalam melalui skripsi ini, sebagai
kontribusi dan kajian ulang pemikiran dalam pengembangan kajian yang bersifat
kontemporer.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, masalah penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana hukum poligami menurut Muhammad Abduh di dalam Tafsir alManar?
2. Bagaimana konsep adil berpoligami menurut Muhammad Abduh di dalam
Tafsir al-Manar?
3. Bagaimana relevansi poligami menurut Muhammad Abduh dengan UU No.
1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hukum poligami menurut Muhammad Abduh di dalam
Tafsir al-Manar
2. Untuk mengetahui konsep adil berpoligami menurut Muhammad Abduh di
dalam Tafsir al-Manar
3. Untuk mengetahui relevansi poligami menurut Muhammad Abduh dengan

UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)


D. Kegunaan Penelitian
Bila tujuan penelitian dapat tercapai maka hasil penelitian akan memiliki
kegunaan yang bersifat ilmiah dan kegunaan yang bersifat praktis.
1. Kegunaan secara ilmiah, yaitu penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan referensi bagi para peneliti lain yang
memperdalam studi tokoh dan pemikirannya, khususnya pandangan Abduh
tentang poligami dalam tafsirnya, yakni Tafsir al-Manar, dan lebih khusus
surat an-Nisa ayat 3.
2. Kegunaan secara praktis, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran atau khazanah ilmu pengetahuan yang berarti dalam
pemahaman masalah poligami baik hukum Islam maupun hukum positif di
Indonesia khususnya pada Program Studi Akhwal al-Syakhsiyyah (AS)
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Waktu Penelitian
Penulis memprediksi bahwa waktu yang dibutuhkan dalam penelitan ini
sekitar tiga bulan. Hal ini mencakup waktu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan
skripsi. Secara garis besar waktu yang dibutuhkan penulis dapat dirinci dalam
tabel berikut.

WAKTU
No

Aktivitas

Juli
1

Agustus
4

September
5

1.

Penyusunan
Proposal

2.

Bimbingan
Proposal

3.

Perbaikan
Proposal

4.

Seminar
Proposal

5.

Penelitian

6.

Pengolahan
Data

7.

Penyusunan dan
Bimbingan skripsi

8.

Sidang
Skripsi

9.

Perbaikan
Akhir

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara
faktual dan cermat. Menurut Subana menyatakan bahwa ..penelitian deskriptif
adalah penelitian yang tidak hanya sampai kepada pengumpulan dan penyusunan
data-data tetapi meliputi penafsiran analisa terhadap data yang dipakai (Subana,
2001: 26). Dengan metode ini penulis mendeskripsikan isi Tafsir al-Manar,
khususnya surat an-Nisa ayat 3 mengenai pandangan Abduh tentang poligami.

Kemudian hasil dari deskripsi tersebut dianalisis agar diperoleh suatu kejelasan
mengenai pandangan Abduh tentang poligami.
3. Sumber Data
Karena penelitian ini merupakan studi terhadap pemikiran seorang tokoh,
maka data-data yang dipergunakan lebih merupakan data pustaka. Ada dua macam
data yang dipergunakan, yakni data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari objek yang diteliti. Jadi data
primer dari penelitian ini adalah penafsiran Muhammad Abduh yang dituangkan
dalam bentuk buku yang ditulis oleh Abduh sendiri, yaitu Tafsir al-Manar.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga penulis tinggal
mencari dan mengumpulkan untuk digunakan sebagai pendukung data primer.
Pada umumnya, data sekunder ini sebagai penunjang data primer. Dalam hal ini
seluruh karya buku, artikel, tulisan ilmiah, yang berkaitan dengan pokok
penelitian serta interpretasi pihak lain terhadap pemikiran Muhammad Abduh
termasuk ke dalam data sekunder.
4. Teknik Pengumpulan Data
Secara umum, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian
ini dilakukan dengan cara penelaahan teks, terutama studi kepustakaan (Library
Research). Untuk lebih jelasnya teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Pengumpulan Data
Penulis dalam hal ini mengumpulkan berbagai sumber yang bisa
dijadikan referensi berupa kitab-kitab, buku-buku yang berkaitan dengan pendapat
Muhammad Abduh tentang poligami.
b. Pengolahan Data
Salah satu pengumpulan data yang di tempuh adalah melalui studi
kepustakaan

(Library

Research)

yang

tentunya

dalam

hal

ini

penulis

mengumpulkan dan menghimpun data-data penelitian berdasarkan karya buku,

artikel, tulisan ilmiah, yang berkaitan dengan pokok penelitian serta interpretasi
pihak lain berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
c. Klasifikasi Data
Yaitu penyusunan bersistem dalam kelompok menurut standar atau jenis
data. Klasifikasi ini bertujuan untuk menggolongkan data primer dan data
sekunder, yakni berupa bahan pustaka yang berhubungan dengan permasalahan
yang terdapat dalam penelitian ini.
d. Inventarisasi Data
Yaitu melakukan analisis terhadap data yang telah diklasifikasi dengan
menginventarisasi berbagai sumber yang berhubungan dengan pandangan
Muhammad Abduh tentang poligami. Analisis ini dilakukan dengan mencari katakata kunci dalam teori yang digunakan

dan diperhatikan posisinya secara

kontekstual.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (Moleong,
2000:103). Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
melakukan analisis data secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah suatu
upaya yang dilakukan terhadap pengolahan data yang ada dengan memilah-milah,
mencari dan kemudian menemukan hal-hal yang penting yang dapat menjawab
permasalahan-permasalahan yang ada.
Karakteristik metode penelitian ini dijadikan acuan dalam seluruh proses
penelitian, sesuai dengan landasan pemikiran yang dikemukakan oleh Lexi
Moleong bahwa penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah atau

konteks dari suatu keutuhan (entity) dan mengandalkan manusia sebaga alat
penelitian, memanfaatkan metode kualitatif dan mengadakan analisis data secara
induktif (Moleong, 1996: 4-5).
Tatang M. Amirin mengatakan bahwa ...analisa data kualitatif yaitu data
yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung (Amirin, 1995:
134).
Pengolahan data diperlukan dalam sebuah penelitian supaya data yang
diperoleh tidak mentah tetapi bahan yang siap pakai dan difahami. Diantara
teknik analisa data yang peneliti pergunakan, diantaranya :
a. Unitisasi Data
Yaitu pemerosesan satuan, dan yang dimaksud satuan adalah bagian terkecil
yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri. Dalam unitisasi
data ini penulis lakukan dengan cara:
1) Membaca serta menelaah secara teliti seluruh jenis data yang telah
terkumpul.
2) Mengidentifikasi satuan-satuan informasi terkecil yang dapat berdiri
sendiri, artinya satuan itu dapat ditafsirkan tanpa memerlukan
informasi tambahan.
b. Kategorisasi Data
Yaitu menyusun kategori yang dilakukan dengan cara mengelompokkan
data-data yang terkumpul dan saling keterkaitan atas dasar pikiran institusi,
pendapat atau kriteria tertentu.
c. Penafsiran Data

Penandaan ini akan dilakukan dengan cara penafsiran-penafsiran yang logis


berdasarkan data-data yang terkumpul selama penelitian, sedangkan tujuan dari
penafsiran data ini adalah deskripsi semata dalam hal ini hendak diuraikan
pemikiran Muhammad Abduh tentang poligami.

Anda mungkin juga menyukai