Oleh:
Muhammad Iswin
NIM : 2250100018
Dosen:
Dr. Anhar, M. A.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam penelitian kepustakaan, antara lain:
Adapun definisi penelitian kepustakaan menurut para ahli, antara lain adalah sebagai
berikut;
Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang lebih memerlukan olahan filosofis dan teoritis
daripada uji empiris dilapangan. Karena sifatnya yang teoritis dan filosofis , penelitian
kepustakaan lebih sering menggunakan pendekatan filosofis (philosophical approach)
dibandingkan pendekatan yang lain. Metode penelitian kepustakaan mencakup sumber data,
pengumpulan data, dan analisis data.
Mardalis
Pada hakekatnya data yang diperoleh melalui penelitian perpustakaan bisa dijadikan landasan
dasar dan alat utama bagi pelaksanaan penelitian lapangan. Mardalis juga mengemukakan
bahwa penelitian ini sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder.
Penelitian pemikiran tokoh merupakan penelitian yang berupaya untuk menggali atau
memahami pemikiran tokoh tertentu melalui karya-karya yang ditinggalkannya. Karya
tersebut dapat berbentuk buku, surat, pesan atau dokumen-dokumen lain yang menjadi
cermin atas pemikirannya.
Akan tetapi, apabila tokoh yang akan dikaji pemikirannya tersebut tidak
meninggalkan karya, maka untuk mendapatkan data penelitian, peneliti harus melibatkan
berbagai pihak yang terkait dengan tokoh yang ingin diteliti.
Peneliti biasanya harus mencantumkan alasan akademik yang sangat ilmiah berkaitan
dengan ketertarikannya untuk mengkaji pemikiran tokoh tertentu. Salah satu pertimbangan
dalam mengkaji pemikiran tokoh tertentu ialah karya-karya yang ditinggalkannya, baik
secara kualitas maupun kuantitas.
Buku teks yang dimaksud dalam hal ini menakup buku pelajaran (SD, MI, SMA, MA,
SMK, dan buku-buku referensi di perguruan tinggi). Penelitian berbasis analisis buku teks
terhadap buku-buku pelajaran disekolah biasanya bersifat evaluasi guna mengukur relevansi
materi pelajaran dengan perkembangan mutakhir.
3. Kajian Sejarah
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan
pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eyewitness) yang berupa
kejadian,orang atau benda-benda lainnya.
2. Data pustaka bersifat ‘siap pakai’ (ready made). Ini artinya yaitu peneliti tidak pergi
kemana mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah
tersedia di perpustakaan.
3. Data pustaka umumnya berupa sumber sekunder, yang berarti bahwa peneliti
mendapatkan bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di
lapangan.
4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan
informasi statis, tetap.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda ikuti dalam melakukan penelitian kepustakaan: