Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

OLEH :

AHMAD KURNIAWAN

SATRIYANTI

RACHMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah
makalah sederhana ini.

Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul ” kajian


kepustakaan,kerangka pikir, dan hipotesis

Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Makassar, 3 Desember 2021

Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Sampul .

Kata pengantar i

Daftar isi ii

Bab I 1

a. Latar belakang 1
b. Rumusan masalah .2
c. Tujuan penulisan .3

Bab II .4

a. Kajian kepustakaan .4
b. Kerangka pikir 10
c. Hipotesis .13

Bab III 23

a. Kesimpulan . 23
b. Saran 23

Daftar pustaka . 24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan. Untuk dapat memberikan deskripsi
teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori
yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti
jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks,
makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi
pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-
temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan
sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan
kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang
sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta
sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu
pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan
atau kerangka pemikiran yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang
dikaji.

1
Kerangka pemikiran berbeda dengan sekumpulan informasi atau hanya
sekedar sebuah pemahaman. Lebih dari itu kerangka pemikiran adalah sebuah
pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah
pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran
selanjutnya. Untuk mendapatkan sebuah kerangka pemikiran akan suatu hal
bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak
menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar
informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah pemikiran
yang cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap maqlumat tsabiqah
(informasi ) yang dimilikinya dan berupaya dengan keras menyimpulkan
sesuatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan.
Hipotesisi yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga
salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-
faktor membenarkannya, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil
penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga
dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi
sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil
dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas
dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan
yang dilakukan sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan kajian kepustakaan ?
2. Jelaskan apa yang di maksud dengan kerangka berfikir ?
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan hipotesis ?

2
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan dapat mendeskripsikan tentang kajian kepustakaan dalam
penelitian
2. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang kerangka berfikir dalam
penelitian
3. Mengetahui dan mendeskripsikan tentang hipotesis dalam penelitian

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Kepustakaan
1. Pengertian kajian kepustakaan
Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian kepustakaan, Karena teori
secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Ada
beberapa ahli yang mendefenisikan kajian kepustakaan di antaranya;
 Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi
literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung
penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana
terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi
yang diperlukan diperoleh.
 Menurut Pohan (2007:42) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka)
bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori,
metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di
dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman
sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan.
Selain itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya
pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat.
 Nyoman Kutha Ratna (2010: 276), memiliki tiga pengertian yang
berbeda.
 Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah
dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun
sebagai koleksi pribadi.

4
 Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan
teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian
pustaka dengan kerangka teori.
 Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus
berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.
Nah dari beberapa pendapat ahli yang di paparkan di atas maka kita dapat
menyimpulkan bahwa kajian kepustakaan adalah bahan-bahan bacaan
yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang
digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
2. Cara Menyusun Kajian Pustaka
Menurut cara penyajiannya, kajian kepustakaan dapat dibedakan menjadi dua
macam;
Sesuai dengan Tahun Penelitian
 Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis
dengan pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu
dalam menentukan objektivitas penelitian seperti dilakukan dalam
berbagai analisis persepsi masyarakat.
 Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan
penelitian dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai
penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih baik dengan
pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru berbeda
dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi
paling kuat yang mengantarkan peneliti untuk melakukan penelitian
selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya duplikasi.

5
Selain kedua jenis di atas, menurut Ratna, 2010: 278 terdapat dua cara
penyajian kajian kepustakaan yang berbeda yaitu ;
 Penyajian kajian Pustaka secara Deskriptif
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa
menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa
analisis akan diuraikan pada bab berikutnya.
 Penyajian Kajian Pustaka secara Deskriptif dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis selain
berbentuk deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbedaan dan
persamaannya.
Penyusunan kajian pustaka meliputi beberapa langkah sebagai berikut;
 Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait
 Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan
 Menyusun kajian kepustakaan berdasarkan hasil analisis terhadap karya
ilmiah sebelumnya yang relevan.
Sedangkan menurut Donald Ary dan Creswell berikut langkah-langkah
menentukan kajian kepustakaan
 Mengidentifikasi kata kunci topik penelitian.
 Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, baik
lewat sumber jurnal, buku, prosiding, dan lainnya.
 Mencatat hasil bacaan dengan membuat peta literatur urutan dan
keterkaitan topik penelitian serta referensi bibliografi.
 Membuat ringkasan literatur degan lengkap berdasarkan peta literatur,
sesuai urutan dan keterkaitan topik setiap variabel.
 Membuat kajian pustaka dan menyusunnya secara tematis berdasarkan
teori dan konsep penting terkait topik dan variabel penelitian.

6
 Di bagian akhir literature review, sisipkan pandangan umum terkait topik
berdasarkan literatur. Jelaskan juga orisinalitas dan kepentingan topik
penelitian yang akan dilakukan.
3. Fungsi Kajian Pustaka
Berdasarkan dari buku Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan
karya Prof. Dr. H. Pimako Setyosari, M. Ed (2013: 123), literature review
atau kajian kepustakaan memiliki beberapa fungsi, yaitu;
 Membantu peneliti untuk membatasi bidang kajian.
 Membantu peneliti menempatkan masalah sesuai perspektif.
 Menghindari replikasi tentang penelitian serupa sebelumnya.
 Mengaitkan ide dan teori dengan penerapan.
 Memahami struktur isi.
4. Sumber Kajian Pustaka
Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperoleh kajian kepustakaan (teori-teori yang relevan);
 Buku Teks
Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan
interval yang tidak tentu (Nazir, 2005: 106). Buku teks berkenaan dengan
suatu bidang ilmu yang isinya menyeluruh dan biasanya digunakan
sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.
 Jurnal
Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil
seminar yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005:
106). Jurnal yang berisi hanya ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang
dinamakan review journal atau abstract journal. Review journal adalah
majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat dalam suatu
cabang pengetahuan.Abstract journal adalah majalah ilmiah yang berisi

7
singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel-
artikel pada jurnal-jurnal terbaru.
 Periodical
 Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang
diterbitkan secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau
swasta yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan.
 Yearbook
Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang
diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang
diterbitkan setiap tahun. Ada kalanya tiap tahun yearbookyang
dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
 Buletin
Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah
pendek yang diterbitkan secara berkala yang berisi catatan-catatan ilmiah
ataupun petunjuk-petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional.
Biasanya dikeluarkan oleh lembaga negara ataupun oleh himpunan
profesi lilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika bulletin
berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.
 Circular
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan
oleh lembaga negara atau swasta seperti universitas, lembaga penelitian,
dinas-dinas dan sebagainya (Nazir, 2005: 108).Circular diterbitkan
dengan interval tidak tentu.
 Leaflet
Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan
oleh lembaga negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.
 Annual Review

8
Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah
diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau.
Dalam menggunakan annual review, dimulai dengan mencariannual
review terbaru kemudian mundur ke jilid-jilid sebelumnya.
 Off Print
Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang
terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off
print.
 Reprint
Reprint merupakan satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu
majalah ilmiah kemudian dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan
diberi sampul.
 Recent Advance
Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah
ilmiah yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review
journals.
 Bibliografi
Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-
judul artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut
diberikan judul, pengarang, tahun penerbitan, nama penerbitan serta
halaman dari sumber mana artikel tersebut dimuat. Bibliografi ini
merupakan buku referensi pada perpustakaan. Pembaca dengan membaca
buku ini memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang berguna
dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana
artikel tersebut dapat diperoleh.
 Handbook
Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau
swasta yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah

9
tertentu, ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook
ini bisa saja mempunyai pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi
dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005: 110).
 Manual
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan
sesutau secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik
dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar
(Nazir, 2005: 110).
B. Kerangka Pikir
1. Pengertian pikir
Kerangka pikir merupakan model konseptual akan teori yang saling
berhubungan satu sama lain terhadap berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Ada beberapa pendapat ahli
mengenai defenisi dari kerangka pikir di antaranya;
 Polancik (2009), kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang
berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik
menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian.
 Eecho yang mengartikan kerangka berpikir sebagai dasar pemahaman
yang akan mempengaruhi dasar pemahaman orang lain. Dengan kata lain,
kerangka berpikir dapat diartikan pula sebagai pondasi dasar dari semua
pemikiran.
 Purnomo (1998 ), bahwa kerangka berfikir menjelaskan gejala yang
menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berfikir disusun berdasarkan
tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berfikir juga
merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis.argumentasi
itu harus analisis, sistematiss, dan menggunakan teori yang relevan.

Dari beberapapendapar ahli di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa


kerangka pikir adalah landasan berpikir yang akan membantu dalam

10
mengembangkan kajian. Secara umum Kerangka Berfikir merupakan
konseptuan mengenai bagaimana satu teori berhubungan di antara beberapa
faktor yang telah di identifikasikan penting terhadap masalah penelitian.
Dalam kerangka pemikiran, penelitian harus menguraikan konsep atau
variabel penelitian secara lebih terinci. Tidak hanya mendefinisikan variabel,
tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara variabel. Dalam menguraikan
pemikirannya peneliti tidak sekedar memfokuskan variabel penelitiannya
saja tetapi juga harus menghubungan konsep penelitian dalam kerangka yang
lebih luas lagi.

Dalam dalam suatu kerangka pikir, hal inti yang perlu dikemukakan ialah
hubungan antara variabel yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut ;

 Mengemukakan bagaimana hibungan variabel bebas dan variabel


terikatnya, hubungan ini harus memperoleh pengakuan atau
dukungan secara ilmiah.
 Harus ada penjelasan gamblang mengapa kita memikirkan hubungan
tersebut berlaku. Cara yang paling mudah ialah mengutip kesimpulan
dari penelitian orang lain yang relevan dengan variabel penilitian
yang dikaji.
 Bila sifat dan arah hubunhgan dapat diteorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan
mengenai apa hubungan akan positif atau negatif.
Kerangka berfikir dapat berupa kerangka teori dan kerangka penalaran
logis. Kerangka teori tersebut merupakan uraian ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori tersebut dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Kerangka berfikir bersifat operasional, yang diturunkan dari satu
atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis.

11
Apabila kerangka berfikir berupa kerangka teori, tugas peneliti dalam
tahap ini adalah menyistematisasikan teori-teori yang berkembang untuk
digunakan dalam penelitian tersebut.
2. Penyusunan dalam Kerangka pikir
Ada 2 bentuk penyusunan dalam kerangka pemikiran yaitu;
 Kerangka pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang Akan
dijadikan dasar dalam penelitian. Variabel penelitian dijelaskan
secara mendalam dan relevan dengan permasalahan penelitian,
sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian.
 Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat dalil-dalil teori dan konsep-
konsep tetapi hanya merupakan sintesis teori dalil dan konsep yang
dijadikan dasar dalam penelitian dan digambarkan dalam bentuk
hubungan variabel yang di gunakan dalam penelitian, namun variabelnya
tidak dijelaskan secara mendalam.

Kerangka pemikiran dikatakan baik apabila dapat mengidentifikasi


variabel yang penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan
secara logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel.

Adapun teknis penyusunan dalam kerangka pikir, agar Kerangka pikir


dapat dipahami dan diterima oleh pembaca, maka kerangka berfikir
sebaiknya harus dibuat sendiri oleh peneliti dan bukan orang lain, yakni
dengan memberikan argumentasi berdasarkan teori dan penelitian
terdahulu yang mempunyai relevansi dengan objek yang diteliti.
Beberapa unsur dalam kerangka berfikir yaitu konsep, proporsi, variabel,
teori, hipotesa dan definisi operasional.

Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara ilmiah, maka


diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

12
 Merumuskan konsep-konsep.
 Merumuskan proporsi.
 Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti.
 Merelevasikan teori yang dipakai dengan objek masalah.
 Mempersiapkan rancangan hipotesis yang disusun.
 Membuat devinisi operasional.

Adapun kesalahan kesalahan dalam penggunaan kerangka pikir, Terdapat


beberapa kesalahan umum dalam menggunakan landasan teori yaitu:

 Peneliti melakukan penyajian ulang yang tergesa-gesa terhadap


kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
 Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.
 Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan penelitian
yang dibacanya dalam jurnal penelitian, hingga mengabaikan
informasi berharga seperti metode, pengukurannya, dan sebagainya.
 Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-teori yang terdapat
dalam surat kabar, majalah popular
 Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam menerapkan
keputusan
 Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat dipakai sebagai
referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
 Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang sebenarnya tidak
relevan dengan masalah yang diteliti.
C. Hipotesis
1. Pengertian hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar)
dan tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang
ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru

13
akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti. Adapun definisi
hipotesis menurut para ahli, yaitu:
 Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan
yang diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang
diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini
hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan masalah, karena perumusan
masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada
hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis
haruslah berdasar pada teori dan empiris.
 Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
 Suharsimi Arikunto (1995: 71), mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai
alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika
yang diajukan dalam penelitiannya.

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti
telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama dan menetapkan
anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut hipotesis. Secara garis
besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut;

 Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja


penelitian.
 Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta
yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
 Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-
berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang
menyeluruh.

14
 Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.
2. Jenis-jenis hipotesis
Hipotesis di bagi menjadi beberapa jenis di antaranya;
 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan
mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau secara negatif
antara dua variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga
sering disebut sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang akan
diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu hipotesis tentang hubungan dan hipotesis
tentang perbedaan. Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang
menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih,
mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu;
 hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
 hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
 hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal
balik.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang
menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang
berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian
komparatif dan eksperimen.
 Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori
rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu
 Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain.

15
Contohnya, Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa SD.
 hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain.
Contohnya, Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu;
a) Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang
diajukan oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan
dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independent
memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel
dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan metode inkuiri
lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
b) Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah
hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak
belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap
variabel dependent. Frankel dan Wallen (1990: 42) menyatakan
bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian
yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh
penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat
terhadap prestasi belajar siswa.
 Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan menjadi
hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis
yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.

16
Sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-
bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi (KSE) orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMA.
Contoh hipotesis minor :
 Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMA.
 Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA,
 Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.
3. Karakteristik hipotesis yang baik
Yatim Riyanto (1996: 16) berpendapat bahwa ebenarnya nilai atau
harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian
empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis yang
akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”. Ada beberapa kriteria tertentu
yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
karakteristik hipotesis di antaranya;
 Menurut pendapat Donald Ary, (Arief Furchan, 1982: 126-129 dan Yatim
Riyanto, 1996: 16) karakteristik hipotesis meliputi;
 Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, suatu hipotesis harus
merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang
seharusnya dijelaskan atau diterangkan.
 Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada
diantara variabel-variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi
hubungan antara dua variabel atau lebih.

17
 Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang diajukan peneliti harus
bersifat testability, artinya terdapat kemampuan untuk diuji.
 Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah
ada. Hipotesis hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau
hokum-hukum yang sebelumnya sudah mapan.
 Hipotesis hendaknya sederhana dan seringkas mungkin.
 Menurut pendapat John W. best (1977) dalam Yatim Riyanto (1996: 16)
karakteristik hipotesis meliputi;
 Bisa diterima oleh akal sehat.
 Konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui.
 Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji.
 Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas.
 Menurut pendapat Borg dan Gall (1979: 61-62) dalam Yatim Riyanto
(1996: 16) dan Suharsimi Arikunto (1995: 64-65 karakteristik hipotesis
meliputi;
 Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.
 Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau
dasar-dasar teoritis dan hasil penemuan terdahulu. Walaupun
hipotesis baru merupakan jawaban atau dugaan yang harus diuji
kebenarannya, dan dari pengujiannya itu ada kemungkinan
terbukti atau tidak, namun peneliti tidak boleh sembarang
menduga. Pemilihan alternatif dugaan tersebut harus dilakukan
secara professional ilmiah yang disertai dengan argumentasi yang
kokoh.
 Hipotesis harus dapat diuji. Berdasarkan criteria ini peneliti
dituntut agar mampu mencari data yang akan digunakan untuk
membuktikan hipotesisnya.

18
 Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat. Berdasarkan
criteria ini hipotesis tidak boleh menggunakan kiasan kata yang
tidak atau kurang bermakna. Hipotesis merupakan pernyataan
suatu kebenaran. Agar kebenaran tersebut dapat dengan cepat dan
mudah dipahami maka sudah selayaknya kalau rumusannya
singkat dan padat.
 Pendapat lain mengatakan bahwa cirri-ciri hipotesis yang baik, yaitu :[6]
 Hipotesis harus menyatakan hubungan.
 Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
 Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan.
 Hipotesis harus dapat diuji.
 Hipotesis harus sederhana.
 Hipotesis harus bias menerangkan fakta.
4. Perumusan hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu
tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis
dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika
melakukan telaah pustaka.
Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri.
peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-
hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti
harus;
 Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan
dengan cara banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

19
 Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-
tempat, objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain
dalam masalah yang sedang diselidiki.
 Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan
keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang
bersangkutan.

Perumusn hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut indrianto


dan supomo ( 2002: 77) antara lain dengan mempertimbangkan criteria
kreteria tertentu sebagai acuannya dan penjelasan sebagai berikut :

 Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian


Tujuan penekitian adalah memecahkan masalah atau utuk menjawab
pernyataan penelitian hipotesis dalam penelitian kuantitaf, merupakan
jawaban rasiional yang deduksi dari konsef konsef dan teori teori yang
sudah ada
 Berupa perfnyatan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji secara
empiris.
Tujujan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah menguji teoritis dan
hipotesis maka akar dapatt diuji , hiotesis harus menyatakan secara jelas
pariabel variabal yang di teliti atau berupa duaaamn tettentu pada
hubungan antar dua variable
 Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan teori-
teori lebih kuat jika dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa
teori kemungkinan saling bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori
yang satu lebih kuat dengan teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan
oleh peneliti harus mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat,
dari pada alternatif. Dapat terjadi hipotesis lainnya kemungkinan
dikembangakan melalui teori tgeori yang lainnya

20
Pendapat lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis
itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
 Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
 Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
 Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
 Hipotesis hendaklah dapat diuji.
5. Pengujian hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al (dalam Arief
Furchan, 1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji
hipotesis, peneliti perlu;
 Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila
hipotesis itu benar.
 Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan,
eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan
apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
 Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah
hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan


uji hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan
memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti
adalah data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian
hipotesis ini adalah ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu
populasi yang didukung dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji
kebenarannya. Langkah selanjutnya yaitu membuat keputusan untuk
menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti tersebut.

21
Suatu uji hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang
dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang
diajukan peneliti ditolak karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan
disebabkan oleh suatu kebetulan namun didukung dengan data yang ada di
lapangan. Dan dapat pula karena hipotesis pendamping, hasil statistiknya
didukung atau diterima sebagai hal yang benar. Maksudnya dalam suatu
hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha), jika salah
satu ditolak, maka yang lainnya pasti diterima sehingga dapat dibuat
keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak, dan Ha = diterima.

Dan suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan


dari hasil kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika
menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan
dari proses pengkajian pustaka hanya disebabkan oleh kesalahan tidak
disengaja waktu mengambil data di lapangan. Atau hipotesis riset yang telah
diajukan peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung
oleh informasi yang ada.

Untuk itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya dalam makalah ini bahwa


dalam merumuskan hipotesis terdapat dua pilihan peneliti, yakni menerima
keputusan seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau mengganti hipotesis
seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kajian Pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan
objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian yang dikaji.
Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang
menggambarkan alur pikiran penelitian dalam memberikan penjelasan kepada
orang lain, mengapa dia mempunyai anggapan seperti yang diutarakan dalam
hipotesis. Karena kerangka pemikiran yang bisa meyakinkan sesama ilmuan,
adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir
yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di
mana jawaban tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris.
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk
hipotesis yang diajukan, tetapi bertuan menemukan fakta yang ada dan terjadi
di lapangan.
B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Karenanya penulis menerima kritikan dan saran yang membangun
untuk kebaikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://mandala-manik.blogspot.com/2010/01/kerangka-pemikiran-dan-hipotesis.html

http://rheeviie.blogspot.com/2017/10/kajian-pustaka-dan-hipotesis.html

http://ismiainilathifah.blogspot.com/2016/12/metodologi-penelitian-pengertian.html

https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/

https://idaauliamawaddah.blogspot.com/2016/10/makalah-hipotesis-penelitian.html.

24

Anda mungkin juga menyukai