Anda di halaman 1dari 13

Jenis Penilaian Formatif

Observasi (Pengamatan)
Semakin banyak yang kita ketahui mengenai siswa, maka semakin kita bisa bantu mereka.
Observasi, atau terkadang disebut sebagai “menonton anak-anak”, dapat membantu guru untuk
menentukan apa yang diketahui dan tidak diketahui oleh siswa. Terdapat banyak alat ukur dan
teknik yang dapat digunakan oleh para guru untuk mencatat data yang bermanfaat mengenai
pembelajaran siswa, di antaranya adalah sebagai berikut:

Catatan Anekdot: merupakan catatan singkat yang ditulis sewaktu pelajaran saat para siswa
sedang bekerja dalam kelompok maupun secara individual, ataupun setelah pelajaran usai. Guru
melakukan refleksi terhadap sebuah aspek tertentu dari pembelajaran (misalnya, perihal
menyortir bentuk geometris secara benar) dan membuat catatan mengenai kemajuan siswa
menuju pencapaian atau penguasaan dari target belajar tersebut. Guru dapat membuat sebuah
lembar isian untuk mengorganisir catatan ini sehingga dapat dengan mudah digunakan untuk
menyesuaikan instruksi yang diberikan berdasarkan kebutuhan siswa.

Buku Catatan Anekdot: Ada kemungkinan guru menginginkan untuk menyimpan sebuah buku
catatan yang berisi lembar isian observasi atau sebuah buku yang dibagi menjadi beberapa
bagian untuk masing-masing siswa. Dengan metode ini, seluruh observasi mengenai seorang
siswa secara individual berada dalam 1 tempat dan dapat memberikan gambaran mengenai
pembelajaran siswa sejalan dengan waktu.

Kartu Catatan Anekdot: Guru dapat membuat sebuah map dengan kartu catatan berukuran
12,5 cm x 17,5 cm untuk masing-masing siswa. Map ini berguna bagi guru SMP dan SMA karena
merupakan cara praktis untuk mencatat hasil observasi siswa pada berbagai kelas yang berbeda.

Label atau Catatan Tempel (Sticky Notes): Guru dapat membawa sebuah papan jalan
(clipboard) dengan selembar label atau setumpuk sticky notes, lalu melakukan observasi
sewaktu mereka berjalan mengelilingi kelas. Seusai kelas tersebut, label atau sticky notes dapat
ditempelkan pada buku catatan observasi pada bagian siswa yang bersangkutan.

Metode apapun yang digunakan untuk mencatat hasil observasi mengenai pembelajaran para
siswa, yang paling penting adalah untuk menggunakan data yang telah dikumpulkan agar dapat
menyesuaikan instruksi yang diberikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan para siswa.

Tautan (link) mengenai Observasi:

Observasi siswa
http://www2.scholastic.com/browse/article.jsp?id=3749065
Metode untuk mendokumentasi kemajuan siswa
http://newteachersupport.suite101.com/article.cfm/methods_for_documenting_student_progr
ess

Catatan anekdot
http://www.saskschools.ca/curr_content/saskatoonint/1/Anecdotal.html

Questioning (Bertanya)
Bertanya dengan menggunakan pertanyaan yang lebih baik akan memberikan kesempatan pada
siswa untuk berpikir lebih dalam serta memberikan insight atau pengertian mendalam tentang
tingkat dan kedalaman pemahaman siswa. Pertanyaan jenis ini melibatkan siswa ke dalam
sebuah dialog kelas yang mengembangkan pembelajaran siswa. Hendaknya pertanyaan yang
diberikan melampaui pertanyaan yang umumnya menuntut ingatan akan sekumpulan fakta atau
angka. Paul Black, seorang pejabat terkenal mengenai penilaian formatif, menyarankan bahwa
upaya yang lebih besar harus dilakukan untuk menyusun pertanyaan yang layak untuk diajukan:
yakni, pertanyaan yang menyelidiki isu-isu yang penting bagi perkembangan pemahaman para
siswa.” (Black et al., 2003)

Tautan (link) mengenai Questioning:

Tip untuk Guru – Mengajukan Pertanyaan yang Bagus


http://www.edb.utexas.edu/minliu/pbl/TIPS/question.html#hots

Teknik Bertanya: Strategi Berdasarkan Penelitian Bagi Para Guru


http://onramp.nsdl.org/eserv/onramp:1244/oct08_pl_tas.html

Edutopia: Cara yang Benar Untuk Bertanya di Dalam Kelas


http://www.edutopia.org/asking-students-good-questions

Mengundang Keterlibatan Siswa Dengan


http://www.redorbit.com/news/education/258931/inviting_student_engagement_with_questi
oning/

Penggunaan "Think Time" dan "Wait Time" Secara Terampil di Dalam Kelas
http://www.ericdigests.org/1995-1/think.htm
Diskusi

Diskusi di kelas bisa memberikan informasi yang banyak mengenai pembelajaran siswa dan
pemahaman mereka akan konsep-konsep dasar. Guru dapat menginisiasi diskusi dengan
mengajukan pertanyaan terbuka untuk para siswa. Tujuannya adalah untuk membangun
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Diskusi mengizinkan
siswa untuk meningkatkan wawasan dan kedalaman pemahaman mereka sembari membuang
informasi yang salah, serta memperluas dan menjelaskan pengetahuan latar yang dimilikinya
(Black dan Wiliam 1998; Doherty 2003).

Dengan mengaktivasi siswa sebagai sumber pembelajaran bagi satu sama lain, terdapat
kemungkinan adanya manfaat yang paling besar di antara jenis intervensi pendidikan yang
lainnya (Slavin, Hurley and Chamberlain 2003). Guru dapat menilai pemahaman siswa dengan
mendengarkan jawaban mereka dan dengan membuat catatan anekdot. Untuk mempersiapkan
siswa mengikuti diskusi, guru bisa meminta siswa menyelesaikan bagan pembuatan keputusan
atau Decision Making Chart.

Tautan (link) mengenai Diskusi:

Sepuluh Teknin untuk Menjadikan Diskusi Kelas Lebih Berenergi


http://web.grcc.edu/CTL/faculty%20resources/ten_techniques_for_energizing.htm

Pentingnya Diskusi Kelas


http://www.drscavanaugh.org/discussion/inclass/importance_of_discussion.htm

Bagaimana Mendorong Diskusi Kelas


http://www.ehow.com/how_2128561_encourage-classroom-discussion.html

Instruksi Kelas: Teknik Diskusi


http://www.brighthub.com/education/special/articles/5481.aspx

Contoh Dunia Nyata Mengenai Diskusi Kelas


http://learnercenteredteaching.wordpress.com/teaching-resources/real-world-model-of-
classroom-discussion/

Exit/Admit Slips atau Pass Keluar/Masuk

Exit Slips atau Pass Keluar adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang diberikan guru pada
akhir pelajaran atau kelas untuk menilai pemahaman siswa terhadap konsep-konsep inti.
Sebaiknya jawabannya membutuhkan maksimal 5 menit untuk diselesaikan dan dikumpulkan
saat siswa meninggalkan ruangan. Guru dapat menentukan dengan cepat mana siswa yang
sudah paham, yang membutuhkan sedikit bantuan, dan yang akan membutuhkan pengajaran
yang lebih banyak mengenai konsep tersebut. Dengan menilai jawaban pada Pass Keluar, guru
dapat membedakan cara pengajarannya sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan siswa pada
kelas selanjutnya.

Admit Slips atau Pass Masuk sama persis dengan Pass Keluar, hanya dilakukan sesaat sebelum
atau di awal kelas tersebut dimulai. Siswa dapat diminta untuk mencerminkan pemahaman
mereka mengenai PR malam sebelumnya, atau bisa saja merenungkan pelajaran hari
sebelumnya jika pertanyaan yang diberikan memerlukan waktu respons yang lebih lama. Pass
Keluar dan Pass Masuk dapat digunakan di seluruh kelas untuk mengintegrasikan komunikasi
tertulis ke dalam isi materi pembelajaran.

Situs web mengenai “3-2-1 Summary”:

3-2-1 Exit Slip

Reading Quest.org: 3-2-1


http://www.readingquest.org/strat/321.html

Membaca Teks Berisi Informasi Dengan Menggunakan Strategi 3-2-1


http://www.readwritethink.org/lessons/lesson_view.asp?id=951

Strategi 3-2-1
http://forpd.ucf.edu/strategies/strat321.html

Tautan (link) mengenai Exit/Admit Slips:

Readingrockets: Exit Slips


http://www.readingrockets.org/strategies/exit_slips

AdLit.org: Exit Slips


http://www.adlit.org/strategies/19805

Menulis : Entry/Exit Slips


http://writing2.richmond.edu/wac/entrexit.html

Exit Slips: Effective Bell-Ringer Activities


http://www.teachhub.com/news/article/cat/14/item/377

Admit Slips and Exit Slips


http://literacy.kent.edu/eureka/strategies/admit_slips09.pdf
Jurnal Learning/Response (Learning/Response Logs)

Learning Logs atau jurnal pembelajaran digunakan mencatat refleksi siswa terhadap materi
yang sedang mereka pelajari. Tipe jurnal ini umum digunakan oleh para ilmuwan dan insinyur. Di
dalam buku jurnalnya, para siswa mencatat proses yang mereka lalui dalam mempelajari
sesuatu yang baru sekaligus mencatat pertanyaan-pertanyaan yang perlu mereka cari
jawabannya. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat koneksi
antara apa yang mereka sudah pelajari, menentukan tujuan, dan melakukan refleksi atau
perenungan terhadap proses belajar mereka. Kegiatan penulisan mengenai proses berpikir yang
terjadi membantu siswa menjadi pemikir yang lebih mendalam dan penulis yang lebih baik.
Guru dan siswa dapat menggunakan Learning Logs sebagai penilaian kelas untuk pembelajaran
yang terjadi sebab para siswa mencatat apa yang sedang mereka pelajari dan pertanyaan yang
mereka miliki, sedangkan guru dapat memonitor kemajuan siswa menuju pencapaian target
pembelajaran di dalam catatan jurnal milik mereka. Dengan membaca jurnal siswa can
menyampaikan umpan balik deskriptif mengenai apa yang dilakukan dengan baik oleh siswa
serta saran untuk hal-hal yang perlu diperbaiki, maka guru dapat menjadikan Learning Log
tersebut sebagai sebuah alat yang efektif untuk pembelajaran.

Response Logs adalah cara yang baik untuk mempelajari proses berpikir siswa. Jurnal ini
seringkali dihubungkan dengan respons siswa dalam bidang kesusastraan, namun sebenarnya
dapat digunakan dengan materi apa saja di luar bidang tersebut. Jurnal ini menyediakan tempat
bagi siswa untuk menuliskan respons pribadi mereka, untuk mengajukan pertanyaan,
meramalkan hasil, melakukan refleksi atau perenungan, mengumpulkan kosakata, dan untuk
menyusun pemikiran mereka mengenai bacaan tertentu. Guru dapat menggunakan Response
Logs sebagai penilaian formatif selama proses belajar berlangsung.

Situs Web mengenai Learning Logs dan Response Logs:

Instructional Strategies Online: Apakah yang disebut dengan Learning Logs?


http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/logs/

Writing to Learn: Learning Logs http://www.wku.edu/3kinds/mfllmpg.html

Field Trip Planner: Active Learning Log


http://www.omsi.edu/teachers/fieldtrips/all.cfm

Learning (B)logs: Saatnya Memberikan Suara Kepada Siswa


http://edu.blogs.com/edublogs/2005/10/learning_blogs_.html

Learning Logs Online: Contoh dan Foto dari Learning Logs


http://www.learninglogs.co.uk/
Response Logs for Content Classrooms
http://www.wku.edu/3kinds/rjprlmain.html

Reading Response Logs - PDF http://faculty.owc.edu/CHSForumForSuccess/best-practices-


reading/1ReadingResponseLogs.pdf

Rubric for Response Logs


http://www.geocities.com/EnchantedForest/Mountain/9112/journalrubric.html

Graphic Organizers

Graphic organizers adalah model visual yang dapat membantu siswa untuk mengorganisir
informasi dan berkomunikasi secara jelas dan efektif. Siswa dapat menggunakan graphic
organizers untuk memberikan struktur pada tulisan mereka, melakukan brainstorm ide,
membantu dalam pembuatan keputusan, mengklarifikasi struktur cerita, membantu dengan
penyelesaian masalah, dan merencanakan sebuah penelitian. Di bawah ini terdapat beberapa
jenis graphic organizer yang umum dan contoh lainnya terdapat pada tautan situs web yang
tertulis setelah tabel tersebut.

Venn Diagram T Chart Knowledge Rating Scale

KWL Chart Double Entry Journal Concept Map

KWLS Chart Sense-O-Gram Word Detective

KWHL Chart Chain of Events Decision Making Chart

KNWS Chart Problem - Solution Chart Show My Thinking Chart

Brainstorming Web Somebody-Wanted-But-So Event Analysis Chart fo Social


Studies

AlphaBoxes Summary Star Map the Character

Mind Map Frayer Model


Situs Web berisi contoh Graphic Organizers:

Diagram Venn
http://www.sdcoe.k12.ca.us/score/actbank/tvenn.htm

Diagram Venn pada sebuah komputer


http://www.readwritethink.org/materials/venn/

Graphic Organizers http://www.educationplace.biz/graphicorganizer/

Printable Graphic Organizers


http://www.teachervision.fen.com/graphic-organizers/printable/6293.html

Graphic.Org
http://www.graphic.org/goindex.html

Graphic Organizers http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/learning/lr1grorg.htm

Peer/Self Assessments (Penilaian Teman Sebaya/Diri Sendiri)

Peer dan self assessment membantu untuk menciptakan sebuah komunitas pembelajaran di
dalam kelas. Ketika siswa terlibat dalam penentuan kriteria dan tujuan, evaluasi diri menjadi
sebuah langkah logis dalam proses pembelajaran. Siswa menjalankan proses metakognitif serta
lebih menyadari kekuatan dan kelemahan mereka pribadi. Dengan adanya peer assessment
maka para siswa mulai melihat satau sama lain sebagai sumber untuk memahami dan
memeriksa kualitas pekerjaan mereka dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya. Guru dapat memeriksa baik self assessment maupun peer assessment serta
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa. “Ketika siswa diharuskan untuk berpikir
mengenai proses belajar mereka sendiri, mengartikulasi apa yang mereka pahami, dan apa saja
yang masih perlu mereka pelajari, maka prestasi akan meningkat.” (Black dan Wiliam, 1998)

Two Stars and a Wish As I See It Signals


Strategy

The Mirror Windshield Check


Tautan (link) mengenai Peer/Self Assessments:
Assessing Learning: Peer and Self-Assessment
http://www.nclrc.org/essentials/assessing/peereval.htm

Self Assessment in Learning
http://www.ehow.com/way_5434631_self-assessment-


learning.html

Peer Feedback and Self Assessment


http://www.teachingexpertise.com/articles/two-stars-and-a-wish-1394

Peer and Self Assessment


http://www.teachingexpertise.com/articles/peer-and-self-assessment-2867

Latihan Presentasi

Seperti halnya dalam olah raga, latihan sebelum presentasi di depan kelas merupakan sesuatu
yang penting. Melalui latihan dan peer review (umpan balik dari teman sebaya), para siswa
dapat memperbaiki keterampilan presentasi mereka serta isi dari presentasi itu sendiri. Latihan
presentasi sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum tanggal presentasi final. Para siswa
menguji coba presentasi di depan penonton dan teman-teman sekelas mereka, lalu
mengevaluasi penampilan mereka berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Cara
yang mudah bagi para siswa untuk menampung umpan balik adalah melalui sebuah T Chart.
Siswa menggunakan kolom di sebelah kiri bagan untuk memberikan komentar mengenai aspek
positif dari presentasi dan kolom sebelah kanan untuk mengusulkan berbagai perubahan yang
dapat dilakukan oleh presentan guna meningkatkan kualitas dari presentasinya. Dengan
mendengarkan baik presentasi latihan maupun presentasi final, maka guru dapat dengan mudah
menentukan tingkat pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang penting.

Tautan (link) mengenai Presentasi:

Tips Presentasi di Kelas


http://www.ehow.com/list_6137068_classroom-presentation-tips.html

Membuat Presentasi Kelas


http://socserv2.mcmaster.ca/Inquiry/presentationsmaking.htm

9 Tips Presentasi Untuk Siswa


http://presentationsoft.about.com/od/classrooms/tp/student_tips.htm

Berbicara Di Depan Umum Tanpa Rasa Takut: Aktivitas Presentasi Oral


http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-6309433/Fearless-public-speaking-oral-
presentation.html

Mengajarkan Keterampilan Komunikasi yang Baik di Kelas


http://www.essortment.com/all/communicationte_rqmd.htm

Representasi Visual

Terdapat beragam bentuk representasi visual atau representasi nonlinguistik.Akan tetapi, salah
satu bentuk yang menawarkan data penilaian bagi para guru adalah penggunaan gambar.
Graphic Organizer dpaat digunakan sebagai bentuk representasi visual mengenai berbagai
konsep dalam sebuah materi tententu. Kebanyakan graphic organizer memiliki sebuah bagian
yang mana siswa diharapkan utnuk memberikan ilustrasi dari idenya mengenai konsep tersebut.
Sebuah Mind Map mengharuskan siswa untuk menggunakan gambar, foto, ataupun potongan
gambar dari majalah untuk merepresentasikan sebuah konsep tertentu. Sedangkan Verbal and
Visual Word Association (VVWA) meminta siswa untuk mengilustrasikan sebuah istilah dalam
daftar kosakata tertentu. Kedua bentuk tadi menawarkan guru sebuah cara cepat untuk menilai
kedalaman pemahaman siswa mengenai sebuah konsep tertentu.

Tautan (link) mengenai Representasi Visual:

Menulis Puisi: Menggunakan Representasi Visual Sebagai Respons Terhadap Kesusastraan


http://198.104.156.44/lessons/lesson_view.asp?id=780

Peran Representasi Visual Dalam Penilaian Pembelajaran


http://www.readingonline.org/newliteracies/lit_index.asp?HREF=/newliteracies/jaal/2-
04_column/index.html

Penelitian mengenai Graphic Organizers


http://www.mentoringminds.com/pdf/pdfGraphicOrganizersResearch.pdf

Instruksi Kelas yang Efektif: Representasi Nonlinguistic


http://www.ascd.org/publications/books/101010/chapters/Nonlinguistic-Representations.aspx

Menggabungkan Kepingan-kepingan: Penggunaan Representasi Non-Linguistic


http://gets.gc.k12.va.us/vste/2008/5nonlinguistic.htm

5 Alat Hebat Untuk Penggunaan Strategi Marzano: Representasi Nonlinguistic


http://blog.esu10.org/dstall/2010/02/01/5-great-tools-for-marzanos-strategies-nonlinguistic-
representation/
Penilaian Kinestetik

Penilaian formatif ini membutuhkan siswa untuk memasukkan unsur gerak untuk menunjukkan
pemahaman mereka mengenai sebuah topik atau konsep. Meskipun biasanya jenis penilaian ini
berhubungan dengan bidang seni (dansa, memainkan sebuah karya musikal, dan sebagainya)
atau bidang pendidikan jasmani (dribbling bola basket, memberikan serve bola voli), namun
penilaian kinestetik juga bisa digunakan dalam bidang pelajaran lainnya untuk memberikan
gambaran kepada guru mengenai pemahaman dan kesalahpahaman siswa berkenaan dengan
sebuah konsep. Penilaian kinestetik merupakan cara yang bagus untuk menambah keragaman
pada penilaian terhadap pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Math Graphing Example Instrumental Music Example Inside-Outside Circle

ELA Grammar Example Debate Circles

Situs Web mengenai Penilaian Kinestetik:

Ide-ide Untuk Belajar Melalui Gerak di Dalam Kelas


http://www.ehow.com/list_7793126_ideas-learning-through-movement-classroom.html

Whiteboard Individual

Papan tulis atau whiteboard individual merupakan cara yang bagus untuk memberikan tanggung
jawab pribadi kepada seluruh siswa atas pekerjaannya masing-masing. Alat ini mampu membuat
siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar serta merupakan alat yang sempurna untuk
penilaian dan umpan balik secara langsung. Sewaktu siswa telah menyelesaikan pekerjaan
mereka dan mengangkat whiteboard mereka, guru dapat menentukan dengan cepat siapa siswa
yang sudah mengerti dan siapa yang membutuhkan bantuan. Whiteboard individual mudah
dibuat dari bahan melamin atau papan tile yang biasanya terdapat di toko bahan bangunan.

Tautan (link) mengenai Whiteboard Individual:

Education World: Whiteboards Menstimulasi Pembelajaran Siswa


http://www.educationworld.com/a_lesson/lesson/lesson251.shtml

Menggunakan Whiteboard Individual dalam Kelas Matematika


http://www.associatedcontent.com/article/1064895/using_individual_whiteboards_in_the.htm
l?cat=15
Menggunakan White Board: Ide Seru untuk Membaca dan Bahasa
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/4730.aspx

Teachnet.com: White Boards


http://www.teachnet.com/how-to/manage/082398.html

Teaching Tools: 7 Cara untuk Menggunakan Whiteboard Individual untuk Siswa


http://www.minds-in-bloom.com/2010/02/7-ways-to-use-individual-student.html

Laundry Day

Laundry Day merupakan sebuah penilaian formatif yang disebutkan oleh Cassandra Erkens
dalam artikelnya yang berjudul "Scenarios on the Use of Formative Classroom Assessment"
(2007). Ini adalah sebuah strategi dimana para siswa mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri
dalam rangka persiapan untuk sebuah ujian bab atau unit tertentu. Mereka berkelompok dalam
kelas mengelilingi 4 jenis sabun deterjen dengan merek yang berbeda. Pada sudut ruangan
masing-masing, mereka akan mengerjakan berbagai aktivitas guna memperkaya atau
meningkatkan pemahaman mereka mengenai materi yang telah ditentukan. Guru dapat menilai
secara langsung tingkat pemahaman siswa mengenai konsep-konsep dasar yang terdapat dalam
unit atau bab yang sedang dibahas. Guru memberikan dukungan seperlunya serta dibantu juga
oleh para siswa yang sudah yakin bahwa mereka sudah menguasai materi tersebut. Hasil
pekerjaan dari sesi ini tidak ada yang dinilai, namun para siswa dijembatani kemampuan mereka
untuk meningkatkan kemungkinan tingkat kesuksesan mereka pada ujian yang akan datang.

Informasi mengenai Laundry Day: .

Skenario mengenai penggunaan penilaian formatif kelas (lihat hal.4)


http://fai.tie.wikispaces.net/file/view/1a_WY+State+Conf+HOs.pdf

Four Corners (Empat Sudut)

Four Corners (empat sudut) adalah sebuah strategi singkat yang dapat digunakan secara efektif
untuk menilai pemahaman siswa. Strategi ini dapat melibatkan siswa dalam perbincangan
mengenai topik-topik yang kontroversial. Keempat sudut dalam kelas dapat dilabel sebagai
“sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju”. Berikanlah sebuah pernyataan
kepada para siswa, misalnya “Seluruh siswa harus menggunakan seragam ke sekolah” dan
mintalah siswa untuk bergerak menuju sudut ruangan yang mewakili opini mereka mengenai
pernyataan tersebut. Selanjutnya mereka dapat mendiskusikan alasan mengapa mereka
berpendapat demikian. Guru dapat mendengarkan diskusi para siswa dan menentukan mana
siswa yang memiliki informasi yang mendukung opini mereka dan mana yang tidak. Cara
penggunaan Four Corners yang lainnya adalah untuk menghubungkannya dengan kuis pilihan
ganda. Keempat sudut ruangan dilabel sebagai jawaban A, B, C, dan D lalu siswa memberikan
jawaban mereka dengan bergerak menuju sudut yang sesuai.

Tautan (link) mengenai Four Corners:

Stratgi Mengajar Dengan Menggunakan Four Corners


http://www.ehow.com/way_5809507_four-corners-teaching-strategy.html

Aktivitas Four Corners


http://www.suite101.com/content/four-corners-activities-a170020

Four Corners
http://www.angelfire.com/ok/freshenglish/fourcorners.html

Strategi Four Corners


http://vels.vcaa.vic.edu.au/support/tla/collab_strategies.html#corners

Constructive Quizzes (Kuis Konstruktif)

Kuis secara berkala adalah sebuah cara yang baik untuk menilai pembelajaran siswa selama
proses belajar berlangsung. Kuis konstruktif tidak hanya memberikan umpan balik mengenai
siswa kepada guru, tapi juga bisa membantu siswa mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri.
Prosedurnya diterangkan secara garis besar di bawah ini. Dengan menggunakan kuis untuk
memberikan umpan balik langsung kepada para siswa, maka guru dapat dengan cepat
menentukan status setiap siswa dalam kaitannya dengan target pembelajaran. Selain itu, siswa
bisa belajar lebih banyak selama diskusi yang dilakukan langsung setelah kuis dibandingkan
kalau harus menunggu hari berikutnya untuk melihat hasil penilaiannya dalam bentuk nilai yang
tak bermakna di atas kertas.

Cara Membuat Kuis Konstruktif (ikuti tautan/link tersebut)

Tautan (link) mengenai Kuis Sebagai Penilaian Formatif:


Jenis Penilaian Formatif http://www.ehow.com/list_6385067_different-formative-assessment-
lesson-plans.html

Menggunakan Kuis Dadakan Sebagai Bentuk Penilaian


http://www.suite101.com/content/using-popquizzes-as-an-assessment-a182537
Appointment Clock

Appointment Clock adalah sebuah strategi penilaian formatif sederhana yang dapat dimasukkan
ke dalam kegiatan belajar. Guru mengarahkan siswa untuk mencari 3 orang yang dengan
mereka harus mengatur janji bertemu pada saat menit ke-15, ke-30, dan ke-45. Lalu guru
tersebut memulai pelajarannya dan memberikan informasi yang dapat mengajak siswa untuk
berpikir dengan lebih kompleks. Lalu gurunya menentukan kapan saat untuk berhenti dan
meminta para siswa untuk bertemu dengan orang yang terjadwal pada saat itu (menit ke-15)
untuk mendiskusikan pemikiran mereka mengenai berbagai pertanyaan yang diajukan oleh guru
pada saat itu. Gurunya lalu berkeliling sambil mendengarkan pembicaraan yang terjadi
antarpasangan, serta mencatat apabila terdapat kesalahpahaman. Informasi ini lalu digunakan
oleh guru untuk mengarahkan ulang segmen pelajaran berikutnya. Selanjutnya, para siswa
bertemu dengan pasangan yang telah dibuatkan janjinya pada menit ke-30 dan gurunya
melakukan observasi informal yang sama seperti yang pertama dan kemudian menyesuaikan
bagian ke-3 dari pelajaran tersebut. Siswa melanjutkan proses ini sampai pelajaran selesai.
Dengan mengatur pelajaran seperti ini, maka gurunya dapat menentukan tingkat pemahaman
siswa secara individual dan tingkat pemahaman kelas pada saat itu sehingga dapat membuat
penyesuaian langsung terhadap instruksinya guna membantu siswa dalam pembelajarannya.

Situs web mengenai Appointment Clocks:

Appointment Clock Buddies



http://www.teamstraus.com/SchoolDaysBorder_files/Teacher%20Farm/clockbuddies_Lower_
El.pdf

Appointment Clock Partners


http://www.ronnashandassociates.com/pdfs/Appointment%20Clock%20Partners.pdf

Anda mungkin juga menyukai