Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN DAN JAWABAN UNTUK KELOMPOK 11

1. Apakah di setiap pembelajaran itu harus menggunakan alat peraga?


Jawaban:
Pada setiap pembelajaran pastinya memiliki materi dan cara/metode penyampaian
yang berbeda agar materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Jika dalam suatu
materi pembelajaran di rasa membutuhkan alat peraga agar penyampaian nya lebih
mudah di sampaikan dan lebih dapat diserap oleh siswa, maka sebaiknya alat peraga
digunakan dalam pembelajran tersebut, namun jika pembelajaran tersebut tidak
dibutuhkan alat peraga dan akan lebih mudah disampaikan juga diserap tanpa
menggunakan alat peraga, maka lebih baik alat peraga tidak digunakan dalam
pembelajaran tersebut. Jadi, di setiap pembelajaran tidak harus selalu menggunakan alat
peraga, dan penggunaan alat peraga tergantung pada metode dan materi pembelajaran
yang tengah ingin disampaikan.

2. Bagaimana caranya agar guru-guru senior juga dapat memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran, Karena kan cukup banyak juga guru senior yang memang kurang dan sulit
untuk mengerti teknologi?
Jawaban:
Menurut pendapat saya, guru senior dapat menggunakan aplikasi yang
penggunaan nya simple juga dapat melihat bebrapa tutorial yang terdapat di youtube dan
lainnya, sehingga guru tersebut dapat dengan mudah untuk mempelajarinya.

3. Tolong dijelaskan mengenenai 3 tahapan didaktis menurut suryadi, bagaimana Langkah


Langkah dalam ke 3 tahapan tersebut?
Jawaban:

 Tahap 1: Analisis Situasi Didaktis Sebelum Pembelajaran


1. menentukan materi (misalnya, matematika) yang akan menjadi bahan penelitian,
2. mencari data atau literatur mengenai materi yang telah ditentukan,
3. mempelajari dan menganalisis materi yang telah ditentukan,
4. mengembangkan instrumen tes, berupa Tes Kemampuan Responden (TKR), dengan
menyusun indikator kemampuan tiap soal dan membuat atau memilih soal-soal yang
variatif serta dapat memunculkan kesulitan (learning obstacle, khususnya hambatan
epistimologis) siswa, misalnya mengenai konsep luas daerah jajargenjang,
5. melaksanakan TKR awal dan melakukan wawancara semi-struktur untuk
mengetahui kesulitan siswa mengenai konsep luas daerah jajargenjang,
6. menganalisis hasil dari TKR awal dan hasil wawancara untuk mengidentifikasi
kesulitan (learning obstacle, khususnya hambatan epistimologis) siswa mengenai konsep
luas daerah jajargenjang,
7. menyusun desain didaktis yang sesuai dengan kesulitan (learning obstacle,
khususnya hambatan epistimologis) siswa mengenai konsep luas daerah jajargenjang,
8. membuat prediksi respon siswa yang mungkin muncul pada saat desain didaktis
diimplementsikan dan mempersiapkan antisipasi dari respon siswa yang mungkin muncul
(ADP)

 Tahap 2: Analisis Metapedadidaktis


1. mengimplementasikan desain didaktis yang telah disusun,
2. menganalisis situasi, respon siswa, dan antisipasi terhadap respon siswa saat desain
didaktis diimplementasikan.

 Tahap 3: Analisis Retrosfektif


1. mengaitkan prediksi respon dan antisipasi yang telah dibuat sebelumnya dengan
respon siswa yang terjadi pada saat implementasi desain didaktis,
2. melaksanakan TKR (Tes Kemampuan Responden) akhir,
3. menganalisis hasil dari TKR akhir untuk mengetahui apakah kesulitan siswa yang
teridentifikasi masih muncul atau tidak,
4. menganalisis efektivitas desain didaktis, dan
5. menyusun laporan penelitian

4. Apakah DDR penting untuk pembelajaran, bagaimana jika kita tidak melakukan DDR
dalam pembelajaran?
Jawaban:
DDR sebenarnya penting dilakukan oleh guru guna mengetahui mengenai
hambatan belajar. Dengan mengetahui hambatan belajar yang terjadi, guru dapat
mengevaluasi dan membenahi hambatan belajar tersebut.

5. Apa perbedaan dari 2 model DDR yang disebutkan tadi, selain terletak pada banyak
tahapannya?
Jawaban:
Model yang dikembangkan Suryadi lebih menekankan pada analisis
metapedadidaktik, yaitu kemampuan guru dalam menganalisis segitiga didaktis sehingga
menghasilkan sebuah desain didaktis. Segitiga didaktis merupakan ilustrasi dari tiga
hubungan yang harus terjalin dalam proses pembelajaran yaitu hubungan antara guru
dengan siswa (pedagogical relation/Hubungan Pedgogis/HP), siswa dengan bahan
ajar/materi (didactical relation/Hubungan Didaktis/HD), dan guru dengan bahan
ajar/materi (Antisipasi Didaktis Pedagosis/ADP).

6. Apakah kita bisa menggunakan ICT untuk menggantikan alat peraga untuk
pembelajaran?
Jawaban:
Banyak aplikasi-aplikasi yang dapat dengan mudah digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu, contohnya aplikasi geogebra dapat dengan mudah menampilkan
bangun ruang dengan mudah dan cepat. Sebenarnya menggunakan ICT untuk alat peraga
itu bisa saja, namun tetap saja terdapat kekurangan dibandingkan dengan alat peraga yang
dapat secara langsung di sentuh dan dilihat secara nyata.

7. Berikan Contoh pendekatan pembelajaran PMRI!


Jawaban :
Jawaban:
Pada pembelajaran dengan pendekatan PMRI ada 5 tahapan yang perlu dilalui
oleh siswa, yaitu: Penyelesaian masalah, Penalaran, Komunikasi, Kepercayaan diri, dan
Representasi.
Pada tahap penyelesaian masalah, siswa diajak mengerjakan soal-soal dengan
menggunakan langkah-langkah sendiri. Dan yang patut dihargai ialah bahwa penggunaan
langkah ini tidak berlaku baku/sama seperti yang dipakai pada buku atau yang digunakan
guru. Siswa dapat menggunakan cara/metode yang ditemukan sendiri, yang bahkan
sangat berbeda dengan cara/metode yang dipakai oleh buku atau oleh guru.
Pada tahap penalaran, siswa dilatih untuk bernalar dalam mengerjakan setiap soal
yang dikerjakan. Artinya, pada tahap ini siswa harus dapat mempertanggungjawabkan
cara/metode yang dipakainya dalam mengerjakan tiap soal.
Pada tahap komunikasi, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan jawaban
yang dipilih pada teman-temannya. Siswa berhak pula menyanggah (menolak) jawaban
milik teman yang dianggap tidak sesuai dengan pendapatnya sendiri.
Pada tahap kepercayaan diri, siswa diharapkan mampu melatih kepercayaan diri
dengan cara mau menyampaikan jawaban soal yang diperolehnya kepada kawan-
kawannya dengan berani maju ke depan kelas. Dan seandainya jawaban yang dipilihnya
berbeda dengan jawaban teman, siswa diharapkan mau menyampaikannya dengan penuh
tanggungjawab dan berani baik secara lisan maupun secara tertulis.
Pada tahap representasi, siswa memperoleh kebebasan untuk memilih bentuk
representasi yang dia inginkan (benda konkrit, gambar atau lambang-lambang
matematika) untuk menyajikan atau menyelesaikan masalah yang dia hadapi. Dia
membangun penalarannya, kepercayaan dirinya melalui bentuk representasi yang
dipilihnya.

8. Apakah disekolah diwajibkan adanya inovasi dalam pembelajaran ?


JAWABAN :
Dengan adanya inovasi pembelajaran maka proses kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, kondusif dan kreatif sehingga dapat menumbuhkan semangat
belajar peserta didik. Dan juga tercapainya tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
9. Apakah Lesson study dapat meningkatkan kualitas pembelajaran?
JAWABAN :
Melalui lesson study guru dapat mengadakan evaluasi dan refleksi pada setiap proses
yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi dan refleksi tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja agar kualitas pembelajaran semakin meningkat.
10. Siklus manakah yang paling penting dalam lesson study?
JAWAB :
Tahapan Refleksi (see) Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting dalam
kegiatan lesson study, karena pada tahap ini siswa dapat mengungkapkan pendapat atau
gagasan yang dimilikinya, sehingga membangun aspek kognitif dan juga afektif siswa.
11. Apakah jika kita tidak menginovasikan pembelajaran,tujuan kognitif dan afektif tidak
tercapai?
JAWAB :
Tujuan kognitif dan afektif seorang siswa dapat kita cari atau dapat kita analisis dengan
adanya desain terbaru atau adanya inovasi dalam pengajaran,sebetulnya jika tidak
menginovasikan pembelajaran pun tidak apa-apa,hanya saja akan terasa sangat sulit
untuk mencapai tujuan kognitif dan afektif siswa,maka dari itu, gunakan desain
terbarukan atau menginovakisan pembelajaran.
12. Jika kita mengalami kesulitan atau hambatan dalam mengajar apa yang harus kita
lakukan?
JAWAB :
Tentu kita harus memiliki inovasidalam pengajaran atau dalampembelajaran,banyak
sekaliinovasidi dalam pendidikan ini, salah satunya jika kita memiliki hambatan belajar
kita menggunakan desaiyang terbarukan yaitu DDR,dimana DDR ini sangat membantu
ketikaadanya hambatan dalam belajar.
13. Apa alat peraga yang digunakan guru di SMPN 6 KARAWANG BARAT pada saat
pembelajaran?
JAWAB :
Alat peaga yang digunakan guru di smpn 6 karawang barat pada saat pembelajaran salah
satu contohnyapada materi lingkaran,guru menggunakan alat-alat sekitar yang berbentuk
lingkaran, jika untuk menentukan lus lingkaran,siswa di perintahkan untuk membut alat
peraga nya.

Anda mungkin juga menyukai