Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah keamanan merupakan salah satu aspek penting dari sebuah sistem
informasi. Sayang sekali masalah keamanan ini sering kali kurang mendapat perhatian
dari para pemilik dan pengelola sistem informasi. Seringkali masalah keamanan berada
di urutan kedua, atau bahkan di urutan terakhir dalam daftar hal-hal yang dianggap
penting. Apabila menggangu performansi dari sistem, seringkali keamanan dikurangi
atau ditiadakan. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tentang keamanan sistem informasi di UPT. Puskesmas Kedundung.
Informasi saat ini sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Bahkan
ada yang mengatakan bahwa kita sudah berada di sebuah “information-based society”.
Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat
menjadi sangat esensial bagi sebuah organisasi, baik yang berupa organisasi komersial
(perusahaan), perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual (pribadi).
Hal ini dimungkinkan dengan perkembangan pesat di bidang teknologi komputer dan
telekomunikasi. Dahulu, jumlah komputer sangat terbatas dan belum digunakan untuk
menyimpan hal-hal yang sifatnya sensitif. Penggunaan komputer untuk menyimpan
informasi yang sifatnya classified baru dilakukan di sekitar tahun 1950-an. Sangat
pentingnya nilai sebuah informasi menyebabkan seringkali informasi diinginkan hanya
boleh diakses oleh orang-orang tertentu. Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain
(misalnya pihak lawan bisnis) dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik informasi.
Sebagai contoh, banyak informasi dalam sebuah perusahaan yang hanya
diperbolehkan diketahui oleh orang-orang tertentu di dalam perusahaan tersebut,
seperti misalnya informasi tentang produk yang sedang dalam development, algoritma-
algoritma dan teknik-teknik yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Untuk
itu keamanan dari sistem informasi yang digunakan harus terjamin dalam batas yang
dapat diterima.
Jaringan komputer, seperti LAN dan Internet, memungkinkan untuk menyediakan
informasi secara cepat. Ini salah satu alasan perusahaan atau organisasi mulai
berbondong-bondong membuat LAN untuk sistem informasinya dan menghubungkan
LAN tersebut ke Internet. Terhubungnya LAN atau komputer ke Internet membuka
potensi adanya lubang keamanan (security hole) yang tadinya bisa ditutupi dengan
mekanisme keamanan secara fisik. Ini sesuai dengan pendapat bahwa kemudahan
(kenyamanan) mengakses informasi berbanding terbalik dengan tingkat keamanan
sistem informasi itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keamanan, semakin sulit (tidak
nyaman) untuk mengakses informasi.

1
Menurut G. J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat
mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti
fisik. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang
keamanan sisem informasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEAMANAN


Keamanan sistem adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengamankan
sebuah komputer dari gangguan dan segala ancaman yang membahayakan yang pada
hal ini keamanannya melingkupi keamanan data atau informasinya ataupun pelaku
sistem (user). Baik terhindar dari ancaman dari luar, virus. Spyware, tangan-tangan jahil
pengguna lainnya dll. Sistem komputer memiliki data-data dan informasi yang berharga,
melindungi data-data ini dari pihak-pihak yang tidak berhak merupakan hal penting bagi
sistem operasi. Inilah yang disebut keamanan (security). Sebuah sistem operasi
memiliki beberapa aspek tentang keamanan yang berhubungan dengan hilangnya data-
data. Sistem komputer dan data-data didalamnya terancam dari aspek ancaman
(threats), aspek penyusup (intruders), dan aspek musibah. 

2.2 MANFAAT KEAMANAN SISEM INFORMASI


Pada perusahaan yang memiliki sumberdaya yang besar berupa bahan baku,
sumberdaya manusia, maupun barang jadi sudah saatnya menggunakan
sistem komputerisasi yang terintegrasi agar lebih effisien dan effektif dalam memproses
data yang dibutuhkan. Sistem Informasi dalam suatu perusahaan bertujuan untuk
mencapai tiga manfaat utama: kerahasiaan, ketersediaaan, dan integrasi.
1.      Kerahasiaan. Untuk melindungi data dan informasi dari penggunaan yang tidak
semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas. Sistem informasi eksekutif,
sumber daya manusia, dan sistem pengolahan transaksi, adalah sistem-sistem yang
terutama harus mendapat perhatian dalam keamanan informasi.
2.      Ketersediaan. Supaya data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang
memiliki otoritas untuk menggunakannya. 
3.      Integritas. Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan gambaran
yang akurat mengenai sistem fisik yang mereka wakili
Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
1. Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau
informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang
berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
2. Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin
fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta
metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
3. Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat
dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan
perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan). Keamanan informasi

3
diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat
berupa kebijakan-kebijakan, praktekpraktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur
organisasi dan piranti lunak.
Tujuan Keamanan Sistem Informasi
Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya informasi
organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Institusi/organisasi
menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan
mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan
perlindungan yang diperlukan.
Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu; kerahasiaan,
ketersediaan dan integritas.
1. Kerahasian. Setiap organisasi berusaha melindungi data dan informasinya dari
pengungkapan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Sistem informasi yang perlu
mendapatkan prioritas kerahasian yang tinggi mencakup; sistem informasi eksekutif,
sistem informasi kepagawaian (SDM), sistem informasi keuangan, dan sistem informasi
pemanfaatan sumberdaya alam.
2.  Ketersediaan. Sistem dimaksudkan untuk selalu siap menyediakan data dan
informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya. Tujuan ini penting
khususnya bagi sistem yang berorientasi informasi seperti SIM, DSS dan sistem pakar
(ES).
3.  Integritas. Semua sistem dan subsistem yang dibangun harus mampu memberikan
gambaran yang lengkap dan akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.
Semakin meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi telah
membuat para pengembang dan pengguna sistem informasi untuk menempatkan
perhatian yang khusus, terutama terhadap permasalahan-permasalahan yang dapat
menjadi kendala untuk penggunaan sistem informasi secara memadai. Paling tidak ada
3 hal yang menjadi perhatian khusus di sini, yaitu:
1.  Bencana (disaster)
Perangkat keras komputer, program-program, file-file data, dan peralatan-peralatan
komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh karena adanya bencana, seperti: 
kebakaran, hubungan arus pendek (listrik), tsunami, dan bencana-bencana lainnya.
Jika bencana ini menimpa, mungkin perlu waktu bertahun-tahun dan biaya yang cukup
besar (jutaan dan bahkan mungkin milyaran rupiah) untuk merekonstruksi file data dan
program komputer yang hancur. Oleh karenanya, untuk pencegahan atau
meminimalkan dampak dari bencana, setiap organisasi yang aktivitasnya sudah
memanfaatkan teknologi informasi biasanya sudah memiliki:
a.  Rencana Kesinambungan Kegiatan  (pada perusahaan dikenal dengan  Bussiness
Continuity Plan) yaitu suatu fasilitas atau prosedur yang dibangun untuk menjaga
kesinambungan kegiatan/layanan apabila terjadi bencana.

4
b.  Rencana Pemulihan Dampak Bencana “disaster recovery plan”, yaitu fasilitas atau
prosedur untuk memperbaiki dan/atau mengembalikan kerusakan/dampak suatu
bencana ke kondisi semula. Disaster recovery plan ini juga meliputi kemampuan untuk
prosedur organisasi dan “back up” pemrosesan, penyimpanan, dan basis data.
 2.  Sistem Pengamanan (security)
Merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk
mencegah akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik
terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat
ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk
mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data.
3.  Kesalahan (errors)
Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang sangat mengganggu
dan menghancurkan catatan atau dokumen, serta aktivitas operasional organisasi.
Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat terjadi di berbagai titik di
dalam siklus prosesnya, misalnya: pada saat entri-data, kesalahan program,
operasional komputer, dan perangkat keras.
Kejahatan komputer dapat digolongkan kepada yang sangat berbahaya sampai ke yang
hanya mengesalkan (annoying). Menurut David Icove berdasarkan lubang keamanan,
keamanan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1. Keamanan yang bersifat fisik (physical security):  termasuk akses orang ke
gedung, peralatan, dan media yang digunakan. Beberapa bekas penjahat
komputer (crackers) mengatakan bahwa mereka sering pergi ke
tempat sampah untuk mencari berkas-berkas yang mungkin memiliki
informasi tentang keamanan. Misalnya pernah diketemukan coretan
password atau manual yang dibuang tanpa dihancurkan. Wiretapping atau hal-
hal yang berhubungan dengan akses ke kabel atau komputer yang digunakan
juga dapat dimasukkan ke dalam kelas ini.Denial of service, yaitu akibat
yang ditimbulkan sehingga servis tidak dapat diterima oleh pemakai juga dapat
dimasukkan ke dalam kelas ini. Denial of service dapat dilakukan misalnya
dengan mematikan peralatan
atau membanjiri saluran komunikasi dengan pesan-pesan (yang dapat berisi apa
saja karena yang diutamakan adalah banyaknya jumlah pesan). Beberapa waktu
yang lalu ada lubang keamanan dari implementasi pro- tokol  TCP/IP  yang 
dikenal  dengan  istilah  Syn  Flood  Attack,  dimana sistem (host) yang dituju.
2. Keamanan yang berhubungan dengan orang (personel):  termasuk identifikasi,   dan  
profil resiko dari orang yang mempunyai akses (pekerja).Seringkali kelemahan
keamanan sistem informasi bergantung kepada manusia (pemakai dan pengelola). Ada
sebuah teknik yang dike- nal  dengan  istilah  “social  engineering”  yang  sering 
digunakan  oleh kriminal  untuk  berpura-pura  sebagai  orang  yang  berhak 

5
mengakses informasi.  Misalnya kriminal ini berpura-pura sebagai pemakai yang lupa
passwordnya dan minta agar diganti menjadi kata lain.
3. Keamanan dari data dan media serta teknik komunikasi (communications).  Yang
termasuk di dalam kelas ini adalah kelemahan dalam software yang digunakan untuk
mengelola data. Seorang kriminal dapat memasang virus atau trojan horse sehingga
dapat mengumpulkan infor- masi (seperti password) yang semestinya tidak berhak
diakses.
4. Keamanan dalam operasi:   termasuk prosedur yang digunakan untuk mengatur dan
mengelola sistem keamanan, dan juga termasuk prosedur setelah serangan (post
attack recovery).
Aspek Keamanan Sistem Informasi
Didalam   keamanan   sistem informasi   melingkupi empat aspek, yaitu privacy,
integrity, authentication, dan availability. Selain keempat hal di atas, masih ada ada dua
aspek lain yang sering dibahas dalam kaitannya dengan electronic commerce, yaitu
access control dan nonrepudiation.
1.      Privacy / Confidentiality
Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk menjaga
informasi dari orang yang tidak berhak mengakses.  Privacy lebih kearah data – data
yang sifatnya privat sedangkan confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang
di berikan ke pihak lain untuk keperluan misalnya sebagai bagian dari pendaftaran
sebuah servis dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
Contoh   hal   yang berhubungan  dengan  privacy  adalah  e-mail  seorang 
pemakai  (user)  tidak boleh  dibaca  oleh  administrator.  Contoh  confidential 
information  adalah data-data yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat tanggal lahir,
social security number, agama, status perkawinan, penyakit yang pernah diderita,
nomor  kartu  kredit,  dan  sebagainya)  merupakan  data-data  yang  ingin diproteksi
penggunaan dan penyebarannya. Contoh lain dari confidentiality adalah daftar
pelanggan dari sebuah Internet Service Provider (ISP).
2.      Integrity
Aspek  ini  menekankan  bahwa  informasi  tidak  boleh  diubah  tanpa  seijin pemilik 
informasi.  Adanya  virus,  trojan  horse,  atau  pemakai  lain  yang mengubah 
informasi  tanpa  ijin  merupakan  contoh  masalah  yang  harus dihadapi. Sebuah e-
mail dapat saja “ditangkap” (intercept) di tengah jalan, diubah isinya (altered, tampered,
modified), kemudian diteruskan ke alamat yang dituju. Dengan kata lain, integritas dari
informasi sudah tidak terjaga. Penggunaan  enkripsi  dan  digital  signature,  misalnya, 
dapat  mengatasi masalah ini.Salah satu contoh kasus trojan horse adalah distribusi
paket program TCP Wrapper (yaitu program populer yang dapat digunakan untuk
mengatur dan membatasi   akses   TCP/IP)   yang   dimodifikasi   oleh   orang   yang   
tidak bertanggung jawab.

6
Jika anda memasang program yang berisi trojan horse tersebut,  maka  ketika  anda 
merakit  (compile)  program  tersebut,  dia  akan mengirimkan eMail kepada orang
tertentu yang kemudian memperbolehkan dia masuk ke sistem anda. Informasi ini
berasal dari CERT Advisory, “CA-99-01   Trojan-TCP-Wrappers”   yang  
didistribusikan   21   Januari   1999.Contoh  serangan  lain  adalah  yang  disebut  “man 
in  the  middle  attack” dimana seseorang menempatkan diri di tengah pembicaraan dan
menyamar sebagai orang lain.
3.      Authentication
Aspek ini berhubungan dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul
asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul  orang 
yang  dimaksud,  atau  server  yang  kita  hubungi  adalah betul-betul server yang
asli.Masalah pertama, membuktikan keaslian dokumen, dapat dilakukan dengan
teknologi  watermarking  dan  digital  signature.  Watermarking  juga  dapat digunakan
untuk  menjaga  “intelectual  property”,  yaitu  dengan  menandai dokumen atau hasil
karya dengan “tanda tangan” pembuat. Masalah   kedua   biasanya   berhubungan  
dengan   access   control,   yaitu berkaitan  dengan  pembatasan  orang  yang  dapat 
mengakses  informasi. Dalam  hal  ini  pengguna  harus  menunjukkan  bukti  bahwa 
memang  dia adalah  pengguna  yang  sah,  misalnya  dengan  menggunakan 
password,biometric  (ciriciri  khas  orang),  dan  sejenisnya.  Ada  tiga  hal  yang  dapat
ditanyakan kepada orang untuk menguji siapa dia:
 What you have (misalnya kartu ATM)
 What you know (misalnya PIN atau password)
 What you are (misalnya sidik jari, biometric)     
4. Availability
Aspek  availability  atau   ketersediaan  berhubungan  dengan  ketersediaan informasi
ketika dibutuhkan. Sistem informasi yang diserang atau dijebol dapat menghambat atau
meniadakan akses ke informasi. Contoh hambatan adalah serangan yang sering
disebut dengan “denial of service attack” (DoS attack), dimana server dikirimi
permintaan (biasanya palsu) yang bertubi- tubi atau permintaan yang diluar perkiraan
sehingga tidak dapat melayani permintaan lain atau bahkan sampai down, hang, crash.
5.      Access Control
Aspek  ini  berhubungan  dengan  cara  pengaturan  akses  kepada  informasi. Hal  ini 
biasanya  berhubungan  dengan  klasifikasi  data  (public,  private, confidential,   top  
secret)   &   user   (guest,   admin,   top   manager,   dsb.), mekanisme  authentication 
dan  juga  privacy.  Access  control  seringkali dilakukan  dengan  menggunakan 
kombinasi  userid/password  atau  dengan
menggunakan mekanisme lain (seperti kartu, biometrics).
6.      Non-repudiation

7
Aspek ini menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah
transaksi. Sebagai contoh, seseorang yang mengirimkan email untuk memesan barang
tidak dapat  menyangkal  bahwa  dia  telah  mengirimkan email tersebut.  Aspek  ini 
sangat  penting  dalam  hal  electronic  commerce. Penggunaan digital signature,
certifiates, dan teknologi kriptografi secara umum dapat menjaga aspek ini. Akan tetapi
hal ini masih harus didukung oleh  hukum  sehingga  status  dari  digital  signature  itu 
jelas  legal.  Hal  ini akan dibahas lebih rinci pada bagian tersendiri.
Serangan Terhadap Keamanan Sistem Informasi
 Security attack, atau serangan terhadap  keamanan sistem informasi, dapat dilihat dari
sudut peranan komputer atau jaringan komputer yang fungsinya adalah sebagai
penyedia informasi. Menurut W. Stallings ada beberapa kemungkinan serangan
(attack):
1. Interruption:  Perangkat   sistem   menjadi   rusak   atau   tidak   tersedia.Serangan  
ditujukan   kepada   ketersediaan   (availability)   dari   sistem.Contoh serangan adalah
“denial of service attack”.
2. Interception: Pihak yang tidak berwenang berhasil mengakses aset atauinformasi.
Contoh dari serangan ini adalah penyadapan (wiretapping).
3.  Modification:    Pihak    yang    tidak    berwenang    tidak    saja    berhasil mengakses,
akan tetapi dapat juga mengubah (tamper) aset. Contoh dari serangan ini antara lain
adalah mengubah isi dari web site dengan pesan- pesan yang merugikan pemilik web
site.
4.  Fabrication:    Pihak  yang tidak berwenang menyisipkan objek  palsu ke dalam sistem.
Contoh dari serangan jenis ini adalah memasukkan pesan- pesan palsu seperti e-mail
palsu ke dalam jaringan komputer.    
Pengamanan Sistem Informasi
   Kriptografi
Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar  aman. 
(Cryptography  is  the  art  and  science  of  keeping  messages secure.  *40+)  “Crypto” 
berarti “secret”  (rahasia)  dan  “graphy”  berarti “writing”   (tulisan).   Para   pelaku  
atau   praktisi   kriptografi   disebut cryptographers. Sebuah algoritma kriptografik
(cryptographic algorithm), disebut  cipher,  merupakan  persamaan  matematik  yang 
digunakan  untuk proses enkripsi dan dekripsi. Biasanya kedua persamaan matematik
(untuk enkripsi dan dekripsi) tersebut memiliki hubungan matematis yang cukup
erat.Proses  yang  dilakukan  untuk  mengamankan  sebuah  pesan  (yang  disebut
plaintext)  menjadi  pesan  yang  tersembunyi  (disebut  ciphertext)  adalah enkripsi 
(encryption).  Ciphertext  adalah  pesan  yang  sudah  tidak  dapat dibaca dengan
mudah. Menurut ISO 7498-2, terminologi yang lebih tepat digunakan
adalah “encipher”.
 Enkripsi

8
Enkripsi digunakan untuk menyandikan data-data atau informasi sehingga tidak dapat
dibaca oleh orang yang tidak berhak. Dengan enkripsi data anda disandikan 
(encrypted)  dengan  menggunakan  sebuah  Password  (key).  Untuk membuka
(decrypt) data tersebut digunakan juga sebuah  Password yang dapat sama   dengan  
Password     untuk   mengenkripsi   (untuk   kasus   private   key cryptography)  atau 
dengan   Password    yang  berbeda  (untuk  kasus  public  key cryptography).
 
Mengamankan Sistem Informasi
Pada   umunya,   pengamanan   dapat   dikategorikan   menjadi   dua   jenis:
pencegahan  (preventif)   dan   pengobatan  (recovery).   Usaha   pencegahan
dilakukan   agar   sistem   informasi   tidak   memiliki   lubang   keamanan, sementara 
usaha-usaha  pengobatan  dilakukan  apabila  lubang  keamanan sudah
dieksploitasi.Pengamanan sistem informasi dapat dilakukan melalui beberapa layer
yang berbeda.  Misalnya  di  layer  “transport”,  dapat  digunakan  “Secure Socket
Layer” (SSL). Metoda ini umum digunakan untuk server web.
Secara fisik, sistem  anda  dapat  juga  diamankan  dengan  menggunakan  “firewall” 
yang memisahkan  sistem  anda  dengan  Internet.  Penggunaan  teknik  enkripsidapat
dilakukan di tingkat aplikasi sehingga data-data anda atau e-mail anda tidak dapat
dibaca oleh orang yang tidak berhak.
 Mengatur akses (Access Control)
Salah  satu  cara  yang  umum  digunakan  untuk  mengamankan  informasi adalah
dengan mengatur akses ke informasi melalui mekanisme “authentication”  dan  “access 
control”.  Implementasi  dari  mekanisme  ini antara lain dengan menggunakan
“password”.Di sistem UNIX dan Windows NT, untuk menggunakan sebuah sistem atau
komputer,   pemakai   diharuskan   melalui   proses   authentication   dengan
menuliskan   “userid”   dan   “password”.   Informasi yang diberikan ini dibandingkan
dengan user id dan password yang berada di sistem. Access control ini biasanya
dilakukan  dengan  mengelompokkan  pemakai  dalam  “group”.  Ada  group yang 
berstatus  pemakai  biasa,  ada  tamu, dan  ada  juga  administrator atau super   user  
yang   memiliki   kemampuan   lebih   dari   group   lainnya. Pengelompokan ini
disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunaan sistem anda.
 Shadow Password
Salah  satu  cara  untuk  mempersulit  pengacau  untuk  mendapatkan  berkas yang
berisi password (meskipun terenkripsi) adalah dengan menggunakan “shadow 
password”.  Mekanisme  ini  menggunakan  berkas  /etc/shadow untuk  menyimpan 
encrypted  password,  sementara  kolom  password  di berkas  /etc/passwd berisi 
karakter  “x”.  Berkas  /etc/shadow tidak dapat dibaca secara langsung oleh pemakai
biasa.
 Menutup servis yang tidak digunakan

9
Seringkali  sistem  (perangkat  keras  dan/atau  perangkat  lunak)  diberikan dengan 
beberapa  servis  dijalankan  sebagai  default.  Sebagai  contoh,  pada sistem UNIX
servis-servis berikut sering dipasang dari vendornya: finger, telnet, ftp, smtp, pop, echo,
dan seterusnya. Servis tersebut tidak semuanya dibutuhkan.  Untuk  mengamankan 
sistem,  servis  yang  tidak  diperlukan  di server (komputer) tersebut sebaiknya
dimatikan.
 Memasang Proteksi
Untuk  lebih  meningkatkan  keamanan  sistem  informasi,  proteksi  dapat
ditambahkan. Proteksi ini dapat berupa filter (secara umum) dan yang lebih spesifik 
adalah  firewall.    Filter  dapat  digunakan  untuk  memfilter  e-mail, informasi, akses,
atau bahkan dalam level packet.
 Firewall
Firewall  merupakan   sebuah  perangkat  yang  diletakkan  antara  Internet dengan 
jaringan  internal  Informasi  yang keluar atau masuk harus melalui firewall ini.Tujuan
utama dari firewall adalah untuk menjaga (prevent) agar akses (kedalam  maupun  ke 
luar)  dari  orang   yang  tidak  berwenang  (unauthorized access) tidak dapat dilakukan.
Konfigurasi dari firewall
bergantung kepada kebijaksanaan (policy) dari organisasi yang bersangkutan, yang
dapat dibagi menjadi dua jenis:
1. apa-apa   yang   tidak   diperbolehkan   secara   eksplisit   dianggap   tidak
diperbolehkan (prohibitted).
2. apa-apa  yang  tidak  dilarang  secara  eksplisit  dianggap  diperbolehkan (permitted).
  Backup secara rutin
Seringkali  tamu  tak  diundang  (intruder)  masuk  ke  dalam  sistem  dan merusak
sistem dengan menghapus berkas-berkas yang dapat ditemui. Jika intruder   ini  
berhasil   menjebol   sistem   dan   masuk   sebagai   super   user (administrator), 
maka  ada  kemungkinan  dia  dapat  menghapus  seluruh berkas. Untuk itu, adanya
backup yang dilakukan secara rutin merupakan sebuah  hal  yang esensial. Bayangkan
apabila yang  dihapus  oleh tamu  ini adalah   berkas   penelitian,   tugas   akhir,  
skripsi,   yang   telah   dikerjakan bertahun-tahun. Untuk sistem yang sangat esensial,
secara berkala perlu dibuat backup yangletaknya  berjauhan  secara  fisik.  Hal  ini 
dilakukan  untuk  menghindari hilangnya   data   akibat   bencana   seperti   kebakaran, 
banjir, dan lain sebagainya. Apabila data-data dibackup akan tetapi diletakkan pada
lokasi yang sama, kemungkinan data akan hilang jika tempat yang bersangkutan
mengalami bencana seperti kebakaran.
 Penggunaan Enkripsi untuk meningkatkan keamanan
Salah  satau  mekanisme  untuk  meningkatkan  keamanan  adalah  dengan
menggunakan  teknologi  enkripsi.  Data-data  yang    anda  kirimkan  diubah
sedemikian rupa sehingga tidak mudah disadap. Banyak servis di Internet yang  

10
masih   menggunakan   “plain   text”   untuk   authentication,   seperti penggunaan 
pasangan  userid  dan  password.  Informasi  ini  dapat  dilihat dengan mudah oleh
program penyadap atau pengendus (sniffer).

C.    JENIS UKURAN-UKURAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI


Untuk melindungi sumberdaya organisasi, suatu perusahaan harus menerapkan
beragam jenis ukuran keamanan. Ukuran keamanan yang memadai memungkinkan
perusahaan:
1.      melindungi fasilitas komputernya dan fasilitas fisik lainnya.
2.      Menjaga integritas dan kerahasiaan file data.
3.      Menghindari kerusakan serius atau kerugian-kerugian karena bencana

Ukuran keamanan fokus pada:


1.         keamanan fisik dan
2.         keamanan data/informasi.

Kemanan fisik dikelompokkan atas:


1.         Kemanan untuk sumberdaya fisik selain fasilitas komputer
2.         Keamanan untuk fasilitas perangkat keras komputer.

Ukuran keamanan spesifik


Untuk setiap keamanan fisik dan keamanan data/informasi, maka ukuran-ukuran
keamanan harus ditetapkan untuk:
1.         Melindungi dari akses yang tidak diotorisasi/diijinkan
2.         Perlindungan terhadap bencana
3.         Perlindungan terhadap kerusakan atau kemacetan
4.         Perlindungan dari akses yang tidak terdeteksi
5.         Perlindungan terhadap kehilangan atau perubahan-prubahan yang tidak seharusnya
6.         Pemulihan atau rekonstruksi data yang hilang

D.    KEAMANAN UNTUK SUMBER DAYA FISIK NON KOMPUTER


1.      Sumberdaya fisik nonkomputer misalnya kas, sediaan, surat-surat berharga
sekuritas, aktiva tetap perusahaan, atau arsip-arsip dalam lemari arsip.
2.      Perlindungan dari akses yang tidak diijinkan
a)    Akses ke aktiva fisik non komputer harus dibatasi atau dijaga dari pihak-pihak yang
tidak diijinkan/diotorisasi.
b)   Kas harus disimpan dalam kotak terkunci (brankas) dan hanya boleh diakses oleh
orang-orang yang diijinkan.

11
c)    Menetapkan penjaga untuk sediaan yang disimpan digudang atau aktiva yang ada
digedung administrasi atau pabrik.
d)   Membuat pagar untuk wilayah-wilayah tempat penyimpanan aktiva.
e)    Membuat alarm, monitor TV atau lemari arsip yang terkunci.
3.      Perlindungan dari Bencana
Melengkapi gudang dengan peralatan-peralatan pencegah api dan menyimpan kas
pada tempat yang tahan api
4.      Perlindungan dari kerusakan dan kemacetan
Melakukan pemeliharaan rutin atas aktiva-aktiva operasi, seperti mesin, mobli dan lain-
lain

E.     KEMANAN UNTUK PERANGKAT KERAS KOMPUTER


1.    Perlindungan dari akses orang yang tidak diijinkan
a)    Pusat fasilitas komputer harus diisolasi, lokasi tidak bisa dipublikasi dan tidak tampak
dari jalan umum.
b)   Akses fisik ke fasilitas komputer dibatasi pada orang yang diotorisasi, misalnya
operator komputer, pustakawan, penyelia pemrosesan data atau manajemen sistem
informasi.
c)    Penjaga keamanan dan resepsionis ditempatkan pada titik-titik strategis.
d)   Memakai alat scanning elektronik
e)    Pintu terkunci ke ruangan komputer dan titik pemasukan data yang hanya bisa dibuka
dengan kartu berkode magnetik.
f)    Alarm, apabila ada pihak yang tidak diotorisasi masuk.
2.    Perlindungan dari bencana
a)    Fasilitas komputer diatur kelembaban dan suhu ruangannya.
b)   Untuk menghindari kerusajkan karena air, maka lantai, dinding dan atap harus tahan
air.
c)    Membuat detektor asap atau detektor api
d)   Untuk mainframe, maka sebaiknya disediakan generator ataupun UPS
3.    Perlindungan dari kerusakan dan kemacetan
Membuat rencana backup file

F.     KEMANAN UNTUK DATA DAN INFORMASI


1.    Perlindungan dari akses orang yang tidak diotorisasi terhadap data
a)    Isolasi, data dan informasi yang rahasia dan penting bagi operasi perusahaan
diisolasi secara fisik untuk melindungi dari akses yang tidak diotorisasi.
b)   Otentifikasi dan otorisasi pengguna. Misalnya dengan membuat daftar pengendalian
akses (ACL), membuat password, Automatic lockout, Callback procedure, keyboard
lock.

12
c)    Peralatan komputer dan terminal dibatasi penggunaannya. MIsalnya: suatu terminal
dibatasi hanya bisa memasukkan transaksi tertentu sesuai dengan fungsinya. Bagian
gudang hanya bisa memasukkan dan memutakhirkan data sediaan setelah
memasukkan password atau username. Peralatan komputer dan terminal juga akan
terkunci otomatis bila jam kerja telah selesai.
d)   Enskripsi. Untuk mencegah pengganggu (intruder) memasuki jaringan komunikasi
data dan menyadap data, maka data rahasia yang ditransmisikan melalui jaringan
dilindungi dengan enkripsi (data dikodekan dan apabila telah sampai kode tersebut
dibuka ditempat tujuan). Terdapat dua jenis enskripsi: private key encryption & Public
Key Encryption.
e)    Destruksi. Untuk mencegah pihak yang tidak diijinkan mengakses data, data rahasia
harus segera dihancurkan ketika masa penggunaannya selesai. Untuk hasil cetakan,
segera dihancurkan melalui alat penghancur kertas.

2.    Perlindungan dari akses data dan informasi yang tidak bisa dideteksi
a)    Membuat access log (log akses), merupakan komponen keamanan sistem
pengoperasian, mencatat seluruh upaya untuk berinteraksi dengan basis
data/database. Log ini menampilkan waktu, tanggal dan kode orang yang melakukan
akses ke basis data. Log ini menghasilkan jejak audit yang harus diperiksa oleh auditor
internal atau administratur keamanan untuk menetapkan ancaman-ancaman yang
mungkin terhadap keamanan sistem informasi.
b)   Console log Cocok bagi komputer mainframe yang menggunakan pemrosesan
tumpuk. Console log mencatat semua tindakan yang dilakukan sistem operasi dan
operator komputer.Console log mencatat seluruh tindakan yang dilakukan sistem
operasi dan operator komputer, seperti permintaan dan tanggapan yang dibuat selama
pelaksanaan pemrosesan dan aktivitas lainnya.
c)    Perangkat lunak pengendalian akses, Beberapa perangkat lunak berinteraksi dengan
sistem operasi komputer untuk membatasi dan memantau akses terhadap file dan data.
d)   Log perubahan program dan sistem. Log perubahan program dan sistem dapat
memantau perubahan terhadap program, file dan pengendalian. Manajer
pengembangan sistem memasukkan kedalam log ini seluruh perubahan dan tambahan
yang diijinkan terhadap program. Perubahan dan tambahan yang diijinkan terhadap
program harus diperiksa internal auditor untuk memeriksa kesesuaian dengan prosedur
perubahan yang disarankan.

G.    PERLINDUNGAN DARI KERUGIAN ATAU PERUBAHAN YANG TIDAK


DIHARAPKAN TERHADAP DATA ATAU PROGRAM
1.    Log (catatan) perpustakaan, memperlihatkan pergerakan dari file data, program, dan
dokumentasi yang digunakan dalam pemrosesan atau aktivitas lainnya.

13
2.    Log transaksi, mencatat transaksi individual ketika transaksi itu dimasukkan ke dalam
sistem on-line untuk pemrosesan. Log ini memberikan jejak audit dalam sistem
pemrosesan online. Termasuk dalam log ini adalah tempat pemasukan transaksi, waktu
dan data yang dimasukkan, nomor identifikasi orang yang memasukkan data, kode
transaksi, dan jumlah. Perangkat lunak sistem juga meminta nomor transaksi. Secara
teratur daftar log transaksi ini harus dicetak.
3.    Tombol perlindunganàpada 3 ½ floppy disk
4.    Label file
5.    Memori hanya-baca (Read -Only Memory)
6.    Penguncian (lockout), merupakan perlindungan khusus yang diperlukan untuk
melindungi basis data/database, karena beragam pengguna dan program biasanya
mengakses data secara bergantian dan terus menerus. Penguncian mencegah dua
program mengakses data secara bersamaan. Akibatnya, satu program harus ditunda
sampai program lain selesai mengakses. Jika kedua program diijinkan untuk
memutakhirkan record yang sama, maka satu data dapat dicatat berlebihan dan hilang.

H. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENERAPAN SISTEM KEAMANAN INFORMSI


Dampak Positif
1. Mempercepat arus informasi
Arus informasi saat ini menjadi sangat cepat, bahkan cenderung tidak terkontrol hingga
saat ini. namun demikian, hal ini merupakan salah satu dampak positif, karena dapat
memberikan informasi mengenai suatu kejadian secara cepat, meskipun terkadang
tidak akurat dan tidak tepat.
Arus informasi dengan feedback yang merupakan karakteristik sistem informasi menjadi
salah satu faktor perkembangan informasi dan komunikasi yang tampak. Sehingga
memberikan manfaat tersendiri bagi setiap user. Terlebih terhadap internet,
perkembangan jaringan komputer menjadi semakin pesat seiring penggunaan internet
yang kian meningkat.
2. Mempermudah akses terhadap informasi terbaru
Merupakan salah satu efek domino dari bertambah cepatnya arus informasi. Dengan
adanya teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat, maka
siapapun akan bisa memperoleh informasi dengan mudah. Akses terhadap informasi ini
bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dari siapapun itu. Hal ini akan membantu
individu dalam meningkatkan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, meski
terkadang realibilitas dan validitas dari informasi tersebut dipertanyakan.
Hal ini menjadi penanda bahwa penggunaan internet untuk berkomunikasi menjadi
salah satu pilihan yang sangat diminati. Karena dapat terhubung ke setiap orang dai
belahan dunia manapun. Disinilah peranan manfaat jaringan komputer sebagai salah
satu sumber penggunaan internet menjadi lebih optimal.

14
3. Media sosial
Media sossial juga merupakan dampak positif lainnya dari perkembangan teknologi
informasi dan kommunikasi. Media sosial dapat memberikan banyak sekali manfaat,
salah satunya adalah dapat mempertumakan individu dengan orang baru, dan
menambah relasi antar individu.
Sebagai contoh, salah satunya adalah facebook. Situs yang cukup besar ini menjadi
salah satu media sosial yang paling banyak orang gunakan. Tidak hanya untuk
menambah jaringan pertemanan di dunia maya, facebook juga menjadi sarana promosi
dalam bisnis. Manfaat facebook bagi user sangatlah berguna, terlebih untuk
menjalankan bisnis, baik itu bisnis kecil maupun bisnis besar.
4. Membantu individu dalam mencari informasi
Dalam mencari informasi yang baru dan masih hangat, maka teknologi informasi dan
juga komunikasi sangat memegang peranan yang penting. Dengan adanya arus
informasi yang menjadi jauh lebih cepat, maka individu akan menjadi lebih mudah
dalam mencari informasi yang diinginkan.
Peranan internet terhadap presentasi belajar siswa menjadi salah satu momok yang
cukup diperhitungkan. Dalam hal ini siswa dapat mengeksplor pikiran dan bahan
pelajaran di sekolah mereka dengan mengakses informasi lebih luas dalam setiap mata
pelajaran. Sehingga siswa tersebut memiliki pikiran yang tak hanya berlingkup dari
sekolah saja tapi dari luar sekolah secara global.
5. Mempermudah komunikasi dengan individu lainnya yang jauh
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling utama yang harus dijalin oleh
manusia, sebagai makhluk sosial. Dengan adanya teknologi informasi dan juga
komunikasi, maka saat ini untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain menjadi jauh
lebih mudah. Apabila pada jaman dulu kita harus menunggu berhari-hari menggunakan
pos, maka saat ini, dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kita bisa
mengirim pesan dalam waktu hitungan detik, dengan cepat dan juga mudah.
Ini menjadi salah satu faktor pengarang penyebab teknologi komputer berkembang
cepat. Chatting menjadi hal yang favorit bagi sebagian orang, terlebih saat ini
penggunaan smartphone semakin meningkat di semua kalangan.

Dampak Negatif

Meskipun memiliki banyak dampak positif, akan tetapi ternyata teknologi informasi dan
komunikasi memiliki beberapa dampak negatif yang cukup mengganggu kehidupan
sehari-hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan karena penyalahgunaan dari
teknologi informasi dan komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya
pemahaman user akan etika dan juga cara untuk menggunakan teknologi informasi dan

15
juga komunkasi dengan baik dan juga benar.
Berikut ini adalah beberapa dampak negative dari teknologi informasi dan juga
komunikasi:

1) Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik


2) Meningkatnya penipuan dan juga kejahatan cyber
3) Cyber Bullying
4) Konten negative yang berkembang pesat
5) Fitnah dan juga pencemaran nama baik secara luas
6) Menjauhkan yang dekat
7) Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan
8) Membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna.
9) Menurunnya prestasi belajar dan juga kemampuan bekerja seseorang

Dampaknya bagi perusahaan apabila proses tersebut tidak berjalan maksimal

Risiko Keamanan Informasi (Information Security Risk) didefinisikan sebagai potensi


output yang tidakdiharapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh Ancaman
keamanan informasi. Semua risiko mewakili tindakan yang tidak terotorisasi. Risiko-
risiko seperti ini dibagi menjadi empat jenis yaitu:
Pengungkapan Informsi yang tidak terotoritasis dan pencurian. Ketika suatu basis data
dan perpustakaan peranti lunak tersedia bagi orang-orang yang seharusnya tidak
memiliki akses, hasilnya adalah hilangnya informasi atau uang.
Penggunaan yang tidak terotorisasi. Penggunaan yang tidak terotorisasi terjadi ketika
orang-orang yang biasanya tidak berhak menggunakan sumber daya perusahaan
mampu melakukan hal tersebut.
Penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan. Seseorang dapat
merusak atau menghancurkan peranti keras atau peranti lunak, sehingga menyebabkan
operasional komputer perusahaan tersebut tidak berfungsi.
Modifikasi yang terotorisasi. Perubahan dapat dilakukan pada data, informasi, dan
peranti lunak perusahaan yang dapat berlangsung tanpa disadari dan menyebabkan
para pengguna output sistem tersebut mengambil keputusan yang salah.

I.    PEMULIHAN DAN REKONSTRUKSI DATA YANG HILANG


1.        Program pencatatan vital, yaitu program yang dibuat untuk mengidentifikasi dan
melindungi catatan komputer dan nonkomputer yang penting untuk operasi

16
perusahaan, seperti catatan pemegang saham, catatan karyawan, catatan pelanggan,
catatan pajak dan bursa, atau catatan sediaan.
2.        Prosedur backup dan rekonstruksi. Backup merupakan tindasan (copy) duplikasi dari
dokumen, file, kumpulan data, program dan dokumentasi lainnya yang sangat penting
bagi perusahaan. Prosedur rekonstruksi terdiri dari penggunaan backup untuk mencipta
ulang data atau program yang hilang.

Studi Kasus
Pada tahun 2001, internet banking diributkan oleh kasus pembobolan internet
banking milik bank BCA, Kasus tersebut dilakukan oleh seorang mantan mahasiswa
ITB Bandung dan juga merupakan salah satu karyawan media online (satunet.com)
yang bernama Steven Haryanto. Anehnya Steven ini bukan Insinyur Elektro ataupun
Informatika, melainkan Insinyur Kimia. Ide ini timbul ketika Steven juga pernah salah
mengetikkan alamat website.
Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan
tampilan yang sama persis dengan situs internet banking BCA, http://www.klikbca.com ,
seperti:
 wwwklikbca.com
 kilkbca.com
 clikbca.com
 klickbca.com
 klikbac.com
Orang tidak akan sadar bahwa dirinya telah menggunakan situs palsu tersebut
karena tampilan yang disajikan serupa dengan situs aslinya. Hacker tersebut mampu
mendapatkan User ID dan password dari pengguna yang memasuki situs palsu
tersebut, namun hacker tersebut tidak bermaksud melakukan tindakan kriminal seperti
mencuri dana nasabah, hal ini murni dilakukan atas keingintahuannya mengenai
seberapa banyak orang yang tidak sadar menggunakan situs klikbca.com, Sekaligus
menguji tingkat keamanan dari situs milik BCA tersebut.
Steven Haryanto dapat disebut sebagai hacker, karena dia telah mengganggu suatu
sistem milik orang lain, yang dilindungi privasinya. Sehingga tindakan Steven ini disebut
sebagai hacking. Steven dapat digolongkan dalam tipe hacker sebagai gabungan white-
hat hacker dan black-hat hacker, dimana Steven hanya mencoba mengetahui seberapa
besar tingkat keamanan yang dimiliki oleh situs internet banking Bank BCA. Disebut
white-hat hacker karena dia tidak mencuri dana nasabah, tetapi hanya mendapatkan
User ID dan password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu.
Namun tindakan yang dilakukan oleh Steven, juga termasuk black-hat hacker karena

17
membuat situs palsu dengan diam-diam mengambil data milik pihak lain. Hal-hal yang
dilakukan Steven antara lain scans, sniffer, dan password crackers.
Karena perkara ini kasus pembobolan internet banking milik bank BCA, sebab dia
telah mengganggu suatu sistem milik orang lain, yang dilindungi privasinya dan
pemalsuan situs internet banking palsu. Maka perkara ini bisa dikategorikan sebagai
perkara perdata. Melakukan kasus pembobolan bank serta  telah mengganggu suatu
sistem milik orang lain, dan mengambil data pihak orang lain yang dilindungi privasinya
artinya mengganggu privasi orang lain dan dengan diam-diam mendapatkan User ID
dan password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu.

BAB III
PENUTUP

A. Analisis dan Kesimpulan


Jadi dapat dikatakan apa yang dilakukan Steven secara etik tidak benar karena
tindakan yang dilakukan Steven mengganggu privasi pihak lain dengan hanya
bermodalkan keingintahuan dan uang sejumlah kira-kira US$ 20 guna membeli domain
internet yang digunakan untuk membuat situs internet banking BCA palsu serta
pemalsuan situs internet banking BCA dan dengan diam-diam mendapatkan User ID
dan password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu. Namun
juga menimbulkan sisi positif dimana pihak perbankan dapat belajar dari kasus
tersebut. BCA menggunakan internet banking yang dapat dipakai pengambilan
keputusan atau yang disebut decision support system, dimana data para nasabah yang
bertransakasi serta aktivitas lainnya melalui internet banking merupakan database milik
BCA secara privasi yang tidak boleh disebarluaskan ataupun disalahgunakan karena
internet banking tersebut merupakan salah satu layanan yang menguntungkan baik
bagi nasabah maupun pihak BCA. Database para nasabah internet banking dapat
digunakan oleh pihak BCA untuk membuat keputusan dalam berbagai bidang
perbankan.

18
B. Solusi dan Saran
Solusi
1. Perlu adanya Cyberlaw: dikarenakan Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi
dalam peraturan/Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus
mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.
2. Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan
informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada
masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime.
3. Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi yaitu
dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap (plaintext
diubah menjadi chipertext). Untuk meningkatkan keamanan authentication (pengunaan
user_id dan password), penggunaan enkripsi dilakukan pada tingkat socket.

Saran
Berkaitan dengan cybercrime tersebut maka perlu adanya upaya untuk
pencegahannya, untuk itu yang perlu diperhatikan adalah :
1. Segera membuat regulasi yang berkaitan dengan cyberlaw pada umumnya dan
cybercrime pada khususnya.
2. Kejahatan ini merupakan global crime maka perlu mempertimbangkan draft
internasional yang berkaitan dengan cybercrime.
3. Melakukan perjanjian ekstradisi dengan Negara lain.
4. Mempertimbangkan penerapan alat bukti elektronik dalam hukum.

19
Daftar Pustaka
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:
Implementasi Sistem Informasi.  FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
Rais, Dahlan. (2015). Keamanan Informasi pada Sistem Infomasi Manajemen.
http://dahlanrais.blogspot.com/2015/05/keamanan-informasi-pada-sistem.html.
Nasruddin. (2011). Ancaman Keamanan pada Sistem Informasi. http://nasruddin-
ibrahim.blogspot.com/2011/01/ancaman-keamanan-pada-sistem-informasi.html.
diakses pada : 27 Jannuari 2011
Pratama, Dirga. (2012). Keamanan Sistem Informasi.
https://dirpratama.wordpress.com/2012/05/25/keamanan-sistem-informasi/.
Diakses pada : 25 Mei 2012

20

Anda mungkin juga menyukai