SKRIPSI
Diajukan kepada
Untuk memenuhi
Sebagian persyaratan
Oleh:
Fernando Sihaloho
NIM: 215772012098
Jakarta
April 2018
Lembar Pengesahan
Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta, melalui Dosen Pembimbing dan Tim
Pembaca/Penguji telah menerima kajian skripsi berjudul: Pendampingan Pastoral
berbasis Komunitas Gereja bagi Anak dengan Disabilitas Korban Pemerkosaan oleh
Anggota Keluarga. Kajian ini disusun, diserahkan dan dipertahankan oleh Fernando
Sihaloho dalam memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Filsafat Keillahian.
Pembimbing/penguji
Pembaca/Penguji 1 Pembaca/Penguji 2
( ) ( )
STT Jakarta
ii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiarisme
Merupakan hasil kajian ilmiah saya sendiri, dengan mengikuti kaidah-kaidah dan
etika keilmuan yang bertanggungjawab. Pernyataan ini saya buat dengan sejujur-
jujurnya. Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan plagiarisme,
maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh STT Jakarta (lihat
Peraturan Plagiarisme , disahkan dalam Rapat Senat STT Jakarta VIII/2009-
2010, 2 Maret 2010).
(Feranando Sihaloho)
iii
Kata Pengantar
yang sangat berharga. Tiga tahun silam memasuki dunia perkuliahan dengan
pergumulan dan rasa khawatir. Namun, perjalanan ini tidak dapat dihentikan
mata dilalui hanya dengan satu kekuatan, yaitu Allah pemberi kekuatan dan
kesehatan memampukan saya untuk berjalan hingga selesai dan karena cinta
Allah akan hadir bagi setiap orang yang memerlukan dukungan, topangan serta
membentukku.
melewati perkuliahan tersebut. Allah yang begitu baik dan orang-orang baik
yang dihadirkan di dalam kehidupanku. Kata terima kasih tidak cukup untuk
mewakili rasa cintaku terhadap semua orang yang berperan dalam penuntasan
tulisan ini. Namun, biarlah ucapan terima kasih ini menjadi ungkapan yang tulus
dari hati terdalam kuberikan kepada orang-orang yang telah berjalan bersamaku
selama ini.
Terima kasih pertama, saya ucapkan kepada kedua orang tuaku, yaitu
Timbul Sihaloho dan mamak tercinta yaitu Sutiara Manalu. Beliau yang tidak
iv
baik saja, beliau yang senantiasa mendoakan saya di dalam setiap pergumulan
saya. Beliau yang begitu cinta memberikan kekuatan kepada saya untuk tetap
berjuang meski lelah, menahan malu karena ulah saya dan masih tetap berjuang
untuk harapan saya. Pada akhirnya, saya dapat melewati semua dan selesai.
Terima kasih Allah buat cinta yang Kau berikan lewat mamakku tercinta.
Terima kasih juga buat orang-orang yang selalu ada bersamaku, adik-
adikku yang senantiasa mengingatkan untuk tetap berjuang sampai akhir. Begitu
juga buat teman-teman Angkatan 2015 yang senantiasa selalu ada buat saya,
selama tiga tahun selalu bersama, menjadi adik, teman, sahabat dan saudara.
Yang selalu mengingatkan saya dengan kesempatan yang Allah berikan. Menjadi
teman berdebat dan berantam tetapi tetap satu. Terima kasih juga buat Siska
kasus saya.
Begitu juga buat adik-adikku dan menjadi temanku yang ada di Kalibata City
yang siap-sedia ikut menemani dalam pengerjaan tulisan ini. Terima kasih buat
Bindu Sitompul sebagai tuan rumah. Syukur kepada Allah yang selalu siap-sedia.
Terima kasih juga buat Marlita Siregar yang jauh di sana, ikut
tahun pertama perkuliahan di Jakarta dengan segala kondisi yang saya alami.
v
Terima kasih juga buat Pdt. Benny Sinaga yang merupakan mantan
dosenku yang kini menjadi teman satu almamater, Pdt. Romeo Sinaga yang
terhadap penulis dari sudut pandang budaya batak, Pdt. Jetty Samosir yang
motivasi untuk tetap semangat dalam kuliah, Pdt. Tiapul yang membantu
memberikan bahan dalam penulisan dan perkuliahan dan Pdt. Nathanael Tarigan
Terima kasih kuucapkan kepada GKI Pondok Indah yang telah membantu
yang melimpahkan berkat-Nya bagi jemaat GKI Pondok Indah. Terima kasih juga
buat HKBP Menteng jalan Jambu terkhusus Guru Sekolah Minggu yang mengerti
Terima kasih juga saya ucapkan buat dosen pembimbingku, pak Besly
dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga buat kak Isabella Sinulingga
yang mau menjadi tempat untuk bercerita mengenai kasus yang saya bahas.
Terima kasih juga buat orang yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
Terlalu banyak cinta dan terlalu dalam cinta yang mereka berikan kepada saya.
Dan yang terakhir saya mengucapkan terima kasih buat anak disabilitas dan
buat saya. Saya menyadari bahwa semua orang memiliki keterbatasan dan
semua orang butuh orang lain untuk dapat berkarya. Terima kasih saya ucapkan
seorang pengembara yang terus berjalan, maka saya juga akan tetap berjalan
sesuai dengan tuntunan Allah. Perziarahan ini tidak akan berhenti sampai di sini,
namum ini menjadi pintu masuk menuju perziarahan yang lebih berwarna. Dan
saya percaya, Allah akan tetap menaungi langkah saya dan memberikan
dalam perziarahan.
Penulis
vii
Daftar Isi
Halaman
Abstrak …………………………………………………………………………………………………. x
Pendahuluan …………………………………………………………………………………………. 1
B. Analisa ………………………………………………………………………………………. 26
C. Kesimpulan ………………………………………………………………………………… 31
keluarga ………………………………………….………………………………………… 41
viii
Halaman
Keluarga …………………………………………………….………………………………. 48
Keluarga ………………………………………………...…………………………………... 54
Keluarga ……………………………………………………...…………………………….. 58
G. Metode ………………………………………………………………………………………. 62
ix
Abstrak
x
Pendahuluan
(Hayati 2000, 28). Tindak kekerasan seperti yang dijelaskan di atas dapat terjadi
dimana saja, seperti di gereja, keluarga dan masyarakat. Selain itu, tindak
korban adalah mereka yang lemah, dikuasai dan dikontrol oleh para pelaku
orang tua dan anak, kebanyakan orang tua lebih berpeluang melakukan
Sepanjang hal tersebut masih diimajinasikan dan diakui dengan cara demikian,
laki-laki dan orang tua akan selalu punya ruang dan kesempatan melakukan
1
2
bentuk apa saja yang dimiliki seorang pelaku kekerasan sangat memudahkan
luar biasa terhadap korban. Kekerasan yang terjadi berdampak dalam perilaku
sekitarnya.
yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak adalah tindak kekerasan
tingginya angka kekerasan yang dialami anak. Hal ini menunjukkan bahwa
memaparkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 116 orang anak yang mengalami
kekerasan seksual yang semua melibatkan ayah tiri dan kandung, keluarga
terdekat dan temannya (Kekerasan seksual pada anak website 2017). Jumlah
kekerasan seksual pada anak tiap tahun bertambah. Bahkan kekerasan seksual
pada anak menjadi ancaman terbesar sama seperti pemakaian narkoba dan
masyarakat Indonesia. Belum lagi, hal ini masih ditambah dengan lemahnya
penegakan hukum terhadap para pelaku kekerasan (10 catatan penting akhiri
Karena itu, dalam skripsi ini saya akan membahas tentang pendampingan
Perumusan masalah
disertai kontak fisik. Hal ini mencakup sentuhan pada payudara atau alat kelamin
anggota keluarga kalau anak-anak tersebut pada saat yang sama juga adalah
4
korban pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota keluarga adalah luka yang
dalam di dalam diri anak yang bersangkutan. Luka yang dialami anak berupa
akan memberikan dampak negatif di dalam diri anak disabilitas sehingga mereka
korban pemerkosaan oleh anggota keluarga? Sejauh yang saya ketahui bahwa
kurang ditangani dengan baik. Sebagai contoh, kita bisa lihat dari sikap gereja
sudah cukup. Gereja tidak memberikan waktu dan kesempatan untuk mengenal
pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota keluarga sendiri masih tabu untuk
5
dibicarakan di depan publik karena akan merusak nama baik keluarga dari anak
tersebut. Oleh karena itu, gereja biasanya hanya melakukan dispilin gereja bagi
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Vanier 1999, 43). Oleh karena itu,
setiap orang yang ada di dalamnya sehingga dia dapat bertumbuh dari cinta yang
diri kita terlebih dahulu sebagai bentuk keikutsertaan orang lain terhadap
Vanier memaparkan bahwa cinta yang diberikan oleh orang terdekat bagi
sebagai tempat yang aman dan nyaman. Anak yang harus tetap tumbuh dan
6
berkembang dalam fisik, iman dan spiritualnya. Anak yang akan diperkenal
karena itu, masyarakat harus memberikan cinta yang sesungguhnya bagi anak
sejak dini. Cinta yang diberikan dalam kehidupan anak akan mengantarkannya
di atas akan saya pakai sebagai usulan bagi gereja dalam mengembangkan
oleh anggota keluarga. Saya mengangkat tugas gereja karena menurut saya
seharusnya menjadi sahabat bagi semua orang termasuk anak disabilitas korban
jemaat dan masyarakat. Gereja yang dapat memberikan kesempatan bagi anak
sekitarnya.
Oleh karena itu yang akan saya permasalahkan dalam skripsi ini adalah:
sebagai bagian dari komunitas gereja menemukan jalan untuk menerima diri
7
mereka dan pulih dari trauma yang dialami. Berdasarkan masalah di atas, maka
komunitas?
yang ada di tengah komunitas sehingga mereka dapat pulih dari trauma
yang dialaminya?
Pembatasan masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih berfokus dan tidak meluas dari ,
maka saya membatasi pembahasan skripsi ini pada beberapa ruang lingkup.
Pertama, saya akan membatasi pembahasna pada peran komunitas bagi anak
yang dimaksud dengan komunitas di sini adlaah komuitas gereja yang mampu
dilakukan oleh anggota keluarga. Kedua, saya membatasi pembasan saya dalam
skripsi ini pada beberapa kasus pemerkosaan oleh anggota keluarga yang terjadi
Hipotesis
8
anggota keluarga.
yang dilakukan oleh anggota keluarga menerima diri dan pulih dari
Metodologi Penelitian
dilakukan oleh anggota keluarga sebagai anggota gereja yang ada di tengah
kepustakaan untuk menjelaskan tentang apa saja yang bisa dibuat gereja sebagai
komunitasnya.
9
Pemerkosaan oleh Anggota Keluarga Saya memilih judul ini karena melihat
dilakukan oleh anggota keluarga yang hanya diberikan ibadah penguatan. Saya
kemudian menggali dan menemukan dua lagi kasus anak disabilitas korban
selanjutnya adalah Apa peran komunitas bagi anak disabilitas, terutama korban
keluarga karena mereka juga bagian dari komunitas sendiri. Dengan demikina
saya berharap dengan tulisan ini setiap orang dalam komunitas dapat
pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota keluarga. Dalam hal ini gereja sebagai
Sistematika Penulisan
Pendahuluan
Bagian ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, hipotesis,
Bab ini berisi deskripsi hasil observasi lapangan mengenai sikap komunitas
terhadap keberadaan anak disabilitas yang berada di tiga tempat yakni di Bekasi,
Pada bab ini saya akan menjelaskan tentang landasan teologis pastoral yang
Pada bagian ini saya menjelaskan tentang apa yang perlu diperhatikan gereja
Pada bab ini saya akan memaparkan hasil observasi dan wawancara yang
saya lakukan ketika menggali informasi mengenai lima kasus kekerasan seksual
terhadap anak disabilitas yang dilakukan anggota keluarga atau orang dekat
(Toraja), Bekasi dan Tobasa (Sumatera Utara). Sangat sulit bagi saya melakukan
keluarga maupun lembaga yang mengurus anak disable sendiri. Keluarga yang
pada bab-bab berikutnya dapat dipikirkan apa yang sebaiknya dilakukan gereja
pemerkosaan oleh anggota keluarga yang ada dalam komunitas gereja itu
sendiri.
12
13
Kasus I
Kasus ini menimpa seorang anak yang bernama Warni (Nama samaran).
Warni dan keluarganya adalah anggota jemaat gereja X di Sulawesi Selatan. Dia
anak kedua dari tiga bersaudara. Warni sendiri adalah anak tunaganda karena
buta dan bisu. Pada saat diobservasi Warni berusia 15 tahun dan sejak kecil
saya, Warni adalah anak yang sopan dan mudah diajak berteman. Ia bersedia
terjadi pada Warni sekitar 7 bulan lalu dan peristiwa itu terjadi di rumahnya
perkosaan yang dialami Warni ini sebenarnya sudah terjadi beberapa kali, baik
sendiri, yakni ayah dari ibunya, yang dipercayai oleh orangtuanya untuk menjaga
Warni. Kakeknya memang sering menemui Warni di rumah setiap pagi dan sore.
menurut kedua orangtuanya, kakeknya Warni adalah orang yang baik karena
terhadap Warni diketahui. Orang tuanya Warni hingga sekarang marah besar
pada kakeknya, terlebih lagi karena peristiwa itu terpergok snediri oleh ayahnya
14
Warni ketika pada pagi hari ia baru pulang mengantar adiknya Warni ke sekolah.
Saya tidak menyangka laki-laki yang saya hormati, bapak dari istri saya tidak punya
hati. Hatinya iblis, pengen rasanya membunuh dia. Di dalam tahanan pun dia aku
gak ikhlas, dia ganti rugi pun aku gak ikhlas (Marshal 2017).
Ketika diwawancai, Ayah Warni dengan sedih dan berurai air mata
Ibunya Warni, Weni sendiri hingga kini tidak dapat menerima kembali
Aku tidak tahu mau berkata apa lagi, dia sampai hati lakukan itu sama cucunya.
Padahal dia bilang, dia sayang kali sama Warni tapi… .)ngin rasanya hatiku
memakinya, aku gak bisa mengampuninya (Weni 2017).
sekarang lebih sering marah-marah, menangis dan ketakutan. Orang tua Warni
Tidak semua orang mengenal dengan baik tentang Warni. Hal ini
mata masyarakat, Warni merupakan anak yang baik dan sopan. Ini dibuktikan
Anaknya pak Marsal itu ramah dan enak diajak untuk bicara, walaupun sangat sulit
berkomunikasi dengannya. Tapi, melalui jabatan tangan terlihat kok kalau dia
ramah (Agung 2017).
saat ini belum terlihat tindakan, penanganan orang tua terhadap Warni. Orang
tua hanya membiarkannya di rumah dan tetap seperti biasanya. Warni tidak
dapat dilihat orang sekitar. Hanya saja perlindungan bagi Warni jauh lebih ketat
jika suatu saat terjadi lagi hal yang sama terhadap Warni.
keluarganya, tanpa lebih dalam melihat apa yang mesti dilakukan terhadap
Warni. Pernyataan Pendeta Yani dan seorang majelis gereja bernama Sikar yang
saya wawancara menggambarkan apa yang saya jelaskan di atas. Pendeta Yani
Kita tidak punya program khusus bagi anak korban pemerkosaan oleh anggota
keluarga, terkhusus bagi anak disabel. Kita hanya bisa memberikan mereka
penguatan melalui ibadah. Hal ini sebagai pertanda bahwa gereja juga ikut merasa
sedih dan menyesali hal tersebut terjadi (Yani 2017).
Ibadah yang kita lakukan kepada keluarga dan anak korban pemerkosaan oleh
anggota keluarga tersebut merupakan langkah yang baik, sebab yang tahu isi hati
manusia hanya Tuhan. Biarlah semuanya kita serahkan kepada Tuhan dan biarlah
Tuhan menghukum pelakunya (Sikar 2017).
16
Kasus II
kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri. Mawar adalah seorang anak
yang kehilangan penglihatan sejak bayi. Saat ini Mawar bersekolah di sebuah
ibunya sekitar 2 tahun lalu. Saat itu, Mawar mengatakan bahwa bagian
kemaluannya sakit. Waktu itu, ibunya tidak berpikir bahwa telah terjadi
kekerasan seksual terhadap Mawar. Tapi karena Mawar mengeluhkan rasa sakit
telah diperkosa oleh seseorang dan hal itu dinyatakan oleh Bidan di Puskesmas.
peristiwanya terjadi ketika Mawar pulang sekolah. Ibu Mawar yang marah dan
Ibu Mawar mengatakan kepada saya bahwa dia malu dengan kelakuan
suaminya. Dia juga tidak berniat untuk membebaskannya dari penjara. Bahkan,
terjadi lagi kekerasan seksual yang sama terhadap mawar anaknya jika ia harus
memaafkan suaminya.
Oleh karena kejadian tersebut, Ibunya Mawar menjelaskan bahwa saat ini
ayahnya di dalam mimpi. Bahkan, ibunya sering terkejut kalau Mawar berteriak
dan menangis karena mimpinya. Masih dari penuturan ibunya, dalam keseharian
Mawar tidak ada kendala. Hanya saja ia kelihatan takut ketika mendengar suara
laki-laki dewasa.
memandang Mawar sama seperti anak kecil lainnya yang senang bermain.
terhadap anaknya sendiri dan mereka mengutuk keras perbuatan ayahnya. Ini
pernyataan serupa bahwa ayahnya Mawar bejat, tidak bermoral dan tidak
bahwa:
Manusia seperti dia itu tidak berhak hidup di dunia. Padahal dia orang Kristen
dan beriman tetapi kelakuannya tidak mencerminkan sama sekali sebagai orang
yang memiliki Tuhan. Kalau perlu, orang seperti itu dibinasakan saja biar jadi
pelajaran bagi orang-orang yang akan melakukan kekerasan seksual (Nurul
2017).
18
gereja hanya memberikan penghiburan kepada Mawar dan ibunya pada saat
peristiwa pemerkosaan itu diketahui dan ayah Mawar di tahan Polisi. Gereja,
penjara kepada ayahnya sudah cukup menjadi pengobatan yang baik untuk
mengobati rasa sakit yang dialami ibu Mawar. Wawancara yang saya lakukan
memilih memberikan nasihat melalui firman Tuhan kepada Mawar dan ibunya
Saya sebenarnya tidak tahu masalah ini dan ini terjadi sebelum saya melayani di
tempat ini. Tetapi, yang mau saya katakan bahwa kehidupan kita ini hanya milik
Tuhan dan yang tahu semuanya hanya Tuhan. Apa pun yang terjadi di dalam diri
kita, baik kesusahan, penderitaan kita sebaiknya kita serahkan kepada Tuhan.
Sudah seharusnya kita mengampuni orang yang melakukan kesalahan kepada kita
sebab Tuhan sudah terlebih dahulu mengampuni semua kesalahan manusia (Sokar
2017).
Kasus III
Kasus ini terjadi di Bekasi Timur yang dialami seorang anak laki-laki
mental. Yohanes adalah anak kedua dari lima bersaudara dan hingga saat ini
belum bersekolah. Bagi ibunya, Yohanes adalah anak yang menyenangkan dan
dipinggir jalan besar. Sedangkan ibunya adalah seorang buruh pabrik yang
19
bekerja dari pukul 8 pagi sampai 9 malam. Yohanes dan 3 adik-adiknya tinggal di
yang mengerti mengenai keadaan keluarganya, yang bekerja dari pagi sampai
malam.
mengatakan tidak tahu pasti sudah berapa kali kejahatan itu dilakukan oleh
suaminya terhadap Yohanes terjadi hingga akhirnya peristiwa itu ketahuan. Ibu
Yohanes hanya mengatakan kalau saat itu anaknya menunjuk bagian vitalnya
sendiri dengan menangis. Ibunya yang tidak mengerti apa maksud dari anaknya
penuturannya, waktu itu ia terpikir mungkin juga ada yang tidak beres dengan
anaknya mengingat yang dikeluhkan adalah rasa sakit pada alat vital. Akhirnya,
kerja suaminya. Ia melihat suaminya dan Yohanes tidak ada di luar, sedangkan
ketiga anaknya bermain di luar. Ibunya menghampiri bengkel suami dan melihat
ini kepada saya sambil menangis, memperlihatkan rasa sakit hati yang begitu
besar karena kejadian yang ia lihat. Ibunya juga mengatakan bahwa ia sampai
20
Saya menyesal telah bekerja dan meninggalkan anak-anak saya. Padahal saya
bekerja untuk kehidupan sehari-hari kami, bahkan untuk membeli susu anak-anak
saya. Kalau mengharapkan dari pendapatan suami pasti tidak cukup. Saya
menyesal, kalau saja waktu bisa diputar, lebih baik aku merawat mereka terutama
Yohanes (Santi 2018).
Bagi ibunya, Yohanes masih terlihat ceria ketika bermain bersama dengan
adik-adiknya. Ibunya melihat Yohanes hanya butuh kasih sayang yang lebih
besar darinya. Hanya saja, setelah peristiwa pemerkosaan oleh anggota keluarga
yang dialami, Yohanes sekarang menjadi anak yang agak kasar. Dia terkadang
memukul adiknya secara tiba-tiba tanpa ada sebab. Biasanya Yohanes hanya
Bagi masyarakat, Yohanes dianggap sebagai anak yang idiot. Anak yang
kalau pun tidak kelihatan mungkin lagi makan atau mandi. Hal ini diperkuat
dengan wawancara saya terhadap seorang ibu penjaga warung yang berada di
samping tambal ban, tempat kerja ayahnya Yohanes. Ibu Sukma itu mengatakan:
Saya selalu melihat anak-anaknya bermain di depan ini, bahkan saya melihat kalau
si Yohanes sering sekali lari-lari padahal dia susah jalan. Beberapa kali memang
Yohanes tidak ikut bermain dengan adik-adiknya, kemungkinan dimandikan atau
dikasih makan. Saya tidak tahu dan tidak menyangka sama sekali kalau ayahnya
sendiri yang melakukan kejahatan tersebut Padahal anaknya idiot, tidak tahu apa-
apa (Sukma 2018).
21
Saya awalnya tidak menyangka kejadian tersebut. Setahu saya, ia itu baik kepada
orang-orang sekitar dan anak-anaknya, ia juga sering terlihat mengasuh anak-
anaknya. Tapi, mau bagaimana pun ia harus dihukum karena hanya orang bodoh
dan tidak bermoral yang berani melakukan kejahatan seperti itu. Saya merasa
kasihan terhadap Yohanes sendiri, seharusnya dia mendapatkan kasih sayang dari
seorang ayah, apalagi ibunya kerja dari pagi sampai malam (Rian 2018).
secara pastoral ada sesuatu yang perlu dilakukan terhadap anak korban
dipulihkan.
Kebahagiaan yang sejati datangnya hanya dari Yesus Kristus yang ajaib dan mampu
menyembuh setiap kesedihan. Tugas kita sekarang adalah bersama-sama dengan
setiap orang yang percaya, membangun komunitas yang membangun (Lina 2018).
bersangkutan juga berusaha mengajak orang tuanya untuk tetap menjaga dan
Ketika saya bertanya apa yang mesti dilakukan gereja terhadap anak
tersebut untuk sering datang sekolah minggu. Bagi gereja, melalui kedatangan
anak korban pemerkosaan oleh anggota keluarga ke dalam sekolah minggu akan
mengatakan:
Saya menganjurkan agar Yohanes untuk datang ke sekolah minggu. Dia dapat
bermain bersama dengan teman-temannya yang lain dan bisa mengurangi trauma
yang dia dapatkan. Lagi pula, kalau dia di dalam gereja, dia bisa bernyanyi bersama
dengan teman-temannya dan mendengarkan firman Tuhan. Yohanes merupakan
anak yang spesial (Monang 2018).
Kasus IV
penderita tuna grahita. Vero saat ini berumur 15 tahun dan telah memiliki
seorang anak. Vero hamil dan melahirkan anak akibat pelecehan seksual yang ia
alami sekitar 6 tahun yang lalu. Anak Vero sekarang sudah berumur 5 tahun dan
telah duduk di bangku SD. Saat ini Vero berada di sebuah panti asuhan milik
oleh staff panti, awalnya Vero dititipkan keluarga untuk dapat diajari dengan
baik mengingat kondisi tuna grahita nya. Namun, beberapa lama setelah Vero
berada di panti, staff panti mengetahui bahwa Vero merupakan anak korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Staff
23
Panti pun melakukan terapi kepadanya dan hasil terapi memperlihatkan bahwa
perawatan.
Dari wawancara yang saya lakukan kepada seorang staff di panti, Vero
saat ini mengalami kemajuan yang luar biasa baik selama berada di Panti.
Seorang Staff Panti bernama Anton menjelaskan perbedaan sikap Vero saat
pertama kali datang ke panti dan setelah ia dirawat di panti. Anton mengatakan:
Vero merupakan anak tuna grahita dengan keterbatasan pada mental. Awal dia
sampai di panti untuk makan saja sangat kesulitan. Biasanya dia makan pakai
tangan tapi tangannya digenggam kuat, bahkan tangannya seperti yang kaku.
Kemudian, pertama sampai dia sering teriak-teriak dan mukul-mukul orang dengan
keras. Tapi, sekarang sudah jauh lebih baik, makan sudah pake sendok bahkan
sudah bisa mengantar piring kotor ke kamar mandi (Anton 2018).
dan keberadaanya dianggap sebagai aib yang memalukan bagi keluarga. Bagi
ibunya, keberadaan Vero dengan kondisinya yang cacat sudah merupakan dosa
besar yang harus ditanggung oleh keluarga besarnya. Kehadiran Vero di dunia
Saya punya anak tapi dulu. Sekarang dia sudah tidak di sini dan bahkan saya tidak
tahu bagaimana keadaannya. Untuk datang ke tempatnya saja susah. Lebih baik
uang untuknya saya pergunakan untuk kebutuhan keluarga saya di sini, apalagi
ayahnya mereka sudah tidak ada di sini (Vika 2018).
orang tua Vero. Mereka semua mengenal Vero sebagai anak yang idiot. Vero
dikenal sebagai anak yang suka membuat masalah, sering mendorong orang lain
kondisi dan kejadian yang menimpa Vero merupakan akibat dosa masa lalu
keluarganya. Ia mengatakan:
persis yang menimpa Vero menolak untuk menangani kasus ini Pendeta Pantas
tersebut mengatakan:
Saya mengenal ibu Vika tapi saya tidak tahu anaknya (Vero) yang mana. Saya
melayani di tempat ini baru sekitar 2 tahun. Bahkan, majelis saya juga tidak ada
yang memberitahu mengenai peristiwa atau kejadian tersebut. Sebenarnya, ini
bukan urusan saya, ini menjadi urusan pendeta sebelum saya. Saya tidak tahu
sudah sejauh mana pendeta tersebut melakukan konseling terhadap orang tuaya
Vero (Pantas 2018).
Kasus V
Kasus ini menimpa seorang anak yang bernama Lely (nama samaran).
Lely seorang anak penderita tuna grahita, saat ini ia berumur 17 tahun dan
sudah memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki tersebut merupakan akibat
25
kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayahnya. Anak Lely saat ini tinggal
bersama dengan ibunya di Kabanjahe. Lely sendiri saat ini tinggal di Panti
tahun dan dia termasuk orang yang rajin di panti. Dia bahkan ditunjuk sebagai
salah satu pengasuh bagi anak panti lain untuk mempersiapkan perlengkapan
makan.
Dari wawancara yang saya lakukan kepada staff panti, dijelaskan bahwa
terjadi pada saat Lely berumur 10 tahun. dan dilakukan oleh ayahnya sendiri.
Kejadian ini membuat Lely mengalami trauma. Ini dipertegas dengan keterangan
staff panti asuhan yang menjelaskan perbedaan sikap Lely waktu pertama kali
datang ke Panti dan setelah Lely dibimbing di panti. Staff bernama Anton
mengatakan:
Pertama sekali Lely sampai ditempat ini, dia selalu histeris berteriak minta tolong.
Dia bahkan sangat susah untuk didekati oleh siapa pun. Pernah juga dia dekati
terapis laki-laki, dia langsung nangis dan berteriak. Dia berkata bahwa bahwa
terapis itu jahat. Tetapi, setelah diberikan pendekatan oleh terapis perempuan
sehingga sekarang dia mengalami kemajuan. Dia sekarang sudah berani di dekati
oleh laki-laki. Tetapi, dampak traumatis yang dialami masih ada (Anton 2018).
Masih penuturan staff panti, ibunya Lely rutin datang ke panti sekadar
berbicara sendiri dan semakin parah ketika dia menjadi korban pemerkosaan
oleh anggota keluarga yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Ibunya sampai
26
kekerasan suaminya ke kantor polisi dan saat ini suaminya telah berada di
menjadi prioritas utama yang perlu dijaga dan dirawat. Hal ini dipertegas dengan
Saya lebih baik mengutamakan Lely dan anaknya yang sekarang sudah sekolah.
Mereka berdua membutuh uang untuk keperluan sehari-hari. Jadi lebih baik saya
beri waktu dan kekuatan saya kepada mereka. Daripada, saya memikirkan suami
saya yang tidak pantas untuk dibanggakan ( Maria 2018).
hampir sepaham bahwa ibunya berjuang untuk Lely dan anaknya. Mereka juga
yang dilakukan oleh ayahnya. Tetangga yang bernama ibu Ani mengatakan
hanya bisa minum Ani . Kemudian ditekankan oleh ibu Ana yang
mengatakan bahwa suaminya saja yang tidak tahu diri. Sudah tidak kerja,
Analisa
orang narasumber, saya melihat beberapa hal terkait kehidupan anak disabilitas
yang menjadi korban pemerkosaan oleh anggota keluarga tersebut. Oleh karena
itu, pada bagian ini saya mencoba melihat dari sudut pandang saya setelah
Dari hasil wawancara yang saya lakukan pada kasus di atas bahwa
rambutnya, tetapi setelah kejadian itu terjadi ia terlihat lebih emosi. Saya
bahwa dia ada. Marwa ingin menunjukkan kepada semua orang, termasuk
keluarganya bahwa dia menginginkan kehadiran orang lain yang mengerti dan
memahami dirinya.
dengan keras sehingga setiap orang pasti mendengar dan memandangnya. Aksi
yang dilakukan oleh Marwa untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa
dia butuh tempat untuk berbagi, dia butuh orang untuk dapat merangkul
keberadaannya.
Lain hal yang terjadi pada kasus Lely, ia berteriak-teriak minta tolong
meskipun pada saat itu ia berada di dalam panti. Tetapi, setelah beberapa lama
di dalam panti, dirawat dan diberikan terapi, Lely tidak lagi berteriak. Melainkan,
dia dapat menjadi teman dan sahabat bagi anak disable lainnya. Saya
menganalisa bahwa ternyata di dalam diri anak disabilitas yang menjadi korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga terdapat rasa takut yang ingin dia
keluarkan.
lebih baik, seperti kasus Lely yang tinggal di panti. Ia berada di tengah-tengah
anak disable lain dan staff panti. Komunitas memberikan pemulihan kepada Lely
28
sehingga dia tidak melihat dirinya lagi tetapi membantu sesamanya yang
membutuhkan. Oleh karena itu, komunitas dan orang sekitar menjadi salah satu
salah pemulihan bagi anak disabilitas yang menjadi korban pemerkosaan oleh
anggota keluarga.
Saya juga melihat pada kasus anak disabilitas yang menjadi korban
kesehariannya. Anak yang biasanya ceria menjadi murung, anak yang biasanya
ramah menjadi takut kepada orang-orang tertentu. Ini menjadi gambaran bahwa
perubahan yang dialami anak disabilitas yang menjadi korban pemerkosaan oleh
spiritualitasnya.
Rata-rata keluarga dan orang tuanya yang anak disabilitas yang menjadi
korban pemerkosaan oleh anggota keluarga alami terlihat sedih, murung bahkan
tidak memberi maaf kepada pelaku. Hal ini terlihat pada kasus I, ibu dan ayahIni
Inilah yang memperlihatkan rasa sakit ketika salah seorang yang dikasihinya
menjadi korban pemerkosaan oleh anggota keluarga. Pada kasus di atas terlihat
bahwa hanya 2 dari 5 orang yang menempatkan anaknya di panti. Ini bagi saya
dihargai oleh orangtuanya sendiri, Penolakan ini terjadi karena status disabilitas
dianggap sebagai kutuk dan karena itu peristiwa pemerkosaan oleh anggota
keluarga.
Saya melihat bahwa orang tua anak disabilitas yang menjadi korban
merawat secara penuh. Salah satu contoh pada kasus I, orang tua Marwa
komunitas juga harus mampu mempersiapkan diri anak untuk peristiwa yang
Begitu juga dalam masyarakat bahwa hal yang sangat disesalkan bahwa
disable adalah cacat. Penggunaan yang harusnya disematkan pada barang yang
tempo dulu. Ini merupakan kesalahan yang besar bahwa kesalahan keluarga
produk gagal dengan melabeli cacat. Bahkan, keluarga Kristen juga sudah
dengan harapan anak dapat dipulihkan dari rasa sakit. Panti juga seharusnya
memiliki kesabaran yang penuh dan juga penuh kasih sayang dalam memulihkan
anak disabilitas yang menjadi korban pemerkosaan oleh anggota keluarga. Hal
yang mengerikan bagi saya bahwa Vero sebagai penderita retardasi mental tidak
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Di satu sisi, gereja mengerti dan memahami
bahwa rasa sakit yang dialami oleh anak disabilitas yang menjadi korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga, di sisi lain gereja menganggap bahwa anak
disable hanya butuh orang tua yang kuat. Oleh karena itu, gereja hanya
akan indah tetapi tidak berbuat. Gereja hanya mampu menjelaskan bahwa Tuhan
adalah Sang Penghibur manusia tetapi tidak mampu menempatkan diri di dalam
anggota keluarga.
Kesimpulan
berbuat apa.
umum.
Bab Dua
Berikut ini saya akan membahas tentang dasar teologi yang perlu
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Pandangan teologi ini akan saya dalami
berdasarkan pemahaman teks Yohanes pasal 9: 1-34. Untuk itu, hal pertama
yang akan saya lakukan adalah menggali pemahaman dalam teks yang dibahas
jaman Yesus. Setelah itu saya akan menggali bagaimana pandangan dan sikap
hal-hal itu saya akan berefleksi tentang bagaimana seharusnya kita memahami
9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih
siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat
bekerja.
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
32
33
9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan
bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan
bahwa ia lahir buta,
9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa
yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya
sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-
orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap
orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa,
tanyakanlah kepadanya sendiri."
9:24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan
berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu
bahwa orang itu orang berdosa."
9:25 Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu
hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
9:26 Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu?
Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
9:27 Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak
mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
9:28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu
tetapi kami murid-murid Musa.
9:29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang
Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."
9:30 Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu
dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa,
melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
9:32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang
yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-
apa."
35
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau
hendak mengajar kami?"Lalu mereka mengusir dia ke luar.
dalam teks di atas merupakan kesalahan atau dosa sehingga sudah seharusnya
Karena itu, dalam teks di atas orang Farisi berusaha menyudutkan Yesus dengan
karya nyata-Nya bagi orang buta yang dianggap mesti dipisahkan dari kehidupan
kesalahan dari orang tua orang buta tersebut mengenai kebutaan yang dialami
Kita dapat melihat di dalam teks bahwa ada sikap ragu-ragu yang diperlihatkan
Orang tuanya juga bukan tidak mau mengakui Yesus sebagai Tuhan yang
bagaimana anaknya dipulihkan. Hal ini dilakukan karena takut dikeluarkan dari
Sinagoge. Sinagoge bagi masyarakat Yahudi hanya sebagai tempat ritual agama
Yahudi. Dengan demikian menjadi jelas bahwa kepura-puraan orang tua dari
36
orang yang buta sejak lahir yang mengatakan tidak mengetahui proses
Orang Yahudi juga sebenarnya mengenal mujizat doa dan yakin bahwa
tidak akan terkabulkan. Dalam hal ini orang buta dan orang tuanya adalah orang
berdosa. Karena itu orang buta dan keluarganya dipandang sudah seharusnya
2004, 290).Bahkan saya melihat bahwa orang Farisi marah serta berusaha
Padahal seperti dikatakan Kostenberger orang tua dari orang yang buta
sejak lahir sebenarnya tidak melakukan kesalahan apapun yang membuat orang
tersebut buta sejak lahir. Bahkan, ia juga mengatakan bahwa tidak ada hubungan
antara kebutaan orang yang buta sejak lahir dengan satu perbuatan dosa yang
memperkenankan hal itu terjadi agar karya Tuhan nyata di dalam diri orang
hal ini pengemis dan orang buta. Pengemis dan orang buta dalam teks
merupakan orang-orang yang berdosa dan hidup dari rasa kasihan orang
sekitarnya.
melihat bahwa Yesus berinisiatif menyembuhkan orang buta sejak lahir untuk
sejak dulu, yakni kebutaan akan dosa. Yesus ingin mengajarkan kepada semua
saling memahami sebagai bagian dari anggota komunitas. Komunitas yang saling
keterbatasan.
liur yang diaduk di tanah. Tanah menjadi wadah bagi Yesus untuk memberikan
Yahudi memahami bahwa air liur merupakan budaya pagan yang berkaitan
dengan hal-hal magis, sehingga pada masanya banyak mengutuk penggunaan air
liur. Tetapi, Yesus mempergunakan air liur untuk memberitahukan kepada orang
Yesus menyembuhkan orang buta dengan menggunakan adonan tanah. Hal ini
untuk memberikan nasihat kepada semua orang. nasihat yang diterima ini
tersebut. Dalam konteks ini orang yang berdosa tidak hanya kepada pengemis
dan orang buta tetapi orang Farisi dan masyarakat Yahudi. Sebab itu, Yesus
bahwa takut akan Tuhan harus diterapkan sebagai iman dan kepercayaannya
berkomunitas.
merupakan Putra Tuhan yang diutus bagi manusia. Yesus menjadi manusia dan
tempat pemurnian. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting mengetahui bahwa
Yesus dan air merupakan sumber kehidupan yang baru dengan kelegaan
budaya Yahudi yang menerangkan bahwa air liur merupakan hal yang najis
karena bagian dari kotoran manusia. Hal ini oleh Beasley ingin mengatakan
bahwa dengan iman dan percaya maka orang buta itu memperoleh kesembuhan.
Musa mengenai pengudusan hari Sabat. Penyembuhan orang buta menjadi suatu
bentuk penginjilan Kristen untuk gereja agar lebih aktif memahami orang
menjadikan Yesus dianggap bukan berasal dari Tuhan. Tetapi, Yesus ingin
menyampaikan bahwa setiap orang adalah berdosa dan semua orang mengalami
oleh orang buta sejak lahir. Orang buta tersebut memiliki spiritualitas dan
mengakui imannya dengan berkata kepada orang Farisi: satu hal yang sata
ketahui: saya buta tetapi sekarang saya melihat. Dia memperlihatkan kepada
semua orang termasuk orang Farisi mengenai iman yang dimilikinya. Orang buta
kepada Yesus. Meski, dia sadar akan menerima konsekuensi bahwa orang Farisi
Farisi yang menganggap diri paling benar dan tidak berdosa. Bahkan, orang
Farisi menganggap dirinya sebagai orang yang pintar dan mengerti mengenai
kehendak Tuhan atas dirinya dan masyarakat Yahudi. Orang Farisi juga
menganggap bahwa dirinya lebih mengenal dan memahami Tuhan dengan baik.
Hal ini diperkuat dengan penegasan akan diri mereka yang menganggap mereka
tidak berdosa. Hal inilah yang ingin diperlihatkan Injil Yohanes bahwa orang
Farisi merupakan orang berdosa dengan tidak memberikan diri bagi sesamanya.
Bahkan, orang Farisi telah menciptkan diskriminasi bagi orang-orang kecil dan
41
terpinggirkan, dalam hal ini pengemis dan orang buta serta orang tuanya
Pada akhirnya kita harus memahmi bahwa setiap orang adalah sama dan
pengajaran dan perhatian penuh. Karya Tuhan di dalam diri orang disabilitas
ingin memperlihatkan kepada setiap orang bahwa orang disabilitas juga butuh
Anggota Keluarga
ini membuktikan bahwa tidak ada kata cacat , )Q rendah yang disematkan
bagi manusia.
Sesuatu yang keliru ketika manusia melabeli anak disabilitas dengan kata
keinginan Tuhan akan hidup manusia. Tuhan sendiri tidak pernah mengatakan
dalam firman-Nya bahwa dia menciptakan manusia lain yang tidak menurut
gambar Allah.
bagian dalam diri Tuhan dan Tuhan ada di dalam anak disabilitas korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Hal ini dipertegas dengan kemampuan yang
dimiliki setiap orang berbeda-beda. Tidak ada 1 orang lebih tinggi dibandingkan
)f the Creator wills to create his own image, he must create it in freedom; and only
this image in freedom would fully praise him and fully proclaim the honour ot its
Creator. Bonhoeffer ,
dengan gambar dan rupa-Nya. Gambar dan rupa yang dimaksud tidak hanya
terlihat dari fisik melainkan sifatnya serta bagaimana dia mampu berelasi
dengan Tuhan.
43
oleh anggota keluarga. Ketika hal ini dapat dilaksanakan maka komunitas
menjadi manusia sebagai Yesus. Hidup sebagai manusia yang penuh dengan
tidak menyinggung esensi Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa. Eiesland ingin
1994, 99).
Anak disabilitas juga merupakan citra Allah, imago dei. Jadi, saya melihat
yang mengatakan bahwa dengan melihat diri kita di cermin, maka kita melihat
diri Tuhan. Hal ini menjadi jalan bahwa di dalam setiap diri manusia
Setiap orang juga perlu mengetahui bahwa tiap orang mengambil bagian
penyembuh. Kita dapat melihat hal ini di dalam Yohanes 9:1-34, di mana orang
44
berkembang anak disable. Oleh karena itu melalui pendekatan Vanier berusaha
melibatkan semua aspek, baik keluarga, masyarakat dan gereja menjadi suatu
sekitarnya, maka dia dapat belajar mengenal dirinya dan sekitarnya. Oleh sebab
itu, perlu pengakuan dari dalam diri setiap orang di dalam komunitas terhadap
1999, 43).
Orang buta (tuna netra) bukanlah kesalahan yang dilakukan oleh dirinya
ataupun orang tuanya, melainkan jalan keselamatan bagi manusia. Kita dapat
melihat dari jawaban Yesus bahwa anak disabilitas bukanlah dosa orang tuanya
yang hanya dapat dilihat dari iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
45
Hanya saja perlu dibangun hubungan yang erat antara anak disabilitas
Tetapi, hal ini jugalah yang tidak didapatkan anak disabilitas korban
Manusia yang diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah bukan dilihat dari
di tengah komunitas sesuatu yang baik dan agar setiap orang mampu berefleksi.
Sehingga, setiap orang akan mengalami perjumpaan dengan Tuhan di dalam diri
anak disabilitas.
Bab Tiga
Anggota Keluarga
Ketika anak-anak ini merasa diterima dan juga memberikan kepercayaan kepada
seseorang, hal ini akan membuat mereka merasa nyaman. Tetapi, pada
karena itu anak dengan disabilitas korban pemerkosaan oleh anggota keluarga
dampak negatif baik terhadap korban. Berdasarkan observasi yang saya lakukan
di bab dua dampaknya adalah: anak akan takut ketika bertemu dengan pelaku;
anak kehilangan rasa kepercayaan terhadap sekitarnya, dan anak lebih sering
yang dialami anak-anak, termasuk tentu saja anak disable korban perkosaan oleh
anggota keluarga. Empat jenis dampak trauma tersebut adalah (Noviana 2015,
46
47
akan dipandang sebagai hal yang mengancam dan karena itu anak korban
perkosaan akan merasa dikhianati. (b) Trauma secara seksual. Anak yang
sama sekali tidak dapat dipercaya. (c) Merasa tidak berdaya. Rasa takut yang
dialami anak korban perkosaan akan menjadi bagian dari kehidupan anak
tersebut. Mereka akan merasa dirinya tidak mampu, lemah dan kurang efektif
untuk bekerja. (d) Stigmatization. Anak yang mengalami kekerasan seksual akan
merasa bersalah, malu dan mengisolasikan diri. Hal ini terjadi akibat
Karena itu, gereja sebagai sebuah komunitas mesti menjadi tempat bagi
tidak terkecuali bagi anak disable korban perkosaan anggota keluarga. Dalam hal
bisa mengalami pemulihan dalam komunitas gereja dimana dia berada? Untuk
dengan pelayanan pastoral integratif adalah model pelayanan dimana di satu sisi
gereja mesti berperan aktif dalam menciptakan komunitas yang ramah dan
oleh anggota keluarga. Di lain sisi, gereja sebagai komunitas juga mesti
pemerkosaan oleh anggota keluarga yang bertolak dari kebutuhan dan kondisi
keluarga. Penjelasannya saya akan mulai dengan berbicara tentang tugas gereja
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Selanjutnya saya akan bicara tentang hal
Keluarga
Jean Vanier mengatakan bahwa rasa kesepian dalam diri anak disabilitas
komunitas. Luka karena rasa kesepian ini akan berdampak terhadap sikap dan
1998, 7).
anggota keluarga dapat dipulihkan dari kesepian yang ia alami akibat penolakan
bagi anak disabilitas korban pemerkosaan oleh anggota keluarga. Untuk itu
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Bahkan, setiap orang harus siap menjadi
teman atau sahabat bagi anak disabilitas korban pemerkosaan oleh anggota
keluarga.
kepentingan pribadi dan menerima anak disabilitas sebagai bagian dari anggota
komunitas.
spiritual dalam membangun hubungan yang intens (Vanier 1998, 64). Dalam hal
ini , di dalam komunitas sendiri tidak boleh ada penyangkalan terhadap anak
50
keluarga.
1) Manusia lahir dengan suci dan hidup di dalam budaya, ras dan wilayah
2) Dunia kita dan dunia pribadi kita dalam kehidupan selalu berkembang.
Komunitas seharusnya mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir yang
disabilitas.
3) Sikap mawas harus lahir dari diri masyarakat. Percakapan dan diskusi
keluarga.
Komunitas menjadi tempat untuk dapat menghargai orang lain, termasuk anak
saling berbagi dan bekerja sama untuk menemukan kelemahan dan kelebihan
yang berguna bagi keberadaan anak disabilitas. Komunitas harus melihat bahwa
anak disabilitas korban perkosaan oleh anggota keluarga sebagai anak yang
hidup sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat harus
sendiri bagi anak disabilitas, bukan menolak keberadaannya (Vanier 1998, 86).
karena itu, tidak dapat dilepas dari peran dan tanggung jawab masyarakat
Akan tetapi, pemulihan tidak akan terwujud jika semua aspek tidak
komunitas sudah seharusnya memiliki hubungan yang baik bagi anak disabilitas
persahabatan yang didasarkan pada cinta yang penuh serta perhatian bagi anak
dalam lingkup gereja dan masyarakat, kemudian gereja mencar solusi untuk
gereja harus selalu siap untuk memberikan waktu, kesempatan dan tenaga untuk
Gereja yang juga bagian dari komunitas memiliki tanggung jawab untuk
komunitas.
untuk mengenal pengetahuan. Hal ini juga berlaku bagi anak disabilitas korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga. Keluarga menjadi tempat yang aman dan
nyaman untuk terhindar dari pemerkosaan oleh anggota keluarga. Kalaupun itu
terjadi dan tidak dapat dihindari, keluarga harus mampu melihat perubahan
korban pemerkosaan oleh anggota keluarga kerja sama dari medis untuk dapat
keluarga. Ketika anak berada di dalam pengawasan medis, gereja juga harus
turut serta dan menjadi teman. Gereja harus siap memberikan dukungan
secara medis.
Keluarga
berikut ini saya akan menjelaskan tentang hal-hal yang mesti diperhatikan dalam
pemerkosaan oleh anggota keluarga yang ada dalam gereja. Adapun hal-hal yang
Tujuan Pendampingan
spiritual agar anak dan keluarga yang bersangkutan dapat mengalami pemulihan
55
anggota keluarga harus dipersiapkan dalam iman dan spiritual untuk dapat
juga diberikan amanat dari Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama (Clebsch
1967, 43).
Peran konselor
rasa kesepian dan kerinduan di dalam diri anak. Penderitaan yang dimiliki anak
pemerkosaan oleh anggota keluarga agar bisa pulih lewat kehadiran dan
menggerakan potensi yang ada dalam dirinya sehingga bisa pulih akibat trauma
pemerkosaan oleh anggota keluarga (Clinebell 2006, 239). Melalui peran yang
anak disabilitas korban pemerkosaan oleh anggota keluarga dari perasaan sedih,
trauma.
keadaan yang terjadi dalam dirinya dan sekitarnya (Abineno 1997, 39).
Untuk itu gereja harus menemukan metode yang tepat untuk anak
pemahaman dan pendekatan mengenai firman Tuhan. Hal ini disebabkan bahwa
anak juga dapat bernyanyi meskipun bisu dan anak bisa memuji Tuhan
meskipun buta. Sebab kita mengharapkan menerima respon dari anak disabilitas
Anak disabilitas juga di dalam luka nya mengalami krisis iman. Sehingga
pada umumnya. Mereka mulai bertanya, "Mengapa saya tidak bisa melihat?
Mengapa saya tidak bisa mendengar? Mengapa Tuhan membuat saya seperti
ini?" Pertanyaan yang paling sering muncul tanpa ada jawaban. Hal yang paling
memisahkan mereka dari dan kepedulian Tuhan. Anak mungkin bertanya, "Apa
yang telah saya lakukan salah? Apa yang orang tua saya lakukan salah?" (Lester
58
1987, 144). Kita harus mengetahui bahwa kehadiran disabilitas bukan bagian
dari penderitaan melainkan dari bagian dari kehidupan. Di dalam Yohanes 9:1-
perhatian, kepedulian dan kasih sayang-Nya bagi orang buta tersebut (Lester
1987, 145).
pemerkosaan oleh anggota keluarga, yakni membina hubungan baik dan juga
yang didasarkan pada kondisi disabilitas yang dialaminya. Untuk itu ada
memberikan rasa sakit bahkan kekecewaan dalam diri. Oleh karena itu penting
59
bagi keluarga Kristen untuk melihat anak disabilitas korban pemerkosaan oleh
Setiap anak membutuhkan perhatian, kasih sayang dan cinta dari sekitarnya
Kristen sebagai komunitas harus membimbing anak untuk mencoba hal baru
berharga. Hal-hal baru yang dilakukan oleh anak disable korban incest haruslah
sebagai anugerah. Rasa sakit, kesedihan, kecemasan dan takut yang dialami anak
dalam diri komunitas. Oleh karena itu, anak disabilitas korban pemerkosaan oleh
anggota keluarga haruslah dilibatkan ke dalam setiap kegiatan yang ada di dalam
komunitas, baik dalam keluarga, masyarakat bahkan gereja (Lester 1987, 143).
60
kembali percaya diri dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan baik.
Dalam hal ini bimbingan dari sekitarnya tetap diperlukan untuk memperlihatkan
keluarga.
korban pemerkosaan oleh anggota keluarga. Oleh karena itu, dibutuhkan orang
seperti ini sama seperti mengisolasi anak. Sudah seharusnya anak juga diberikan
61
disable korban incest untuk berjuang, gagal dan berhasil. Pada akhirnya, anak
Hal ini akan berhubungan dengan bakat dan keterampilan yang mereka
dapat hidup mandiri dalam komunitas (Lester 1987, 144). Pada akhirnya, hidup
dalam komunitas menjadi sesuatu yang aman bagi anak disabilitas korban
oleh anggota keluarga untuk berkarya demi hidup yang mandiri. Diharapkan
dalam hal ekonomi bagi dirinya. Oleh karena itu, Vanier menganggap bahwa
komunitas merupakan tempat saling berbicara tentang diri kita, ketakutan kita,
hambatan kita bahkan kekerasan yang kita alami atau kemampuan diri (Vanier
1998, 57).
Setiap orang memiliki jantung hati. Jantung hati bagi Vanier merupakan
metaFora yang menunjukkan hubungan yang paling dalam dari diri kita. Hati
yang terkait dengan dengan hati yang lain, membawa keluar dari kepemilikan
yang dikekang untuk menciptakan pengecualian dan mencintai orang lain. Anak
disabilitas dapat aktif di dalam komunitas dan mampu bekerja sama dengan
harapan yang baru bagi anak disabilitas korban pemerkosaan oleh anggota
unik dan hidup dengan keberadaan orang sekitarnya. Anak disabilitas korban
pemerkosaan oleh anggota keluarga tidak akan terlepas dari hubungan antar
komunitas.
Metode
apa yang mesti diberlakukan bagi anak disabilitas korban perkosaan oleh
63
kesulitan belajar seperti dalam kasus-kasus yang saya temui. Hal ini dikarenakan
bertangungjawab.
anak disable korban perkosaan anggota kelaurga yaitu: melalui permainan dan
Kesimpulan
yang bersangkutan.
Saran
64
65
Daftar Acuan
Abineno, J.I.C.H. 1997. Pelayanan pastoral kepada orang-orang sakit. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Beasley-Murray, George R. 1987. Word biblical commentary vol. 36: John. Texas.
Word Books.
Bonhoeffer, Dietrich. 1962. Creation and fall. London: SCM Press LTD.
Clinebell, Howard. 1992. Basic types of pastoral care & counseling. USA: Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data.
Heggen, Carolyn dan Holderread. 2008. Pelecehan seksual dalam keluarga Kristen
dan Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Imbens, Annie and Ineke Jonker. 1992. Christianity and incest. Minneapolis:
Fortress Press.
Lester, Andrew D. 1987. When children suffer: A Sourcebook for Ministry with
Children in Crisis. Philadelphia: The Westminster Press.
Singgih, Emanuel Gerrit. 2009. Dua konteks. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Storm, Bons M. 1979. Apakah penggembalaan itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Vanier, Jean. 2009. Human Becoming. London: Darton, Longman and Todd Ltd.
Lampiran Wawancara
Kasus I
)ndo Weni : Dia anak kedua dari tiga bersaudara nak. Kakak laki-lakinya
sekarang kelas 2 SMK dan yang paling kecil masih kelas 5 SD.
Saya : Ada apa indo , seperti sedih begitu? Ada yang buat indo sedih?
)ndo Weni : Itulah kelalaianku nak, harusnya saya yang mengantar adiknya
yang paling kecil, biar Warni ditemani ambe nya. Tapi semua
memang kesalahanku. Aku biarkan semuanya terjadi.
Saya : Maaf indo sebenarnya saya juga sempat dengar peristiwa yang
terjadi pada Warni. Saya mendengarnya dari Majelis, itu pun
setelah tim monitoring saya pulang dari gereja kita. Sebenarnya,
awalnya saya tidak percaya indo karna waktu saya melakukan
69
pendataan di sini, saya bertemu dengan Warni dan dia ramah dan
senang di sentuh tangannya. Bahkan, ibu Proponen
memperkenalkan saya dengan Warni.
)ndo Weni : Itulah nak. Padahal saya sudah berusaha menjaga, melindunginya
dengan baik. Saya pikir dia pasti aman jika selalu di dalam rumah.
Tetapi, kenyataanya malah kakeknya, ambe ku yang berbuat
kejahatan terhadapnya. Dulu, kakeknya itu sayang kali sama
Warni, bahkan ketika Warni, kakeknya yang mandiin. Sekarang
malah dia yang merusak anak saya.
)ndo Weni : Warni keliatan seperti orang stress nak. Dia hanya bisa
mengerutu dan memeras bajunya. Bahkan terkadang Warni
seperti berteriak dan ingin berbicara. Tapi, saya tidak mengerti
maksudnya apa (sambil mengusap air mata). Kenapa ada orang
seperti kakeknya itu. Saya benar-benar benci dengan ambe saya
itu. Rasanya pengen bunuh dia, biar gak ada lagi di dunia ini.
Terlalu sakit perbuatannya di dalam keluargaku.
Saya : )ndo kalo saya boleh tahu, peristiwa itu terjadi di mana ya?
)ndo Weni : Aku tidak tahu mau berkata apa lagi, dia sampai hati lakukan itu
sama cucunya. Padahal dia bilang, dia sayang kali sama Warni
tapi… .)ngin rasanya hatiku memakinya, aku gak bisa
mengampuninya
70
Saya : (mengangguk)
Ambe Marshal: Saya sudah anggap dia seperti ambe saya sendiri, meski
rumahnya ada di bawah sana. Bahkan, dia juga sering makan di
tempat saya dan saya senang dia berada di sini. Tapi, masa dia
berbuat jahat kepada cucunya sendiri. Dia itu memang tidak punya
hati (dengan suara meninggi dan menangis). Hanya Warni anak
perempuan kami satu-satunya. Kami jaga dia selalu bahkan kami
tidak biarkan dia pergi keluar atau bermain dengan yang lain.
Saya : )ndo – ambe kalau boleh tahu apa yang sudah dilakukan gereja
ketika mendengar peristiwa ini?
Ambe Marshal: )bu Proponen dan beberapa Majelis datang ke sini. Mereka
mendoakan Warni. Terus, ibu Proponen dan Majelis melakukan
ibadah penguatan bagi kami. Tapi saya sebenarnya sedih dan
kesal dengan gereja kita nak. Warni tidak bisa melihat dan
mendengar, jadi dia tidak mendengar firman Tuhan yang
disampaikan.
Saya : )ndo – ambe saya permisi dulu ya, lain kali saya datang ke sini
ya. Terima kasih buat waktunya indo – ambe .
Proponen : Saya sudah datang ke rumah duka nak. Bahkan, saya sudah
datang ke kantor polisi melihat pelakunya. Kasihan sekali
pelakunya itu, dia harus dibotak dan tidur beralaskan tikar.
Bahkan, baru masuk saja, dia katakan kalau narapidana yang lain
itu sering mukulin dia karna mereka tahu kejahatan yang
dilakukan pelaku.
Proponen : Kita sudah datangi ke rumah orang tuanya dan melakukan ibadah
penguatan. Ya, semoga dengan dilayangkan ibadah penguatan bagi
keluarga tersebut dapat memberikan kekuatan untuk menghadapi
kenyataan yang terjadi. Tidak ada yang mau mengalami peristiwa
duka tersebut tapi kita harus berkata apa lagi kalau itu sudah
terjadi.
Proponen : Sama-sama
Saya : Peran gereja terhadap orang-orang seperti Warni pak. Apa yang
dilakukan gereja pak?
Saya : Kalau saya boleh tahu pak, pelawatan yang seperti apa?
Sikar : Pelawatan dalam hal ini dengan melakukan ibadah bagi keluarga.
Ibadah yang kita lakukan kepada keluarga dan anak korban incest
tersebut merupakan langkah yang baik, sebab yang tahu isi hati
manusia hanya Tuhan. Biarlah semuanya kita serahkan kepada
Tuhan dan biarlah Tuhan menghukum pelakunya
Sikar : Benar. Kita tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini.
Sebaiknya kita serahkan sepenuh kepada keluarga yang
berduka saja.
Sikar : Sama-sama
Agung : Sejauh yang saya kenal dia anaknya baik dan ramah
serta enak diajak untuk bicara, walaupun sangat sulit
berkomunikasi dengannya. Terlihat kok melalui jabatan
tangan terlihat kok kalau dia ramah.
Kasus II
Ibunya Mawar: Selamat siang juga. Ada yang bisa saya bantu?
73
Ibunya Mawar: Siapa nama yang memberitahukan informasi itu kepada anda?
Ibunya Mawar: Mawar. Dia ada di sana bermain bersama temannya (menunjuk ke
arah teras rumah).
Saya : Wah, kelihatan Mawar anaknya riang ya bu. Sepertinya dia senang
bermain.
Ibunya Mawar: Benar. Mawar sekolah di SLB miliki pemerintah. Dia di sana
mendapatkan pendidikan yang baik.
Saya : Kalau saya boleh tahu kenapa Mawar di sekolah di SLB bu?
Ibunya Mawar: Mau gimana lagi? Sekolah formal tidak ada yang mau
menerimanya. Mungkin karna Mawar sudah buta sejak lahir ya.
(sambil tersenyum dingin)
Saya : Maaf bu, saya dengar juga Mawar pernah mengalami kekerasan
ya?
Ibunya Mawar: Iya nak. Itu sekitar dua tahun yang lalu. Itu peristiwa yang sangat
menyakitkan buat saya. Saya merasa dikhianati oleh suami saya
sendiri. Dia melakukan kejahatan seksual terhadap darah
dagingnya sendiri. Seorang bapak yang seharusnya menjadi
pemimpin dan teladan, bapak yang harus menjaga dan melindungi
anggota keluarganya, tapi tega melakukan hal itu terhadap
anaknya. (sambil mengepal tangan kanannya)
Ibunya Mawar: Saya awalnya tidak tahu dan tidak memiliki firasat aneh. Saya
berhubungan baik dengan suaminya dan saya mempercayai suami
74
saya untuk tetap di rumah bersama dengan anak saya. Tapi, Mawar pernah
ngomong sama saya kalau bagian kemaluan sakit waktu buang air
kecil. Saya hanya berpikir mungkin itu karena bakteri. Anak saya
senang bermain dan mungkin tidak berhati-hati.
Ibunya Mawar: Kemudian saya bawa Mawar ke puskesmas yang dekat jalan
(sambil menunjuk ke arah puskesmas). Bidan yang jaga kasih tahu
saya kalau Mawar mengalami iritasi di bagian kemaluannya.
Kemudian, bidan berkata kalau anak saya mengalami kekerasan
seksual. Saat itu rasanya saya mau pingsan karena saya yakin tidak
ada yang melakukan perbuatan jahat tersebut.
Ibunya Mawar: Saya yang sudah kalang kabut memaksa Mawar untuk
memberitahu siapa pelakunya. Awalnya dia tidak mau
memberitahu, tapi saya tetap paksa dan barulah kutahu kalo itu
dilakukan suami saya sendiri. Dari situ saya benci melihat suami
saya sampai saya memukul-mukulnya dan melaporkannya ke
kantor polisi.
Ibunya Mawar: Kalau dari pengakuan Mawar, dia sering bermimpi ketemu
dengan ayahnya tapi Mawar nangis dan berteriak. Saya berpikir
bahwa ini merupakan tekanan batin anak saya. Dari situ saya
minta cerai dari suami saya dan tetap melaporkannya ke kantor
polisi. Saya juga malu punya suami penjahat dan saya juga takut
kalau suatu saat dia dapat berbuat hal tersebut terhadap Mawar.
Ibunya Mawar: Pernah juga Mawar menangis ketika tamu tetangga laki-laki
mampir. Dia seperti ketakutan.
Saya : Baik bu. Semoga ibu semakin dikuatkan untuk menjaga Mawar
bu. Terima kasih buat waktunya bu.
Nurul : Kenal nak. Dia anak yang baik dan ramah. Mawar sering bermain
di teras rumahnya. Teman-temannya sering datang ke teras
rumahnya untuk bermain-main juga. Biasanya mereka bermain
75
boneka, lucu juga kalau saya lihat Mawar bermain boneka. (sambil tersenyum
Nurul : Manusia seperti dia itu tidak berhak hidup di dunia. Padahal dia
orang Kristen dan beriman tetapi kelakuannya tidak
mencerminkan sama sekali sebagai orang yang memiliki Tuhan.
Kalau perlu, orang seperti itu dibinasakan saja biar jadi pelajaran
bagi orang-orang yang akan melakukan kekerasan seksual.
Nurul : Iya. Ayahnya Mawar bejat, tidak bermoral dan tidak manusiawi.
Saya benar-benar tidak suka melihat bahkan ingin rasanya
memakinya tapi saya tidak punya hak. Tega sekali dia berbuat
hal yang memalukan tersebut. padahal itu anak kandungnya.
Saya tidak tahu dia pakai otak atau tidak.
Nurul : Sama-sama
Sokar : Selamat pagi juga nak. Ada yang bisa saya bantu?
Sokar : Saya sebenarnya tidak tahu masalah ini dan ini terjadi sebelum
saya melayani di tempat ini. Tetapi, yang mau saya katakan
bahwa kehidupan kita ini hanya milik Tuhan dan yang tahu
semuanya hanya Tuhan. Apa pun yang terjadi di dalam diri kita,
baik kesusahan, penderitaan kita sebaiknya kita serahkan kepada
Tuhan. Sudah seharusnya kita mengampuni orang yang
melakukan kesalahan kepada kita sebab Tuhan sudah terlebih
dahulu mengampuni semua kesalahan manusia.
Saya : Terus penanganan selanjutnya bagimana pak pendeta?
76
Sokar : Sejauh ini kita belum dapat menangani korban secara intensif,
terlebih lagi kita belum memiliki program yang sesuai dengan
anak.
Saya : Kalau saya boleh tahu pak Pendeta. Apakah Mawar pernah datang
ke dalam gereja?
Sokar : Sejauh ini saya belum mengenal secara dekat terhadap Mawar.
Saya juga tidak pernah melihat Mawar di dalam gereja ketika
adanya ibadah. Mungkin saja karena ibunya tidak membawanya
ke dalam gereja.
Saya : Baik pak Pendeta. Terima kasih buat waktunya. Saya permisi dulu
pak.
Sokar : Sama-sama
Kasus III
Ibu Santi : (terlihat murung) sebenarnya saya tidak mau mengingat kejadian
tersebut. Setiap kali saya mengingat kejadian itu, saya merasa
tersakiti. Saya langsung terhadap anak saya dan bagaimana
perasaan anak saya.
77
Saya : Maaf bu, saya tidak bermaksud lain. Hanya saja saya butuh
mengenal anak ibu lebih jauh.
Ibu Santi : Nama anak saya Yohanes. Sekarang dia berumur sekitar 8 tahun.
Dia bagi saya anak yang ceria. Saya suka melihatnya. Bahkan
pulang kerja, kalau melihat tingkahnya yang lucu, saya langsung
segar lagi. Saya merasa tenaga saya kembali seperti semula.
Makanya saya senang melihat anak saya yang satu itu. Tapi…
(terdiam)
Ibu Santi : Saya menyesal telah bekerja dan meninggalkan anak-anak saya.
Padahal saya bekerja untuk kehidupan sehari-hari kami, bahkan
untuk membeli susu anak-anak saya. Kalau mengharapkan dari
pendapatan suami pasti tidak cukup. Saya menyesal, kalau saja
waktu bisa diputar, lebih baik aku merawat mereka terutama
Yohanes.
Ibu Santi : Saya merasa, karena saya bekerja makanya anak saya mengalami
peristiwa yang menyakitkan. Seharusnya saya yang merawat anak
saya dengan baik, tapi saya malah kerja. Saya berpikir bahwa
suami saya akan mengurus anak kami dengan baik, terlebih
kepada Yohanes. Tetapi kenyataan tidak demikian.
Ibu Santi : Pastinya saya tidak tahu. Tetapi kejadian tersebut terjadi sekitar
tahun lalu. Awalnya saya senang dengan suami saya yang mau
membantu saya merawat anak ketika saya kerja. Padahal saya
kerja juga untuk menambahi pendapatan keluarga.
Ibu Santi : Sebenarnya, awalnya saya curiga melihat tingkah anak saya,
Yohanes. Dia sering menangis bahkan kalau dia mau kencing, dia
menangis dulu. Dia menunjuk ke arah kemaluannya. Saya lihat
tidak kenapa-kenapa. Tapi dari situ saya mulai curiga, saya
berpikir ada sesuatu yang gak beres.
Ibu Santi : Saya minta izin sama bos untuk pulang lebih cepat dan jam
istirahat untuk pulang sebentar. Benar saja, setelah seminggu
lebih saya melakukannya, rasa curiga saya mulai terlihat. Suami
saya yang bekerja sebagai tukang tambal ban tidak terlihat di luar.
Sedangkan anak-anakku yang lain ada di luar. Dan yang membuat
saya makin curiga bahwa Yohanes juga tidak ada di luar.
Kemudian saya datangi tempat kerjaan suami saya.
78
Ibu Santi : (terdiam) Saya melihat suami saya lagi menyodomi anak saya,
Yohanes. Saya merasa sakit. Pengen rasa membunuhnya tetapi
saya tidak sanggup. (mulai menangis)
Ibu Santi : Sekarang dia ada di kantor polisi. Saya tidak suka dan tidak mau
punya suami seperti dia yang melakukan kejahatan seksual.
Saya : Semoga ibu semakin kuat ya. Maaf kalau saya lancing. Terima
kasih buat waktunya bu.
Saya : Apakah ibu tahu atau kenal dengan Yohanes, anak yang sebelah
tetangga ibu?
Sukma : Saya tahu anaknya itu. Anaknya itukan yang idiot, yang susah
jalan.
Sukma : Iya, si Yohanes itukan tidak bisa jalan. Kalau pun bisa hanya
sedikit-sedikit seperti yang diseret gitulah.
Saya : Begitu ya bu. Tetapi diakan gak buat masalah di sinikan bu?
Saya : Abang kenal gak sama yang kerja di tambal itu? (sambil menunjuk
ke arah tambal).
Rian : Kenallah..
Rian : Bahkan kami sering cerita-cerita. Dia enak diajak cerita dan dia
juga mau berbagi rokok sama saya. Makanya, saya tidak
menyangka kalau pelakunya dia. Tetapi sudah sepantasnyalah dia
mendapatkan hukuman dan sekarang dipenjara. Biar dia tahu
rasa. Masa anak sendiri tega melakukan hal seperti itu.
Rian : Sama-sama
Saya : Selamat pagi pak pendeta. Maaf mengganggu waktunya. Saya mau
diskusi sebentar.
Monang : Selamat pagi juga. Mau diskusi apa dan anda siapa?
Monang : Silahkan.
Saya : Kalau saya boleh tahu pak pendeta. Penanganan yang diberikan
gereja terhadap keberadaannya apa ya?
Monang : Iya kita harus menerima mereka sebagai bagian dari diri kita. kita
dapat mengenalkan mereka di dalam kehidupan kita.
Monang : Sama-sama.
Lina : Kita harus memahami bahwa kehidupan kita adalah miliki Tuhan
dan seharusnya kita jangan bersikap kurang bijak dengan
pemberian tersebut. Kalau kita orang Kristen sudah seharusnya
kita memperlihatkan kepada dunia bahwa benarlah kita anak
yang dikasihi-Nya. Hal serupa berlaku bagi Yohanes.
Lina : Kebahagiaan yang sejati datangnya hanya dari Yesus Kristus yang
ajaib dan mampu menyembuh setiap kesedihan. Tugas kita
sekarang adalah bersama-sama dengan setiap orang yang
percaya, membangun komunitas yang membangun
Lina : Oleh karena itu, kita harus tetap percaya dan yakin bahwa Tuhan
akan selalu ada bagi anak-anak yang memahami keinginan
hatinya.
Lina : Sama-sama
Kasus IV
Anton : Di sini ada yang namanya Vero. Dia bisa dikatakan sudah lama di
sini dan sudah rajin diberikan terapi. Vero ini bisa dikatakan
sudah remajalah meskipun kalau dalam rentan usia masih
dikatakan anak.
Anton : Dia juga sudah memiliki anak dan anaknya sudah sekolah. Kami
memang sengaja seperti Vero dan Lely untuk tidak bertemu
dengan anaknya. Karena kalau pun bertemu, mereka tidak akan
mengenalinya. Kita juga perlu menjaga perasaan anaknya.
Saya : (Mengangguk)
Anton : Sampai saat ini kita memiliki pegawai terapis yang bekerja sama
dengan rumah sakit. Jadi kita bawa mereka ke sana atau ahli
terapinya yang datang ke sini.
Anton : Awal datang ke tempat ini, vero itu sering teriak-teriak bahkan
mukul-mukul temannya. Bahkan sampai ada yang nangis karena
pukulannya. Sepertinya dia mengalami trauma yang hebat.
Sampai-sampai kami tidak bisa menahan amarahnya.
Anton : Tidak.
Saya : Saya bisa minta alamat orang tuanya pak?
83
Vika : Saya sudah bilang, saya tidak punya anak yang namanya Vero.
Vika : Sudahlah.
Vika : Saya punya anak tapi dulu. Sekarang dia sudah tidak di sini dan
bahkan saya tidak tahu bagaimana keadaannya. Untuk datang ke
tempatnya saja susah. Lebih baik uang untuknya saya pergunakan
untuk kebutuhan keluarga saya di sini, apalagi ayahnya mereka
sudah tidak ada di sini.
Vika : Dia itu hanya aib bagi keluarga. Karena dia kami semua ikut
sengsara. Biarlah di situ dia. Mana kuanggap sebagai anak lagi itu.
Di sini sudah ada anakku. Dia itu seperti penyakit bagi keluarga
kami dan sudah sepantasnya dia berada di sana dengan orang-
orang yang sama sepertinya.
Vika : Iya.
84
Pantas : Saya rasa pernah dengar nama itu tapi saya lupa.
Saya : O iya, kalau dari data panti, dia anak ibu Vika amang.
Pantas : Saya mengenal ibu Vika tapi saya tidak tahu anaknya (Vero) yang
mana. Saya melayani di tempat ini baru sekitar 2 tahun. Bahkan,
majelis saya juga tidak ada yang memberitahu mengenai
peristiwa atau kejadian tersebut. Sebenarnya, ini bukan urusan
saya, ini menjadi urusan pendeta sebelum saya. Saya tidak tahu
sudah sejauh mana pendeta tersebut melakukan konseling
terhadap orang tuaya Vero
Pantas : Sampai sekarang tidak ada. Karena saya juga tidak pernah
bertemu dengan anak itu.
Pantas : Sama-sama
Kasus V
Anton : Pertama sekali Lely sampai ditempat ini, dia selalu histeris
berteriak minta tolong. Dia bahkan sangat susah untuk didekati
oleh siapa pun. Pernah juga dia dekati terapis laki-laki, dia
langsung nangis dan berteriak. Dia berkata bahwa bahwa terapis
itu jahat. Tetapi, setelah diberikan pendekatan oleh terapis
perempuan sehingga sekarang dia mengalami kemajuan. Dia
sekarang sudah berani di dekati oleh laki-laki. Tetapi, dampak
traumatis yang dialami masih ada.
Anton : Sebenarnya, Lely juga memiliki anak sama seperti Vero. Anaknya
Lely juga dirawat oleh ibunya. Ibunya bertanggung jawab buat
lahirnya anak dari anak perempuannya. Anaknya sekarang sudah
SD.
Anton : Kalau dalam hal ini sebenarnya kami juga kurang bisa. Makanya
diperlukan kerja sama dari semua komunitas. Sayangnya gereja
kita saja menganggap mereka seperti lelucon yang tidak perlu
penanganan.
Anton : Keluarganya rajin kok datang tiap bulan. Kalau pun tidak datang
tiap bulan berarti karena ada kesibukan lain. Seperti orang tuanya
Lely, memang dia kasih uang tiap bulan untuk anaknya tapi tidak
sebanding dengan pengeluarannya selama di sini.
Saya : (mengangguk)
Anton : Sama-sama
Maria : Boleh.
Maria : Kejadian memalu itu terjadi sekitar delapan tahun yang lalu. Itu
pun kalo saya tidak lupa.
Maria : Saya sudah laporkan ke kantor polisi dan sekarang sudah ditahan.
Maria : Saya lebih baik mengutamakan Lely dan anaknya yang sekarang
sudah sekolah. Mereka berdua membutuh uang untuk keperluan
sehari-hari. Jadi lebih baik saya beri waktu dan kekuatan saya
kepada mereka. Daripada, saya memikirkan suami saya yang
tidak pantas untuk dibanggakan.