I. LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan mencanangkan reformasi kesehatan yang diwujudkan dalam
bentuk 6 pilar transformasi di bidang Kesehatan, yaitu transformasi layanan primer,
transformasi layanan sekunder (rujukan atau rumah sakit), transformasi sistem layanan
kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia
kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan bidang perumahsakitan, Rumah Sakit memiliki kewajiban untuk
menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak dan lanjut usia. Dalam
rangka mencapai salah satu tujuan penyelenggaraan rumah sakit yaitu mempermudah akses
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan mewujudkan komitmen
Kementerian Kesehatan dalam melakukan transformasi sistem kesehatan, dimana salah
satu pilar transformasi sistem kesehatan adalah transformasi layanan rujukan.
Transformasi layanan rujukan dilakukan dengan berbagai upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan akses dan mutu layanan rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat. Komponen utama dari transformasi rumah sakit vertikal adalah :
a) Perbaikan pengalaman pasien, b) Peningkatan mutu pemberi layanan, c) Peningkatan
mutu layanan klinis, d) peningkatan tata kelola RS. Dengan keempat komponen ini
diharapkan rumah sakit mampu memberikan pelayanan minimal setara level ASIA.
Perbaikan pengalaman pasien dilakukan dengan memperbaiki fasilitas pendukung dan
waktu tunggu pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien, Peningkatam mutu pemberi
layanan dilakukan dengan meningkatkan produktifitas kerja dengan melakukan perbaikan
sistem remunerasi, pelatihan dan pengembangan karir yang berkeadilan. Peningkatan mutu
layanan klinis dilakukan dengan standarisasi pelayanan dengan panduan praktek klinis dan
clinical pathway serta peningkatan riset medis. Peningkatan tata kelola rumah sakit dilakukan
dengan memperbaiki sistem, proses dan manajemen operasional rumah sakit secara efektif
dan efisien melalui digitalisasi pelayanan.
Sebagian besar pelanggan di rumah sakit vertikal di Indonesia memiliki pengalaman
buruk terhadap masalah parkir, secara umum keinginan pelanggan adalah bebas, mudah
mencapai tempat tujuan. Beberapa keluhan mereka disebabkan karena terbatasnya lahan
parkir yang disediakan, penataan area parkir sehingga terkesan penuh, alur yang
membingungkan karena masih kurangnya rambu penunjuk arah serta keamanan tempat
parkir.
RS. Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta menempati lahan seluas 103.070 M2
dengan luas bangunan 58.862 m2. Berdasarkan data bulan juni 2022 Rumah sakit melayani
713 pasien rawat inap dan 8.169 pasien rawat jalan. Kecukupan lahan parkir yang
disediakan seharusnya berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang ditampung
sehingga memberi kenyamanan bagi pengguna. Lahan parkir fungsional di Rumah Sakit
Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta adalah 3.618,5 M 2 dengan kapasitas kendaraan roda
dua sebanyak 379 dan kapasitas roda empat sebanyak 244. Sebagaimana ditunjukkan pada
Table 1.
Terpadu
Terpadu
Rerata kendaraan yang parkir perhari sebanyak 348 roda dua dan 326 untuk roda
empat. Apabila dilihat berdasarkan subjek dibagi menjadi karyawan, peserta didik dan
pengunjung dapat dilihat bahwa proporsi pengunjung lebih banyak, didapatkan data seperti
pada table 2.
Beberapa keluhan pelanggan di Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
diantaranya adalah kurangnya tempat parkir terutama hari selasa dan kamis, alur parkir yang
tidak jelas sehingga harus banyak bertanya, beberapa lahan parkir akses tidak mudah, licin
dan penerangan kurang. Keluhan pelanggan terkait dengan masalah parkir ini harus segera
dilakukan perbaikan karena ketidakpuasan pelanggan ini akan berpengaruh terhadap: 1)
persepsi kurang baik pasien terhadap rumah sakit, 2) rendahnya tingkat kepuasan pasien, 3)
rendahnya tingkat retensi pasien.
Kami mencoba memetakan masalah parkir yang ada di rumah sakit beserta solusinya
sebagaimana terdapat pada Tabel 3.
1 Lahan parkir yang Lahan parkir yang cukup Penambahan lahan parkir
disediakan masih dan mudah untuk
kurang mengakses tujuan
3 Alur parkir belum jelas Kejelasan alur parkir Penataan alur parkir
beserta rambu penanda
4 Area parkir belum Semua area parkir yang Pembuatan akses mudah ke
semua aman dan aman dan nyaman tempat parkir (jalan halus dan
nyaman rata serta tidak licin)
II. TUJUAN
A. Tujuan umum yang ingin dicapai dalam proyek perubahan ini adalah perbaikan
pengalaman pasien terhadap sistem parkir di rumah sakit mudah sehingga akan tercapai
pelayanan yang optimal kepada masyaraka dan akan berpengaruh terhadap tingginya
tingkat kepuasan pasien/masyarakat.
IV.MILESTONE (PENTAHAPAN)
No. Tahapan dan Kegiatan Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan/Output
Jangka Pendek
5 Penataan alur masuk dan keluar 26-30 September Penataan Alur kendaraan
masuk dan keluar
9 Penempatan petugas parkir untuk 17-21 Oktober Proses drop off dan pick up
drop off dan pick up pasien lancar, area parkir
pasien/pengunjung serta titik parkir aman dan tertata, pasien
nyaman dalam parkir karena
ada yang memandu
Jangka Menegah
2 Pelebaran area parkir di belakang Oktober- Area parkir roda 2 yang luas
kantin serta perbaikan akses jalan Desember dan mudah akses
Jangka Panjang
1 Pintu masuk dan keluar yang Tahun 2023 Keamanan dan kenyamanan
berbeda antara roda 4 dan roda 2 pengguna
2 Ada jalur khusus untuk pejalan kaki Tahun 2024 Keamanan dan kenyamanan
dan kursi roda yang aman mulai pengguna
pintu masuk sampai area
pelayanan.