Anda di halaman 1dari 5

[00:00:00.

510] - Speaker 1
Betul, betul. Waktu di Lombok juga kita pernah kok. Jadi sampai semua tukang nggak berani keluar dari
pagar karena udah ditukup sama semua gangster di sana. Dan akhirnya kita menemukan cara yang
sangat mudah untuk diterima masyarakat yaitu dengan menyumbang pembangunan masjid. Saya udah
bikin pengobatan gratis, saya udah bikin bagi sembako gratis tidak diterima. Ternyata, ternyata pastinya
ya di setiap merah tuh ada cara masing masing.

[00:00:31.180] - Speaker 2
Ya untuk melunakkan hati ternyata harus tau juga celahnya ya.

[00:00:36.980] - Speaker 1
Ya harus tau celahnya jadi kayak di Flores ini juga nanti saya akhirnya nemuin celahnya dari mengajak
kolaborasi orang sekitar dari segi pemupukan dan segala macam lah. Jadi ada hal menarik lah, banyak
hal menarik disana ketika beberapa masyarakat disana tuh saya numbuhin pohon cabai itu di pohon
pisang jadi mereka gak perlu pot, gak perlu air, gak perlu nyiram semua gisinya udah ada disitu nah itu
yang saya terapkan jadi karena ini proyeknya beach club dan resto, jadi nanti kan itu from garden to the
plate. Jadi, nggak cuma ngomongin soal landscaping tempatnya, tapi saya juga di sini bikin semua buah
dan sayuran dan herbs, rempah rempah yang akan dipakai untuk dimasak. Nah, itu yang seru sih.

[00:01:28.190] - Speaker 2
Oh jadi ada edible garden.

[00:01:30.800] - Speaker 1
Yes jadi konsepnya garden to the plate Jumolan dari beberapa grup yang pernah bekerja bareng,
akhirnya kita bikin grup sendiri. Dan akhirnya kita bikin dua.

[00:02:01.180] - Speaker 2
Proyek di.

[00:02:09.730] - Speaker 1
Bali dan di Bajo.

[00:02:11.520] - Speaker 2
Berarti Mas Erick ini mah proyeknya sendiri ya? Mas Ogi ya?

[00:02:16.430] - Speaker 1
Iya, dulu Erick udah diajak ke Bajo, cuma belum ke Bajo Bajo nih.
[00:02:19.900] - Speaker 3
Dia kan sekarang udah jadi itu, yang punya poyeknya. Keren banget.

[00:02:32.960] - Speaker 1
Iya, ini hasil ditolak dari sisanya Erick dulu. Ga qualified.

[00:02:38.870] - Speaker 2
Soalnya memang lebih qualified dari jadi pengusaha kayaknya Mas Ogi, karena jarang dibicarakan.
Bahwa kolaborasi itu bukan hanya yang hard atau technical antar, ya hard skill, technical antar konsultan
dengan kliennya, tetapi ternyata Mas Ogi harus berhadapan kolaborasi dengan culture setempat,
masyarakat setempat yang itu membutuhkan soft skill sebetulnya ya. Dan soft skill itu penting sekali sih
dalam profesi kita sebagai konsultan yang pastinya di site dan di konteks itu kan berhadapan dengan hal
lain selain tanah, yaitu culture dan manusia setempat ya. Boleh banget tuh, boleh banget tuh diangkat.
Keren banget kolaborasi itu yang seru diangkat. Biar kita bisa belajar juga untuk mengindahkan dan
kulonun sama konteksnya.

[00:04:00.140] - Speaker 2
Teman teman tim sosialisasi ini yang sudah hadir Astari, Reinhardt, Arla. Jadi mendengarkan sehingga
bisa menjiwai terlebih dahulu yang akan dijelaskan oleh Mas Erick dan Mas Ogi nanti. Sehingga kita pas
untuk menyampaikan pesan. Bagaimana kita nanti bisa pas menyampaikan pesan kepada audiens kita
dan juga bisa belajar dari pengalamannya Mas Erick dan Mas Ogi. Apapun itu boleh ditularkan di sharing
ilmunya kepada semua dan audiens kita nanti untuk memperkaya hasanah arsitektur Indonesia.

[00:05:12.380] - Speaker 1
Saya anak fisip. Anak fisip, administrasi niaga yang akhirnya tertarik sama bangunan dan tanaman. Salah
satu buku awal yang saya baca adalah karya Ibu Imelda Akmal.

[00:05:30.060] - Speaker 2
Yang mana, tahun berapa?

[00:05:32.380] - Speaker 1
Yang jaman belum ada internet ya. Maksudnya, masih jaman BBN itu kan nggak ada buku buku online
dan segala macem. Oh, benar, benar, benar. Ya, jadi kalau di Agnex, kayak Gunteng Agung ya, beli
diskonan.

[00:05:48.540] - Speaker 2
Berarti sebelum tahun 2005 kali ya?

[00:05:52.200] - Speaker 1
Iya, si Lars sendiri kan berdiri. Eh, dari jaman saya belum punya Lars, Mbak. Dari jaman Lars sendiri,
nggak pakai nama, itu beli buku, lihat sendiri, learning by doing.

[00:06:09.660] - Speaker 2
Wah hebat. Terus gimana bisa kenal sama Mas Erick yang arsitek yang katanya ditolak jadi asisten,
gimana ditolak?

[00:06:19.040] - Speaker 1
Jadi suatu hari saya lagi kelaparan, terus dia ngelewat, terus dia bilang, "Kamu kenapa? Saya lapar,
nggak punya duit." Terus akhirnya dia beli saya makan.

[00:06:29.870] - Speaker 2
Itu mah.

[00:06:37.460] - Speaker 1
Kontennya.

[00:06:38.660] - Speaker 2
Tiktok.

[00:06:43.920] - Speaker 3
Kayaknya.

[00:06:49.690] - Speaker 2
Sudah menikmati hidup di Indonesia itu yang sangat indah itu ya kayaknya ya. Bener banget, apalagi...
Wah, bukti.

[00:06:56.750] - Speaker 1
Tuh, kanak itu biru. Itu lukisan kali, foto. Enggak. Ini dia lagi di proyek, Mbak. Jadi saya udah gak terlalu
aktif. Jadi mungkin seperti yang semua orang tahu, kalau Larche sendiri, Jakarta udah dipegang sama
partner saya, Mas Hatia, kan. Nah, saya bersembunyi di Indonesia Timur sejak pandemi. Jadi proyek
yang dikerjain itu cuma beberapa proyek aja. Tapi kalau Pak Erik yang panggil, saya muncul.
[00:07:30.830] - Speaker 1
Di sini lagitnya biru, di sana lagitnya abu.

[00:07:59.860] - Speaker 1
Di Bali. Nanti pas April bakal dari Jojo. Itu bakal lebih asik lagi nanti viewnya.

[00:08:13.110] - Speaker 2
Oke, oke. Wah ini bakal seru banget. Dan ini ngobrol ngobrol, bercanda bercanda, nanti di presentasi
boleh loh. Santai santai aja. Jangan kaku kaku.

[00:08:24.820] - Speaker 1
100% pasti, karena saya nggak bisa ngomong serius, Mbak.

[00:08:31.800] - Speaker 2
Oke, oke. Ini kayaknya kalau ketemu lebih seru ya, Mas Erick ya?

[00:08:36.460] - Speaker 3
Ya, silakan. Gampir ke kantor saya.

[00:08:39.790] - Speaker 2
Tapi yang satu mesti ditanggep ke Indonesia Timur.

[00:08:42.790] - Speaker 1
Coba ini gimana?

[00:08:44.020] - Speaker 3
Silakan ke Bali. Di Jakarta, makan malam di Bali, setiap hari pun.

[00:09:03.820] - Speaker 2
Itu beneran ngalahin presiden itu? Iya.

[00:09:07.650] - Speaker 1
Jadi gini ceritanya, Mba. Kan kalau bawahan kan disuruh berangkat kemana ya berangkat ya walaupun
melalui gila yang kayaknya. Jadi kalau emang disuruh, yaudah kamu meeting jam 8 di Jakarta, yaudah
berangkat ke Jakarta. Yaudah kamu makan malam di Bali, yaudah berangkat ke Bali. Aku kan panut.
[00:09:27.230] - Speaker 2
Siap, siap. Wah ini memang jago juga ya.

[00:09:34.610] - Speaker 1
Ngelesnya. Hobi Mba, dari lahir diajarin buat ngeles. Apalagi kalau mau di barahung RP kan harus ngeles
dulu kan, takut.

Anda mungkin juga menyukai