Anda di halaman 1dari 4

Menggali Narasi Perjanjian Lama

Sesi III

I. Pendahuluan
Dalam pelajaran sebelumnya kita telah belajar dua prinsip dasar dalam PA Induksi. Yang
pertama adalah bagaimana melihat konteks dan yang kedua bagaimana menggunakan alat
Bantu PA. Marilah kita mereview sedikit dari bahasan kita yang lalu untuk menyegarkan
pemahaman kita kembali.

Latihan-1

a. Dalam Roma 8:26, kalimat: ‘keluhan-keluhan yang tidak terucapkan’ artinya


adalah
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
b. Dalam Kis 26:19, Paulus membuat sebuah statemen tentang komitmennya dalam
mengikut dan melayani Tuhan. Bagaimana latar belakang pelayanan Paulus di II
Kor 11:23-29, membuat kalimat tersebut menjadi lebih mendalam?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

II. Memahami Narasi Perjanjian Lama


Perjanjian Lama sebagian besar berisi kisah-kisah iman yang sangat kaya. Banyak yang
memberikan istilah ‘cerita’ untuk menggambarkan kisah-kisah tersebut. Namun istilah
cerita kuranglah tepat, karena ‘cerita’ memberi kesan kurang bersejarahnya kisah
tersebut. Sebaliknya Perjanjian Lama menempatkan kisah-kisah didalamnya dalam suatu
konteks sejarah yang jelas. Namun demikian kisah-kisah tersebut tidaklah menampilkan
urutan sejarah dalam pengertian modern, karena yang dipentingkan adalah pesan
teologisnya, bukan detail sejarahnya. Karena itulah kisah-kisah alkitab sering disebut
History-Story. Dalam pembahasan kita cukuplah kita sebutkan saja dengan sebutan
Narasi Perjanjian Lama.
Narasi PL memiliki ciri khas narasi secara umum. Biasanya lima ciri khas yang selalu
menjadi bagian dari sebuah cerita. Kelima cirri tersebut adalah setting, plot, characters,
characterization dan point of view.
Disamping itu karena sifatnya yang teologis, narasi perjanjian lama selalu dapat dilihat
sebagai kisah-kisah yang memiliki tiga lapisan narasi. Pada lapisan permukaan, kisah-
kisah ini bercerita tentang individu-individu dengan berbagai pengalaman imannya
bersama dengan Tuhan. Kisah-kisah ini tidak selamanya dimaksudkan sebagai sebuah
contoh ideal untuk ditiru atau menjadi ajaran. Bahkan banyak diantaranya justru
merupakan gambaran manusiawi tentang kekurangan mereka dalam mengikut Tuhan.
Pada lapisan kedua, kisah-kisah tersebut adalah bagian dari narasi besar tentang Israel,
asal dan perkembangannya sebagai sebuah negara. Kisah tentang asal usul mereka

12
dimulai dari sejak penciptaan dunia, kejatuhan manusia, pemilihan Abraham dan
perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya. Hal ini menunjukkan peran penting
bangsa Israel dalam rencana Allah bagi bangsa-bangsa. Namun demikian, kisah tentang
bangsa Israel adalah bagian dari sebuah cerita yang merupakan narasi utama dari
Perjanjian Lama yang disambung dengan Perjanjian Baru. Yaitu kisah tentang Allah!
Sesungguhnya dibalik semua kisah yang terjadi, yaitu penciptaan, kejatuhan, pemilihan
Israel didalam Abraham, kisah Kerajaan sampai pembuangan ke Babel, maka Allah
adalah tokoh utama yang ingin ditonjolkan oleh Alkitab. Dengan memahami hal ini,
marilah kita coba untuk melihat bagaimana hal ini membantu dalam Pemahaman Alkitab.

III. Setting Sebuah Narasi


Setiap narasi PL di tuturkan dalam sebuah ‘setting’ yang jelas. Biasanya setting ini
berhubungan dengan sejarah yang melingkupi narasi tersebut. Setting merupakan
‘atmosphere’ dari narasi, dan memberikan sumbangan makna bagi narasi. Marilah kita
melihat bagaimana ini membantu dengan cara mempelajari salah satu narasi dalam
Perjanjian Lama (Pada tahap ini saya mengasumsikan bahwa anda sudah bisa melihat
konteks dan menggunakan beberapa alat bantu PA).

Latihan-2: Setting Daniel 1:1-20

Dimanakah cerita ini terjadi? ……………………………………………………………..

Apakah artinya bagi Daniel dan kawan-kawannya untuk berada disana?

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….
Background:
a. Yoyakim mulai memerintah Yehuda pada kl tahun 608 BC.
b. Dibawanya perkakas bait suci melambangkan kemenangan Dewa-Dewa Babilonia terhadap
‘dewa’ bangsa yang mereka taklukkan.

IV. Plot
Secara sederhana setiap narasi memiliki plot awal, tengan dan akhir. Biasanya sebuah
masalah diperkenalkan pada awal narasi, kemudian menjadi semakin kompleks lewat
berbagai hal dalam pertengahan (klimaks), dan akhirnya selesai pada bagian akhirnya.
Karena itulah pada dasarnya plot menjadi pembagian dalam narasi perjanjian lama.
Meskipun tidak harus selalu terbagi dalam tiga bagian, adalah baik untuk mengingat hal
ini ketika kita mengadakan analisa dan pembagian dari sebuah cerita.

13
Latihan-3: Plot Daniel 1

Bacalah kembali Daniel Pasal 1 sebanyak 2-3 kali. Bila anda diminta untuk memberikan
pembagian terhadap bagian ini, bagaimanakah pembagiannya? Berikan deskripsi singkat
mengenai isinya!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

V. Karakter Didalam Cerita


Plot cerita sangat berhubungan erat dengan ‘characters’, karena karakterlah yang
membangun dan merupakan unsure penyusun plot. Biasanya dalam kisah-kisah PL ada
tiga jenis karakter yang muncul. Yang pertama adalah karakter utama, kedua karakter
teladan dan ketiga karakter-karakter pembantu.

Latihan 4: Menentukan Karakter Utama


Karakter-karakter yang muncul dalam narasi ini adalah:

…………………………………………………………………………………..

Karakter Utama adalah …………………………………………………………

VI. Characterization (penekanan narasi dalam bentuk intensitas dan pengulangan)

Kisah-kisah orang Ibrani jarang sekali memberikan detail mengenai gambaran sesuatu.
Karena itu setiap kali detail diberikan dan terjadi pengulangan, maka hal ini merupakan
sesuatu yang penting. Karena itu perlu diperhatikan dengan baik.

Latihan 5: Pengulangan Penting

Perhatikanlah Dan 1:2, 9, 17 adakah suatu pengulangan penting disini?

………………………………………………………………………………

Bagaimana dengan Dan 3: 6,11,21,23,24,25,26?

………………………………………………………………………………

14
VII. Point of View
Bagian ini merupakan bagian yang vital. Ingatlah dalam setiap narasi ada narrator yang
menceritakan kisah tersebut. Dalam bertutur tentang suatu kisah, narrator tidak hanya
menceritakan apa adanya yang terjadi, tetapi memiliki sudut pandang tertentu mengenai
apa yang sedang diceritakannya. Point of view membuat kita mengerti akan mengapa
narrator membangun plot seperti yang sudah di jabarkan diatas.

Latihan 6: Point of View

Apakah yang menjadi Perhatian Utama dalam Daniel 1?

a. Perhatikan perubahan hidup yang mereka alami di babel. Apakah itu?

1. …………………… 2. ……………………… 3. ………………………

b. Gunakan prinsip konteks dan Gunakan Alat bantu! Mengapa Daniel menolak
makanan? (ay.8) Mengapa makan santapan Raja dianggap menajiskan?

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

c. Apakah yang tidak ditolak Daniel dan kawan-kawan? Mengapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Background: Makanan yang dimakan oleh raja Babel biasanya sudah dipersembahkan kepada para
Dewa, disamping itu sering mengandung binatang yang dianggap orang Israel haram. Juga
pengolahannya kemungkinan bertentangan dengan Taurat. Disamping itu, pada waktu itu orang Israel
hidup dalam sengsara dan pembuangan.

Berdasarkan penggalian diatas, beberapa main points dari Daniel 1 ini adalah:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Aplikasi:

DBS

15

Anda mungkin juga menyukai