“Sangat mudah terjebak dalam tekanan hidup setiap hari dan ingin
hidup untuk sesuatu yang paling bermakna. Buku John Bevere yang
hebat Digerakkan oleh Kekekalan akan memotivasi, menginspirasi, dan
membekali Anda untuk menjalani hidup hari ini sedemikian rupa
sehingga akan berdampak pada keabadian.”
—CRAIG GROESCHEL, Pendeta Life Church dan penulis
#Struggles: Following Jesus in a Selfie-Centered World
“Digerakkan oleh Kekekalan harus dibaca setiap tahun untuk setiap orang
yang ingin membangun warisan abadi dan meninggikan kerajaan Allah.
Dengan dukungan Alkitabiah secara terperinci, John menantang dan
mengilhami para pembaca agar memanfaatkan sebaik mungkin sumber
daya mereka yang paling berharga—waktu mereka di bumi—sehingga
mereka bisa memiliki dampak terbesar untuk kekekalan. Buku ini adalah
klasik kontemporer!”
—CHRIS HODGES, Pendeta Senior, Church of the Highlands dan
penulis Fresh Air and Four Cups
Additional resources in Bahasa Indonesia by John & Lisa Bevere are available for
free download at: CloudLibrary.org
This resource has been distributed to leaders and emergent leaders FREE OF CHARGE
and is not to be sold. It is a gift from Messenger International, the Ministry of John and Lisa Bevere.
You are encouraged to duplicate, virally distribute, use extracts or otherwise share
this teaching with others.
Printed in Indonesia.
Bahan-bahan pengajaran tambahan dalam bahasa Indonesia dapat diunduh secara gratis
di: CloudLibrary.org
Buku ini disebarkan secara CUMA-CUMA kepada para pemimpin Kristen dan calon pemimpin Kristen
yang akan muncul kemudian dan bukan untuk diperjualbelikan.
Ini adalah hadiah dari Messenger International, lembaga pelayanan John dan Lisa Bevere.
Dicetak di Indonesia.
Saya mempersembahkan buku ini....
Bagi semua yang bekerja keras tanpa kenal lelah
membangun kehidupan banyak orang untuk selama-lamanya.
Teguhkanlah hati dalam pencarianmu.
Kedatangan-Nya sudah pasti dan upah-Nya adalah berada bersama-Nya.
“Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar,
dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
YOHANES 17:3
Daftar Isi
Bagian 1
Bab 1: Yang Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Bab 2: Kerajaan Affabel: Kehidupan di Endel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
Bagian 2
Bab 4: Rumah Kekal bagi Orang Mati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
Bagian 3
Bab 6: Kejatuhan Besar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 133
Bagian 4
Bab 8: Kerajaan Affabel: Hari Penghakiman II . . . . . . . . . . . . . . . . 179
Bagian 6
Bab 13: Pelipatgandaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 291
Catatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 347
Tentang Buku Ini
Jika Anda membaca buku ini sebagai bagian dari studi Driven by
Eternity (Digerakkan oleh Kekekalan), kami menyarankan agar Anda
menyaksikan atau mendengarkan sesi pengajaran setiap minggu dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi untuk bagian yang terkait
dalam sebuah kelompok. Kemudian masing-masing anggota kelompok
membaca bab-bab buku yang terkait sebelum pertemuan berikutnya.
Ada satu sesi pengajaran untuk studi setiap minggu tersebut.
xiii
sifat yang ada di dalam dan memengaruhi kehidupan kita setiap hari.
Inilah ilustrasi dinamis yang sangat menarik dari pesan Digerakkan oleh
Kekekalan bahwa, dengan karakter yang fiktif namun sesuai dengan re-
alitas, akan memudahkan Anda, pada pembaca, untuk lebih mengetahui
dan memahami berbagai rahasia dan misteri kerajaan Allah.
Anda dapat segera menemukan kisah Affabel di Bab 2, 3 dan 8 dalam
buku ini. Kisah ini ditandai dengan simbol ini di Halaman Daftar
Isi.
Cerita ini juga dimainkan dengan hebat dalam Teater Audio Affa-
bel yang tersedia dalam video streaming John Bevere dan sumber materi
yang dapat diunduh dari situs web: CloudLibrary.org
Selamat menikmati!
Kata Pengantar
uatu hari akan tiba waktunya ketika kita masing-masing akan berdiri
S di hadapan Allah. Pertanyaannya adalah, akankah kita siap?
Alkitab menasihati kita, “Karena itu, saudara-saudaraku, berusa-
halah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh.”
(2 Petrus 1:10 NET). Kata kuncinya di sini adalah sure (teguh, yakin).
Pernahkah Anda merasa yakin tentang sesuatu namun kemudian
menyadari bahwa ternyata Anda salah? Tentu menjengkelkan, bukan?
Sebagai seorang pria, saya sering merasa yakin benar mengenai rute,
petunjuk, prosedur, formula, atau metode tertentu, namun kemudian
menyadari bahwa ternyata saya tersesat di lingkungan yang salah atau
akibatnya proyek, perakitan, atau formula tersebut harus diulang kem-
bali, namun kali ini mengikuti petunjuk yang benar. Ini tentu bikin frus-
trasi. Saya sudah menyia-nyiakan bahan bakar, waktu, sumber daya, atau
uang. Saya merasa yakin benar, padahal kenyataannya tidak.
Saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama mengenai kekekalan.
Menulis buku ini secara pribadi berdampak lebih besar bagi saya
melebihi yang lain. Sejak dirilis satu dekade lalu, laporan yang tak ter-
hitung jumlahnya tentang banyak kehidupan yang diubahkan telah
masuk kepada saya dan tim. Ketika kami membahas tugas merevisi dan
memperbarui buku ini sebelum merilisnya ulang, yang nyaris membuat
patah semangat, saya tahu bahwa kami tetap harus melakukannya. Saya
merasa yakin bahwa pesan di halaman ini begitu mendesak dan pen-
ting. Sebagai pelayan kabar baik tentang Kristus, kita memiliki panggilan
yang tidak lebih besar selain mempersiapkan orang lain menuju keke-
kalan dengan kasih karunia dan kebenaran. Semoga Anda selamanya
tetap berdiri teguh.
Fakta yang serius adalah bahwa ketika kita berdiri di hadapan Sang
Pencipta kita, sudah terlambat untuk mengulang kembali. Harapan dan
doa saya adalah bahwa ketika Anda membaca atau menyimak ulang
xv
pesan ini, Roh Kudus akan memakainya untuk menggerakkan Anda
pada potensi kekal Anda yang terbesar, yang selamanya diubahkan oleh
kasih karunia dan rahmat-Nya.
Hormat kami,
John Bevere
Mei 2017
Pendahuluan
1
Khotbah satu kata yang menyentuh sebuah bangsa. Pesan Arthur
diabadikan dari generasi ke generasi oleh arsitek Ridley Smith, yang
menuangkannya ke dalam pelat tembaga di Sydney Square. Pesan itu
kemudian disaksikan oleh lebih dari empat miliar jiwa di seluruh dunia
saat mereka menonton Upacara Pembukaan Olimpiade Sidney di tele-
visi, dan sekali lagi ketika pesan itu terpampang pada perayaan kembang
api di Sydney Harbor Bridge pada malam milenium baru.
Kekekalan menarik perhatian seluruh umat manusia. Tidak ada
ras, suku, atau gender sanggup menahan daya tariknya. Kita diciptakan
dengan kekekalan dalam hati kita dan menyadari rahasia kelanjutan ke-
beradaan kita yang imanen. Oleh karena itu, sangat bijaksana bila mem-
pelajari lebih dalam tentang apa yang Pencipta kita firmankan mengenai
kekekalan. Lagi pula, Firman-Nya berkata, “Juga seterusnya Aku tetap
Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melaku-
kannya, siapakah yang dapat mencegahnya?” (Yesaya 43:13 TLB). Inilah
alasan Anda memilih buku ini. Saya percaya pilihan Anda bijaksana.
Marilah kita berdoa bersama sebelum memulai. Saya sudah menaik-
kan doa ini dengan lantang dalam studi saya sebelum Anda berdoa de-
ngan saya sekarang:
Mari kita mulai, ketahuilah Roh Kudus akan memberi Anda wa-
wasan dan pengertian yang tidak bisa Anda peroleh sendiri. Menarik
sekali!
3
Bagian 1
BAB 1
Yang Kekal
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian
. . . dan teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
— Ma z m u r 9 0 : 1 2 , 1 7 NLT
7
tidak hanya kehendak Allah bagi kita, tetapi Dia juga sangat mengingin-
kannya. Dialah yang telah menempatkan penekanan pada frasa itu.
Kita diciptakan untuk menikmati keberhasilan. Allah ingin hidup
kita berharga! Inilah keinginan Allah pertama-tama, bukan keinginan
kita. Dia ingin hal ini diketahui di seluruh Alkitab. Saya akan menyebut-
kan dua hal saja. Yang pertama, “TUHAN, Allahmu, akan melimpahi
engkau dengan kebaikan (keberhasilan) dalam segala pekerjaanmu”
(Ulangan 30:9 NLT). Perhatikan kata segala, tidak beberapa hal!
Sekali lagi kita membaca: “Janganlah engkau lupa memperkatakan
kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya eng-
kau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya,
sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil (good success) dan
engkau akan beruntung (prosperous)” (Yosua 1:8).
Dibutuhkan hikmat ilahi untuk menikmati keberhasilan. Kitab Suci
menyatakan, “Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa ber-
pegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan (keberhasilan).” (Amsal
19:8 TLB). Hikmat memberi kita pengetahuan dan kemampuan untuk
menentukan pilihan yang tepat pada waktu yang tepat. Hikmat tidak
hanya peka secara rohaniah; hikmat adalah untuk semua orang yang
takut akan TUHAN dan berada di dalam Kristus. Jika tujuan Anda ada-
lah membangun sebuah kehidupan yang bermakna kekal, Anda harus
melakukannya melalui hikmat ilahi—dan itulah seluruh makna dari
pesan ini.
Hikmat melahirkan keberhasilan, yang mendatangkan kenikmatan
dan upah yang kekal: “Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu
sendiri” (Amsal 9:12 NIV). Tidak hanya Tuhan menginginkan keberha-
silan Anda, tetapi Dia juga rindu untuk memberi upah bagi Anda atas
keberhasilan itu. Sekali lagi kita membaca, “TUHAN mengetahui hari-
hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-la-
manya” (Mazmur 37:18 TLB).
Fakta bahwa Allah menginginkan kita untuk berhasil telah
ditekankan dalam segmen gereja yang baik dalam beberapa tahun ter-
Kekekalan
Bacalah dengan saksama dua ayat kitab suci ini:
yang kekal 9
ada dalam konteks waktu sementara yang lain mendefinisikannya berada
di luar waktu? Dan mengapa hal ini perlu disangsikan lagi? Apakah kita
tidak perlu mempertanyakan salah satu dari dua buku ilmu pengetahuan
jika keduanya mendefinisikan sesuatu di dunia kita sebagai sesuatu yang
ada dalam keadaan yang berbeda? Misalkan satu buku mendefinisikan
ikan sebagai vertebrata yang hidup di dalam air, sementara laporan lain
menyatakan ikan hidup di lingkungan yang bebas dari air. Kita akan
segera menyimpulkan bahwa salah satu makna tersebut salah dan mem-
buangnya. Jadi mengapa kita tidak mempertanyakan dan membuang
salah satu definisi kamus mengenai kekekalan?
Yang benar adalah bahwa kekekalan tidak dapat dipahami secara akal
budi. Pikiran kita terbatas, terhambat untuk memahami konsep yang
abadi atau kekal.
Izinkan saya untuk menggambarkannya. Luangkan waktu sejenak
dan bayangkan di manakah ujung alam semesta. Pikirkan batas luarnya.
Jika bisa, maka apa yang Anda temukan di batas luarnya? Dinding? Ter-
buat dari apakah itu? Seberapa tebal? Apakah sisi luar dinding menjadi
batas yang tepat dari ujung alam semesta? Jika demikian, apa yang ada
di luar tembok? Lebih banyak ruang? Bukankah ini merupakan kelan-
jutan dari alam semesta? Di manakah ujungnya? Dapatkah pikiran Anda
memahami alam semesta yang tak berujung pangkal? Berhentilah sesaat
dan renungkan hal itu.
Atau bagaimana dengan jurang maut? Dapatkah Anda membayang-
kan terjun ke sebuah lubang di mana Anda tidak pernah mendarat? Anda
tidak akan pernah membentur atau bahkan melihat dasarnya. Anda terus
terjun selama-lamanya. Dua hal, bukan hanya satu, demikian singkatnya
penalaran kita dalam hal ini: pertama, bahwa tidak ada dasar pada lubang
itu; kedua, kita mengalami waktu jatuh yang tiada akhirnya. Memang
sulit dipahami, dan kedengarannya seperti sebuah konsep fiksi ilmiah,
namun tempat tersebut disebutkan tujuh kali dalam Alkitab.
Bagaimana dengan Allah sendiri, Sang Pencipta manusia? Ber-
hentilah sejenak dan merenungkan permulaan-Nya—atau saya harus
yang kekal 11
Kemudian, setelah bertahun-tahun mengaku sebagai penganut
ateisme, pria itu menderita sakit dada yang parah. Dokter menganjurkan
dia untuk menjalani operasi pemeriksaan. Mereka langsung menyim-
pulkan dan memberitahunya bahwa ia memiliki waktu kurang dari dua
puluh empat jam untuk bertahan hidup.
Sementara ia berbaring di tempat tidur malam itu, ia menyadari
bahwa ia akan pergi ke tempat tinggalnya yang kekal dan tempat itu
sama sekali tidak diinginkannya. Bagaimana dia tahu itu, padahal ia
tidak mengizinkan siapa pun membagikan Kitab Suci kepadanya? Mung-
kinkah ia memiliki kekekalan yang terpendam dalam hatinya? Sama se-
perti Kitab Suci menyatakan tentang seluruh umat manusia, “Karena apa
yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah
telah menyatakannya kepada mereka” (Roma 1:19 TLB).
Malam itu jantung teman saya berhenti berdetak. Ia meninggalkan
tubuhnya dan turun ke dalam kegelapan yang pekat. Suasana begitu gelap
gulita sehingga ia merasa kegelapan menyelimutinya; tidak ada secercah
cahaya yang bisa terlihat. Setelah terjun beberapa saat lamanya, ia men-
dengar jeritan mengerikan dari jiwa-jiwa yang tersiksa. Ia terseret oleh
kekuatan yang sangat besar sampai ke gerbang neraka ketika tiba-tiba ia
mampu tertarik kembali ke tubuhnya. Ia telah hidup kembali.
Keesokan harinya ia menghubungi satu-satunya orang Kristen yang
ia kenal. Temannya datang dan memberitakan Injil keselamatan melalui
Yesus Kristus. Setelah pria itu menerima Yesus Kristus dalam hidupnya
sebagai Tuhan dan Juruselamat, temannya berdoa bagi kesembuhannya.
Tiga minggu kemudian dia berjalan keluar dari rumah sakit. Ia bertahan
hidup selama beberapa dekade berikutnya sebelum ia menerima upah
kekalnya. Ia adalah mukjizat yang hidup.
Sebagai seorang ateis, orang ini menyatakan bahwa tidak ada Allah,
namun kekekalan terpendam di dalam hatinya. Di sisi lain, orang bebal
adalah orang yang tidak hanya menyangkal Allah dalam pikirannya tetapi
juga telah menolak dalam hatinya sampai kedalaman hati nuraninya
yang telah membeku. Ia berada di luar jangkauan. Memang penting me-
Definisi Kekekalan
Kekekalan telah terpendam di dalam hati kita, meskipun rasanya mus-
tahil untuk memahaminya dengan pikiran kita. Jadi dalam mendefi-
nisikannya, saya meminta Anda untuk mendengarkan dengan hati.
Bahkan, sama perlunya bagi Anda untuk mendapatkan keuntungan dari
seluruh buku ini. Bagaimana cara melakukannya? Pertama-tama, akui-
lah kebutuhan Anda akan Roh Kudus untuk membimbing Anda, dan
mohon pertolongan-Nya. Dia akan bersatu dengan manusia batin dan
bukan pikiran Anda. Kedua, berhentilah sejenak untuk merenungkan
dan bermeditasi ketika hati Anda tersentuh atau terpikat oleh pernyataan
akan kebenaran. Jangan buru-buru melewatkan buku ini; jika demikian,
maka manfaat yang Anda terima akan terbatas.
Untuk menerima dampak penuh dari firman Allah yang kekal bagi
Anda, terapkan dua langkah ini dan Anda akan berubah selamanya.
Daud mengatakan, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya
yang kekal 13
aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Mazmur 119:11). Jangan hanya
membaca untuk pemahaman akal budi, yang dapat dengan mudah ter-
lupakan atau hilang, tetapi biarlah Firman Allah tersembunyi di dalam
hati Anda melalui perenungan dan doa.
Kekekalan adalah untuk selama-lamanya; tidak ada akhirnya.
Namun, ini bukan hanya persoalan waktu yang tidak berkesudahan,
karena kekekalan tidak bergantung pada waktu. Kekekalan melampaui
waktu. Berbicara mengenai kekekalan semata-mata dalam hal durasi
yang kekal berarti melewatkan seluruh gambarannya.
Untuk menangkap maksud kekekalan, kita harus berpaling kepada
Allah sendiri. Dia tidak terbatas dalam kuasa, pengetahuan, hikmat,
pengertian, atau kemuliaan—demikianlah beberapa di antaranya. Dia
selalu ada; dulu dan sampai selama-lamanya Dia tetap Allah. Dia disebut
“Bapa yang Kekal” (Yesaya 9:5). Terjemahan harfiah Young mengenai
kalimat tersebut berbunyi “Father of Eternity.”4 Dia disebut “King of
eternity” atau Raja segala zaman (1 Timotius 1:17 AMP). Semua yang
abadi ditemukan di dalam Dia; bahkan, kekekalan itu sendiri ditemu-
kan di dalam Dia. Semua yang berada di luar Dia adalah fana dan akan
berubah. Tidak peduli seberapa baik, mulia, berkuasa, atau kekal keliha-
tannya, pada akhirnya semua itu akan berakhir. Bahkan bumi dan alam
semesta akan berlalu, tetapi Dia tidak akan pernah berubah:
Dia bukan hanya tak berkesudahan, tetapi Dia juga tetap sama. Al-
kitab menyatakan:
Allah itu kekal; karena itu, apa yang Dia firmankan adalah kekal. Dia
tidak bisa berdusta, apa saja yang difirmankan-Nya tidak pernah gagal.
Jika tidak demikian, maka semua akan jatuh ke dalam kegelapan yang
pekat, karena Dia adalah terang dan menjunjung tinggi segala sesuatu
dengan Firman-Nya.
Firman-Nya tidak akan pernah berubah, atau jika tidak maka Dia
tidak akan lagi kekal. Itulah dasar yang teguh yang di atasnya kita dapat
membangun kehidupan kita.
Hukuman Kekal
Banyak orang di zaman sekarang tidak membangun hidup mereka pada
sesuatu yang abadi (Firman Allah) tetapi lebih pada pemikiran budaya,
tradisi, asumsi, dan perasaan tentang siapakah Allah. Ini tidak hanya ber-
laku bagi orang yang bukan Kristen tetapi juga banyak orang percaya.
Sungguh suatu hal yang menakutkan apabila percaya bahwa sesuatu
yang fana merupakan kebenaran abadi. Jika seseorang berbuat demikian,
maka dasar mereka sudah rusak. Mereka sedang mempersiapkan diri
untuk terjun bebas. Mereka percaya kebohongan dan berada dalam
keadaan tersesat.
Saya heran pada berapa banyak orang yang saya temui yang melan-
daskan hidup mereka pada apa yang fana. Beberapa orang memberitahu
saya tentang Allah dan kepercayaan mereka pada Anak-Nya, tetapi Pri-
badi yang mereka nyatakan bukanlah Pribadi yang terungkap dalam Fir-
man-Nya. Penyesatan mengakar kuat. Bagaimana mungkin mereka bisa
percaya pada apa yang semata-mata mereka bayangkan dalam pikiran
yang kekal 15
mereka sendiri, ide-ide yang dibentuk oleh masyarakat yang telah dinya-
takan bertentangan dengan sifat Allah? Yesus berkata:
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita
mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama
seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. (1 Yohanes 4:17 NLT)
yang kekal 17
nusia. Konsep-konsep ini sebenarnya bertentangan dengan kasih Allah.
Saya akan menerangkan beberapa contoh yang umum.
“Kami saling mencintai dan berencana menikah.” Hal ini sering di-
nyatakan ketika dua orang melakukan hubungan seks di luar nikah. Ini
tidak hanya berdosa bahkan meskipun mereka tetap meneruskan dan
menikah, namun sering kali saya menyaksikan bahwa orang-orang yang
membuat pernyataan seperti ini akhirnya tidak menikah. Mereka sudah
lupa nasihat yang tegas, “Hendaklah kamu semua penuh hormat terha-
dap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab
orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Pernikahan harus
dihormati oleh semua, dan tempat tidur pernikahan terus murni, karena
Allah akan menghakimi pezinah dan semua sundal” (Ibrani 13:4 NIV).
Perhatikan penulis Ibrani tidak mengatakan, “pezinah dan orang-orang
sundal yang tidak datang ke gereja.” Tidak, tetapi semua orang yang
menjalani gaya hidup ini.
“Saya tahu tindakan ini tidak benar, tetapi ini akan membantu me-
nutup transaksi, dan kami akan memastikan mereka mendapatkan per-
lakuan yang adil.” Pengusaha sering mengatakan ini ketika mereka ingin
menjamin penjualan yang mereka yakini baik bagi pelanggan tetapi
mereka perlu sedikit memutarbalikkan fakta agar lebih maju. Ini bukan
hanya dosa kebohongan, tetapi transaksi itu hampir selalu menguntung-
kan bagi satu pihak yang membuat pernyataan itu. Apakah mereka lupa
peringatan yang menyatakan, “Tetapi... semua pendusta (orang-orang
yang dengan sengaja menyampaikan dusta melalui kata-kata atau per-
buatan)—mereka [semua] akan mendapat bagian mereka di dalam la-
utan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang
kedua.” (Wahyu 21:8 AMP)?
“Apa yang saya katakan tentang dia adalah kebenaran.” Orang se-
ring mengatakan ini ketika berbicara negatif (bergosip atau memfitnah)
tentang sesama rekan kerja, teman, bos, dan lain-lain. Faktanya adalah,
Anda bisa saja 100 persen benar dan tetap salah sesuai dengan stan-
dar yang kekal. Jika Anda ingat, anak bungsu Nuh, Ham, melaporkan
yang kekal 19
namun, dia tertarik pada sisi yang baik! “Perempuan itu melihat, bahwa
buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya” (Kejadian
3:6 TEV). Penalaran manusia dapat menciptakan bentuk keindahan dan
kebaikan yang bertentangan dengan kasih Allah yang kekal.
Alkitab juga menyatakan bahwa kita tidak dapat mematuhi sebagian
dari perintah Allah dan percaya bahwa kita akan memiliki keberanian
percaya pada Hari Penghakiman. Ini terjadi ketika kita secara cermat
menuruti seluruh Firman-Nya sehingga kasih Allah sempurna. Inilah
sebabnya mengapa Allah memberi kita kasih karunia: yaitu memberi
kita kuasa untuk menuruti firman-Nya sepenuhnya, sedemikian rupa
sehingga berkenan bagi-Nya. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang
tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah ke-
pada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat
dan takut.” (Ibrani 12:28).
Kuncinya adalah mengetahui keinginan Raja dan apakah yang
Dia harapkan, bukan apa yang tampaknya baik bagi masyarakat atau
penalaran manusia. Oleh karena itu Allah menasihati kita, “Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pemba-
haruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
(Roma 12:2). Apa yang tampaknya baik bagi budaya kita mungkin me-
rupakan penghinaan terhadap keinginan Allah—yang abadi.
Izinkan saya menerangkannya. Saat ini saya duduk di sebuah hotel
di Singapura, di mana saya akan berkhotbah di hadapan hampir dua
puluh ribu orang akhir pekan ini. Saya pernah mengunjungi negeri yang
hebat ini beberapa kali. Saya juga memberitakan Injil di Belanda bebe-
rapa kali. Di Belanda, tidak melanggar hukum apabila memiliki ganja.
Orang-orang di sana bisa merokok secara legal dan tanpa takut hu-
kuman. Namun, di Singapura jika ketahuan memiliki sejumlah narkoba
(sekalipun dalam jumlah kecil), Anda akan ditangkap dan diganjar hu-
kuman berat. Jika tertangkap basah dengan narkoba tertentu, sanksinya
adalah hukuman mati dengan cara digantung! Apabila Anda terbang ke
yang kekal 21
orang akan terguncang dengan putusan atas kehidupan mereka, tetapi
sebetulnya tidak harus. Anda tidak perlu demikian.
Siapkah Anda? Menurut Firman Allah, kita bisa berada di hadapan
Hakim alam semesta dengan keberanian percaya. Buku ini dirancang
untuk membantu Anda mempersiapkan diri. Jika pemuda asal Belanda
itu membutuhkan waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri sebelum
memasuki Singapura, ia akan terhindar dari hukuman berat. Jauh lebih
penting bagi kita untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi peng-
hakiman kita sendiri, karena keputusan yang ditetapkan pada Takhta
Pengadilan adalah untuk selama-lamanya.
Upah
Sesungguhnya lebih dari satu penghakiman akan dijalankan dalam
kekekalan. Akan ada penghakiman bagi orang-orang yang tidak beri-
man, bagi orang percaya, dan bahkan bagi malaikat. Keputusan yang
ditetapkan akan berbeda-beda. Akan ada kerugian dan hukuman, dan
akan ada upah. Kita akan membahas hal ini secara mendalam dalam bab-
bab berikutnya, tetapi izinkan saya menjelaskannya sekali lagi bahwa
keputusan yang ditetapkan akan abadi. Ini tidak bisa terlalu ditekankan
lebih jauh lagi; cobalah sekali lagi untuk memahaminya tanpa putus-pu-
tusnya! Inilah kehendak Allah agar kita tahu hal ini sebelumnya dan agar
kita bekerja untuk upah yang datang karena menuruti Firman-Nya. Pau-
lus mengatakan:
Paulus dengan jelas mengatakan, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa
tujuan [yang pasti].” Versi lain mengatakan seperti ini: “Sebab itu aku
berlari langsung ke tujuan dengan sepenuh hati dalam setiap langkah”
(ayat 26 NLT—terjemahan harfiah New Living Translation). Demikian-
lah tepatnya yang harus diperbuat setiap manusia—berlari dengan ke-
pastian dan tujuan untuk menang. Kita tidak berlomba dengan orang
lain, hanya diri kita sendiri.
yang kekal 23
kah dasar yang telah kita bangun atas kehidupan kita akan bertahan di
hadapan Allah pada Takhta Pengadilan, atau apakah segala upaya kita
akan selamanya sirna? Ingatlah, kita sudah tahu apa yang akan menjadi
standar pada penghakiman kita: “...firman yang telah Kukatakan, itulah
yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.” (Yohanes 12:48).
Banyak orang yang mengaku Kristen akan terguncang ketika mereka
berdiri di hadapan Yesus Kristus pada hari penghakiman. Mereka ada-
lah orang-orang yang memperoleh jaminan dalam bagian yang diajarkan
pada Perjanjian Baru tetapi lalai untuk menyelidiki seluruh gambaran itu
dengan tekun. Pertanyaan saya adalah: apakah Anda ingin mengetahui
kebenaran setelah keputusan kekal itu ditetapkan namun terlalu terlam-
bat untuk mengubahnya, atau apakah sekarang Anda ingin tahu dengan
standar apakah Anda akan dihakimi?
Bab berikutnya akan diawali dengan sebuah alegori yang akan ber-
lanjut ke bab berikutnya. Bacalah dengan cermat dan ingatlah setiap
detailnya, karena kita akan lebih sering menyebutnya kembali. Cerita
ini kemudian akan berakhir dalam bab delapan, dan kebenaran yang
terkandung di dalamnya akan dibahas pada seluruh sisa bab di buku
ini. Buku ini berkisah di seputar alegori ini, jadi jangan membacanya
sepintas lalu. Anda mungkin juga ingin membacanya kembali selama
pengajaran berlangsung.
Allah telah berurusan dengan saya secara pribadi tentang sebagian
besar topik yang dibagikan dalam buku ini. Saya akan membagikan ba-
nyak kesalahan saya sendiri, yang telah diteliti oleh Roh Kudus di bawah
mikroskop kebenaran-Nya. Harapan saya adalah kiranya buku ini akan
menggerakkan Anda agar dengan tekun menyelidiki Kitab Suci, se-
hingga Anda dapat memiliki dasar yang kuat untuk berdiri teguh pada
hari penghakiman. Saya akan membagikan beberapa kesalahpahaman
terbesar dalam masyarakat kita yang membuat para pria dan perem-
puan bertumbuh lebih menyimpang dari Pribadi yang mereka akui se-
bagai Juruselamat. Anda akan terkejut, terguncang, dan kadang-kadang
dihajar, tetapi semua itu akan diikuti dengan janji, pengharapan, dan
penghiburan.
yang kekal 25
BAB 2
Kerajaan Affabel:
Kehidupan di Endel
Dan Ia [Yesus] mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan
kepada mereka (ilustrasi atau perbandingan yang diuraikan
selain dari kebenaran untuk menjelaskan kepada mereka) . . .
— Ma rk u s 4 : 2 A MP
uatu ketika ada dunia yang mirip dengan dunia kita sendiri namun
S berbeda dalam berbagai hal. Di dunia tersebut tidak ada negara ba-
gian yang berdiri sendiri, hanya ada satu kerajaan besar yang bernama
Affabel. Meskipun kerajaan ini membentang di seluruh penjuru dunia,
hanya ada satu ibu kota yang menjalankan seluruh kepemimpinan. Ibu
kota itu disebut Kota Besar Affabel, yang mulai saat ini akan kita sebut
sebagai Affabel.
Kota yang menawan ini dipimpin oleh seorang raja yang hebat ber-
nama Jalyn. Raja Jalyn sangat dipuja dan dikagumi oleh rakyatnya. Ia
memancarkan kedalaman kasih yang tampaknya tiada habis-habisnya.
Ia kuat dan bijaksana, namun juga baik dan memiliki selera humor yang
tinggi. Sekalipun sikapnya berwibawa, Jalyn juga ramah. Berada bersama
dia rasanya seperti dilingkupi suasana penuh kebajikan. Kehadirannya
mengangkat setiap aspek kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi. Visi
dan pandangannya ke depan sangat mencengangkan, dan ia memiliki
kemampuan luar biasa untuk melihat melampaui tindakan orang-orang
jauh ke kedalaman motif hati mereka.
Ayah Jalyn, yang mendirikan Affabel, dikenal sebagai Bapa Raja
Pendiri. Setelah perintah ditetapkan, ia mengalihkan seluruh pucuk
27
pimpinan kerajaan kepada putranya. Penduduk kota besar itu membantu
menjalankan pemerintahan Jalyn di wilayah terpencil di kerajaan itu.
Hal ini dilakukan melalui sistem hierarki kewenangan dan kepemim-
pinan di kota yang berkuasa itu.
Kota ini sangat besar, dengan daratan sekitar dua ratus mil persegi.
Kota ini dirancang sangat bagus sehingga meskipun padat penduduknya,
namun tidak pernah terasa penuh sesak. Kota ini adalah gabungan dari
daerah pinggiran, pemukiman kota, dan vila-vila.
Terletak di daerah dataran, yang membentang ke arah ujung barat
Affabel, terdapat hunian sederhana kaum buruh. (Rumah sederhana
mereka dianggap luar biasa mewah di dunia kita sekarang.) Walaupun
pekerjaan mereka sangat berat, warga tersebut sangat bersyukur karena
telah menetap di kota raja ini.
Daerah pegunungan di perbatasan utara dan selatan adalah rumah
bagi para seniman. Mereka adalah orang-orang yang terampil di bidang
seni kreatif musik, menulis, melukis, dan desain. Rumah ini memiliki
pemandangan yang indah dan lebih luas dari rumah buruh.
Bagian yang paling memukau dari kota ini adalah kawasan timur,
yang terdiri dari vila-vila megah. Daerah ini dikenal sebagai Pusat Kera-
jaan. Lingkungan luas inilah tempat raja tinggal dan menghabiskan se-
bagian besar waktunya. Kawasan ini juga merupakan tempat kediaman
bagi orang-orang yang bekerja paling dekat dengan raja; di sinilah pe-
merintahan dan para pemimpinnya bergaul dan bekerja bersama-sama.
Pusat Kerajaan menonjol seperti sebuah permata di atas tebing yang
menghadap ke pantai Laut Besar. Angin sepoi-sepoi tak henti-hentinya
berembus dari laut biru dan menyejukkan kota. Perairan tersebut di-
batasi oleh pantai pasir putih yang paling bersih, yang keindahannya
hanya terkalahkan oleh taman-taman kerajaan. Taman ini terletak di
seluruh Pusat Kerajaan, menambahkan warna-warni dan semangat di se-
tiap belokan. Tidak diragukan lagi inilah tempat kediaman yang paling
didambakan di Affabel. Keindahan setiap rumah hanya terlampaui oleh
kemegahan istana raja.
Masyarakat Endel
Di sebelah barat dataran Affabel terdapat Hutan Belantara Luar, yang
membentang selama hampir enam puluh mil ke Sungai Besar Adonga.
Setelah menyeberangi Adonga, Anda akan menemukan bagian lain dari
kerajaan ini, yang disebut Endel. Saat lahir, anak-anak dari warga Affabel
segera dibawa ke provinsi Endel. Sebelum lewat minggu pertama setelah
kelahiran, mereka dipercayakan pada asuhan para perawat raja.
Setelah warga muda ini—atau disebut juga warga Endel—berusia
lima tahun, mereka dibawa ke Sekolah Endel tempat mereka menerima
didikan selama jangka waktu sepuluh tahun. Di sana mereka belajar cara
hidup Affabel dan tentang Raja Jalyn agung.
Hanya perawat raja dan para guru yang telah menikmati kesempatan
untuk bertemu Jalyn. Setiap lima tahun atau lebih, Jalyn akan mengun-
jungi Endel secara diam-diam untuk berbagi kasih sayang dengan seko-
lah dan anak-anak di sana. Ia tidak pernah membiarkan kehadirannya
diketahui semua orang, meskipun demikian, kebaikannya jelas terpancar
di setiap aspek Endel.
Sepuluh tahun di Sekolah Endel bertujuan mempersiapkan masa
depan para siswa. Pada usia lima belas tahun, mereka akan memiliki
masa yang singkat untuk menerapkan semua yang telah diajarkan ke-
pada mereka. Dalam rentang waktu ini mereka akan diberi kepercayaan
untuk memegang bagian kekayaan dan tanggung jawab. Bagaimana
mereka menjalani masa muda dan segala sumber daya mereka akan di-
tentukan oleh bagaimana dan di mana mereka akan menghabiskan sisa
hidup mereka, yang di dunia mereka berkisar seratus lima puluh tahun.
Sesat
Sesat tidak mempertanyakan keberadaan Affabel. Anak muda ini per-
caya pada Raja Jalyn dan bahkan senang akan janji-janjinya. Dengan
pikiran dan ucapannya, ia setuju pada ajaran dan kebijakan sekolah,
namun sebagian besar gaya hidupnya bertentangan dengan ajaran me-
reka. Ia menyatakan kesetiaannya kepada raja dan ajaran-ajarannya dan
ikut berpartisipasi dalam pesta-pesta sekolah ketika mereka bergembira
ria, tetapi jika ia tidak melihat ada keuntungan bagi dirinya sendiri, pan-
dangannya cepat berubah. Gaya hidupnya bertentangan dengan gaya
hidup para pengikut sejati Jalyn, dan karena kepribadiannya yang kuat, ia
secara licik memikat orang lain ke dalam jalan-jalannya. Ia tidak pernah
berhenti memikirkan musim ujian dan penghakimannya yang tertunda.
Sesat bisa bergaul akrab dengan Merdeka, sekalipun mereka tidak
sepakat tentang keberadaan Jalyn. Sesat adalah orang yang menyenang-
kan dan mereka berdua memiliki kepentingan yang sama, sehingga
Merdeka senang berada bersamanya.
Egois
Egois juga percaya pada Jalyn dan ajaran-ajarannya. Anak muda ini tidak
meragukan keberadaan Affabel dan juga cukup vokal. Ia percaya bahwa
Jalyn adalah seorang penguasa hebat dan hakim yang baik sehingga ia
akan mengasihani semua orang yang mengaku setia kepadanya. Namun
anak muda ini berfokus pada persepsinya yang terbatas tentang ajaran
dan karakter Jalyn. Ia telah lupa bahwa Jalyn adalah pemimpin yang adil
dan suci serta penuh welas asih dan penyayang. Jadi Egois telah mengem-
bangkan pandangan yang menyimpang tentang siapa Jalyn sebenarnya.
Ia percaya bahwa Sesat, Lemah Hati, dan Amal pasti akan menjadi ba-
gian dari kerajaan Jalyn yang masyhur, meskipun ia agak prihatin dengan
pertentangan Merdeka.
Egois percaya semua yang mengakui Jalyn secara verbal dan menja-
lani kehidupan yang tidak melanggar setiap hukum utama akan mem-
peroleh jalan masuk ke Affabel. Namun, sesuai dengan namanya, Egois
senang mencari kepentingan diri sendiri, dan sering kali kebaikan yang
diperbuatnya termotivasi oleh keuntungan pribadi. Kadangkala, ia ter-
motivasi oleh belas kasihan, tetapi ketika dorongan mulai mendesak,
Egois mulai mencari kepentingannya sendiri.
Para Lulusan
Kelima warga Endel ini menginjak usia lima belas tahun. Akhirnya hari
yang ditentukan telah tiba, dan mereka lulus bersama-sama dengan dua
ribu siswa lainnya. Masing-masing diberi kepercayaan dengan komisi
tertentu dan jumlah dana awal yang sesuai. Jumlah ini telah ditetapkan
oleh Jalyn dan didistribusikan oleh kepala sekolah setelah kelulusan.
Di antara kelima siswa tersebut, pembagian itu demikian: Merdeka
menerima investasi lima puluh lima ribu, Sesat dan Lemah Hati masing-
masing menerima empat puluh ribu, Egois menerima dana paling besar
yaitu tujuh puluh lima ribu, dan Amal menerima dua puluh lima ribu.
Dengan uang di tangan mereka, warga muda ini dilepas dengan bebe-
rapa instruksi terakhir.
Asisten Guru
Tak lama setelah lulus, Lemah Hati berkumpul dengan beberapa teman
perempuan untuk belanja di akhir pekan. Menurutnya kegiatan ini baik
karena dua alasan: pertama, menghabiskan waktu untuk merayakan ber-
sama teman-teman terdekatnya; dan kedua, membeli pakaian dan akse-
Walikota Endel
Dan sekarang kita beralih ke Egois. Ia hanya takjub dengan jumlah uang
yang diterimanya. Ia merayakan, tetapi ia tahu benar bahwa ajaran Jalyn
adalah agar menjauhkan diri dari pesta pora terlarang. Setelah istirahat
beberapa hari, ia mulai berinvestasi. Dagangannya terbukti mengun-
tungkan, dan dengan cepat ia melipatgandakan dana awalnya. Sementara
keuangannya bertambah, popularitasnya terus meningkat di kalangan
teman-temannya.
Egois membeli sebuah rumah di salah satu lingkungan paling bagus
di Endel dan mengundang orang-orang yang berpengaruh dan berkuasa
ke rumahnya. Para pejabat pemerintah, atlet profesional, eksekutif bisnis,
dan tokoh-tokoh lainnya menikmati keramahannya. Dengan cepat
Pemilik Restoran
Setelah lulus, Amal memberikan sepertiga dari investasi dua puluh lima
ribu sebagai kontribusi untuk kampanye lahan Sekolah Endel. Ia ber-
terima kasih atas semua yang telah ia pelajari dari para guru dan ingin
mengungkapkan rasa syukurnya. Dengan sisa dua puluh dua ribu, Amal
akhirnya mampu memulai sebuah restoran.
Amal mencintai segala sesuatu yang berhubungan dengan seni
kuliner. Ditambah lagi fakta bahwa ia adalah seorang pengusaha cerdas,
menjalankan sebuah restoran tampaknya menjadi cara terbaik untuk
memanfaatkan bakatnya dan melayani masyarakat. Ia mampu men-
datangkan beberapa koki terbaik di negeri itu. Dengan menyelaraskan
pengetahuan mereka, ia menyusun sebuah menu yang luar biasa. Resto-
rannya segera meraup untung besar.
Meskipun Amal memenangkan penghargaan untuk restorannya, ia
selalu mengakui keberhasilannya diperoleh karena kebijaksanaan Jalyn.
Dalam beberapa wawancara, ia berulang kali mengucapkan terima kasih
pada mantan guru-gurunya dan memuji para karyawannya yang hebat.
Ia menolak membual tentang usahanya atau mengklaim keberhasilannya
sebagai usahanya sendiri. Ia tahu semua itu hanya karena Jalyn.
Panggilan
Waktu itu tengah hari. Penghuni Aula Keadilan telah kembali merasa
nyaman dan yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja bagi mereka.
Mereka mengaitkan sesuatu yang tampak membingungkan atau di luar
akal sehat dengan kemurahan hati Jalyn atau misteri jalan-jalannya. Pe-
mikiran ini menghibur mereka.
Orang pertama dari seribu lima ratus warga muda Endel di aula
yang dipanggil adalah Merdeka. Empat Pengawal Kerajaan datang untuk
mengawalnya ke Aula Besar Penghakiman. Dalam upaya mengurangi
suasana khidmat, ia tersenyum dan mengedipkan mata pada salah satu
penjaga yang kebetulan melakukan kontak mata dengan dia saat mereka
meninggalkan ruangan. Ia terkejut ketika tidak mendapat respons.
Saat ia mendengar pintu aula menutup di belakangnya, Merdeka
kembali bertanya-tanya. Jantungnya berdegup kencang seperti dentam
drum. Bunyinya sangat keras sehingga ia membayangkan para penjaga
Kerajaan Affabel:
Hari Penghakiman I
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak
dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu
pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau
membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau
mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”
— Ma t i u s 1 3 : 3 4 - 3 5 TL B
49
Pengadilan Merdeka
Aula Besar ternyata lebih spektakuler dari yang Merdeka bayangkan.
Jika diberi kesempatan untuk melaporkan pengalamannya kepada seribu
lima ratus orang yang masih menunggu di belakangnya, tidak ada ka-
ta-kata atau kriteria tertentu untuk menggambarkan kemegahannya.
Arsitekturnya membuat segala sesuatu yang dia lihat di Endel tampak
ketinggalan zaman. Auditorium itu mungkin dipadati oleh seratus ribu
orang yang hadir. Merdeka belum pernah melihat begitu banyak orang
di satu tempat pada satu waktu.
Saat ia berjalan mendekat, Merdeka melihat sekilas beberapa warga
Affabel. Ia memperhatikan wajah mereka penuh wibawa dan berseri-seri.
Kemudian, setelah merenungkannya, ia tertegun oleh keagungan me-
reka yang mencengangkan. Seolah-olah mereka berasal dari dunia lain.
Transformasi ini adalah karena mereka semua diizinkan untuk makan
dari pohon kehidupan.
Merdeka bertanya-tanya, Mungkinkah orang-orang ini bekas warga
Endel? Kemudian ia menangkap satu sosok yang dikenalnya. Namanya
Amal. Perempuan itu beberapa tahun lebih tua dari Merdeka, dan ia
ingat bagaimana Amal terus-menerus diolok-olok karena penampilan
jeleknya. Sekarang ia sangat cantik. Parasnya tetap sama, itu membuat-
nya mudah dikenali, tetapi entah bagaimana ia sekarang lebih cantik
daripada yang pernah dikenalnya di Endel. Bahkan, ia melihat semua
orang—bahkan yang paling tidak cantik—jauh lebih memikat daripada
yang pernah dia lihat di tanah kelahirannya.
Setelah pulih dari rasa kagetnya, Merdeka melihat semua orang yang
hadir berfokus pada sebuah area tepat di depannya. Rasanya seperti tidak
ada yang pernah dilihatnya.
Itulah singgasana. Namun penjelasan ini tidak layak, karena tem-
pat itu memang takhta yang paling megah. Mata Merdeka terpaku pada
orang yang duduk di atasnya, dan dalam sekejap ia menyadari sumber
dari seluruh keagungan kota ini. Semuanya berawal dari orang yang
duduk di atas takhta itu. Orang ini pasti Jalyn, pikir Merdeka. Tiba-tiba
ia amat percaya pada orang yang tadinya dia tolak mentah-mentah.
50 Digerakkan oleh Kekekalan
Roman Jalyn tampan namun tegas, setidaknya saat itu. Mengagum-
kan tetapi menakutkan adalah deskripsi yang lebih akurat. Seluruh
penampilannya memikat, namun seiring langkah Merdeka mendekat ke
arahnya, rasa ngeri terus tumbuh dalam hatinya. Setiap kepercayaan diri
yang pernah dia miliki sekarang benar-benar musnah. Apa yang akan
terjadi padanya?
Merdeka mencoba tetap tenang dengan mengulangi kata-kata pada
dirinya sendiri bahwa ia mendekati seorang pemimpin yang penuh belas
kasihan. Ia mengalami konflik batin karena mulai ragu apakah ia akan
menerima hukuman yang baik.
Ketika Merdeka meneruskan langkahnya, ia diperintahkan untuk
tetap berada di atas panggung sempit. Menjulang tinggi di depannya di
atas takhta itu adalah Jalyn. Ia memiliki karakter yang tegas dalam men-
capai tujuannya, dan ia berbicara kepada kumpulan orang itu:
“Semua . . . harus mengetahui dan memahami bahwa Akulah yang
menguji batin (pikiran, perasaan, dan tujuan) dan hati [yang terdalam],
dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang [upah atas
apa yang telah kamu kerjakan] menurut perbuatannya.”1
Merdeka menyimak bersama dengan yang lain ketika tiba-tiba Jalyn
menatapnya tajam dan memerintahkan, “Berilah pertanggungan jawab
atas urusanmu.”2
Sebelum Merdeka bisa mengucapkan sepatah kata, sebuah hologram
muncul dan mulai memutar kembali hidupnya di Endel dari hari per-
tama sekolah sampai sebelum hari ini. Setiap perbuatan, kata, dan motif
ditampilkan dan diungkapkan kepada banyak saksi ini. Ia terpesona oleh
pewahyuan yang sekarang dia miliki tentang Jalyn: “Dan tidak ada suatu
makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu
telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab.”3
Merdeka merasa jijik saat menyaksikan kebodohan, kejahatan, dan
keegoisannya sendiri diputar ulang. Menghadapi semua kenyataan ini
di hadapan banyak orang adalah hal yang tak terduga, memalukan, dan
Renungan
Keempat warga Endel ini menyesali keberadaan mereka karena pilihan
yang tidak menuruti kebenaran. Seorang diri, mereka terus-menerus
mengutuki kebodohan mereka sendiri karena tidak mengindahkan sabda
Jalyn, yang telah diterima di tanah Endel. Mereka akan berbuat apa saja
demi beroleh kesempatan kembali dan mengubah nasib mereka. Oh,
betapa mereka berharap andai saja mereka tidak tunduk pada mayoritas
orang atau mendengarkan pendapat populer pada zaman mereka! Jika
mereka mampu mengulangnya, masing-masing akan menolak pikiran
alam empat bab berikutnya, kita akan berhenti sejenak dari alegori
D kita dan berfokus pada kebenaran tertentu yang diungkapkan oleh
penilaian Merdeka, Sesat, Lemah Hati, dan Mendua Hati. Kemudian
kita akan menyelesaikan alegori ini dengan mendiskusikan Egois dan
Amal dan seluruh sisa buku ini berfokus pada kebenaran yang diung-
kapkan oleh kehidupan mereka. Bagian yang lebih bagus, buku ini akan
berfokus pada manfaat abadi bagi mereka yang mengikut Yesus Kristus.
Kebenaran Dasar
Dalam alegori ini, Jalyn menggambarkan Yesus Kristus, dan Bapa Raja
adalah Allah Bapa Mahakuasa. Dagon adalah Setan, kehidupan di Endel
melambangkan kehidupan manusia di muka bumi, dan Affabel mencer-
minkan kota surgawi Allah. Tanah sunyi Lone merupakan Lautan Api, di
mana setiap individu yang tanpa anugerah Yesus Kristus akan mengha-
biskan waktu untuk selama-lamanya. Setiap individu yang dibahas dalam
bab sebelumnya mewakili berbagai skenario dari orang-orang yang sela-
manya akan dihukum; Firman Allah menguraikan hal ini dengan jelas.
75
Ya, Anda membacanya dengan benar, dihukum untuk selama-la-
manya. Dalam persiapan untuk menulis pesan ini, saya bergumul ten-
tang bagaimana cara menggiring para pembaca ke bagian yang dapat
terhubung dengan apa yang disebut Alkitab sebagai “penghakiman
kekal.” Bacalah baik-baik berikut ini:
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran ten-
tang Kristus (Mesias) dan beralih kepada perkembangannya yang
penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar . . . dan hukuman kekal.
[Semua ini adalah hal-hal yang seharusnya engkau ketahui sejak
lama.] (Ibrani 6:1-2 AMP)
Seperti yang Anda lihat, saya meninggalkan lima doktrin dasar lain-
nya, beberapa di antaranya adalah pertobatan dari perbuatan yang sia-sia
dan iman kepada Allah, untuk menekankan bahwa penghakiman dan
hukuman kekal adalah ajaran dasar Kristus.
Salah satu kamus mendefinisikan dasar sebagai “yang merupakan
bagian pokok, esensial, atau fundamental.”1 Inilah bagian penting yang
harus kita miliki sejak awal sebagai dasar untuk membangun; inilah
fondasi. Untuk memahaminya, cobalah pertimbangkan sistem pendi-
dikan kita. Di sekolah dasar, kita mendapatkan perangkat dasar yang
digunakan untuk lebih membangun pendidikan kita, seperti membaca,
menulis, dan berhitung. Apabila tidak memiliki semua ini sebagai dasar,
kita tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk mengembangkan
pendidikan yang layak. Hal yang sama berlaku bagi orang percaya. Jika
kita tidak memiliki penghakiman kekal yang ditanamkan dengan kuat
dalam pemahaman kita, maka kita tidak akan mampu membangun ke-
hidupan yang layak di dalam Kristus. Hal ini dapat dibandingkan de-
ngan mencoba meningkatkan pendidikan tanpa bisa membaca, menulis,
menjumlah, atau mengurangi.
Namun, saya telah menemukan setelah hampir dua puluh tahun
perjalanan pelayanan bahwa banyak orang—dan saya termasuk pengi-
“Tetapi kata Abraham: ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para
nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.’
“Jawab orang itu: ‘Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan ber-
tobat.’
“Kata Abraham kepadanya: ‘Jika mereka tidak mendengarkan ke-
saksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’ ”
(Lukas 16:29-31 TEV)
Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk
di atasnya... Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di
dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang
mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing
menurut perbuatannya [menurut motif, tujuan, dan perbuatan me-
reka]. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam
lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan [nama]
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab
kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
(Wahyu 20:11, 13-15 AMP; dua pernyataan dalam kurung ditiada-
kan untuk petunjuk)
“Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan ber-
pegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan
anak-anak mereka untuk selama-lamanya!” (Ulangan 5:29)
97
jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau me-
makannya, pastilah engkau mati.’ ” (Kejadian 2:16-17 TEV).
Kematian yang Allah sebutkan bukanlah tentang kematian fisik,
sebab Adam tidak mengalami kematian fisik sampai beberapa tahun se-
sudahnya (walaupun ini juga merupakan akibat dari pelanggarannya).
Sebaliknya, Tuhan menunjukkan kepada manusia bahwa yang akan
dipisahkan dari kehidupan Allah dan mengambil sifat Lucifer, yaitu
kematian.
Setelah beberapa waktu lamanya, Lucifer memperdayakan Hawa
dengan menyesatkan karakter Allah di matanya. Ia mampu mengalih-
kan fokus perempuan itu dari semua pohon yang tersedia dan ke pohon
terlarang. Setelah perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik
untuk dimakan dan sedap kelihatannya, ia memakannya. Ini karena
ia sekarang menganggap Tuhan sebagai seorang pengambil dan bukan
Pemberi. Namun saat ini, umat manusia masih belum jatuh. Tidak lama
kemudian sampai suami Hawa memakan buah dari pohon itu sehingga
ciptaan Allah menerima sifat kematian. Dengan demikian, dosanya lebih
besar. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah
yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. (lihat 1 Timotius 2:14).
Akibatnya, tidak hanya Adam tetapi seluruh ciptaan yang diperca-
yakan kepadanya segera menerima sifat kematian. Sebelum pelanggaran
Adam, binatang tidak melahap dan makan daging, mereka juga tidak
mati. Angin topan, gempa bumi, badai, kelaparan, penyakit, dan wabah
penyakit tidak ada. Semua ini diakibatkan karena manusia tidak meme-
lihara apa yang Tuhan percayakan kepadanya. Kita membaca:
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
(2 Korintus 5:17 TLB)
Penjelasan Yesus di sini tidak rumit, dan sudah pasti tidak bisa di-
ubah. Apa yang dihasilkan bukanlah buah. Inilah sifat dari pohon itu.
Namun, sifat pohon itu tampak dari buahnya.
Jika Anda mendekati semak-semak yang menghasilkan blueberry segar,
Anda tahu semak itu layak dimakan. Di sisi lain, jika Anda menemukan
buah itu beracun, maka semak itu tidak layak dimakan. Bukti bahwa
pohon itu baik atau beracun adalah dari jenis buah yang dihasilkannya.
Meski demikian, Yesus mengatakan bahwa cara untuk mengidentifikasi
orang Kristen sejati adalah bukan dari apa yang mereka ucapkan, betapa
salehnya mereka kelihatannya, atau seberapa sering mereka menghadiri
pertemuan Kristen. Melainkan apa yang mereka perbuat! Apakah buah
mereka tanpa pamrih dan berfokus pada kerajaan? Atau mementingkan
diri sendiri dan berfokus pada duniawi, seperti rasul Yohanes menjelas-
kan dalam suratnya:
Butuh waktu lama bagi Lisa dan saya untuk meyakinkan anak-anak
kami tentang kebenaran ini. Mereka masuk sekolah Kristen dan meng-
amati banyak teman sekelas yang secara rutin menghadiri gereja dengan
orangtua mereka dan mengaku sebagai orang Kristen tetapi biasanya
menghasilkan buah yang memuaskan diri sendiri, seperti yang terlihat
dalam kitab suci di atas, dan bukan buah seperti Kristus. Teman-teman
sekelas ini hidup untuk kepentingan diri mereka sendiri dan tidak meng-
inginkan, mencari, dan senang melakukan kehendak Allah.
Situasi anak-anak kita di sekolah hanya satu contoh yang tak ter-
hitung jumlahnya yang bisa saya sampaikan. Masalah ini ditemukan
di rumah-rumah, dunia bisnis, dan bahkan gereja dan pelayanan. Ada
banyak orang yang mengaku Kristen namun belum menghasilkan buah
namun menunjukkan sebaliknya.
“Pertobatan” Khusus
Injil yang kita beritakan sudah dibelokkan, dengan penekanan untuk
menerima Yesus dengan memanjatkan doa orang berdosa. Kita mengaku
Dia sebagai “Tuhan,” dan setelah itu, kita diselamatkan selamanya.
Namun bukan ini yang diajarkan Yesus. Dia mengatakan, “Bukan se-
tiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga.” (Matius 7:21 NIV).
Jika kita hanya mendengarkan pernyataan Yesus—tanpa menya-
ringnya selama bertahun-tahun khotbah, mengajar, menulis, dan me-
nyanyi dengan cara tidak seimbang—kita akan memandang Injil di
zaman modern bertentangan dengan hal itu. Perkataan Yesus tidak bisa
lebih jelas: bukan setiap orang yang telah menaikkan doa orang berdosa
yang mengaku Dia sebagai Tuhan yang akan masuk ke surga. Dan jika
Paulus menegaskan. Bukan hanya apa yang dia ajarkan yang mem-
buktikan Timotius bisa percaya padanya. Keteguhannya juga ditemukan
dalam cara dan tujuan hidupnya (yang digerakkan oleh kekekalan, yang
akan kita lihat nanti dalam buku ini). Kesaksian Paulus bukanlah doa-
doa yang terjawab, tanda-tanda ajaib yang mengikutinya, popularitas
pelayanannya, atau bahkan kemampuan yang sangat hebat untuk me-
ngajarkan Firman Allah. Tidak, itu bukan sifat-sifat yang dia sebutkan.
Itu adalah gaya hidupnya. Inilah yang tadinya dan sekarang tetap men-
jadi faktor yang menentukan.
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita
menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku me-
ngenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang
pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa
menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita
dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman
yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku,
dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang
setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan
keselamatan yang sebesar itu . . . (Ibrani 2:1-3)
Kejatuhan Besar
“Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat.”
— Ma t i u s 2 4 : 1 3 T EV
133
cayai terjadi ketika kita memilih untuk memandang kebenaran melalui
lensa yang kotor. Noda ini dihasilkan dari pengetahuan yang tidak benar
yang diperoleh dari orang lain atau diajarkan oleh denominasi kita, atau
dari praduga kita tentang Allah dan jalan-jalan-Nya. Hal ini sangat ber-
bahaya karena dapat menuntun kita pada penyesatan. Contoh ini terli-
hat dalam kitab Ayub.
Baru-baru ini ketika saya mengambil Alkitab, dan sebelum saya sem-
pat membukanya, saya mendengar Roh Allah berkata, “Bukalah kitab
Ayub dan mulailah baca dari pasal tiga puluh dua.” Saya segera mem-
buka pasal ini dan menyadari bahwa itulah awal pesan Elihu.
Sedikit latar belakang kisah tersebut. Setelah Ayub mengalami tra-
gedi besar, persepsinya tentang jalan-jalan Allah serta-merta menjadi
buruk karena penderitaan dan kemalangannya.
Kini ia memandang Allah melalui pengalamannya dan bukan men-
cari Allah untuk memohon hikmat-Nya (lihat Yakobus 1:2-8). Seiring
waktu, alasan ini bergerak ke arah pembenaran diri. Tiga teman Ayub,
yang berbicara dalam beberapa pasal sebelum pasal yang saya baca waktu
itu, tiba-tiba menjadi para ahli teolog dadakan yang secara keliru beru-
saha menafsirkan sendiri tragedi Ayub. Hal ini justru membuat keadaan
menjadi lebih buruk lagi. Mereka tidak menemukan cara untuk mem-
bantah alasan kedegilan Ayub dan tanpa mengutuki dia.
Elihu, yang paling muda dari kelompok itu, menunggu cukup lama
untuk mendengar hikmat Allah dari Ayub atau ketiga temannya. Tetapi
ketika ia melihat ketiga temannya tidak bicara apa-apa lagi, akhirnya
ia angkat bicara: “Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku
telah memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata
yang tepat. Kepadamulah kupusatkan perhatianku, tetapi sesungguhnya,
tiada seorang pun yang mengecam Ayub, tiada seorang pun di antara
kamu menyanggah perkataannya. Jangan berkata sekarang: Kami sudah
mendapatkan hikmat; hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan
manusia” (Ayub 32:11-13 TEV).
Perhatikan Ayub berkata, “Hanya dari kata orang saja aku men-
dengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau.” Ada kebenaran yang berkuasa dalam hal ini. Kitab Suci me-
nyatakan bahwa kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar saat kita melihat Tuhan (lihat 2 Korin-
tus 3:18), tidak seperti kita mendengar tentang Dia. Yesus adalah Firman
Allah yang hidup. Untuk melihat Dia berarti harus mengenal-Nya, me-
ngetahui jalan-jalan-Nya.
Inilah kebenaran yang diungkapkan pada seseorang. Kita mendengar
Firman Allah, tetapi tidak ada perubahan sampai kita diterangi. Ketika
pemahaman Firman Allah memasuki hati kita, kita berseru, “Aku paham,
aku paham!” Saat itu kita diterangi dan selanjutnya diubah menjadi se-
rupa dengan-Nya.
Inilah kebenaran rohani yang memotivasi Paulus untuk berdoa,
“Karena itu... aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu.
Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada
Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia
dengan benar. Dan supaya Dia menjadikan mata hatimu terang” (Efesus
1:15-18). Ayub sekarang lebih terang tidak seperti sebelumnya, meski-
pun ia hidup sangat saleh sebelum tragedi itu. Kini ia mengenal Allah
pada level yang lebih tinggi.
Mustahil bagi para tukang jampi ini untuk mengusir setan dalam
nama Yesus! Ada kebenaran yang diperlihatkan pada catatan ini: Untuk
mengusir setan, tidak cukup hanya dengan menyebut nama Yesus saja.
Anda harus menjalin hubungan dengan Dia yang memikulnya. Anda
harus benar-benar menjadi pengikut Kristus, tidak seperti orang-orang
yang kita bahas di bab sebelumnya.
Kini Anda mungkin berpikir, Tetapi Yesus berkata Dia tidak pernah
mengenal mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa mengusir setan dan
mengadakan mujizat dalam nama-Nya? Bagaimana ini bisa terjadi?
Ada orang-orang yang sungguh-sungguh mengikut Yesus demi man-
faat keselamatan tetapi melakukannya semata-mata karena motif keun-
Kitab Kehidupan
Penglihatan Serius
Ada seorang hamba Allah yang mengabdi dengan setia dalam pelayanan
selama hampir tujuh puluh tahun pada abad kedua puluh. Pengaruhnya
dalam tubuh Kristus sangat monumental, dengan buku-bukunya yang
tercetak berjumlah lebih dari 65.000.000 dan sekolah Alkitab-nya yang
meluluskan lebih dari 20.000 orang.
Ia menulis tentang topik ini dalam salah satu bukunya. Ia mencatat
bahwa pada tahun 1952, Yesus menampakkan diri kepadanya dalam
suatu penglihatan dan menunjukkan kepadanya seorang istri pendeta
yang ia kenal akrab. Istri pendeta itu mulai percaya kebohongan bahwa
kecakapan dan kecantikannya terbuang sia-sia dalam pelayanan. Seiring
waktu pikiran wanita itu tersita oleh ketenaran, popularitas, dan kekayaan
yang dapat dia miliki di dunia ini. Akhirnya ia menyerah, meninggalkan
suaminya, dan pergi mencari keberhasilan yang dia inginkan.
Tuhan secara khusus bicara kepada pendeta ini, “Wanita ini adalah
anak-Ku,” dan kemudian memerintahkan dia agar tidak berdoa un-
tuknya. Berikut ini dikutip langsung dari bukunya:
Ada kualifikasi tertentu yang perlu dicatat dalam ayat Kitab Suci
tersebut di atas. Pertama, memungkiri imannya (murtad) berarti seseo-
rang pasti diterangi hatinya dan pernah mengecap karunia surgawi. Ini
akan berlaku bagi mereka yang telah menerima Yesus, karena Dia ada-
lah karunia surgawi. Kedua, orang tersebut pasti dipenuhi dengan Roh
Kudus. Ketiga, ia pasti mengecap Firman Allah yang baik dan kuasa atas
dunia yang akan datang. Dari daftar ini kita bisa melihat bahwa ini tidak
mencakup bayi Kristen, namun hanya orang percaya yang dewasa.
Di masa lalu, beberapa orang mendatangi saya sambil mencucurkan
air mata mengatakan bahwa suatu ketika mereka pernah mengatakan
kepada Tuhan bahwa mereka tidak ingin melayani Dia lagi. Kemudian
mereka merasa sangat menyesal dan bertobat. Mereka mengalami keta-
kutan hebat ketika menjumpai ayat ini dan beberapa ayat lain seperti itu
di Alkitab mereka. Namun, adakalaya bayi melakukan hal-hal konyol
karena kebodohan, dan Tuhan tahu itu. Penulis kitab Ibrani tidak ber-
bicara tentang seorang bayi di dalam Kristus tetapi tentang orang yang
matang.
Untuk melayani penghiburan bagi jiwa-jiwa yang gelisah ini, saya
memberitahu mereka bahwa jika mereka tetap berbuat dosa yang men-
datangkan maut (seperti yang tertulis di atas), mereka tidak akan memi-
liki keinginan untuk kembali dalam persekutuan dengan Yesus. Fakta
bahwa mereka lapar akan Dia dan memang bertobat, yang disertai de-
ngan buah-buah roh, berarti bahwa Roh Kudus menarik mereka kem-
bali ke dalam persekutuan. Tidak ada keinginan akan keintiman dengan
Yesus atau hidup kudus jika orang-orang ini terus menyimpang dari ke-
Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruse-
lamat kita, Yesus Kristus . . . (2 Petrus 2:20 NLT)
Pertama, mari kita berhenti sejenak dan meneliti siapakah yang di-
maksud Petrus. Jika seseorang telah lolos dari kecemaran (kejahatan)
dunia melalui pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus, ini
pasti akan menjadikan mereka pengikut Kristus. Mereka tidak akan ter-
masuk dalam kategori penyesat yang dibahas dalam bab sebelumnya—
orang yang mengaku mengenal Allah, padahal kenyataannya tidak.
Sebaliknya, orang-orang ini sesungguhnya terhindar dari penyimpangan
dunia ini oleh kasih karunia Tuhan Yesus. Tidak ada keraguan Petrus
menyebut orang-orang yang benar-benar telah dilahirkan kembali.
Selanjutnya, kita membaca:
Ada begitu banyak makna dalam ayat-ayat ini. Izinkan saya menun-
jukkan beberapa pokok penting. Pertama-tama, perhatikan bahwa ia
adalah hamba, bukan orang luar, atau orang kafir, atau orang berdosa.
Ia tahu kehendak tuannya namun berbuat sesuatu yang justru berten-
tangan. Ini tidak berkaitan dengan perilaku Merdeka; ia termasuk dalam
kategori orang-orang yang tidak tahu dan menerima sedikit pukulan. Ini
juga tidak bisa berlaku untuk Sesat. Ia berpikir dirinya adalah seorang
hamba, namun menurut Jalyn, ia tidak pernah menjadi hamba yang
benar. Orang yang Yesus sebutkan di sini disebut seorang hamba, dan ia
sepenuhnya paham akan kehendak tuannya. Dia adalah salah satu orang
yang berjalan menyimpang dari keselamatannya.
Perhatikan bahwa orang itu memukul sesama rekannya ham-
ba-hamba. Ini berbicara tentang gaya hidup yang mengambil keuntun-
gan dari orang lain demi kepentingan atau kesenangan pribadi. Dan kita
melihat cara hidup orang ini waktu itu. Ia makan, minum, dan mabuk.
Ia hidup untuk melayani dirinya sendiri. Ingatlah Yudas menyatakan
bahwa orang murtad itu berpesta pora dengan orang percaya lainnya
tanpa takut akan Tuhan. Mereka hanya melayani diri mereka sendiri.
Ada tiga poin utama yang ingin saya tekankan dalam dua ayat ini.
Pertama, hamba yang tidak mengampuni itu diserahkan kepada algo-
jo-algojo. Kedua, ia sekarang harus melunasi utang sebelumnya sebesar
375 ton emas. Dan ketiga, inilah yang Allah Bapa akan perbuat bagi
siapa pun yang tidak memaafkan pelanggaran saudaranya.
Mari kita membahas secara singkat masing-masing poin. Pertama,
kata siksaan berarti tindakan yang menimbulkan rasa sakit luar biasa dan
penderitaan pikiran atau tubuh dan memutar balik dari posisi normal.
Algojo adalah seseorang yang memberikan siksaan.
Mereka yang tidak taat kepada-Nya, yang dicabut hak warisnya oleh
Dia, tidak lagi menjadi anak-anak-Nya.
—Irenaeus7
Dasar
. . . tetapi [tanpa kompromi] orang benar
memiliki alas yang abadi.
— A m s a l 1 0 : 2 5 A M P ( t e r j e m a h a n h a r fi ah Am p lif ie d Bible)
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran ten-
tang Kristus (Mesias) dan beralih kepada perkembangannya yang
penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar... penghakiman dan
hukuman kekal (Ibrani 6:1-2 AMP—terjemahan harfiah Amplified
Bible)
165
“Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran
dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar
akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai
sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang
dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa
lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu
takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa
untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku ber-
kata kepadamu, takutilah Dia!” (Lukas 12:3-5 NLT).
dasar 167
Yesus segera melanjutkan dengan menjelaskan penyebab kejatuhan me-
reka. Yaitu dasar mereka. Mereka membangun hidup mereka pada pola
pikir dan keyakinan yang tidak mampu bertahan melewati badai ke-
hidupan. Dalam pernyataan Yesus berikut:
dasar 169
yang tepat, maka kita akan membangun hidup sehat yang dengannya
kita akan dapat berdiri dengan keberanian percaya di hadapan Takhta
Pengadilan. Awal atau dasar dari hikmat ini adalah takut akan Tuhan.
Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah
mereka. Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah
langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk
kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian. Aku
akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak
akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada
mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka,
supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku (Yeremia 32:38-40).
dasar 171
supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan,
sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.”
(Ibrani 4:1). Sungguh menarik bahwa penulis ayat ini menyatakan takut
bukan kasih. Inilah takut akan Allah yang mencegah kita hanyut kembali
terbawa arus ke dalam dosa.
Kerjakan Keselamatanmu
Karena alasan ini, Paulus mengatakan kepada kita agar “tetaplah kerjakan
(mengusahakan, melaksanakan tujuan, dan menyelesaikan seluruhnya) ke-
selamatanmu dengan takut dan gentar (tidak mengandalkan diri sendiri,
perhatian serius, kelembutan hati nurani, kewaspadaan terhadap godaan,
dengan penuh rasa takut menjauhi apa pun yang mungkin mendukakan
Allah dan mencemarkan nama Kristus)” (Filipi 2:12 AMP). Kita menger-
jakan dan menyelesaikan keselamatan kita dengan takut dan gentar yang
penuh hormat. Ini membuat kita sadar bahwa setiap pikiran, ucapan,
dan perbuatan akan dibeberkan pada waktu penghakiman. Memiliki ke-
sadaran ini membuat kita rendah hati, waspada, berpikiran bijak, lemah
lembut, dan sadar akan godaan untuk murtad. Kesadaran ini mendorong
kita untuk selalu menjaga diri dari apa saja yang mungkin mendukakan
Allah.
Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan agar kita menyempur-
nakan seluruhnya atau menyelesaikan keselamatan kita dengan kasih
dan kebaikan. Takut akan Tuhan memberi kita kekuatan supaya tidak
dasar 173
menyimpang jauh dari kasih karunia-Nya ke dalam kehidupan murtad.
Di sisi lain, kasih Allah mencegah kita dari legalisme, yang juga meng-
hancurkan keintiman dengan Allah. Kasih kita kepada Allah juga men-
dorong motif dan niat kita, menjaganya tetap bergairah dan akurat. Kita
harus memiliki kekuatan yang besar dari kasih dan gentar dalam hidup
kita untuk mempertahankan hubungan yang sehat dengan Dia. Karena
inilah maka Paulus menyebut Allah kita Bapa surgawi dan Abba (berarti
Bapa) tetapi juga mengatakan Allah kita adalah api yang menghanguskan
(lihat Ibrani 12:29). Dia adalah kasih, namun Dia juga hakim yang adil
dan suci. Tidak takut akan Dia berarti tidak memiliki keteguhan sela-
manya, dan Yesus berulang kali menyatakan, “tetapi orang yang bertahan
sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 10:22).
Pengaruh Kita
Alasan lain yang sangat penting supaya kita memiliki pemahaman yang
kuat tentang penghakiman dan hukuman kekal adalah pengaruh kita pada
orang lain. Jika kita tidak memiliki takut akan Tuhan, kita akan membe-
ritakan—baik dengan kata-kata atau dengan tindakan—Injil yang tidak
seimbang. Ini akan membuat orang-orang yang kita pengaruhi rentan
terhadap kemurtadan atau bahkan berdosa untuk selama-lamanya.
Sebagai guru Injil atau pendeta, jika kita tidak memiliki doktrin-dok-
trin dasar ini, kita akan menyampaikan secara panjang lebar tentang prin-
sip-prinsip yang ditemukan dalam Alkitab tentang hidup yang diberkati,
sejahtera, bahagia. Semua prinsip ini akan berguna, karena memang di-
maksudkan demikian. Prinsip tersebut akan menghasilkan kesehatan,
keberhasilan finansial, ketentraman, hubungan yang lebih baik, dan se-
bagainya. Namun, tanpa pemahaman dasar tentang hukuman kekal, kita
akan menghindar untuk memberitakan salib dan harga mengikut Yesus.
Kita akan lebih banyak memberitakan pesan-pesan yang memuaskan diri
sendiri daripada panggilan untuk menyerahkan hidup kita berapa pun
harganya.
Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang
tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari
jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang men-
gakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka
dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam
hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan,
maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu
satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah me-
reka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka (Ibrani
11:13-16)
dasar 175
Pertanyaan Diskusi
BAGIAN 3: BAB 6–7
Kerajaan Affabel:
Hari Penghakiman II
. . . Akulah yang menguji batin (pikiran, perasaan, dan
tujuan) dan hati [terdalam] orang, dan bahwa Aku akan
membalaskan kepada kamu setiap orang [upah menurut
apa yang telah kamu lakukan] menurut perbuatannya.
— Wa h y u 2 : 2 3 A MP
179
Ia sudah mengetahui hatimu dan melihat buah-buahmu. Ia mengenal
hatimu, motivasi, pikiran, dan perasaanmu serta pekerjaanmu. Tidak ada
yang tersembunyi. Ketahuilah bahwa hukumannya adil. Tak satu pun
akan diabaikan atau disalahpahami.”
Kepala Penjaga selanjutnya memberi mereka instruksi tentang
bagaimana mereka akan diantar ke Aula Besar, serta protokol yang
diperlukan setelah berada di dalam. Setelah pengarahan selesai, ia meng-
umumkan, “Yang pertama pergi menghadap Raja Jalyn adalah Egois.
Majulah sehingga kami bisa mengantarmu ke Aula Besar.”
Upah Amal
Setelah meninjau kata-kata dan pikiran terakhir Amal, raja berpaling ke
salah seorang penguasa yang duduk di dekatnya dan bertanya, “Berapa
banyak jiwa yang menerima pengaruh dari Amal bagi kerajaanku?”
Penguasa itu menjawab, “Tuanku, 5.183. Sedikit lebih dari seper-
enam dari populasi penduduk.”
Amal terkejut. “Bagaimana mungkin bisa begitu banyak?”
Jalyn menjawab, “Ingatlah dalam tulisan-tulisan kuno bahwa aku
berjanji untuk ‘melipatkgandakan benih yang telah kamu taburkan dan
menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.’12 Amal, kerajaanku bekerja
menurut prinsip pelipatgandaan.”
Raja kemudian menunjukkan secara lebih rinci bagaimana upaya
ketaatannya berlipat ganda untuk memengaruhi rakyat, meskipun dia
bukan seorang pemimpin di masyarakat. Efek riak itu sungguh menge-
jutkan. Jalyn menambahkan, “Seperti ada tertulis, ‘Ia [orang yang penuh
kebajikan] membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, ke-
benaran-Nya tetap untuk selamanya!’13 Hidup yang dipersembahkan
kepadaku akan menghasilkan efek menyebar, meskipun warga tidak
Surga
Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan
pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
— Ma z m u r 1 7 : 1 5
Yerusalem Surgawi
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,
Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan
yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya
terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang,
dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru... (Ibrani 12:22-24)
207
kita. Kota ini dibangun di sebuah bukit yang disebut Sion. Bapa dan
Anak tinggal di sana, demikian pula para malaikat yang tak terhitung
jumlahnya. Kumpulan yang meriah dan jemaat sulung tinggal di sana
bersama dengan orang-orang kudus Perjanjian Lama dan orang-orang di
dalam Kristus yang telah mati.
Perhatikan bahwa “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna” juga ditemukan di kota ini. Siapakah orang-orang ini, sebab
penulis telah menuliskan daftar orang-orang kudus Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru yang telah mati untuk menerima upah mereka?
Ingatlah bahwa ketika kita dilahirkan kembali melalui Roh Allah, kita
menjadi ciptaan baru. Roh kita dijadikan sempurna dalam rupa Kristus
dan kita berada di dalam Dia. Dalam ayat ini penulis tidak mengacu
pada jiwa atau tubuh manusia, namun hanya roh mereka. Saya secara
pribadi percaya bahwa ini mengacu pada orang-orang kudus yang me-
layani Yesus di bumi. Renungkan hal ini! Penulis Ibrani mendorong kita,
“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia” (Ibrani 4:16). Takhta kasih karunia terletak di tengah-
tengah kota Allah, dan undangan ini disampaikan kepada kita yang ada
di bumi. Mungkinkah banyak orang yang tinggal di bumi yang sangat
dikenal di ruang takhta karena mereka sering datang melalui doa?
Kita adalah roh beserta jiwa—jiwa adalah gabungan dari akal budi,
kehendak, dan emosi—yang kini hidup dalam tubuh alamiah. Yesus
mengatakan satu-satunya cara kita dapat benar-benar menyembah Allah
adalah dalam “roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24). Paulus menekankan
kembali hal ini: “Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku
dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku
aku selalu mengingat kamu” (Roma 1:9). Karena hati (roh) kita telah
diciptakan menurut gambar Allah dan kita telah dilahirkan kembali, kita
memiliki kemampuan —melalui darah Yesus dan kuasa Roh Kudus—
menghadap ke ruang takhta Allah kapan saja kita memiliki kebutuhan
atau kerinduan untuk menyembah.
Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya,
namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-pengli-
hatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu
tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau— entah di
dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu,
Allah yang mengetahuinya—orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat
yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu,— entah
di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya—ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar
kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
(2 Korintus 12:1-4 NIV)
surga 209
putranya Justin1 yang berumur sepuluh tahun telah membawa televisi
kecil ke kamar mandi untuk menonton pertandingan sepak bola sambil
mandi. Tanpa sengaja ia menarik TV itu ke dalam bak mandi dan terse-
ngat listrik.
Ketika Greg menemukan anaknya, jantung Justin tidak berdetak,
tubuhnya dingin dan membiru, dan matanya membelalak lebar, yang
menunjukkan tidak ada aktivitas otak. Greg pernah menerima pelatihan
pertolongan pertama dan paramedis ketika bekerja sebagai deputi sheriff
untuk Departemen County Sheriff Los Angeles dan telah menyaksikan
banyak kematian. Jika ia telah masuk ke situasi yang sama seperti seorang
polisi, ia akan mengumumkan kematian korban itu dan menghubungi
petugas koroner.
Namun Greg adalah seorang percaya yang mengetahui kuasa doa.
Ia mulai berdoa dan melakukan CPR pada anaknya. Setelah beberapa
menit paramedis tiba, sehingga Greg menyerahkan pekerjaan medis ke-
pada para ahli sambil terus berdoa. Mereka berada di sana selama empat
puluh lima menit tanpa hasil untuk memulihkan Justin. Mesin EKG
sudah berupa garis datar selama waktu itu. Tim paramedis menjadi geli-
sah menantikan orang yang mereka anggap fanatik itu menyerah.
Greg akhirnya berdoa, “Bapa, aku tidak memiliki iman yang lebih
besar. Aku sudah melemahkan imanku, tetapi aku tahu dalam Fir-
man-Mu Engkau berbicara tentang iman yang lain.” (Ia mengacu pada
karunia iman yang disebutkan dalam 1 Korintus 12:9).
Greg berkata ia merasakan sesuatu seperti tangan di atas kepalanya.
Setelah itu, ia merasakan kekuatan dan otoritas yang sangat dahsyat
bangkit dari dalam rohnya, dan ia berseru pada anaknya, “Kamu akan
hidup dan tidak mati, di dalam nama Yesus!”
Sekonyong-konyong mesin EKG mulai berbunyi dengan gerak nadi
yang muncul di layar. Tim paramedis melompat kegirangan. Saat mereka
menurunkan Justin melalui tangga dan masuk ke ambulans, tubuhnya
berubah dari biru menjadi merah muda, matanya sepenuhnya pulih, dan
tubuhnya hangat.
surga 211
tembus pandang. Di bumi, emas tidak dapat dimurnikan seluruhnya
seperti di surga, tetapi emas ini transparan dalam keadaan yang paling
murni. Bahkan di bumi, warna ini sering digunakan di jendela untuk
memberi sentuhan warna emas (pikirkan pelindung pada helm astronot
dahulu kala, jendela kokpit jet, atau jendela bangunan tertentu).
Justin bercerita bahwa orang pertama yang menyambutnya di jalan
surgawi adalah para kerabat yang telah meninggal. Ia menyebutkan nama
mereka masing-masing, beberapa di antaranya tidak pernah dia jumpai
atau yang namanya (hanya ayah dan ibunya yang tahu) bahkan tidak
pernah dia kenal. Ada juga seorang wanita bernama Phyllis dalam kelom-
pok penyambutan ini. Ia adalah seorang tetangga yang telah didoakan
ibu Justin untuk menerima Yesus sebulan sebelum Justin tersengat listrik.
Ia meninggal dua minggu setelah pertobatannya.
Justin sedang berbicara dengan semua orang ini ketika tiba-tiba ia
mendengar suara gemerisik dan kelompok di sekelilingnya menyebar. Di
sana berdiri Yesus.
Tuhan membawa Justin keliling surga. Ada banyak jalan dan ba-
ngunan; seperti sebuah kota besar. Bunga-bunga, rumput, dan bahkan
batu semua hidup dan bernyanyi dengan harmonis. Justin mengatakan
tampaknya mereka seolah-olah memuji Allah. Jika ia menginjak rumput
atau bunga, tidak akan hancur. Rumput atau bunga itu segera bergerak
kembali ke posisi sebelumnya. Justin memperhatikan warna-warna yang
cerah dan terang, jauh lebih banyak daripada yang dia lihat di bumi. Bah-
kan ada warna yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Ia juga mendapat
hak istimewa untuk melihat rumah mewah ibu, ayah, dan dua saudara
kandung-Nya.
Kemudian tibalah hal yang mengejutkan: Yesus mengatakan kepada
Justin bahwa ia harus kembali ke bumi. Justin tidak ingin meninggalkan
surga, tetapi Yesus membawanya ke sebuah tempat di mana Dia mem-
buka selubung. Justin bisa melihat ayahnya memanggil dia kembali.
Yesus berkata, “Dia adalah ayahmu dan memiliki kewenangan untuk
memanggilmu kembali.”
surga 213
takan ulang dalam rupa Yesus. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan rasul
Yohanes: “karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini”
(1 Yohanes 4:17). Seperti yang Anda lihat, Yohanes jelas menyebutkan
orang-orang percaya yang berada di bumi dan bukan mereka yang telah
pergi untuk menerima upah mereka. Seseorang yang benar-benar dila-
hirkan kembali oleh Roh Allah menjadi sempurna dalam roh di sini dan
sekarang.
Setelah roh kita diselamatkan, kemudian dimulailah proses untuk
menyelamatkan jiwa kita. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, jiwa
terdiri dari pikiran, kehendak, dan emosi kita. Jiwa kita diselamatkan
atau diubah oleh Firman Allah dan ketaatan kita kepada Firman itu.
Rasul Yakobus menegaskan hal ini dengan menyatakan, “Hai sauda-
ra-saudara yang kukasihi... Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor
dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lem-
but firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamat-
kan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan
hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri (Yakobus 1:19, 21-22). Penting untuk dicatat bahwa Yakobus se-
dang berbicara kepada saudara-saudara, bukan orang yang tidak percaya,
mengenai keselamatan jiwa mereka. Ia menekankan kepada pendengaran
dan ketaatan kepada Firman Allah.
Jiwa adalah satu-satunya bagian dari orang yang membantu kita
memastikan tingkat keselamatannya. Kita bekerja sama dengan men-
dengar dan menaati Firman Tuhan, yang akhirnya mempercepat proses
itu—atau, justru sebaliknya, kita memperlambat kemajuan keselamatan
ini dengan mengabaikan apa yang Allah firmankan. Transformasi jiwa
kita sangat penting agar kita menyelesaikan dengan baik sebagai orang
percaya.
Akhirnya, ada satu bagian terakhir dari kita yang harus diselamatkan:
tubuh kita. Bacalah dengan saksama apa yang Paulus tulis tentang hal
ini.
surga 215
Marilah kita pertimbangkan tubuh Yesus setelah kebangkitan-Nya.
Apa saja sifat yang dimiliki tubuh fisik-Nya, akan kita miliki setelah kita
mengalami keselamatan atas tubuh kita. Marilah kita mulai dengan apa
yang terjadi di makam tepat pagi hari ketika Dia bangkit. Maria Magda-
lena pertama kali menemukan kubur kosong itu dan menangis, berpikir
bahwa tubuh Tuhan telah dicuri.
surga 217
dicatat. Setelah Dia memecah-mecahkan roti dengan orang-orang yang
Dia jumpai di jalan ke Emaus, kita tahu, “Ketika itu terbukalah mata
mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-te-
ngah mereka” (Lukas 24:31).
Kita juga akan memiliki kemampuan dalam tubuh kita yang diban-
gkitkan untuk menghilang dan muncul kembali di lokasi yang berbeda.
Ini menjelaskan bagaimana kita akan dapat melakukan perjalanan jarak
jauh di langit yang baru dan bumi yang baru. Kita harus melakukan ini,
karena Kota Allah memiliki panjang dan lebar 1.400 mil, belum ter-
masuk jarak dalam perjalanan ke galaksi lain. Kita juga akan dapat me-
layang-layang di udara; ingatlah Yesus melayang ke langit setelah empat
puluh hari berinteraksi dengan murid-murid-Nya. Salah satu hal yang
dilaporkan Justin kepada ayahnya (seperti juga yang telah dilaporkan
oleh orang lain yang saya kenal yang pernah berkunjung ke surga) adalah
bahwa Anda dapat berjalan, melayang-layang, atau segera berpindah ke
suatu tempat. Ada beberapa bagian dari perjalanan keliling Justin dengan
Yesus di mana ia berjalan dan beberapa bagian lain di mana ia mengam-
bang di udara dan melayang-layang ke beberapa lokasi.
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat
berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan
turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih da-
hulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan
diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersa-
ma-sama dengan Tuhan. (1 Tesalonika 4:16-17)
Ini bukan Kedatangan Kristus Kedua karena Yesus tidak akan datang
ke bumi tetapi akan bertemu dengan banyak orang yang setia di angkasa.
Kedatangan Kedua terjadi pada akhir masa kesusahan besar tujuh tahun
dengan kedatangan Yesus di atas kuda putih, memimpin bala tentara
surga, beribu-ribu orang kudus-Nya (lihat Yudas 14).
Antikristus, nabi palsu, pemimpin dunia, dan tentara dari berbagai
bangsa akan berkumpul untuk berperang melawan Tuhan dan bala ten-
tara-Nya. Yesus akan menghantam mereka dengan pedang-Nya dalam
satu hari pertempuran, dan burung-burung di udara akan memakan
daging mereka. Peristiwa ini sering disebut sebagai Harmagedon karena
akan terjadi pada sebuah tempat di lembah Megido, yang membentang
dari Gunung Karmel tenggara ke Yerusalem (lihat Wahyu 16:16; Wahyu
19: 11-21).
Akan ada banyak sekali orang di seluruh dunia yang memberontak
terhadap Tuhan dalam pertempuran ini dan juga menunjukkan kesetiaan
mereka kepada antikristus. Banyak teolog percaya orang-orang ini akan
bertahan dan terus hidup pada zaman berikutnya, yang sering disebut
sebagai pemerintahan seribu tahun Kristus. Mereka akan tetap berada di
negara mereka dan akan tunduk pada aturan global Kristus. Mereka akan
memiliki tubuh alamiah dan terus memenuhi bumi.
surga 219
Jadi pada dasarnya, ada dua jenis orang akan mendiami bumi setelah
tahun kesusahan besar: orang-orang yang selamat dari pertempuran Har-
magedon dan orang-orang kudus yang kembali bersama Yesus. Orang-
orang kudus akan memiliki tubuh kemuliaan dalam rupa Raja Yesus,
dan mereka adalah orang-orang yang memerintah bersama Dia di bumi.
Tidak sulit untuk memahami bagaimana kedua kelompok ini akan ber-
hubungan; itu tidak berbeda dari interaksi Yesus dengan para pengikut-
Nya setelah kebangkitan-Nya. Orang-orang kudus yang dimuliakan ini
akan dapat berbicara, berjalan, makan, dan bersosialisasi dengan orang-
orang yang menghuni tubuh alamiah.
Kitab Suci menunjukkan bahwa selama ini akan ada perdamaian
global—kenyataannya, perdamaian universal—karena Setan dan para
pengikutnya akan terikat selama seribu tahun. Tidak akan ada perang,
prasangka, kebencian, rasa malu, kejahatan, penyakit, dan sebagainya
karena pertobatan besar kepada Allah oleh semua bangsa. Nabi Mikha
menyatakan:
surga 221
sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut
pun tidak ada lagi” (Wahyu 21:1).
Rasul Yohanes kemudian menjelaskan Yerusalem Baru yang turun
dari surga untuk selama-lamanya berada di bumi. Kota ini disebut se-
bagai mempelai atau pengantin Anak Domba karena ini akan menjadi
rumah bagi semua orang yang ditebus TUHAN, yang mulai dari Adam
hingga mereka yang diterima ke dalam kemuliaan pada kedatangan Kris-
tus yang kedua. Yohanes memberikan seluruh deskripsi tentang Yerusa-
lem Baru ini:
Perhatikan Kitab Suci dengan jelas menyatakan bahwa kita akan me-
lihat wajah Allah. Apa yang Musa rindukan namun tidak diterimanya,
akan kita lihat. Sungguh mengagumkan dan menarik!
Juga perhatikan bahwa daun dari pohon kehidupan akan mem-
bawa kesembuhan bagi bangsa-bangsa. Ini menimbulkan beberapa per-
tanyaan menarik. Siapa yang akan termasuk bangsa-bangsa ini, karena
orang-orang kudus akan tinggal di kota? Siapa yang akan diperintah oleh
orang-orang kudus selama-lamanya? Akankah ada orang-orang yang ter-
lahir alamiah yang hidup selama waktu ini juga? Yesaya menjawab ini.
surga 223
“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi
yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan
timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk
selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku
menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh
kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergi-
rang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi
tangisan dan bunyi erang pun tidak.” (Yesaya 65:17-19 NLT).
Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari
atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang
mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan
siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena
kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya
juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan
buahnya juga. Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang
lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya
orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang
umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan
tangan mereka. Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma
dan tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak, sebab
mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati TUHAN, dan anak
cucu mereka ada beserta mereka. Maka sebelum mereka memanggil,
Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah
mendengarkannya. Serigala dan anak domba akan bersama-sama
makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular
akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang
berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus,” firman TUHAN.
(Yesaya 65:20-25 NLT)
surga 225
padamu untuk seterusnya dan selamanya” (Mazmur 45:17 NLT). Salah
satu cara untuk memahami kemungkinan ini adalah dengan meninjau
orang-orang ini yang sama seperti Adam dan Hawa sebelum jatuh dalam
dosa. Adam tidak diciptakan untuk kematian tetapi untuk hidup sela-
ma-lamanya. Karunia ini hilang melalui pelanggarannya; ia mendatang-
kan kutuk kematian dan kehancuran pada keturunannya.
Hanya orang-orang yang ditebus Kristus dengan tubuh kemuliaan
yang akan berada di Yerusalem Baru. Namun, tampak jelas dari Kitab
Suci bahwa mereka yang berada dalam tubuh alamiah akan dapat melaku-
kan perjalanan melalui kota itu, makan dari buahnya, dan menyembah
Tuhan. Ini terlihat dalam tulisan-tulisan Yohanes:
Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan
Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman
TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal
tetap. Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh
umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,
firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai
orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya
tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan
menjadi kengerian bagi segala yang hidup. (Yesaya 66:22-24 NLT)
surga 227
mengerikan dari dosa dan pemberontakan terpampang di hadapan setiap
makhluk. Pikirkan hal ini: Setan jatuh ke dalam pemberontakan tanpa
ada yang mencobai. Jika Allah membiarkan adegan ini berlangsung di
hadapan seluruh ciptaan-Nya untuk selama-lamanya, maka hal ini akan
menjadi efek jera yang berkuasa agar mereka tidak jatuh ke dalam dosa
yang mengerikan seperti Lucifer dan malaikat-malaikatnya.
Seperti yang telah disebutkan, orang-orang kudus yang dimuliakan
akan tinggal di kota Allah, Yerusalem Baru. Mereka akan menerima upah
dan posisi pelayanan mereka kepada Raja yang Kekal untuk selama-la-
manya sebelum Pemerintahan Seribu Tahun pada Takhta Pengadilan
Kristus, yang akan kita selidiki secara mendalam dalam bab berikutnya.
. . . dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap
pada Tuhan. Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan
kepada-Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
229
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat. Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami be-
rusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang
dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan
kamu. (2 Korintus 5:8-11 NLT)
Menurut Paulus, kita menjalani hidup ini dengan satu tujuan: untuk
menerima mahkota abadi yang tidak akan pernah pudar. Dalam ke-
hidupan ini, kita harus berlari untuk menang. Untuk menang, kita harus
mengembangkan disiplin yang teguh dan penguasaan diri serta hidup
dengan pikiran terfokus.
Saya pernah aktif dalam atletik selama bertahun-tahun. Ketika saya
bermain tenis di United States Tennis Association Circuit, Junior Davis
Cup, dan NCAA Division One, saya berlatih keras. Saya berada di la-
pangan sebanyak enam jam per hari, kadang-kadang memasukkan ra-
tusan tembakan bola tertentu dengan pelatih saya dan sesama pemain.
Saya membaca buku-buku tentang ketangguhan mental di lapangan.
Saya berlatih fisik di luar lapangan dengan cara angkat besi, lari, lompat
tali, melempar dan mengoper bola untuk meningkatkan koordinasi tan-
gan-mata—daftar ini hampir tak ada habisnya. Saya begitu terfokus dan
penuh tujuan sehingga ibu saya mengancam akan memindahkan tempat
tidur saya ke lapangan tenis di lingkungan kami. Saya menjauhi aktivitas
atau olahraga lain yang akan menghambat kemajuan saya. Mengapa saya
melakukan ini? Supaya menang. Menjadi juara. Menjadi yang terbaik.
Dan untuk menerima upah karena menjadi yang terbaik.
Ini sedikit berbeda dalam kerajaan Allah. Kita tidak bersaing dengan
orang lain, hanya diri kita sendiri, dan tujuan kita adalah supaya berke-
nan kepada Yesus dalam setiap hal yang kita perbuat (lihat 2 Korintus
5:9). Ketika kita membaca Kitab Suci dengan saksama, kita menyelidiki
Beragam Upah
Kitab Suci menunjukkan bahwa berbagai upah dan posisi yang kekal
yang diberikan kepada orang-orang percaya tidak hanya berbeda tetapi
juga akan beragam. Semua itu akan berbeda-beda mulai dari memperha-
tikan segala sesuatu yang hilang dan terbakar hingga memerintah bersa-
ma-sama dengan Kristus untuk selama-lamanya (lihat 1 Korintus 3:15;
Wahyu 3:21).
Banyak yang bergeming ketika mereka mendengar istilah hilang dan
terbakar kaitannya dengan kehidupan mereka. Mereka merasa sulit per-
caya bahwa ini bisa terjadi di surga. Namun, ini dijelaskan kepada kita
secara gamblang dalam Kitab Suci.
Sebelum saya membagikan ayat-ayat ini, izinkan saya mengawali
dengan menjelaskan bahwa beberapa kali dalam Kitab Suci, metafora ba-
ngunan yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan manusia. Be-
berapa kali, Alkitab berbicara tentang gereja sebagai satu bangunan atau
bait. Dalam kedua penggunaan metafora tersebut, kita digambarkan se-
bagai ahli bangunan dalam hal bagaimana kita memengaruhi kehidupan
kita sendiri, kehidupan orang lain, atau gereja secara keseluruhan. Saya
akan sering memberikan referensi metafora ini sepanjang sisa buku ini.
Pada catatan itu, Paulus dengan jelas menyatakan:
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah,
bangunan Allah... Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang
Yesus mengatakan bahwa apa yang kita dengar atau perhatikan yang
masuk ke hati kita dan membentuk pikiran dan tujuan batin kita, itulah
yang akhirnya menentukan bagaimana cara kita membangun hidup kita.
Kita harus secara saksama memperhatikan Firman Allah karena itulah
terang bagi jalan kita. Tanpa Firman Allah kita pasti akan tersesat, se-
perti orang yang menyimpang dari jalannya di malam yang gelap. Anda
mungkin kebetulan tetap tinggal di jalur yang benar untuk sementara
waktu, tetapi akhirnya Anda akan menyimpang.
Begitu kita tersesat, cara kita membangun dapat dengan mudah ter-
motivasi oleh hal yang fana. Hal ini tidak akan nampak sampai terang
Firman Allah bersinar atasnya. Paulus menguatkan ini dengan menga-
takan, “Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu
menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang” (Efesus 5:13
AMP).
Jika kita tersesat, dua hal bisa terjadi. Pertama—dan lebih baik dari
dua pilihan ini—yaitu ketika kita mendengarkan Firman Allah (seperti
yang diberitakan, dibacakan, atau diucapkan oleh teman atau pemim-
pin), sabda itu menginsafkan hati nurani kita. Inilah sebabnya mengapa
sangat penting bagi kita untuk mempertahankan santapan Firman Allah
secara terus-menerus. Jika kita bijak, maka kita akan cepat bertobat dan
mohon ampun atas pikiran, motif, atau maksud kita. Namun, jika hati
nurani kita sudah tumpul karena berulang kali berdosa, maka lebih sulit
untuk mendengar Firman Allah—dan jika hati nurani kita membeku,
ini juga hampir mustahil. Karena alasan inilah, maka Alkitab berbicara
tentang pentingnya menjaga hati nurani kita tetap murni (lihat Amsal
Atau, dengan kata lain, kamu adalah rumah Allah.... Tetapi perha-
tikan bagaimana memilih bahan bangunanmu. Akhirnya ada akan
ujian. Jika kamu menggunakan bahan yang murah atau bermutu
rendah, kamu akan mengetahuinya. Ujian ini akan tuntas dan ketat.
Kamu tidak akan lolos begitu saja tanpa ujian itu. Jika pekerjaanmu
tahan uji, kamu akan mendapat upah; jika tidak, bagian bangunanmu
akan dihancurkan dan diulang kembali. Tetapi kamu tidak akan dii-
hancurkan; kamu akan bertahan—tetapi hanya sebentar. (Terjemahan
harfiah The Message Bible)
Berikutnya
Bab-bab mendatang akan berisi diskusi tentang beberapa area utama di
mana kita akan dihakimi dan dihargai. Meskipun kesempatan tidak akan
mengizinkan semuanya dibahas panjang lebar di sini, kita akan memba-
has beberapa persoalan yang lebih penting. Sebuah dasar yang baik akan
diletakkan yang di atasnya Anda dapat membangun untuk membuat
hidup Anda berharga untuk selama-lamanya.
Sebagai penutup, bacalah perkataan Petrus perlahan dan biarkan
kata-kata itu berbicara kepada Anda mengenai semua yang telah Anda
247
Kristus. Kita tahu bahwa, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun
rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya” (Mazmur 127:1).
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa kita dapat membangun selain dari
Roh Allah, namun kerja keras tersebut tidak berharga dalam terang
kekekalan. Pekerjaan itu akan dibakar di Takhta Pengadilan. Penting
sekali kita memahami hal ini.
Allah memberitahu sekelompok orang dalam Perjanjian Lama yang
sibuk melayani Dia:
Rekan Sekerja
Berikut adalah fakta yang mengejutkan: betapapun agung dan menak-
jubkan Tuhan Allah itu, Dia—oleh pilihan-Nya sendiri—membatasi
diri-Nya sendiri dalam hal apa yang Dia kerjakan di bumi ketika Dia
memberikan manusia kuasa atas planet ini pada awalnya. Akibatnya,
Allah bisa saja dibatasi.
Ini mungkin akan mengejutkan Anda, tetapi ada beberapa contoh di
seluruh Alkitab. Keturunan Abraham “menyakiti hati Yang Kudus dari
Israel” (Mazmur 78:41). Dan Yesus berkata kepada para pemimpin ro-
hani bangsa-Nya, “Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak
berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu” (Markus 7:13 AMP).
Kita bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan Allah dalam me-
menuhi tujuan yang dikehendaki-Nya, yang terutama adalah membawa
orang-orang serupa dengan gambar dan rupa Yesus yang dapat menjadi
tempat kediaman-Nya untuk selama-lamanya. Dengan demikian, kita
disebut rekan sekerja:
Rumah Idaman
Jika saya adalah ahli bangunan rumah idaman, saya akan merancang dan
merencanakan pembangunan rumah sebelum pekerjaan tersebut dimu-
lai. Gambar akan dipersiapkan secara detail mengenai cara membangun
rumah dan bahan bangunan yang dibutuhkan. Tetapi bukan itu saja.
Setiap ahli bangunan rumah tahu bahwa salah satu bagian yang paling
penting dari pekerjaannya adalah menjadwal subkontraktor pada waktu
yang tepat. Subkontraktor ini terdiri dari tukang besi, tukang beton, tu-
kang pipa, tukang pasang ubin, teknisi listrik—daftar ini masih pan-
jang. Mereka adalah orang-orang yang sebenarnya melakukan pekerjaan
mendirikan bangunan. Jika mereka tidak dijadwalkan dengan benar,
kekacauan tidak bisa dihindari. Salah satu contoh adalah penjadwalan
subkontraktor sheetrock (eternit yang terbuat dari gypsum berlapis di an-
tara lembaran kertas tebal) sebelum pemasangan kabel listrik dan lapisan
isolasi.
Jika Anda sudah memiliki hak untuk mendesain rumah impian Anda,
Anda pasti paham kegembiraan dan antisipasi untuk menyelesaikannya.
Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada
untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi;
Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia. Yang se-
karang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan
Allah mencari yang sudah lalu. (Pengkhotbah 3:14-15)
Dalam hal panggilan Anda, Anda tidak akan dihakimi menurut apa
yang telah Anda perbuat melainkan apakah panggilan yang harus
Anda kerjakan!
263
waban, orang itu akan ditunjukkan apa yang menjadi tujuan mereka
ditempatkan di bumi ini.
Setelah saya diselamatkan di kelompok persaudaraan kampus di Uni-
versitas Purdue, saya mulai mencari kehendak Allah bagi hidup saya. Saya
adalah mahasiswa teknik dan bekerja pada setiap semester di IBM. Salah
satu hal yang memotivasi saya untuk mengetahui panggilan saya, selain
keinginan sederhana untuk menaati Allah, adalah sesuatu yang terjadi
hanya beberapa bulan setelah saya diselamatkan. Waktu itu saya sedang
berada di sebuah kantor dengan sekelompok delapan sampai sepuluh
insinyur yang sedang merayakan tiga puluh delapan tahun pengabdian
seorang pria pada perusahaan. Kami mengobrol santai, dan orang itu
berkata kepada kami semua, “Aku benci melakukan pekerjaan ini setiap
hari selama tiga puluh delapan tahun.” Semua orang di ruang itu ada
yang setuju dan ada pula yang mencibir, kecuali saya. Saya sangat heran.
Sebagai anggota baru di kalangan para profesional berpengalaman,
saya bertanya-tanya mengapa tidak ada orang lain yang berkomen-
tar berbeda. Jadi tanpa pikir panjang saya menyahut, “Mengapa kamu
melakukan pekerjaan ini selama tiga puluh delapan tahun jika kamu
membencinya?”
Ia balas menatap saya dan berkata, “Ini pekerjaan, bung!”
Saya pun mulai mengalami keengganan datang ke kantor. Ayah saya
seorang insinyur, dan ia bilang, itu pekerjaan bagus yang terjamin dan
dibayar dengan gaji lumayan. Tetapi pertemuan ini menyebabkan pan-
dangan saya berubah. Saya berpikir, tidak ada uang, jaminan, atau apa
pun yang akan menjauhkan aku dari alasanku ditempatkan di bumi. Saya
mengambil keputusan saat itu juga bahwa saya akan mengetahui pang-
gilan saya dan langkah berikutnya untuk bergerak ke arah itu.
Saya belajar bahwa Allah akan memberikan seluruh gambaran pang-
gilan hidup Anda jika Anda mencari Dia terlebih dahulu dalam perja-
lanan Anda bersama Dia. Dengan kata lain, Dia akan menunjukkan yang
awal dan yang akhir. Waktu masih muda, Yusuf ditunjukkan bahwa ia
akan menjadi seorang pemimpin besar; bahkan ayah dan saudara-sauda-
. . . dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa. (Kisah Para Rasul 2:41)
Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya ke-
pada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan.... (Kisah Para Rasul
5:14)
Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan,
tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk memba-
jak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
(Lukas 9:61-62)
Sekali lagi, perhatikan kata dahulu. Jelas orang ini sangat dekat de-
ngan keluarganya, atau ia punya teman atau pacar di kampung halaman-
nya. Ia hanya ingin menjalankan keputusannya untuk mengikut Anak
Manusia dari Galilea dengan alasan keluarganya. Setiap hubungan yang
terjalin erat akan menjadi faktor penentu akhir pada bagaimana ia akan
melayani Yesus. Jadi Tuhan langsung menyebutkan hal ini dengan me-
ngatakan bahwa ia tidak layak untuk Kerajaan Allah.
Saya hanya bisa melihat pria ini membela diri beserta kelompok
besar lainnya yang diam seribu bahasa. Saya hampir bisa mendengar
ia berkata, “Yesus, aku hebat dalam hubungan masyarakat dan sumber
daya manusia. Aku bisa menjadi konsultan untuk pelayanan-Mu dan
menghubungkan Engkau dengan beberapa karyawan yang benar-benar
hebat. Aku juga bisa membantu mendapatkan pusat konferensi setempat
untuk pertemuan-Mu berikutnya di kota kami. Dan jika Engkau datang,
aku akan bertanggung jawab atas semua penyambut dan penerima tamu
yang melaksanakan pertemuan-Mu. Aku bahkan akan mengantar-Mu
jika Engkau membutuhkan aku. Aku akan menyertaimu!”
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang
lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap
kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada
mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit . . .”
(Lukas 10:1-2)
Upah Sepenuhnya1
Satu kata terakhir sebelum kita beralih ke bab berikutnya. Ada banyak
orang yang tidak pernah memulai, atau bahkan menyimpang dari pem-
bangunan rumah Allah. Mereka telah tergoda oleh kemuliaan duniawi:
kekayaan dunia ini; nafsu akan pengaruh, kekuasaan, atau kenikmatan;
atau penerimaan manusia, yang semuanya memudar. Jangan tertipu,
menyimpang, dan tersesat. Tetaplah fokus. Anda memiliki tugas yang
harus dikerjakan di dalam Kristus. Pekerjaan Anda harus selesai.
Jika pekerjaanmu tahan uji, kamu akan mendapat upah. Jika tidak,
bagian bangunanmu akan dihancurkan dan diperbarui. (1 Korintus
3:14-15—terjemahan harfiah The Message Bible)
4. Dalam bab dua belas, kita membahas tiga kunci untuk membangun
kehidupan banyak orang sejalan dengan kehendak Allah: mencari
Dia dengan sungguh-sungguh, menanamkan diri di rumah-Nya,
dan membebaskan diri dari berbagai ikatan. Yang manakah dari hal
tersebut yang menonjol menurut Anda sebagai wilayah kesempatan
pribadi? Bagaimana Anda dapat tumbuh di dalamnya?
Pelipatgandaan
“Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur
dan penuai sama-sama bersukacita.
Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa:
Yang seorang menabur dan yang lain menuai.”
— Yo h a n e s 4 : 3 6 - 3 7 NLT
291
demikian yang terjadi. Allah menghakimi dan memberi upah sesuai
dengan panggilan yang harus kita kerjakan—dan Dia memberi kuasa
untuk kita menyelesaikannya.
pelipatgandaan 293
tiga ratus anggota di daerah pedesaan. Yang lain melayani jiwa-jiwa yang
terhilang dan terluka di negara berkembang; mereka telah menanamkan
hidup mereka ke ladang misi. Yang lainnya bekerja di pusat kota, me-
nempatkan kehidupan mereka dalam bahaya setiap hari untuk meno-
long orang-orang yang dianggap tidak berharga oleh banyak orang. Ada
juga yang melayani Allah dengan setia di dunia perdagangan. Daftar ini
tak ada habisnya. Kemungkinan besar salah satu dari orang-orang ini
tidak akan tampil dalam program ini, tetapi banyak orang akan berdiri di
garis depan surga karena mereka sudah taat pada panggilan yang mereka
kerjakan, dan mereka melakukannya dengan motif yang murni.”
Selanjutnya saya mengatakan, “Mengenai saya, Allah telah me-
manggil saya untuk melakukan pekerjaan tertentu bagi-Nya, dan ling-
kupnya telah menyentuh banyak kehidupan. Inilah sebabnya mengapa
Anda bertanya pada saya dalam program ini. Namun, saya tidak dapat
menambahkan satu hal pun pada panggilan yang Allah tetapkan bagi
saya. Saya tidak bisa menambahkan, meningkatkan, atau membuatnya
berkembang lebih jauh dengan kemampuan saya sendiri. Satu-satunya
hal yang dapat saya lakukan adalah mengacaukannya, dan itulah yang
menyebabkan saya takut!”
Suasana wawancara itu seketika menjadi serius. Orang yang mewa-
wancarai saya, yang juga memiliki pelayanan internasional, mencatat apa
yang saya katakan dan mengubah kembali fokus sepanjang sisa wawan-
cara itu ke arah melayani orang-orang.
Hal ini berlaku bagi siapa saja. Mungkin Anda sudah terpanggil
untuk menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anak, melayani di pe-
nitipan anak di gereja lokal, dan berdoa syafaat di bilik doa. Jika Anda
melakukan ini dengan setia sampai akhir, maka Anda akan diberi upah
sangat besar atas ketaatan Anda. Atau Anda mungkin telah terpanggil
untuk melayani dalam pelayanan penjara di gereja Anda, menyentuh
banyak kehidupan di dunia perdagangan, dan memberikan sebagian
besar harta untuk pekerjaan pelayanan. Jika Anda telah setia melakukan
ini sampai akhir, melakukannya dari hati Anda seperti kepada Tuhan,
pelipatgandaan 295
Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan
cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang
lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan
kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri
dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat
yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari se-
tan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri
di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
(Yakobus 3:13-16 NIV)
Tidak peduli apa yang kita lakukan atau seberapa baik itu kelihatan-
nya, jika didorong oleh motif iri hati atau mementingkan diri sendiri,
maka berarti kita sedang membangun dengan motif kedagingan, tidak
alkitabiah, dan jahat yang tentu saja tidak mendapatkan upah.
Webster mendefinisikan perasaan iri atau dengki sebagai “rasa tidak
puas atau ketamakan berkaitan dengan keuntungan, keberhasilan, harta
orang lain, dan sebagainya.”1 Jika kita melihat panggilan Allah melalui
mata dunia, maka perasaan iri tidak dapat dihindari. Ada beberapa peng-
khotbah yang merasa dengki pada tugas kehidupan Paulus. Dia menulis,
“Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan,
tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka
ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku
ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan
sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas” (Filipi 1:15-17 BIS).
Para pelayan ini tidak puas akan panggilan yang Allah tetapkan dalam
hidup mereka, dan mereka menginginkan keberhasilan Paulus. Perasaan
dengki ini didorong oleh ambisi kepentingan diri sendiri mereka. Ambisi
adalah keinginan yang penuh semangat dan kuat untuk menggapai se-
suatu. Apabila kepentingan sendiri, maka lebih berfokus pada diri kita
sendiri dan bukan pada kebaikan orang lain. Motif ini hanya akan meng-
hasilkan kekacauan dan perselisihan dan akan membuka pintu untuk
setiap hal yang jahat.
pelipatgandaan 297
dibayar oleh atasan mereka, dan seterusnya—semuanya akan mengalami
banyak kehilangan pada waktu penghakiman, bahkan meskipun mereka
sudah membuahkan hasil yang besar dalam pemberontakan mereka.
Jangan biarkan hasil menipu Anda. Kita bisa saja memiliki hasil yang
bagus namun tetap memberontak terhadap otoritas Allah. Pertimbang-
kan Musa. Tuhan menyuruhnya untuk berbicara dengan bukit batu dan
air akan memancar keluar secara ajaib. Ia tidak taat. Sebaliknya, karena
kemarahan, ia memukul bukit batu itu. Air tetap memancar keluar,
cukup untuk memberi minum tiga juta orang di padang pasir. Orang-
orang ini mungkin saja berkata satu sama lain selama mereka minum,
“Wow, Allah pasti mendengarkan Musa. Sungguh kuasa yang hebat!”
Namun setelah mereka semua minum, Allah memanggil Musa dan
mengatakan kepadanya bahwa ia tidak akan memasuki Tanah Perjanjian
karena tidak taat. Musa membuahkan banyak hasil—bahkan, hasil yang
ajaib. Tetapi hasil bukanlah indikasi dari keberhasilan. Ketaatan adalah
kuncinya. Hikmat ilahi berakar dalam takut akan Tuhan, yang menem-
patkan kehendak Allah melebihi apa pun atau siapa pun. Mereka yang
takut akan Allah benar-benar tunduk pada otoritas-Nya.
Mari kita kembali pada penglihatan istri saya. Dia melaporkan ke-
pada saya pagi itu, “John, semua prajurit memiliki wajah yang sama
persis.” Dengan kata lain, tentara tanpa wajah. Ini menunjukkan Allah
tidak memiliki posisi superstar. Memahami pewahyuan ini akan mence-
gah kita mengingini posisi orang lain dalam gereja atau memberontak
terhadap otoritas untuk mendapatkan posisi yang lebih besar. Promosi
kita akan datang dari atas hanya jika kita tetap tertanam.
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian
ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercaya-
kan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta,
yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing
menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat (Matius 25:14-15).
pelipatgandaan 299
dan karunia berbeda yang diberikan kepada setiap hamba adalah sesuai
dengan kemampuan mereka. Namun, perlu diingat bahwa Allah mem-
beri kita kemampuan. Kita tidak memiliki apa pun yang bernilai yang
tidak diberikan kepada kita, sebab Kitab Suci menyatakan, “Sebab siapa-
kah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau
punyai, yang tidak engkau terima?” (1 Korintus 4:7)?
Dalam perumpamaan ini, orang dengan panggilan dan karunia level
lima harus melipatgandakan upaya yang dicurahkan. Orang dengan dua
talenta melakukan hal yang sama. Saya pribadi percaya ini menunjukkan
bahkan jika Allah memberi kita upah, kita harus bekerja sama dengan
tenaga kerja kita untuk mencapai hasil yang Dia inginkan.
Namun, pria dengan panggilan dan karunia level satu pasti merasa
tugas yang dipercayakan kepadanya tidak berarti. Ia menganggap tuan-
nya tidak adil, keterlaluan, dan kejam. Dia mungkin berpikir, Mengapa
aku diberi sedikit dari yang lain? Mengapa mereka mendapatkan pengaruh
nasional atau seluruh kota? Mengapa mereka mendapatkan kemampuan
untuk berkhotbah, menyanyi, atau menulis dan bukan aku? Mengapa peru-
sahaanku tidak berkembang sedemikian rupa sehingga aku bisa bersedekah
seperti yang orang lain lakukan? Dan seterusnya. Jadi ia menyembunyikan
talentanya. Ia tidak memenuhi panggilannya. Ia menggunakan karunia
untuk dirinya sendiri atau dalam berbagai arena yang tidak mengun-
tungkan kerajaan.
Setelah waktu yang lama, tuan dari para hamba itu datang dan me-
ngadakan perhitungan dengan mereka. Dua orang yang melipatganda-
kan apa yang dipercayakan kepada mereka dihargai dengan pujian yang
sama: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu” (Matius 25:21). Individu level lima tidak dipuji
lebih daripada hamba level dua karena mereka berdua sama-sama setia
dan rajin. Sekali lagi ini menegaskan bahwa Allah hanya menuntut kita
agar setia pada apa yang Dia anugerahkan kepada kita.
pelipatgandaan 301
Mina, seperti talenta, adalah ukuran uang. Namun dalam perum-
pamaan ini setiap orang diberikan jumlah yang sama, satu mina setiap
orang. Karena itu, mina tidak menggambarkan level panggilan atau
karunia kita sebagaimana halnya dengan talenta. Sebaliknya, mina me-
rupakan kebenaran Firman Allah, iman dasar kita, kasih Allah yang telah
dicurahkan di dalam hati kita, dan berkat-berkat perjanjian yang diberi-
kan kepada setiap orang beriman. Setiap individu memiliki ukuran yang
sama; tidak ada orang yang diberikan ekstra untuk memulainya.
Perumpamaan ini berbicara tentang apa yang dimiliki setiap kita se-
bagai orang percaya di dalam Kristus. Kitab Suci menyatakan, “Karena
itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab
segala sesuatu adalah milikmu” (1 Korintus 3:21). Dan lagi, “Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah me-
ngaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus
1:3). Berkat-berkat ini adalah milik kita di dalam Kristus, tetapi iman
kita yang menggunakan dan mewujudkannya di bumi ini. Dan ketaatan,
doa, dan pemberian kita yang menyebabkan berkat itu berlipat ganda.
Inilah sebabnya mengapa bangsawan, yang menggambarkan Yesus, me-
ngatakan kepada para hambanya (yang menggambarkan kita), “Pakailah
ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.” Kita harus meng-
gunakan apa pun yang telah diberikan dan melipatgandakannya untuk
kemuliaan Allah.
Periksalah hasil yang didapat oleh hamba-hamba tersebut:
pelipatgandaan 303
banyak atau sedikit seperti yang kita inginkan; pilihan ada di tangan
kita. Bahkan, dalam hal tertentu, kita sangat terbatas. Anda mungkin
membatasi pada komentar ini, tetapi izinkan saya menjelaskan melalui
beberapa contoh. Ada banyak yang bisa saya sampaikan, tetapi hanya
beberapa yang akan membuka pintu hati Anda mengenai prinsip rohani
ini. Namun sebelum kita menyelaminya, pertama-tama marilah kita per-
hatikan kata-kata rasul Petrus:
Dua hal yang dijanjikan dalam bagian ayat ini: umur panjang, yang
berarti kehidupan yang yang lebih lama, dan tahun-tahun hidup ditam-
bah. Ini tidak berarti beberapa tahun lagi, karena itu akan berlebihan.
Namun ini berarti kemampuan untuk mencapai prestasi lebih banyak
pelipatgandaan 305
dalam jumlah waktu yang sama. Hal ini dijelaskan dalam bagian lain
sebagai panjang umur: “karena panjang umur dan lanjut usia serta se-
jahtera akan ditambahkannya kepadamu” (Amsal 3:2). Penulis ayat ini
berbicara tentang berpegang pada Firman Allah, seperti yang dibahas
Petrus di atas. Perhatikan tidak hanya umur panjang tetapi juga lanjut
usia diberikan. Mendengar dan memperhatikan Allah akan melipatgan-
dakan tahun hidup kita.
pelipatgandaan 307
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus 9:6-7 NIV)
Tuaian kita yang berlipat ganda akan berbanding lurus dengan be-
rapa banyak yang kita tabur. Camkan bahwa menabur tidak seperti yang
Allah tentukan tetapi berilah menurut apa yang kita putuskan. Jika kita
bermaksud untuk bermurah hati dalam iman dan kasih, maka pembe-
rian kita akan sangat berlipat ganda: “Ia yang menyediakan benih bagi
penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih
bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebe-
naranmu” (2 Korintus 9:10 BIS).
Tuhan akan melipatgandakan persediaan benih kita, sama halnya
dengan contoh biji apel tersebut. Jika kita menabur dari apa yang kita
miliki, kita akan mendapatkan lebih banyak benih. Proses ini berlanjut
sampai kita menemukan gudang benih milik kita, memberikan kita ke-
mampuan yang lebih besar untuk memberkati orang lain.
Melalui pemberian kita, Allah juga akan menumbuhkan buah-buah
kebenaran kita. Inilah yang sangat menarik. Ini berbicara tentang pelipat-
gandaan tuaian upah kekal kita dari kehidupan banyak orang yang sudah
kita sentuh melalui pemberian kita. Jadi intinya, kita harus melipat-
gandakan mina kita, sebagaimana hamba-hamba dalam perumpamaan
tersebut di atas.
pelipatgandaan 309
tujuan-Nya. Ini termasuk bekerja, menghasilkan uang atau menerima
upah, dan menjangkau orang-orang dalam lingkungan pengaruh me-
reka dengan Injil. Namun, jika Anda bekerja penuh waktu, bagaimana
Anda menjangkau banyak orang? Jawabannya ditemukan dengan cara
kemitraan.
Jika Anda memiliki sebuah produk yang mengubah hidup tetapi
Anda hanya mampu menghasilkan dua per bulan, tidak mungkin untuk
mendistribusikan produk ini ke kota dan negara Anda atau dunia.
Namun, jika ada sebuah perusahaan dengan kemampuan dan peralatan
khusus yang diperlukan untuk memproduksi dan mendistribusikan
ribuan produk ini per bulan, Anda akan bermitra dengan mereka untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Dalam melakukan hal ini, Anda tidak
hanya akan menjangkau dua orang per bulan (salah satu contoh pengin-
jilan dan pemuridan pribadi) tetapi juga ribuan ekstra yang dicapai pe-
rusahaan. Anda akan efektif melipatgandakan bakat dan upaya melalui
kemitraan sederhana.
Prinsip yang sama ini berlaku untuk komentar Paulus kepada jemaat
Filipi. Ia melanjutkan: “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian
itu [pemberianmu], melainkan buahnya, yang makin memperbesar keun-
tunganmu [tuaian berkat yang terkumpul untuk keuntunganmu]” (Filipi
4:17 AMP).
Perhatikan kalimat “buahnya, yang makin memperbesar keun-
tunganmu.” Umat percaya di Filipi melipatgandakan upaya mereka
dalam menjangkau dan mengajar jiwa-jiwa dengan menabur dana ke
dalam kehidupan dan pelayanan Paulus melalui kemitraan. Mereka
memberi apa yang bersifat fana, dengan demikian mengubahnya men-
jadi kekal, dan dalam proses itu juga berlipat ganda.
Bila Anda memasuki jenis kemitraan ini, Paulus mengatakan Anda
akan memiliki “buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.”
Ini adalah keuntungan surgawi Anda. Ketika Anda berdiri di hadapan
Takhta Pengadilan Kristus, Anda tidak hanya akan diberi upah atas ke-
pelipatgandaan 311
bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu
berkekurangan” (Amsal 11:24 AMP). Pikirkan saja. Investasi Anda tidak
hanya bertumbuh untuk selama-lamanya, tetapi juga berkembang di
dunia alamiah, dan ini memberikan Anda kemampuan untuk menjang-
kau lebih banyak jiwa. Ini merupakan siklus yang terus-menerus ter-
ulang kembali dan bertambah banyak.
Dua puluh dua tahun yang lalu, sekelompok pengusaha yang saya
kenal berkumpul bersama dan berkomitmen untuk menetapkan bagian
tertentu dari keuntungan bisnis mereka demi kemajuan Injil. Upaya itu
dimulai dari kecil, tetapi setiap tahun terus bertumbuh. Orang-orang ini
tetap konsisten dalam memberi dan kemitraan mereka. Pemberian me-
reka telah berkembang sampai batas tertentu sehingga mereka memberi
lebih dari $120 juta untuk pemberitaan Injil dalam dua belas tahun per-
tama sejak mereka berkomitmen. Para pengusaha ini telah menggunakan
mina mereka dan melipatgandakannya demi tujuan kerajaan Allah; upah
mereka akan menjadi besar.
Ada sejumlah besar pria dan wanita di gereja yang bisnisnya sangat
sukses; namun, banyak yang memberikan sebagian kecil dari apa yang
telah mereka dapatkan bagi kerajaan Allah. Meskipun mereka sangat
sukses di mata masyarakat, apakah pandangan Tuhan tentang apa yang
mereka pertahankan? Bahkan meskipun mereka menghasilkan uang ju-
taan, akankah mereka dihakimi seperti hamba yang menyembunyikan
minanya? Mereka tidak melipatgandakan apa yang telah diberikan ke-
pada mereka demi kerajaan Allah. Mereka yang hidup dengan cara de-
mikian berarti tidak digerakkan oleh kekekalan.
Baru-baru ini saya bermain golf dengan seorang pengusaha yang
kadangkala memberi persembahan pada pelayanan kami. Setelah aktivi-
tas itu, ia mengantar saya kembali ke hotel. Selama kami berkendara, ia
berkata, “John, aku berusia hampir lima puluh tahun. Aku telah bekerja
ekstra keras untuk membangun kekayaan bersih perusahaanku hingga
sebesar sembilan juta dolar. Semuanya baik-baik saja, bisnis berjalan
lancar, dan kebutuhan istri dan anak-anak tercukupi seumur hidup.
pelipatgandaan 313
lebih banyak sehingga aku bisa memberi lebih banyak lagi.” Saya suka
kerendahan hatinya.
Di sisi lain, saya dan istri saya kenal beberapa pengusaha lain yang
tertanam di gereja kampung halaman kami dan sangat aktif di dalam-
nya, melayani di mana pun ia dibutuhkan. Ia tahu dirinya tidak dipang-
gil untuk melayani penuh waktu, tetapi bekerja di dunia perdagangan.
Ia menetapkan tujuan untuk hidup dari 10 persen pendapatannya dan
memberi persembahan 90 persen. Ia memulai tujuan itu, namun dengan
10 persen, ia mengendarai sebuah mobil yang sangat bagus dan tinggal
di sebuah rumah yang spektakuler. Kemitraannya bagi kerajaan Allah
menyebabkan bisnisnya berkembang pesat dan 10 persen itu bertambah
banyak. Ia menerapkan prinsip Yesus: mereka yang setia dalam kecil akan
setia dalam perkara besar.
Alasan lain untuk kemitraan adalah bahwa itulah kesempatan
kita untuk mengembalikan persembahan bagi pelayanan yang telah
menyentuh kita. Paulus menyatakan, “Jadi, jika kami telah menabur-
kan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah [terlalu banyak], kalau
kami menuai hasil duniawi dari pada kamu? Kalau orang lain mempu-
nyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami
mempunyai hak yang lebih besar?” (1 Korintus 9:11-12 AMP)
Pernyataan ini juga diterjemahkan ke dalam dunia alamiah. Jika
Anda diberi hadiah dari salah satu teman, Anda tidak akan menulis
ucapan terima kasih pada orang lain. Anda akan berterima kasih ke-
pada orang yang memberkati Anda, dan dalam melakukan hal ini, Anda
akan menjalin atau memperkuat hubungan. Allah merancang kemitraan
dengan cara demikian dengan maksud tertentu, karena lebih banyak
orang yang terjangkau dan tersentuh melalui pelayanan, akan semakin
besar kebutuhan dana mereka untuk mengusahakannya. Jadi jika semua
orang yang telah menerima dampak melalui pelayanan mengembalikan
dana persembahan (bahkan meskipun kontribusi mereka hanya sebesar
persembahan janda yaitu dua peser), maka biaya yang dibutuhkan untuk
melanjutkan pada tingkat pelayanan, serta untuk berlipat ganda, telah
terbayar lunas.
Kini aku telah menerima semua [pembayaran penuh] yang perlu dari
padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena
aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan
yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada
Allah. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu (melimpah ruah)
menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi
4:18-19 AMP)
pelipatgandaan 315
dapat Anda lakukan untuk membantu kami.” Itu benar! Jika orang ber-
doa, lebih banyak jiwa bisa tersentuh dan dengan dampak yang lebih
besar. Doa juga akan menyebabkan Allah menggerakkan hati orang-orang
untuk memberi persembahan bagi pekerjaan-Nya—jadi jika saya harus
memilih antara partner doa dan partner keuangan, saya akan memilih
partner doa terlebih dahulu. Namun, keduanya sangat diperlukan.
Siapa yang mau mendengarkan kamu dalam perkara ini? Sebab, ba-
gian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti
bagian orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama. Dan
demikianlah halnya sejak hari itu dan seterusnya; hal itu ditentu-
kannya menjadi ketetapan dan peraturan bagi orang Israel sampai
sekarang. (1 Samuel 30:24-25 NLT)
pelipatgandaan 317
berkaitan dengan tindakanmu, dan kerelaan berkaitan dengan sikap.
Dan sikapmu payah!”
Tuhan selanjutnya mengungkapkan bagaimana saya benar-benar
taat dan bahkan tampak tunduk, tetapi sikap saya kritis, mengeluh, dan
menghakimi, sehingga memengaruhi motif saya untuk melayani.
Saya segera bertobat, dan pada ibadah berikutnya, surga terbuka.
Saya menerima dari Allah sekali lagi. Air mata saya menetes ketika pen-
deta saya berkhotbah, merenungkan semua yang saya lewatkan selama
berbulan-bulan karena sikap saya. Tak lama kemudian, kata-kata Paulus
yang diilhami oleh Roh Kudus menjadi sangat jelas bagi saya: “Sebab
justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk
menguji kamu, apakah kamu taat [mengikuti perintahku] dalam segala
sesuatu” (2 Korintus 2:9 AMP).
Saya menyadari bahwa Allah akan menguji sikap tunduk kita kepada
kehendak-Nya. Saya tidak membahas tentang membiarkan iblis yang
mencoba mendakwa kita, Yesus membayar harga mahal untuk mem-
bebaskan kita dari tipu dayanya. Kita melawan musuh dengan teguh
melalui iman, doa, dan memberitakan Firman Allah. Sebaliknya, saya
berbicara tentang sikap kita terhadap jalan yang telah Allah pilih untuk
kita tempuh. Tentang hal ini Paulus menyatakan agar “menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5 NLT).
Yesus tidak hanya minum dari cawan yang Bapa persiapkan bagi Dia
tetapi juga melakukannya dengan sukarela. Karena alasan inilah maka
Paulus menyatakan kepada kita agar “supaya kamu dibaharui di dalam
roh dan pikiranmu [memiliki sikap akal budi dan rohani yang baru]”
(Efesus 4:23 AMP).
Mengapa? Karena sikap akan memengaruhi motivasi kita, dan pada
Takhta Pengadilan kita akan diberi upah tidak hanya untuk pekerjaan
kita tetapi juga motif yang mendorongnya. Sekali lagi, mari kita lihat
perkataan Paulus:
pelipatgandaan 319
hari-hari setiap bulan, dan ibumu juga keluar beberapa hari dalam se-
bulan. Kami melakukannya karena inilah panggilan Allah dalam hidup
kami. Inilah cara Dia menetapkan tujuan hidup kami untuk menyentuh
kehidupan banyak orang bagi kemuliaan-Nya dan membangun
kerajaan-Nya.”
Saya melanjutkan, “Kalian dapat memandang panggilan Allah atas
hidup kami dengan satu dan lain cara. Kalian bisa menganggap orangtua-
mu direnggut dari kalian dan kalian dipisahkan dari kehidupan keluarga
normal seperti biasanya. Atau kalian bisa menganggapnya sebagai pe-
layananmu, bukan hanya pelayanan orangtua kalian. Panggilan itu men-
jadi pelayanan dengan cara kalian menabur bagi orangtuamu—dengan
mengirim mereka ke dalam kehidupan beribu-ribu kali lipat jiwa untuk
tujuan Allah. Jika sikap kalian demikian, maka untuk setiap jiwa yang
kami jangkau, kalian akan diberi upah pada Takhta Pengadilan kelak.
Jika kalian menganggap kami telah direnggut, maka kalian tidak akan
menerima upah sedikit pun atas setiap jiwa yang kami jangkau. Jadi Nak,
semua itu bermuara pada satu kata: sikap.”
Mereka menangkap apa yang kami tuturkan, dan sebagai hasilnya,
mereka tidak pernah mengeluh tentang perjalanan kami. Bahkan, ber-
kali-kali ketika Lisa dan saya membatasi untuk menerima undangan,
anak-anak justru mendorong kami untuk menerimanya. Kami memi-
liki hubungan yang luar biasa dengan mereka. Mereka semua mencintai
Allah dan melayani bersama dalam pelayanan kami. Syukur kepada Allah
atas karunia-Nya yang menakjubkan. Sekarang, akhirnya anak-anak
kami melipatgandakan mina mereka pada usia yang sangat muda.
Saya melakukan hal yang sama dengan staf kami. Saya berpesan
kepada mereka, “Kalian dapat menganggap bekerja di sini sebagai se-
buah tugas, dan akhirnya kalian akan menjadi letih dan pahit dan
tidak menerima upah pada waktu Takhta Pengadilan. Atau kalian bisa
menganggapnya sebagai hak istimewa untuk menjangkau jutaan jiwa.
Dengan setiap buku yang kalian kirimkan, membantu menjawab setiap
email kami, setiap orang yang kalian jangkau di media sosial, setiap per-
pelipatgandaan 321
BAB 14
Pengaruh Pribadi
Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku,
pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
— 2 Ti m o t i u s 3 : 1 0 NLT
alam kekekalan, kita akan diberi upah atau menderita kerugian dalam
D hal pengaruh kita dalam kehidupan orang lain. Hal ini tidak hanya
akan dihasilkan dari pelayanan kita, tetapi juga (dan sama pentingnya)
dari perjalanan pribadi kita—cara hidup dan memperlakukan orang lain.
Bagaimana kita memandang orang lain akan memotivasi perlakuan
kita terhadap mereka, baik dalam mendidik atau secara destruktif. Jika
kita menganggap orang-orang lebih rendah dari kita, kita akan mem-
perlakukan mereka demikian. Kita akan menganggap enteng kebutuhan
mereka dan meremehkan mereka. Jika kita menghargai setiap individu,
kita akan berusaha membangun dan memperkuat kehidupan mereka
dari hati yang penuh belas kasihan dan cinta.
Jika kita memandang orang-orang sebagai sumber daya, maka kita
akan memanfaatkannya, terutama bila keinginan, kebutuhan, atau ha-
srat kita diposisikan melebihi nilai mereka. Jika kita menganggap mereka
sebagai orang-orang yang diciptakan menurut gambar Allah serta sangat
berharga dan bernilai, maka motivasi kita adalah memberkati orang lain
meskipun kita harus membayar harga sendiri. Inilah perilaku Kristus.
323
Benteng Egoisme
Saya adalah orang yang sangat berfokus pada diri sendiri sebelum
saya mulai mengenal Yesus. Setelah pertobatan saya pada tahun 1979,
Roh Kudus harus menyerang benteng egoisme dalam pola perilaku saya.
Tak perlu dikatakan lagi, dekade pertama saya di dalam Kristus adalah
periode konfrontasi yang kuat.
Salah satu benteng dalam hidup saya adalah nafsu seksual. Jika ter-
goda dengan pornografi, saya merasa sangat sulit untuk menolak. Setelah
berjuang selama enam tahun, saya dilepaskan pada hari keempat puasa
pada tahun 1985. Setelah saya bebas, proses pembaruan di dalam alam
pikiran saya pun dimulai.
Selama beberapa tahun berikutnya saya menemukan akar nafsu ini.
Kasih Allah terus bertumbuh dalam hati saya, dan kesadaran saya akan
nilai manusia terus meningkat. Saya menyadari keegoisan ekstrem dari
kecanduan saya sebelumnya. Memandang seorang wanita secara porno
atau penuh nafsu berarti merendahkan dia semata-mata menjadi ong-
gokan daging, dan lama-lama itu memuakkan hati saya.
Penyingkapan bahwa wanita diciptakan menurut gambar Allah dan
dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan semakin kuat dalam diri
saya. Saya sudah lama tahu kebenaran ini, tetapi pemahaman saya hanya
pengetahuan akal budi, bukan bagian dari diri saya. Selama beberapa
waktu lamanya, saya menemukan realitas dari proses transformasi Allah.
Ketika gambar-gambar porno melintas di hadapan saya pada papan iklan,
sampul majalah, atau layar televisi, saya merasa seperti diserang. Saya
merasa sangat marah karena Anak Manusia Yesus yang mencurahkan da-
rah-Nya telah diremehkan hanya menjadi onggokan daging. Bagaimana
saya menanggapi wanita telah berubah secara signifikan ketika penying-
kapan ini semakin bertambah.
Saya tercengang menyaksikan bagaimana wanita diperlakukan oleh
beberapa orang di gereja. Mereka dipandang hina, dianggap kurang ber-
harga, dan bahkan dicemooh. Ini tidak masuk akal. Pria dan wanita ada-
lah ahli waris kerajaan Allah yang setara, dan sebagai bejana yang lebih
Ingin Penerimaan
Area keegoisan lain yang Allah singkapkan kepada saya bahkan lebih
menyesatkan. Pada pertengahan 1980-an saya bertugas di staf gereja
sekitar empat ratus karyawan. Gereja kami memiliki lebih dari delapan
ribu anggota dan menjangkau ribuan gereja secara nasional.
Saya benci konfrontasi waktu itu, jadi saya akan menghindarinya
berapa pun harganya. Saya sangat baik dan sopan kepada orang-orang.
Pada setiap kesempatan, saya berbicara hal-hal baik kepada mereka, bah-
kan meskipun apa yang saya katakan itu tidak benar. Saya membangun
reputasi sebagai salah satu orang paling baik di staf. Desas-desus ini tanpa
sengaja saya dengar, dan saya menikmatinya.
Lalu suatu hari dalam doa, Allah bertanya kepada saya, “Di manakah
Aku berfirman dalam 1 Korintus 13 bahwa kasih itu baik hati?”
Saya sedikit terkejut dan menjawab, “Tidak ada.”
Kemudian Allah berkata, “Nak, apakah kamu tahu alasanmu hanya
bicara hal-hal baik kepada orang lain, bahkan meskipun itu tidak benar?”
Saya menjawab, “Oh, tidak, aku tidak berpikir soal itu.”
Dia dengan cepat menjawab, “Kamu takut ditolak mereka. Jadi yang
Max Jukes adalah seorang ateis yang hidup tanpa percaya Allah. Ia
menikah dengan seorang gadis tidak beriman, dan dari pernikahan
itu ada 310 yang meninggal sebagai orang miskin, 150 penjahat, 7
pembunuh, 100 pemabuk, dan lebih dari setengah dari wanita adalah
tunasusila. 540 keturunannya menghabiskan biaya negara sebesar satu
seperempat juta dolar.
Namun, puji Tuhan, ada dua kisah yang berbeda! Ada catatan
tentang seorang pria Amerika hebat hamba Allah, Jonathan Edwards.
Ia hidup pada waktu yang sama seperti Max Jukes, tetapi ia menikah
dengan seorang gadis yang saleh. Penyelidikan dilakukan pada 1.394
keturunan Jonathan Edwards yang terkenal yaitu 13 menjadi rektor
perguruan tinggi, 65 dosen, 3 senator Amerika Serikat, 30 hakim,
100 pengacara, 60 dokter, 75 perwira tentara dan angkatan laut, 100
pengkhotbah dan misionaris, 60 penulis terkenal, salah satu wakil
presiden Amerika Serikat, 80 menjadi pejabat publik dalam berbagai
kapasitas lainnya, 295 lulusan perguruan tinggi, di antaranya ada-
“Kalau saja kita bisa menyadari karena kita adalah manusia fana,
bahwa setiap hari demi hari kita sedang membangun untuk selama-la-
manya, betapa berbedanya kehidupan kita dalam banyak hal! Setiap
kata yang lemah lembut, setiap pikiran yang murah hati, setiap per-
buatan yang tidak egois, akan menjadi pilar keindahan abadi dalam
kehidupan di masa yang akan datang.”2
Nasihat Terakhir
Begitu banyak yang dipertaruhkan. Kita tidak bisa menyepelekan waktu
yang dipercayakan kepada kita di bumi ini. Tujuan kekal manusia ter-
gantung pada ketaatan kita kepada rencana Allah. Sudah menjadi kehen-
dak-Nya bahwa semua orang diselamatkan dan sesuai dengan gambaran
Yesus. Dia tidak ingin ada yang tertinggal.
Seluruh generasi terhilang di padang gurun setelah keluar dari Mesir.
Mereka memiliki salah satu pemimpin terbesar sepanjang masa, tetapi
tetap saja mereka gagal. Kita bisa saja memiliki pemimpin yang sangat
hebat, tetapi terserah kepada kita semua sebagai generasi yang meng-
genapi rencana Ahli Bangunan Master. Dia telah bersabda, “Dan Injil
Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi
semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Matius 24:14).
Janganlah melewatkan tugas kita! Sudah tiba saatnya, waktunya sudah
dekat, dan Dia berada di ambang pintu! Jika kita tidak memenuhi tu-
juan kita, maka Allah akan membangkitkan generasi lain seperti yang
4. Pada awal buku ini, kita membahas 1 Yohanes 4:17, yang menya-
takan bahwa kita bisa mempunyai keberanian percaya pada hari
penghakiman. Setelah mengetahui apa yang Anda lakukan seka-
rang, bisakah Anda menjelaskan mengapa demikian?
343
pola pemberontakan yang tegar tengkuk. Pertobatan adalah pilihan
untuk menjauh dari ketaatan pada diri sendiri dan Setan, bapa segala
dusta, dan mengubah ketaatan kepada Tuhan yang baru, yaitu Yesus
Kristus—Pribadi yang menyerahkan nyawa-Nya bagi Anda.
Anda harus memberikan Yesus kendali penuh atas hidup Anda. Men-
jadikan Yesus sebagai “Tuhan” berarti Anda memberi-Nya kekuasaan
atas hidup Anda (roh, jiwa, dan tubuh)—sebagaimana adanya Anda dan
segala yang Anda miliki. Otoritas-Nya atas hidup Anda menjadi mutlak.
Saat Anda melakukan hal ini, Allah membebaskan Anda dari kegelapan
dan memindahkan Anda ke dalam terang dan kemuliaan kerajaan-Nya.
Anda bergerak dari maut ke dalam hidup—Anda menjadi anak-Nya!
Jika Anda ingin menerima keselamatan melalui Yesus, berdoalah
demikian:
Allah Bapa di Surga, aku mengakui bahwa aku orang berdosa dan telah
gagal memenuhi standar-Mu yang benar. Aku layak dihakimi untuk
selama-lamanya karena dosaku. Puji syukur kepada-Mu karena Engkau
tidak meninggalkan aku dalam keadaan ini, sebab aku percaya Engkau
mengirimkan Yesus Kristus, Anak-Mu yang tunggal, yang lahir dari
Anak Dara Maria, yang mati bagiku dan menanggung hukumanku di
kayu salib. Aku percaya Dia dibangkitkan lagi pada hari ketiga dan se-
karang duduk di sebelah kanan-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamatku.
Jadi pada hari ini, aku bertobat karena terpisah dari Engkau dan
menyerahkan hidupku sepenuhnya kepada kekuasaan Yesus.
Yesus, aku mengakui Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatku.
Marilah masuk dalam hidupku melalui Roh-Mu dan ubahlah aku men-
jadi anak Allah. Aku meninggalkan hal-hal dari kegelapan yang pernah
kupertahankan, dan sejak hari ini dan seterusnya aku tidak akan lagi
hidup untuk diriku sendiri. Oleh kasih karunia-Mu, aku akan hidup
bagi-Mu yang menyerahkan Diri-Mu bagiku sehingga aku dapat hidup
selama-lamanya.
344 lampiran
Terima kasih, Tuhan. Hidupku kini sepenuhnya ada dalam
tangan-Mu, dan menurut Firman-Mu, aku tidak akan pernah
dipermalukan.
lampiran 345
Catatan
Bab 1
1. Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language
(New York: Gramercy, 1993), s.v. “kekekalan.”
2. The American Heritage Dictionary of the English Language, Edisi Ke-
empat (New York: Houghton Mifflin, 2000), s.v. “kekekalan.” Keke-
kalan: kondisi atau sifat yang kekal; abadi: yang ada di luar waktu;
maka artinya adalah keadaan yang ada di luar waktu.
3. Merrill F. Unger, The New Unger’s Bible Dictionary, ed. R. K. Harri-
son (Chicago: Moody, 1988), BibleSoft PCStudyBible Versi 4.
4. Robert Young, Young’s Literal Translation of the Holy Bible (Grand
Rapids, MI: Baker, 1986).
Bab 3
1. Wahyu 2:23 AMP
2. Lukas 16:2
3. Ibrani 4:13 AMP
4. Yohanes 8:24
5. Kisah Para Rasul 4:12 AMP
6. Yakobus 2:10 TLB
7. Efesus 2:8-9 NLT (nama Allah diubah menjadi Jalyn untuk menye-
suaikan dengan cerita itu)
8. Pengkhotbah 9:5-6 NLT
9. Amsal 24:20 NLT
10. Amsal 13:13
11. Matius 22:13-14
12. Wahyu 22:14-15
13. Titus 1:16 NLT (nama Allah diubah menjadi Jalyn untuk menye-
suaikan dengan cerita itu)
14. Lukas 6:46 TEV
15. Matius 7:21-23 TLB (kata surga diubah menjadi Affabel untuk
menyesuaikan dengan cerita itu)
16. Yakobus 2:14, 17-20 NLT (nama Allah diubah menjadi Jalyn untuk
menyesuaikan dengan cerita itu).
347
17. Yehezkiel 18:25, 27-28 TLB
18. Mazmur 50:16-21 TLB
19. Matius 22:13
20. Amsal 30:12
21. Matius 24:12-13 TEV
22. 2 Petrus 2:20-21 TEV (nama Yesus Kristus diubah menjadi Jalyn
untuk menyesuaikan dengan cerita itu)
23. Yehezkiel 18:24-27 NLT
24. Matius 24:13
25. Wahyu 3:5 NASB
26. Amsal 21:16 BIS
27. Matius 22:13-14 (kata ganti dia berubah padanya agar sesuai cerita)
28. Ibrani 10:26-27, 30-31 NLT (nama Allah diubah menjadi Jalyn
untuk menyesuaikan cerita itu)
29. Yakobus 3:1 NLT (kata gereja diubah menjadi sekolah dan nama Allah
diubah menjadi Jalyn untuk menyesuaikan cerita itu)
30. Markus 9:42
31. Lukas 12:45-48 NLT
32. Yudas 13 TEV
33. Matius 22:13-14
34. Wahyu 16:5-7 TEV
Bab 4
1. The American Heritage Dictionary, Edisi Ketiga (New York: Houghton
Mifflin, 1992), s.v. “dasar.”
Bab 5
1. Ulasan Film: The Matrix. http://www.pluggedinonline.com/movies/
movies/a0000128.cfm. Diakses September 5, 2005.
2. Alexander Roberts dan James Donaldson, ed., The AnteNicene Fathers.
“Polikarpus: Surat kepada Jemaat di Filipi,” 10 jilid. (Grand Rapids,
MI:. Wm Eerdmans Publishing Company, 1985), bab 1.
3. Alexander Roberts dan James Donaldson, ed., The AnteNicene Fathers.
“Polikarpus: Surat kepada Jemaat di Filipi,” 10 jilid. (Grand Rapids,
MI:. Wm Eerdmans Publishing Company, 1985), bab 2.
4. Alexander Roberts dan James Donaldson, ed., The AnteNicene Fathers.
“Surat Roma Klemen kepada jemaat di Korintus,” 10 jilid. (Grand
Rapids, MI:. Wm Eerdmans Publishing Company, 1985), bab 32.
348 catatan
5. Alexander Roberts dan James Donaldson, ed., The AnteNicene Fa-
thers. “Surat Klemens dari Roma kepada Jemaat di Korintus,” 10 jilid.
(Grand Rapids, MI:. Wm Eerdmans Publishing Company, 1985),
bab 34.
6. David W. Bercot, ed., Kamus Tentang Keyakinan Kristen Mula-mula
(Hendrickson Publishers, Inc., 1998), 586.
7. Ibid.
8. Josh McDowell, Bukti Yang Menuntut Putusan (San Bernardino, CA:
Berikut Hidup Publishers, 1972), 50-52.
Bab 6
1. Kenneth E. Hagin, Aku Percaya Penglihatan (Tulsa, OK: Faith Library
Publications, 1984), 68-71 (edisi kedua; cetakan kesepuluh).
2. Dari UBS Handbook Series. © 1961-1997 oleh United Bible
Societies.
3. David W. Bercot, ed. Kamus tentang Keyakinan Kristen Mula-mula
(Hendrickson Publishers, Inc., 1998).
4. Ibid.
5. Ibid.
6. Ibid.
7. Ibid.
8. The American Heritage Dictionary of the English Language, Edisi Ke-
empat. Houghton Mifflin Co, 2004 (edisi perangkat lunak).
Bab 8
1. Lukas 14:12-14
2. Mark 12:43-44 TEV
3. Kolose 1:28 (nama Kristus diubah menjadi Jalyn untuk menyesuaikan
cerita)
4. Yehezkiel 13:10-11 NIV
5. 1 Korintus 3:12-15 NLT
6. 1 Tesalonika 2:19-20 NLT
7. Matius 12:36-37 TEV
8. Amsal 12:14 TEV
9. Yeremia 11:20
10. Yeremia 17:10 NLT (nama Tuhan diubah menjadi Jalyn untuk
menyesuaikan cerita)
catatan 349
11. Percakapan ini diadaptasi dari Matius 25:34-40 TEV
12. 2 Korintus 9:10
13. 2 Korintus 9:9 AMP
14. Lukas 14:11 AMP
15. Lukas 19:17 NLT
16. Wahyu 2:26-27 BIS
17. Matius 25:21
Bab 9
1. Nama-nama dalam cerita ini telah diubah untuk menghormati
privasi.
Bab 10
1. James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Peabody,
MA: Hendrickson Publishers, 1988).
2. Biblesoft New Exhaustive Strong’s Concordance, (Seattle, WA: Biblesoft,
Inc., ver 4, 1994.).
Bab 12
1. Bagian ini diadaptasi dari konten yang pertama kali muncul dalam
buku saya Pantang Menyerah: Kuasa yang Anda Perlukan Agar Ja-
ngan Menyerah (Colorado Springs, CO: Waterbrook Press, 2011),
217-219.
Bab 13
1. Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language
(New York: Gramercy, 1993), s.v. “dengki.”
2. The American Heritage Dictionary of the English Language, Edisi Ke-
empat. Houghton Mifflin Co, 2004 (edisi perangkat lunak).
Bab 14
1. Leonard Ravenhill, Sodom Tidak Punya Alkitab (Minneapolis, MN:
Bethany House, 1971), 155.
2. Rebecca Ruter Springer, Mimpiku tentang Surga: Klasik Spiritual Abad
Kesembilan Belas: Awalnya Disebut Sebagai Intra Muros (Cincinnati,
OH: Harrison House), 21.
350 catatan
ROH
KUDUS
Selama tiga tahun para murid sebagai pengikut Yesus, berjalan dengan-Nya dan
mendengar segala yang Dia khotbahkan. Namun Yesus mengatakan kepada saha-
bat terdekatnya itu bahwa Dia harus meninggalkan mereka agar Roh Kudus bisa
datang—dan mereka akan lebih baik karena kehadiran-Nya (Yohanes 16:7, 13-14).
Jika ini benar tentang para murid, yang menghabiskan setiap hari dengan Yesus,
berapa banyak lagi kita perlu Roh Kudus yang terlibat secara aktif dalam kehidupan
kita saat ini? Roh Kudus sering digambarkan sebagai sesuatu yang “aneh.” Tetapi
Alkitab menjelaskan bahwa Roh bukanlah sesuatu. Dia adalah sosok—Pribadi yang
telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan Anda. Dalam buku interaktif ini,
John Bevere mengundang Anda ke sebuah penemuan pribadi dari Pribadi yang
paling diabaikan dan disalahpahami di Gereja: Roh Kudus.
Ada alasan mengapa kita melihat orang lain sebagai saingan dan membatasi diri
kita dengan perbandingan dan kompetisi. Kita memiliki musuh yang menyerang
pikiran, tujuan dan emosi kita, dengan harapan bahwa kita akan menyerang diri
kita sendiri dan orang lain. Lingkaran ini mengisolir kita dari hubungan intim,
menciptakan kebingungan akan identitas dan membatasi tujuan hidup kita.
Dalam buku Tak Tertandingi ini, penulis buku laris Lisa Bevere membagikan
bagaimana pewahyuan tentang kasih Tuhan akan menghancurkan batasan-batasan
ini. Anda akan belajar bagaimana cara untuk berhenti melihat orang lain sebagai
lawan dan memiliki hubungan yang dalam dengan Sang Pencipta seperti yang
Anda idam-idamkan – sebuah koneksi yang menjanjikan identitas Anda sebenar-
nya dan hubungan yang sangat dekat. Dengan pengajaran Alkitabiah yang benar,
penuh dengan nubuat yang mendalam tentang zaman ini, Lisa menggunakan
humor dan semangatnya untuk menantang Anda.
Inilah saatnya untuk maju ke depan dan hidup dalam kehidupan yang tak
tertandingi
Sumber-sumber pengajaran tambahan tersedia
dalam berbagai bahasa di:
CloudLibrary.org
Messenger International hadir
membantu pribadi-pribadi,
keluarga, gereja dan bang-
sa-bangsa menyadari dan
merasakan kuasa Firman
Allah yang mengubahkan.
Berkunjunglah ke
CloudLibrary.org untuk
mendapatkan bahan-bahan
pengajaran dari John dan Lisa
Bevere dalam lebih dari 80
bahasa!
Affabel adalah alegori epik Kristen yang ditulis oleh John Bevere. Teater ini
menawarkan jendela menuju apa yang terlihat dalah realitas duniawi dan
menggambarkan banyak kebenaran yang terpantul dari kerajaan Allah. Amat
penting bagi orang percaya untuk hidup dengan persfektif kekal, namun
kekekalan dapat sulit untuk dipahami.