Anda di halaman 1dari 12

BAB I

I.1 Latar Belakang


Pada tahun 1752-1811 Raden Asiruddin/Temanggung Notokusumo atau di panggil
Panembahan Sumolo merupakan Raja yang memerintah sumenep pada saat itu. Beliau
menggantikan ibunya sendiri yaitu Raden Ayu Tirto Negoro, dan kemudian Panembahan
Sumolo digantikan oleh anak pertamanya yaitu Sultan Abdurrahman. Dua bangunan
monumental yang merupakan budaya peninggalan raja di Sumenep yang saat ini masih bisa
disaksikan oleh generasi kita yaitu Masjid Jami’ dan Keraton Sumenep dimana merupakan
salah satu daya tarik pariwisata kota sumenep yang lahir di masa pemerintahan Panembahan
Sumolo. Pada masa Panembahan Sumolo aset keraton di perjelas dengan adanya peta sebaran
aset. Beliau juga mewariskan sistem pelestarian peninggalan – peninggalan keraton, yang
berjalan secara estafet, dan dikelola oleh Lembaga wakaf yang dikenal dengan nama “Wakaf
Panembahan Sumolo” yang dipimpin oleh Nadhir dari trah keraton. Upaya tersebut
dilakukan agar tidak ada campur tangan pihak luar, khusunya belanda di masa itu. Aset aset
yang di tanggung jawabkan berupa pertokoan, perkantoran, dan bangunan. Keseluruhan aset
tersebut diikat dengan sistem sewa kepada Pemkab Sumenep, pihak swasta, dan masyarakat.

Hasil sewa aset keraton dan juga dana konstribusi Pemkab Sumenep dikumpulkan dan
dikelola oleh Organisasi Perkumpulan Wakaf Panembahan Sumolo dan nantinya
diperbantukan kepada keturunan keraton yang kurang mampu sesuai wasiat dari Panembahan
Sumolo. Uang tersebut dibagikan setiap 3 bulan sekali kepada keturunan keraton yang
kurang mampu di Kota Sumenep dan yang ada di desa lainnya kurang lebih 500 orang.
Apabila penerima bantuan meninggal dunia maka akan digantikan kepada salah satu ahli
waris yang berhak menerima bantuan karena tergolong tidak mampu. Dan untuk penerima
bantuan yang baru nantinya akan bertambah juga sesuai dengan jumlah keuangan atau
menyesuaikan keuangan hasil sewa tersebut.

Proses pembayaran sewa wakaf masih dilakukan secara manual dengan datangnya
pengurus lapangan langsung ke penyewa yang terdiri dari pemilik toko dan ruko makanan
yang sudah melakukan perjanjian penyewaan aset kepada penambahan sumolo. Sehingga
proses penarikan biaya sewa menghambat pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan oleh
pengurus,
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu mengurangi beban pengurus
dengan membuatkan aplikasi pembayaran yang di uji menggunakan Payment Gateaway dan
Messaging gateaway. Serta

Ada beberapa Teknik penjadwalan pendekatan heuristic yang masing – masing memiliki
keunggulan, salah satu teknik yang akan digunakan dalam penelititan ini adalah Algoritma
Ant. Algoritma Ant merupakan salah satu dari teknik yang paling sukses dalam
pendjadwalani. Program generasi pertama yang menggunakan computer dalam masalah
penjadwalan dikembangkan pada awal tahun 1960. Menggunakan Algoritma Ant dalam
penelitian ini sangatlah tepat dimana Batasan – Batasan yang tersedia di

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1 Permasalahan
Sumber daya Manusia yang mengurus penerimaan wakaf sangat terbatas, pengurus
yang bertugas juga diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan secara
bersamaan. Dalam penyewaan aset yang dilakukan. Penyewa melakukan pembayaran
sewa dengan manual didatangi oleh pengurus yang tiap bulannya datang ke tempat.
Terkadang juga ada penyewa yang tidak tepat waktu membayar sehingga keuangan
terhambat dan membuang waktu pengurus yang sedang bertugas.

I.2.2 Solusi Permasalahan


Membuatkan penjadwalan otomatis menggunakan pendekatan algoritma heuristik
metode Ant yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan penjadwalaan yang
akan mengurangi efisiensi waktu. Dan diimplementasikan kedalam aplikasi berbasis web
yang mampu membantu pengurus dalam mengkordinir dan mengakses data-data yang
dibutuhkan menjadi lebih mudah dan terstruktur dari mulai pendataan aset, mendata aset
yang dikelola oleh wakaf, pendataan penerimaan wakaf dan laporan dana yang telah
dikelola.

Membuatkan aplikasi yang membantu pembayaran dilakukan dengan transfer


menggunakan payment gateway dan pemberitahuan kepada penyewa menggunakan
messaging gateway serta scoring terhadap penyewa yang nantinya dapat diketahui
loyalitas penyewa, yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan pembayaran
menual yang telah diterapkan, nantinya mampu mengurangi efisiensi biaya pengurus dan
membiasakan penyewa dengan teknologi saat ini serta memberikan keringanan pengurus
dalam mengkordinir dari mulai pendataan aset, mendata aset yang dikelola, pendataan
penerimaan wakaf dan laporan dana yang dikelola. Penilaian scoring ini memberikan
rank prioritas untuk penyewa. Penilaian berdasarkan luas yang disewakan, nilai sewa,
ketepatan membayar, dan durasi lama sewa, penilaian ini menggunakan pendekatan
smarter

I.2.3 Pertanyaan Penelitian


I.3 Manfaat Dan Tujuan
I.3.1 Manfaat
1. Mengetahui pendekatan smarter dalam scoring yang dilakukan pada penyewa di
panembahan sumolo untuk mengetahui loyalitas penyewa.
2. Mengimplementasikan teknologi pembayaran secara online saat ini kepada
penyewa panembahan sumolo.

I.3.2 Tujuan
1. Mengurangi efisiensi biaya pengurus dalam melakukan penarikan biaya
penyewaan.
2. Mengetahui loyalitas penyewa dengan dilakukannya scoring.
3. Mempercepat proses pembayaran serta mengimplementasikan pembayaran online.
4. Meringankan pekerjaan pengurus menjadi lebih mudah diakses lewat device.

I.4 Batasan Masalah


1. Studi kasus pada wakaf panembahan sumolo yang terletak di kabupaten Sumenep.
2. Aplikasi pembayaran menggunakan payment gateway dan scoring penyewa di
implementasikan ke dalam website menggunakan pendekatan Smarter.
I.5 Metode Penelitian
I.6 Sistematika Proposal
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang pengidentifikasian masalah penelitian dan hal-
hal yang mendasari dilakukannya penelitian. Adapun bagian yang terdapat
di bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, manfaaat dan tujuan,
Batasan masalah, metode penelitian, sistemika proposal.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori, temuan dan bahan penelitian
lain yang menjadi acuan dalam penelitian, termasuk algoritma yang
digunakan, pengertian wakaf, pengertian penjadwalan, penggunaan
library, bahasa pemograman yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Wakaf
Wakaf menurut Undang – undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf adalah
Perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan Sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selama – lamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah

II.2 Payment Gateaway


Layanan payment gateway adalah layanan pihak ketiga yang menghubungkan
merchant dengan bank. Dengan tersedianya layanan tersebut, merchant dapat menawarkan
layanan pembayaran online di situs belanja online mereka dengan menghubungkan situs
web mereka ke layanan payment gateway menggunakan API Service (API). Layanan
payment gateway diperlukan karena tingginya biaya awal dan biaya pemeliharaan untuk
terhubung ke bank. Selain itu, diperlukan juga sistem yang dapat menghubungkan rekening
bank nasabah dengan merchant (Gulati et al.,2007; Duric et al., 2007).
Gambar. Transaksi Flow Payment Gateaway

II.3 Messaging Gateaway


SMS Gateway adalah gateway yang menyiarkan informasi melalui SMS. Anda dapat
mengirimkan pesan ke beberapa nomor secara otomatis dan cepat, hanya terhubung langsung
ke database nomor ponsel, tidak perlu memasukkan ratusan nomor ponsel dan pesan pesan
karena semua nomor akan secara otomatis diambil dari database. (Gulati et al.,2007; Duric et
al., 2007)

SMS Gateway adalah komunikasi SMS yang berisi informasi berupa nomor
handphone pengirim, penerima, waktu dan pesan. Untuk memproses semua transaksi yang
masuk, diperlukan sistem yang dapat menerima kode SMS sebanyak , memproses informasi
yang terkandung dalam pesan SMS dan mengeksekusi transaksi yang diminta. n (Afrina &
Ibrahim, 2015).

Whatsapp Gateway adalah salah satu dari API yang mampu mengirim pesan ke platform
lainnya (Wulansari et al., 2019)

II.4 Metode Smarter


Simple Multi Attribute Rating Technique Exploiting Rank (SMATER) adalah suatu
teknik atau metode dari beberapa atribut dalam sistem pengambilan keputusan. Metode ini
dikembangkan oleh Edward dan Baron pada tahun 1994 dari metode. SMART pada tahun
pada tahun 1971 dan SMARTS metode pada tahun 1977.

Teknik pengambilan keputusan multi kriteria berdasarkan terhadap teori setiap alternatif
terdiri dari bebrapa kriteria yang memiliki Analisis Metode Simple Multi Attribute Rating
Technique Exploiting Rank (SMARTER) dan Nilai-nilai lalu setiap kriteria memilii bobot
yang menggambarkan pentingnya dirinya dibandingkan dengan kriteria lain. Pembobotan
metode SMARTER menggunakan rentang 0 hingga 1, sehingga memudahkan dalam
menghitung dan membandingkan nilai untuk setiap alternatif.

Pada metode SMARTER, bobot dihitung menggunakan rumus pembobotan Rank-Order


Centroid (ROC). ROC ini didasarkan pada kepentingan atau prioritas kriteria. Bobot ROC
diperoleh dengan prosedur matematika sederhana dengan prioritas. Ide dasarnya dapat
diilustrasikan dengan 2 properti, A dan B. Jika A didahulukan, maka bobotnya harus antara
0,5 dan 1 sehingga titik tengah interval 0,75 dianggap sebagai bobot perkiraan, yang
merupakan basis dari prinsip komitmen terkecil. Jadi berat B akan menjadi 0,25 (yang
merupakan titik tengah antara 0 dan 0,5). Prosedur ini dapat dibangun sebagai berikut (jika
ada kriteria K).

langkah yang harus dicapai dengan menggunakan metode SMARTER adalah sebagai
berikut:

1. Menentukan jumlah kriteria, kriteria-kritera tersebut nantinya yang akan menjadi


objek perhitungan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
2. Dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan bobot-bobotnya dengan
perhitungan Rank Order Centroid (ROC).Pembobotan dengan teknik ROC secara
umum dapat dirumusakan sebagai berikut[5]:

( ) ∑ ( 1+ 1i )
k
1
Wk=
K i=k

Penjabaran Rumus:

 If W i ≥W 2 ≥ ⋯ … .. ≥W k then

 W =
( 1+ + + ⋯+ )
1 1
2 3
1
K
1
K

 W =
( 0+ + + ⋯+ )
1 1
2 3
1
K
2
K

 W =
( 0+0+ +⋯+ )
1
3
1
K
3
K

 W =
( 0+⋯ +0+ )
1
K
K
K

Keterangan :

W = Nilai Pembobotan Kriteria


K = Jumlah kriteria

i = Nilai alternatif

3. Nilai utility juga diperlukan sebelum menghitung nilai akhir, untuk menghitung nilai
utility digunakan rumus sebagai berikut :

ui ( a ) =100 % ×
( C i−Cmin

C max −C min
)
Keterangan :
ui ( a ) = nilai utility kriteria ke-I untuk kriteria ke-i
C i = nilai kriteria ke-i
C min = nilai kriteria minimal
C max = nilai kriterian maksimal

4. K
un =∑k−1 W k U n ( X n )

Keterangan :

U n = Nilai akhir
W k = Bobot kriteria ke k

U n ( X n) = Nilai utility kriteria ke k untuk alternatif ke -h


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pendataan aset yang dikelola oleh wakaf

Mendata penerimaan setiap aset

Pendataan penerima wakaf

Pengeluaran

Laporan cash in cash out


i
Karl F. Doerner

Anda mungkin juga menyukai