Anda di halaman 1dari 1

Dede Rizqi Ramdani – 2220 1000 22, Artikel Mini Filsafat dan Etika Dakwah

Dakwah dalam Perspektif Sosiologi

Emiel Durkheim (1964, 387), mengatakan bahwa fungsi sosial utama agama adalah menyatukan
manusia ke dalam komunitas moral, yang relevan dengan bidang sosiologi. Penegasan Betty R. Scharf
(2004, 107) bahwa Durkheim percaya bahwa fungsi sosial agama adalah untuk mendukung dan
melestarikan masyarakat yang ada juga menambah kepercayaan. Agama berkontribusi pada kohesi sosial
dan solidaritas. Sementara itu, Dawson dan Thiessen (2014, 582–584) menyatakan bahwa aspek sosial
agama perlu menumbuhkan kepercayaan guna meningkatkan kredibilitas penganutnya melalui transformasi
dan konsensus kolektif. Kemudian, nilai-nilai agama perlu memberi otoritas atas masalah sosial atau moral
tertentu seperti bagaimana menjalani hidup bersama dengan cara terbaik. Ini menetapkan standar perilaku
dan etika yang merupakan fondasi masyarakat. Dengan mendukung berkembangnya pengendalian diri
ketika berinteraksi dengan berbagai aspek masyarakat dan berperan sebagai salah satu bentuk pengendalian
sosial, maka dimensi keagamaan juga harus mampu ikut membentuk berbagai aspek kehidupan sosial.
Dimensi dan tujuan agama sebenarnya dapat menumbuhkan kehidupan sosial yang disiplin dan teratur,
sebagaiman disebutkan dalam QS. al-Rum [30]: 30.

َ‫اس ََل يَ ْعلَ ُموْ ُۙن‬ ٰ‫ق ه‬


ِ َّ‫ّللاِ هۗذلِكَ ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ُۙ ُم َو هل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن‬
ۗ
ِ ‫اس َعلَ ْيهَا ََل تَ ْب ِدي َْل لِخَ ْل‬
‫ه‬
َ َّ‫ّللا الَّتِ ْي فَطَ َر الن‬ ْ ِ‫ك لِل ِّد ْي ِن َحنِ ْيفً ۗا ف‬
ِ ٰ َ‫ط َرت‬ َ َ‫فَاَقِ ْم َوجْ ه‬

Menurut Syahputra (2007), ayat ini menjelaskan bahwa hakikat dakwah adalah upaya
memanusiakan manusia setelah didehumanisasi atau upaya mengembalikan manusia kepada fitrahnya,
khususnya Islam. Menurut Nashori (2003), dakwah berfungsi sebagai pengingat bagi orang-orang beriman
untuk meningkatkan dan mempertahankan keimanannya, sedangkan dakwah berfungsi sebagai ajakan
kepada orang-orang kafir untuk kembali ke alam dan berpegang pada kebenaran Islam. Menurut Asep
Muhidin, dakwah adalah upaya mengamalkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran spiritual melalui kegiatan
lisan dan tulisan, penalaran, dan perbuatan. Merupakan kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia
untuk berada di jalan Allah (sistem Islam) yang sesuai dengan fitrahnya secara integral. universal sesuai
dengan landasan Islam (Muhidin, 2002).

Ketika datang untuk beradaptasi dengan perubahan, proses sosial akan selalu dipengaruhi oleh
persepsi masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan keagamaan termasuk di dalamnya. sehingga persepsi
aktivitas keagamaan juga dapat melayani tujuan sosial. Menurut Morris (2003, 105), latihan yang ketat dan
cinta juga kemampuan untuk mengontrol, memperkuat dan mengirimkan emosi yang berbeda, mulai dari
satu usia ke usia berikutnya, sebagai tempat bergantung untuk pengembangan pedoman masyarakat umum
yang bersangkutan. Oleh karena itu, sudah selayaknya sosiologi dakwah juga memberikan kontribusi bagi
pengembangan masyarakat beragama yang adaptif terhadap perubahan sosial. Dari berbagai bentuk
perubahan di atas, poin-poin penting dapat dijadikan tolak ukur untuk menelusuri kembali respon sosiologis
terhadap konsep dakwah.

Referensi:
Dawson, Lome L. & Thiessen, Joel. 2014. The Sociology of Religion: A Canadian Perspective. Ont. : Oxford University Press
Durkheim, E. 1964. The Elementary Form of The Religions Life. London: Allen & Unwin Fakhriansyah, Muhammad. 2020.
Berhaji di Masa Pandemi
Morris, Brian. 2003. Antropologi Agama: Kritik Teori-Teori agama Kontemporer. Yogjakarta: AK Group
Muhidin, A. (2002). Nahwu Shorof Tadrijy. Jakarta: Penerbit Serambi.
Nashori, F. (2003). Potensi-Potensi Manusia Seri Psikologi Islam. Yogyakara: Pustaka Pelajar.
Scharf , Betty R. 2004. Sosiologi Agama. Jakarta: Kencana
Syahputra, I. (2007). Komunikasi Profetik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Anda mungkin juga menyukai