Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KARYA SENI RUPA

OLEH:

WAHYUDI S

MAS AR-RAIHAN LATTEKKO


TAHUN AJARAN 2022/2023
AWANGPONE
MELUKIS DI TAMAN

A. Perupa

Melukis di taman merupakan karya dari Kartono Yudhokusumo. Kartono

Yudhokusumo merupakan pelopor untuk genre lukis an dekoratif di Indonesia, per

kembangan genre lukisan dekoratif dimulai dari lukisan-lukisan realisme dengan

penggunaan warna yang bebas tanpa terikat ketentuan penggunaan warna, begitu

pula dengan karya “Melukis di Taman” yang di buat pada tahun 1952 oleh Kartono

Yudhokusumo.

B. Jenis Karya

Jenis karya yaitu dua rupa dimensi seni lukis. Media lukisan ini adalah

kanvas dengan ukuran 90x55cm, dan menggunakan cat minyak sebagai media
warna. Media lukisan ini adalah kanvas dengan ukuran 90x55cm, dan

menggunakan cat minyak sebagai media warna.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan berupa kanvas dan cat minyak, membuat

lukisan ini menjadi terlihat lebih solid, dengan warna-warna cerah dan dominan

merah sebagai bentuk penegasan rasa dari pelukis.

Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa

digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil

lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun

bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas

mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik

pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak

dan canvas sebagai media pilihan untuk melukis. Alat pendukung lainnya dapat

berupa pisau lukis, kain lap, easel, dan bingkai (untuk meletakkan hasil lukisan).

D. Unsur Fisik dan Nonfisik

1. Unsur Fisik

Keberadaan garis dalam lukisan ini, pada dasarnya berfungsi sebagai


identitas bentuk, sehingga bentuknya dapat dikenali. Garis sebagai identitas

bentuk, seperti halnya bentuk-bentuk yang tampak pada: wanita, laki-laki,

lukisan, pepohonan , beberapa kuda, empat rumah . Garis-garis yang ada

terlihat cukup luwes, lemah gemulai mengikuti ”bentuk” yang ritmis.

Sebagian terdapat garis yang bebas atau garis yang saling tumpang tindih.

Garis tersebut mendeskripsikan batas-batas atau kontras dari nada gelap

terang, warna atau tekstur yang terjadi sepanjang batas-batas bentuk


tersebut. Dengan demikian, rupa bentuk pada lukisan ini adalah bentuk yang

terlihat dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk yang lain atau ruang yang

mengelilinginya.

Bangun (shape) pada lukisan ini terjadi karena dibatasi oleh sebuah

garis, juga dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang. Hal itu

ditunjukkan seperti pada figur wanita berkebaya dan laki pelukis yang

duduk pada bagian latar depan, latar tengah, dan latar belakang. Bangun

(shape) dalam hal ini mengalami perubahan di dalam penampilannya.

Bangun/shape itu dapat dilihat dengan beberapa figur wanita berkebaya dan

laki pelukis yang sengaja dilakukan deformasi. Artinya, bentuk-bentuk

tersebut sebagai penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi

karakter, yaitu dengan cara mengubah bentuk objek atau dengan hanya

sebagian yang dianggapnya mewakili karakter bentuk.

Sedangkan warna-warna, seperti: hijau, kuning, biru, putih, coklat,

hitam, dan oker yang hadir dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda pada

bentuk yang membedakan ciri bentuk atau benda satu dengan yang lainnya.

Demikian pula pembagian bidang lukisan yang terbagi atas latar depan, latar

tengah, dan latar belakang membawa indera penglihatan kita terhadap ruang

semu. Artinya, indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai


gambaran sesungguhnya yang tampak pada kanvas.

2. Unsur Nonfisik

Berdasarkan unsur fisik di atas, menunjukkan prinsip

pengorganisasian dalam lukisan. Unsur-unsur itu, seperti: wanita

berkebaya, laki-laki pelukis, empat kuda, dan pepohonan kelapa ditata

secara berdampingan dan menimbulkan prinsip keserasian. Artinya, letak

wanita berkebaya yang sedang dilukis oleh seorang pelukis menunjukkan


hukum realitas, yaitu sesuatu keadaan yang tidak jauh dari kenyataan di

mana mata melihat. Keberadan itu membawa bayangan kita pada komposisi

segitiga, apabila ujung-ujungnya kita hubungkan satu dengan yang lain.

Selanjutnya, ukuran badan wanita yang berada di depan serta di belakang

tidak sama, seperti: besar, sedang, dan kecil juga menimbulkan susunan

yang seimbang (mengingatkan pada hukum timbangan). Artinya,

keseimbangan ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian, karena

mempunyai kesan dinamika yang memberi kemungkinan variasi yang lebih

banyak. Ia mempunyai keunikan yang didasarkan atas perhitungan kesan

bobot visual dari unsur-unsur yang dihadirkan ataupun ukuran bentuk yang

dominan. Proporsi dan skala yang mengacu pada hubungan antara bentuk

satu dengan yang lain dalam keseluruhan lukisan ini, ditunjukkan pada

bentuk-bentuk yang terletak pada ketiga latar. Hal ini tampak pada warna,

garis, dan bentuk yang terdapat dalam beberapa area tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan lukisan ini, yang

berkaitan dengan fungsi garis adalah sebagai identitas bentuk, sehingga

bentuknya secara umum dapat dikenali.Demikian juga dalam

pengorganisasian unsur-unsur seni yang ada, penempatannya menimbulkan

kesan seimbang, dan harmonis. Pengorganisasiannya menunjukkan


keterpaduan secara utuh dan menyatu.

Anda mungkin juga menyukai