NIM : 210701073
Program Studi : Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Seni Pertunjukan Indonesia
GONG
Gong adalah alat musik yang lazimnya terbuat dari logam, bentuknya bundar besar dengan
pencu atau benjolan bulat di tengah, dan biasanya digantung dengan tali pada sebuah bingkai
penopang. Dalam bahasa Inggris, istilah gong muncul pertama kali setiap kita tahun 1600 dan
barangkali dipinjam dari Indonesia.
Prinsip bunyi gong adalah apabila dipukul, maka pusat getaran terkuat terletak di bagian
tengah permukaan alat. Peranan gong dalam sebuah ansambel beraneka ragam, ada yang
menggunakan serangkaian gong yang terus-menerus membawakan lagu utama, sementara
ada yang menggunakan gong sesekali saja. Gong bisa ditemukan dalam ansambel-ensambel
di berbagai wilayah di Indonesia, tidak hanya di tempat asalnya. Ansambel gong juga
ditemukan di luar Indonesia terutama di kawasan Asia Tenggara. Gong tersebar bahkan
sampai ke Jepang, Australia, Eropa, dan Amerika.
Tidak semua musik gamelan yang terdapat di luar negeri diciptakan dengan gaya tradisional,
ada pula yang dibuat dengan gaya kreasi baru. Sedikitnya, ada tiga golongan komponis baru
yaitu: pertama, komponis yang menciptakan komposisi baru untuk gamelan standar; kedua,
komponis yang membuat komposisi untuk gamelan kreasi; ketiga, komponis yang menulis
komposisi untuk orkes dan alat-alat musik barat dengan menggunakan kesan dan pengaruh
dari suara gamelan.
Ada teori yang mengatakan bahwa gong berasal sebagai alat musik merupakan
perkembangan dari gendang perunggu. Jika kedalaman gendang perunggu diperpendek, alat
tersebut menjadi semacam gong datar (tanpa pencu).
Bunyi terjadi karena ada getaran atau vibrasi. Getaran menimbulkan gelombang bunyi, yang
merambat melalui medium udara untuk kemudian sampai ke telinga pendengarnya.
Penggolongan alat musik berdasarkan sumber getar utama adalah:
a. Kordofon (chordophone). Sumber getar utamanya adalah senar/dawai/kawat/tali
(bahasa Yunani: chord). Contohnya, rebab, gitar, dan lain-lain.
b. Aerofon (aerophone). Sumber getar utamanya adalah udara yang terdapat di dalam
alat. Contohnya, suling, serunai, klarinet, dan lain-lain.
c. Membranofon (membranophone). Sumber getar utamanya adalah suatu membran
atau selaput (bisa dari kulit, plastik, kertas, dan sebagainya). Contohnya, gendang.
d. Idiofon (idiophone). Sumber getar utamanya adalah badan alat musik itu sendiri.
Contohnya, gong, angklung, kentongan, dan lain-lain.
e. Elektrofon (electrophone). Sumber getar utamanya adalah listrik. Contohnya, gitar
listrik, keyboard listrik, dan lain-lain.
Gong termasuk dalam golongan idiofon. Sumber getar utamanya adalah badan alat musik itu
sendiri. Pada dasarnya seluruh badan gong ikut bergetar, namun getaran yang paling kuat
terletak pada bagian tengah dari permukaan alat. Gong perlu dibedakan dari lonceng,
meskipun keduanya sama-sama idiofon. Prinsip getaran pada lonceng berbeda dengan gong.
Pada lonceng, pusat getaran terletak pada bagian pinggir atau bibirnya.
Tinggi rendahnya bunyi yang dihasilkan oleh suatu alat musik dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa, tinggi atau rendahnya nada pada alat musik
bilahan bergantung pada panjang atau pendek dan tebal atau tipisnya bilahan.
Prinsip suling agak mirip dengan prinsip bilahan. Semakin panjang pipa, atau juga semakin
lebar diameter tabung/pipa, nadanya akan semakin rendah, dan sebaliknya. Begitu pula
dengan alat musik dawai, semakin panjang atau semakin tebal senarnya, nada semakin
rendah.