Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat pada
udara (atmosfer). Dari pengertian ini dapatdisimpulkan bahwa tinggi rendahnya
tingkat kelembaban udara bergantung pada jumlah uap air yang dapat dikandung oleh
udara. Banyaknya uap air yangdikandung oleh hawa tergantung pada temperatur.
Semakin tinggi temperatur,maka semakin banyak uap air yang dapat dikandung oleh
udara dan sebaliknya.Kabut dan awan merupakan salah satu perwujudan dari
kelembaban udara. Kabut terbentuk akibat jumlah uap air yang tidak dapat ditampung
oleh udara yangberada pada temperatur yang rendah dan menyebar disekitar
permukaan bumi.Wilayah berkabut mayoritas terdapat pada daerah dataran tinggi dan
pegununganyang memiliki temperatur rendah(Hardjodinomo, 1975).
Kelembapan udara sering juga disebut kelengasan udara. Kemampuan udara
mengandung uap air (Water Hoding Capacity) tergantung kepada temperatur udara
yang bersangkutan. Teori Water Holding Capacity menyatakan bahwasemakin tinggi
temperatur suatu udara maka kemampuan mengandung uap airsemakin besar,
semakin rendah temperatur suatu udara kemampuan mengandunguap air semakin
kecil(Hadori, 2007).
Kelembapan udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapatdinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
deficit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakandengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembapan
nisbimembandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udarauntuk
menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhuudara.
Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuhdan tekanan
uap aktual(Handoko, 1995).
Kelembaban udara dapat diukur dengan psikrometer yang terdiri
daritermometer bola basah dan termometer bola kering. Alat ini ditempatkan
dalamsangkar meteorologi dalam kedudukan tegak. Bola yang mengandung air raksa
dari termometer bola basah dibungkus dengan kain yang dibasahi terus
menerusdengan air destilasi melalui benang yang tercelup pada sebuah mangkok air
kecil.Dengan memutar psikrometer di luar sangkar meteorologi selama kurang lebih
1sampai 2 menit dapat dibaca suhu termometer bola basah dan bola kering, kemudian
dengan menggunakan tabel kelembapan nisbi udara. Di samping spikrometer
(termometer bola basah dan kering) masih ada alat ukur kelembapanudara lainnya,
yaitu higrometer rambut atau higrograf rambut. Higrograf biasanya disatukan dengan
termograf sehingga disebut termohigrograf. Sensor dibuat darirambut dan piasnya
dapat harian atau mingguan. Alat ini dapat mencatatkelembaban nisbi sampai 100%
(Bayong, 2004).
Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara
yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis,
serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum
disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut
psikrometer (Gunarsih, 1990).
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu
bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang
melayang-layang di udara. Kabut melayang laying dekat permukaan tanah, kalau
awan melayang- layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa
tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air yang
dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih
besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan
uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari
udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan
udara semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada
suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut
mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum
(Zailani, 1986).
Pada keseharian dalam beraktivitas seseorang membutuhkan tempat atau
ruangan yang nyaman agar dapat berkonsentrasi pada suatu bidang yang
dikerjakannya. Salah satu faktor kenyamanan dalam beraktifitas pada suatu ruangan
ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Suhu
dan kelembaban udara ruangan dinilai sangat mempengaruhi kelancaran proses
tersebut(Nabilah, 2016).
Suhu dan kelembaban lingkungan ruangan sangat berpengaruh pada
efektivitas kegiatan atau bahkan dalam pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang
terlalu panas atau terlalu lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh
dan dapat menyebabkan keletihan terlalu dini sedangkan pada lingkungan yang
terlalu dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat
motorik tubuh yang disebabkan oleh timbulnya kekakuan fisik tubuh(Nabilah,
2016).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 mengenai Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, bahwa persyaratan udara ruangan yang baik memiliki
range suhu berkisar 18 °C – 28 °C dan kelembaban udara 40% - 60%. Apabila suhu
udara diatas 28 °C maka diperlukan alat penata udara seperti kipas angin atau Air
Conditioner (AC). Oleh karena itu, sistem monitoring dan kendali terhadap suhu
pun berperan penting untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi dan juga
dapat bermanfaat untuk mempertahankan atau menjaga suhu(Nabilah,2016).
Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatlah suatu alat yang mampu untuk
memantau dan juga menjadi sistem kendali terhadap suhu dan kelembaban pada
ruangan. Pada alat tersebut, terdapat sebuah 1 buah terminal atau stop kontak
yang dapat mengaktifkan sebuah kipas. Kipas diharapkan dapat digunakan untuk
menurunkan suhu atau mendinginkan suatu ruangan dan juga memberikan kenyaman
terhadap proses belajar mengajar dan diskusi rutin(Nabilah, 2016).
Indonesia adalah daerah tropis dengan suhu yang tinggi dan kelembaban yang
tinggi pula. Umumnya orang Indonesia beraklimatisasi pada suhu antara 18-30˚C
dengan kelembaban relatif antara 40-60%. Apabila suhu lingkungan lebih tinggi
daripada suhu tubuh maka tubuh akan menerima panas dari lingkungan secara
konveksi. Sedangkan bila suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh maka
panas tubuh akan pindah ke udara sekitar. Bila atlet biasa berlatih pada suhu 29˚C
kemudian akan berkopetisi pada daerah dengan suhu tinggi, sebaiknya
menyesuaikan diri selama 12-14 dan apabila tempat tujuan mempunyai
temperature lebih rendah, maka penyesuaian hanya dibutuhkan beberapa hari.
Kelembaban udara perperan penting terhadap penguapan keringat, apabila udara
lingkungan mempunyai kelembaban yang tinggi, maka penguapan keringat akan
terganggu yang berakibat terhadap peningkatan suhu tubuh. Telah dilakukan
penelitian pada kelembaban udara yang berbeda pada latihan fisik yang sama.
Didapatkan terjadi penurunan suhu tubuh secara bermakna pada kelembaban
40% dibandingkan kelembaban 50% dan 60% (Sandi, 2017).

Anda mungkin juga menyukai