Anda di halaman 1dari 20

DINAMIKA STRUKTUR i

DINAMIKA STRUKTUR i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya


sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Ajar Mata Kuliah Dinamika Struktur
ini. Buku ajar ini merupakan bagian dari media bahan ajar yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang
disampaikan, khususnya mata kuliah Dinamika Struktur, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.

Buku ajar ini disusun dalam enam bab. Bab I memperkenalkan konsep-
konsep dasar mengenai dinamika struktur, respon struktur terhadap beban
dinamik, analisa dinamis pada struktur, serta derajat kebebasan. Bab II membahas
sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) yang meliputi pemodelan parameter,
pemodelan matematis, free body diagram, dan persamaan gerak dari suatu
struktur. Getaran bebas sistem SDOF untuk kondisi tak teredam dan teredam
dibahas pada bab III. Selain itu juga dijelaskan mengenai eksperimen penentuan
frekuensi alami dasar dan faktor damping, serta getaran bebas dengan coulomb
damping dari sebuah sistem SDOF. Sistem SDOF terhadap gerak harmonis untuk
sistem tak teredam dan sistem dengan redaman viskous dijelaskan pada bab IV.
Bab V membahas respon sistem SDOF terhadap bentuk spasial dari eksitasi,
meliputi respon sistem redaman viskous untuk step input ideal, respon sistem tak
teredam pada rectangular pulse dan pembebanan ram, serta impuls dengan durasi
pendek, unit respon impuls. Bab VI dibahas tentang respon sistem SDOF pada
eksitasi dinamis dengan metode integral duhamel. Akhirnya, pada bab VIII dan IX
membahas mengenai sistem berderajat kebebasan banyak (MDOF).

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang
ingin mengkaji dinamika struktur.

Hormat kami,

Penyusun
DINAMIKA STRUKTUR ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan mengenai Dinamika Struktur ........................................................ 1
1.2 Analisa Dinamis pada Struktur ............................................................................ 2
1.3 Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom) .......................................................... 4
BAB II SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL (SDOF) ............... 6
2.1 Pemodelan Parameter......................................................................................... 6
2.2 Pemodelan Matematis ........................................................................................ 7
2.3 Free Body Diagram .............................................................................................. 9
2.4 Persamaan Gerak (Equation of Motion)............................................................ 10
2.4.1 Aplikasi dari Hukum Newton Pada Model-model Lumped Parameter........... 10
2.4.2 Prinsip D’Alembert .......................................................................................... 12
2.4.3 Solusi Persamaan Gerak SDOF Tak Teredam (Undamped) ............................. 15
2.4.4 Persamaan Gerak SDOF Teredam (Damped) .................................................. 20
BAB III GETARAN BEBAS SISTEM SDOF .................................................... 21
3.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 21
3.2 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Tak Teredam (Undamped) .......................... 22
3.3 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Teredam (Damped)..................................... 23
3.4 Eksperimen Penentuan dari Frekuensi Alami Dasar dan Faktor Damping dari
sebuah sistem SDOF .......................................................................................... 26
3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping ............... 32
BAB IV RESPON SISTEM SDOF TERHADAP GERAK HARMONIS ........... 35
4.1 Respon Sistem SDOF Tak Teredam Terhadap Gerakan Harmonis .................... 35
4.2 Respon Sistem SDOF Redaman Viskous Terhadap Gerakan Harmonis ............. 39
BAB V Respon Sistem SDOF Terhadap Bentuk Spesial Dari Eksitasi ............... 44
5.1 Respon Dari Sebuah Viscous-Damped System SDOF Untuk Sebuah Step Input
yang Ideal........................................................................................................... 44
5.2 Persamaan Respon dari sebuah Sistem Undamped SDOF pada Rectangular
Pulse dan Pembebanan Ram ............................................................................. 45
DINAMIKA STRUKTUR iii

5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi Pendek,
Unit Respon Impuls ........................................................................................... 49
BAB VI Respon System SDOF pada Eksitasi Dinamis ....................................... 53
6.1 Metode Integral Duhamel ................................................................................. 53
BAB VII Respons Spektrum ................................................................................. 62
7.1 Bentuk Respons Spektrum ................................................................................ 62
7.2 Respons Spektrum pada Pondasi yang Bergerak .............................................. 65
7.3 Besaran- Besaran Respons Spektrum ................................................................ 66
7.4 Respons Spektrum untuk Perencanaan Elastis ................................................. 68
BAB VIII SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN BANYAK (MDOF) ..... 70
8.1 Sistem MDOF Sederhana ................................................................................... 70
8.2 Hukum Newton Kedua pada Sistem MDOF....................................................... 70
8.3 Prinsip D’Alembert’s pada Sistem MDOF .......................................................... 71
8.4 Sistem Massa – Pegas – Redaman..................................................................... 72
8.5 Koefisien Kekakuan............................................................................................ 74
BAB IX GETARAN BEBAS UNTUK SISTEM MDOF ................................... 77
9.1 Sistem MDOF Tak Teredam ............................................................................... 77
9.2 Frekuensi Natural dan Pola Normal .................................................................. 78
9.3 Sifat Ortogonalitas dari Pola Normal ................................................................. 79
9.4 Solusi Persamaan Getaran Bebas pada Sistem Tak teredam ............................ 83
9.5 Respon Pada Gedung Akibat Gempa ................................................................. 84
DINAMIKA STRUKTUR 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan mengenai Dinamika Struktur


Secara sederhana dinamik dapat diartikan sebagai variasi atau perubahan
terhadap waktu dalam konteks gaya yang bekerja (eksitasi) pada struktur. Beban
dinamis dapat berupa variasi besarannya (magnitude), arahnya (direction) atau
posisinya (point of application) berubah terhadap waktu. Demikian pula respons
struktur terhadap beban dinamik, yaitu lendutan dan tegangan yang dihasilkan
juga perubahan-waktu, atau bersifat dinamik.

(a) (b)

Gambar 1.1. Balok kantilever dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis.

Pada gambar diatas terlihat balok kantilever dengan dua jenis pembebanan
berbeda yaitu beban statis dan dinamis.
a. gambar 1.1 (a) menunjukan balok kantilever dengan beban statis, responnya
dipengaruhi oleh beban P.
b. gambar 1.1 (b) menunjukan balok kantilever dengan beban dinamis atau
beban yang bervariasi terhadap waktu P(t).
Lendutan dan tegangan internal yang timbul dalam kasus beban statis hanya
ditimbulkan langsung oleh beban P, sedangkan dalam kasus beban dinamis,
percepatan yang dialami oleh balok akibat P(t) menimbulkan gaya inersia yang
terdistribusi pada seluruh bagian balok. Lendutan dan tegangan pada balok sangat
dipengaruhi pula oleh gaya inersia yang ditimbulkan oleh massa balok ketika
mengalami percepatan. Jika pengaruh gaya inersia yang terjadi sangat signifikan,
maka perlu dilakukan analisa dinamis. Perbedaan respon untuk beban statis dan
dinamis juga dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.
DINAMIKA STRUKTUR 2

STATIS DINAMIS
P P(t)

Gambar 1.2. Balok dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis

1.2 Analisa Dinamis pada Struktur


Dapat dikatakan bahwa langkah yang paling diperlukan dalam sebuah
analisa dinamis adalah pemodelan matematis. Namun secara keseluruhan langkah-
langkah dalam analisa dinamis dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.3. Langkah-langkah dalam analisa dinamis.


DINAMIKA STRUKTUR 3

Model analitis terdiri dari:


a. Asumsi sederhana yang dibuat untuk menyederhanakan suatu sistem.
b. Gambar dari model analitis tersebut.
c. Daftar parameter desain.

Model analitis terbagi dalam dua kategori dasar :


a. Model berkesinambungan (continues model)
b. Model diskrit (discrete-parameter model)

Model berkesinambungan (continues model) mempunyai jumlah derajat


kebebasan (number of DOF) tak berhingga. Namun dengan proses idealisasi,
sebuah model matematis dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan menjadi suatu
jumlah diskrit.

(a)

(b)

(c)

Gambar 1.4. Model analitis berkesinambungan (continues) dan diskrit (discrete-parameter)


pada sebuah balok kantilever.

Model berkesinambungan (continues model) pada gambar 1.4(a)


menunjukan jumlah derajat kebebasan tak berhingga, model diskrit pada gambar
1.4 (b) dan (c) ditunjukan dengan model massa terkelompok (lumped-mass
model) dimana massa terbagi rata dari sistem dianggap sebagai massa titik atau
partikel.
DINAMIKA STRUKTUR 4

1.3 Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom)


Jumlah koordinat bebas yang menetapkan susunan atau posisi sistem pada
setiap saat.

Model Struktur

Model SDOF

Model MDOF

Model Struktur

Model SDOF

Model MDOF

Model Struktur Model SDOF Model MDOF


DINAMIKA STRUKTUR 5

Model Struktur Model SDOF Model MDOF

Model Struktur Model SDOF Model MDOF

Gambar 1.5. Beberapa model struktur dengan derajat kebebasan SDOF (Single Degree of
Freedom) dan MDOF (Multiple Degree of Freedom).
DINAMIKA STRUKTUR 6

BAB II SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL


(SDOF)

2.1 Pemodelan Parameter


Komponen-komponen yang merupakan pemodelan himpunan parameter
dari sebuah struktur adalah sesuatu yang menghubungkan gaya dengan
perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Komponen yang menghubungkan gaya
dengan perpindahan disebut pegas. Gambar 2.1 menunjukkan idealisasi pegas tak
bermassa dan plot gaya dari pegas terhadap regangan. Gaya pegas selalu bekerja
sepanjang garis hubung kedua ujung pegas.
Hubungan linier antara gaya dan regangan dinyatakan :
fs = k e ……………(2.1)
dimana, k adalah konstanta pegas. Besaran k adalah pound/inc (lb/in) atau N/m.
Energi tegangan dinyatakan dengan
V = ½ (k e2) ……………(2.2)

Gambar 2.1. Gaya-deformasi pada pegas.

dimana energi tegangan dinyatakan sebagai area dibawah kurva fs terhadap e.


Model analitis yang paling umum dari redaman dalam analisa dinamika struktur
adalah model tahanan dashpot, yang dapat diilustrasikan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Model tahanan dashpot.

Gaya redaman fD dinyatakan :


f D  c(u2  u1 ) ……………(2.3)

Dari fungsi linear dari kecepatan relatif antara dua ujung dashpot.
DINAMIKA STRUKTUR 7

Konstanta c disebut koefisien viscositas redaman dan besarannya adalah


pond/inc/detik atau N/m/detik. Dalam menulis persamaan gerak dari partikel,
hukum kedua dari Newton digunakan,
 F  ma ……………(2.4)

dimana m adalah massa dan a adalah percepatan relatif dari suatu bidang
referensi inersia. Besaran massa adalah lb.det/in atau N.det/in.
Untuk permasalahan dinamika struktur seringkali sangat berguna untuk
memperkenalkan gaya inersia.
f l  ma ……………(2.5)

Kemudian persamaan 2.4 bisa ditulis sebagai persamaan dinamik yang


semisal :

 F' f   F  0
l
……………(2.6)

dengan resultan gaya inersia yang ditambahkan pada resultan gaya lain yang
bekerja pada partikel.

2.2 Pemodelan Matematis


Model matematis dalam analisa dinamika struktur mempunyai beberapa
elemen sebagai berikut:
 massa m menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur
 pegas k menyatakan gaya balik elastic dan kapasitas energy potensial dari
struktur
 redaman c menyatakan sifat geseran dan kehilangan energy dari struktur
 gaya pengaruh F(t) menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem
struktur sebagai fungsi dari waktu.
Namun dalam pembahasan dinamika struktur dengan analisa sederhana pada
sistem berderajat kebebasan tunggal, redaman c diabaikan. Beberapa contoh
model matematis pada struktur dapat dilihat pada gambar berikut.
DINAMIKA STRUKTUR 8

m
K K
EI
m
y
Model Struktur Model SDOF Model Matematis

m
P(t)
P(t)

K
m
P(t)
K1 K2 K

Model Struktur Model SDOF Model Matematis

Gambar 2.3. Model matematis sistem berderajat kebebasan tunggal.

Pada model diatas, massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut
garis lurus sepanjang satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis pegas
digambarkan antara gaya Fs pada ujung pegas dan hasil perpindahan y dapat
dilihat pada gambar 2.4 (a) sedangkan tiga jenis pegas ditunjukan secara grafis
pada gambar 2.4 (b).
Fs (gaya)
hard spring
linier spring

soft spring
y

Fs

(a) y (perpindahan)
(b)

Gambar 2.4. Hubungan gaya dan perpindahan pada pegas.

Lengkungan pada pegas kuat (hard spring) menyatakan sifat dimana gaya
harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan yang
diisyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Karakteristik garis lurus pada
pegas liniear (linear spring) menggambarkan deformasi yang selaras dengan gaya.
Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebut
konstanta pegas (spring constant) k. Sedangkan pada pegas lemah (soft spring),
DINAMIKA STRUKTUR 9

pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil pada saat


deformasi pegas menjadi makin besar.
Jika suatu pegas terpasang secara paralel atau seri, maka diperlukan
penentuan konstanta pegas ekivalen dari sistem tersebut.

K1 K2
K1 K2
y
m 1 1 1
y  
ke k1 k 2
P
ke  k1  k2
(a) (b)
Gambar 2.5. Kombinasi pegas (a) pegas paralel (b) pegas seri.

Untuk n pegas yang dipasang parallel, konstanta pegas ekivalennya:


n
k e   ki ……………(2.7)
i 1
Sedangkan untuk n pegas yang terpasang seri :
n
1 1
 ……………(2.8)
ke i 1 ki

2.3 Free Body Diagram


Salah satu aspek yang penting dalam analisis dinamis adalah menggambar
sebuah diagram free body dari sistem yang memungkinkan penulisan besaran
matematik dari sistem tersebut. Free Body Diagram (FBD) adalah suatu sketsa
dari benda yang dipisahkan dari benda lainnya, dimana semua gaya luar pada
benda terlihat jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut:

K
m P(t) fs P(t)

Gambar 2.6. Free Body Diagram dari sebuah sistem berderajat kebebasan tunggal.
DINAMIKA STRUKTUR 10

Dari gambar free body diagram diatas, menunjukan bahwa massa m yang
dipindahkan dengan adanya gaya luar sebesar P(t), dan memberikan gaya pegas
sebesar Fs=ky serta gaya inersia I.

2.4 Persamaan Gerak (Equation of Motion)


Pada bagian ini persamaan gerakan dari beberapa model lumped parameter
akan diturunkan dengan menggunakan hukum Newton atau yang ekivalen,
metode gaya D’Alembert. Hal ini akan berlaku sebagai review atas pelajaran
sebelumnya pada dinamika dan juga memperkenalkan prosedur yang digunakan
dalam menentukan model matematis dari sistem SDOF.

2.4.1 Aplikasi dari Hukum Newton Pada Model-model Lumped Parameter


Untuk menentukan gerak pada sebuah sistem, yaitu mempelajari
perpindahan atau kecepatan massa m pada saat t untuk kondisi awal pada saat
t  0 . Hubungan antara perpindahan dan waktu diberikan oleh Hukum Newton
Kedua untuk gerak yang ditulis pada persamaan (2.4), dimana F adalah resultan
gaya yang bekerja pada partikel massa m dan a adalah resultan percepatan.
Persamaan diatas merupakan persamaan vector yang dapat ditulis dalam bentuk
ekivalen, dalam besaran komponennya menurut sumbu koordinat.
F x  max F
y  ma y F
z  maz ……………(2.9)

Contoh 2.1

Gunakan hukum Newton untuk menurunkan persamaan gerakan dari sistem


pegas sederhana dan dashpot massa di bawah ini. Asumsikan hanya ada gerakan
vertikal. Dan asumsikan bahwa pegas linier dengan konstanta pegas k. Abaikan
gesekan udara, massa pegas, dan redaman dalam pegas. P(t) adalah gaya yang
bekerja pada massa dari luar.
DINAMIKA STRUKTUR 11

Solusi:

Tentukan bidang referensi dan koordinat perpindahan. Pilih sumbu x sepanjang


garis pergerakan dan tentukan titik acuan awal (misal x = 0) pada lokasi dimana
pegas tidak teregang. u adalah perpindahan pada arah x.

Gambar diagram free body dari partikel.

Gunakan hukum Newton yang kedua


   Fx  mu ……………(2.10)
(catatan : tanda + menunjukkan arah ke bawah dimana u adalah positif untuk arah
ke bawah).
Dari diagram free body, tentukan gaya-gaya pada bagian kanan persamaan (2.10)
p  fs  fd  W  mu ……………(2.11)
Hubungkan gaya dengan sistem variabel gerakan
fs  ke  ku ……………(2.12)
fd  ce  cu ……………(2.13)
Gabungkan dan susunlah variabel yang tidak diketahui di bagian kanan pada
persamaan
mu  cu  ku  W  p(t ) ……………(2.14)
(Catat bahwa ini adalah persamaan diferensial ordiner ordo dua, linier, non
homogen dengan koefisien konstan).

Persamaan ini bisa disederhanakan dengan pertimbangan sebagai berikut.


Perpindahan statis dari bobot w dinyatakan sebagai perpindahan dari massa
terukur berhubungan dengan posisi setimbang, statis sebagai ur sehingga
u  ur  ust ……………(2.15)
dimana ust adalah konstan, persamaan (2.14) bisa ditulis sebagai :
DINAMIKA STRUKTUR 12

mur  cur  kur  p(t ) ……………(2.16)


Persamaan (2.16) pada contoh 2.1 bisa dipertimbangkan sebagai persamaan dasar
pada dinamika struktur dan teori getaran linier. Akan diperlukan waktu yang lama
untuk menetukan solusinya dan aplikasinya pada soal-soal dinamika struktur, baik
sistem SDOF maupun MDOF. Pada contoh 2.1, hukum Newton yang kedua
digunakan langsung, sehingga tidak ada gaya inersia yang diperlihatkan pada
diagram free body.

2.4.2 Prinsip D’Alembert


Alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan gerak adalah
penggunaan Prinsip D’Alembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat
dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya
fiktif pada gaya-gaya luar yang disebut sebagai gaya inersia.

mg
y
K
m fs = ky m
I  my

N
(a) (b)
Gambar 2.7. Sistem berderajat kebebasan tunggal, (a) model matematis dan
(b) diagram Free Body.

Penggunaan Prinsip D’Alembert memungkinkan pemakaian persamaan


keseimbangan untuk mendapatkan persamaan gerak. Pada gambar free body
diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah gaya-gaya pada arah y memberikan
persamaan
H  0
fs  I  0
my  ky  0 → Persamaan gerak (Equation of Motion)

Dengan: y = simpangan
y  d 2 y dt 2 = percepatan
m = massa
k = kekakuan elemen
DINAMIKA STRUKTUR 13

Satuan:
k lb
in
w lb
m 
g in sec2
g  386 in
sec 2

K K1 K1

yo
m y
m I
W
A B C

Keterangan:
A : Pegas belum dibebani

B : Pegas dibebani (statis)

C : Pegas dibebani (dinamis)

Kondisi (B) Statis

fs
V  0
fs  W  0
m
W  fs
W  k . yo
W
DINAMIKA STRUKTUR 14

Kondisi (C) Dinamis

V 0
fs fs  I  W
fs  k  yo  y 
I  m. y
m I W  k . yo

fs  I  W
W k  yo  y   m. y  k . yo
k . yo  k . y  m. y  k . yo

m.y  k. y  0 → Persamaan gerak (Equation of Motion)

Untuk menunjukkan kegunaan gaya inersia dan juga mengilustrasikan


fungsi utama eksitasi terdukung atau gerakan dasar, seperti struktur gedung yang
akan mengalaminya selama gempa bumi, dapat dilihat pada contoh 2.2 .

Contoh 2.2
Gunakan metode gaya D’Alembert untuk menentukan persamaan gerakan
dari massa m, asumsikan bahwa gaya redaman pada sistem bisa diwakili dengan
viskous dashpot linier seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah.
Asumsikan bahwa eksitasi terdukung z(t) diketahui. ketika u = z = 0, pegas belum
diregangkan.

Solusi:

Gambarkan diagram free body dari massa termasuk gaya inersia bersama dengan
gaya sesungguhnya.
DINAMIKA STRUKTUR 15

Tulis persamaan kesetimbangan dinamis


  F 'x  0 ……………(2.17)
Dari diagram freebody didapat
p  fs  fd  mu  0 ……………(2.18)
Hubungkan gaya dengan variable gerakan dan sederhanakan
mu  c(u  z)  k (u  z)  p ……………(2.19)
Ingat bahwa gaya redaman dan gaya pegas yang dihubungkan dengan gerakan
dari massa mempunyai hubungan dengan gerakan yang terdukung.
Persamaan (2.19) bisa dituliskan dengan semua nilai yang diketahui dari bagian
kanan persamaan.
mu  cu  ku  cz  kz  p ……………(2.20)

Persamaan (2.20) adalah persamaan dari gerakan dari perpindahan aktual dari
massa yang berada dalam kerangka acuan inersia yakni untuk u(t)
wuz ……………(2.21)
Dengan mengalihkan mz pada persamaan (2.19) dan menggunakan persamaan
(2.21) bisa didapatkan persamaan berikut :
mw   cw  kw  p  mz ……………(2.22)

2.4.3 Solusi Persamaan Gerak SDOF Tak Teredam (Undamped)


Persamaan gerak untuk sistem berderajat kebebasan tunggal tak teredam
adalah
m.y  k. y  0 ……………(2.23)
Misal solusi:
y  A cos t ……………(2.24)
y  A sin t ……………(2.25)
Kita menganggap bahwa solusi pada persamaan (2.23) adalah persamaan (2.24)
y  A cos t
y   A sin t
y   A 2 cos t ……………(2.26)
Substitusikan persamaan (2.24) dan (2.26) kedalam persamaan (2.23)
m.y  k . y  0
m A. 2 Cos t   k  A Cos t   0
 
 m 2  k  0
A Cos t  0
 m 2  k ACos t  0
Sehingga:
 m 2  k  0
k
2 
m
DINAMIKA STRUKTUR 16

k
  → Frekuensi Alami Struktur [rad/dt] ……………(2.27)
m
Sebenarnya persamaan (2.25) juga solusi, maka solusi umumnya adalah:
y  A Cos t  B Sin t ……………(2.28)
y   A Sin t  B Cos t ……………(2.29)
Jika dimasukkan masalah kondisi awal (t = 0) yaitu:
Perpindahan awal : yt   y0  yo ……………(2.30)

Kecepatan awal : y t   y 0  Vo ……………(2.31)

Maka substitusi persamaan (2.30) ke dalam persamaan (2.28) didapat:


A  yo ……………(2.32)
Substitusi persamaan (2.31) dan (2.32) ke dalam persamaan (2.29), maka didapat:
V ……………(2.33)
B o

Substitusi persamaan (2.32) dan (2.33) ke dalam persamaan (2.29), maka didapat:
V
y  yo Cos t  o Sin t → Solusi Gerak Respons

atau
y  C Sin t   
dengan:
2
V 
C  yo   o 
2

 
y
tan   o
Vo

Gambar 2.8. Respon getaran bebas tak teredam.

1 
f   → Frekuensi Alami [Siklus/dt]
T 2
2
T → Periode Getar

Anda mungkin juga menyukai