DINAMIKA STRUKTUR i
KATA PENGANTAR
Buku ajar ini disusun dalam enam bab. Bab I memperkenalkan konsep-
konsep dasar mengenai dinamika struktur, respon struktur terhadap beban
dinamik, analisa dinamis pada struktur, serta derajat kebebasan. Bab II membahas
sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) yang meliputi pemodelan parameter,
pemodelan matematis, free body diagram, dan persamaan gerak dari suatu
struktur. Getaran bebas sistem SDOF untuk kondisi tak teredam dan teredam
dibahas pada bab III. Selain itu juga dijelaskan mengenai eksperimen penentuan
frekuensi alami dasar dan faktor damping, serta getaran bebas dengan coulomb
damping dari sebuah sistem SDOF. Sistem SDOF terhadap gerak harmonis untuk
sistem tak teredam dan sistem dengan redaman viskous dijelaskan pada bab IV.
Bab V membahas respon sistem SDOF terhadap bentuk spasial dari eksitasi,
meliputi respon sistem redaman viskous untuk step input ideal, respon sistem tak
teredam pada rectangular pulse dan pembebanan ram, serta impuls dengan durasi
pendek, unit respon impuls. Bab VI dibahas tentang respon sistem SDOF pada
eksitasi dinamis dengan metode integral duhamel. Akhirnya, pada bab VIII dan IX
membahas mengenai sistem berderajat kebebasan banyak (MDOF).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang
ingin mengkaji dinamika struktur.
Hormat kami,
Penyusun
DINAMIKA STRUKTUR ii
DAFTAR ISI
5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi Pendek,
Unit Respon Impuls ........................................................................................... 49
BAB VI Respon System SDOF pada Eksitasi Dinamis ....................................... 53
6.1 Metode Integral Duhamel ................................................................................. 53
BAB VII Respons Spektrum ................................................................................. 62
7.1 Bentuk Respons Spektrum ................................................................................ 62
7.2 Respons Spektrum pada Pondasi yang Bergerak .............................................. 65
7.3 Besaran- Besaran Respons Spektrum ................................................................ 66
7.4 Respons Spektrum untuk Perencanaan Elastis ................................................. 68
BAB VIII SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN BANYAK (MDOF) ..... 70
8.1 Sistem MDOF Sederhana ................................................................................... 70
8.2 Hukum Newton Kedua pada Sistem MDOF....................................................... 70
8.3 Prinsip D’Alembert’s pada Sistem MDOF .......................................................... 71
8.4 Sistem Massa – Pegas – Redaman..................................................................... 72
8.5 Koefisien Kekakuan............................................................................................ 74
BAB IX GETARAN BEBAS UNTUK SISTEM MDOF ................................... 77
9.1 Sistem MDOF Tak Teredam ............................................................................... 77
9.2 Frekuensi Natural dan Pola Normal .................................................................. 78
9.3 Sifat Ortogonalitas dari Pola Normal ................................................................. 79
9.4 Solusi Persamaan Getaran Bebas pada Sistem Tak teredam ............................ 83
9.5 Respon Pada Gedung Akibat Gempa ................................................................. 84
DINAMIKA STRUKTUR 1
BAB I PENDAHULUAN
(a) (b)
Gambar 1.1. Balok kantilever dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis.
Pada gambar diatas terlihat balok kantilever dengan dua jenis pembebanan
berbeda yaitu beban statis dan dinamis.
a. gambar 1.1 (a) menunjukan balok kantilever dengan beban statis, responnya
dipengaruhi oleh beban P.
b. gambar 1.1 (b) menunjukan balok kantilever dengan beban dinamis atau
beban yang bervariasi terhadap waktu P(t).
Lendutan dan tegangan internal yang timbul dalam kasus beban statis hanya
ditimbulkan langsung oleh beban P, sedangkan dalam kasus beban dinamis,
percepatan yang dialami oleh balok akibat P(t) menimbulkan gaya inersia yang
terdistribusi pada seluruh bagian balok. Lendutan dan tegangan pada balok sangat
dipengaruhi pula oleh gaya inersia yang ditimbulkan oleh massa balok ketika
mengalami percepatan. Jika pengaruh gaya inersia yang terjadi sangat signifikan,
maka perlu dilakukan analisa dinamis. Perbedaan respon untuk beban statis dan
dinamis juga dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.
DINAMIKA STRUKTUR 2
STATIS DINAMIS
P P(t)
Gambar 1.2. Balok dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis
(a)
(b)
(c)
Model Struktur
Model SDOF
Model MDOF
Model Struktur
Model SDOF
Model MDOF
Gambar 1.5. Beberapa model struktur dengan derajat kebebasan SDOF (Single Degree of
Freedom) dan MDOF (Multiple Degree of Freedom).
DINAMIKA STRUKTUR 6
Dari fungsi linear dari kecepatan relatif antara dua ujung dashpot.
DINAMIKA STRUKTUR 7
dimana m adalah massa dan a adalah percepatan relatif dari suatu bidang
referensi inersia. Besaran massa adalah lb.det/in atau N.det/in.
Untuk permasalahan dinamika struktur seringkali sangat berguna untuk
memperkenalkan gaya inersia.
f l ma ……………(2.5)
F' f F 0
l
……………(2.6)
dengan resultan gaya inersia yang ditambahkan pada resultan gaya lain yang
bekerja pada partikel.
m
K K
EI
m
y
Model Struktur Model SDOF Model Matematis
m
P(t)
P(t)
K
m
P(t)
K1 K2 K
Pada model diatas, massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut
garis lurus sepanjang satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis pegas
digambarkan antara gaya Fs pada ujung pegas dan hasil perpindahan y dapat
dilihat pada gambar 2.4 (a) sedangkan tiga jenis pegas ditunjukan secara grafis
pada gambar 2.4 (b).
Fs (gaya)
hard spring
linier spring
soft spring
y
Fs
(a) y (perpindahan)
(b)
Lengkungan pada pegas kuat (hard spring) menyatakan sifat dimana gaya
harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan yang
diisyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Karakteristik garis lurus pada
pegas liniear (linear spring) menggambarkan deformasi yang selaras dengan gaya.
Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebut
konstanta pegas (spring constant) k. Sedangkan pada pegas lemah (soft spring),
DINAMIKA STRUKTUR 9
K1 K2
K1 K2
y
m 1 1 1
y
ke k1 k 2
P
ke k1 k2
(a) (b)
Gambar 2.5. Kombinasi pegas (a) pegas paralel (b) pegas seri.
K
m P(t) fs P(t)
Gambar 2.6. Free Body Diagram dari sebuah sistem berderajat kebebasan tunggal.
DINAMIKA STRUKTUR 10
Dari gambar free body diagram diatas, menunjukan bahwa massa m yang
dipindahkan dengan adanya gaya luar sebesar P(t), dan memberikan gaya pegas
sebesar Fs=ky serta gaya inersia I.
Contoh 2.1
Solusi:
mg
y
K
m fs = ky m
I my
N
(a) (b)
Gambar 2.7. Sistem berderajat kebebasan tunggal, (a) model matematis dan
(b) diagram Free Body.
Dengan: y = simpangan
y d 2 y dt 2 = percepatan
m = massa
k = kekakuan elemen
DINAMIKA STRUKTUR 13
Satuan:
k lb
in
w lb
m
g in sec2
g 386 in
sec 2
K K1 K1
yo
m y
m I
W
A B C
Keterangan:
A : Pegas belum dibebani
fs
V 0
fs W 0
m
W fs
W k . yo
W
DINAMIKA STRUKTUR 14
V 0
fs fs I W
fs k yo y
I m. y
m I W k . yo
fs I W
W k yo y m. y k . yo
k . yo k . y m. y k . yo
Contoh 2.2
Gunakan metode gaya D’Alembert untuk menentukan persamaan gerakan
dari massa m, asumsikan bahwa gaya redaman pada sistem bisa diwakili dengan
viskous dashpot linier seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah.
Asumsikan bahwa eksitasi terdukung z(t) diketahui. ketika u = z = 0, pegas belum
diregangkan.
Solusi:
Gambarkan diagram free body dari massa termasuk gaya inersia bersama dengan
gaya sesungguhnya.
DINAMIKA STRUKTUR 15
Persamaan (2.20) adalah persamaan dari gerakan dari perpindahan aktual dari
massa yang berada dalam kerangka acuan inersia yakni untuk u(t)
wuz ……………(2.21)
Dengan mengalihkan mz pada persamaan (2.19) dan menggunakan persamaan
(2.21) bisa didapatkan persamaan berikut :
mw cw kw p mz ……………(2.22)
k
→ Frekuensi Alami Struktur [rad/dt] ……………(2.27)
m
Sebenarnya persamaan (2.25) juga solusi, maka solusi umumnya adalah:
y A Cos t B Sin t ……………(2.28)
y A Sin t B Cos t ……………(2.29)
Jika dimasukkan masalah kondisi awal (t = 0) yaitu:
Perpindahan awal : yt y0 yo ……………(2.30)
y
tan o
Vo
1
f → Frekuensi Alami [Siklus/dt]
T 2
2
T → Periode Getar
DINAMIKA STRUKTUR 17
Contoh 2.3
SDOF
200 lb/ft
m Model Struktur :
F(t)
F(t)
E = 30.106 psi
I = 82,5 in4
W8x24 15 ft
W = 200 x 25 = 5000 lb
g = 386 ft/dt2
K Model Matematis
m F(t)
Persamaan Kesetimbangan:
I fs F t
m.y k. y F t (Equation of Motion)
12 E 2 I 12 .30 .10 2 .82,5
6
K 10,185 lb / in
L3 15.123
W 5000
m
g 386
k 10,185.386
rad / dt
m 5000
1 10,185.386
f 4.46 sps
2 2 5000
DINAMIKA STRUKTUR 18
Latihan.
Jika: Simpangan awal y0 0,001 ft
Kecepatan awal y 0 0,1 ft/dt
Gaya luar F(t)
Gambarkan Respons Struktur!!
DINAMIKA STRUKTUR 19
P K . yo
P
K
yo
yo
P PL3
yo
48EI
P P 48EI
EI K 3
3
yo yo PL L
48 EI
yo
P
Ph 3
yo
12 EI
EI P P 12 EI
h K 3
3
yo Ph h
12 EI
P
Pl 3
EI yo
3EI
yo
P P 3EI
K 3
3
yo Pl L
L 3EI
DINAMIKA STRUKTUR 20
yo
Ph
yo
EA
P P EA
h K
yo Ph h
EA
K1 K2 K,c
K
m
P(t)
I
c
H 0 I f d f s P(t )
I my
f d cy my cy ky Pt → solusi persamaan gerak
f s ky
DINAMIKA STRUKTUR 21
3.1 Pendahuluan
Pada semua kasus, persamaan gerak sistem linier berderajat kebebasan
tunggal mempunyai bentuk
mu cu ku p(t ) ……………(3.1)
Perpindahan dan kecepatan pada saat t = 0 adalah
u(0) uo , u (0) uo ……………(3.2)
k
dimana
k
n 2
m
dan
c
ccr
2k
ccr 2mn 2 km
n
Untuk getaran bebas →P(t) = 0, maka persamaan (3.1) dan (3.3) menjadi:
mu cu ku 0 ……………(3.4)
u 2 nu n u 0
2
……………(3.5)
n adalah frekuensi alami sudut tak teredam (rad/s), adalah faktor redaman liat
dan ccr adalah koefisien redaman kritis.
Respon total:
……………(3.6)
u(t ) u p (t ) uc (t )
Di dalam istilah matematika, penyelesaian umum dari persamaan diferensial
terdiri dari penyelesaian sesungguhnya up(t) dan penyelesaian
komplemen/pelengkap uc(t). Untuk memenuhi persamaan (3.4) dan (3.5), maka
digunakan asumsi
u C est ……………(3.7)
Dengan mensubstitusikan persamaan (3.7) kedalam (3.5), maka diperoleh
s 2 2 n s n C est 0
2
……………(3.8)
Agar persamaan (3.8) valid untuk semua nilai t, kita harus menentukan
s 2 2 n s n 0
2
……………(3.9)
DINAMIKA STRUKTUR 22
.
Gambar 3.1. Getaran bebas dari sistem SDOF tak teredam dengan u (0) 0 .
DINAMIKA STRUKTUR 23
Gambar 3.2. Respon getaran bebas secara umum dari sistem SDOF tak teredam.
Gambar 3.3. Respon dari sistem SDOF dengan redaman viskous dan variasi tingkat redaman.
d
jika harga ζ=20%, maka pada persamaan (3.27)
d 0,98 n ……………(3.33)
d n
DINAMIKA STRUKTUR 25
Substitusi persamaan (3.33) ke dalam persamaan (3.30), maka solusi gerak dapat
digambarkan sebagai berikut
Walaupun nilai dari mempunyai efek pada frekuensi, d, efek yang paling
berat dari damping adalah pada angka pada saat gerakan menyusut, yaitu pada
waktu e-dt. Efek ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian 3.4, yang membahas
ukuran dari damping.
DINAMIKA STRUKTUR 26
Contoh 3.1
Tentukan frekuensi natural dari sistem pegas-massa dengan menggunakan
pengukuran perpindahan secara statis.
Solusi:
k Lo k
fs=kust
ust
w
w
Contoh 3.2
Solusi:
Terdapat dua metode yang hampir sama untuk menentukan faktor redaman
( ) menggunakan rekaman melemahnya getaran bebas dari sistem SDOF, yaitu
metode pengurangan logaritmik dan metode setengah amplitudo dimana keduanya
didasarkan pada persamaan 3.31.
periode (satu putaran) nilai cos d t kembali lagi ke nilai pada awal putaran.
Dari persamaan 3.31, didapatkan rumus:
uP
e nTd ……………(3.38)
uQ
Persamaan pengurangan logaritmik adalah:
u
ln P nTd ……………(3.39)
uQ
Dimana Td adalah periode natural teredam yang dirumuskan sebagai berikut.
2 2
Td ……………(3.40)
d n 1 2
Dari persamaan 3.38 dan 3.39 didapatkan
2
nTd ……………(3.41)
1 2
Untuk faktor redaman kecil ( < 0,2), persamaan persamaan pengurangan
logaritmik mendekati nilai
2 ……………(3.42)
Sehingga faktor redaman dapat diketahui juga menggunakan persamaan
1 U ……………(3.43)
ln P
2 Q
U
Prosedur yang sama juga dapat diterapkan pada metode setengah amplitudo, yang
menghasilkan perhitungan lebih sederhana untuk faktor redaman. Metode
setengah amplitudo didasarkan pada amplitudo dari kurva envelope.
uˆ (t ) Ue nt
……………(3.44)
Pada dua titik P dan R dimana:
uˆ P ……………(3.45)
uˆ R
2
Titik-titik tersebut sejarak periode redaman N, dimana N bukan sebuah bilangan
bulat. Selanjutnya,
uˆ P ……………(3.46)
e n NTd 2
uˆ R
Dari persamaan 3.40 dan 3.46
2N
ln( 2) ……………(3.47)
1 2
DINAMIKA STRUKTUR 30
Gambar 3.8. Faktor redaman vs. jumlah putaran untuk mengurangi ampitudo sebesar 50%.
Untuk nilai faktor redaman yang kecil, 2 << 1, persamaan 3.47 menjadi:
2N ln(2) ……………(3.48)
Sehingga,
0.11 ……………(3.49)
N
Persamaan 3.49 memberikan cara yang mudah untuk memperkirakan redaman
dalam sebuah sistem yang teredam secara ringan ( < 0.1, misal N > 1)
Contoh 3.3
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 10 lb dan pegas dengan
kekakuan K = 20 lb/in. Akibat redaman viskous (liat) sehingga terjadi amplitudo
puncak 1,0 dan 0,85.
Tentukan:
a) n
y1
b) Pengurangan logaritma ln
y2
c)
d) c
e) D
Solusi:
a) K K = 20 lb/in
n
m W 10 lb
m
g 386 in/sec 2
20
n 27,78 rad
sec
10 386
DINAMIKA STRUKTUR 31
27,78
f 4,42 SPS
2 2
b) ln y1 y1 = 1,00
y2 y2 = 0,85
1,0
ln 0,165
0,85
c) (untuk ξ kecil)
2
0,163
0,026
2
c
d) ccr 2 k m 2 10 20
ccr 386
c ccr
0,026 2 10 20
386
lb dt
0,037
in
Contoh 3.4
Gunakan metode setengah amplitudo untuk memperkirakan redaman dari
sebuah sistem yang gerakannya terekam dalam gambar 3.10
Solusi:
Gambar sketsa dari kurva envelope (terdapat pada gambar)
Ambil titik P pada salah satu puncak dan ukur up up = 0,44 in
DINAMIKA STRUKTUR 32
3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping
Struktur dengan redaman couloumb mempunyai persamaan gerakan
diferensial linier sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan untuk kasus respon
getaran bebas ataupun respon akibat adanya gaya luar. Dalam praktek, redaman
ini biasanya terjadi akibat hilangnya sambungan, gesekan antar komponen dan
redaman dari material yang semuanya menyebabkan perilaku struktur menjadi
nonlinier. Gambar 3.12 menunjukkan sebuah massa meluncur pada permukaan
kasar yang menghasilkan gaya gesekan.
DINAMIKA STRUKTUR 33
f D k N k mg ……………(3.55)
Dimana k adalah koefisien gesek kinetik atau koefisien gesekan luncur. Gaya
gesek selalu berlawanan arah dengan gerakan gaya u . Menggunakan hukum
Newton II, kita peroleh:
f s f D mu ……………(3.56)
Sedangkan fs = k . u dan f D k mg sgn(u ) ……………(3.57)
Selanjutnya,
mu ku k mg, u 0
……………(3.58)
mu ku k mg, u 0
Dengan
1 g
uD f D k 2 ……………(3.59)
k n
Persamaan 3.58 dan 3.59 dapat digabungkan untuk mendapat:
u n u nu D u 0
2
……………(3.60)
u n u nu D u 0
2
Gerakan yang dihasilkan kemudian diplot dalam gambar 3.10. Yang perlu dicatat
pada gambar 3.10 adalah bahwa sistem redaman couloumb berlaku seperti sistem
SDOF tak teredam yang posisi seimbangnya berubah pada tiap akhir dari setengah
putaran. Tampilan yang beda dari gambar 3.9 adalah amplitudo berkurang secara
linier terhadap waktu, tidak secara eksponen seperti pada kasus redaman viskous.
DINAMIKA STRUKTUR 35
Pada bab ini, dibahas respon sistem SDOF baik yang tidak teredam maupun
dengan redaman viskous terhadap gaya luar, dalam bentuk gerakan harmonis,
yaitu struktur yang dibebani oleh gaya atau perpindahan yang besarnya
dinyatakan oleh fungsi sinus atau cosinus dari waktu (p(t) = sin Ωt atau p(t) = cos
Ωt). Contoh gerakan harmonis adalah gerakan mesin-mesin rotasi yang
menghasilkan pengaruh harmonis akibat adanya eksentrisitas massa yang berotasi.
p0 ……………(4.4)
U0
k
Kombinasi dari persamaan 4.3 dan 4.4 menghasilkan persamaan fungsi respon
frekuensi:
p0
U k
m
1 2
k
U0 m 1
U 2
m 2
1 k n
k
1 ……………(4.5)
H () ,r 1
1 r 2
DINAMIKA STRUKTUR 36
dimana:
……………(4.6)
r
n 2
dan
H ()
U ……………(4.7)
U0
r = rasio rekuensi
H(Ω) = fungsi respon frekuensi
Gambar 4.2. Faktor pembesaran untuk sistem SDOF tak teredam (p(t) = po sin Ωt).
DINAMIKA STRUKTUR 37
Jika r < 1, maka responnya sefase / terdapat di dalam fase gerakan karena (1-r2)
bernilai positif.
Jika r > 1, maka responnya 180° diluar fase / tidak sefase dengan gerakan,
sehingga up dapat ditulis:
U
u p 0 2 cos t ……………(4.10)
1 r
Persamaan respon total terdri dari solusi komplementer (uc) yang memenuhi
persamaan homogen dan solusi partikulir (up) yang memenuhi persamaan
differensial nonhomogen.
u u p uc
uc A1 cos n t A2 sin n t
U ……………(4.11)
u 0 2 cos t A1 cos n t A2 sin n t
1 r
Persamaan 4.9 dan 4.11 tidak dapat digunakan bila r = 1 atau Ω = n yang
disebut dengan keadaan resonansi.
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa frekuensi gerakan yang berada dekat dengan
resonansi, responnya menjadi sangat besar karena amplitudonya bernilai tak
hingga. Oleh karena itu, memperhitungkan respon struktur terhadap gerakan
harmonis sangat penting untuk menghindari kondisi resonansi dimana terjadi nilai
amplitudo yang sangat besar. Namun biasanya bahan yang dipakai untuk struktur
mempunyai limit kekuatan dan pada kondisi sebenarnya struktur akan runtuh jauh
sebelum dicapainya amplitudo maksimum.
Contoh 4.1
Sistem pada gambar 4.1 mempunyai k = 40 lb/in, dan berat benda 38,6 lb.
Jika uo uo 0 dan gaya luar P(t) = 10 cos (10t), tentukan persamaan gerakannya
dan sketsa hasil pergerakannya.
DINAMIKA STRUKTUR 38
Solusi:
Dari persamaan 4.11, respon total adalah:
U
u 0 2 cos t A1 cos n t A2 sin n t
1 r
Selanjutnya, persamaan gerakan diturunkan untuk mendapatkan persamaan
kecepatan:
U 0
u sin t A1n sin n t A2n cos n t
1 r 2
Persamaan 3.4a
1 1
k 2 kg 2 40(386)
n 20 rad/s
m W (38.6)
Persamaan 4.4:
p 10
U0 0 0.25 in.
k 40
Persamaan 4.7:
10
r 0.5
n 20
Sehingga,
U0 0.25 0.25
0.33 in
1 r 2
1 (0.5) 2
1 0.25
Gunakan kondisi awal untuk menghitung A1 dan A2.
U0
u (0) 0 A1
1 r 2
Maka:
U
A1 0 2 0.33 in
1 r
u (0) 0 A2n
Jadi,
A2 = 0
u = 0,33[cos (10t) – cos (20t)] in
DINAMIKA STRUKTUR 39
Akibat adanya redaman pada persamaan (4.16), respon steady-state tidak akan
berada dalam satu fase dengan respon steady-state:
u p U cos( t ) ……………(4.17)
Dimana U adalah amplitudo steady-state dan α adalah sudut fase respon steady-
state. Penentuan nilai U dan α dapat dilakukan dngan menggunakan putaran
vektor. Kecepatan dan percepatan dirumuskan sebagai berikut:
u p U sin( t )
……………(4.18)
up 2U cos( t )
Vektor posisi dari gaya luar, perpindahan, kecepatan dan percepatan terlihat pada
gambar 4.4.
2ζ r
tan α …………(4.21b)
1 r 2
Kombinasi dari amplitude dan fase disebut respon frekuensi. Hubungan
antara rasio frekuensi dan faktor pembesaran steady-state digambarkan pada
kurva gambar 4.6.
Gambar 4.6. Kurva faktor pembesaran vs rasio frekuensi untuk berbagai nilai redaman.
DINAMIKA STRUKTUR 42
Contoh 4.2
Jika = 0,2 ditambahkan pada sistem contoh 4.1, dengan kondisi dan
perlakuan yang sama, tentukan persamaan gerakannya. Sketsa pergerakannya.
Solusi:
k 2
n 20 rad/s
m
p 10
U0 0 0.25 in
k 40
10
r 0.5
n 20
n (0.2)(20) 4 rad/s
Oleh karenanya:
0.25
U 0.32 in
1 0.5 2(0.2)(0.5)
1
2 2 2 2
2 r 2(0.2)(5)
tan 0.267
1 r 2 1 (0.5) 2
α = 0,26 rad
DINAMIKA STRUKTUR 43
Pada berbagai situasi riil di lapangan, eksitasi dinamik yang terjadi tidaklah
harmonik maupun periodik. Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas respon
dinamik dari suatu sistem SDOF terhadap eksitasi.
Po
Suatu cara yang berguna untuk menentukan respon dinamis suatu sistem adalah
dengan memperhitungkan rasio respon atau suatu faktor beban dinamik, R(t ) ,
yang didefinisikan oleh:
ku(t ) ……………(5.6)
R(t )
pmax
Suatu faktor beban dinamik adalah rasio dari respon dinamis terhadap deformasi
statis. Untuk step input ideal, R(t ) diberikan oleh:
R(t ) 1 e nt cos d t n sin d t ……………(5.7)
d
Suatu faktor beban dinamik yang sejenis diilustrasikan pada gambar 5.2. Pada
rasio respon plot R(t ) 1 sesuai dengan posisi dari perpindahan statis. Karena
beban diberikan secara langsung, terdapat overshoot, kemudian sistem akan tetap
bertahan pada nilai statis yaitu 1 setelah melalui sejumlah gerakan bolak-balik
yang teredam.
Gambar 5.2. Plot dari faktor beban dinamik untuk sebuah step input.
Gambar 5.3. Respon dari sebuah input rectangular pulse, (a) rectangular pulse dan
(b) rasio reaksi.
T ……………(5.10)
( R1 ) max R1 n 2
2
Gambar 5.4. Rotasi vektor yang merepresentasikan vibrasi bebas tak teredam.
Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa amplitude U, dan sudut pada
persamaan 3.21 ditentukan dengan
2
u
U u o
2 2
n
o
dan
uo n
tan
uo
Persamaan amplitude U tersebut dapat digunakan untuk menentukan
amplitude dan respon ini.
1
R1 (t d )
2 2
……………(5.12)
R2 max R1 (td )
2
n
Persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:
t
( R2 ) max 2 sin d ……………(5.13)
n
T
Untuk memperhitungkan pengaruh dari durasi pembebanan pada respon
maksimum, maka selanjutnya akan dibahas mengenai pengaruh dari
peningkatan waktu pembebanan. Gambar 5.4 memperlihatkan hubungan
antara beban ramp dengan peningkatan waktu tr yang diterapkan pada
sistem undamped SDOF.
DINAMIKA STRUKTUR 48
P(t)
Po
tr t
Gambar 5.5. Fungsi input ramp.
p t 1 ……………(5.18)
u 0 sin nt
k t r ntr
Untuk t tr , persamaan 5.14b dapat diselesaikan menjadi
p 1
u 0 1 sin n t tr sin nt ……………(5.19)
k n t r
Gambar 5.6a memperlihatkan respon sebuah masukan dengan t r Tn serta
(a)
(b)
Gambar 5.6. Respon dari sistem SDOF tak teredam terhadap input ramp. (a) Respon terhadap
input ramp. (b) Respon maksimum terhadap input ramp.
Dari gambar 5.6, dapat dilihat bahwa respon maksimum, Rmax 2 , terjadi
pada step input ideal (misalkan untuk tr = 0). Untuk ramp dengan tr >> Tn akan
terjadi sedikit overshoot dan sistem mengalami sedikit getaran bolak-balik atas
kurva defleksi statis semu (pseudostatic deflection curve).
t p ……………(5.20)
u pseudostatic 0 , 0 t tr
tr k
5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi
Pendek, Unit Respon Impuls
Pembebanan impuls adalah pembebanan yang berlangsung dalam selang
waktu yang singkat. Impuls pada pembebanan ini didefinisikan sebagai perkalian
dari gaya dan selang waktu bekerjanya gaya tersebut. Mengingat sistem SDOF tak
teredam menyebabkan gaya dari durasi td << Tn menghasilkan sebuah impuls
td
Gambar 5.7. Sistem SDOF tak teredam yang menerima impuls dengan durasi pendek.
Untuk sistem SDOF teredam-kental (viscous damped) dengan < 1, fungsi respon
dari impuls dapat diperlihatkan sebagai
I nt ……………(5.29)
u (t ) e sin d t
m d
Contoh 5.1
Asumsikan bahwa impuls I p(t )dt berasal dari gaya konstan po yang
terjadi pada interval waktu 0 < t ≤ td hingga sistem SDOF tak teredam berada
pada t = 0. Buktikan bahwa untuk td ≤ Tn, persamaan 5.11 dapat diringkas
menjadi persamaan 5.27.
Solusi:
sin n t d n t d
Karena I = po t d , sehingga
p I t
u (t d ) 12 0 ( n t d ) 2 d
k 2 m
……………(3)
p I
u (t d ) n 0 ( n t d )
k m
Jadi untuk td → 0
I
u (t ) sin nt ...................(5)
mn
Total respon pada waktu t adalah jumlah dari respons pada waktu t adalah jumlah
dari respons yang berasal dari keseluruhan pias-pias impuls mulai dari waktu awal
hingga waktu t, sehingga
1 t
u (t ) p( ) sin n (t )d ……………(6.2)
m n
0
Atau
t
u (t ) p( )h(t )d ……………(6.3)
0
DINAMIKA STRUKTUR 54
dimana h(t- τ) didapat dari persamaan 5.28 untuk sistem tak teredam. Persamaan
6.3 adalah valid untuk sistem teredam jika persamaan 5.30 digunakan untuk
mendapatkan h(t- τ). Sehingga, untuk sistem teredam yang mulai dari waktu awal
1 t
u (t ) p( )e n (t ) sin d (t )d ……………(6.4a)
md 0
atau
1 t
u (t ) I p( )e (id n )( t ) d ……………(6.4b)
md 0
Persamaan 6.2 dan 6.4 menjelaskan pernyataan integral duhamel untuk respons
dari sistem SDOF baik yang tak teredam maupun yang teredam. Persamaan 6.3
seringkali menjelaskan sebagai integral konvulasi, dimana bentuk yang lebih
umum adalah :
x(t ) f1 ( ) f 2 (t )d ……………(6.5)
Persamaan 6.2 atau 6.4 mungkin akan digunakan untuk menentukan respons dari
sistem SDOF hingga eksitasi dinamis secara umum jika sistem ini dimulai dari
waktu awal. Jika sistem memiliki kondisi awal tidak sama dengan nol, kemudian
respons dari kondisi awal di tentukan dari persamaan 3.17 atau untuk ζ < 1, dari
persamaan 3.33. Oleh karena itu, untuk sistem tak teredam
1 t u
u (t ) p( ) sin n (t )d u0 cos n t 0 sin n t ……(6.6)
mn 0 n
dan untuk sistem di bawah teredam (under damped)
1 t
u (t ) p( )e n (t ) sin d (t )d u0 e nt cos d t
m d
0
1
u 0 n u0 e nt sin d t ……………(6.7)
d
adalah tepat untuk menggunakan identitas trigonometri ketika mengevaluasi
integrasi Duhamel
sin (t ) sin t cos cos t sin ……………(6.8)
DINAMIKA STRUKTUR 55
Contoh 6.1
Gunakan integral Duhamel untuk menentukan respons dari sistem SDOF tak
teredam dari sebuah beban “ledakan” yang ditentukan oleh pulsa triangular yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Menjelaskan pernyataan yang valid untuk t < td dan untuk t > td. Sistem tersebut
dimulai pada waktu awal.
Solusi:
a. Untuk 0 ≤ t ≤ td
1 t
u (t ) p0 1 sin n (t )d
m n o td
p t
0 sin n t 1 cos n d ( n )
k o
td
p
t
0 cos n t
1 sin n d ( n )
k td
o
1
sin d ( ) cos
n n n
sin n
n
Sehingga,
p
t 1 1
u (t ) 0 sin n t sin n t sin n t cos n t
k
td n t d nt d
t 1
cos n t cos n t 1 cos n t sin n t
td nt d
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi
t 1
R1 (t ) 1 cos n t sin n t
td n t d
b. Untuk td < t
1 td
u (t ) po 1 sin n (t )d
mn o td
Jadi,
p 1 1
u (t ) 0 sin n t cos n t d
k nt d nt d
1
cos n t 1 sin n t d
nt d
sehingga,
1
R2 (t ) sin nt (1 cos ntd ) cos nt (ntd sin ntd )
n t d
Contoh 6.2
Sebuah gedung yang ditujukan untuk mendapatkan gaya ledak dibuat model
dengan sistem SDOF. Tentukan gaya ledak maksimum yang dapat ditahan bila
perpindahan dibatasi sampai 5 mm dan apabila : (1) td = 0.4 s, (2) td = 0.04 s
DINAMIKA STRUKTUR 57
k = 9.0 GN/m, m = 10 Mg
Solusi :
n
k
9 109
30 rad / s
m
10 10 6
n
fn 4.77 Hz
2
Untuk kasus 1
po 1 9 10 5 10
9 3
1.75
25.7 M N
Untuk kasus 2
DINAMIKA STRUKTUR 58
po 2 910 510
9 3
0.58
77.6 M N
z(t)
m
c
Jumlah kedua yang menjadi perhatian ialah akselerasi maksimum mutlak, umax .
Persamaan 6.10 dapat ditulis
mu cw
kw 0 ……………(6.15)
Untuk sistem yang tak teredam, umax dapat dengan mudah ditentukan dari
persamaan 6.14 dan 6.15
Contoh 6.3
Sistem SDOF tak teredam seperti pada gambar 6.3 mengambarkan
akselerasi dasar seperti gambar di bawah. Semua kondisi awal nol. Tentukan
persamaan untuk wmax dan umax dan plot log-log dari wmax dengan fn.
dimana
DINAMIKA STRUKTUR 60
t
1 0 t 2t d
td
f a (t)
0 2t d t
Solusi :
dimana p ialah integer terbesar untuk ntm < 2ntd dan tan-1 (ntd) diambil
pada kuadran pertama.
Kemudian,
DINAMIKA STRUKTUR 61
1
R1 max 1 ntm cos ntm sin ntm
n t d n t d
dimana Rmax adalah reaksi maximax yang diambil nilai terbesar antara
(R1)max dan (R2)max.
k k
Frekuensi
Natural f
ys (t)
(a) (b)
Gambar 7.1 (a) Sistem SDOF yang dipengaruhi pergerakan tanah, (b) Bentuk spektrum respons.
y
F(t)
k F(t)
Fo
m
t
td
(a) (b)
my F(t )
ky
(c)
Gambar 7.2 (a) Osilator sederhana tak teredam yang dipengaruhi beban F(t), (b) Fungsi beban
F t Fo sint 0 t t d , dan (c) Free body diagram.
Persamaan gerak SDOF tak teredam :
my ky F (t ) ……………(7.1)
dengan,
0 untuk t t d ……………(7.2)
F (t )
Fo sin t untuk 0 t t d
……………(7.3)
td
y 1 t T t
sin
2
sin 2 untuk 0 t t d ………(7.10a)
y st T t d 2t d T
1
2t d
Solusi pada persamaan (7.10a) untuk t > td adalah
T
y td t t t
cos d sin 2 d …………(7.10b)
T 2T
2
yst T T
1
d
2t
Pada persamaan (7.10) terlhat bahwa respon dalam besaran y y st adalah
fungsi dari rasio waktu pulsa (pulse duration) dengan periode natural dari sistem
(td/T) dan dari waktu yang dinyatakan dengan t/T. Jadi dari harga tertentu
parameter td/T akan diperoleh respon maksimum pada persamaan (7.10). Gambar
7.3 menunjukan respons spektrum dari persamaan (7.10).
y
y st
T 2 m
k
td T
Gambar 7.3 Respons spektrum untuk setengah gaya sinusoidal dengan selang waktu td.
k
k c k
m
(a)
fS I m.y
I f S k ( y ys )
fD f D c( y y s )
(b)
DINAMIKA STRUKTUR 66
Gambar 7.4 Osilator sederhana teredam yang dipengaruhi oleh penyokongnya, (b) diagram free
body.
Gambar 7.5 Fungsi percepatan yang memmpengaruhi penyokong dari osilator pada Gambar 7.4.
Persamaan gerak sistem pada diagram free body dapat ditulis
my c( y y s ) k ( y ys ) 0 ……………(7.11)
dengan,
c
km , , ccr 2 k .m
ccr
maka persamaan (7.11) menjadi:
y 2 y 2 y 2 ys (t ) 2 y s (t ) ……………(7.12)
yang merupakan persamaan differensial gerak dari osilator teredam dalam besaran
gerak absolut. Jika dirumuskan perpindahan relatif u yang didefinisikan sebagai
u y ys ……………(7.13)
maka persamaan (7.12) dapat ditulis
u 2 u 2u ys (t ) ……………(7.14)
solusi persamaan (7.14) diperoleh dengan menggunakan integral Duhamel sebagai
t
1 ……………(7.15)
( t )
u (t ) y ( )e
s sin (t )d
0
Sa ……………(7.17)
SV S D
DINAMIKA STRUKTUR 67
Gambar 7.6 Respons spektrum perpindahan untuk sistem elastis yang dipengaruhi pergerakan
tanah akibat gempa di El Centro 1940.
Gambar 7.7 Rekaman percepatan tanah untuk gempa El Centro, California 18 Mei 1940 konponen
utara-selatan.
Pada Gambar 7.8, bentuk data yang sama digunakan untuk mendapatkan
respons spektrum perpindahan pada Gambar 7.6, yang diplot dalam besaran
spektrum kecepatan untuk beberapa harga koefisien redaman, dengan perbedaan
absis dan ordinat dalam skala logaritmis.
DINAMIKA STRUKTUR 68
Gambar 7.8 Respons spektrum sistem elastis untuk gempa El Centro 1940.
Untuk menyatakan bentuk dari diagram tiga besaran pada Gambar 7.8,
persamaan (7.17) ditulis dalam besaran frekuensi natural f dalam siklus per detik
(spd) dan mengambil harga logaritmanya, akan didapat
SV S D 2 f S D
log S log f log( 2S ) ……………(7.18)
V D
Sa Sa
SV
2f
Contoh 7.1
Struktur dengan model sistem berderajat kebebasan tunggal mempunyai
perioda alami Tn= 1 detik. Metoda spektrum respons untuk menentukan
percepatan absolut maksimum, perpindahan relatif maksimum dan kecepatan
(pseudovelocity) relatif maksimum untuk:
a) gerakan pondasi yang sama dengan gempa El Centro 1940
b) gempa rencana dengan percepatan tanah maksimum sebesar 0.32g.
Dengan anggapan redaman sebesar 10% redaman kritis.
Solusi :
a. Dari spectrum respons pada gambar 8.8 dengan f=1/T=1.0 spd dan ξ=0.10,
maka
SD = 3.3 in
SV = 18.5 in/dt
Sa = 0.30 g
b. Dari spectrum dasar rencana pada gambar 8.9, dengan f=1/T=1.0 spd dan
ξ=0.10, untuk percepatan tanah maksimum 0.32g, maka
SD = 9.5 x 0.32 = 3.04 in,
DINAMIKA STRUKTUR 70
Gambar 8.1. (a) Struktur portal tingkat dua (b) gaya yang bekerja pada kedua massa
Pada idealisasi tersebut balok dan lantai adalah kaku. Massa yang
terdistribusi pada seluruh gedung. akan diidealisasikan terpusat pada bidang
lantai. Asumsi tersebut umumnya sesuai untuk bangunan bertingkat. Pada gambar
8.1a diatas, portal tingkat dua dengan massa terpusat pada setiap lantai memiliki
dua DOF : perpindahan lateral u1 dan u2 pada kedua lantai dalam arah x.
Gaya-gaya yang bekerja untuk setiap massa lantai mj dapat dilihat pada
gambar 8.1b., termasuk gaya luar pj(t), gaya elastic fSj dan gaya redaman fDj. Gaya
elastis dan redaman menunjukan arah yang berlawan, karena kedua gaya tersebut
adalah gaya dalam yang menahan gerakan.
dimana
u m 0 f f p
u 1 m 1 f D D1 f S S1 p 1
u2 0 m2 f D2 fS 2 p1
Gaya elastis fS berhubungan dengan perpindahan yang terjadi pada setiap lantai u.
Oleh karena itu, kekakuan lateral kj untuk setiap lantai ke-j memberikan hubungan
geser pada lantai Vj terhadap deformasi lantai, Δj = uj-uj-1.
Vj k j j ……………(8.4)
Kekakuan pada setiap tingkat atau lantai adalah jumlah kekakuan lateral dari
semua kolom di lantai tersebut. Tingkat atau lantai dengan tinggi h dan kolom
dengan modulus E dan momen inersia Ic maka kekakuan lantai tersebut adalah
12 EI
kj 3 c ……………(8.5)
kolom h
Pada gambar 8.1, kita dapat menghubungkan gaya elastis fS1 dan fS2 terhadap u1
dan u2 .Gaya fS1 pada lantai pertama tersusun atas f Sa1 dari tingkat atas dan f Sb1 dari
tingkat bawah. Oleh karena itu
f S1 f Sb1 f Sa1
f S1 k1u1 k2 (u1 u2 ) ……………(8.6a)
Gaya fS2 pada lantai kedua adalah
f S 2 k2 (u2 u1 ) ……………(8.6b)
Persamaan (8.6a) dan (8.6b) dalam bentuk matrik adalah
f S1 k1 k 2 k 2 u1
u atau f S ku ……………(8.7)
S2
f k 2 k 2 2
sistem pada gambar 8.1a, free body diagram dan gaya inersianyanya dapat dilihat
pada gambar 8.2, dimana untuk setiap gaya inersia adalah perkalian massa dengan
percepatannya.
Gambar 8.3. (a) Sistem berderajat dua; (b) free body diagram
Persamaan gerak untuk sistem diatas telah ditunjukan oleh persamaan (8.10),
sehingga;
m1 0 u1 c1 c2 c2 u1 k1 k 2 k 2 u1 p1 (t )
0 m u c
c2 u2 k 2
k 2 u2 p2 (t )
……(8.11)
2 2 2
Contoh 8.1
Buat persamaan gerak untuk portal dua tingkat dibawah ini.
DINAMIKA STRUKTUR 73
Solusi:
m1 2m m2 m
12( 2 EI c ) 48EI c 12(EI c ) 24 EI c
k1 2 3
3
k2 2 3
h h h h3
Substitusikan ke persamaan (8.2) dan (8.7), sehingga diperoleh matrik massa dan
matrik kekakuan:
2 0 24 EI c 3 1
m m k
0 1 h3 1 1
Jadi persamaan gerak untuk sistem ini adalah
2 0 u1 24 EI c 3 1 u1 p1 (t )
m h 3 1 1 u p (t )
0 1 u2 2 2
fI2
fI1
Contoh 8.2
Buat persamaan gerak untuk portal tiga tingkat (bangunan berlantai tiga) dibawah
ini.
u3
p3(t) p3(t) m3 u3
k 3 (u 3 u 2 )
u2
k 3 (u 3 u 2 )
p2(t) p2(t) m2 u2
k 2 (u 2 u1 )
u1
k 2 (u 2 u1 )
p1(t) p1(t) m1u1
k 1 u1
DINAMIKA STRUKTUR 74
Solusi:
u1 u2 u3
p1(t) p2(t) p3(t)
u1 u2 u3
p1(t) p2(t)
m1u1 m2 u2 p3(t) m3 u3
k 1 u1 k 2 (u 2 u1 ) k 3 (u 3 u 2 )
Sehingga persamaan gerak dalam bentuk matrik dari sistem ini adalah
Contoh 8.3
Buat persamaan gerak pada contoh soal 8.1 dengan menggunakan koefisien
kekakuan.
Solusi:
Matrik kekakuan
Pertama, kita tentukan matriks kekakuan dengan menentukan nilai u1 = 1 dan u2 =
0. Koefisien kekakuan adalah ki1 . Diperlukan gaya pada bagian atas dan bawah
untuk setiap lantai atau tingkat untuk menahan perubahan bentuk pada struktur,
yang digambarkan oleh kekakuan k1 dan k2. Dari contoh 8.1, diperoleh
48EI c 24 EI c
k1 3
k2
h h3
Dua gaya pada gambar (a) dan (b) diatas,
72 EI c 24 EI c
k11 k1 k2 3
k21 k2
h h3
Kedua, kita tentukan matriks kekakuan dengan menentukan nilai u1 = 0 dan u2 =
1. Koefisien kekakuan adalah ki2 . Diperlukan gaya untuk menahan perubahan
bentuk yang digambarkan oleh gambar (d). Dua gaya pada gambar (c) dan (d)
diatas,
24 EI c 24 EI c
k12 k 2 3
k22 k 2
h h3
Dengan koefisien kekakuan yang telah ditentukan, maka matriks kekakuannya
adalah
k k 24 EI c 3 1
k 11 12
k 21 k 22 h 3 1 1
DINAMIKA STRUKTUR 76
Gambar 9.1. Getaran bebas pada sistem tak teredam dengan pola natural pertama dari getaran
(a) Struktur portal tingkat dua; (b) perubahan bentuk struktur pada waktu a,b,c;
(c) modal coordinate qn(t) (d) perpindahan
DINAMIKA STRUKTUR 78
Gambar 9.2. Getaran bebas pada sistem tak teredam dengan pola natural kedua dari getaran
(a) Struktur portal tingkat dua; (b) perubahan bentuk struktur pada waktu a,b,c;
(c) koordinat modal qn(t) (d) perpindahan
Perioda alami dari getaran Tn pada sistem MDOF adalah waktu yang
diperlukan untuk satu siklus dari gerak harmonis sederhana dalam satu pola
natural. Hubungan terhadap frekuensi natural sudut dari getaran adalah ωn dan
frekuensi natural adalah fn,
2 1
Tn fn ……………(9.2)
n Tn
Gambar 9.1dan 9.2 menunjukan perioda alami Tn dan frekuensi natural sudut dari
ωn (n=1,2) dari getaran bangunan 2 tingkat dengan pola natural n (1n 2 n )T .
Frekuensi natural sudut yang lebih kecil diberi notasi ω1 sedangkan yang lebih
besar dinotasikan ω2. Sedangkan untuk perioda alami yang lebih panjang
dinotasikan T1 dan yang lebih pendek adalah T2.
(a) (a)
Gambar 9.2. Model sejumlah massa dan perpindahan pada struktur bertingkat dua
(a) Sistem I; (b) Sistem II
dan [M] berbentuk diagonal untuk struktur biasa, oleh sebab itu
[ A] [ A]T matriks simetris
Sehingga persamaan (9.14) menjadi
{n }T [ K ] n2{n }T [M ] ……………(9.16)
DINAMIKA STRUKTUR 81
Contoh 9.1
Tentukan frekuensi alami dan pola pada sistem yang ditunjukan gambar dibawah
ini.(lihat contoh 8.1)
Solusi:
Dari contoh 8.1 diperoleh nilai matriks massa dan matriks kekakuan sebagai
berikut
2 0 2m 0 24 EI c 3 1 3k k 24 EI c
m m 0 m k k
0 1 h 1 1 k k
3
h3
Nilai frekuensi alami ωn dapat diselesaikan dari persamaan (9.9)
det[k n2m] 0
3k 2mn2 k
det 0
k k mn2
2m 2 4 5km 2 2k 2 0
Akar-akar persamaan diatas adalah
k k 2k 2k
2 1 22 2
1
2m 2m m m
Pola natural untuk sistem I diperoleh dengan mensubstitusikan ωn = ω1 pada
persamaan (9.8), sehingga
DINAMIKA STRUKTUR 82
Contoh 9.2
Tentukan respon getaran bebas pada portal dua tingkat untuk contoh 9.1. Dengan
nilai q1 (0) 1, q2 (0) 1 dan q1 (0) 0, q 2 (0) 0
Solusi:
Dari persamaan (9.20) didapatkan
q1 (t ) 1cos 1t q2 (t ) 1cos 2t
Dengan mensubstitusikan nilai n dari hasil perhitungan contoh 9.1 dan nilai qn (t )
diatas ke persamaan (9.20)
u1 (t ) 1/ 2 1
cos 1t cos 2t
u 2 (t ) 1 1
DINAMIKA STRUKTUR 84
Misal:
M i {i }T [ M ]{i }
Ri {i }T [ M ]
C 2 n [ M ]
[ K ] n2 [ M ]
Sehingga persamaan (9.28) menjadi
[ M ]{u ug } [C ]{u} [ K ]{u} 0
2 M A 2 M A u R
Mi A i i i i i i i g i
2 A 2 A u Ri
A ………(9.29)
i i i i i g
Mi
Apabila persamaan (9.29) ditulis
D 2 D 2 D u
i i i i i g
………(9.30)
Contoh 9.3
Diketahui struktur portal tingkat tiga dengan pembebanan, berat per lantai
dan kekakuan kolom seperti tergambar.
W1
m1
W3
m3
w3 = 4414 kg, K3 = 2400 kg/cm
Hitung :
1. Frekuensi alami dan waktu getar alami dari sistem struktur di atas.
2. Gambar mode shape dari masing-masing waktu getar alami yang terjadi.
3. Hitung gaya gempa disetiap lantai dari sistem struktur tersebut jika berada
di wilayah gempa 3 dengan jenis tanah lunak SNI .
Solusi:
Solusi :
a. Menghitung massa beban tiap lantai
W 2943
W1 2943 kg m1 1 3
g 981
W 4414
W2 4414 kg m2 2 4,5
g 981
W 4414
W1 4414 kg m3 3 4,5
g 981
DINAMIKA STRUKTUR 86
c. Persamaan Frekuensi
K n2 M 0
0 K n2 M 0
DINAMIKA STRUKTUR 87
1600 1600 0 3 0 0
1600 3600 2000 n 0
2
4,5 0 0
0 2000 4400 0 4,5
0
1600 3 n2 1600 0
1600 3600 4,5 2
2000 0
n
0 2000
4400 4,5 n2
1600 3 n2
1600 0
det 1600 3600 4,5 n2 2000 0
0 2000 4400 4,5 2
n
1600 3 n 3600 4,5 n 4400 4,5 n 1600 1600 4400 4,5 n2
2 2 2
1600 3 n2 2000 2000 0
n6 2311 n4 1343210 1,26410 0
2
n
8
Dengan cara yang sama dan dengan menggantikan atau memberikan harga-
harga 2 dan 3 adalam persamaan K M 0 ,
2
n maka akan
dapat pula :
21 1
2 22 0,419
0,9844
23
31 1
3 32 1,696
1,634
33
DINAMIKA STRUKTUR 89
W2 - 1.696
m2 0.782 - 0.419
W3 0.403 1.634
m3 - 0.984
3
1 0,782 0,4034,5 8,33 kg.det 2 /cm
4,5
R2 2,65 kg.det 2 /cm
R3 2,91 kg.det 2 /cm
Menghitung nilai Mi :
M 1 1 M 1
T
3 0 0 1
1 0,782 0,403 0 4,5 0 0,782 7,97 kg.det/cm
0 0 4,5 0,403
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
M 2 7,00 kg.det 2 /cm
M 3 28,03 kg.det 2 /cm
Menghitung Ai
R1.cd 1 8,33 0,75 981
A1 0,316 cm
12 M 1 10,82 7,97
R2 .cd 2 2,65 0,75 981
A2 0,368 cm
22 M 2 27,52 7
R3 .cd 3 2.91 0,55 981
A3 0,036 cm
32 M 3 39,7 2 28.03
DINAMIKA STRUKTUR 91
Menghitung umax
u max [( A1{1}2 ) ( A2 {2 }2 ) ( A3{3 }2 )]0.5
0.5
1
2
1
2
1
2
u max 0.3160.782 0.368 0.419 0.036 1.696
0.403 0.9844 1.634
u1 0.486
u max u 2 0.298 cm
u 0.388
3