Anda di halaman 1dari 32

Jurnal Fakultas Hukum_Universitas Nusa Cendana_ Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia

Di Nusa Tenggara Timur _Alamat : Jl. Adi Sucipto PO Box 104, Kupang 85001, NTT 88639 Fax. 0380-881642_E-mail: fh-
unc@yahoo.co.id.
JURNAL PENELITIAN

INDEPENDENSI JABATAN DALAM KEPENGURUSAN KOMITE OLAHRAGA NASIONAL


INDONESIA DI NUSA TENGGARA TIMUR

\\\

LEONARDUS JUANICO JAWA


1702010002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023

1
Jurnal Fakultas Hukum_Universitas Nusa Cendana_ Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia
Di Nusa Tenggara Timur _Alamat : Jl. Adi Sucipto PO Box 104, Kupang 85001, NTT 88639 Fax. 0380-881642_E-mail: fh-
unc@yahoo.co.id.
ABSTRAK kebutuhan dana untuk pembinaan cabang olahraga
prestasi seperti olahraga sepakbola. Pendanaan
Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
Komite Olahraga Nasional Indonesia di Nusa pembinaan olahraga sepakbola, cabang olahraga
Tenggara Timur. yang memiliki managemen Komunikasi organisasi
Adapun rumusan masalah yakni : cabor yang tidak baik, kepengurusan yang tidak
Bagaimana Independensi Jabatan dalam baik, tata kelola program kerja yang terukur dan
kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia menghasilkan prestasi yang tidak baik dan
di Nusa Tenggara Timur, Apa dampak rangkap ketidaksesuaian dengan target Koni Nusa Tenggara
jabatan dalam Kepengurusan Komite Olahraga Timur dan Rangkap jabatan kepala daerah kini
Nasional Indonesia dan Apa faktor penghambat sedang hangat dibincangkan publik, lantaran saat ini
Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite dari kasus yang terjadi pada KONI Nusa Tenggara
Olahraga Nasional Indonesia Timur diketuai Wakil Gubernur NTT juga sekaligus
Untuk menjawab permasalahan tersebut, menjabat sebagai Wakil Gubernur NTT. Saat
maka dilakukan penelitian dengan menggunakan menjabat ketua KONI NTT beliau masih menjabat
Metode Analisis Deskriptif Kualitatif sesuai dengan sebagai Wakil Gubernur padahal dalam hal ini dua
data yang diperoleh dengan tetap memperhatikan bentuk jabatan yang strategis dalam sebuah
teori, asas dan kaidah hukum maka penelitian ini organisasi baik dari pemerintahan dan keolahragaan
merupakan penelitian yang bersumber : pada data yang dibawahi oleh Menpora. Selain itu, dari segi
primer, sekunder maupun tersier dengan atauran dan perintah dari Menteri Dalam Negeri
menggunakan pendekatan yuridis empiris. secara simultan telah mengimbau kepada kepala
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa daerah, wakil kepala daerah untuk tidak ikut serta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dispora menjadi pengurus dalam induk olahraga.
khususnya dibidang olahraga tentunya kami punya Kesimpulan dari penelitian diatas yakni :
program kerja untuk pembinaan olahraga. Salah Faktor Penyebab Rangkap Jabatan dalam
satu program utama kami yakni Pembinaan dan Kepengurusan Komite Olahraga KONI di Nusa
Pemasyarakatan Olahraga dengan tujuan agar Tenggara Timur yakni Jabatan Organisasi yang
nantinya mampu meningkatkan prestasi olahraga kosong dan Pejabat selaku penguasa yang
khususnya cabang olahraga sepakbola di berbagai mengendalikannya agar mereka yang mendapatkan
event dan tentunya sasaran kami yaitu event jabatan dalam organisasi olaraga dan Akibat Hukum
Porprov karna ini merupakan kegiatan rutin dari yang ditimbulkan terhadap Rangkap Jabatan
Pemprov, Pengawasan mempunyai perananan atau Kepengurusan Komite Olahraga KONI NTT
kedudukan yang penting sekali dalam sebuah mendapatkan sanksi dari Kemenpora atau sanksi
manajemen organiasi, mengingat mempunyai fungsi Kode etik karna Kepala Daerah atau Wakil Kepala
untuk menguji apakah dalam pelaksanaan kegiatan Daerah tidak boleh merangkap jabatan.
tertib, terarah atau tidak. Apabila pelaksanaan
kegiatan tidak terarah, maka tujuan yang dimaksud
tidak akan tercapai seperti pembekuan organisasi,
Penundaan Pendanaan Olahraga, dan Salah satu
faktor pendukung terpenting dalam upaya
mensukseskan program pembinaan prestasi
olahraga khusunya olahraga sepakbola adalah
tersedianya dana yang memadai. Berbagai sumber
dana alternatif perlu digali dalam upaya memenuhi
2
Jurnal Fakultas Hukum_Universitas Nusa Cendana_ Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia
Di Nusa Tenggara Timur _Alamat : Jl. Adi Sucipto PO Box 104, Kupang 85001, NTT 88639 Fax. 0380-881642_E-mail: fh-
unc@yahoo.co.id.
ABSTRACT need for funds for the development of sports
achievements such as football. Funding has a very
Position Independence in the Management
important role for the development of football
of the Indonesian National Sports Committee in
sports, a sport that has poor sports organization
East Nusa Tenggara.
communication management, bad management,
The formulation of the problem is: What is
measurable work program management and results
the Independence of Position in the management of
in poor performance and non-compliance with the
the Indonesian National Sports Committee in East
targets of the East Nusa Tenggara Koni and
Nusa Tenggara, What is the impact of concurrent
Duplicate The position of regional head is now
positions in the Management of the Indonesian
being hotly discussed by the public, because
National Sports Committee and What are the
currently the East Nusa Tenggara KONI is chaired
inhibiting factors for Independence of Position in
by the Deputy Governor of NTT who also serves as
the Management of the Indonesian National Sports
the Deputy Governor of NTT. When he served as
Committee
chairman of the NTT KONI he still served as
To answer these problems, research was
Deputy Governor even though in this case two
carried out using the Qualitative Descriptive
forms of strategic positions in an organization both
Analysis Method in accordance with the data
from government and sports under the Menpora.
obtained while still paying attention to theory,
Apart from that, in terms of rules and orders from
principles and legal principles, so this research is
the Minister of Home Affairs, he has simultaneously
research that originates from: primary, secondary
appealed to regional heads and deputy regional
and tertiary data using an empirical juridical
heads not to participate as administrators in sports
approach.
parenting.
The results of this study indicate that in
The conclusions from the above research
carrying out the duties and functions of the
are: Factors Causing Multiple Positions in the
Dispora, especially in the field of sports, of course
Management of the KONI Sports Committee in East
we have a work program for sports coaching. One
Nusa Tenggara, namely vacant Organizational
of our main programs is Sports Coaching and
Positions and Officials as the authorities who
Correctional with the aim that later it will be able
control them so that those who get positions in
to improve sports achievements, especially football
sports organizations and the Legal Consequences
in various events and of course our goal is Porprov
arising from Concurrent Positions in the
events because this is a routine activity of the
Management of the KONI Sports Committee NTT
Provincial Government, Supervision has a very
received sanctions from the Ministry of Youth and
important role or position in a organizational
Sports or Code of Ethics sanctions because
management, bearing in mind that it has a function
regional heads or deputy regional heads may not
to test whether the implementation of activities is
hold concurrent positions.
orderly, directed or not. If the implementation of
activities is not directed, then the intended goals
will not be achieved such as freezing the
organization, delaying sports funding, and one of
the most important supporting factors in the effort
to make a sports achievement development program
successful, especially football, is the availability of
adequate funds. Various alternative funding
sources need to be explored in an effort to meet the

3
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam rangka penyelengaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat

UndangUndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah membentuk

suatu UndangUndang yang sesuai dengan situasi dan kondisi berdasarkan

dinamisasi yang ada dalam masyarakat. Pasca reformasi tuntutan besar adanya

penguatan daerah otonom guna pemberian sebagian kewenangan yang semula

dimiliki pusat menjadi perhatian besar, oleh karena itu terbentukah Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

yaitu Kepala Daerah untuk Propinsi disebut Gubernur, Kepala Daerah untuk

Kabupaten disebut Bupati, dan Kepala Daerah untuk Kota disebut Walikota.

Kepala daerah sendiri menjabat selama lima tahun terhitung sejak tanggal

pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya

untuk satu kali masa jabatan seperti yang telah diatur dalam pasal 60 “Masa

jabatan kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) adalah

selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih

kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan” Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. -undang.

Kepala Daerah sendiri dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus

sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, kewajiban

merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, berbeda dengan larangan yang tidak

1
2

memperbolehkan untuk melakukan sesuatu hal ini sesuai dengan yang telah diatur

dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Kepala Daerah dalam menjalankan

tugas dan kewajibannya harus sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku, kewajiban merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, berbeda dengan

larangan yang tidak memperbolehkan untuk melakukan sesuatu hal ini sesuai

dengan yang telah diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah satu-satunya

organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina,

mengembangkan dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga

prestasi setiap anggota di Indonesia. Adapun tugas KONI adalah membantu

Pemerintah dalam membuat kebijakan Nasional bidang pengelolaan, pembinaan,

dan pengembangan olahraga prestasi pada tingkat nasional. Mengoordinasikan

induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional, serta komite

olahraga provinsi dan komite olahraga kabupaten/kota.

Di dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional menyatakan, “Pengurus Komite Olahraga Nasional,

komite olahraga provinsi, dan komite olahraga kabupaten/kota bersifat mandiri

dan tidak terikat dengan kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik.”

Selanjutnya dalam Pasal 56 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007

menyatakan, “Pengurus sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilarang memegang

suatu jabatan publik yang diperoleh melalui suatu proses pemilihan langsung oleh

rakyat atau melalui pemilihan di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

2
3

antara lain Presiden/Wakil Presiden dan para anggota kabinet, Gubernur/Wakil

Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, anggota DPR-RI,

anggota DPRD, Hakim Agung, Anggota Komisi Yudisial, Kapolri, dan Panglima

TNI.” Namun kepengurusan KONI Nusa Tenggara Timur beberapa dekade

terakhir tidak sesuai dan tidak merujuk pada ketentuan Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah di atas.

Ketentuan mengenai larangan rangkap jabatan dalam organisasi

keolahragaaan tersebut juga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan Pasal 56 ayat (1)

yang menyatakan “Pengurus Komite Olahraga Nasional, Komite Olahraga

Provinsi, dan Komite Olahraga Kabupaten/Kota bersifat mandiri dan tidakterikat

dengan kegiatan Jabatan Struktural dan Jabatan Publik”

Terhadap pelanggaran ketentuan larangan rangkat jabatan tersebutmaka

dapat dikenakan sanksi administratif yang mana diatur dalam Pasal 121 ayat (2)

yaitu “Pengenaan Sanksi Administratif dalam pelaksanaan Penyelenggaraan

Keolahragaan pada tingkat Nasional dilaksanakan oleh Menteri”. Sedangkan

Bentuk sanksi administratif tersebut diatur dalam Pasal122 ayat (2) yakni

meliputi:

1. Peringatan

2. Teguran tertulis

3. Pencabutan izin, pencabutan keputusan atas pengangkatan atau penunjukkan,

atau pemberhentian

3
4

4. Pengurangan, penundaan, atau penghentian penyaluran dana bantuan.

5. Kegiatan olahraga yang bersangkutan tidak diakui.

Merujuk pada gagasan di atas terlihat adanya penyelenggara pemerintahan

daerah tidak ikut campur dalam struktur kepengurusan KONI. Banyak ditemukan

penyelenggara pemerintahan daerah yang terlibat dalam kepengurusan KONI

antara lain Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur sebagai Ketua KONI Nusa

Tenggara Timur; Walikota Kupang sebagai Ketua KONI Kota Kupang; Anggota

DPR RI Komisi IV dapil Nusa Tenggara Timur 1 sebagai Bupati Sikka sebagai

Ketua KONI Sikka, Bupati Timor Tengah Utara sebagai Ketua KONI Timor

Tengah Utara; Bupati Malaka sebagai Ketua KONI Malaka. Pengelolaan

keolahragaan tidak dapat lagi dilakukan sekedarnya tetapi harus ditangani secara

serius. Prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas diarahkan untuk mendorong

ketersediaan informasi yang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi

semua pihak berperan dalam kegiatan keolahragaan, melaksanakan hak dan

kewajibannya secara optimal serta memungkinkan berjalannya mekanisme kontrol

untuk dapat menghindari penyimpangan sehingga tujuan keolahragaan nasional

dapat tercapai.

Atas dasar uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti fenomena

tersebut dengan mengambil sebuah judul penelitian skripsi ini sebagai berikut:

“Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite Olahraga Nasional

Indonesia di Nusa Tenggara Timur”.

4
5

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah :

1. Bagaimana Independensi Jabatan dalam kepengurusan Komite Olahraga

Nasional Indonesia di Nusa Tenggara Timur?

2. Apa dampak rangkap jabatan dalam Kepengurusan Komite Olahraga

Nasional Indonesia?

3. Apa faktor penghambat Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite

Olahraga Nasional Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian

1. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk Mengetahui Seberapajauh Independensi Jabatan dalam

kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia di Nusa Tenggara

Timur.

b. Untuk Mengetahui Apa dampak rangkap jabatan dalam Kepengurusan

Komite Olahraga Nasional Indonesia.

c. Untuk Mengetahui Apa faktor penghambat Independensi Jabatan Dalam

Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia.

2. Manfaat

Adapun Kegunaan Penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoretis

5
6

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada ilmu hukum, Khususnya dalam penerapan Rangkap Jabatan Oleh

Pejabat Publik pada Sistem Ketatanegaraan Indonesia.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi masyarakat, bahwa hasil dari penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada masyarakat terkait dengan rangkap jabatan.

2) Bagi kalangan akademisi, bahwa dari hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya dan

dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan

kepada civitas akademik dalam bidang hukum.

1.4. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Kupang.

2. Spesifikasi Penelitian

Bahwa calon peneliti menggunakan jenis penelitian yuridis normatif

dengan didukung oleh unsur-unsur empiris. Peneltian yuridis normatif dimana

hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-

undangan atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang

merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Penelitian

yuridis empiris adalah penelitian terhadap identifikasi hukum dan efektifitas

hukum sehingga dalam penyusunannya dilakukan penelitian lapangan yang

6
7

memanfaatkan data-data primer yang didukung dengan sumber data primer,

sumber data sekunder maupun sumber data tersier.

3. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Pendekatan yuridis sosiologis yaitu pendekatan yang dilakukan dengan

menelaah semua peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut

dengan permasalahan/isu hukum yang sedang dihadapi (Rangkap Jabatan

kepengurusan KONI)

b. Pendekatan yuridis konseptual, yaitu suatu pendekatan terhadap berbagai

konsepsi hukum dari berbagai para pakar terkait dengan masalah yang

diteliti.

4. Aspek Penelitian

a. Independensi Jabatan dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional

Indonesia di Nusa Tenggara Timur, yaitu meliputi :

a) Membantu Pemerintah dalam membuat kebijakan Nasional bidang

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi pada

tingkat Nasional

b) Mengoordinasikan induk organisasi cabang olahraga, organisasi

olahraga fungsional, serta komite olahraga provinsi dan komite olahraga

kabupaten/kota

c) Melaksanakan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga

prestasi berdasarkan kewenangannya; dan

7
8

d) Melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan multi kejuaraan olahraga

tingkat nasional

b. Dampak rangkap jabatan dalam Kepengurusan Komite Olahraga Nasional

Indonesia.

c. Faktor penghambat Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan Komite

Olahraga Nasional Indonesia.

a) Pendanaan

b) Komunikasi

c) Faktor Internal KONI

d) Faktor Eksternal KONI

5. Jenis dan Sumber Data

Pada penulisan dan penelitian ini, data yang digunakan oleh calon

peneliti sebagai berikut :

a. Data primer, adalah yang diperoleh langsung dari sumbernya di lapangan

yakni keseluruhan masyarakat desa, pemerintah desa dan pemerintah

kecamatan

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari :

1) Bahan hukum primer berupa ketentuan perundang-undangan relevan.

2) Bahan hukum sekunder berupa pendapat ataupun tulisan-tulisan para

ahli.

3) Bahan hukum tersier bahan-bahan hukum yang berasal kamus-kamus

hukum.

8
9

6. Populasi, Sampel dan Responden

a. Populasi

Semua pihak yang terlibat dalam kepengurusan KONI NTT.

b. Sampel

Teknik penarikan sampel dengan cara penunjukan.

c. Responden atau Informan

Yang menjadi responden dari penelitian ini adalah :

1) Pengurus KONI Nusa Tenggara Timur : 5 orang

2) Atlet : 3 orang

3) Masyarakat : 15 orang

4) Jumlah responden : 23 orang

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini maka digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara atau interview, yaitu mengajukan pertanyaan langsung kepada

responden

b. Observasi atau pengamatan, pengumpulan data dimana calon peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-

gejala yang diselidiki.

c. Studi pustaka/dokumen, yaitu mempelajari literatur-literatur yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

9
10

8. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan tahapan

sebagai berikut :

1) Editing, yaitu pengeditan data setelah semua data terkumpul baik melalui

wawancara maupun studi dokumen. Data tersebut diperiksa satu persatu

kemudian diedit sehingga tercapainya tujuan dari penelitian ini.

2) Coding, yaitu proses pengklasifikasian jawaban-jawaban para responden

kriteria atau jawaban yang telah ditetapkan.

3) Tabulasi, yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel guna

memudahkan kegiatan analisis.

b. Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif yuridis

kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan menjabarkan data yang

diperoleh ke dalam bentuk kalimat yang jelas dan mudah dipahami.

10
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Independensi

1. Pengertian Independensi

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) definisi independen

berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi.Akuntan publik tidak dibenarkan

memihak kepentingan siapapun.Akuntan publik berkewajiban untuk jujur

idakhanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga

kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan

akuntan publik (SA Seksi 220, PSA No. 4).

2.2. Tinjauan Rangkap Jabatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari kata jabatan

merupakan pekerjaan (tugas) dalam menjalankan roda Pemerintahan atau

organisasi. Sedangkan rangkap jabatan sendiri diartikan sebagai dua atau lebih

jabatan yang dipegang oleh seseorang baik dalam ranah Pemerintahan maupun

organisasi.

Pengisian Jabatan Negara merupakan salah satu unsur penting dalam

Hukum Tata Negara. Tanpa diisi dengan pejabat, fungsi-fungsi Jabatan Negara

tidak mungkin dijalankan. Pejabat merupakan orang yang menduduki jabatan

tertentu dalam birokrasi Pemerintahan. Kekuasaan pejabat amat menentukan

karena dengan jabatan yang didudukinya tersebut dapat menentukan segala urusan

dengan jabatannya.1
1
Thoha, Miftah, Birokrasi dan Politik di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 2.

11
12

2.3. Komite Olahraga Nasional Indonesia

1. Visi Misi KONI

Negara kita mempunyai satu-satunya organisasi keolahragaan nasional

yaitu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang berwenang dan

bertanggung jawab mengelola, membina, mengembangkan, dan

mengkoordinasikan setiap pelaksanaan kegiatan olahraga prestasi setiap

anggota di wilayah hukum Negara Republik Indonesia Komite Olahraga

Nasional Indonesia (KONI) atau National Olympic Committee Of Indonesia

adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia.

2. Struktur Kepengurusan KONI Nusa Tenggara Timur

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat

Letnan Jenderal (Purn) Marciano Norman dalam Surat Keputusan (SK)

tertanggal 24 Januari 2021 yang ditandatangani, disebutkan susunan lengkap

Pengurus KONI NUSA TENGGARA TIMUR Periode 2021-2025. Berikut

Susunan Kepengurusan KONI Nusa Tenggara Timur yang lengkap dalam SK

beberapa waktu lalu2:

1) Pelindung: Gubernur Nusa Tenggara Timur, Wakil Gubernur Nusa

Tenggara Timur, Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur, Ketua Pengadilan

Tinggi Nusa Tenggara Timur, Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara

Timur, Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Danrem

2
https://www.victorynews.id/olahraga/pr-3312630773/ini-susunan-pengurus-koni-Nusa Tenggara
Timur-yang-akan-dilantik-marciano-norman?page=4, diakses, 23/04/2022, pkl 22.00 WITA

12
13

161/Wira Sakti Kupang, Danlanud El Tari Kupang, Danlantamal VII

Kupang.

2) Dewan Penyantun: Sekda Nusa Tenggara Timur, Pimpinan BI Kupang,

Direktur Utama Bank Nusa Tenggara Timur, Pimpinan Bank Mandiri

Area Kupang, Pimpinan BRI Kupang, Pimpinan BNI Kupang, Pimpinan

BCA Kupang, Pimpinan Bank Bukopin Kupang, Pimpinan Bank

Danamon Kupang, Pimpinan Bank Artha Graha Kupang, Pimpinan BPR

Kupang, Pimpinan Bank Pitoby Kupang, Pimpinan Bank TLM Kupang,

Pimpinan Telkom Kupang, Pimpinan Pertamina Kupang, Pimpinan PT

Pelindo III Kupang, Pimpinan PT PLN Kupang, Pimpinan Angkasa Pura

I Bandara El Tari Kupang, Pimpinan PD Flobamora Kupang. 

3) Dewan Kehormatan: JN Manafe, Esthon Foenay, Theo Widodo, Prof

Fredrik L Benu, Dr. drh. Maxs UE Sanam

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Independensi Jabatan dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional

Indonesia di Nusa Tenggara Timur

1. Pemerintah Melakukan pengembangan dan pembinaan olahraga

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005

menggambarkan bahwa keolahragaan daerah ditata sebagai suatu

bangunan sistem keolahragaan yang pada intinya dilakukan

pengembangan dan pembinaan olahraga yang diawali dengan tahapan

13
14

pengenalan olahraga, pemantauan dan pemanduan, serta peningkatan dan

pengembangan bakat prestasi. Penahapan tersebut diarahkan untuk

pemasalahan dan pembudayaan olahraga, pembibitan, dan peningkatan

prestasi olahraga pada tingkat daerah atau sebiasa mungkin dapat

mencapai level nasional atau bahkan internasional.

Pemerintah daerah merupakan pemegang kendali dalam berbagai

potensi daerah yang akan direpresentasikan ditingkat pusat salah satunya

adalah potensi olahraga. Olahraga merupakan salah satu potensi daerah

yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan dan diarahkan untuk

mencapai prestasi yang maksimal. Sebagai pemegang kendali potensi

olahraga Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Kupang mempunyai peran dalam memaksimalkan proses kualitas

olahraga yang diharapkan nantinya mampu mengarahkan potensi

keolahragaan Kota Kupang dalam tahap perkembangan yang signifkan

dan prestasi yang maksimal khusunya di berbagai cabang olahraga.

Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Kupang mempunyai tugas untuk membina dan menyiapkan sumber

daya pendukung bagi tercapainya tujuan peningkatan prestasi olahraga

sesuai yang termaktub dalam peraturan perundang-undangan khusunya

dalam peningkatan prestasi olahraga sepakbola. Selanjutnya melihat

bahwa upaya pembinaan tidak hanya dapat bermodalkan sebuah semangat

melainkan diperlukan adanya upaya untuk melakukan langkah-langkah

14
15

seperti pengorganisasian, pendanaan dan memungkinkan tersedianya

sarana dan prasarana yang mendukung dan memadai.

2. Pengorgansasian

Pengorganisasian dalam lingkup keolahragaan akan berjalan

kurang baik apabila terjadi hubungan kelakuan yang efektif antara

organisasi yang bergerak dibidang yang sama dalam hal ini bidang

olahraga sehingga dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian

tugas-tugas dalam organisasi bisa tercapai tujuanya

Peningkatan prestasi dalam pembinaan dan pengembangan

olahraga khusunya cabang olahraga sepakbola di Kota Kupang tergantung

bagaimana Pemerintah Daerah dalam hal ini KONI NTT menjalankan

fungsi-fungsi keorganisasianya dan juga menyusun program-program

kerja serta melakukan koordinasi dan/atau kerjasama antar organisasi

olahraga yang dapat mendukung tercapainya pembinaan dan prestasi yang

maksimal untuk cabang olahraga sepakbola di event tingkat daerah seperti

Porda.

Berikut wawancara dengan Kabid Olahraga Prestasi, Rekreasi, dan

Pendidikan sekaligus Pengurus Koni Kota Kupang yang mengatakan

bahwa:

“Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dispora khususnya

dibidang olahraga tentunya kami punya program kerja untuk pembinaan

olahraga. Salah satu program utama kami yakni Pembinaan dan

15
16

Pemasyarakatan Olahraga dengan tujuan agar nantinya mampu

meningkatkan prestasi olahraga khususnya cabang olahraga sepakbola di

berbagai event dan tentunya sasaran kami yaitu event Porprov karna ini

merupakan kegiatan rutin dari Pemprov. Tapi perlu adek ketahui dalam

melaksanakan program pembinaan kita bekerjasama dengan Koni, karena

Dispora dan Koni tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan

penyelenggaraan keolahragaan di suatu daerah. Jadi dalam merealisasikan

dan mensukseskan program pembinaan olahraga itu kami selalu

berkoordinasi dengan Koni karena yang melaksanakan pembinaan

olahraga itu Koni kemudian Dispora yang memfasilitasi dan mengawasi

proses pelaksanaan pembinaan olahraga yang dilakukan Koni karena

semua cabang olahraga prestasi termasuk sepakbola dibina di Koni dan

sebagian besar sekretariat cabang olahraga prestasi berkantor di sana. Ada

sekitar 34 sekretariat cabang olahraga berkantor disana termasuk

sepakbola”.

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam

mengoptimalkan pengorganisasian, Dispora melakukan penyusunan dan

melaksanakan program kerja dalam rangka pembinaan olahraga sepakbola

dengan tujuan agar mampu meningkatkan prestasi olahraga sepakbola di

event Porprov atau Porda nantinya. Dalam merealisasikan dan

mensukseskan pogram tersebut Dispora bekerjasama dengan Koni dalam

melaksanakan proses pembinaan. Pembinaan olahraga dilaksanakan oleh

16
17

Koni dan Dispora memfasilitasi dan mengawasi proses pembinaan yang

dilakukan Koni

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana olahraga merupakan hal yang sangat

fundamental dalam pelaksanaan olahraga terkhusus olahraga sepakbola,

tanpa adanya fasilitas yang memadai maka atlet tidak mungkin

menyalurkan bakatnya dimedan latihan. Disini sangat diharapkan

kontribusi lebih dari Pemerintah dalam hal ini Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Kupang. Pencapaian pembinaan yang baik dan prestasi

yang maksimal harus didukung dengan sarana dan prasarana berkuantitas

dan berkualitas guna untuk menampung kegiatan olahraga prestasi seperti

olahraga sepakbola sehingga dapat dugunakan seoptimal mungkin dan

mengikuti perkembangan IPTEK agar prestasi yang maksimal bisa

tercapai serta tidak lepas dari peranan dan perhatian pemerintah

sebagaimana yang termaktub dalam peraturan perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional, Pasal 67 menjelaskan bahwa :

1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat bertanggung jawab

atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan

pengawasan prasarana olahraga.

17
18

2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan prasarana

olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

3) Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus

memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah

setempat.

4) Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib memenuhi jumlah

dan standar minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.

5) Ketentuan mengenai tata cara penetapan prasarana olahraga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur

dengan Peraturan Presiden.

6) Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan

dan permukiman berkewajiban menyediakan prasarana olahraga

sebagai fasilitas. umum dengan standar dan kebutuhan yang

ditetapkan oleh pemerintah yang selanjutnya dserahkan kepada

pemerintah daerah sebagai asset/milik pemerintah daerah setempat.

7) Setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan

prasarana olahraga yang telah menjadi aset/milik pemerintah atau

pemerintah daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau

persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

18
19

3.2. Dampak rangkap jabatan dalam Kepengurusan Komite Olahraga

Nasional Indonesia

Konflik kepentingan dalam rangkap jabatan Kepala Daerah Dan

Wakil Kepala Daerah Sebagai Pejabat Organisasi KONI kemungkinan terjadi

karena dengan memegang kedua jabatan tersebut secara bersamaan, maka

artinya seseorang memiliki loyalitas dan komitmen ganda. Loyalitas ganda

tersebut diperparah dengan kenyataan bahwa kedua jabatan tersebut memiliki

sifat yang berbeda. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah jabatan

publik sehingga berorientasi kepada kepentingan publik. Adapun Pejabat

Organisasi KONI memiliki orientasi privat yang kuat karena dia bekerja

kepada entitas yang diwajibkan untuk mencari untung. Ketidaksamaan tujuan

di antara organisasi tempat pemilik jabatan rangkap bekerja menjadi faktor

sahih di balik munculnya sebuah konflik kepentingan, terlebih ketika dua

organisasi tersebut memiliki kemungkinan untuk berelasi.

Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengeluarkan putusan yang

melarang adanya rangkap jabatan bagi pengurus KONI. Sanksi menanti

mereka yang melanggarnya. Mahkamah Konstitusi (MK) menolak

permohonan atas pengujian Undang-Undang 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional (Undang-Undang SKN) terhadap Undang-Undang

Dasar 1945, yang melarang rangkap jabatan bagi para pengurus KONI.

"Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Keolahragaan, pasal 1,2,3 sudah ada mengenai sanksi-

19
20

sanksi yang akan diberlakukan khususnya bagi pejabat publik ataupun pejabat

struktural yang tidak menaati Undang-Undang tersebut. Sanksinya adalah:

1. Pembekuan Organisasi

Pada awal tahun 2018 KONI NTT melalui Badan Olahraga

Profesional Indonesia melakukan verifikasi organisasi Olaraga yang

terkait lima aspek, yaitu manajemen, keuangan, atlet, pembinaan usia

muda, dan tanggung jawab sosial. Hasilnya hanya 8 Organisasi dari

berbagai kabupaten di NTT yang dinyatakan lolos untuk kemudian

direkomendasikan mengikuti Turnamen Nasional. Namun Kegiatan

Olaraga lain tetap bergulir dengan mengikutsertakan Semua Kabupaten

yang ada di NTT, kemudian Kemenpora memberikan surat peringatan

kepada KONI NTT atas penggelolah penyelenggatra kegiatan yang

bermasalah. Pembekuan KONI NTT menjadi jalan terakhir Kemenpora

setelah tiga surat peringatan diabaikan KONI NTT. Melalui Surat

Keputusan Nomor : 12316 Tahun 2018 bertanggal 17 April 2018,

pemerintah memutuskan tidak mengakui semua kegiatan dan keputusan

KONI NTT. Namun pada akhirnya KONI mendapat pengecualian dari

Kemenpora agar semua kegiatan dapat berlanjut.

2. Tidak Diakuinya Kegiatan

Tidak Tercapainya pelaksanaan kegiatan dalam sebuah organisasi

tidak terlepas dari kontribusi setiap pelaku organisasi yang terlibat, dalam

hal ini organisasi KONI NTT beserta masyarakat Provinsi NTT terkhusus

20
21

kalangan pemuda dan atletnya. Sehingga dalam melaksanakan suatu

kegiatan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya tentu harus

dilandasi dengan komunikasi yang baik.

3. Penundaan Pendanaan Olahraga

Keberlangsungan manajemen organisasi baik di bentuk organisasi

pemerintahan maupun organisasi lainnya membagi berbagai tugas sesuai

dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh setiap sumber daya

manusia. Secara umum pengertian koordinasi adalah proses

mensinergikan dan menyeimbangkan segala aktivitas dalam pekerjaan

antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk meraih tujuan tiap-tiap

pihak sekaligus tujuan bersama. Peneliti kemudian Penggurus KONI

NTT, mengatakan bahwa :

“Untuk koordinasi saya rasa secara lebih teknis dan terkhusus

ketua dari KONI NTT akan menjelaskannya secara mendetail, namun dari

pandangan saya tentunya dari teman-teman Penyelenggara harus selalu

mengkoordinasikan apapun yang ingin dilakukan apa lagi yang

melibatkan pengerahan kegiatan olaraga tentunya kita dari pihak KONI

harus mengetahui itu semua. Dan sejauh ini saya rasa koordinasi yang

berlangsung ada yang kurang baik ”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat

diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek koordinasi

terkait manajemen organisasi, KONI NTT harus selalu untuk menjaga

21
22

koordinasi dengan pihak pemerintah Provinsi NTT kurang baik dalam hal

menjalankan kegiatan hingga berkoordinasi untuk mendiskusikan

kebutuhan apa saja yang dianggap perlu untuk kemajuan organisasi agar

dapat lebih bermanfaat bagi Atlet Daerah. Hal tersebut di atas cukup

sesuai dengan hasil observasi peneliti bahwa KONI NTT dalam setiap

pergerakannya selalu menjaga koordinasi dengan pihak Provinsi NTT.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu Ketua

KONI NTT mengatakan :

3.3. Faktor penghambat Independensi Jabatan Dalam Kepengurusan

Komite Olahraga Nasional Indonesia

1. Pendanaan

Salah satu faktor pendukung terpenting dalam upaya mensukseskan

program pembinaan prestasi olahraga khusunya olahraga sepakbola adalah

tersedianya dana yang memadai. Berbagai sumber dana alternatif perlu

digali dalam upaya memenuhi kebutuhan dana untuk pembinaan cabang

olahraga prestasi seperti olahraga sepakbola. Pendanaan mempunyai

peranan yang sangat penting bagi pembinaan olahraga sepakbola. Dengan

adanya pendanaan, berbagai kebutuhan atau hal yang berhubungan dengan

pembinaan olahraga dapat dipenuhi dengan baik. Dalam peraturan

perundang-undangan di jelaskan bahwa pendanaan olahraga menjadi

tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.

22
23

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran

keolahragaan melalui APBN dan APBD.

Berikut Rincian Anggaran Sarana dan Prasarana Olahraga Kota

Kupang Tahun 2021 / 2022 sebagai berikut :

Tabel

Rincian Anggaran Sarana dan Prasarana

No Indikator Kinerja Target Kebutuhan Sumber


. Program/Kegiatan Capaian Dana/Pagu Dana
Kinerja Indikatif
1. Jumlah ketersediaan 81 Lapangan Rp. 3.776.295.300 APBD
sarana dan prasarana
olahraga
2. Jumlah pemeliharaan 5 Lokasi Rp. 597.300.000 APBD
sarana dan prasarana
olahraga
3. Terbangunnya sarana 10 Sarana Rp. 2.500.000.000 APBD
dan prasarana dan prasarana
olahraga olahraga
4. Jumlah kegiatan 1 Kegiatan Rp. 126.000.000 APBD
pengawasan saran dan
prasarana olahraga
Sumber : Koni NTT, 2022

Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip

keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Dana

keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah

dapat diberikan dalam bentuk hibah. Sebagai komponen dalam Pemerintah

Daerah, Dinas Pemuda dan Olahraga sangat berperan dalam pengalokasian

dana untuk keberlanjutan kegiatan olahraga khusunya untuk cabang

olahraga sepakbola di Kota Kupang.

23
24

2. Komunikasi

Dalam riset ini ditemukan pengelompokkan cabang olahraga

anggota Koni Nusa Tenggara Timur. Pengelompokkan ini, bertujuan untuk

mengukur efektivitas managamen Komunikasi dalam organisasi cabang

olahraga anggota Koni Nusa Tenggara Timur, yaitu :

1) Ada cabang olahraga yang memiliki managemen Komunikasi

organisasi cabor yang tidak baik, kepengurusan yang tidak baik, tata

kelola program kerja yang terukur dan menghasilkan prestasi yang

tidak baik dan ketidaksesuaian dengan target Koni Nusa Tenggara

Timur.

2) Ada cabang olahraga yang memiliki managemen Komunikasi

organisasi cabor yang baik, kepengurusan yang baik, tata kelola

program kerja yang terukur. Namun, belum mampu melahirkan

prestasi olahraga yang ditargetkan Koni Nusa Tenggara Timur.

3) Ada cabang olahraga yang memiliki managemen organisasi buruk,

kepengurusan tidak tertata dengan baik, tata kelola program kerja tidak

terukur. Sehingga, prestasinya juga tidak jelas

4) Ada cabang olahraga yang memiliki managemen organisasi buruk,

kepengurusan tidak tertata dengan baik, tata kelola program kerja tidak

terukur. Namun, ada potensi atlet yang berpeluang ber-prestasi.

24
25

3. Faktor Internal Rangkap Jabatan KONI

Rangkap Jabatan merupakan praktik dimana dewan direksi pada

suatu perusahaan menduduki posisi direksi di perusahaan lain (Muldoon :

2006) mengatakan bahwa ikatan rangkap javbatan memungkinkan adanya

pertukaran informasi antarperusahaan untuk menyampaikan informasi

organisasi yang efektif dan inovatif kepada perusahaan lainnya. Borgatti

dan Foster (2003) mengungkapkan bahwa rangkap jabatan dewan direksi

dapat menjadi media bagi perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian

dan mempermudah dalam mencari acuan sumber daya.

Rangkap jabatan kepala daerah kini sedang hangat dibincangkan

publik, lantaran saat ini dari kasus yang terjadi pada KONI Nusa Tenggara

Timur diketuai Wakil Gubernur NTT juga sekaligus menjabat sebagai

Wakil Gubernur NTT. Saat menjabat ketua KONI NTT beliau masih

menjabat sebagai Wakil Gubernur padahal dalam hal ini dua bentuk

jabatan yang strategis dalam sebuah organisasi baik dari pemerintahan dan

keolahragaan yang dibawahi oleh Menpora. Selain itu, dari segi atauran

dan perintah dari Menteri Dalam Negeri secara simultan telah mengimbau

kepada kepala daerah, wakil kepala daerah untuk tidak ikut serta menjadi

pengurus dalam induk olahraga. Alasan tersebut sangat jelas karena

sebagai pengurus olah raga mempunyai waktu yang padat dan waktu yang

hampir sama dengan jabatan seorang pejabat tinggi salah satunya adalah

kepala Daerah. Karena, kepala daerah telah diberi amanat melayani

25
26

masyarakat. Kewajiban ini juga harus dilakukan penuh waktu dan

memiliki bobot sama beratnya. Sebenarnya dari aturan yang jelas di

keluarkan oleh Kemendagri telah menerbitkan Surat Nomor IX.800/33/Sj

tanggal 14 Maret 2016 yang ditujukan kepada Ketua Umum KONI Pusat.

BAB IV

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Faktor Penyebab Rangkap Jabatan dalam Kepengurusan Komite Olahraga

KONI di Nusa Tenggara Timur yakni Jabatan Organisasi yang kosong dan

Pejabat selaku penguasa yang mengendalikannya agar mereka yang

mendapatkan jabatan dalam organisasi olaraga.

2. Akibat Hukum yang ditimbulkan terhadap Rangkap Jabatan Kepengurusan

Komite Olahraga KONI NTT mendapatkan sanksi dari Kemenpora atau

sanksi Kode etik karna Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah tidak boleh

merangkap jabatan.

5.2. Saran

1. Pemerintah harus mematuhi aturan yang ada sehingga tidak terjadinya

rangkap jabatan di dalam organisasi olaraga

2. Kemenpora harus bertidak tegas agar hal tersebut tidak terjadi lagi

26
27

DAFTAR PUSTAKA

6.1. BUKU

A’an Efendi., Freddy Poernomo., dan Indra S Ranuh, Teori Hukum, Sinar Grafika,

Jakarta, 2016.

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2004.

Afrizal. 2005. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari Pengertian sampai


Penulisan Laporan. Padang : Lab. Sosiologi FISIP UA.

Ahmad, Yani, 2002. Hubungan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,


2008, hlm. 62

Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011

Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja,

Prenada Media Group, Jakarta, 2015.

Harsuki. 2003. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Hasibuan M.S.P. 2005. Organisasi dan Motivasi (Dasar Peningkaatan


Produktivas). Jakarta: Bumi Aksara Husdarta. 2011. Sejarah dan Filsafat
Olahraga. Bandung: ALFABETA.

Kemenpora. 2010. Rencana Strategis Kementrian Pemuda dan Olahraga Tahun


2010-2014. Jakarta: Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia. Koni Pusat. 1998. Pemanduan dan Pembibitan Bakat Usia Dini.
Jakarta: Garuda Emas Koni

Labolo, Muhadam. 2006. Memahami Ilmu Pemerintahan, Suatu Kajian, Teori,


Konsep dan Pengembangannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja

27
28

Rosdakarya, Bandung, 2014.

Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2011.

Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik. Proses, Analisis, dan Partisipasi,

Ghalia Indonesia, Bogor, 2014.

Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta,

2005.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Bandung,

2014.

6.2. JURNAL

May Lim Charity, Ironi Praktik Rangkap Jabatan Dalam Sistem


Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 13, No. 1,
(2007).

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI 2022

6.3. Peraturan Perundang – Undangan

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan


Keolahragaan.

28
29

A. Internet

https://www.victorynews.id/olahraga/pr-3312630773/ini-susunan-pengurus-koni-
Nusa Tenggara Timur-yang-akan-dilantik-marciano-norman?page=4 diakses tgl
23/04/2022, pkl 22.00 WITA

https://sport.detik.com/sport-lain/d-898441/sanksi-untuk-pengurus-koni-rangkap-
jabatan diakses tgl 01/05/2022

https://sport.detik.com/sport-lain/d-898441/sanksi-untuk-pengurus-koni-rangkap-
jabatan.
https://noa.co.id/yara-jabatan-pengurus-koni-tidak-boleh-dipangku-oleh-pejabat-
publik

29

Anda mungkin juga menyukai