Sooner or later all things are numbers, yes?” Terry Pratchett, Monstrous Regiment
Prinsip Interpolasi
Interpolasi citra terjadi di semua citra digital pada tahap tertentu mengubah atau merekonstruksi ulang (distort)
suatu citra dari satu kisi piksel ke piksel lainnya seperti contohnya dalam pembesaran citra maupun pengecilan,
merubah kenampakan citra atas variasi warna, memperhalus kenampakan citra dan lain sebagainya.
Bahkan jika ukuran citra atau reinterpretasi citra yang sama dilakukan, hasilnya dapat sangat bervariasi dan
berbeda tergantung pada algoritma interpolasi yang di aplikasikan, oleh karena itu citra akan selalu kehilangan
beberapa kualitas setiap kali interpolasi dilakukan.
Interpolasi adalah prosedur untuk memperkirakan nilai dari suatu objek posisi yang tidak terwakil dalam sampel
dalam suatu cakupan area dengan memanfaatkan dan mempergunakan keterbatasan jumlah sampel yang ada.
Prinsip Interpolasi
Dalam grafik a) dan b). terlihat
bahwa perkiraan nilai
ditentukan berdasar nilai
sampel disekitarnya (sampel
hasil observasi).
Dalam hal interpolasi di suatu
bidang permukaan (3D), maka
inerpolasinya sama seperti
pada curve fitting
mempergunakan nilai hasil a) dan b). Adalah interpolasi berdasar “surface fitting”. Dalam
observasi yang ada di grafik a) dan b). terlihat bahwa perkiraan nilai ditentukan
sekitarnya. berdasar nilai sampel disekitarnya (sampel hasil observasi).
Jika dalam melaksanakan interpolasi hanya mempergunakan satu jenis fungsi (single function)
maka interpolasi tersebut dikatakan sebagai ‘Global Interpolation’, sedangkan jika hanya
mempergunakan fungsi yang di aplikasikan pada segmen tertentu saja, maka dikatakan
sebagai ‘Lokal Interpolasi’.
Proses Interpolasi
Jika dalam melaksanakan interpolasi melibatkan seluruh sampel, maka proses interpolasi tersebut
dikatakan: “Exact Interpolation”, tapi jika tidak semua sampel di libatkan dalam interpolasi karena
adanya beberapa kesalahan (error), maka interpolasi tersebut dikatakan: “Approximate Interpolation”
Pada “approximate interpolation”, banyak diaplikasikan pada data spasial (citra) untuk memprediksi tren
atau representasi dari grid cell atau unit area.
Linier Interpolation
Iinterpolasi linear: fungsi linear linear piecewise diterapkan
antara dua titik yang berdekatan seperti yang ditunjukkan pada
gambar dibawah dengan rumus sebagai berikut:
a). Polinomial pangkat tiga diterapkan antara dua titik yang berdekatan dan
b) Variabel tambahan/ auxilliary u harus diperkenalkan.
Moving Average
Moving Average: sebuah jendela/window dengan
kisaran – d hingga + d dihitung interpolasinya ke
rata-rata pengamatan dalam wilayah seperti yang
ditunjukkan pada gambar a).
Gambar b). Memberikan impresi window 3 x 3
bergerak dengan kisaran –d hingga +d.
B-spline: kurva kubik dan B-spline, atau basis spline, adalah fungsi spline
Metode Kuadrat Terkecil - (Least Square Method)
Metode kuadrat terkecil adalah pendekatan statistik untuk memperkirakan nilai atau fungsi yang diharapkan
dengan kemungkinan/probabilitas tertinggi dari pengamatan dengan kesalahan acak.
Probabilitas tertinggi diganti dengan meminimalkan jumlah kuadrat residual dalam metode kuadrat terkecil.
Interpolasi Bilinear
Interpolasi Bicubic/bicubic Interpolation
Polinomial orde ketiga digunakan agar sesuai dengan ‘permukaan kontinu’ menggunakan 4X4=16 titik yang
berdekatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah, z dihitung menggunakan fomula berikut:
Interpolasi Bicubic
Padanan Permukaan untuk titik acak/ Surface Fitting for Random
Points
Jaringan segitiga yang disebut Triangulated Irregular Network (TIN) diterapkan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar dibawah. Segitiga membentuk bidang dengan garis kontur lurus.
Teknik transformasi koordinat berguna untuk koreksi geometrik dengan titik kontrol tanah
(GCP=Ground Control Point).
Tiga jenis DEM a) Grid Cell DEM b). TIN (triangulated irregular network) dan
c). Contur lines /profile.
DTM
DTM umumnya diturunkan dari DEM atau dari data tinggi hasil pengukuran atau data tinggi dari sumber
lain dan yang merepresentasikan data tinggi permukaan tdan termasuk didalamnya aspek, slope/lereng,
jaringan lembah (sungai) dan atribut lain yang menyangkut ketinggian.
Dalam DEM, seperti asal dari katanya adalah model representasi data tinggi dalam format digital dan
terssusun sedemikian rupa sehinggaa data tersebut dapat di interpolasi sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan. (dapat menjadi garis kontur, konfigurasi titik titik tinggi dengan interval yg diinginkan).
Berbagai Macam Bentuk Permukaan (terrain)
a) Slope Aspek;
b) Drainage network;
c) Catchment area;
d) Shading;
e) Shadow;
f) Slope stability.