TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Magister Dalam Bidang Pendidikan Bahasa Arab pada
Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Oleh:
JAELANI SIDDIK
NIM: 80400216017
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
NIM : 80400216017
Program : Pascasarjana
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
JAELANI SIDDIK
NIM : 80400216017
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah swt. atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya pada penulis, atas segala do’a dan upaya serta motivasi
penyusunan tesis ini sebagai syarat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar
bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis menyampaikan terima kasih
pada setiap pihak yang telah berkonstribusi secara langsung maupun tidak
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin
Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. M. Galib M., M.A. dan Dr. H. Andi Aderus, Lc. M.A,
selaku Direktur dan wakil Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
3. Ibu Dr. H. Haniah, Lc., M.A. dan Dr. H. Hamka Ilyas, M.Th.I. Selaku Ketua
Program Studi dan sekertaris program studi Pendidikan Bahasa Arab UIN
Alauddin Makassar.
4. Prof. Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd. dan Dr. H. Munir, M.Ag., selaku
iv
5. Dr. Sitti Mania, M.Ag. dan Dr. Hj. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A., selaku
tesis ini.
7. Ustadz Siswandi Safari, S.Pd.I., Lc., S.H dan Ustadz Muslimin, S.Pd.I, S.H.,
selaku direktur dan kepala sekolah Pondok Pesantren SMAS Tahfidzul Qur’an
8. Kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar beserta seluruh staf yang telah
9. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, saudara, Istri dan anak
tercinta yang telah memberikan do’a, motivasi dan dukungan kepada penulis.
Penulis tak akan sampai pada jenjang ini jika bukan karena dukungan mereka.
JAELANI SIDDIK
NIM : 80400216017
v
DAFTAR ISI
vi
5. Teori Menghafal Al-Qur’an .................................................... 64
6. Metode Menghafal Al-Qur’an................................................. 66
7. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an........................................... 68
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 72
vii
DAFTAR TABEL
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan tranliterasinya ke dalam huruf latin dapat
1. Konsonan
ix
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir. Maka ditulis dengan tanda
(’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
Vokal tunggal bahasa arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
َ fatḥah A A
َ Kasrah I I
ُ ḍammah U u
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
x
Harakat dan Nama Huruf dan Nama
huruf tanda
…ُا … َُی
َ fatḥah dan alif atau ya’ a> a dan garis di atas
Contoh:
ات
َ َم : ma>ta
رمى : rama>
قِي َل : qi>la
َيموت : yamu>tu
4. Ta>’ marbu>t}hah
Transliterasi untuk ta>’ marbutah ada dua, yaitu: ta>’marbu>t}ah yang hidup
atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].
sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adala [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
ضةاألطفَال َ َرو : raudah al-atfa>l
َاضلَة
ِ اَل َمدِينَةالف : al-madi>nah al-fa>dilah
اَل ِحك َمة : al-hikmah
5. Syaddah (tasydi>d)
xi
ن ِع َم : nu’ima
َعدو : ‘aduwwun
Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال
(alif lam ma’rifah). dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi
hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan arab ia
berupa alif.
Contoh:
ت َأمر : ta’muruna
اَلنَّوع : al-nau’
شَيء : syai’un
أ ِمرت : umirtu
xii
8. Penulisan kata Arab yang lazim digunakan dalam bahasa Arab
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasikan adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau
kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa
Indonesia, atau sering sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim
digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara
munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari suatu rangkaian
Kata “Allah” yang di dahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya
huruf hamzah.
Contoh:
دِين ﷲ: di>nullah
Adapun ta>’marbu>t{ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah
ditransliterasi dengan huruf [t].
Contoh:
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps),
berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menulis huruf awal
nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulan kalimat. Bila
xiii
nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang. Jika
terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut
menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf
awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia
ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).
Contoh:
Al-Gaza>li>
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata ibn (anak dari) dan abu
(bapak dari) sebagian nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu
harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
Abu> al-Wali>d Muhammad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-
Wali>d Muhammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muhammad Ibn)
Nasr Ha>mid Abu> Zaid, ditulis menjadi: Abu> Zaid. Nasr Ha>mid (Bukan: Zaid,
B. DaftarNasr Ha>mid Abu)
singkatan
Beberapa singkatan yang di bakukan adalah:
H = Hijrah
xiv
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat Tahun
HR = Hadist Riwayat
xv
ABSTRAK
Nama : JAELANI SIDDIK
NIM : 80400216017
Judul :PENGARUH PEMBELAJARAN BAHASA ARAB TERHADAP
MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN SANTRI PONDOK
PESANTREN IMAM ASY-SYATHIBY KABUPATEN GOWA
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
bermutu. Mutu SDM hanya dapat diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena itu,
negara yang maju selalu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam
UUD 1945 alinea IV, yang secara tegas mencantumkan bahwa pendidikan
suatu prioritas kebangsaan yang tidak bisa di tunda untuk diperbaiki seoptimal
mungkin. Sebab pendidikan yang berkualitas adalah awal dari lahirnya peradaban
Peraturan menteri Agama RI no. 2 tentang kompetensi inti dan standar isi
pendidikan Islam dan bahasa Arab. Dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa
tujuan mata pelajaran bahasa Arab adalah:
salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
1
2
anak didik Islam sebagai cara hidup (way of life), kedua pedidikan madrasah,
yaitu lembaga pendidikan yang bersifat umum. Keempat, pelajaran agama Islam
yang diselenggarakan oleh lembaga umum sebagai satu mata pelajaran saja.2
ulama terdahulu, dan para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) di dalam
lingkungan pesantren. Hal ini membuat pesantren memiliki ciri khusus yang
1
Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam dan Peraturan Menteri Agama, Tentang
Standar Isi Bidang Studi Bahasa Arab, 2013. h. 2.
2
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Madjid Terhadap pendidikan Islam
Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 58-59.
3
dengan menggunakan bahasa Arab seperti Tafsir, hadist, fiqh, nahwu, sharaf,
diajarkan. Salah satu ilmu pengetahuan itu adalah bahasa Arab. Bahasa Arab
memiliki peran yang sangat urgen, terlebih bagi umat Islam. Hal ini disebabkan
agamaan maupun ilmu-ilmu yang lain3. Mata pelajaran bahasa Arab di Indonesia
mutunya.4
Antara bahasa Arab dengan Al-Qur’an memiliki hubungan yang tidak bisa
semua kejadian-kejadian yang ada di dunia ini telah termaktub dalam Al-Qur’an
sebagai Kalam Allah yang harus dipelajari dan dimengerti oleh setiap umat islam
memahami dan mengetahui lebih jauh tentang peristiwa yang terjadi di dunia ini.
3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cett.III; PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2013), h. 89.
4
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab : Media dan Metode – Metodenya,
(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 1.
4
dinamis yang sangat penting. Dengan adanya motivasi dalam diri, proses
adanya motivasi untuk belajar. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa santri
yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuanya yang rendah.
Akan tetapi bisa saja disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi dalam
diri santri tersebut. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren harus
Qur'an. Supaya santri yang merasa malas, bosan, dan jenuh dalam menghafal dan
internal dan eksternal. Faktor internal antara lain; kondisi emosi, keyakinan
(belief), kebiasaan (habit), dan cara memproses stimulus. Faktor eksternal, antara
penghafal, mengetahui dan memahami arti atau makna yang terkandung dalam
didiknya mahir berbahasa Arab dan juga hafal Al-Qur’an, salah satunya pesantren
5
Putra, Yovan P dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010), h. 16.
5
sejak tahun 2011, Pelaksanaan pendidikan berbasis Qur’an yang telah dilakukan
masih banyak santri yang kurang termotivasi dalam menghafal Al-Qur’an. Hal ini
hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam 3 tahun pembelajaran di pesantren. Maka dari itu
B. Rumusan Masalah
suatu dorongan yang disertai usaha-usaha dari luar maupun dari diri sendiri untuk
mengingat dan mengulang-ulang ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan indikator motivasi;
dan alasan.
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 35.
7
a. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Arab santri di Pondok Pesantren
b. Variabel dependen
dipecahkan melalui penelitian, yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada
dan logika yang kemuadian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 61.
8
H1: Ada pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap motivasi menghafal Al-
Qur’an.
H0: Tidak ada pengaruh pembelajaran bahasa arab terhadap motivasi menghafal
Al-Qur’an.
Hipotesis dalam statistik, terdapat hipotesis kerja atau alternatif (H1) dan
hipotesis nol (Ho). Adapun hipotesis statistiknya yaitu: Jika H1 diterima, maka
ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel X (pembelajaran bahasa Arab)
dimaksud adalah jika santri aktif belajar bahasa Arab, maka santri akan semakin
termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an, tapi jika tidak aktif dalam belajar bahasa
diterima, maka tidak ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel X
E. Kajian Pustaka
berbagai sumber atau rujukan yang mempunyai relevansi dengan hasil sebuah
penelitian. Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan kajian terhadap
hafizh Al-Qur’an sangat memerlukan bahasa Arab untuk terus menghafal dan
penghafal akan mengingat hafalannya melalui kisah atau tema ayat yang sedang
9
memahami bahasa Arab seorang penghafal tidak akan tersesat dalam hafalannya.8
adalah membaca ayat-ayat dengan tajwid yang benar dan memahami makna kata
demi kata.9 Hal inilah yang seharusnya dapat meningkatkan motivasi untuk
menghafal Al-Qur’an.
Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Maria Ulfa Lubis dengan
8
Noza Aflisia, “Urgensi Bahasa Arab Bagi Hafizh Al-Qur’an” Jurnal Kajian Keislaman
dan Kemasyarakatan, Vol. 01 no. 01, (2016).
9
Aisyah Arsyad Embas, Rekonstruksi Metodologi Tahfiz Al-Qur’an (Suatu wacana
tentang metodologi dalam menghafal Al-Qur’an dengan Pendekatan metode Maudhu’iy), (Cet. 1
Makassar: UIN Alauddin Press, 2011), h. 85.
10
Maria Ulfa Lubis, “ ”دور تعليم اللغة في حفظ القرآن الكريمJurnal Ihya Al-Arabiyah, Vol. 01 no.
02, (2015).
10
karena nilai ∅ (phi) lebih besar dari nilai “r” atau 5 % dan nilai “r” 1 % atau 0,
641< 2, 681 > 0,514.11 Adapun perbedaan dalam kajian penelitian ini membahas
belajar siswa tsanawiyah. Dengan besaran koefisien korelasi sebesar 0,4723 lebih
besar dari 0,207 dengan taraf signifikan 5%, dengan demikian Ha diterima.12
terhadap pembelajaran bahasa Arab yang akan mempegaruhi motivasi, dalam hal
5%. Adapun penelitian ini berfokus kepada penguasaan bahasa Arab pada
11
Ulfa Hoyriyah. “Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab Terhadap Keterampilan
Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Ahlul Qur’an Palembang”, Lughoti jurnal pendidikan
Bahasa Arab Vol. 2 no. 01 Juli-Desember (2020).
12
Wakhidati Nurrohmah Putri, “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Madrasah Tsanawiyah”, lisanina: Journal of Arabic Education and Literature, Vol. 1 no.
01 (2017).
11
Bahasa Arab Siswa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman” dalam hasil penelitiannya
motivasi belajar.
yang di ajukan dalam penelitian ini belum ada yang membahas sebelumnya.
1. Tujuan Penelitian
mencapai tujuan. Demikian pula seluruh uraian dan penjelasan pada penelitian ini
diarahkan untuk mencapai tujuan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian
13
Nursiah, “Pengaruh Penguasaan Bahasa Arab Terhadap Kemampuan Menghafal Al-
Qur’an Mahasiswi Semester II MA’had Al-Birr Makassar”, Al-Maraji’: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab, Vol. 1 no. 01 (2017).
14
Umi Fatonah dan Muhammad Iqbal, “Pengaruh Evaluasi Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman”, Jurnal Educate, Vol. 1 no.
01 (2016).
12
Kabupaten Gowa.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
b. Kegunaan Praktis
konstruktif untuk dijadikan bahan kajian bagi pondok pesantren khususnya dan
TINJAUAN TEORETIS
pengertian seorang guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didik dan usaha
anak didik untuk mempelajari sesuatu pengetahuan. Mengajar yang dalam bahasa
Inggris disebut “teach” berasal dari bahasa Ingris kuno yaitu taecan. Kata ini
berasal dari bahasa Jerman kuno, yaitu taikjan, yang berasal dari kata teik, yang
yaitu dic.1
dari kata alima, yang memiliki arti “mengetahui atau mengerti” kemudian
ta’liman, wazan ini memiliki fungsi memuta’adikan fi’il lazim atau dalam bahasa
Menurut istilah kata itu memiliki definisi kegiatan yang digunakan untuk
“ta’lim”dalam bahasa Arab, pembelajaran juga disebut dengan kata tadris, yang
berasal dari kata “darasa”, yang memiliki arti belajar atau mempelajari.
Sedangkan menurut istilah kata itu memiliki definisi proses interaksi lingkungan,
1
Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelaajaran,(Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 208.
2
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Madani, 2015), h. 24.
13
14
dalam bahasa Inggris disebut learning atau training dan dalam bahasa Arab
kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari
perilaku, prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran
adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Kedua, hasil pembelajaran
ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, prinsip ini mengandung
semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga, merupakan suatu proses.
aktifitas yang sistematis dan terarah. Keempat, proses pembelajaran terjadi karena
adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai.
Prinsip ini mengandung makna bahwa aktifitas pembelajaran itu terjadi karena
adanya kebutuhan yang harus dipuaskan dan adanya tujuan yang akan dicapai.
15
Belajar tidak akan efekif tanpa adanya dorongan dan tujuan. Kelima,
kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu, merupakan bentuk
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktifitas
menghasilkan perubahan tingkah laku yang positif baik dalam aspek pengetahuan,
Pada hakikatnya ilmu bahasa Arab lahir dan berkembng dibawah naungan
lain di dunia karena ia berfungsi sebagai bahasa Al-Qur’an dan hadist serta kitab
kitab lainnya.6 dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa Al-Qur’an dengan jelas,
Pembelajaran bahasa asing dalam hal ini bahasa Arab, yang bertujuan
4
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Uhamka Press,
2003), h. 110.
5
Tricahyo, Agus, Pengantar Linguistik Arab, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2011),
h. 95.
6
Arsyad Azhar, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h. 7.
16
intajiyyah).7
Empat kemahiran tersebut di atas sangat dibutuhkan dalam proses
Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa belajar kaidah-kaidah bahasa Arab,
bahasa Arab adalah sebagian dari din (agama), hukum mempelajarinya wajib bagi
ummat Islam yang mampu dan bertanggung jawab atas tersebarnya Islam di
permukaan bumi ini, karena tidak mungkin memahami dinul Islam dengan
guru. Dua komponen yang menjalankan proses pembelajaran bahasa Arab adalah
didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang
7
Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar (Bandung: Angkasa, 2011), th.
8
Al Sunaidi Salman bin Umar, Mudahnya Memahami Al-Qur’an, (Jakarta: Darul Haq,
2008), h. 111.
9
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 23-27.
17
lebih baik. Dan dalam pembelajaran, tugas seorang guru adalah mengkondisikan
antara lain, Menurut Ibnu Jinni bahasa adalah suara-suara yang diungkapkan oleh
maksud yang ia inginkan. Ungkapan itu adalah perbuatan mulut yang muncul dari
suatu niatan untuk mengatakan. Menurut Al-Jurjani, bahasa adalah sesuatu yang
ahli bahasa moderen, bahasa adalah aturan urfi berupa rumus-rumus bunyi yang
Bahasa yang definisinya yang telah kita fahami di atas memiliki beberapa
unsur jika diteliti lebih lanjut. Yang dimaksudkan dengan unsur disini adalah
sesuatu yang menyusun bahasa sehinnga sesuatu yang menghasilkan bunyi, rumus
atau ungkapan yang dapat difahami sebagai alat komunikasi satu komunitas
masyarakat.
unsur yang ada didalamnya juga sama. Adapun unsur-unsur itu sebagai berikut:
a. Bunyi
Bunyi merupakan salah atu unsur dalam bahasa Arab karena sebagaimana
dalam definisinya bahasa adalah bunyi, sehingga jika kita mengatakan bahasa
maka kita akan memahami bahwa bahasa itu adalah sesuatu yang bisa
10
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 1-2.
18
suara.
b. Kata
Kata yang dimaksud di sini adalah materi atau rumus bunyi bagi makna.
Jika makna disebut sebagai pemahaman fikiran yang abstrak yang tidak merujuk
kepada materi (benda), maka yang dimaksud dengan kata adalah padanan yang
sesuai dengan fikiran yang abstrak itu. Jadi, kata adalah bentuk bunyi yang
diucapkan oleh seseorang dan seuai dengan makna. Kata juga bisa didefinisikan
sebagai alat untuk menunjukkan dan mengungkapkan isi fikiran. Kata juga
merupakan alat untuk menunjukkan makna. Ciri terpenting kata adalah dapat
Kata adalah satuan bunyi atau tulisan dalam sesuatu bahasa yang memiliki
makna, sehinnga dalam bahasa Arab kata menjadi dua yaitu kata kerja dan kata
benda sedangkan lafadh itu atuan bahasa yang sifatnya lebih umum daripada kata
karena lafadh itu tidak hanya mencakup kata kerja dan kata benda saja, tetapi juga
huruf yang tidak memiliki arti kecuali jika bersambung dengan kata atau dalam
satu kalimat.
Pendekatan yang paling baik untuk mendefinisikan kata adalah tidak ada
satu definisi pun yang dapat memuaskan, tetapi kita bisa membatasi pengertian
2) Kata morfologi yaitu bentuk unik. Membahas bentuk kata saja dan bukan
makna.
3) Kata leksikal yaitu memahami berbagai bentuk kata yang berkaitan erat
dengan makna.
19
c. Struktur
ada dalam fikiran pembicara kepada orang lain. Kalimat tidak bisa dipisahkan
dengan struktur bahasa atau aturan bahasa, sebab kalau tidak kalimat yang ia
susun tidak akan mampu menerjemahkan dan mengungkapkan maksud yang ingin
disampaikan.
d. Makna
Makna merupakan unsur yang penting dalam suatu bahasa karena unsur
inilah yang membedakan bahasa dengan bunyi-bunyi lain seperti suara binatang,
mengungkapkan apa yang ada dalam fikirannya atau perasaannnya kepada orang
lain, baik berupa suara ataupun tulisan tidak bisa lepas dari unsur makna, karena
makna adalah inti tersampaikannya pesan atau maksud si pembicara kepada orang
lain.
Tanpa adanya makna dalam suatu bahasa maka maksud yang ingin
disampaikan oleh pembicara tidak akan sampai, sebab orang yang akan
mendengarkan ungkapan bahasa itu tidak menangkap makna dari kata-kata yang
diucapkannya. Jadi, memang benar bahwa makna itu hanya ada dalam fikiran
satu orang berbeda dengan makna yang difahami oleh orang lain. Oleh karena itu
ketika seseorang ingin menyampaikan maksud atau makna yang ia fahami kepada
orang lain maka ia harus memilih kata-kata yang tepat, membunyikan dengan
benar dan menyusunnya dengan ungkapan sesuai dengan struktur yang disepakati
20
sehinga makna yang ia fahami sama dengan makna yang difahami oleh si
pendengar.11
unsur bahasa yaitu bunyi, kata, struktur dan makna. Agar menjadi sebuah susunan
dengan bahasa Arab, sebagi satu-satunya sarana peserta didik ketika ia ingin
Agar dapat menguasai bahasa Arab tidak hanya dengan membaca. Akan
tetapi banyak cara untuk menguasainya, diantaranya dengan latihan berbicara dan
menulis dengan menggunakan bahasa Arab, agar latihan itu benar-benar dapat
menjadikan peserta didik mampu menguasai bahasa Arab, peserta didik harus
mempelajari kaidah bahasa Arab, imla’ dan balagah. Jadi, tujuan utama
mempelajari bahasa Arab adalah mampu mengungkapkan dengan menggunakan
bahasa Arab, karena itu adalah alat untuk memahami dan sebagai pengukuran
sebuah kefahaman. Peserta didik harus dapat mengungkapkan keinginan yang ada
dalam fikirannya dengan sempurna dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.
baru dengan artinya sekaligus kepada anak-anak. Oleh karena itu, pada saat anak
11
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 8-13.
21
belajar membaca permulaan, jangan mulai menghafal huruf tetapi mulai dari pola
bahasa Arab adalah: Pertama, untuk dapat memahami Al-Qur’an dan hadist
sebagai sumber hukum ajaran Islam. Kedua, untuk dapat memahami buku-buku
agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. Ketiga, untuk dapat
berbicara dan mengaran dalam bahasa Arab. Keempat, untuk dapat digunakan
sebagai alat pembantu keahlian lain supplementary. Kelima, untuk membina ahli
bahasa Arab ialah mengajar peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan
bahasa Arab secara lisan maupun tulisan dengan baik dan memahami isi Al-
atau kumpulan informasi, tapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan
dibutuhkan baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi peserta didik dan
nilai-nilai (afektif).
12
H. M. Kamil Ramma Oensyar, Ahmad Hifni, Pengantar Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab,(Cet. I; Banjarmasin: IAIN Antasai Press, 2015), h. 7.
13
Departemen Agama, Kurikulum IAIN/STAIN Tahun 1999 yang disempurnakan,
(Jakarta: Ditbinperta,1997), h. 117.
22
Peserta didik pemula, materi pelajaran bahasa Arab untuk kelompok ini
menggunakan Suatu kitab untuk peserta didik di setiap kelas yang dalamnya
menulis. Teks utama menjadi obyek pembahasan yang dipelajari. Isinya memuat
secara umum. Digunakan juga buku latihan peserta didik untuk mengerjakan
tugas-tugas serta buku pedoman guru di setiap kelas yang memuat tujuan-tujuan
peserta didik di setiap kelas, dengan cara saling berinteraksi dengan menggunakan
buku ajar, dengan kata lain peserta didik berinteraksi dengan guru di kelas yang
dalam kelompok ini materi pembelajaran bahasa Arab menggunakan kitab bacaan,
kitab sastra, dan teks-teks Arab yang dipelajari oleh peserta didik, dan kitab untuk
latihan berbahasa Arab yang mengajarkan tentang kaidah nahwu, sharaf, imla`
dan khat. Guru hendaknya memilih kitab yang memliki judul tertentu yang
melatih peserta didik untuk bebas mendapatkan pengetahuan dan senang ketika
membacanya.
tetapi juga ada istilah pendekatan dan teknik. Metode dalam bahasa Arab disebut
Menurut Nana Sujana, metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh
makin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Karena guru
harus dapat memilih dengan tepat metode apa yang digunakan dalam mengajar
dengan melihat tujuan belajar yang akan dicapai, situasi dan kondisi serta tingkat
aplikasinya bila mampu memenuhi beberapa hal yang menjadi syarat kesuksesan
permasalahan pembelajaran.
14
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 34-35.
24
guru dalam mengajar bahasa Arab, karena itu sangat mempengaruhi proses dan
yaitu istima’, kalam, qira’ah, dan kitabah. Oleh karena pentingnya metode dalam
pembelajaran bahasa Arab, maka seorang guru dituntut untuk menguasai banyak
pembelajaran ini menekankan pada analisis struktur kalimat dari sisi tata bahasa
atau qawaid dan terjemahnya. Yaitu cara penyajian pelajaran dengan menghafal
Asal mula metode ini dirujuk pada pertengahan abad ke-15 ketika banyak
bahasa Latin guna mempelajari teks-teks. Akan tetapi metode ini baru dikenal
pada abad ke-19. Metode ini juga banyak pergunakan dalam pembelajaran bahasa
Arab, baik di negara Arab maupun di negara Islam lainnya termasuk Indonesia.16
bahwa dasar pokok metode ini adalah hafalan kaidah-kaidah, analisa gramatika
sangat kecil. Oleh karena itu, orang yang menguasai qawaid atau tata bahasa Arab
menandakan bahwa titik tekan metode gramatical and translation bukan melatih
15
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, h. 31.
16
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2016), h. 88.
25
bahasa secara logis yang didasarkan kepada analisa cermat terhadap aspek kaidah
bahasa.
penerjemahan. Prinsip utama metode ini, tata bahasa yang diajarkan adalah tata
diperlukan para pendidik bahasa asing, karena melalui metode ini mereka
kepada peserta didik tanpa diiringi dengan bahasa keseharian peserta didik.17
belajar bahasa ibu yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam
berkomunikasi. Menurut metode ini, peserta didik belajar bahasa asing dengan
cara menyimak dan berbicara, sedangkan membaca dan mengarang dapat
dikembangkan kemudian. Bahkan unsur tata bahasa dalam metode ini tidak terlalu
diperhatikan, sebab sasaran utamanya adalah bagaimana agar peserta didik pandai
menggunakan bahasa asing yang dipelajarinya, bukan pandai tentang bahasa asing
yang dipelajari.18
bahasa asing (Arab) tanpa harus menerjemahkannya terlebih dahulu dalam waktu
17
Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Cet, I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 171-179.
18
Syahruddin, Metode Pembelajaran Bahasa Arab Perspektif Teoritis, jurnal Shaut Al-
‘Arabiyah Vol. III, No. 2 Januari-Juni 2015.h. 61.
26
Indonesia.
bahasa asing tidak bisa bersifat multi tujuan, dan bahwa kemampuan membaca
Hal ini menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun metode pembelajaran
bahasa asing yang mampu menjamin hasil yang gemilang. Tujuan pengajaran
disediakan untuk bahasa asing bagi pembelajar hanya sedikit. Arsyad mengatakan
metode membaca merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk
dipahami peserta didik. Oleh karena itu, metode ini menekankan pengajaran
ibu untuk penjelasan. Metode ini biasanya lebih banyak diterapkan dalam bentuk
patten drill.
27
penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulai
dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan kata (morfologi), dan
mencapai tujuan bahasa asing yang diharapkan. Metode eklektik bisa disebut juga
dengan metode campuran atau gabungan. Karena metode ini termasuk menyajikan
berbagai mata pelajaran dengan menggabungkan semua metode yang ada pada
Metode eklektik bisa menjadi metode yang ideal jika didukung oleh
dapat mengambil secara tepat segi-segi kelebihan dari setiap metode dan
19
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN MALIKI
Press, 2011), h. 22.
20
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, h. 101.
28
Arab. Kedua, Tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna dan tidak
ada satupun metode pembelajaran yang salah semua, akan tetapi setiap metode
bahwa metode-metode tersebut saling melengkapi satu sama lain. Keempat, Tidak
ada satu pun metode pembelajaran yang sesuai dengan semua tujuan
pembelajaran, semua peserta didik, semua guru, dan semua jenis program
adalah menekankan pada kebutuhan peserta didik, bukan pada pedoman pada
penggunaan metode oleh guru dalam mengajar bahasa Arab yang akan
tingkat kesulitan yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut
adanya guru yang memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan
pendekatan yang lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan
langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta
didik. Pendekatan merupakan suatu usaha, cara dan jalan terhadap proses
21
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 257.
29
pembelajaran yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran apabila kita melihat dari sudut tentang bagaimana proses materi
ditopang oleh pendekatan dan strategi yang tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat
(communicative approach).
a. Pendekatan structural
rupa untuk dijadikan rumus pola kalimat yang cocok. Menguasai struktur kalimat
mengajarkan bahasa melalui pendekatan ini kita harus mengerti pola dan struktur
22
Asep, Evaluasi Pembelajaran, h. 23.
30
bahasa. Setiap bahasa memiliki struktur tersendiri dan setiap bahasa strukturnya
3) Pentingnya berbicara.
akan diajarkan.23
b. Pendekatan fungsional
Problematika yang dihadapi oleh pendidik dalam menentukan pendekatan
suatu bahasa termaksud bahasa Arab yaitu memilih dan menganalisis tujuan yang
mengetahui persis sesuatu hal yang vital, yaitu bahan ajar dan tujuan khusus yang
yang vital.
23
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 88-89.
31
berikut;
2) Berbicara secara jelas dan sempurna. Tujuan ini adalah bagaimana peserta
bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan dan minatnya, seperti halnya
Pendekatan ini memberi tempat yang utama pada peserta didik karena
berasumsi bahwa peserta didik memiliki potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk
intelektual yang harus diperhatikan. Peserta didik merupakan satu kesatuan yang
sikap, nilai, dan lain-lain. Pembelajaran diupayakan untuk berjalan secara rileks
dan akrab, tanpa mengurangi makna transformasi dan pesan yang hendak
peserta didik sebagai objek yang dapat dibentuk semaunya tanpa melihat minat
dan bakat mereka. Dengan pola pandang ini, setidaknya dapat mempercepat
interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam hubungan dengan proses
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bercakap tentang diri dan
24
Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab,
(Cet. I; Cirebon: STAIN Cirebon Press, 2005), h. 34.
33
Pendektan berbasis media ini adalah salah satu dari pendekatan dalam
proses pembelajaran bahasa Arab. Media atau wasail al-idlah memiliki peranan
yang besar dalam upaya membentuk keahlian peserta didik dan mengubahnya dari
keahlian yang bersifat abstrak ke yang bersifat konkret. Pendekatan ini bertujuan
istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang
hidup, kartu, dan segala sesuatu yang dapat membantu menjelaskan makna kata
yang asing pada peserta didik. Di jaman teknologi saat ini, jenis dan bentuk media
sangat bervariasi, misalnya kaset, video, laboratorium, slide, LCD, dan komputer.
Tujuan dari penggunaan media ini sangat jelas, yakni agar penyajian
materi lebih hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat menyampaikan
contoh dan informasi kebahasaan yang benar dan melatihnya berjalan secara
lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan kata-kata. Sementara itu, jika
gambar digabungkan dengan kata-kata, maka dampaknya enam kali lebih kuat
daripada kata-kata saja. Dengan demikian, maka pendekatan berbasis media
Pendekatan ini mengandaikan bahwa bahasa adalah apa yang didengar dan
Dari asumsi ini dapat dikatakan bahwa bahasa adalah ujaran. Pembelajaran bahasa
25
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 26.
34
berbentuk kata dan kalimat dalam bentuk klasikalnya kemudian meminta peserta
karena itu, pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan aural oral approach ini
pendekatan non Analisis atau Non Analitycal Approach didasarkan pada konsep
sebagai berikut:
sebagai berikut:
26
Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, h.
35.
35
konsep-konsep kebahasaan.
naturalistic.
tetapi juga mengajarkan keterampilan sosial, seperti apa yang harus dikatakan,
kebutuhan sehari-hari sebagai tujuan yang lebih besar. Dalam pendekatan ini,
hal ini guru sebagai fasilitator bagi peserta didik dan pembelajaran dan
serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui dari pembukaan
memuat gaya yang dilakukan guru dalam menyusun pelajaran, seni yang
ditampilkan guru dalam proses pembelajaran serta media dan sarana dalam
pembelajar bahasa tidak bisa mengenal bahasa melalui kamus”. Setiap kata,
kalimat atau ungkapan memiliki tiga level makna, yakni makna leksikal
tersebut harus dikenali untuk dapat memahami suatu kalimat atau ungkapan
secara sempurna.
sebagai berikut;
1) Mendengarkan kata
siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan gru, baik berdiri sendiri
maupun kata dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah
dikuasai oleh siswa, maka dalam dua atau tiga kali pengulangan, siswa
2) Mengucapkan kata
bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu akan segera dilupakan oleh
siswa.
4) Membaca kata
kata-kata baru, kemudian guru menulisnya dipapan tulis. Setelah itu siswa
5) Menulis kata
diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya pada saat makna
kata-kata itu masih segar dalam ingatan siswa. Siswa menulis di bukunya
6) Membuat kalimat
secara lisan maupun tertulis. Pemakaian kata dalam kalimat ini akan
adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Atas
dasar itulah beberapa ahli pengajaran bahasa menetapkan satu prinsip bahwa
amat penting bagi para siswa dan seyogyanya mendapat perhatian sungguh-
secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Arab baik berupa
kata baru, ungkapan ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Manfaat dan aktifitas
ini ialah untuk membiasakan murid mendengar ujaran dan mengenal dengan baik
tata bunyi bahasa Arab, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh
gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri murid. Hal ini sengaja ditekankan
39
di sini, karena berdasar pengamatan, banyak di antara guru bahasa Arab yang
Secara umum tujuan latihan menyimak adalah agar siswa dapat memahami
ujaran dalam bahasa Arab, baik bahasa sehari-hari maupun bahasa yang
Latihan pengenalan ini sangat penting karena sistem tata bunyi bahasa
Arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang
dikenal oleh siswa. Satu keuntungan bagi guru bahasa Arab bahwa
ada yang mirip dan ada yang sama sekali tidak dikenal (asing).
lisan, akan tetapi lebih baik jika menggunakan tape recorder atau di
laboratorium bahasa. Hal ini psangat penting agar supaya siswa dapat
bahasa Arab.
rujukan akhir dari latihan menyimak. Jadi setelah siswa mengenal bunyi-
kata-kata atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang sengaja
pada bunyi-bunyi bahasa yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan
vokal panjang dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidak
arti dan isi materi yang didengar oleh siswa tadi. Gambar-gambar tersebut
masih terbatas. Oleh karena itu, harus dipilihkan bahan yang pendek-
guru. Kegiatan ini tidak terbatas pada ungkapan sehari-hari digunakan oleh
اخلادم يكنس البالط – السائق يقود السيارة – يضحك فريد – تبكي فاطمة
Ketiga jenis latihan yang bam saja disebutkan, adalah latihan
mengingat apa yang penting dan mengabaikan apa yang tidak penting,
latihan menyimak pada tahap ini ialah agar siswa memiliki ketrampilan
memahami isi suatu teks lisan dan mampu secara kritis menangkap isi
yang dikandungnya, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Pada tahap
ini, kepada siswa diperdengarkan teks lisan (dibacakan langsung oleh guru
yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab.
di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara
pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini merupakan
kelanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya juga terdapat latihan
menarik dan ‘ramai’ dalam kelas bahasa. Akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya
suasana menjadi kaku dan akhirnya macet. Ini terjadi mungkin karena penguasaan
43
kosa kata dan pola kalimat oleh siswa masih sahgat terbatas. Namun demikian,
kunci keberhasilan kegiatan tersebut sebenarnya ada pada guru. Apabila guru
dapat secara tepat memilih topik pembicaraan sesuai dengan tingkat kemampuan
berbicara yang banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi.
keberanian dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu guru harus dapat
resiko salah.
kesalahan yang paling besar. Secara umum tujuan latihan berbicara unruk tingkat
pemula dan menengah ialah agar peserta didik dapat berkomunikasi lisan secara
berbicara.
a) Guru menyebut satu kata, peserta didik menyebut kata lain yang ada
b) Guru menyebut satu kata, peserta didik menyebut kata lain yang tidak ada
c) Guru menyebut satu kata benda (isim), peserta didik menyebut kata sifat
yang sesuai.
d) Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), peserta didik menyebut pelaku (fa’il)
e) Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), peserta didik 1 menyebutkan (fa’il)
nya yang cocok, peserta didik 2 melengkapinya dengan sebuah frasa dan
siswa 3 mengucapkan kalimat yang disusun bersama itu selengkapnya.
menyebut satu kata benda dan siswa menyebutkan jenis benda tersebut.
g) Guru atau salah seorang siswa menulis satu kata (secara rahasia).
menebak kata yang ditulis. Dalam permainan ini kelas dapat dibagi 2
baik.
45
mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari seluruh
situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut. Inti
dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini tidak berarti bahwa
kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab kemahiran dalam aspek yang
tingkat menengah bahkan tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras (Al-
Melihat perbedaan sistem antara bahasa Arab dan bahasa latin dari
kalimat para siswa. Tetapi pada dasar prinsipnya sejak awal siswa sudah
dilatih dan dibiasakan membaca teks Arab tanpa syakal dalam rangka
dengan minat, tingkatan perkembangan dan usia siswa. Untuk itu ada
yaitu;
untuk menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, dari segi makhraj dan sifat-
sifat bunyi, irama yang tepat, kelancaran, dan memperhatikan tanda baca.
dari pokok-pokok bacaaan, oleh karena itu jenis membaca ini menjadi
tetapi dengan hubungan yang berbeda. Pertama, kemahiran membentuk huruf dan
menguasai ejaan. Kedua, kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan
aspek kedua. Dalam kenyataannya, banyak orang yang dapat menulis Arab
dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang ditulisnya, apalagi
melahirkan maksud dan fikirannya sendiri dengan bahasa Arab. Sebaliknya tidak
kemahiran menulis dalam aspek pertama, karena kemahiran dalam aspek pertama
mendasari kemahiran dalam aspek kedua. Oleh karena itu, walaupun kemampuan
47
menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat permulaan, tetapi dalam
penulisan hamzah dan alif layyinah. Secara umum pengajaran menulis bertujuan
dari kemahiran menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah
latihan menyimak, berbicara dan membaca. Ini tidak berarti bahwa latihan
menulis ini hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga kemahiran tersebut di
atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam yang sama dengan latihan
1) Mencontoh
2) Imla’/ dikte
dengan baik tujuan dan fungsi evaluasi. Jika tidak, maka akan kesulitan dalam
Arab adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
yang diberikan, mengetahui kecakapan, motivasi, bakat dan minat peserta didik
kesesuaian hasil belajar bahasa Arab peserta didik dengan standar kompetensi
menentukan kenaikan kelas dan menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.28
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
pembelajaran bahasa Arab itu adalah suatu proses yang kontinu. Hasil evaluasi
27
H. M. Kamil Ramma Oensyar, Ahmad Hifni, Pengantar Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, h. 40-60.
28
Arifin, Z, Efaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2013), h. 15.
49
yang diperoleh pada suatu waktu harus digabungkan dengan hasil evaluasi
c. Adil dan objektif, yaitu guru harus belaku adil dan tidak pilih kasih dalam
kepada semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala
e. Praktis, yaitu alat evaluasi yang digunakan hendaknya alat yang mudah untuk
digunakan baik oleh guru itu sendiri maupun orang lain yang ingin
evaluasi juga bisa jadi sarana yang baik agar guru dan peserta didik lebih
didik, karena strategi yang digunakan guru dalam mengajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
29
Arifin, Z, Efaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur),h. 31.
50
c. Evaluasi menjadi sarana efektif untuk memberikan umpan balik, karena materi
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama evaluasi adalah untuk
semua Ummat Islam telah atau sedang mempelajari bahasa Arab, padahal jika
Al-Qur’an, maka akan difahami bahwa mempelajari bahasa Arab adalah bagian
Antara bahasa Arab dan Al-Qur’an memiliki hubungan yang tidak bisa
(٢) َنزل َٰنَه قرَٰءَ ًّن َعَربِّيّا لَ َعلَكم تَع ِّقلو َن
َ إِّ َّن أ
Terjemahan: Sesungguhnya kami turunkan berupa Al-Qur’an berbahasa
Arab, agar kamu mengerti.31
sangat berharga dalam memahami suatu materi. Oleh karena itu, penghafal Al-
Qur’an selain harus mengulangi hafalan secara rutin, juga diwajibkan untuk
memahami apa yang dihafalkan. Dua hal ini menjadi inti dalam mencapai hafalan
30
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,h. 37.
31
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2010).
51
salah satunya yaitu mampu memahami arti sebuah kalimat ketika sedang
ayat, akan terbayang kisah atau tema ayat yang sedang dihafalkan.
sebuah kata dalam ayat Al-Qur’an. Jika seorang penghafal memahami bahasa
Arab, maka ia akan dengan mudah mengenali harakat ayat hanya dengan melihat
kata sebelumnya yaitu huruf jar. Dengan sangat mudah ia akan membaca ahli,
bukan ahla ataupun ahlu. Karena dalam bahasa Arab ada yang disebut ilmu
nahwu yang di dalamnya dipelajari mengenai harakat akhir sebuah kata sesuai
hafalannya.33
bahasa Arab sangat erat kaitannya bagi penghafal Al-Qur’an, selain karena Al-
Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, juga karena dengan mempelajari bahasa
Arab, maka dapat memahami arti sebuah kalimat ketika menghafal Al-Qur’an.
32
Fatur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 29.
33
Lisya Chairani dan M.A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal A-Qur’an, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h. 40.
52
1. Defenisi Motivasi
Kata “motif” diartikan sebagai daya dan upaya yang mendorong untuk
melakukan sesuatu, bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern (kesiap-
siagaan), berawal dari kata motif, maka kata motif diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk
motivasi.35
motivasi tak akan ada kegiatan karena tanpa motivasi orang akan menjadi pasif.
Oleh karena itu, pada setiap usaha apapun timbulnya motivasi sangat dibutuhkan.
tidaklah mudah. Ia merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak
tampak dari luar serta hanya kelihatan melalui perilaku seseorang yang dapat
34
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: rajaawali Press,
2007), h.73.
35
Makmun Khairani. Psikologi Belajar (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2017), h. 241.
36
Sumhaji, Manajemen Madrasah,(Yogyakata: Grafindo & Purwokerto, STAIN Press,
2008), h. 64.
53
laku pada tujuan. Atau dalam pengertian lain, motivasi merupakan istilah yang
kekuatan.37
tergugahnya afeksi dalam diri individu. Affective situation (disebut juga affective
situation), asumsi Mc.Clelland bahwa setiap orang memiliki situasi afeksi yang
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam motovasi yang dikemukakan oleh Mc.
Donald ini mengandung tiga unsur yang penting dan saling berkaitan, ketiga unsur
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, aksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
37
Arthur S.Reber dan Emily S.Reber, Kamus Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h. 596.
38
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 107.
54
c. Motifasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
2. Teori Motivasi
Terdapat banyak teori motivasi yang dipaparkan oleh para ahli. Teori
motivasi teridiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan isi dan pendekatan proses.
Pendekatan isi meliputi teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori ERG,
teori dua faktor, dan teori kebutuhan Mc Clelland. Sedangkan pendekatan proses
terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.
internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor
hal tersebut untuk memperoleh ridho Allah swt. Meskipun disisi lain juga
terhadap sesama.
39
Sardiman A.M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, h.74.
55
pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat moderat. Dalam menghafal Al-
40
D. Sunyoto & Burhanudin, Teori Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: CAPS, 2011),
h. 27.
41
D. Sunyoto & Burhanudin, Teori Perilaku Keorganisasian, h. 28.
56
lain.
4) Teori Harapan
untuk bertindak dalam cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan
tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik, akan menghasilkan
dilakukan untuk suatu tugas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
3. Jenis-jenis Motivasi
Dorongan atau motivasi memiliki makna yang sangat besar dalam belajar.
Apabila terdapat motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu dan kondisi
Dengan kata lain seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam menghafal Al-
a) Motivasi Intrinsik
jika mengerjakan tugas.43 Atau perbuatan individu yang benar-benar didasari oleh
seseorang memiliki motivasi tersebut dalam dirinya maka ia akan sadar akan
melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam menghafal Al-Qur’an, motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama untuk
Maka dari itu seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali
motivasi tersebut selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi
42
Muhammad Utsman Najati, “Al-Qur’an Wa Ilm Nafsi”, terj. Amirussodiq dkk,
Psikologi Qur’ani, (Surakarta: Aulia Press, Solo, 2008), h.198.
43
M. Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h.84.
44
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Cet. IV; Jakarta: PT bumi
Aksara, 2008), h. 33.
58
oleh pemikiran yang positif, bahwa materi yang dipelajari sekarang akan
untuk menjaga hafalannya yang akan dibutuhkan dan berguna kini maupun
dimasa yang datang. Diantara hal-hal yang termasuk motivasi intrinsik adalah
1) Alasan
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin
dengan menghafal Al-Qur’an, tidak akan berhasil jika tidak disertai dengan
minat.
45
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.150.
46
Djaali, Psikologi Pendidikan, h. 645.
59
3) Perhatian
dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada suatu atau sekumpulan
objek. 48
aktivitas jiwa yang disertai kesadaran dan perasaan tertarik pada suatu objek,
berarti dalam setiap melakukan usaha diperlukan adanya perhatian, agar usaha
4) Sikap
jenis tindakan pada situasi yang tepat.49 Sikap belajar ikut menentukan
negatif. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang,
bagaimana ia melihatnya.
sebagai penyebab atau hasil dari kelakuan. Sikap belajar yang positif
47
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 14.
48
Romlah, Psiklogi Pendidkan, (Cet, II; Malang: UMM Press, 2010), h. 79.
49
Djaali, Psikologi Pendidikan, h.114.
60
bertindak. Orang yang memiliki sikap ikhlas mampu untuk memilih secara
keberhasilan.
b) Motivasi Ekstrinsik
1) Orang tua
pengetahuan tentang ilmu Al Qur’an. Dengan demikian tidak sulit untuk orang
2) Guru
50
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 130.
61
dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat
rumah ataupun pondok pesantren. Dalam hal ini seorang santri termotivasi
kompetisi yang sehat dan baik, sebab saingan atau kompetisi dapat digunakan
dia berada.53 Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga
jiwanya.54
51
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. IV; Jakarta: CV
Rajawali, 1992), h. 123.
52
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 92.
53
Romlah, Psikologi Pendidikan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2010), h.
151.
54
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.131
62
misalnya, akan lebih memberi pengaruh yang besar terhadap siswa dan
santrinya untuk lebih mendalami ilmu-ilmu agama dan untuk menghafal Al-
norma-norma agama.
pelajaran), dan dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau
55
Jalaluddin, Psikologi Pendidikan, (Cet.VII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
h. 221.
56
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Duta Rakyat, 2002), h. 381.
57
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 44.
58
Baharudin, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010), h. 113.
63
sesuai dengan wazan ً فِّ ْعالَّنmengandung arti yaitu bacaan atau kumpulan. Menurut
firman Allah swt. yang disampaikan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan redaksinya
kepada penutup para Nabi dan Rasul yaitu Nabi Muhammad saw. dengan
“kalam Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. melalui perantara malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah swt.
Qur’an adalah usaha dengan sadar dan sungguh-sungguh yang dilakukan untuk
59
Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 128.
60
M. Quraish Shihab, Mu’jizat Al-Qur'an (Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib), (Bandung, PT Mizan Pustaka 2007), h. 45.
61
Imam Musbikin, Mutiara Al Qur’an, (Yogjakarta: Jaya Star Nine, 2014), h. 341.
62
Mohammad Nor Ichwan, Belajar al-Qur’an: Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu Al-
Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), h. 37.
64
Menurut sebagian Orang, menghafal itu merupakan sesuatu hal yang sulit,
tetapi sebagian yang lain beranggapan bahwa menghafal merupakan sesuatu yang
yaitu;
a. Ikhlas
dan merupakan salah satu dari dua rukun dasar diterimanya sebuah ibadah.
lainnya.
Hal ini merupakan rukun kedua dari dua rukun diterimanya amalan, yaitu
boleh diambil kecuali melalui talaqqi (mempelajari secara langsung) dari ahlinya.
adanya komitmen untuk mencapai target harian bagi siapa saja yang akan
ini adalah mengulang-ulang hafalan setiap hari pada waktu yang memungkinkan.
letak ayat dalam Al-Qur’an akan tergambar (terekam) di dalam fikiran jika sering
menghafal ialah memahami ayat-ayat yang sedang dihafal, mengetahui kaitan satu
ayat dengan ayat lainnya. Yang terpenting adalah membiasakan hafalan dan
Setelah menyelesaikan hafalan satu surat, akan lebih baik jika tidak
melanjutkan hafalan ke surat lainnya kecuali setelah mengikat awal surat yang
66
telah dihafal dengan akhir surat. Dengan begitu, hafalan setiap surat akan
Kaidah ini sangat penting, seyogyanya bagi orang yang telah dibimbing
oleh Allah swt. Untuk menghafal Al-Qur’an agar senantiasa menjaganya. Yaitu
dengan cara muraja’ah dan mempelajarinya secara terus menerus. Akan lebih
hal itu terdapat banyak kebaikan, misalnya dapat membantu dalam hal
Hampir tidak dapat ditentukan metode yang khusus untuk menghafal Al-
Qur’an karena hal ini kembali kepada selera penghafal itu sendiri. Namun, ada
beberapa metode lazim yang dipakai oleh para penghafal Al-Qur’an, yaitu sebagai
berikut.
sedang dihafal, dapat dilakukan dengan mengulang satu ayat sekaligus atau
63
Ahmad Salim, Asrar Hifdzil Qur’an (Cara mudah dan Cepat Hafal al-Qur’an), (Solo:
Kiswah, 2014), h. 49-53.
67
yang dihafal di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini ayat-
tersebut tanpa melihat mushaf. Metode ini cocok bagi penyandang tunanetra
atau anak-anak. Hal ini dapat menggunakan kaset atau orang lain.64
a. Metode klasik
1) Talqin
kebutuhan masing masing santri, cara ini akan memerlukan kesabaran dan
waktu yang banyak.66
2) Talaqqi
gurunya.67 Dalam metode ini hafalan santri akan diuji oleh guru
64
Alfatoni Sabit, Tenik Menghafal Al-Qur’an, (Semarang: CV.Ghyys Putra, 2015), h. 29-
30.
65
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur`an (Yogyakarta:
Pro-U media, 2012), h. 83.
66
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur`an Da’iyah (PT Syamil
Cipta Media, 2004), h. 51.
67
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur`an, h. 83.
68
pembimbing, seorang santri akan teruji dengan baik jika dapat membaca
dan menghafal dengan lancar dan benar tanpa harus melihat mushaf.
3) Mu’aradah
4) Muroja’ah
Pada dasarnya semua metode di atas baik sekali untuk dijadikan pedoman
dalam menghafal Al-Qur'an, baik salah satu ataupun dipakai semua sebagai
68
Raghib As-sirjani, Abdul Muhsin, orang Sibukpun Bisa Hafal Al-Qur`an (PQS
Publishing, 2013), h. 119.
69
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Hafidz Qur’an Da’iyah, h. 57.
69
Al-Qur’an memang mulia, tetapi lebih mulia lagi jika mengamalkan apa yang
dihafal.
yang tertulis dalam Al-Qur’an, melalui akal, hati dan nurani. Serta Allah telah
mengulangi hafalan yang telah dimilikinya. Diantara keutamaan itu antara lain
orang pilihan Allah swt. Untuk menerima warisan kitab suci Al-Qur’an.
Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Fathir/35:32
ِّ َثَ اَورثْنَا الْ ِّكتَٰب الَ ِّذين اصطََفي نَا ِّمن ِّعب ِّاد َّن فَ ِّمْن هم ظَ ِّال لِّّنَ ْف ِّسه وِّمْن هم رم ْقت
ة مد َوِّمْن ه ْم َسابِّ مق ْ َ ْ م َ ْ ْ ْ َْ َ َْ
ضل الْ َكبِّْي ر ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ
َّٰ ِِّب ْخلَْي َٰرت ِِّب ْذن
َ الل َٰذل
ْ ك ه َو الْ َف
Terjemahannya: kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang
yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada
yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat
besar.
اقرءوا: مسعت رسول للا صلَى للا عليه وسلَم يقول:الباهلي رضي للا عنه قال
ر عن أيب أمامة
ِّ
)القيامة شفيعاً ألصحابه (رواه مسلم يوم
َ فإنه أييت،القرآن
Terjemahnya: Abu Umamah Al-Bahili ra. berkata: aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada
hari kiamat memberikan syafa’atnya kepada para “sahabatnya”.70
من قرأ القرآن: قال رسول للا صلى للا عليه وسلَم:عن علي بن أيب طالب رضي للا عنه قال
كلهم قد، وش َفعه يف عشرة من أهل بيته، أدخله اللا به اجلنة،فأحل حالله وحَرم حرامه
َ ،وستظهره
.( )رواه الرتمذي.ت له النَار
ْ وجب
c. Al-Qur’an memberi derajat kemuliaan dan pahala kebaikan
: جييء القرآن يوم القيامة فيقول:النب صلَى للا عليه وسلَم قال
ّ عن ْ عن أيب هريرة رضي للا عنه
ِّ ِّ اي
ِّّ اي: ث يقول. فيلبس حلَة الكرامة. ثَ يقول زده. فيلبس اتجا الكرامة.رب حلّه
.رب ارض عنه ّ
ِّّ وتزاد.ارق
) (رواه الرتمذي.بكل آية حسن ًة َ اقرأْ و:فيقال له
Terjemahnya: Dari Abu hurairah ra. berkata: Rasulullah saw bersabda:
pada hari kiamat nanti Al-Qur’an akan datang dan berkata: wahai tuhan
berilah ia perhiasan. Maka dipakaikanlah mahkota kemuliaan. Kemudian
Al-Qur’an berkata lagi: wahai Tuhan tambahkanlah. Maka dipakaikanlah
perhiasan kemuliaan. Kemudian Al-Qur’an berkata lagi: wahai Tuhan
ridhoilah ia. Kemudian dikatakan kepadanya: bacalah dan naiklah! Maka
untuk setiap ayat yang dibacanya akan ditambahkan satu kebaikan. 71
: يقال لةاحب القرآن:النب صلى للا عليه وسلم قال ِّّ عن عبدللا بن عمرو رضي للا عنهما عن
( )رواه الرتمذي. فإ َن منزلتك عند آخر آية تقرأ هبا، ورتل كما كنت ترتل يف الدنيا،اقرأْ وارتق
Terjemahnya: Dari Abdullah Ibn Amru ra. berkata: Rasulullah saw
bersabda: Diktakan kepada sahabat Al-Qur’an: bacalah dan naiklah!
Bacalah sebagaimana yang kalian biasa baca ketika di dunia,
sesungguhnya tempat kalian adalah pada akhir ayat yang kalian baca.72
d. Bagi pembaca dan penghafal Al-Qur’an, pada hari kiamat kedua orang tuanya
akan diberikan mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari.
70
Hadis sahih, diriwayatkan oleh Muslim (hadis no. 1337).
71
Hadis sahih, diriwayatkan oleh At-Tirmizi (hadis no. 2838), beliau berkata: hadis ini
Hasan Sahih.
72
Hadis sahih, diriwayatkan oleh At-Tirmizi (hadis no. 2839), beliau berkata: hadis ini
Hasan Sahih.
71
kemuliaan akan terus terpancar kepada para penghafal Al-Qur’an serta kedua
orang tuanya. Keutamaan dan kemuliaan itu merupakan karunia dari Allah yang
C. Kerangka Pikir
tentang bagaimana suatu teori berhubungan dengan berbagai faktor yang akan
dua jenis variabel yaitu pembelajaran bahasa Arab sebagai variabel bebas dan
motivasi menghafal Al-Qur’an sebagai variabel terikat. Dalam hal ini peneliti
sebagai berikut:
73
Deni Darmawan, Metode Penelitin Kuantitatif, (Cet.1; Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h.117.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Ex-post facto,1 yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam
gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial
tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana jenis
penelitian kuantitatif dilakukan untuk membuktikan atau menguji teori yang telah
dalam penelitian ini akan menguji suatu teori yang telah dirumuskan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi objek penelitian yang penulis teliti adalah Pondok Pesantren Imam
tersebut karena sejalan dengan target penelitian yakni pesantren tersebut berfokus
B. Pendekatan Penelitian
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 14.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 306.
73
74
ini, pendekatan dapat dipahami sebagai acuan untuk melakukan penelitian tentang
bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang
dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut dengan positif
bertentangan dengan apa yang hanya ada di angan-angan atau terdiri dari apa yang
hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampun untuk berfikir dari akal
1. Populasi
3
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian
Konteporer (Cet. I; jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), h.20.
4
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
h.53.
75
menurut Hadari Nawawi, Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin
santri.
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
a. Besar Sampel
yaitu :
Keterangan :
5
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Sosial (Cet. III; Yogyakarta: Yakesa Ratu, 1996),
h.27.
6
Hadari Nawawi, Metode penelitian sosial (Cet. VIII; Yogyakarta: Gadjah Mada
Unversity Press,1998), h.141.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(cet. XI; Bandung : Alfabeta, 2010), h.118.
76
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
dengan cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
Metode pengumpulan data, yakni cara yang digunakan oleh peneliti untuk
sebagai berikut :
1. Observasi
8
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
h. 120.
77
langsung maupun tidak langsung.9 Observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu
observasi partisipasi.
2. Angket
3. Wawancara
melalui tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab
langsung.11
4. Dokumentasi
seperti arsip-arsip dan termaksud juga buku-buku tentang pendapat teori, dalil
atau hukum hukum, dan lain-lain. Dalam penelitian kuantitatif, teknik ini
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 136.
10
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Cet. XI; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 199.
11
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 231.
78
E. Instrumen Penelitian
sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
yaitu :
1. Pedoman Observasi
mengamati situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Arab dan motivasi menghafal
2. Bulir-bulir Angket
penelitian yang berasal dari angket digunakan skala Liker. Sakala Likert adalah
skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang
atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Adapun Skala
(sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
12
Mathar, Muh.Quraisy, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu Perpustakaan. (Cet. I;
Makassar: Alauddin Unversitas Press, 2013). h. 23.
79
3. Pedoman Wawancara
lebih dalam terkait pembelajaran bahasa Arab dan Motifasi menghafal Al-Qur’an
4. Dokumentasi
1. Validitas
Uji validalitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang didapat
setelah penelitian yang merupakan data valid, alat ukur yang digunakn yaitu
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.13
responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan dengan program SPSS,
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi : Mixed Method, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.
43.
80
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
serta hubungan antar fenomena yang diteliti.14 Penggambaran data yang faktual
yang dikaji dalam penelitian ini, menggunakan statistik deskriptif yang terdiri atas
distribusi frequensi, persentase, skor (mean Score), standar deviasi, dan uji t (t-
untuk populasi.15 Teknik statistik infersal yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik regresi sederhana untuk menguji pengaruh antara satu variabel
14
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,
Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis (Cet.V; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 209.
81
3. Uji Hepotesis
H0 : > 0,05
Hi : < 0,05
c. Jika Hi diterima, maka ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel X
Qur’an).
d. Jika H0 diterima, maka tidak ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel
independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Analisis regresi sederhana ini
bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel (X) terhadap variabel (Y).
16
V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi
& Umum (Cet. 1; Yogyakarta: Global media informasi 2008), h. 137.
82
Y = a + bX +e
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
X = Variabel independen
e = error
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara 2 variabel yang telah dijelaskan di atas.
17
Agus Irianto, Statistik konsep dasar dan aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 158.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
hasil penelitian di lapangan. Adapun variabel dalam penelitian ini variabel bebas
(X) adalah pembelajaran bahasa Arab dan variabel terikat (Y) adalah motivasi
Data tentang pembelajaran bahasa Arab diperoleh dari hasil angket yang
Kabupaten Gowa. Skor tertinggi untuk variabel pembelajaran adalah 80 dan skor
sehingga nilai harapan terendah 20 dan tertinggi 80. Dari skor tersebut dibuat
Tabel 4.1.
No Nilai Klasifikasi
2 30-40 Rendah
3 50-60 Tinggi
Karena dalam instrumen ini terdapat dua puluh pernyataan, maka skor
total terendah adalah 20 (yakni hasil perkalian antara skor 1 dengan banyaknya
jumlah pernyataan 20 buah), dan skor total tertinggi adalah 80 (merupakan hasil
83
84
perkalian antara skor 4 dengan banyaknya jumlah pernyataan 20 buah). Dari data
Tabel 4.2.
2 Tinggi 68 93.2%
3 Rendah - -
4 Sangat Rendah - -
Jumlah 73 100%
yang telah disebar oleh peneliti kepada santri di Pondok Pesantren Imam Asy-
Syathiby Kabupaten Gowa. Skor tertinggi untuk variabel motivasi menghafal Al-
Qur’an adalah 80 dan skor terendah 20. Masing-masing pernyataan diukur dengan
skor 1 sampai dengan 4 sehingga nilai harapan terendah 20 dan tertinggi 80. Dari
Tabel 4.3.
No Nilai Klasifikasi
2 30-40 Rendah
3 50-60 Tinggi
Karena dalam instrumen ini terdapat dua puluh pernyataan maka skor total
terendah adalah 20 (yakni hasil perkalian antara skor 1 dengan banyaknya jumlah
pernyataan 20 buah), dan skor total tertinggi adalah 80 (merupakan hasil perkalian
antara skor 4 dengan banyaknya jumlah pernyataan 20 buah). Dari data distribusi
yang diperoleh tersebut, dibuat tabel distribusi frekuensi Motivasi Menghafal Al-
Tabel 4.4
2 Tinggi 61 83.6%
3 Rendah - -
4 Sangat Rendah - -
Jumlah 73 100%
86
independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Analisis regresi sederhana ini
bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel (X) terhadap variabel (Y).
Tabel 4.5.
Koefisien
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .385 .148 .136 5.620
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI MENGHAFAL
AL-QUR'AN
Nilai R yang merupakan simbol dari koefisien. Pada tabel diatas nilai R
adalah 0.385. nilai ini dapat di intrepretasikan bahwa hubungan kedua variabel
penelitian berada pada kategori cukup. Melalui tabel diatas juga diperoleh nilai
Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus model
regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD
Tabel 4.6.
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 389.490 1 389.490 12.332 .001a
Residual 2242.510 71 31.585
Total 2632.000 72
Predictors: (Constant), MOTIVASI MENGHAFAL AL-
QUR'AN
Dependent Variable: PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Tabel uji signifikansi di atas, digunakan untuk menentukan taraf
signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji
nilai signifikansi (Sig), dengan ketentuan jika nilai Sig <0.05. berdasarkan tabel di
atas, diperoleh nilai Sig. = 0.001, berarti Sig. < dari kriteria signifikansi (0.05).
Tabel 4.7.
nilai koefisien konstanta adalah sebesar 36.547 koefisien variabel bebas (X)
Secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa pada saat Pembelajaran
b. Uji t (T test)
Tabel 4.8.
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36.547 7.278 5.022 .000
MOTIVASI
MENGHAFAL AL- .395 .113 .385 3.512 .001
QUR'AN
Dependent Variable: PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
89
1) Perumusan Hipotesis
2) Penetapan kriteria
3) Hasil Hitung
4) Pengambilan keputusan
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Dari perhitungan thitung sebesar 3.512 dengan nilai signifikansi 0.001 <0.05
Tabel 4.9.
Koefisien Determinan
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .385a .148 .136 5.620
Predictors: (Constant), MOTIVASI MENGHAFAL AL-
QUR'AN
90
berikut :
R2 = (0.385)2 x 100%
= 14.8225 x 100%
B. Pembahasan
Kabupaten Gowa tergolong baik, berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
bahwa metode pembelajaran bahasa Arab yang digunakan adalah metode elektik
percakapan tersebut kepada santri yang lainnya secara bergantian. Jika materinya
berkaitan dengan sharf, terlebih dahulu guru menuliskan contoh materi dan
menjelaskan kaidah materi tersebut, dan meminta santri untuk menuliskan dan
mempraktikkan sesuai dengan contoh kaidah sharf. Jika santri merasa kesulitan,
Syathiby Kabupaten Gowa secara umum dalam kategori tinggi, berdasarkan hasil
1
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovativ, h. 22.
92
dalam mencapai target hafalan dengan kemampuan rata-rata dalam menghafal 1-2
lembar sehari. Adapun target hafalan santri terdiri dari target pekanan yaitu
hafalan sebanyak 5 lembar, target bulanan yaitu sebanyak 1 juz, dan target
semester yaitu sebanyak 5 juz yang harus dicapai oleh santri dalam jangka waktu
Selanjutnya target hafalan 1 semester yang berhasil dicapai oleh santri akan
diujiankan pada ujian tahfiz akhir semester dengan minimal juz jang diujiankan
adalah 3 juz yang berurutan. Penilaian ujian akhir semester meliputi hafalan,
di masjid Pondok, setiap halaqah diampu oleh satu muhaffidz, secara keseluruhan,
beberapa sesi yaitu, waktu menyetorkan hafalan santri dimulai dari setelah shalat
subuh sampai jam 07:00, dilanjutkan setelah shalat ashar sampai jam 17:00 untuk
pengulangan hafalan yang telah dihafal, dan setelah shalat isya sampai jam 22:00
untuk persiapan hafalan baru. Secara umum diketahui bahwa sebagian besar santri
dapat menyetorkan hafalan mereka sesuai target harian. Hal ini menunjukkan
sikap antusias para santri dalam mengikuti proses kegiatan meghafal Al-Qur’an.
apa saja yang akan di anugrahkan untuknya dan untuk kedua orang tuanya, dan
juga keinginan para santri untuk menjadi Ulama dengan menjadi penghafal Al-
dalam menghafal Al-Qur’an adalah; untuk memberi kejutan kepada kedua orang
tua mereka di akhirat kelak dengan mahkota dan pakaian dari syurga, untuk
mengajarkan Al-Qur’an agar menjadi orang yang paling dicintai oleh Allah swt.
dengan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, dan untuk menjadi pelita dalam
keluarga, membahagiakan kedua orang tua bukan hanya di dunia, akan tetapi
menggandeng kedua orang tuanya sampai masuk ke syurga. Hal ini menunjukkan
bahwa alasan, minat atau kemauan, perhatian, dan sikap santri ikut menentukan
adalah kehadiran muhaffidz yang tepat waktu membuat santri termotivasi dalam
menghafal Al-Qur’an.
ayat yang sedang dihafal, hal ini dapat dilakukan dengan mengulang satu ayat
94
sekaligus atau sedikit demi sedikit hingga dapat membacanya tanpa melihat
bacaan/hafalan kepada gurunya/muhaffidz dalam metode ini santri akan di uji oleh
muhaffidz, seorang santri akan teruji dengan baik jika dapat membaca dan
menghafal dengan lancar dan benar tanpa harus melihat mushaf, adapun metode
murajaah adalah cara untuk mengulangi hafalan santri dengan cara sima’an atau
Bagi santri yang telah mencapai target hafalan dan telah diujiankan, maka
akan diberikan hadiah dan penghargaan berupa sertifikat hafalan oleh pondok
pesantren. Adapun santri yang telah menghatamkan hafalan 30 juz, maka akan di
masukkan pada program pengambilan sanad Qira’ah yang diampu langsung oleh
AL-Qur’an
Kabupaten Gowa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis thitung lebih besar
dari ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dari perhitungan thitung sebesar 3.512
Dari hasil analisis uji t diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan
2
Alfatoni Sabit, Teknik Menghafal Al-Qur’an, h. 29-30.
95
bebas (X). Sehingga dapat disimpulkan dari hasil Uji t, terdapat pengaruh antara
tinggi Pembelajaran bahasa Arab maka semakin tinggi motivasi menghafal Al-
Qur’an santri.
lebih familiar pada saat menghafalkan Al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilihat dari
teknik pembelajaran bahasa Arab antara lain yaitu teknik pengajaran kosa kata,
bahasa yang harus dikuasai dalam bahasa Arab, tujuannya adalah bagaimana
santri dapat mengucapkan kata, memahami makna kata serta membaca kata.
Dimana hal ini dapat meningkatkan motivasi santri dalam menambah hafalannya,
dikarenakan santri sudah terbiasa dan memahami makna terhadap sebagian kosa-
bahasa Arab secara tepat. Manfaat dari aktifitas ini adalah bagaimana
membiasakan santri mendengarkan ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi
bahasa Arab, disamping itu dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan
menumbuhkan motivasi dalam diri santri. Dalam hal ini membantu santri dalam
dapat membaca tulisan-tulisan Arab dan melatih santri agar mengenal dari segi
makhraj, sifat-sifat bunyi, irama yang tepat, kelancaran dan tanda baca. Dimana
hal ini juga sangat ditekankan pada metode tikrarul mahfuz yaitu dalam
menghafal Al-Qur’an santi mengulang bacaan ayat-ayat yang sedang dihafal satu
ayat sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya tanpa melihat
mushaf. Hal ini tentunya akan mudah dilakukan oleh santri dikarenakan
atau tema ayat-ayat yang sedang dihafalkannya. dengan memahami bahasa Arab
juga, seorang penghafal tidak akan tersesat dalam bacaannya, artinya ia tidak
kebingungan ketika mengingat harakat akhir sebuah kata dalam ayat Al-Qur’an.1
1
Lisya Chairani dan M.A Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an, h. 40.
97
dan kelancaran hafalan santri. Hal ini akan membngkitkan motivasi dalam diri
maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam kategori rendah, hal ini
pembelajaran bahasa Arab saja, melainkan ada faktor lain yang mempengaruhi
motivasi yang tidak diteliti oleh peneliti. Diantaranya faktor sarana dan prasarana,
individu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elektik.
perhitungan thitung sebesar 3.512 dengan nilai signifikansi 0.001 <0.05 maka
selebihnya 85% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti diantaranya
98
99
B. Implikasi Penelitian
Syathiby Kabupaten Gowa, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
2. Bagi Pondok Pesantren, agar kiranya penelitian ini berguna sebagai bahan
evaluasi bahwa pembelajaran bahasa Arab dapat digunakan sebagai salah satu
DAFTAR PUSTAKA
Hadari, Nawawi. Metode penelitian sosial, Cet. VIII; Yogyakarta: Gadjah Mada
Unversity Press,1998.
Hamzah, B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Cet. IV; Jakarta: PT bumi
Aksara, 2008.
H. M. Kamil, Ramma Oensyar, Ahmad Hifni. Pengantar Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. I; Banjarmasin: IAIN Antasai Press,
2015.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. I; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Hermawan, Acep.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cett.III; PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2013.
Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Imam, Musbikin. Mutiara Al Qur’an, Yogjakarta: Jaya Star Nine, 2014.
Jalaluddin. Psikologi Pendidikan, Cet.VII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003.
Makmun, Khairani. Psikologi Belajar, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2017.
M. Ngalim, Purwanto. psikologi Pendidikan, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya,
2007.
Muhibbin, Syah. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT.
RamajaRosdakarya, 1995.
Muhammad, Utsman Najati. “Al-Qur’an Wa Ilm Nafsi”, terj. Amirussodiq dkk,
Psikologi Qur’ani, Surakarta: Aulia Press, Solo, 2008.
Mathar, Muh.Quraisy. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu Perpustakaan.
Cet. I; Makassar: Alauddin Unversitas Press, 2013.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Makruf, Imamgi. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, Cet. I; Semarang:
Need Press, 2009.
M. Ghufron dan Rini Risnawati S. Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Mahmud. Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Mohammad, Nor Ichwan. Belajar al-Qur’an: Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu
al-Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, Semarang: Rasail,
2005.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,
1993.
Noeng Muhajir. Metode Penelitian Sosial, Cet. III; Yogyakarta: Yakesa Ratu,
1996.
Putra, Yovan P dan Bayu, Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%, Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010.
102
di-
Tempat
Berdasarkan surat Direktur PPs UIN Alauddin Makassar Nomor : B-3115/Un.06/Ps/PP.00.9/10/2020 tanggal 01
Oktober 2020 perihal tersebut diatas, mahasiswa/peneliti dibawah ini:
Bermaksud untuk melakukan penelitian di daerah/kantor saudara dalam rangka penyusunan Tesis, dengan judul
:
" PENGARUH PEMBELAJARAN BAHASA ARAB TERHADAP MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN
SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASY-SYATHIBY BONTOBA’DO KABUPATEN GOWA "
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan dimaksud dengan
ketentuan yang tertera di belakang surat izin penelitian.
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik dan Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan menggunakan
barcode,
Demikian surat izin penelitian ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Diterbitkan di Makassar
Pada tanggal : 15 Oktober 2020
Tembusan Yth
1. Direktur PPs UIN Alauddin Makassar di Makassar;
2. Pertinggal.
Kepada
Dengan ini disampaikan kepada saudara bahwa yang tersebut di bawah ini:
Nama : JAELANI SIDDIK
Tempat/Tanggal Lahir : BONE-BONE / 18 Februari 1994
Nomor Pokok : 80400216017
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Program Studi : Pend. Bahasa Arab
Pekerjaan/Lembaga : Mahasiswa (S1)
Alamat : Matano
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada prinsipnya kami dapat menyetujui kegiatan tersebut
dengan ketentuan :
1. Sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan kepada yang bersangkutan harus melapor kepada
Bupati Cq. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab.Gowa;
2. Penelitian/Pengambilan Data tidak menyimpang dari izin yang diberikan.;
3. Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengindahkan adat istiadat
setempat;
4. Menyerahkan 1(satu) Eksemplar copy hasil penelitian kepada Bupati Gowa Cq. Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab.Gowa.
Demikian disampaikan dan untuk lancarnya pelaksanaan dimaksud diharapkan bantuan seperlunya.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSre
MASTER TABEL
MASTER TABEL
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
NO MATERI GURU INTERAKSI EVALUASI JUMLAH
RESPONDEN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 KLASIFIKASI
1 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 66 3
2 4 4 2 3 4 2 3 1 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 59 3
3 3 4 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 55 3
4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 1 59 3
5 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 67 3
6 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 54 3
7 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 65 3
8 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
9 4 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 67 3
10 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76 4
12 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66 3
13 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 64 3
14 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
15 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 56 3
16 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 73 4
17 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 67 3
18 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 55 3
19 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 67 3
20 3 4 4 2 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 57 3
21 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 1 67 3
22 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
23 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 63 3
24 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
25 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 1 66 3
26 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 66 3
27 4 3 2 4 3 2 3 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 57 3
28 3 4 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 55 3
29 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 4 2 3 3 1 62 3
30 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 67 3
31 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 54 3
32 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 65 3
33 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 63 3
34 4 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 67 3
35 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
36 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76 4
37 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66 3
38 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 64 3
39 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
40 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 56 3
41 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 73 4
42 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 67 3
43 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 55 3
44 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 67 3
45 3 4 4 2 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 57 3
46 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 1 67 3
47 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
48 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 63 3
49 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
50 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 1 66 3
51 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 1 67 3
52 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 58 3
53 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 63 3
54 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
55 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 1 66 3
56 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 66 3
57 4 3 2 4 3 2 3 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 57 3
58 3 4 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 55 3
59 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 4 2 3 3 1 62 3
60 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 67 3
61 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 54 3
62 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 65 3
63 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 63 3
64 4 4 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 67 3
65 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 53 3
66 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76 4
67 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66 3
68 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 64 3
69 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 59 3
70 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 56 3
71 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 1 63 3
72 3 4 3 2 3 4 4 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 57 3
73 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 65 3
KETERANGAN
4 = SANGAT SETUJU
3 = SETUJU
2 = KURANG SETUJU KLASIFIKASI
1 = TIDAK SETUJU 1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
MASTER TABEL
MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR'AN
Nomor DISIPLIN LINGKUNGAN JUMLAH KLASIFIKASI
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 61 3
2 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
3 2 2 4 3 3 2 1 3 3 1 1 4 2 3 3 2 4 4 1 2 50 3
4 2 2 2 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 61 3
5 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
6 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
7 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 60 3
8 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
9 4 3 1 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4
10 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 62 3
11 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4
12 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 67 3
13 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 1 65 3
14 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
15 4 3 1 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 70 4
16 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 62 3
17 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4
18 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 4
19 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 65 3
20 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
21 2 2 4 3 3 2 1 3 3 1 1 4 2 3 3 2 4 4 1 2 50 3
22 4 3 4 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 66 3
23 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
24 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
25 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
26 4 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 1 63 3
27 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
28 2 2 4 3 3 2 1 3 3 1 1 4 2 3 3 2 4 4 1 2 50 3
29 2 2 2 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 61 3
30 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
31 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
32 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 60 3
33 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
34 4 3 1 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4
35 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 62 3
36 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4
37 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 67 3
38 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 1 65 3
39 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
40 4 3 1 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 68 3
41 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 62 3
42 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4
43 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4
44 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 1 64 3
45 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
46 3 3 4 3 3 2 1 3 3 1 1 4 2 3 3 2 4 3 1 2 51 3
47 4 3 4 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 3 4 65 3
48 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
49 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
50 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 63 3
51 3 4 3 4 3 3 1 4 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 1 2 58 3
52 4 3 4 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 66 3
53 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
54 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
55 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
56 4 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 1 63 3
57 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 65 3
58 2 2 4 3 3 2 1 3 3 1 1 4 2 3 3 2 4 4 1 2 50 3
59 2 2 2 3 1 2 4 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 61 3
60 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 3
61 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
62 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 60 3
63 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
64 4 3 1 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4
65 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 62 3
66 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4
67 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 4
68 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 1 65 3
69 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 3 3 4 63 3
70 4 3 1 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 62 3
71 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 59 3
72 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 60 3
73 2 3 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 3
KETERANGAN
4 = SANGAT SETUJU
3 = SETUJU
2 = KURANG SETUJU
1 = TIDAK SETUJU
KLASIFIKASI
1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
HASIL ANALISIS SPSS
Regression
[DataSet1]
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 MOTIVASI
MENGHAFAL . Enter
a
AL-QUR'AN
Model Summary
Total 2632.000 72
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
MOTIVASI
MENGHAFAL AL- .395 .113 .385 3.512 .001
QUR'AN
110
Frequencies
Statistics
N Valid 73
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Statistics
N Valid 73
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
NAMA :
NIS :
KELAS :
A. PENGANTAR
Kami mohon kesediaan teman-teman meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner
penelitian kami. Kuesioer penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang
Pengaruh Pembelajaran Bahasa Arab terhadap motivasi menghafal Al-Qur’an santri.
Kejujuran teman-teman dalam mengisi kuesioner ini sangat kami harapkan. Jawab serta
identitas yang tema-teman berikan, kami jamin kerahasiaannya. Untuk itu atas kesempatan
dan partisipasinya kami mengucapkan terima kasih.
B. PETUNUJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas anda terlebih dahulu
2. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan teliti sebelum menjawab
3. Dibawah ini disajikan 20 butir pernyataan disetiap variabel. Anda diminta untuk
menilai kesesuaian dengan pernyataan-pernyataan tersebut.
4. Apapun pilihan anda tidak akan dinilai “benar” atau “salah”. Diharapkan anda
memberikan jawaban yang benar-benar berdasarkan penilaian anda sendiri.
5. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda dengan
memberikan tanda ceklis ().
C. KETERANGAN
SS :Sangat Setuju
S :Setuju
KS :Kurang Setuju
TS :Tidak Setuju
A. DAFTAR PERNYATAAN TENTANG PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
No Indikator Deskriptor Item Pernyataan Respon
Sangat Setuju
2. Guru memberikan Setuju
penghargaan dan pujian Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Setuju
3. Guru menjelaskan Setuju
keutamaan menghafal Kurang Setuju
Qur’an Tidak Setuju
PEDOMAN WAWANCARA
Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara sebagai
metode untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut ini merupakan pedoman
wawancara yang disifatkan general karena adanya keterkaitan diantara variabel sehingga
A. Tujuan
Untuk mendapatkan hasil data serta mengetahui tentang proses Pembelajaran Bahasa
Arab
B. Identitas Diri
Nama Guru/Santri :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tgl wawancara :
Arab di kelas?
bahasa Arab?
satu pekan?
2
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan
Untuk mendapatkan hasil data serta mengetahui tentang Motivasi menghafal Al-Qur’an
B. Identitas Diri
Nama Guru/Santri :
Alamat :
Tgl wawancara :
Al-Qur’an?
santri?
Qur’an?
pengajarnya?
Atas di MAS Nusa Kahu pada tahun 2011. Pendidikan Tinggi Strata Satu Penulis
Pendidikan dengan gelar S.Pd.i penulis bekerja di SIT Al-Fikri Makassar sebagai
Guru bahasa Arab dan Tahfidz Al-Qur’an sehingga kemudian dapat melanjutkan