Anda di halaman 1dari 177

Bahan Ajar Upskilling dan Reskilling “Pemrograman dan Pengoperasian Mesin CNC”

Memprogram Mesin CNC


Penyusun:
Tim CNC BBPPMPV BBL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... . 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ . 3
B. Deskripsi Singkat ...................................................................................... 3
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ....................................................... 4
E. Petunjuk Belajar ....................................................................................... 5

BAB I MEMPROGRAM MESIN CNC TURNING .................................................... 6


A. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur Pada Mesin CNC
Turning .................................................................................................... 7
B. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Alur, Ulir dan Pengeboran
Pada Mesin CNC Turning ......................................................................... 11
C. Latihan ..................................................................................................... 14
D. Rangkuman .............................................................................................. 15

BAB II MEMPROGRAM MESIN CNC TURNING BANTUAN PERANGKAT


LUNAK CAM ............................................................................................ 16
A. Mengenal Menu Dasar Mastercam ........................................................ 16
B. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Turning .......................................... 40
C. Melakukan Pengaturan Material dan Titik Nol Untuk Proses Turning
Di Mastercam .......................................................................................... 46
D. Menyusun Program CNC Turning Untuk Bentuk-Bentuk Kontur, Alur
dan Ulir Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam .......................... 50
E. Latihan ..................................................................................................... 71
F. Rangkuman .............................................................................................. 72

BAB III MEMPROGRAM MESIN CNC MILLING .................................................... 73


A. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur Pada Mesin CNC
Milling ..................................................................................................... 75
B. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Lubang Pengeboran Pada Mesin
CNC Milling .............................................................................................. 86
C. Menyusun Pemrograman Sub Program ..................................................... 87
D. Latihan ..................................................................................................... 90
E. Rangkuman .............................................................................................. 93

BAB IV MEMPROGRAM MESIN CNC MILLING DENGAN BANTUAN PERANGKAT


LUNAK CAM ............................................................................................ 95
A. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Milling ........................................... 95
B. Melakukan Pengaturan Material dan Titik Nol Untuk Proses Milling
Di Mastercam .......................................................................................... 105

1
C. Menyusun Program CNC Untuk Pengefraisan Facing Pada Mesin CNC
Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam ........................... 109
D. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur dan Kantong
Pada Mesin CNC Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak
Mastercam .............................................................................................. 119
E. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Lubang Pengeboran Pada Mesin
CNC Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam ................... 153
F. Latihan ..................................................................................................... 169
G. Rangkuman .............................................................................................. 175

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 176

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri merupakan salah satu
program prioritas dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dengan DUDI yang
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bagi guru kejuruan SMK sesuai dengan
standar industri. Program ini dilaksanakan bagi guru kejuruan SMK yang termasuk ke
dalam SMK yang dikembangkan sebagai SMK Pusat Keunggulan tahun 2021.
Upskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis industri bagi tenaga pendidik yang
berorientasi pada peningkatan level kompetensi teknis/kejuruan/kerja yang telah
dimiliki sebelumnya. Sedangkan reskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis
industri bagi tenaga pendidik yang berorientasi pada penguasaan kompetensi
teknis/kejuruan/kerja yang belum dikuasai sebelumnya. Program pelatihan tersebut
dilakukan oleh industri dan/atau lembaga pelatihan yang memiliki kerjasama dengan
Dunia Usaha dan Dunia Industri dan/atau lembaga pelatihan yang mendukung
peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja.
Pada sektor manufaktur, Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini,
industri-industri yang bergerak dibidang pemesinan maupun lingkungan pendidikan
yang memfokuskan diri pada bidang yang sama memerlukan mesin perkakas yang
memiliki kualitas lebih unggul, efisiensi kerja yang dapat menurunkan biaya produksi
dan kuantitas produksi yang tinggi serta memiliki kemampuan duplikasi yang relatif
sama, sehingga harga jual produksi lebih murah. Maka untuk memenuhi kebutuhan di
atas, dipilihnya mesin perkakas computer numerically controlled (CNC) sebagai
alternatif untuk menjawab tantangan teknologi permesinan modern.
Kini pemrograman Mesin CNC semakin dipermudah dengan adanya berbagai macam
perangkat lunak computer aided manufacture (CAM) sehingga untuk bentuk-bentuk
yang rumit akan menjadi lebih mudah dalam penyusunan program CNC nya.
Guru SMK yang merupakan ujung tombak produksi sumber daya manusia tingkat
menengah yang harus siap dengan tantangan dunia kerja, khususnya menyongsong era
revolusi industri 4.0 seyogyanya mampu membekali calon tamatan SMK pada
kompetensi keahlian teknik pemesinan dengan kompetensi yang layak. Untuk itu
penguasaan kompetensi guru dalam memprogram mesin CNC serta pemanfaatan
perangkat lunak CAM dalam pemrograman CNC adalah suatu keharusan.

B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang pemrograman CNC turning dan CNC milling baik
pemrograman yang disusun secara manual maupun pemrograman dengan bantuan
perangkat lunak CAM.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat menyusun program CNC untuk
mesin CNC turning dan CNC Milling, baik secara manual maupun dengan bantuan
perangkat lunak CAM

3
2. Indikator Hasil Belajar
Peserta dapat:
a. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur pada mesin CNC turning
b. Menyusun program CNC untuk bentuk alur pada mesin CNC turning
c. Menyusun program CNC untuk bentuk ulir pada mesin CNC turning
d. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur pada mesin CNC turning
dengan bantuan perangkat lunak CAM
e. Menyusun program CNC untuk bentuk alur pada mesin CNC turning dengan
bantuan perangkat lunak CAM
f. Menyusun program CNC untuk bentuk ulir pada mesin CNC turning dengan
bantuan perangkat lunak CAM
g. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur pada mesin CNC Milling
h. Menyusun program CNC untuk bentuk lubang pengeboran pada mesin CNC
milling
i. Menyusun program sub program pada Mesin CNC Milling
j. Menyusun program CNC untuk facing pada mesin CNC Milling dengan bantuan
perangkat lunak CAM
k. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur dan kantong pada mesin
CNC Milling dengan bantuan perangkat lunak CAM
l. Menyusun program CNC untuk lubang pengeboran pada mesin CNC Milling
dengan bantuan perangkat lunak CAM

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Memprogram Mesin CNC Turning
a. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur Pada Mesin CNC Turning
b. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Alur, Ulir dan Pengeboran Pada Mesin
CNC Turning

2. Memprogram Mesin CNC Turning Dengan Bantuan Perangkat Lunak CAM


a. Mengenal Menu Dasar Mastercam
b. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Turning
c. Melakukan Pengaturan Material dan Titik Nol Untuk Proses Turning di
Mastercam
d. Menyusun Program CNC Turning Untuk Bentuk-Bentuk Kontur, Alur, dan Ulir
Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam.

3. Memprogram Mesin CNC Milling


a. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur pada mesin CNC Milling
b. Menyusun program CNC untuk bentuk lubang pengeboran pada mesin CNC
milling
c. Menyusun pemrograman sub program pada mesin CNC Milling
4. Memprogram Mesin CNC Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak CAM
a. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Milling Dengan Perangkat Lunak Mastercam

4
b. Melakukan Pengaturan Material Dan Titik Nol Untuk Proses Milling di
Mastercam
c. Menyusun Program CNC Untuk Pengefraisan Facing Pada Mesin CNC Milling
Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam
d. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur dan Kantong Pada Mesin
CNC Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam
e. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Lubang Pengeboran Pada Mesin CNC
Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam

E. Petunjuk Belajar
1. Untuk memudahkan penguasaan materi, silakan membuat rangkuman atau
ringkasan sendiri sesuai dengan pemahaman anda untuk setiap bab yang dapat
mencerminkan isi materi keseluruhan dari bab tersebut.
2. Untuk meningkatkan kompetensi, diharapkan dapat secara mandiri berlatih
menyusun program sesuai dengan jobsheet latihan yang disediakan.
3. Alangkah lebih baik, selain pendalaman madiri, kolaborasi dengan sesama peserta
perlu ditingkatkan demi pemahaman yang lebih baik.
4. Jika mengalami kendala, silakan berdiskusi dengan fasilitator agar ditemukan
alternatif solusi atas permasalahan yang ditemukan.

5
BAB I
MEMPROGRAM MESIN CNC TURNING

Kode M dan G serta Fungsinya

KODE FUNGSI
M03 Memutar Spindle searah jarum jam
M04 Memutar Spindle berlawanan arah jarum jam
M05 Menghentikan putaran Spindle
M06 Mengganti Tool
M08 Menghidupkan cairan pendingin
M09 Mematikan cairan pendingin
M30 Penutup program

KODE FUNGSI FORMAT


G00 Memposisikan pahat G00 X.... Z.....
G01 Interpolasi lurus G01 X.... Z..... F.....
G02 Interpolasi radius searah jarum jam G02 X.... Z.... R.... F.... atau
G02 X..... Z..... I..... K.... F....
G03 Interpolasi radius berlawanan arah G03 X.... Z... R..... F.... atau
jarum jam G03 X.... Z.... I..... K..... F....
G18 Bidang kerja XZ G18
G20 Satuan Inchi G20
G21 Satuan Metrik G21
G28 Kembali ke titik referensi mesin G28 U0. W0.
G40 Membatalkan tool kompensasi G40
G41 Tool kompensasi arah kiri G41
G42 Tool kompensasi arah kanan G42
G54 Pemilihan koordinat kerja penyimpanan G54
G55 data (Work Offset) G55
G56 G56
G57 G57
G58 G58
G59 G59
G70 Finishing kontur G70 P... Q....
G71 Siklus pembubutan kontur arah G71 U... R....
memanjang G71 P... Q.... U.... W... F..
G72 S550 ; R....;
Siklus pembubutan kontur arah vertikal G72 W...
G72 P... Q... U... W... F..

G74 Siklus pengeboran G74 R….


G74 Z….Q… F…

6
G75 Siklus pembubutan alur G75 R...
G75 X.. Z…. P.. Q.... F …

G76 Siklus pembubutan ulir G76 P.... Q.... R..


G76 X.. Z…. P.. Q.... F …
G90 Pemograman sistem absolut G90
G91 Pemograman sistem inkremental G91
G96 Pemrograman cutting speed konstan G96 S...
G97 Pemrograman kecepatan spindle G97 S...
konstan

A. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur Pada Mesin CNC Turning
1. Gerakan cepat (G00)
G00 digunakan untuk menggerakkan tool secara cepat dan tidak mengenai
benda kerja. Contoh penggunaan G00 adalah sebagai berikut.
G00 X 25. Z 2.

2. Gerakan lurus menyayat (G01)


G01 adalah gerakan lurus dengan memakan benda kerja. Lurus yang dimaksud
dalam hal ini adalah lurus searah sumbu X, Z dan juga bentuk tirus. Contoh
penggunaan G 01 adalah sebagai berikut.
G01 X 25. Z-30. F 0.2

7
3. Gerakan Melingkar (G02 dan G03)
G02 adalah gerakan tool secara melingkar searah jarum jam sedangkan G03
merupakan gerakan tool secara melingkar berlawanan arah jarum jam dengan
catatan tool di atas garis sumbu benda kerja.
Contoh penggunaan G02 dan G03 adalah sebagai berikut

G42 G01 Z0 F0.2 ;


G03 X20. Z-10. R10. ;
G01 Z-50.0 ;
G02 X100. Z-74.385 I40. K20.615 ; (G02 X100.0 Z-74.385 R45.0) ;
G01 Z-125.0 ;

4. Harga Kompensasi Radius Tool


Tool mempunyai radius pada ujung nya sehingga tidak mungkin membentuk
sebuah sudut tanpa mempunyai radius. Untuk memperoleh ukuran yang
diinginkan, kita baiknya memperhitungkan radius tool sehingga ukuran yang
diperoleh lebih teliti. Berikut contoh penggunaan harga kompensasi radius tool.

G41 = Harga kompensasi radius tool sebelah kiri.


G42 = Harga kompensasi radius tool sebelah kanan.
G40 = Pembatalan penggunaan radius tool.

8
5. Siklus Pembubutan Kontur (G71) dan Siklus Pembubutan Finishing (G70) Untuk
mempersingkat jumlah blok program, sebaiknya digunakan G71 sebagai siklus
pembentukan kontur. Dalam hal ini kita cukup memberikan informasi tentang
koordinat-koordinat titik tujuan dan menentukan tebal pemakanan tool. Berikut
merupakan contoh penggunaan G71.

N010 T0101 ;
N011 G97 M03 S700 M08 ;
N012 G54 G90 G0 X200. Z50. ;
N013 G00 X160.
N014 Z10. ;
N015 G71 U1. R1. ;
N016 G71 P017 Q024 U1. W0.5 F0.15 ;
N017 G00 G42 X40. ;
N018 G01 W-40. F0.15 ;
N019 X60. W-30. ;
N020 W-20. ;
N021 X100. W-10. ;
N022 W-20. ;
N023 X140. W-20. ;
N024 G40 U2. ;
N025 G70 P017 Q024 ;
N026 G00 X200. Z50. M09;
G28 U0. W0. ;

9
T0100 ;
M30 ;

Keterangan :
* U = kedalaman pemakanan,
R = kebebasan kembali tool
**P = nomor blok memulai kontur,
Q = nomor blok akhir kontur,
U = sisa ukuran searah sumbu X,
W = sisa ukuran searah sumbu Z.

6. Siklus pembubutan Kontur (G72)


Perbedaan dengan G71 adalah pada G72 pergerakan pemakanan adalah
searah sumbu X. Berikut ditunjukkan contoh penggunaan G72.

N010 G00 X220. Z60. ;


N011 G00 X162. Z2. ;
N012 G72 W0.5 R1.0 ;
N013 G72 P014 Q022 U0.4 W0.2 F0.3 S550 ;
N014 G00 G41 Z-70. S700 ;
N015 G01 X160. Z-70. ;
N016 G01 X120. Z-60. F0.15 ;

10
N017 W10. ;
N018 X80. W10. ;
N019 W20. ;
N020 X40. W20. ;
N021 W2. ;
N022 G40 ;
N023 G70 P014 Q021 ;

B. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Alur, Ulir dan Pengeboran Pada Mesin CNC
Turning
1. Siklus Pembubutan Alur (G75)
Pembubutan alur dengan menggunakan G75 akan memudahkan kita dengan
memberikan data lebar mata tool. Berikut merupakan contoh penggunaan G 75.

G00 X90. Z1. T0101 ;


X82. Z-60. ;
G75 R1. ;
G75 X60. Z-20. P3000 Q20000 F0.1 ;
G00 X90. X200. Z200. T0100 ;

Keterangan :
R = gerakan pemutusan geram (gerakan pahat mundur setiap sekali
pemotongan)
X = diameter akhir grooving
P = kedalaman sekali potong (mikron).
Q = Jarak pemakanan berikutnya searah sumbu Z

11
2. Siklus Pembubutan Ulir (G76)
Salah satu perintah pembubutan ulir adalah menggunakan G76. G76 ini
merupakan sebuah siklus pemotongan ulir. Berikut merupakan contoh
penggunaan G76.
Format :

G76 P (1) Q (1) R..;


G76 X.. Z…. P(2) Q(2) F ……;

Keterangan :
P(1) terdiri dari m, r dan a
Contoh : P040260 : - 04 = m = banyak lintasan pada waktu finishing
- 02 = r = panjang ulir tidak sempurna
- 60 = a = sudut pemotongan ulir.
Q(1) = Kedalaman potong minimal (mikron)
R = Ukuran yang disisakan untuk finishing
P(2) = Tinggi ulir (mikron)
Q(2) = Kedalaman potong lintasan pertama (mikron).

12
G00 X30. Z5. T0303
G76 P021060 Q100 R100
G76 X18.2 Z-20. P900 Q500 F1.5
G00 X50. Z-20.
G76 P021060 Q100 R100
G76 X38.2 Z-52. P900 Q500 F1.5
G00 X200. Z200. T0300

3. Siklus Pengeboran (G74)


Pengeboran benda kerja dapat menggunakan G74 berupa siklus. Kita cukup
memberikan informasi dalamnya pengeboran secara keseluruhan dan juga
dalamnya sekali pengeboran. Berikut ditunjukkan contoh penggunaan G74.
Format
G 74 R….
G 74 Z….Q… F…

13
C. Latihan
Untuk lebih meningkatkan pemahaman, buatlah program CNC turning dari gambar
kerja berikut ini baik secara manual.

14
D. Rangkuman
Satu hal yang paling utama dalam pemrograman mesin CNC adalah agar tetap menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja, baik bagi operator maupun peralatan yang
digunakan. Untuk itu harus dipikirkan secara cermat pemilihan parameter
pemotongannya sesuai dengan material dari benda kerja dan material tool yang
digunakan, serta dengan memperhatikan kondisi mesin yang akan memprosesnya.
Penyusunan program secara manual atau tanpa bantuan perangkat lunak harus tetap
dikuasai oleh peserta didik SMK. Dengan pemahaman akan pemrograman secara
manual, maka akan memperkuat pemahaman tentang pemrograman dengan bantuan
perangkat lunak CAM. Untuk pemrograman mesin CNC turning tingkat dasar, kiranya
pemrograman secara manual bentuk-bentuk kontur sederhana dan proses
pembubutan alur, ulir dan pengeboran harus dikuasai. Dalam penyusunan program
CNC nya harus dipertimbangkan pencekaman material, alat bantu yang digunakan dan
urutan proses pembubutannya, apakah bisa dilakukan satu kali proses atau harus dua
kali proses dengan pencekaman yang dibolak balik. Terlebih lagi jika terdapat
pengerjaan lain seperti proses milling, maka perlu dipikirkan lebih cermat agar program
yang disusun dapat dilaksanakan di mesin CNC.

15
BAB II
MEMPROGRAM MESIN CNC TURNING DENGAN BANTUAN PERANGKAT
LUNAK CAM

A. Mengenal Menu Dasar Mastercam


CAD (Computer Aided Design) merupakan perangkat lunak untuk membuat sebuah
desain produk, sedangkan CAM (Computer Aided Manufacturing) merupakan
perangkat lunak untuk membuat Program atau G-code. Didalam industri manufaktur
banyak sekali perangkat lunak CAD/CAM yang digunakan, misalnya Unigraphics, Pro-E,
Delcam, Cimatrone, Surfcam, Mastercam, Solidwork, Catia, Inventor, Solidcam,
Camwork dan masih banyak lagi. Agar tidak menimbulkan kebingungan, maka dalam
bahan ajar ini pembahasan dibatasi pada penggunaan mastercam X5 sebagai perangkat
lunak CAM. Pembahasan kali ini adalah mengenal fitur-fitur utama yang dapat
digunakan untuk melakukan pembuatan gambar 2D.

1. Cara mengoperasikan mastercam X5


Langkah-langkah membuka program mastercam X5 adalah sebagai berikut :
1. Nyalakan komputer dan klik icon mastercam X5 doubel klik atau klik kanan
open

Icon Mastercam X5

2. Maka akan membuka program mastercam seperti gambar dibawah ini dan
selanjutnya melakukan proses pembuatan gambar maupun pengaturan
toolpath.

16
Ruang Gambar Titik nol sumbu koordinat

Menu
Utama
Menu

Menu
Operation
Manager

Sumbu Koordinat WCS Status Bar satuan mm

2. Menu-menu Mastercam X5
Menu File

New : Membuat gambar baru


Open : Membuka gambar yang telah
disimpan
New Open Save Save : Menyimpan gambar

Undo dan Redo

Undo : Mengembalikan perintah


yang telah dibatalkan
Undo Redo Redo : Kebalikan Undo

View Manipulation
Repaint Zoom Window Un- Zoom Dynamic Rotation

Pan Zoom Fit Zoom Target Zoom Selected Un- Zoom

17
Pan : Menggeser geometri / gambar
Zoom Fit : Memposisikan semua geometri yang aktif ke tengah-tengah
layar, perintah ini juga bisa menggunakan Alt + F1 dipencet
bersama
Zoom Target : Memperbesar bagian gambar tertentu dengan jalan membuat
window dengan mouse. perintah ini juga bisa menekan F1
Zoom Selected : Fungsinya hampir sama dengan Zoom Target
Un- Zoom : Memperkecil sedikit pandangan atau menekan F2
Repaint : Membersihkan layar, atau menekan F3
Zoom Window : Fungsinya hampir sama dengan Zoom Target dan Zoom Selected
Dynamic Rotation: Memutar – mutar gambar atau geometri yang berada dilayar

Dellete dan Undellete Dellete Duplicate

Dellete Undellete

Dellete : menghapus geometri yang aktif dilayar


Dellete Duplicate : menghapus geometri yang doubel
Undellete : mengembalikan geometri yang dihapus

Grapics View Front view Isometric view

Top view Right view

Top view : Pandangan Atas


Front view : Pandangan depan
Right view : Pandangan samping kanan
Isometric view : Pandangan Isometrik

Sketcher
Line Rectangle Spline

Point Arc Fillet Create Cylinder

18
Point : membuat titik
Line : membuat garis lurus
Arc : membuat lingkaran dengan titik pusat
Rectangle : membuat persegi panjang
Fillet : membuat radius
Spline : membuat garis bergelombang dan bersambung
Create Cylinder : membuat silinder

Trim Trim Extend

Trim : memotong garis geometri yang aktif dilayar


Extend : memanjangkan garis geometri yang aktif dilayar

Xform
Dinamic Translate Rotate Scale Offset contour

Translate Mirror Move to origin Rectangular array

Translate : memindahkan/mengkopi gambar 2D atau 3D arah sumbu


X,Y,Z
Mirror : mencerminkan garis geometri atau gambar 2D dan 3D
Rotate : memutar gambar 2D/3D
Scale : mengubah skala gambar
Move to origin : memindahkan gambar 2D/3D ke titik pusat koordinat
Offset contour : membuat garis sejajar sesuai kontur
Rectangular array : memperbanyak gambar arah memanjang menurut jumlah
baris dan kolom

Solid
Extrude Sweept Fillet Booleand Add

Revolver Loft Shell

19
Wireframe
Wireframe Shaded

Drafting
Smart dimention Horizontal Hatch

Note Horizontal Ordinat

Analyze and Utilities


Repaint Hide / Unhide

Analyze Statistic

Tool Path

Drill toolpath 2D High Speed Toolpath

Contour Toolpath Pocket Toolpath Face Toolpath

3. Contoh Penggunaan Menu


Contoh membuat garis lurus panjang 200 mm sudut 0˚
a. Pilih menu line
b. Klik origin
c. Tentukan titik kedua /end point dari garis
d. dan isikan ukuran panjang garis pada kotak dialog 200 dan sudut 0˚

20
e. Klik OK

Contoh membuat garis lurus panjang 200 mm sudut 90˚


a. Pilih menu line
b. Klik origin
c. Tentukan titik kedua /end point dari garis
d. dan isikan ukuran panjang garis pada kotak dialog 200 dan sudut 90˚
e. Klik OK

Contoh membuat garis lurus panjang 100 mm sudut 45˚


a. Pilih menu line
b. Klik origin
c. Tentukan titik kedua /end point dari garis
d. dan isikan ukuran panjang garis pada kotak dialog 200 dan sudut 45˚
e. Klik OK

21
Contoh menggambar lingkaran diameter 100 mm
Pilih menu circle center point
a. Klik origin
b. Isi kotak dialog ukuran radius
50 atau diameter 100
c. Klik Ok

Contoh menggambar Persegi


Panjang ukuran 100 mm x 100 mm
a. Pilih menu Rectangle
b. Klik origin
c. Isi kotak dialog ukuran panjang
100 lebar 100
d. Klik Ok

Contoh menggambar Fillet (radius 20 mm)


a. Pilih menu Fillet
b. Isi ukuran radius pada kotak dialog r=20
c. pilih garis pertama pada bagian sisi sudut
d. pilih garis kedua pada bagian sisi sudut
e. Klik Ok

22
Contoh menggambar Champer ( 20 mm)
a. Pilih menu Champer
b. Isi ukuran champer pada
kotak dialog 20
c. pilih garis pertama pada
bagian sisi sudut
d. pilih garis kedua pada
bagian sisi sudut
e. Klik Ok

Langkah-langkah membuat mirror :


1. Buat gambar 2D separuh bangun seperti gambar disamping ini
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Mirror
4. Select obyek
(gambar 2D yang
akan di mirror)
5. Pilih sumbu cermin
6. Pilih lah salah satu
menu: move, copy,
join
7. Klik Ok

23
Langkah-langkah membuat Rotate :
1. Buat gambar 2D seperti gambar di bawah ini
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Rotate
4. Select obyek (gambar 2D yang akan di Rotate)
5. Klik end selection
6. Muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini
7. Pilih lah salah satu menu: move, copy, join
8. Pilih titik pusat rotate
9. Isikan jumlah obyek yang diputar
10. Isikan sudut perputaran
11. Klik Ok

24
Langkah-langkah membuat Rectangular Array :
1. Buat gambar 2D seperti gambar dibawah ini Pilih menu Xform
2. Pilih Rectangular Array
3. Select obyek gambar 2D yang akan di Array
4. Klik end selection
5. Muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini
6. Isilah jumlah array
7. Pilih titik pusat direction
8. Isikan jumlah obyek dan jarak array pada direction 1 (sumbu x) dan direction 2
(sumbu y)
9. Isikan sudut array pada kedua direction, jika arahnya lurus maka isikan nilai 0 0
untuk direction 1 dan 900 untuk direction 2
10. Pilih arah directionnya

25
11. Klik Ok

Langkah-langkah membuat Offset :


1. Buat gambar 2D seperti gambar dibawah ini Pilih menu Xform
2. Pilih Offset
3. Select obyek garis / geometri yang akan di Offset
4. Muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini
5. Pilih move/copy
6. Isilah jumlah offset
7. Isilah jarak offset
8. Pilih direction
9. Klik Ok

26
Langkah-langkah membuat Offset Contour :
1. Buat gambar 2D seperti gambar
dibawah ini
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Offset Contour
4. Select obyek garis / geometri yang
akan di Offset
5. Muncul kotak dialog seperti
gambar dibawah ini
6. Pilih direction
7. Isikan jumlah offset
8. Isikan jarak offset arah X, Y dan
sudut offset
9. Klik Ok

27
Langkah – langkah membuat Translate 2D:
1. Buat gambar 2D seperti gambar di samping
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Translate 2D
4. Select obyek garis / geometri yang akan di Translate 2D
5. Muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini
6. Pilih salah satu bentuk translate move, copy atau
join
7. Isi jumlah obyek
8. Isi jarak translate arah X, Y, atau Z
9. Isikan sudut polar jika kita translate sudut polar, Klik Ok

gambar hasil translate arah


sumbu X

Langkah- langkah membuat skala 2D:


1. Buat gambar 2D seperti gambar di samping
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Xform Scale
4. Select obyek garis / geometri yang akan di ubah
skala
5. Muncul kotak dialog seperti gambar disamping ini
6. Pilih salah satu bentuk translate move, copy atau
join
7. Isi jumlah obyek
8. tentukan referensi point
9. Pilih uniform atau XYZ

28
10. Isikan scala (factor atau percentage)
11. Klik Ok

Gambar hasil Xform Scale

Langkah-langkah Xform Move to Origin:


1. Buat gambar 2D seperti gambar dibawah ini
2. Pilih menu Xform
3. Pilih Xform Move to Origin
4. Select titik yang akan dipindahkan ke pusat koordinat sumbu XYZ (Origin)
5. Maka titik tengah/pusat gambar atau obyek 2D akan berpindah ke pusat
koordinat sumbu XYZ (Origin)

Menu – menu ARC


Pilih Create -> pilih ARC maka akan muncul beberapa menu – menu ARC seperti
dibawah ini :

29
Langkah-langkah ARC Circle Edge Point Two Point
1. Tentukan titik pertama dan geser kursor/mouse
2. Tentukan titik kedua
3. Klik maka akan jadi gambar ARC dengan dua titik disisi lingkaran
4. OK

Langkah-langkah ARC Circle Edge Point Three Point


1. Tentukan titik pertama dan geser kursor/mouse
2. Tentukan titik kedua dan geser kursor/mouse
3. Tentukan titik ketiga
4. Klik maka akan jadi gambar ARC dengan tiga titik disisi lingkaran
5. OK

30
Langkah-langkah ARC Circle Center Point
1. Pilih Origin
2. Isi radius atau diameter lingkaran
3. Pilih Ok

31
Langkah-langkah ARC Polar
1. Pilih Create
2. Pilih Arc Polar
3. Tentukan Center point
4. Pilih Origin
5. Isikan Radius/Diameter
6. Isikan sudut awal
7. Isikan sudut akhir
8. Pilih Ok

32
Langkah-langkah ARC Polar End Point
1. Pilih Create
2. Pilih Arc Polar End Point
3. Tentukan Center point
4. Pilih Origin
5. Isikan Radius/Diameter
6. Isikan sudut awal
7. Isikan sudut akhir, OK

33
Langkah-langkah ARC End Point
1. Pilih Create
2. Pilih Arc End Point
3. Tentukan First point
4. Tentukan Second point
5. Tentukan Third point
6. Isikan Radius/Diameter
7. Pilih Ok

Langkah-langkah ARC 3 Points


1. Pilih Create
2. Pilih Arc 3 Points
3. Tentukan First point
4. Tentukan Second point
5. Tentukan Third point
6. Pilih Ok

34
Langkah-langkah ARC Tangent 1 Entity
1. Pilih Create
2. Pilih ARC Tangent 1 Entity
3. Pilih garis yang dijadikan garis singgung Arc
4. Tentukan titik singgung
5. Pilih Arc yang digunakan/dipilih
6. Isikan radius / diameter Arc
7. Pilih Ok

35
Langkah-langkah ARC Tangent Point
1. Pilih Create
2. Pilih ARC Tangent Point
3. Pilih garis yang dijadikan garis singgung Arc
4. Tentukan titik singgung
5. Pilih Arc yang digunakan/dipilih
6. Isikan radius / diameter Arc
7. Pilih Ok

36
Langkah-langkah ARC Tangent Centerline
1. Pilih Create
2. Pilih ARC Tangent Centerline
3. Pilih garis yang dijadikan garis singgung Arc
4. Pilih garis untuk meletakkan pusat dari lingkaran
5. Pilih Arc yang digunakan/dipilih
6. Isikan radius / diameter Arc
7. Pilih Ok

37
Langkah-langkah Dynamic Tangency
1. Pilih Create
2. Pilih Dynamic Tangency
3. Pilih garis yang dijadikan garis singgung Arc
4. Geser arah panah untuk menentukan posisi garis singgung
5. Klik pada satu titik tertentu yang nantinya akan menjadi salah satu ujung arc
5. Pilih Ok

Langkah – langkah ARC Tangent 3 Entity


1. Pilih Create
2. Pilih ARC Tangent 3 Entity
3. Pilih 3 garis yang dijadikan garis singgung Arc
5. Pilih Ok

Langkah – langkah ARC Circle Tangent 3 Entity

38
1. Pilih Create
2. Pilih ARC Circle Tangent 3 Entity
3. Pilih 3 garis yang dijadikan garis singgung Circle
5. Pilih Ok

Langkah – langkah ARC Tangent 2 Entity


1. Pilih Create
2. Pilih ARC Tangent 2 Entity
3. Pilih garis pertama yang dijadikan garis singgung Circle
4. Pilih garis kedua yang dijadikan garis singgung Circle
5. Isi radius / diameter
6. Pilih Ok

39
B. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Turning
Berikut ini adalah salah satu contoh membuat gambar kerja untuk proses turning
dengan bantuan perangkat lunak mastercam X5. Untuk proses pengerjaan di
mastercam tidak diharuskan menggambarkan semua gambar kerja, namun cukup
menggambarkan garis-garis yang diperlukan untuk proses toolpathnya saja.

Berikut ini adalah salah satu contoh langkah-langkahnya:


1. Dengam menu Create Line Endpoint, buat garis vertikal dimulai dari pusat sumbu
sebesar setengah diameter yaitu 10 mm.

40
2. Selanjutnya masih dengan menu yang sama, buat garis mendatar sebesar 20 mm
dimulai dari akhir garis vertikal pertama tadi.

3. Selanjutnya masih dengan menu yang sama buat garis vertikal 2 mm, mendatar 3
mm dan kembali vertikal 7 mm. Garis ini merupakan kontur untuk alur.

41
42
4. Selanjutnya masih dengan menu yang sama buat garis mendatar 10 mm, vertikal 5
mm, mendatar 20 mm dan terakhir vertikal 20 mm, kemudian klik ok (tanda centang
berwarna hijau). Dengan mengklik ikon ini berarti menyelesaikan penggunaan salah
satu menu yaitu menu Create Line Endpoint. Untuk menggunakan menu yang lain
harus di klik menu yang lain tersebut.

43
5. Selanjutnya membuat chamfer 2 x 450dengan menu Chamfer Entities, ketikkan nilai
chamfernya sebesar 2 mm, kemudian klik kedua garis pertemuan chamfer tersebut.

44
6. Dengan menu Fillet Entities, membuat fillet 5 mm seperti gambar. Caranya sama
dengan chamfer, ketikkan nilai filletnya kemudian mengklik kedua garis pertemuan
fillet tersebut kemudian OK.

45
7. Dengan cara yang sama, membuat fillet 3 mm seperti gambar, kemudian OK.

8. Maka gambar yang dibutuhkan untuk pengaturan toolpath telah selesai sesuai
dengan tuntutan gambar kerja. Jika nanti dibutuhkan lagi garis guna membantu
proses toolpath, dapat ditambahkan kemudian.

C. Melakukan Pengaturan Material dan Titik Nol Untuk Proses Turning di Mastercam
Kali ini material yang dipilih adalah berdiameter 40 mm dengan panjang 53 mm.
Adapun titik nol yang dipilih adalah pada ujung kanan tepat pada senter ujung material.
Berikut ini adalah salah satu contoh pengaturan material dan titik nol sesuai dengan
gambar kerja yang dikerjakan:
1. Pilih Machine Type yaitu Lathe, Default.

46
2. Klik Stock setup

3. Klik Properties pada menu stock, lakukan pengaturan seperti gambar. Klik Preview
Lathe Boundaries untuk melihat previu hasil pengaturan material. Jika sudah sesuai,
klik OK.

47
4. Selanjutnya klik properties pada Chuck Jaws untuk mengatur pencekaman, pilih
model pencekamannya kemudian klik make from 2 points.

48
5. Klik titik pojok pada suatu titik yang menyentuh pada diameter luar material seperti
contoh di bawah, tarik ke arah lain hingga membentuk persegi yang nantinya akan
menjadi cekam yang mencekam material. Klik enter.

49
6. Untuk melihat tampilan previunya silakan klik Preview Lathe Boundaries.

7. Jika sudah sesuai klik enter kemudian OK.

D. Menyusun Program CNC Turning Untuk Bentuk-Bentuk Kontur, Alur, dan Ulir dengan
Bantuan Perangkat Lunak Mastercam.
1. Pertama adalah melakukan pembubutan kontur kasar. Klik Toolpath kemudian
Rough. Klik saja OK ketika muncul jendela penyimpanan nama NC File.

50
2. Untuk menu chainning, pilih partial dan aktifkan centang wait. Klik satu persatu garis
dimulai dari garis vertikal paling kanan, hingga pada garis fillet R3, kemudian OK. Hali ini
dilakukan karena pada garis inilah akan terjadi proses pemotongan.

3. Pada pengaturan parameter alat potong dan parameternya, lakukan seperti gambar
berikut

51
4. Berikut tampilan hasil pengaturan pembubutan kontur secara kasar (rough). Jika
ada yang terlihat kurang sesuai secara visual, dapat disunting pengaturan
parameternya dengan mengklik parameter. Selanjutnya sebelum melakukan
pengaturan toolpath untuk pembubutan finishing maupun proses yang lain,
sebaiknya garis toolpath disembunyikan saja agar tidak mengganggu pandangan
pada proses selanjutnya, caranya klik toolpath yang dimaksud hingga muncul tanda
centang pada simbol dompet kuning, kemudian klik ikon garis -garis lengkung
berwarna biru disebelah kanan ikon berbentuk gembok.

52
5. Sekarang dilanjutkan pada pemotongan finishing. Pada menu Lathe Toolpaths pilih
Finish. Pada jendela chainning lakukan hal yang sama seperti ketika pemotongan
rough.

53
6. Pada menu pengaturan parameter, pilih tool sesuai gambar. Sekedar informasi,
bahwa tool dapat disunting parameternya dengan klik kanan, kemudian edit tool.
Lakukan perubahan jika dibutuhkan, jika tidak dapat diabaikan.

54
55
7. Lakukan pengaturan parameter seperti gambar di bawah

56
8. Berikut ini adalah hasil pengaturan toolpath pembubutan finishing.

9. Langkah selanjutnya adalah pemotongan alur, sesuai gambar kerja lebarnya adalah
3 mm dengan kedalaman 2 mm. Tool yang digunakan adalah tool alur dengan lebar
2 mm. Lakukanlah seperti langkah-langkah pengaturannya seperti pada gambar
berikut:

57
58
59
60
61
10. Seperti inilah hasil pengaturan toolpath pemotongan alur.

11. Selanjutnya melakukan pengaturan toolpath untuk pemotongan ulir M20 x 2,5
mm dengan langkah-langkah seperti gambar berikut.

62
63
12. Klik Select from table untuk mendapatkan ukuran ulir yang tepat.

13. Pada pilihan NC code format, jika yang dipilih adalah Box, maka Kode G yang
dihasilkan untuk pemotongan ulirnya adalah G92 sehingga blok programnya akan
panjang, sementara jika yang dipilih adalah Canned, maka yang dihasilkan adalah
G76 sehingga blok programnya cukup singkat, namun perlu sedikit perbaikan
menyesuaikan aturan yang benar. Untuk lebih jelasnya silakan dicoba sendiri.

64
14. Berikut adalah hasil pengaturan toolpath pembubutan ulir.

15. Untuk mensimulasikan pemotongan sekaligus memeriksa kebenaran pemotongan


dilakukan dengan mengklik ikon Backplot. Amatilah keseluruhan proses secara
teliti dari rough hingga pemotongan ulir. Ikon Backplot disimbolkan dengan garis
bergelombang berwarna hitam, disamping kiri ikon berbentuk solid, masih
terletak pada toogle operation manager.

65
66
16. Untuk mensimulasikan pemotongan sekaligus memeriksa kebenaran pemotongan
dilakukan juga secara 3 dimensi dengan mengklik ikon berbentuk solid, masih
terletak pada toogle operation manager. Lakukan kembali pengamatan
keseluruhan prosesnya secara teliti. Jika terdapat kesalahan, maka harus
diperbaiki pengaturan yang telah dilakukan sebelumnya.

67
17. Langkah selanjutnya adalah melakukan post processing untuk menghasilkan
program kode G. Klik ikon post processing yaitu ikon G1. Untuk melakukan post
keseluruhan toolpath, maka pastikan bahwa keseluruhan toolpath telah
tercentang dengan cara klik Toolpath Group.

68
18. Simpan file

19. Maka program dalam bentuk kode G telah dihasilkan. Perlu diketahui, bahwa
harus dilakukan sedikit penyuntingan terhadap program yang dihasilkan
menyesuaikan dengan mesin CNC yang akan mengeksekusinya. Contohnya
putaran spindel, harus dipastikan dengan teliti sesuai dengan tool yang terpasang,
karena berbeda pemasangan akan mengakibatkan perbedaan arah putaran
spindel dari MO3 menjadi M04 maupun sebaliknya. Terlebih lagi untuk
pemotongan ulir, pastikan apakah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.

69
20. Berikut ini beberapa bagian yang perlu disunting atau di edit. Nilai v0. Pada
sebagian jenis kontrol CNC Turning tidak dikenali sehingga program akan eror dan
tidak dapat dijalankan, sebaiknya v0. Dihapus saja.

21. Contoh berikutnya, jika pilihan format kode G yang dipilih adalah Canned, maka
berikut ini adalah hasil post processingnya. Kode G yang dihasilkan adalah G76
namun perlu sedikit perbaikan menyesuaikan dengan kaidah yang seharusnya.
Kiranya sudah dipelajari pada penyusunan program secara manual tanpa bantuan
perangkat lunak CAM dan program di bawah ini layak untuk diperbaiki.

70
Demikianlah contoh penyusunan program CNC Turning sederhana dengan bantuan
perangkat lunak CAM. Contoh di atas adalah salah satu contoh langkah yang dapat
diikuti, namun kiranya tetap harus diperbaiki lagi dan disesuaikan dengan kondisi
seperti kondisi mesin, alat potong dan material maupun tuntutan kepresisian benda
kerja hasil proses pemesinan CNC nya. Kami sangat berharap peserta diklat dapat
secara mandiri berkreatif mencoba melakukan perubahan-perubahan paremeter
dan menganalisis hasilnya guna memperoleh langkah maupun pengaturan yang
lebih baik.

E. Latihan
Untuk lebih meningkatkan pemahaman, buatlah program CNC turning dari gambar
kerja berikut ini dengan bantuan perangkat lunak mastercam.

71
F. Rangkuman
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka penggunaan
perangkat lunak semakin mempermudah pekerjaan termasuk dalam menyusun
program CNC turning. Untuk itu pada pemrograman mesin CNC turning tingkat dasar,
kiranya pemrograman bentuk-bentuk kontur sederhana dan proses pembubutan alur,
ulir dan pengeboran dengan bantuan perangkat lunak mastercam harus dikuasai
dengan baik. Dalam penyusunan program CNC nya harus dipertimbangkan
pencekaman material, alat bantu yang digunakan dan urutan proses pembubutannya,
apakah bisa dilakukan satu kali proses atau harus dua kali proses dengan pencekaman
yang dibolak balik. Terlebih lagi jika terdapat pengerjaan lain seperti proses milling,
maka perlu dipikirkan lebih cermat agar program yang disusun dapat dilaksanakan di
mesin CNC.

72
BAB III
MEMPROGRAM MESIN CNC MILLING

Kode M dan G serta Fungsinya

KODE FUNGSI
M03 Memutar Spindle searah jarum jam
M04 Memutar Spindle berlawanan arah jarum jam
M05 Menghentikan putaran Spindle
M06 Mengganti Tool
M08 Menghidupkan cairan pendingin
M09 Mematikan cairan pendingin
M30 Penutup program

KODE FUNGSI FORMAT


G00 Memposisikan pahat G00 X.... Y..... Z.....
G01 Interpolasi lurus G01 X.... Y.... Z..... F.....
G02 Interpolasi radius searah jarum jam G02 X.. Y.. Z.. R.. F..
atau
G02 X.. Y.. Z.. I... K.. F..

G03 Interpolasi radius berlawanan arah G03 X.. Y.. Z.. R.. F..
jarum jam atau
G03 X.. Y.. Z.. I... K.. F..

G17 Bidang kerja XY G17


G18 Bidang kerja XZ G18
G19 Bidang kerja YZ G19
G20 Satuan Inchi G20
G21 Satuan Metrik G21
G28 Kembali ke titik referensi mesin G28 X0. Y0. Z0.
G40 Membatalkan tool kompensasi G40
G41 Tool kompensasi arah kiri G41
G42 Tool kompensasi arah kanan G42
G43 Pemanggilan data tool G43 H....
G54 Pemilihan koordinat kerja penyimpanan G54
G55 data (Work Offset) G55
G56 G56
G57 G57
G58 G58
G59 G59
G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan G73 X.. Y.. Z.. P.. Q.. R...
tatal F… K..

73
G81 Siklus pengeboran secara langsung G81 X.. Y.. Z.. P.. R...
F… K..
G82 Siklus pengeboran secara langsung G82 X.. Y.. Z.. P..R...
F… K..

G83 Siklus pengeboran dengan penarikan ke G83 X.. Y.. Z.. P.. Q.. R...
bidang awal F… K..

G90 Pemograman sistem absolut G90


G91 Pemograman sistem inkremental G91
G98 Pemrograman feeding dalam satuan G98
mm/menit

74
A. Menyusun program CNC untuk bentuk-bentuk kontur pada mesin CNC Milling
1. Pengefraisan lurus tanpa kompensasi alat potong

Sama dengan program CNC turning, program CNC milling setidaknya juga memuat 3
bagian, yaitu bagian awalan program, isi program dan akhiran program. Awal an
program berisi informasi berkaitan dengan referensi, alat potong dan benda kerja.
Bagian isi program berisi tentang perintah pergerakan alat potong sesuai bentukan.
Akhiran program berisi tentang perintah untuk me-non aktifkan fungsi-fungsi.
Pemrograman tanpa kompensasi alat potong maksudnya adalah menyusun program
dengan tidak memasukkan data diameter alat potong di tool offset mesin CNC,
sehingga program harus disusun dengan menggunakan sumbu dari alat potong sebagai
dasar memperhitungkan pergerakan dari titik ke titik koordinat tertentu sesuai dengan
gambar kerja. Salah satu konsekuensinya adalah, ketika hendak membuat alur tepi,
maka diameter alat potong yang digunakan akan sangat berpengaruh pada program
yang disusun, khususnya pada nilai koordinat X, Y dan Z. Untuk benda kerja yang sama,
namun menggunakan alat potong yang berbeda diameternya akan menghasilkan
program yang berbeda. Jadi sangat dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam menyusun
program jika tidak menggunakan kompensasi alat potong.

Contoh pemrograman:

Work
Offset

Misalnya alat potong yang digunakan adalah Flat Endmill berdiameter 10 mm dan
work offset berada di tengah-tengah pada permukaan atas beda kerja.

75
1 O0001; Home Position
2 G91 G0 G28 Z0;
3 G28 X0 Y0;
4 T01 M06; Awalan Program
5 M03 S2000;
6 G90 G54 G0 X0. Y0.;
7 G43 H1 Z50.;
8 Z5.;
9 X50. Y50.;
10 G01 G98 F1500;
11 Z-2.;
12 X-50.; Isi Program
13 Y-50.;
14 X50.;
15 Y50.;
16 G0 Z50.;
17 M05;
18 G91 G0 G28 Z0.; Akhiran Program
19 M30;
Home Position

Penjelasan:
1. Nomor program adalah O0001
2. Memposisikan ke posisi referensi mesin (home) pada sumbu Z
3. Memposisikan ke posisi referensi mesin (home) pada sumbu X dan Y
4. Memanggil tool (alat potong) nomor 1
5. Memutar spindel searah jarum jam dengan putaran 2000 Rpm
6. Mengaktifkan pemrograman absolut, mengaktifkan work offset yang dipilih
yaitu G54, sekaligus memposisikan alat potong ke posisi X 0 mm dan Y 0 mm
dengan gerakan cepat (rapid)
7. Mengaktifkan data panjang alat potong pada data tool nomor 1 sekaligus
memposisikan alat potong ke Z 50 mm dengan gerakan cepat. Sepanjang belum
ada kode G yang menggantikan perintah gerakan G0 pada blok program nomor
6, maka kode ini tetap berlaku pada blok setelahnya walaupun tidak ditulis
perintah G0
8. Memposisikan alat potong ke Z 5 mm dengan gerakan rapid
9. Memposisikan alat potong ke X 50 mm dan Y 50 mm dengan gerakan rapid
10. Mengaktifkan fungsi perintah gerakan dengan feeding, yaitu sebesar 1500
mm/menit. Jika pada blok program selanjutnya langsung dituliskan posisi X, Y
atau Z, maka fungsi perintah gerakan yang aktif adalah gerakan dengan feeding
G01, sementara G00 telah dibatalkan dengan sendirinya sampai dituliskan
kembali.
76
11. Memposisikan alat potong pada posisi Z -2 mm dengan feeding 1500 mm/menit
sementara posisi X dan Y tetap. Sepanjang koordinat tertentu tidak dituliskan,
berarti koordinat tersbut tidak berubah.
12. Melakukan pengefraisan dengan memposisikan alat potong pada posisi X -50
mm dengan feeding 1500 mm/menit, koordinat yang lain tetap.
13. Melakukan pengefraisan dengan memposisikan alat potong pada posisi Y -50
mm dengan feeding 1500 mm/menit, koordinat yang lain tetap.
14. Melakukan pengefraisan dengan memposisikan alat potong pada posisi X 50
mm dengan feeding 1500 mm/menit, koordinat yang lain tetap.
15. Melakukan pengefraisan dengan memposisikan alat potong pada posisi Y 50
mm dengan feeding 1500 mm/menit, koordinat yang lain tetap.
16. Memposisikan alat potong pada posisi Z 50 mm dengan gerakan rapid,
koordinat yang lain tetap.
17. Menghentikan putaran spindel
18. Memposisikan ke posisi referensi mesin (home) pada sumbu Z
19. Mengakhiri program sekaligus membatalkan semua perintah.

Penyusunan program seperti di atas akan membawa alat potong selalu pada posisi
referensi pada setiap awal pergerakannya, sehingga bisa dikatakan akan
membutuhkan gerakan yang lebih banyak, yang mungkin tidak diperlukan. Untuk
itu program di atas dapat juga dimodifikasi menjadi seperti di bawah ini.

O0001;
T01 M06;
M03 S2000;
G90 G54 G0 X0. Y0.; Awalan Program
G43 H1 Z50.;
Z5.;
X50. Y50.;
G01 F1500;
Z-2.;
X-50.; Isi Program
Y-50.;
X50.;
Y50.;
G0 Z50.; Home Position
M05;
G91 G0 G28 Z0.;
Akhiran Program
G28 X0. Y0.;
M30;

77
Jika pada gerakan akhir, yang diharapkan pergerakan terjadi dalam arah sumbu X,
Y dan Z, maka program dapat di modifikasi menjadi seperti ini

O0001;
T01 M06;
M03 S2000;
G90 G54 G0 X0. Y0.; Awalan Program
G43 H1 Z50.;
Z5.;
X50. Y50.;
G01 F1500;
Z-2.;
X-50.; Isi Program
Y-50.;
X50.;
Y50.;
G0 Z50.; Home Position
M05;
G91 G0 G28 Z0.;
Akhiran Program
G28 X0. Y0.;
M30;

Namun jika pada gerakan akhir, yang diharapkan adalah agar spindel mesin naik ke
atas dan meja mendekati operator, artinya pengembalian ke posisi referensi mesin
hanya pada sumbu Z dan Y, maka program dapat di modifikasi menjadi seperti ini.

O0001;
T01 M06;
M03 S2000;
G90 G54 G0 X0 Y0; Awalan Program
G43 H1 Z50.;
Z5.;
X50. Y50.;
G01 F1500;
Z-2.;
X-50.; Isi Program
Y-50.;
X50.;
Y50.;
G0 Z50.; Home Position
M05;
G91 G0 G28 Z0;
G28 Y0; Akhiran Program
M30;

78
2. Pengefraisan lurus dan miring dengan menggunakan kompensasi alat potong

Pengefraisan dengan kompensasi alat potong yang dimaksudkan di sini adalah


pemrograman dengan memperhitungkan diameter alat potong, di mana diameter
alat potong didaftarkan di tool offset mesin CNC, sehingga dalam penyusunan
programnya titik-titik koordinat yang diprogramkan adalah langsung titik-titik
koordinat sesuai bentukan atau kontur benda kerja.
Terdapat dua macam fungsi pemrograman dengan kompensasi alat potong, yaitu:
G41 : Kompensasi alat potong arah kiri
G42 : Kompensasi alat potong arah kiri

Untuk membatalkan atau menonaktifkan fungsi pemrograman kompensasi alat


potong digunakan G 40
G40 : Membatalkan kompensasi alat potong

Berikut ini adalah ilustrasi penggunaan G41 dan G42

G42

G41

G41

G42

Keterangan: Anak panah menunjukkan arah gerakan lintasan alat potong

Dalam praktiknya harus dipikirkan dengan cermat setiap pergerakan ketika akan
mengaktifkan maupun menonaktifkan fungsi ini. Walaupun tidak ada perintah
gerakan dalam koordinat tertentu pada blok program yang mengandung fungsi
perintah ini, sebenarnya akan tetap terjadi perubahan posisi alat potong, mengapa?
Karena ketika fungsi ini diaktifkan, maka mesin akan memindahkan titik
perhitungan koordinat yang semula berhitung dari sumbu alat potong, kini
dipindahkan pada sisi alat potong, tepat pada bagian diameternya. Pada bagian
mana di sisi alat potong perhitungan dipindahkan, tergantung dari blok program
sebelum dan sesudah mengaktifkan fungsi ini. Hal yang sama juga berlaku ketika
menonkatifkan fungsi ini. Salah satu tips ketika melakukan pengefraisan kontur,
79
sebaiknya alat potong diposisikan terlebih dahulu di luar bidang kerja, baru
selanjutnya diaktifkan atau dinonaktifkan fungsi ini.
Berikut ini dicontohkan beberapa contoh penggunaan kompensasi alat potong pada
berbagai bentuk kontur lurus dan radius:

Contoh Pemrograman:

Work
Offset

1 O0200;
2 T1 M6;
3 S2000 M3 G98 F1000 M8; NB: Flat Endmill yang digunakan
4 G54 G90 G0 X-15. Y-15.; minimal berdiameter 10 mm
5 G43 H1 Z50.;
6 G0 Z10.;
7 G1 Z-2.;
8 G41 D1 G1 X10.;
9 G1 Y90.;
10 G1 X90.;
11 G1 Y10.;
12 G1 X-15.;
13 G1 Y-15.;
14 G40;
15 M5 M9;
16 G91 G28 G0 Z0.;
17 M30;

80
Penjelasan:
1. Nomor program O200
2. Memanggil alat potong nomor 1
3. Memutar spindel searah jarum jam dengan putaran 2000 rpm, sekaligus
mengaktifkan pengaturan feeding sebesar 1000 mm/menit dan sekaligus
mengaktifkan perintah menghidupkan air pendingin
4. Mengaktifkan work offset dengan G54, mengaktifkan sistem pemrograman
absolut sekaligus memposisikan alat potong ke posisi X -15 mm dan Y -15 mm
dengan gerakan rapid
5. Memanggil data tool nomor 1 sekaligus memposisikannya ke Z 50 mm
6. Memposisikan alat potong ke Z 10 mm
7. Memposisikan alat potong dengan gerakan feeding ke Z -2 mm
8. Mengaktifkan kompensasi alat potong arah kiri dengan data tool acuan adalah
data tool nomor 1 sekaligus memposisikannya ke posisi X 10 mm
9. Melakukan pengefraisan hingga ke posisi Y 90 mm, dengan posisi X tetap
10. Melakukan pengefraisan hingga ke posisi X 90 mm, dengan posisi Y tetap
11. Melakukan pengefraisan hingga ke posisi Y 10 mm, dengan posisi X tetap
12. Melakukan pengefraisan hingga ke posisi X -15 mm, dengan posisi Y tetap, di
sini pengefraisan dilewatkan agar hasil pengefraisan lebih maksimal
13. Memposisikan alat potong ke posisi Y -15 mm dengan posisi X tetap -15 mm,
tujuannya adalah untuk mengamankan alat potong dari benturan atau sayatan
kebenda kerja ketika perintah menonaktifkan kompensasi dijalankan pada blok
selanjutnya
14. Menonaktifkan kompensasi alat potong, di sini walaupun tidak ada perintah
perubahan posisi, alat potong akan berpindah posisinya karena yang semula
titik acuannya berada di sisi, kini dikembalikan ke sumbu alat potong.
15. Menghentikan putaran spindel dan mematikan air pendingin
16. Memposisikan ke posisi referensi mesin, hanya pada sumbu Z saja
17. Mengakhiri program dan sekaligus membatalkan seluruh perintah.

Ketika simulasi atau praktik di mesin, coba diperhatikan perbedaan pergerakan alat
potong dibandingkan dengan tanpa menggunakan kompensasi, khususnya pada
pengerjaan bagian yang membentuk sudut, dalam gambar kerja ini adalah pada
bagian ke empat pojok dari persegi. Selanjutnya perhatikan juga pergerakan tool
ketika perintah kompensasi diaktifkan maupun dinon aktifkan. Selanjutnya silakan
dicoba dengan menggunakan alat potong dengan diameter yang berbeda, amati
prosesnya dan silakan menyimpulkan sendiri agar lebih mudah dipahami.

81
Work
Offset

O0500;
T1 M6;
NB: Endmill yang digunakan
S2000 M3 G98 F1000 M8;
harus berdiameter besar
G54 G90 G0 X-15 Y-15;
G43 H1 Z50.;
G0 Z10.;
G1 Z-2.;
G41 D1 G1 X10.;
G1 Y10.;
G1 Y 80.;
G1 X20. Y90.;
G1 X70.;
G1 X90. Y70.;
G1 Y25.;
G1 X75. Y10.;
G1 X-15.;
G1 Y-15.;
G40;
M5 M9.;
G91 G28 G0 Z0.;
G91 G28 G0 X0. YO.;
M30;

82
3. Pengefraisan radius dengan kompensasi alat potong

Pada mesin CNC Milling, seiring dengan perkembangannya, kini dapat


memprogram bentuk-bentuk radius, tidak terbatas hanya untuk seper-empat busur
(900) atau busur lingkaran < 900 dalam satu kuadran, namun berbagai dimensi dan
posisi dalam kuadran tertentu. Artinya apapun bentuk radiusnya dapat di buat
dalam satu blok program. Arah putarannya dinyatakan dengan G02/G03. G02
adalah fungsi program untuk gerakan melingkar searah jarum jam, sedangkan G03
adalah fungsi program untuk gerakan melingkar berlawanan arah jarum jam.

Arah gerakan interpolasi melingkar G02 pada setiap bidang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini

Sedangkan gerakan interpolasi melingkar G03 adalah kebalikannya.

Untuk pengefraisan bentuk radius, format yang digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk gerakan searah jarum jam
G02 X... Y... Z... R... F...
atau
G02 X... Y... Z... I... K... F...

Untuk gerakan berlawanan arah jarum jam


G03 X... Y... Z... R... F...
atau
G03 X.. Y... Z... I... K.. F...

83
Keterangan:

X, Y dan Z : koordinat titik tujuan akhir bentuk radius


R : jari-jari dari bentuk radius
F : feeding atau asutan
I : jarak titik pusat lingkaran terhadap titik awal gerakan tool searah sumbu X
(tanda positif dan negatif mengikuti arah sesuai sumbu, misalnya jika
arahnya kekiri makanya tandanya menjadi negatif)
J : jarak titik pusat lingkaran terhadap titik awal gerakan tool searah sumbu Y
(tanda positif dan negatif mengikuti arah sesuai sumbu, misalnya jika
arahnya ke sumbu –Y maka makanya tandanya menjadi negatif)
K : jarak titik pusat lingkaran terhadap titik awal gerakan tool searah sumbu Z
(tanda positif dan negatif mengikuti arah sesuai sumbu, misalnya jika
arahnya ke sumbu –Z maka makanya tandanya menjadi negatif)

84
Berikut ini dicontohkan pemrograman bentuk radius dengan menggunakan
kompensasi alat potong sehingga titik-titik koordinat langsung sama dengan titik-
titik koordinat pada gambar kerja.

Mengacu pada gambar, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu tentang alat
potong yang sesuai untuk digunakan. Coba perhatikan, untuk radius pada pojok kiri
atas, dapat menggunakan alat potong dengan diameter berapapun karena tidak
akan memperngaruhi hasil radius, artinya radius tetap terbentuk dengan benar.
Sekarang coba perhatikan bentuk radius pada pojok kiri bawah, kanan atas dan
kanan bawah. Penggunaan alat potong dengan dimensi yang tidak sesuai akan
mengakibatkan hasil yang tidak sesuai pula. Contohnya pada bagian pojok kanan
atas, karena R10 maka maksimal alat potong yang digunakan adalah berdiameter
20 mm. Jika lebih dari itu, maka R10 tidak akan terbentuk dengan benar. Jika alat
potong dalam pemrograman ini hanya menggunakan satu alat potong saja, maka
harus dianalisis untuk ketiga bentuk radius yang sejenis. Silakan Anda yang
melakukan analisis dan menentukan alat potong yang sesuai.

85
O0103;
T1 M6;
S2000 M6 G98 F1000 M8;
G54 G90 G0 X-15. Y-15.;
G43 H1 Z50.;
G0 Z10.;
G1 Z-2.;
G41 D1 G1 X5.;
X5. Y10.;
Y88.;
G2 X12. Y95. I7. J0;
G1 X85. Y95.;
G3 X95. Y85. I10 J0;
G1 X95. Y17.;
G3 X83. Y5. I0. J-12.;
G1 X10. Y5.;
G3 X5. Y10. I-5 J0;
G1 Y15.;
X-20.;
Y10.;
G40;
M5 M9;
G91 G28 G0 Z0.;
G91 G28 G0 X0. Y0.;
M30;

B. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Lubang Pengeboran pada Pesin CNC Milling
1. Siklus pengeboran secara langsung (G81)
Format :
G81 X.... Y..... Z.... P.... R.... F.... K....

2. Siklus pengeboran secara langsung (G82)


Format :
G82 X.... Y..... Z.... P.... R.... F.... K....
Keterangan
X,Y : Posisi koordinat center lubang
Z : Kedalaman lubang yang dituju
P : Waktu berhenti sejenak pada dasar lubang
R : Posisi pada titik R (Posisi sebelum mengebor)
F : Feeding (Kecepatan pemakanan)
K : Jumlah pengulangan

86
3. Siklus pengeboran dengan penarikan ke bidang awal (G83)
Format :
G83 X.... Y..... Z.... P.... R.... F.... K....
Keterangan
X,Y : Posisi koordinat center lubang
Z : Kedalaman lubang yang dituju
P : Waktu berhenti sejenak pada dasar lubang
Q : Kedalaman tiap pemakanan
R : Posisi pada titik R (Posisi sebelum mengebor)
F : Feeding (Kecepatan pemakanan)
K : Jumlah pengulangan

4. Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal (G73)


Format :
G73 X.... Y..... Z.... P.... R.... F.... K....
Keterangan
X,Y : Posisi koordinat center lubang
Z : Kedalaman lubang yang dituju
P : Waktu berhenti sejenak pada dasar lubang
Q : Kedalaman tiap pemakanan
R : Posisi pada titik R (Posisi sebelum mengebor)
F : Feeding (Kecepatan pemakanan)
K : Jumlah pengulangan

C. Menyusun Pemrograman Sub Program

Sering terjadi bahwa berbagai bentuk pengefraisan yang sama dibuat pada suatu benda
kerja yang sama.
Contoh :

Untuk pengerjaan ini dapat kita pedomani prosedur dibawah ini :


 Alat potong digerakkan ketitik awal pengefraisan pertama
 Sub program dipanggil, Kantong pertama difrais
 Alat potong digerakkan ketitik awal pengefraisan kedua
 Sub program dipanggil, kantong kedua difrais
 Alat potong digerakkan ketitik awal pengefraisan ketiga
 Dan seterusnya
87
Format Pemrograman Sub Program
M98 P...... L.........

M98 : Fungsi perintah memanggil bub program


P : Nomor program sub program
L : Jumlah pengerjaan yang dilakukan oleh sub program

Untuk sub program harus diakhiri dengan M99.

Salah satu tips agar lebih mudah dalam menyusun program yang menggunakan sub
program , sebaiknya sub program disusun dengan mode inkremental.

Untuk lebih memahami materi ini, silakan cermati contoh-contoh berikut:

Pemrograman program pokok : Absolut


Pemrograman sub program : Inkremental
Diameter pisau frais 8 mm
Titik nol benda kerja seperti dibawah ini

88
89
Program Utama
O1234 ;
G21 G17 G40 G49 G80 G90 ;
G28 G91 Z0. ;
G28 G91 X0. Y0. ;
T1 M06 ;
G0 G54 G90 X9. Y9. S2500 M03 M8 ;
G43 H1 Z10. ;
G01 Z2. F600 ;
M98 P0001 L1 ;
G0 G90 X34. Y9. ;
M98 P0001 L1 ;
G0 G90 X34. Y34. ;
M98 P0001 L1 ;
G0 G90 X9. Y34. ;
M98 P0001 L1. ;
G0 G90 Z50. ;
M5 M9 ;
G28 G91 Z0. ;
G28 G91 Y0. ;
M30 ;

Sub Program

O0001 ;
G17 ;
G91 G01 X0. Y0. Z-6. F500 ;
G01 X7. ;
Y7. ;
X -7. ;
Y -7. ;
G00 Z6. ;
M99

D. Latihan

1. Silakan susun program CNC Milling dengan tidak menggunakan kompensasi alat
potong untuk bentuk-bentuk kontur di bawah ini. Silakan gunakan alat potong
sesuai dengan kebutuhan. Silakan tentukan sendiri work offset sesuai dengan
keinginan Anda

90
2. Silakan susun program CNC Milling dengan tidak menggunakan kompensasi alat
potong untuk bentuk-bentuk kontur di bawah ini. Silakan gunakan alat potong
sesuai dengan kebutuhan. Silakan tentukan sendiri work offset sesuai dengan
keinginan Anda

91
3. Pada gambar kerja di bawah ini, kedalaman yang diinginkan adalah 2 mm, namun
kondisi mesin tidak memungkinkan jika dilakukan sekali pengefraisan karena
pemotongan akan terasa berat sehingga dikhawatirkan akan merusak mesin, alat
potong maupun benda kerja. Solusi satu-satunya dengan memanfaatkan mesin
yang ada adalah dengan cara membagi proses pemotongan menjadi 4 kali, artinya
sekali pemotongan dept of cut nya adalah 0,5 mm. Susunlah program CNC milling
dengan mengacu pada kondisi tersebut dengan menggunakan sub program.

92
4. Silakan susun program CNC Milling dari gambar berikut dengan memanfaatkan
penggunaan sub program dengan tujuan agar dept of cut setiap pemotongan adalah
0,5 mm. Untuk memudahkan penentuan titik koordinat, silakan dikombinasikan
dengan pemanfaatan kompensasi alat potong.

E. Rangkuman
Pada prinsipnya pemrograman CNC milling tidak jauh berbeda dengan pemrograman
CNC turning. Ketika sudah dikuasai pemrograman CNC turning, maka akan lebih mudah
mempelajari pemrograman CNC milling, demikian pula sebaliknya. Kedua pengetahuan
ini bukanlah pengatahuan yang saling bersyarat satu sama lain, sehingga dapat
dipelajari secara terpisah satu sama lain maupun dapat dipelajari secara bersamaan
pada waktu yang sama. Hanya terdapat beberapa perbedaan pada kode
pemrogramannya, di mana pada mesin CNC milling tentunya tidak ada siklus
pembubutan kontur, alur dan ulir. Namun parameter pengaturan toolpath pada mesin
CNC milling memang lebih kompleks, khususnya pada bentuk-bentuk 3D. Namun
pembahasan kita kali ini, karena masih pada tingkat dasar, pembelajaran hanya sampai
pada 2D saja. Namun secara mandiri peserta pelatihan dapat mengembangkannya
lebih lanjut.

93
Sekali lagi kami ingatkan bahwa satu hal yang paling utama dalam pemrograman mesin
CNC adalah agar tetap menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, baik bagi operator
maupun peralatan yang digunakan. Dalam penyusunan programnya harus kembali
mempertimbangkan material benda kerja dan material toolnya agar bisa dipilih
parameter pemotongan yang tepat terkait dengan pemilihan putaran spindel, feeding
dan kedalam pemakanannya. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka dipastikan akan
memperoleh kualitas hasil proses yang baik sesuai dengan tuntutan pekerjaan, mesin
dan tool juga dapat terjaga dari kerusakan.

94
BAB IV
MEMPROGRAM MESIN CNC MILLING DENGAN BANTUAN PERANGKAT
LUNAK CAM

A. Membuat Gambar 2D Untuk Proses Milling


Sebelum dilakukan proses pengaturan toolpath pada perangkat lunak CAM, harus
dipastikan bahwa gambar telah selesai dibuat. Gambar bisa saja dibuat pada perangkat lunak
yang lain seperti autocad, solidworks, inventor maupun perangkat lunak lainnya. Kali ini
pembahasan dibatasi pada penggunaan mastercam X5 untuk membuat gambar 2D. Perlu
dipahami bersama, bahwa gambar 2D yang dibuat tidak harus gambar sesuai dengan gambar
kerja, karena pada kasus tertentu bisa saja hanya digambarkan lintasan tool yang akan
dilakukan prosesnya, atau justru bisa saja perlu digambarkan garis tambahan selain dari garis
gambar kerja dengan tujuan untuk memudahkan proses pengaturan toolpath nantinya. Berikut
ini dicontohkan gambar kerja yang akan dikerjakan di mesin CNC Milling, oleh karena itu
diperlukan pembuatan gambar 2D nya.

Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengaturan di mastercam,
jobsheet di atas merupakan contoh yang dapat dikerjakan melalui CAM 2D. Berikut adalah salah
satu contoh langkah membuat gambar 2D nya.

95
1. Melakukan pengaturan awal dengan menekan tombol F9 atau fn + F9 untuk memunculkan
sumbu atau silang empat di layar. Selanjutnya memunculkan jendela Toggle Operations
Manajer dengan menekan tombol Alt + O atau klik View, Toggle Operations Manager.

2. Membuat lingkaran dengan diameter 100 mm dengan panjang 51 mm sebagai material


benda kerja. Klik Create, Arc, Circle Center Point.

3. Klik pada sumbu untuk menempat pusat lingkaran, tarik keluar kemudian klik mouse kiri,
isikan nilai diameter 100 mm, kemudian enter, akhiri dengan OK (tanda centang)

96
4. Membuat lingkaran tepi dengan diameter 10 mm. Klik Create, Arc, Circle Center Point,
tentukan pusat lingkaran yaitu pada koordinat X0 dan Y30, klik mouse, tarik kemudian klik,
masukkan nilai diameter 10 mm, enter, OK.

5. Dengan titik pusat lingkaran yang sama, lakukan hal yang sama untuk lingkaran luarnya
dengan diameter 20 mm

97
6. Membuat dua garis vertikal yang bersinggungan dengan lingkaran berdiameter 20 mm. Klik
Create, Line, Endpoint.

7. Klik titik singgung lingkaran sebelah kiri, tarik garis ke bawah dengan ukuran 20 mm, enter.

8. Lakukan hal sama pada titik singgung lingkaran sebelah kanan.

98
9. Menghapus garis yang tidak dibutuhkan. Klik Trim (gambar gunting), devide, klik garis yang
akan dihapus, OK.

99
10. Membuat copy objek di atas sebanyak 3 buah melingkari sumbu secara beraturan. Untuk
itu harus sedikit berhitung, bahwa sudut antara ketiga objek adalah 120 derajat. Klik Xform
Rotate, klik seluruh garis yang akan dicopy secara rotasi.

11. Lakukan pengaturan sesuai gambar di bawah ini.

100
12. Objek telah dicopy secara rotasi. Selanjutnya buat busur yang akan menghubungkan ketiga
objek tersebut. Tentunya akan dibuat tiga buah busur dengan pusatnya adalah sumbu
silang empat dan diameter 40 mm.

13. Klik Create, Arc, Arc Polar, klik sumbu sebagai pusat busur, isikan nilai diameter yaitu 4o
mm, enter, klik titik awal busur, tarik hingga titik akhir busur.

101
14. Lakukan hal yang sama untuk kedua busur lainnya.

15. Menghapus garis yang tidak dibutuhkan dengan menggunakan trim

102
16. Membuat fillet dengan radius 5 mm. Klik Fillet, isikan radius 5 mm, enter, klik dua garis
pertemuan yang akan difillet, OK

103
17. Membuat lingkaran dengan diameter 30 mm. Klik Create, Arc, Circle Center Point. Klik pada
sumbu untuk menempat pusat lingkaran, tarik keluar, isikan nilai diameter 30 mm,
kemudian enter, akhiri dengan OK (tanda centang)

18. Membuat lingkaran dengan diameter 20 mm. Klik Create, Arc, Circle Center Point. Klik pada
sumbu untuk menempat pusat lingkaran, tarik keluar, isikan nilai diameter 20 mm,
kemudian enter, akhiri dengan OK (tanda centang)

104
19. Untuk gambar alur 10 mm di bagian tengan tidak perlu digambarkan, karena akan kita
gunakan pengaturan di toolpath dengan metode yang tidak membutuhkan gambar alur
tersebut.

20. Klik Clear Color agar warna seluruh garis menjadi sama. Kini gambar 2D telah selesai dan
dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya.

B. Melakukan Pengaturan Material Dan Titik Nol Untuk Proses Milling di Mastercam
Melakukan pengaturan material dan titik nol adalah satu hal yang penting dilakukan
agar proses simulasi nantinya akan lebih menunjukkan pada situasi yang nyata dan juga akan
memudahkan pengaturan titik nol ketika proses pemesinan di mesin CNC. Pada CAM Mil ling 2D
biasanya terdapat dua macam bentuk material, yaitu persegi (rectangular) dan bulat
(cylindrical). Bentuk materia yang dipilih harus menyesuaikan dengan material yang akan
diproses di mesin CNC. Sumbu dari silang empat pada layar mastercam secara otomatis akan
menjadi titik nol (sumbu x dan y). Jika sebuah titik dikehendaki menjadi titik nol, maka titik
tersebut harus dipindahkan ke sumbu silang empat, atau bisa juga dilakukan penggambaran
sejak awal dengan meletakkan titik tersebut tepat di sumbu silang empat. Titik nol untuk sumbu
z sebaiknya dianalisis terlebih dahulu apa yang diinginkan.
Pengaturan material dan titik nol dapat dilakukan sebelum proses pengaturan toolpath,
dapat juga dilakukan setelah pengaturan toolpath selesai dilakukan. Kali ini pengaturan
material dan titik nol diulakukan di awal sebelum proses pengaturan toolpath.
Pemilihan titik nol tergantung dari pembuat program, bisa saja berada di tengah-
tengah material, di salah satu pojok maupun pada suatu titi tertentu sesuai keinginan penyusun
program, yang pasti tujuannya adalah untuk mempermudah proses setting di mesin nantinya.
Ada yang menempatkannya tepat pada permukaan atas material, ada juga yang
menempatkannya sedikit di bawah material. Keduanya bisa dilakukan. Pada contoh ini titik nol
yang dipilih adalah ditengah-tengah material namun tidak di permukaan atas material, yitu 0,5
mm di bawah permukaan, dengan tujuan 0,5 mm ini yang nantinya akan dilakukan proses facing

105
terlebih dahulu. Berikut ini adalah simulasi pemilihan dan pengaturan bentuk material dan titik
nol yang ditetapkan.
1. Menentukan type mesin, yaitu CNC Milling. Klik Machine Type, Mill, Pilih Default.

2. Klik tanda + pada Properties, sehingga tampilan menu diperluas, terlihat salah satunya
adalah Stock setup

3. Melakukan pengaturan material. Klik Stock setup. Material yang akan digunakan adalah
berbentuk lingkaran dengan diameter 100 mm dan panjang 51 mm. Benda jadi sesuai
jobsheet adalah sepanjang 45 mm. Sisa panjang ini digunakan untuk pencekaman material.

106
Pada akhirnya nanti akan dilakukan proses pemesinan untuk menghilangkan ukuran
panjang yang berlebih. Untuk ukuran material, lakukan pengaturan seperti pada gambar di
bawah ini. Klik OK untuk mengakhirinya.

Pada pengaturan titik nol (stock origin) terlihat x0, y0. Mengapa? Karena titik nol sumbu x
dan y berada di tengah-tengah material sesuai dengan gambar yang telah dibuat
sebelumnya. Penentuan titik nol untuk sumbu z harus dialkukan analisis. Pada umumnya
titik nol sumbu z berada di permukaan atas benda kerja. Namun harus dipikirkan juga
apakah akan dilakukan proses facing pada permukaan atas atau tidak.
Cara pertama adalah dengan menempatkan titik nol tepat pada permukaan atas material.
Pada contoh di atas ukuran panjang material adalah 51 mm, untuk itu maka stock origin
sumbu z harus ditulis -51. Jika nantinya akan dilakukan proses facing dan proses-proses
pemesinan lainnya, maka ukuran z dihitung tersendiri. Upaya yang lain adalah dengan
memanipulasi titik nol ketika penyetingan di mesin CNC.

107
Cara kedua adalah dengan menempatkan satu titik di bawah permukaan atas material
sebagai titik nol, sehingga dalam pengaturan toolpath nantinya ukuran z akan ditulis sesuai
realita pada jobsheet. Sebagai contoh, materia di atas panjangnya 51 mm, jika diinginkan
titik nol berada 0,5 mm di bawah permukaan atas material, maka stock origin sumbu z harus
ditulis -50,5. Ukuran 0,5 mm ini nantinya diperuntukkan untuk proses facing.
Sesungguhnya mengenai cara, tidak terbatas banyaknya cara, tergantung dari cara kita
menganalisis penetapan titik nol yang kita kehendaki. Untuk ini kita batasi penggunaan cara
kedua, sehingga dengan cara ini, proses facing akan terlihat simulasi pemotongannya dan
ukuran z untuk keseluruhan proses akan sesuai dengan dimensi realita pada jobsheet.

4. Klik pada tampilan view front (pandangan depan), maka akan terlihat bahwa permukaan
atas benda kerja berada 0,5 mm di atas garis nol

5. Berikut ini adalah tampilan secara isometri. Tampilan ini akan terlihat jika di klik view
isometric.

108
6. Setelah bentuk material dan penentuan titik nol telah sesyuai dengan yang diinginkan,
maka dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu pengaturan toolpath untuk proses
milling.

C. Menyusun Program CNC Untuk Pengefraisan Facing Pada Mesin CNC Milling Dengan
Bantuan Perangkat Lunak Mastercam
Ketika proses pemesinan pada bagian atas, maka bagian bawah perlu di cekam. Sesuai
dengan pengaturan material yang telah dilakukan sebelumnya bahwa material
berdiameter 100 mm dengan panjang 51 mm. Adapun panjang barang jadinya adalah
45 mm. Posisi nol sumbu z berada 0,5 mm di bawah permukaan atas material, artinya

109
ketika proses pemesinan pada bagian atas, pencekaman maksimal material adalah 51
– (45+0,5) = 5,5 mm, itu pun ujung tool telah bersentuhan dengan cekam. Oleh karena
itu disimpulkan pada contoh kali ini material dicekam sebesar 5 mm. Sebenarnya untuk
pencekaman yang lebih aman, sebaiknya pencekaman harus lebih besar dari 5,5 mm,
mungkin 10 mm adalah pilihan yang lebih aman. Selanjutnya karena terdapat beberapa
bagian yang tembus, maka dalam pencekamannya harus disediakan ruang kosong pada
bagian tengah cekam agar tool dapat leluasa melakukan proses pemesinan hingga
menembus material tanpa merusak cekam.

Berikut ini adalah contoh pengaturan toolpath untuk program facing dengan ketebalan
0,5 mm.
1. Atur view pada pandangan atas, klik Toolpath, Face

2. Klik OK

110
3. Klik saja enter atau OK, karena kita menggunakan stock (material) sebagai bahan
yang akan di facing

4. Melakukan pengaturan toolpath type sebagai berikut

111
5. Klik menu Tool untuk melakukan pengaturan tool sebagai berikut
- Select library tool

- Klik Filter, jika seandainya bentuk tool yang diinginkan tidak ada dalam library
tool

- Pilih bentuk Endmill Flat sesuai keperuntukan facing, kemudian OK. Bentuk tool
yang dipilih akan muncul di library dan dapat digunakan sebagai tool pilihan.

112
- Pilih ukuran diameter 20 mm, kemudian OK

- Mengatur parameter nomor dan data tool serta putaran dan feeding seperti
gambar berikut. Nomor tool dan nomor data tool ini akan muncul dalam
program NC sebagai data tool dan pengaturan tool di mesin CNC nantinya harus
menyesuaikannya.

113
Biasanya Plunge rate dipilih setengah dari besarnya Feed rate. Feed rate adalah
kecepatan pemakanan arah ke samping, sementara plunge rate adalah
kecepatan pemakanan arah ke bawah.
6. Klik menu Cut Parameter dan lakukan pengaturan berikut. Terdapat pilihan Style,
yaitu one way dan zigzg. Untuk ini kita pilih zigzag demi efektivitas waktu.

7. Klik menu Dept cut dan lakukan pengaturan seperti gambar berikut. Dept cut di non
aktifkan, karena facing yang dilakukan adalah sekali pemakann yaitu 0,5 mm.
114
8. Klik menu Linking Parameter dan lakukan pengaturan seperti gambar berikut

Retract adalah gerakan tool kembali ke atas setiap kali melalukan pemotongan.
Gerakannya dalah gerakan cepat (rapid). Feed plane adalah posisi dimana gerakan
tool akan turun hingga ke posisi ini dengan gerakan cepat (rapid). Top of stock
adalah ukuran material pada sumbu z dari titik nol yang telah ditetapkan. Perlu
diingat bahwa, pengaturan titik nol sebelumnya adalah 0,5 mm di bawah
115
permukaan material, sehingga bisa dikatakan bahwa posisi paling atas dari material
saat ini adalah 0,5 mm di atas titik nol, untuk itu Top of stock di isi dengan nilai 0,5
mm. Dept adalah kedalaman akhir pemotongan, kali ini diisi dengan nol karena Top
of stock adalah 0,5 mm, dengan pengaturan Dept 0 secara otomatis permukaan
material akan terbuang 0,5 mm. Setelah dilakukan facing, maka Top of stock
selanjutnya adalah 0 mm.

9. Klik menu Coolant, aktifkan air pendingin, Klik OK, Klik lagi OK untuk menyimpan
seluruh pengaturan yang telah dilakukan.

10. Toolpath facing telah terbentuk, terlihat dengan lintasan tool yang ditandai dengan
garis berwarna biru

116
11. Melakukan simulasi 2D dengan ikon Backplot.

12. Atur kecepatan gerakan pahat, klik play untuk melihat simulasi. Berikut ini simulasi
2D dari view pandangan atas. Lakukan pengamatan selama simulasi untuk
memastikan bahwa pengaturan toolpath telah benar. Klik OK jika telah selesai.

117
13. Melakukan simulasi 3D, klik ikon simulasi 3D (gambar benda 3D disamping G1). Atur
kecepatan gerakan pemotongan. Play untuk memulai simulasi. Lakukan
pengamatan ketika simulasi untuk memastikan bahwa pengaturan toolpath telah
benar dilakukan. Klik OK jika telah selesai.

14. Dalam hal jika terdapat kesalahan, maka lakukan perbaikan parameter dengan
mengklik paramater, maka akan muncul kembali menu pengaturan toolpath dan
lakukanlah perubahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan.

118
D. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk-Bentuk Kontur dan Kantong Pada Mesin CNC
Milling Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam

Yang dimaksud dengan pocket 2D adalah bagian pada suatu benda yang berbentuk
kantongan dengan permukaan dasarnya adalah rata, bagian sisi bisa saja berbentuk
garis lurus, lingkaran, lengkungan maupun bentuk tak beraturan, yang penting adalah
bahwa garis sisi tersebut membentuk garis tertutup. Dalam hal tertentu ada juga
pocket yang bentuknya terbuka (pocket open), kali ini belum dibahas dalam bahan ajar
ini, namun dapat didiskusikan bersama.
Berdasarkan gambar di atas, maka bagian yang memungkinkan untuk dilakukan
pemrograman pocket (kantong) adalah lubang tembus dengan diameter 20 mm. Untuk
program pocket, diameter tool yang digunakan harus lebih kecil dari ukuran pocket
yang hendak dibuat, tidak boleh sama. Dalam kasus ini, diameter pocket adalah 20 mm,
maka tidak boleh menggunakan tool dengan diameter 20 mm atau lebih. Kali ini kita
pilih saja Endmill Flat diameter 10 mm.
Sekarang mari kita analisis jobsheet kita. Ukuran panjang jadinya benda kerja adalah 45
mm. Lubang diameter 20 mm juga sepanjang itu. Seyogyanya dengan kedalaman 45,5
mm dan dengan facing pada bagian belakang, maka ukuran tersebut akan
terselesaikan. Namun demi menunjukkan bahwa pocket yang dibuat tembus, maka
dalam hal ini akan dilakukan pemotongan hingga panjang material saat ini, yaitu 50,5
mm (telah berkurang 0,5 mm karena proses facing 0,5 mm pada proses sebelumnya).
Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program pocket sesuai
gambar.
1. Pada posisi view pandangan atas, klik Toolpath, Pocket

119
2. Klik Chain, klik garis lingkaran diameter 20 mm. Upayakan arah tanda panah searah jarum
jam. Klik OK. Pilihan chaining seperti ini dapat dilakukan pada garis tertutup

3. Maka akan muncul menu pengaturan toolpath. Pastikan sekali lagi toolpath typenya adalah
Pocket

120
4. Klik menu Tool, lakukan pengaturan seperti gambar. Dipilih tool dengan diameter 10 mm
dan dijadikan sebagai tool nomor 2

5. Klik menu Cut parameter, pilih pocket type: standar, machine direction: Climb. Clim berarti
pemakanan searah (mungkin berbeda teorinya dengan mesin konvensional yang
menganjurkan pemakanan berlawana arah atau konvensional, untuk CNC lebih baik yang
Climb)
121
6. Klik menu Roughing (pemakanan kasar), pilih Cutting method, kali ini karena bentuknya
lingkaran, yang dipilih adalah True Spiral

7. Klik menu Entry Motion, pilih Helix

122
8. Klik menu Finishing, aktifkan Keep tool down dengan tujuan agar setiap pemotongan
finishing tool tidak perlu kembali pada posisi retract.

9. Klik menu Lead In/Out. Dikarenakan bentuknya adalah kantong tertutup,


direkomendasikan di non aktifkan saja

123
10. Klik menu Dept Cut, isikan max rough step 0,5 mm yang berarti setiap pemotongan
ketebalanya adalah 0,5 mm. Aktifkan Keep tool down agar tool tetap berada di bawah
ketika menambah kedalaman.

11. Klik menu Linking Parameter, pada kolom Top of stock isikan nilai 0 karena pada bidang ini
telah dilakukan proses facing sehingga kini posisi permukaan bidang merupakan bidang nol

124
sumbu z. Dept diisikan 51,5 hanya untuk memastikan bahwa kantong akan tembus ke sisi
sebelahnya karena kini panjang material adalah 50,5 mm jadi dilebihkan 1 mm.

12. Klik menu Coolant, aktifkan pendingin air

13. Melakukan simulasi 2D dengan Backplot

125
14. Melakukan simulasi 3D

15. Jika berdasarkan pengamatan simulasi terdapat kesalahan pada pengaturan parameter,
klik parameter dan lakukanlah perubahan sesuai kebutuhan.

126
16. Jika berdasarkan pengamatan terdapat kesalahan dalam pemilihan garis (chaining) maka
dapat diperbaiki dengan mengklik ikon Geometry

127
17. Klik kanan, klik Rechain All, kemudian pilih lagi garis yang akan di chaining, kemudian OK

18. Setiap perubahan yang dilakukan akan muncul tanda silang pada toolpath yang sedang kita
atur. Lakukan regenerate terhadap setiap perubahan yang dilakukan sehingga tanda silang
pun hilang

128
Contour merupakan bentuk yang banyak dijumpai pada proses pemesinan CNC Milling.
Contour 2D merupakan bentuk benda kerja yang ditandai hanya terjadi perubahan
bentuk pada dua dimensi saja, yang paling umum adalah perubahan bentuk permukaan
pada bagian sisi (bidang xy), sementara pada permukaan (sumbu z) bentuknya tetap.
Sebelum dilakukan pengaturan untuk proses pemotongan (pengefraisan), maka harus
dibuat gambar lintasan proses pemotongan (toolpath). Sekali lagi perlu dipahami,
bahwa untuk contour 2D yang digambar bukanlah harus gambar benda kerja, namun
gambar lintasan proses pengefraisan yang diharapkan sesuai dengan gambar kerja.
Bentuk contour bermacam-macam, seperti garis lurus, lingkaran, busur lingkaran,
melengkung, maupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan gambar di atas, maka bagian yang memungkinkan untuk dilakukan
pemrograman contour 2D adalah:
1. Seluruh bidang di luar lingkaran berdiameter 30 mm dengan kedalaman 40 mm.
Untuk bidang ini dapat digunakan Endmill Flat diameter 20 mm
2. Seluruh bidang di luar lengkungan dengan 3 lubang dengan ketebalan 5 mm. Untuk
proses ini maksimal diameter tool yang dapat digunakan adalah 10 mm,
dikarenakan terdapat bidang lengkung dengan radius 5 mm. Dalam contoh ini
dipilih Endmill Flat diameter 10 mm.
3. Alur dengan lebar 10 mm dan kedalaman 10 mm. Untuk ini dipilih Endmill Flat
dengan diameter 10 mm
Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program contour 2D pada
bidang di luar lingkaran diameter 30 mm sesuai gambar.
1. Pada view pandangan atas, klik Toolpath, Contour
129
2. Pilih ikon chain, kemudian klik lingkaran dengan diameter 30 mm, upayakan anak
panah searah jarum jam, jika tidak klik reverse arah panah, kemudian OK

3. Maka akan muncul jendela pengaturan toolpath contour 2D. Pada menu Toolpath
type, pastikan sekali lagi bahwa yang di klik adalah Contour.

130
4. Klik menu Tool, lakukan pengaturan, yaitu tool yang digunakan adalah Endmill Flat
20 mm. Pada penggunaan sebelumnya telah tersimpan dengan data tool nomor 1.
Lakukan pengaturan pada feeding dan kecepatan putaran seperti gambar di bawah
ini.

131
5. Klik menu Cut Parameter, lakukan pengaturan seperti gambar di bawah ini.
Pilihan Compensation type: Computer, dengan pilihan ini maka output program G-
Code nantinya tidak akan muncul G41 dan G42 yang merupakan kompensasi tool.
Komputer akan secara otomatis menghitung koordinat sumbu tool sehingga bagian
sisi tool yang akan melakukan proses pemotongan.
Compensation direction: Left, karena tool berada di sebelah kiri garis contour dan
mengelilinginya searah jarum jam.
Contour type: 2D, karena type contour yang sedang dikerjakan adalah
menghilangkan bidang di luar garis contour lingkaran.

6. Klik menu Dept Cut, lakukan pengaturan seperti gambar.


Dept cut diaktifkan centangnya, berarti berlaku pengaturan kedalaman setiap
pemotongan.
Max rough step 0,5, berarti setiap pemotongan kedalamannya diatur 0,5 mm.
Keep tool down diaktifkan, berarti setiap akhir langkah pemotongan pada
kedalaman tertentu tool langsung menambah kedalaman tanpa ada gerakan
kembali ke atas (retract).
Untuk bagian yang lain, jika tidak diaktifkan centangnya, berarti pengaturannya
tidak diberlakukan.

132
7. Klik menu Lead In/Out, lakukan pengaturan seperti gambar. Lead In/Out merupakan
langkah awal tool sebelum melakukan pemotongan pada contour dan langkah akhir
meninggalkan garis contour pemotongan.

133
8. Klik menu Multi Passes. Analisis untuk mengaktifkan menu ini adalah dengan
melihat lebar bidang yang akan dibuang kemudian dibandinkan dengan diameter
tool. Jika diameter tool lebih kecil dari lebar bidang yang dibuang, maka menu ini
harus diaktifkan. Kali ini berdasarkan analisa sederhana jika jumlah pemotongan
ulang sebanyak 2 kali dengan spacing (pergeseran tool) sebesar 18 mm, maka
dipastikan bidang yang akan dibuang akan terselesaikan.
Keep tool down diaktifkan dengan tujuan agar tool tidak perlu naik ke atas untuk
melakukan pemotongan ulang (multi passes)

9. Klik menu Linking Parameter, lakukan pengaturan seperti gambar di bawah ini.
Top of stock = nol, karena permukaan material saat ini setelah dilakukan facing
sebelumnya telah menjadi titik nol sumbu z.
Dept = -40, sesuai dengan jobsheet, bahwa bidang yang dibuang kedalamnnya
adalah 40 mm.

134
10. Klik menu Coolant, aktifkan pendingin air. Selanjutnya klik OK untuk menyimpan
seluruh pengaturan.

135
11. Melakukan simulasi 2D untuk memastikan pengaturan yang telah dilakukan telah
tepat

12. Melakukan simulasi 3D untuk memastikan pengaturan yeng telah dilakukan telah
tepat, khususnya hasil dalam bentuk 3D. Jika terdapat kesalahan, lakukan
perubahan pada parameter maupun geometry sesuai kebutuhan.

Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program contour 2D pada
bidang di luar lengkungan dengan 3 lubang dengan ketebalan 5 mm sesuai gambar.
1. Pada view pandangan atas, klik Toolpath, contour

136
2. Pilihlah metode chainingnya adalah partial. Cara ini dilakukan jika garis contour
merupakan gabungan dari beberapa garis. Klik garis pertama pada contour.

3. Kemudian klik garis terakhir dari contour. Upayakan arah keduanya nya sama, yaitu
searah jarum jam. Dengan pilihan seperti ini garis pertama yang di klik akan menjadi
awal masuknya tool sementara garis terakhir yang di klik akan menjadi akhir
keluarnya tool. Kemudian klik OK

137
4. Maka akan muncul menu pengaturan toolpath contour. Pada dasarnya
pengaturannya adalah sama seperti pengaturan contour sebelumnya, hanya ada
sedikit perbedaan saja. Pastikan toolpath typenya adalah contour.

5. Klik menu Tool, pilih lah Endmill Flat diameter 10 mm, lakukan pengaturan feeding
dan kecepatan spindel.

138
6. Klik menu Cut Parameter, lakukan pengaturan seperti gambar di bawah ini.

7. Klik menu Dept Cut, lakukan pengaturan seperti gambar di bawah ini.

139
8. Klik menu Lead In/out, dan lakukan pengaturan seperti gambar.

140
9. Klik menu Multipasses, dengan sedikit analisa, dengan pengaturan sebanyak 4 kali
pengulangan dan pergeseran tool sebesar 8 mm, dipastikan bidang yang hendak
dibuang akan terselesaikan.

10. Klik menu Linking Parameter.

Top of stock = -40 mm, karena bidang dimaksud sebelumnya telah dilakukan
pemotongan melalui program contour sebelumnya dengan kedalaman 40 mm. Agar
141
tidak terjadi pemotongan kosong, top of stock nya juga harus disesuaikan, posisi
permukaan saat ini adalah 40 mm di bawah garis nol sumbu z, maka diisikan nilainya
sebesar -40 mm. Dept diisi dengan nilai -45,5 dengan tujuan dilebihkan sebesar 0,5
mm dari ukuran seharusnya yaitu 45 mm, agar ketika dilakukan facing pada bagian
bawah, hasil proses pemesinannya lebih baik.

11. Klik menu Coolant, aktifkan pendingin airnya. Klik OK untuk menyimpan seluruh
pengaturan di atas.

12. Maka akan terlihat toolpath contour 2D melalui penunjukan garis berwarna biru.

13. Melakukan simulasi 2D dan 3D untuk memastikan bahwa pengaturan yang


dilakukan telah tepat. Lakukan perubahan jika dibutuhkan.

142
Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program contour 2D pada
alur 10 mm dengan kedalaman 10 mm sesuai gambar.
1. Pada gambar 2D yang telah dibuat sebelumnya belum dibuat garis contour untuk
bentuk alur. Kali ini akan digunakan metode yang sedikit berbeda. Langkah
pertama, dibuat dahulu gambar lintasan sumbu tool pada alur. Klik Create, line, End
point

143
2. Gambar garis horizontal dimulai pada koordinat x-22 dan y0 sepanjang 44 mm,
seperti gambar di bawah ini kemudian OK.

3. Klik Toolpath, Contour

144
4. Pilih metode chainingnya yaitu single, kemudian klik garis contour yang dimaksud.

5. Melakukan pengaturan Toolpath type

145
6. Melakukan pengaturan Tool yaitu Endmill Flat diameter 10 mm dan parameter
feeding dan spindel

7. Melakukan pengaturan pada menu Cut Parameter. Compensation type: Off, artinya
kini tool akan berhitung dariu sumbu tool sebagai perhitungan gerakannya. Sesuai
146
dengan pilihan chaining yang dilakukan yaitu single, maka harapannya adalah
sumbu tool akan bergerak mengikuti garis contour yang telah di pilih. Untuk itu
pilihan compensation typenya adalah off

8. Melakukan pengaturan Dept cut. Keep tool down di non aktifkan.

9. Melakukan pengaturan Lead In/out. Menu ini di non aktifkan

147
10. Me non aktifkan menu Multipasses

148
11. Melakukan pengaturan Linking parameter. Top of stock nilainya nol karena alur
yang dibuat berada pada permukaan atas material. Dept = -10 mm sesuai dengan
kedalaman alur yaitu 10 mm

12. Mengaktifkan coolant. Akhiri dengan klik OK untuk menyimpan seluruh pengaturan.

149
13. Melakukan simulasi

14. Simulasi-simulasi yang telah dilakukan sebelumnya merupakan simulasi tunggal.


Mengingat bahwa telah dilakukan beberapa kali pengaturan toolpath antara lain
facing, pocket dan tiga buah contour, maka alangkah baiknya keseluruhannya di
simulasikan sekaligus. Klik Toolpath Group 1 atau Klik Machine Group 1 agar
seluruh toolpath tercentang.

15. Klik ikon simulasi 2D (Backplot) maupun 3D. Lakukan pengamatan secara
menyeluruh terhadap keseluruhan pengaturan toolpath yang telah dilakukan.

150
151
152
E. Menyusun Program CNC Untuk Bentuk Lubang Pengeboran Pada Mesin CNC Milling
Dengan Bantuan Perangkat Lunak Mastercam

Berdasarkan gambar di atas, maka bagian yang memungkinkan untuk dilakukan


pemrograman drill adalah tiga buah lubang tembus beriameter 10 mm. Dalam proses
pemesinannya sebaiknya dilakukan proses counter bor terlebih dahulu untuk
membentuk lubang senter, selanjutnya melakukan proses pengeboran. Untuk
membuat lubang senter digunakan spot drill berdiameter 10 mm, sementara proses
pengeboran menggunakan drill berdiameter 10 mm.
Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program pembuatan
lubang senter pada ketiga lubang berdiameter 10 mm.

153
1. Pada view pandngan atas, klik Toolpath, Drill

2. Klik menu entities, klik ketiga garis lingkaran yang akan dilakukan pengeboran.
Akhiri dengan OK.

154
3. Pastikan tooltype yang aktif adalah drill.

4. Klik menu Tool, Select library, Filter, pilih bentuk spot drill sebagai pembuat lubang
senter sebelum pengeboran. Klik OK

155
5. Kini Tool spot dril telah muncul di library, klik yang berdiameter 10 mm. Klik OK

6. Lakukan pengaturan nomor dan data tool sebagai tool nomor 3. Ingat tool nomor
satu adalah Endmill Flat diameter 20 mm, tool nomor 2 adalah Endmill Flat diameter
10 mm. Lakukan juga pengaturan feeding dan spindel seperi gambar di bawah ini.

7. Pada menu Cut Parameter, pilih bentuk cycle : Drill/Counterbore. Bagaimana


bentuk gerakannya akan ditampilkan pada gambar disebelah kanannya.

156
8. Pada menu Linking Parameter, isikan nilai Top of stock -40 mm, karena bagian
permukaan ini telah dikerjakan sebelumnya melalui proses contour. Dept diisikan -
2 mm karena hanya sebagai pembuat lubang senter saja.

9. Jangan lupa untuk mengaktifkan air pendingin. Akhiri dengan OK untuk menyimpan
seluruh pengaturan di atas.

157
Berikut ini adalah contoh langkah pengaturan toolpath untuk program pengeboran
dengan drill diameter 10 mm pada ketiga lubang.
1. Pada view pandangan atas, Klik Toolpath, Drill

2. Pilih Entities sebagai metode chainingnya, kemudian klik ketiga lingkaran. Apabila
pengaturan toolpath yang terakhir dilakukan sebelumnya adalah pembuatan
lubang senter yang juga menggunakan garis lingkaran yang sama, maka cara yang
lain dapat juga langsung saja klik Last (yang terakhir dilakukan). Selanjutnya OK.

158
3. Pastikan sekali lagi toolpath type nya adalah drill

4. Pada menu Toll pilih bentuk Drill (bor)

159
5. Pilih Drill diameter 10 mm

6. Lakukan pengaturan nomor data tool yaitu nomor 4 dan pengaturan lainnya seperti
gambar di bawah ini.

160
7. Pada menu Cut Parameter, pilih cycle : Peck drill dengan besarnya peck adalah 3
mm.

161
Artinya setiap kedalaman 3 mm, bor akan ditarik ke atas ke posisi retract, kemudian
melakukan kembali pengeboran berikutnya dengan kedalaman tambahan sebanyak
3 mm lagi, demikian seterusnya hingga kedalamn tujuan tercapai. Dengan metode
seperti ini chip akan tertarik keluar sehingga tidak menghambat proses pengeboran.

8. Pada menu Linking Parameter, Top of stock adalah -40 mm dan Dept -54 mm. Dept
-54 mm dengan tujuan agar material sepanjang 51 mm akan tembus dengan
memperhitungkan sudut mata bor. Jangan lupa untuk mengaktifkan air pendingin.
Selanjutnya klik OK untuk menyimpan seluruh pengaturan.

9. Pengaturan toolpath ini merupakan langkah terakhir dari seluruh pengaturan,


alangkah baiknya diamati proses simulasinya dari awal hingga akhir untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan pengaturan yang ada. Simulasi dapat dalam 2D
maupun 3D. Klik Toolpath Group 1 atau Klik Machine Group 1 agar seluruh toolpath
tercentang.

162
10. Klik ikon simulasi 2D (Backplot) maupun 3D. Lakukan pengamatan secara
menyeluruh terhadap keseluruhan pengaturan toolpath yang telah dilakukan.

163
164
165
11. Jika seluruh simulasi telah selesai dilakukan dan berdasarkan pengamatan terlihat
sesuai harapan, maka dapat dilakukan post processing yaitu proses konversi ke G-
Code. Klik ikon Post Processing.

166
12. Klik OK

13. Simpan File NC dengan nama file yang mudah diingat.

167
14. Seperti inilah G-Code hasil pengaturan Toolpath di Mastercam. Program hasil CAM
ini harus diedit lagi sesuai kebutuhan dan menyesuaikan dengan kontrol CNC yang
digunakan.

168
15. Langkah terakhir adalah melakukan proses pemotongan pada bagian bawah
(membuang bagian bawah material yang selama proses pemesinan sebelumnya
adalah bagian material yang di cekam). Langkah pemotongan ini sekaligus
menjadikan panjang benda kerja tepat 45 mm. Saat ini panjang material adalah 50,5
mm. Untuk membuangnya, material dibalik posisi pencekamannya, sehingga yang
tercekam adalah bagian lingkaran yang berdiameter 30 mm, selanjutnya dilakukan
proses facing dengan ketebalan 5,5 mm. Langkah facing sama dengan langkah
facing pada material bagian atas yang telah dilakukan sebelumnya, hanya saja perlu
dilakukan pengaturan dept of cut yaitu sebanyak 9 kali dengan kedalaman masing -
masing 0,5 mm.

F. Latihan
Untuk lebih memahami tentang pemrograman mesin CNC Milling, susunlah program
CNC sesuai gambar kerja berikut dengan bantuan perangkat lunak CAM

169
170
171
172
173
174
G. Rangkuman
Pemrogramn mesin CNC milling pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
pemrograman CNC turning, bisa disusun programnya secara manual maupun dengan
bantuan perangkat lunak CAM. Untuk bentuk-bentuk sederhana dapat dilakukan
secara manual, namun untuk bentuk-bentuk yang semakin rumit akan lebih mudah
menyusun programnya dengan bantuan perangkat lunak CAM. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah bahwa program yang disusun harus disesuaikan dengan titik nol
yang dipilih karena kedua hal tersebut tidak boleh terpisah satu sama lain. Benda kerja
akan berhasil diproses jika tepat penyettingan titik nol dan penyusunan programnya.
Dalam penyusunan programnya harus kembali mempertimbangkan material benda
kerja dan material toolnya agar bisa dipilih parameter pemotongan yang tepat terkait
dengan pemilihan putaran spindel, feeding dan kedalam pemakanannya. Jika hal ini
dilakukan dengan baik, maka dipastikan akan memperoleh kualitas hasil proses yang
baik sesuai dengan tuntutan pekerjaan, mesin dan tool juga dapat terjaga dari
kerusakan.

175
DAFTAR PUSTAKA

B.S. Wijanarka, D. Rahdiyanta, E. Purnomo, (2013). Penerapan Modul Pembelajaran


untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa pada Pembelajaran CAD dan
Pemesinan CNC di SMK, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Ibrahim Zeid, (2004). Mastering CAD CAM, McGraw-Hill Higher Education. Kalpakjian

Mariana Lendel, (2010). Mastercam X5 Mill Level 1 Training Tutorial, In-House


Solutions Inc.

Panjaitan, K. (1997). Petunjuk Pengoperasian dan Pemrograman Mesin CNC. IKIP


Medan, Medan.

R. Schmid, Musa (2009). Manufacturing Engineering and Technology, Prentice Hall.

Setiawan, W. (1996). Panduan Pengoperasian Mesin Bubut CNC Pindad. PT. Pindad,
Bandung.

Subakti dkk. (1976). Keterampilan Dasar Membubut. Sinar Harapan, Madiun.

TC.Chang, RA.Wysk, HP. Wang (2005). Computer Aided Manufacturing, Pearson-


Prentice Hall.

________. (2010). Mastercam X5. Basic 2D Design, CNC Sopftware. Inc.

.(1992) . Operator’s Manual Fanuc. Fanuc LTD, Japan

________. (1988). Basis CNC. Hallein : EMCO MAIER & CO, Austria.

176

Anda mungkin juga menyukai