DISUSUN OLEH :
Eka Yuniarsih
(17101094)
Dosen Pembimbing :
1. Nanda Iryani, S.T., M.T.
2. Afifah D.R. , S.ST.,M.Tr.T
DISUSUN OLEH :
Eka Yuniarsih
(17101094)
Dosen Pembimbing :
1. Nanda Iryani, S.T., M.T.
2. Afifah D.R. , S.ST.,M.Tr.T
Disusun oleh
Eka Yuniarsih
(17101094)
DOSEN PEMBIMBING
i
H ALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Disusun oleh
EKA YUNIARSIH
17101094
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Dengan ini saya, EKA YUNIARSIH, menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“ANALISA KINERJA BGP BERBASIS ONOS CONTROLLER PADA SDN
MENGGUNAKAN TOPOLOGI FULL MESH” adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan kecuali melalui pengutipan sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku. Saya bersedia menanggung risiko ataupun
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam skripsi saya ini.
Yang menyatakan,
(Eka Yuniarsih)
iii
PRAKATA
Purwokerto, Agustus
2021
(Eka Yuniarsih)
iv
ABSTRAK
Internet terbentuk dari suatu topologi jaringan komputer yang dikonfigurasi agar
saling berkomunikasi atau bertukar informasi. Pada jaringan konvensional
menggunakan protocol routing tidak fleksibel, rumit, kurang efisien dan
pendistribusiannya masih satu persatu. SDN (Software Defined Network)
muncul dengan harapan permasalahan kompleksitas jaringan konvensional
menjadi minim dan konfigurasi menjadi mudah. Protokol BGP (Broder Getaway
Protocol) akan di terapkan pada teknologi SDN (Software Defined Network)
menggunakan ONOS controller sebagai pengendali perangkat jaringan
komputer. Pengujian pengukuran dilakukan dengan parameter QOS (delay,
jitter dan throughput). Pengukuran QOS dilakukan dengan besaran data yaitu
12,8 MB, 25,6 MB dan 32 MB dengan protocol UDP dan TCP. Pada
pengukuran delay dengan besaran data 12,8 MB pada penggunan UDP
menghasilkan nilai 102,906 ms dan TCP menghasilkan nilai 119.555 ms. Pada
pengukuran jitter dengan besaran 12,8MB pada penggunaan UDP menghasilkan
nilai 1.316 ms dan TCP menghasilkan nilai 1.355 ms. Pada pengukuran
throughput dengan besaran 12,8MB pada penggunaan UDP menghasilkan nilai
5.042 Mbps dan TCP menghasilkan nilai 5.047 Mbps. rata rata nilai yang
dihasilkan protocol UDP lebih baik dari pada TCP karena hasil dari UDP lebih
kecil di banding TCP.
v
ABSTRACT
The Internet is formed from a topology of computer networks that are configured
to communicate with each other or exchange information. In conventional
networks using routing protocols are inflexible, complicated, less efficient and
the distribution is still one by one. SDN (Software Defined Network) emerged
with the hope that the complexity of conventional networks would be minimal
and configuration would be easy. The BGP (Broder Getaway Protocol) protocol
will be applied to SDN (Software Defined Network) technology using an ONOS
controller as a computer network device controller. Measurement tests were
carried out with QOS parameters (delay, jitter and throughput). QOS
measurements were carried out with data sizes of 12.8 MB, 25.6 MB and 32 MB
with UDP and TCP protocols. In the measurement of delay with a data size of
12.8 MB, UDP uses a value of 102,906 ms and TCP produces a value of 119,555
ms. The jitter measurement with a magnitude of 12.8MB on the use of UDP
produces a value of 1.316 ms and TCP produces a value of 1.355 ms. In the
throughput measurement of 12.8MB the use of UDP produces a value of 5.042
Mbps and TCP produces a value of 5.047 Mbps. the average value generated by
the UDP protocol is better than TCP because the results from UDP are smaller
than TCP.
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA ......................................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
BAB 1 ................................................................................................................. 1
PENDAHULAN ................................................................................................. 1
BAB 2 ................................................................................................................. 4
vii
BAB 3 ............................................................................................................... 15
BAB 4 ............................................................................................................... 25
BAB 5 ............................................................................................................... 35
Lampiran ........................................................................................................... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB 1
PENDAHULAN
1
ONOS, OpenDay Light, dan lainnya. Bahasa yang digunakan pada controller
berbeda-beda seperti C++, phyton, hingga java [4]. Protocol yang digunakan yaitu
protocol BGP(broder getaway protocol) yang fungsi untuk mempertukarkan
informasi antar Autonomous System (AS). BGP merupakan sebuah dinamic Routing
dan pada mikrotik sendiri terdapat beberapa macam fitur dinamic routing selain
BGP seperti OSPF dan SDN menjadi solusi dari jaringan komputer konvensional
yang konfigurasinya masih belum terpusat, rumit, tidak fleksibel dan kurang
efisien. Dari kekurangan jaringan konvensional, maka dari itu penelitian ini akan
menganalisa kinerja pada protocol BGP pada SDN. Penelitian ini bertujuan untuk
menunjukkan kinerja routing protocol BGP dapat berjalan dengan baik pada SDN
yang menggunakan openflow berbasis ONOS controller menggunakan topologi full
mesh. Banyaknya kekurangan pada jaringan konvensional sehingga penelitian akan
dilakukan dengan menganalisa kinerja protocol BGP pada SDN
2
1.4 Tujuan Penelitian
3
BAB 2
KAJIAN TEORI
4
empat controller, sembilan buah router MikroTik RB951 – MIPSBE, satu switch
non openflow dan kabel LAN. Router mikrotik yang digunakan sudah mendukung
openflow 1.0, semua perangkat tersebut dibuat menjadi topologi jaringan
parsial mesh. Hasilnya jaringan SDN yang menerapkan modifikasi konfigurasi cost
memiliki pengaruh terhadap kinerja dilihat berdasarkan QoS dan waktu
konvergensi. Delay yang dihasilkan oleh masing-masing skenario adalah 5,947ms
(SDN-cost), 6,505ms (SDN-noncost), 6,806ms (Konvensional-cost), dan 6,265ms
(Konvensional-noncost). Secara keseluruhan dengan standarisasi QoS ITU-T
G.1010 penerapan modifikasi cost pada jaringan SDN memiliki unjuk kerja lebih
baik.
Penelitian Dimas Prabowo Setyanugraha dalam penelitiannya analis routing
protocol OSPF menggunakan full mesh pada SDN [8]. Nilai protocol OSPF dengan
parameter QOS dan time convergence menggunakan topologi full mesh hasil dari
parameter delay dikondisi tanpa background traffic memiliki rata-rata 0,673 ms
pada protokol UDP dan 0,730 ms pada protokol TCP. Nilai rata-rata pertambahan
parameter jitter pada protokol UDP sebesar 0,001 ms dan pada protokol TCP
sebesar 0,013 ms. Nilai rata-rata pertambahan pada protokol UDP sebesar 641,939
Kbits/sec sedangkan pada protokol TCP sebesar 641,988 Kbits/sec. Pengukuran
time convergence dilakukan dengan paket data ICMP yang ukuran paketnya mulai
dari 64 Byte hingga 384 Byte. Hasil pengukuran pada paket 64 Byte memiliki nilai
12,182 ms dan semakin meningkat seiring bertambahnya besar paket yang diukur
dengan rata-rata nilai pertambahan sebesar 0,506 ms [7].
Tabel 2.1 Pemetaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Parameter Penelitian
Penelitian Oleh Routing ONOS Topologi Parameter
BGP Controller FullMesh QOS
Faizal Ramadhan,
Rakhmadhany Primananda, ✓ ✓
Widhi Yahya
Fahry Adnantya ✓ ✓
Khoerul Anam dan Ronald ✓
d i Prabowo
Dimas ✓ ✓
Eka Yuniarsih ✓ ✓ ✓ ✓
5
2.2 Teori Dasar
6
3. Control-plane yang terpusat (secara logika) atau adanya sistem operasi
jaringan yang mampu membentuk peta logika (logical map) dari seluruh
jaringan dan kemudian memrepresentasikannya melalui (sejenis) API
(Application Programming Interface).
4. Virtualisasi dimana beberapa sistem operasi jaringan dapat mengkontrol
bagian-bagian (slices atau substrates) dari perangkat yang sama.Gambar
berikut menunjukan arsitektur SDN beserta komponen dan interaksinya.
7
2.2.3. ONOS (Open Network Operating System)
Sistem operasi (OS) yang dirancang untuk membantu penyedia layanan
jaringan membangun jaringan yang ditentukan perangkat lunak tingkat operator
yang dirancang untuk skalabilitas, ketersediaan, dan kinerja tinggi. Meskipun
dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan penyedia layanan, ONOS juga dapat
bertindak sebagai bidang kontrol software Defined Networking (SDN) untuk Local
Area Network (LAN) kampus perusahaan dan jaringan pusat data[12].
8
1. Bandwidth link tidak terbagi, karena perangkat jaringan memiliki koneksi
dedicated. Sehingga pengunaan topologi full mesh memiliki jaminan dari sisi
bandwidth link.
2. Jaringan kuat. Artinya apabila terjadi link down maka tidak mempengaruhi
keseluruhan jaringan.
3. Data Aman. Artinya penerima data adalah perangkat yang terhubung dengan
pengirim karena memiliki koneksi secara langsung atau dedicated.
4. Mudah mengisolasi ketika terjadi masalah dalam jaringan. Karena terdapat satu
link yang digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan[8].
9
2.2.5. Frrouting
FRRouting (FRR) adalah IP routing suite yang memiliki performa tinggi, fitur
yang lengkap, dan bersifat open source. FRR mengimplementasikan semua protokol
routing dynamic seperti BGP, RIP, OSPF, IS-IS, dan lainnya. FRR adalah perangkat yang
berkinerja tinggi dan dapat mudah menangani tabel perutean internet secara lengkap dan
cocok digunakan pada perangkat keras mulai dari SBC murah hingga router kelas
komersial. FRR secara aktif digunakan dalam produksi oleh ratusan perusahaan,
universitas, laboratorium penelitian, dan pemerintah [15].
10
beberapa perangkat di laptop , untuk yang memiliki banyak perangkat yang
dihosting di beberapa server atau bahkan dihosting di cloud. GNS3 terdiri dari dua
komponen perangkat lunak:
1. The GNS3-all-in-one software (GUI)
2. The GNS3 virtual machine (VM)
11
2.2.7.1 Delay
Delay merupkan waktu tunda pada suatu paket karena suatu proses transmisi
dari satu titik ke titik lainnya yang menjadi tujuannya. [20]. Adapun rumus untuk
menghitung delay yaitu :
Total 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷
Rata − rata 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =
Total paket yang diterima
(1)
2.2.7.2 Jitter
Jitter atau variasi delay menunjukan banyaknya variasi delay pada transmisi
data di jaringan. Nilai jitter dapat dipengaruhi oleh adanya antrian trafik,
dipengaruhi juga oleh besarnya tabrakan antar paket yang terjadi pada jaringan IP,
waktu pengolahan data, dan waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir
perjalanan jitter. Semakin besar nilai jitter berbanding terbalik dengan nilai QoS
yang semakin menurun. Untuk QoS yang baik nilai jitter perlu dijaga dengan
mendapatkan nilai yang seminimum mungkin [20]. Adapun rumus perhitungan
untuk menentukan nilai jitter yaitu :
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 = (𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴)𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 2 − 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 1 (2)
12
2.2.7.3 Packet Loss
Packet loss menggambarkan kegagalan transmisi total paket dalam
mencapai tujuannya. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
kemungkinan, diantaranya sebagai berikut:
1. Terjadi collision dan congestion dalam jaringan
2. Terjadinya overload pada trafik didalam jaringan
3. Error yang terjadi pada media fisik [17]
Adapun rumus perhitungan untuk mendapatkan hasil presentase nilai packet loss
yaitu :
Packet Loss
data yang dikirim − paket data yang diterima (3)
=� � x 100 %
paket data yang dikirim
13
Tabel 2.3 Indeks Kategori Nilai Throughput
14
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan menggunakan konsep kuantitatif dimana upaya
untuk menyelesaikan penelitian ini dengan mengambil data kemudian di ukur
dengan angka untuk dapat di analisa sesuai hasil dari uji coba pada penelitian ini.
Untuk penyelesaian penelitian ini penulis melakukan riset dan referensi melalui buku,
website, jurnal beserta youtube.
3.1 Flowchart
15
Pada penelitian dibutuhkan serangkaian tahap dalam proses pengerjaan,
mulai dari mempersiapkan perangkat hingga pada tahap analisa dan kesimpulan.
Serangkaian tahap penelitian ini diperlukan untuk mencapai kinerja dari proses
penelitian. Tahap pertama yaitu dimulai dengan persiapan perangkat dimana di
tahap ini adalah mempersiapkan untuk simulasi yang ada pada perangkat ubuntu
linux.
Uji coba pada perangkat ubuntu bertujuan menguji coba dari perangkat
ubuntu untuk mengetahui apakah sudah bekerja sesuai dengan seharusnya atau
belum. Apa bila uji coba tidak berhasil maka alur dari tahapan akan kembali ke uji
coba kembali, sedangkan apa bila uji coba berhasil maka akan lanjut ke tahap
selanjutnya. Pada tahap selanjutnya adalah konfigurasi topologi jaringan dimana
pada tahapan ini adalah membuat BGP dengan topologi full mesh pada gns3.
Selanjutnya masuk ke tahap konfigurasi jaringan, dimana pada tahap ini adalah
memberikan pengalamatan pada topologi agar saling terhubung.
Tahap konfigurasi kontroler ONOS di lakukan dengan konfigurasi tool dan
aplikasi yang telah selesai diinstal, dan lakukan konfigurasi pada setiap perangkat
dengan cara memberi script pada topologi, dimana menggunakan bahasa
pemrogaman python. Dalam topologi jaringan itu terdapat perangkat switch, host,
ovs, Frrouting dan SDN controller yang jumlah dari setiap perangkat akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya. Untuk controller yang digunakan adalah
ONOS controller. Selanjutnya apa bila konfigurasi ONOS tidak berhasil maka akan
kembali ke tahap konfigurasi sistem jaringan, dan apa bila konfigurasi berhasil
maka akan lanjut ke tahapan selanjutnya. Untuk tahap selanjutnya adalah
pengambilan data, tahap ini untuk mengambil atau merecord data yang akan
digunakan sebagai bahan yang akan di analisa. Tahap selanjutnya adalah
menganalisa data yang sudah didapatkan dan mengambil kesimpulannya.
16
Table 3.1 Spesifikasi PC
Sistem Operasi Ubuntu 16.04
Intel(R) Core(TM) i7-9700KF
Processor
CPU @3.60GHz 3.60 GHz
RAM 32.0 GB
Hardissk 500 GB
3.2.2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak (software) digunakan sebagai penunjang topologi jaringan
uji dalam penelitian ini. Perangkat tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. GNS3 digunakan untuk mensimulasikan data plane dari SDN. GNS3 di install
pada PC dan akan di hubungkan pada software KVM yang digunakan dalam
penelitian ini.
2. Open v Switch digunakan mengontrol/ mengatur trafik flow pada switch. Yang
telah di install pada Linux Ubuntu 16.04 yang digunakan pada penelitian ini.
3. ONOS Controller digunakan untuk menghandel seluruh infrastruktur jaringan
4. DIT-G digunakan untuk penangkapan traffic yang berada pada topologi
jaringan . Penangkapan traffic tersebut dimaksudkan untuk memvalidasi atau
memastikan bahwa konfigurasi berjalan didalam jaringan atau tidak.
5. Frrouting di gunakan untuk implementasi routing BGP pada SDN.
6. KVM digunakan untuk menghubungkan gns3 vm
17
Tabel 3.2 Konfigurasi Topologi SDN
Default
Device Interface IP Address Prefix
Getaway
PC 1 eth 0 192.168.7.2 /24 192.168.7.1
PC 2 eth 0 192.168.7.254 /24 192.168.7.1
PC 3 eth 0 192.168.8.2 /24 192.168.8.1
PC 4 eth 0 192.168.8.254 /24 192.168.8.1
PC 5 eth 0 192.168.9.2 /24 192.168.9.1
PC 6 eth 0 192.168.9.254 /24 192.168.9.1
eth 0 1.1.0.1 /30
FR-R 1
eth 1 192.168.7.1 /24
eth 0 2.2.0.1 /30
FR-R 2
eth 1 192.168.8.1 /24
eth 0 3.3.0.1 /30
FR-R 3
eth 1 192.168.9.1 /24
eth 0 192.168.0.2 /30
BGP eth 1 1.1.0.2 /30
SPEAKER eth 1 2.2.0.2 /30
eth 1 3.3.0.2 /30
OVS 1 eth 0 20.20.20.1 /24
OVS 2 eth 0 20.20.20.2 /24
OVS 3 eth 0 20.20.20.3 /24
eth 0 192.168.0.1 /30
ONOS eth 1 29.29.20.99 /24
eth 2 50.50.50.99 /30
Gambar 3.2 Topologi jaringan full mesh BGP SDN pada GNS3
18
Pada topologi di atas terdapat 3 AS (Autonomus system) yaitu)AS 10, AS 20 dan
AS 30 yang terdapat 3 Frrouting, 3 OvS, 1 switch dan 6 host. Pada AS10 terdapat
1 ovs, 1 Frrouting , dan 2 host, pada AS20 terdapat 1 ovs, 1 Frrouting, dan 2 host,
dan pada AS30 terdapat 1 ovs, 1 Frrouting, dan 2 host. dan akan di hubungkan
menggunakan konfigurasi routing protokol BGP. Jadi Frrouting sebagai router
untuk BGP pada SDN , lalu untuk Open vSwitch sebagai yang menjalankan fungsi
data plan jaringan SDN, Seperti pada gambar prangkat akan terhubung ke AS
number yang ada. Pada router 1 yaitu IBGP Speaker yang pada dasarnya untuk
membangun sebuah SDN-IP perlu BGP speaker, yang fungsinya untuk menerima
piringan pada eBGP yang lain. hal ini yang memungkinkan konfigurasi jaringan
dilakukan secara terpusat. dan ONOS sebagai controller pada SDN. Jadi Setiap
prangkat akan terhubung dan membentuk topologi full mash. Sistem oprasi ONOS
digunakan sebagai controller yang bekerja sebagai control plan pada topologi SDN
yang mengatur jalannya prangkat data plan, berikut simulasi GUI ONOS yang di
akses pada
19
trafik dengan DIT-G saat host mengirimkan data. Dari data delay, jitter, dan
throughtput akan dianalisis dan disimpulkan. Untuk menghubungkan semua
perangkat satu sama lain ada beberapa konfigurasi yang harus di lakukan yaitu :
3.2.3.1 Konfigurasi pada Host
Konfigurasi yang lakukan pada host yaitu memberikan IP Address, Prefix
dan Getaway berikut info setelah dilakukan konfigurasi dengan perintah “show ip
all” Pada gambar 3.4 merupakan IP Address, Prefix dan Getaway pada PC 1 di
berikan pengalamatan bertujuan agar dapat saling dengan host yang lain.
20
Hasil konfigurasi pada speaker-internal-1 dibuktikan dengan cara “show ip router
BGP”, terdapat routing tabel yang berisikan 5 informasi BGP peering. 1 BGP
Speaker, 2 Speaker internal dan 2 Network clien
21
Gambar 3.8 Featur Pada GUI ONOS
22
Gambar 3.9 File Konfigurasi Network Pada SDN
23
MB. Untuk protocol menggunakan 2 protocol data yang berbeda yaitu TCP
(Transmision Control Protocol) dan UDP (User Data Protocol), semua trafik
tersebut akan dilakukan pengujian degan QOS (Quality of Service ) di antaranya
yaitu delay, jitter, dan throughput. seperti telah di tentukan pada tabel berikut :
Table 3.4 Skenario Pengujian
24
BAB 4
25
4.1 PROSES PENGUJIAN
Penganalisa dari proses pengujian ini dengan packet capturing pada wireshark,
adapun beberapa tujuan nya yaitu :
1. Memastikan konfigrasi dan servis yang berjalan pada SDN berfungsi dengan
baik atau tidak sesuai yang di harapkan.
2. Memastikan bahwa jalur paket data sesuai yang di harapkan atau tidak.
Dapat diketahui bahwa BGP bekerja mengirim paket dengan memilih jalur yang
terdekat. Pada topologi dengan protocol BGP dengan SDN memiliki dua jalur
yaitu :
1. Jalur management, dimana jalur management ini dari ovs menuju switch
management, dibawah ini merupakan gambar hasil dari ovs2 ke switch pada
wireshark.
26
Pada distlay filter gunakan openflow_v4 untuk menganalisa transmisi paket
data dalam jaringan, protocol openflow berjalan diatas TCP pada osi layer
4.dapat di lihat pada source 20.20.20.1 ovs menuju ip ONOS controller maka
di sebut OFPT_PACKET_IN. Dan apabila sourcenya ip ONOS controller
20.20.20.99 menuju ovs dengan ip 20.20.20.1 maka disebut
OFPT_PACKET_OUT.
27
pemindahan jalur utama ke jalur backup. Untuk pengujian dimulai dari test
ping antar pc untuk mengetahui apakah sudah saling terhubung atau belum .
a. ICMP
Pada display filter di wireshark gunakan ICMP. Untuk mengetahui jalur
mana yang terdekat dan terrbaik jadi apabila jalur utama tertutup maka
akan di alihkan ke jalur backup. Seperti pada jalur ovs2 ke ovs3 pada jalur
utama mya yaitu jalur ovs2 ke jalur ovs3 apabila pada jalur tersebut
terputus maka jalur akan dialihkan melewati jalur ovs4.
28
b. BGP
Mengetahui informasi routing BGP maka Pada display filter di wireshark
gunakan BGP, dapat dilihat pada gambar 4.6 terdapat informasi
KEEPALIVE Message yang artinya sebuah paket secara default yang di
bangun oleh routing BGP untuk berkomunikasi pada neighboard. Dan
pada gambar sourcenya ipnya terdapat 2.2.0.2 dan pada dst terdapat 2.2.0.1
yang artinya ip milik BGP speaker internal-2. Dan terdapat keterangan port
179 yang artinya port default dari BGPnya.
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua protokol data yaitu UDP
(User Datagram Protocol) dah TCP (Transmission Control Protocol) untuk
menganalisa dari data yang di teliti. Pada pengujiannya di perlukan software D-
ITG. Pada pengujian UDP dan TCP mendapatkan file log, fil log ini berisi informasi
nilai dalam parameter QOS.
29
Table 4.2 Skenario Pengujian 12,8 MB Pada UDP
BESARAN DATA 12,8 MB
Protocol Throughput
Skenario Delay (ms) Jitter (ms) (Mbps)
Data
AS 10-AS20 UDP 39.01027 1.2564 5.042443
AS 20-AS30 UDP 172.8031 1.375867 5.048972
Rata-Rata 105.906685 1.3161335 5.045708
Dapat dilihat pada tabel 4.2 pada nilai rata-rata pada protokol data UDP pengujian
dengan ukuran data 12,8 MB yaitu 105.906685 ms pada delay, 1.3161335 ms pada
jitter dan 5.045708 Mbps pada throughput,
Lalu pada tabel 4.3 pada nilai rata-rata pada protokol data TCP pengujian dengan
ukuran data 12,8 MB yaitu 119.535085 pada delay, 1.355483 pada jitter dan
5.0470405 Mbps pada throughput.
pada tabet 4.4 lihat nilai rata-rata pada protokol data UDP pengujian dengan ukuran
data 25,6 MB yaitu 114.168265 ms pada delay, 2.2954665pada jitter dan 10.11215
Mbps pada throughput,
30
Table 4.5 Skenario Pengujian 25,6 MB Pada TCP
BESARAN DATA 25,6 MB
Protocol Throughput
Skenario Delay (ms) Jitter (ms)
Data (Mbps)
AS 10-AS20 TCP 14.83227 2.266133 10.1212
AS 20-AS30 TCP 235.7209 2.364067 10.11743
RATA-RATA 125.2766 2.3151 10.119315
Tabel 4.5 pada nilai rata-rata pada protokol data TCP pengujian dengan ukuran data
25,6 MB yaitu 125.2766 ms pada delay, 2.3151 ms pada jitter dan 10.119315 ms
pada throughput,
Pada tabet 4.6 lihat nilai rata-rata pada protokol data UDP pengujian dengan
ukuran data 32 MB yaitu 123.9456833 ms pada delay, 2.70235 pada jitter dan
12.92082039 pada throughput,
Table 4.7 Skenario Pengujian 32 MB Pada TCP
BESARAN DATA 32 MB
Protocol Throughput
Skenario Delay (ms) Jitter (ms)
Data (Mbps)
AS 10-
TCP 22.88137 2.5857 12.93172
AS20
AS 20-
TCP 249.2566 2.7576 12.94855
AS30
RATA-RATA 136.069 2.67165 12.940135
Pada tabel 4.7 pada nilai rata-rata pada protokol data TCP pengujian dengan ukuran
data 32 MB yaitu 136.069 ms pada delay, 2.67165 ms pada jitter dan 12.940135
Mbps pada throughput. Setelah mendapatkan data maka selanjutnya penganalisaan
berdasarkan parameter QOS (delay, jitter, throughput).
31
4.2.1. ANALISA DELAY
Pada penganalisaan delay menggunakan routing protocol BGP dilakukan
untuk mengetahui lama waktu yang di butuhkan saat paket dikirim ke penerima .
Pengujian pada setiap skenario dilakukan 30 kali percobaan, dan mendapatkan 30
data lalu data yang di peroleh dihitung rata-rata delay. Pada gambar 4.7 di bawah
ini dapat dilihat nilai delay yang dihasilkan bervariasi di setiap skenario.
32
4.2.2. ANALISA JITTER
Pada penganalisaan jitter menggunakan routing protocol BGP dilakukan
untuk mengetahui waktu antara delay pertama dengan kedua, selanjutnya delay
kedua dengan ke tiga sampai seterusnya. Pengujian pada setiap skenario dilakukan
30 kali percobaan, dan mendapatkan 30 data lalu data yang di peroleh dihitung rata-
rata jiter. Pada grafik di bawah ini dapat dilihat nilai jitter yang dihasilkan
bervariasi di setiap skenario . pada grafik dibawah menunjukan bahwa nilai jitter
semakin tinggi, yang artinya waktu delay semakin meningkat.
33
4.2.3. ANALISA THROUGHPUT
Pada penganalisaan throughput menggunakan routing protocol BGP
dilakukan untuk mengetahui kualitas saat mengirim data ke penerima. untuk
pengujian pada setiap skenario dilakukan 30 kali percobaan, dan mendapatkan 30
data lalu data yang di peroleh dihitung rata-rata throughput. Pada grafik di bawah
ini dapat dilihat nilai throughput yang dihasilkan bervariasi di setiap skenario.
Hasil pengukuran pada throughput menggunakan routing protocol BGP
dengan besaran data 12,8 MB pada TCP yaitu 5.0470405 Mbps dan pada UDP yaitu
5.04244 Mbps. Untuk besaran data 25,6 MB pada TCP yaitu 10.229315 Mbps dan
pada UDP yaitu 10.11215 Mbps. selanjutnya pada besaran data 32 MB pada TCP
yaitu 12.94014 Mbps dan pada UDP yaitu 12.92082 Mbps.
Pada pengujian hasil throughput dari perbandingan protocol data TCP dan
UDP. Penggunaan software D-ITG menetapkan konsep semakim besar paket data
maka semakin besar kecepatan data yang dikirim per detik, dan semakin tinggi nilai
throughput maka semakin baik kualitas dati arsitektor jaringan tersebut.dapat
pada gambar grafik 4.7 bahwa kedua protocol data hasil pengukurannya
tidak jauh berbeda Nilai berdasarkan pengujian rata ratanya terus meingkat sesuai
besaran data yang diberikan dan nilai throughput rata-rata akan meningkat , yang
didasarkan pada adanya aktivitas di jalur yang sama.
34
BAB 5
5.1 KESIMPULAN
35
6. Rata-rata hasil throughput dengan besaran data 12,8 MB pada TCP yaitu
5.0470405 Mbps dan pada UDP yaitu 5.04244 Mbps. Untuk besaran data 25,6
MB pada TCP yaitu 10.229315 Mbps dan pada UDP yaitu 10.11215 Mbps.
selanjutnya pada besaran data 32 MB pada TCP yaitu 12.94014 Mbps dan
pada UDP yaitu 12.92082 Mbps. Bahwa kedua protocol data hasil
pengukurannya tidak jauh berbeda Nilai berdasarkan pengujian rata ratanya
terus meingkat sesuai besaran data yang diberikan dan nilai throughput rata-
rata akan meningkat, yang didasarkan pada adanya aktivitas di jalur yang
sama.
5.2 SARAN
Pada penelitian tugas akhir ini dengan proses pengujian, hasil pengujian dan
analisa ini ada beberapayang perlu di perbaiki untuk melanjutkan dan melengkapi
kekurangan pada tugas akhir ini agar pada penelitian selanjutnya mengurangi
timbulnya masalah-masalah yang ada. Dengan saran sebagai berikut :
1. Disarankan Gunakan controller yang berbeda pada SDN.
2. Disarankan gunakan varasi besaran data yang lebih banyak untuk melihat
performa jaringan yang lebih terlihat.
3. Disarankan untuk menggunakan PC dengan spesifikasi lebih baikagar saat
penelitian berlangsung tidak ada kendala.
4. Disarankan PC harus dalam keadaan stabil agar saat pengambilan hasil data
hasilnya sesuai yang yang di harapkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-topologi-
mesh.html. [Accessed: 05-Mar-2020].
[12] Https://searchnetworking.techtarget.com/definition/ONOS-Open-Network-
Operating-System Jenifer maret 2017
[13] https://opennetworking.org/mission/attachment/onos-logo/
[14] Https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-
topologi-YT68T7WQDEDE aZmesh.html
[15] N. Iryani and D. D. Andika, “Analisis Performansi Dynamic Multipoint
Virtual Private Network pada Routing Protocol BGP dengan FRRouting,”
vol. 6, no. 1, 2021, doi: 10.31544/jtera.v6.i1.2021.61-66.
[16] https://github.com/zufardhiyaulhaq/OpenVSwitch 27 0kt 2017
[17] I. Prismana and B. Chilmi, “Implementasi Simulasi Jaringan Komputer
Multi Device Dengan Menggunakan Gns3,” J. Manaj. Inform., vol. 4, no.
01, 2015.
[18] Https://docs.gns3.com/docs/
[19] Https://www.niagahoster.co.id/blog/json-adalah/ Aldwin Nayoan
[20] Https://www.paloaltonetworks.com/cyberpedia/what-is-quality-of-service-
qos
[21] “analisis-qos-quality-of-service-pada-jar.pdf.” .
38
Lampiran
1. Konfigurasi Routing Frrouter pada Jaringan SDN
FR-Router 1
FR-Router 2
39
FR-Router 3
FR-Router 4
40
2. Konfigurasi pada OVS
OvS 1
OvS 2
41
OvS 3
42
Script Network-cfg.json;
Tampilan ONOS
43