Anda di halaman 1dari 2

Teknik pengomposan ekoterra menggunakan ETBS

Kompos adalah biomassa yang tidak terpakai lagi namun masih mengandung enrgi yang cukup
besar. Kompos yang baik adalah kompos yang mengandung carbon dan N Yang berimbang.

Tanaman pada dasarnya mengkonsumsi carbon dalam jumlah besar, itu terdiri dari 70-80 persen
berat tubuh tanaman. Selebihnya diserap dalam bentuk energi instan berupa N P K Tersedia.
Keberadaan c organik ini terdapat pada residu dedaunan atau biomassa berupa Kohe.

Kohe sebagai sisa metabolisme hewan, masih menyisahkan nutrisi penting namun sudah cukup
berkurang kadar C-organiknya. Sehingga penggunaan kohe mesti dipadukan dengan penggunaan
residu pertanian.

Hal itu akan dibahas sebagai bahan pengomposan. Di ekoterra di bagi pengomposan berdasarkan
bahan organiknya.

1. Pengomposan biomassa sebagai amandemen tanah. Dalam metode ekoterra daun dan
batang tanaman adalah nutrisi utama tanaman, keberadaanya mesti tercukupi dilahan
sebagai tumpukan bahan organik yang tersedia dan dilepas sedikit demi sedikit.
Sederhananya bahan organik berupa biomassa adalah media tumbuh tanah dan mikroba
2. Pengomposan sebagai pupuk. Pengomposan sebagai pupuk merupakan teknik
pengomposan yang menggambungka kebaikan biomassa daun dan kohe sebagai bahan
organik aktif pada pemupukan.

Bagaiman mengidentifikasi kedua bahan organik ini.

1. Bahan organik untuk media tanam (stabil): bahan ini diIdentifikasi dari bahan organik daun
berdasarkan kelarutan bahan tersebut. 1:3 merupakan perbandingan dasar yang bisa
diinprovisasi, 1:3 merupakan kombinasi antara 1 daun hijau dan 3 daun kering, gunakan
kohe yang memiliki kandungan nutrisi aktif relatif rendah. biasanya kohe ini memiliki
kandungan c organik dibawah 10 dengan kandungan NPK Total dibawah 3. Kohe ini
didominasi oleh hewan ruminansia besar, sapi, kerbau, domba terkhusus kuda berbeda.
Kohe masuk pada proporsi 1 bersama dengan daun hijau.
2. Bahan organik aktif sebagai pupuk (aktif). Bahan ini didominasi oleh hijauan yang memiliki
kandunga nutrisi tersedia relatif lebih cepat dibanding baha organik lain, bahan ini
didominasi oleh kelas legum, kelas tumbuhan berdaun lebar, dan kelas dedaunan yang
mengandung air (aloevera, krokot dll), kedua adalah bahan organik kelas kohe dimana
kandungan nutrisinya cukup tinggi, terdiri dari c organik diatas 17 dan kandungan NPK
totalnya diatas 6 %. Proporsinya yakni 3:1. 3 untuk kelas daun dan 1 untuk kelas kohe.

Bagaimana meramu kedua bahan organik ini dengan cara ekoterra

1. Bahan organik media tanam (stabil). Lakukan penumpukan biomassa tersebut langsung
dilahan tanpa melakukan penggalian tanah, penumpukan bahan ini bertujuan untuk
meningkatkan kelembapan tanah sebagai ruang hidup mikroba. lapisan teratas tanah
merupakan daerah yang paling aktif dan paling beragam ditempati oleh kehidupan mikro
organisme. Lakukan penyiraman 1 sendok per 5 liter air. Penggunaan Ekoterra black soil
(ETBS) mampu meningkatkan aktifitas mikro organisme tanah serta menjadi makanan bagi
organisme lain yang lebih besar, hal itu karena kandungan nutrisi dan mikroba tambahan
yang mampu meningkatkan aktivitas mikroba tanah dimana mikroba ETBS Terdiri dari kelas
mikroba perintis dan nutrisinya dalah nutrisi esensial.
2. Bahan organik sebagai pupuk (aktif). Lakukan pengomposan bahan organik aktif dengan
menggunakan ETBS dengan dosis 2-3 sendok per 10 kg bahan organik aktif. pegomposan
bahan aktif ini dibantu dengan energi panas matahari (panas namun tetap lembab). Proses
dekomposisi bahan ini melibatkan bakteri penghasil enzym protease, bakteri nitrifikasi,
bakteri perombak selulosa dan lignin, serta bakteri potosintetik. Hasil pengomposan ini akan
berlangsung cukup cepat, hingga kadar bahan air bahan organik berkurang dan
menghentikan sebagian besar kerja mikroba.
Selanjutnya bahan organik stabil ini dbentuk menjadi serbuk atau potongan kecil dimana
kadar airnya sekitar 17-19 5. Nantinya bahan organik ini akan dipakai sebagi pemupukan.

Cara menggunakan pupuk aktif :

1. Pupuk tabur
2. Sebagai compost tea. Caranya larutkan 2 sendok ETBS Ke 15 -7 liter air, kemudian
masukkan bahan organik aktif kering ke dalam larutan ETBS. Aduk merata, lalu siramkan
ketanaman dengan dosis 250 Ml perpohon, cara ini tidak membutuhkan aerasi.
Penambahan bahan berupa adictif kimia dimungkinkan sebesar 2%.

Info lebih lanjut dan pemesanan ETBS

Bisa hubungi wahyudin hasan 0822939708.

Anda mungkin juga menyukai