YOS SUDARSO
PADANG
PANDUAN
ASUHAN GIZI IBU HAMIL
EDISI I, ........... 2022
I. DEFINISI
Kehamilan merupakan masa kritis dimana gizi ibu yang baik adalah faktor penting yang
mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil bukan hanya harus dapat memenuhi kebutuhan zat
gizi untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang dikandung. Risiko komplikasi selama
kehamilan atau kelahiran paling rendah bila pertambahan berat badan sebelum melahirkan memadai.
Kecukupan gizi ibu di masa kehamilan banyak disorot sebab berpengaruh sangat besar terhadap
tumbuh-kembang anak. Masa kehamilan merupakan salah satu masa kritis tumbuh-kembang manusia
yang singkat (window of opportunity); masa lainnya adalah masa sebelum konsepsi (calon ibu, remaja
putri), masa menyusui (ibu menyusui), dan masa bayi/anak 0—2 tahun. Mengapa? Karena kekurangan
gizi yang terjadi di masa tersebut akan menimbulkan kerusakan awal pada kesehatan, perkembangan
otak, kecerdasan, kemampuan sekolah, dan daya produksi yang bersifat menetap, tidak dapat diperbaiki.
Artinya, janin atau bayi 0—2 tahun yang mengalami kekurangan gizi, akan memiliki risiko mengalami
hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi akan tumbuh menjadi anak dengan tinggi
badan kurang dari seharusnya (lebih pendek) dan/atau terhambat perkembangan kecerdasannya.
Khusus untuk ibu hamil, jika janin dalam kandungannya mengalami kekurangan gizi, maka anaknya kelak
pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi,
penyakit jantung, stroke) dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu
perlu dilakukan asuhan gizi secara tim bersama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Asuhan gizi ibu hamil di rumah sakit yos sudarso merupakan bagian dari pelayanan penunjang untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien baik yang dirawat inap maupun dirawat jalan. Saat ini asuhan gizi
dilayani oleh ahli gizi dan dalam pelaksanaannya pelayanan ini didukung oleh dokter, perawat, farmasi
dan bidang lainnya yang terkait untuk memberikan pelayanan asuhan gizi.
Asuhan gizi merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses skrining gizi, pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi yang meliputi perencanaan penyediaan makanan, edukasi gizi, konseling
gizi dan penyuluhan gizi serta monitoring dan evaluasi.
Tujuan panduan gizi adalah sebagai panduan dalam melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar di
Rumah Sakit Yos Sudarso Padang sehingga terlaksana pelayanan gizi yang berkualitas.
1
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Pasien
Masuk
STOP
Skrining Gizi Diet Normal Tujuan tercapai Pasien
(Standar) Pulang
2
Sambungan … f. Asupan makan dan zat gizi
Data Riwayat Terkait Gizi dan Makanan g. Pemberian makanan dan zat gizi
h. Pengobatan dan penggunaan obat
komplemen atau alternative
i. Pengetahuan atau kepercayaan atau sikap
j. Perilaku
k. Ketersediaan suplai bahan makanan
l. Aktifitas dan fungsi
m. Nilai-nilai terkait gizi
Data Biokimia, Tes Medis dan Prosedur Semua data yang berhubungan dengan
laboratorium (missal elektrolit, glukosa dll) dan
tes medis (missal waktu pengosongan lambung,
resting metabolik rate)
Pemeriksaan Fisik dan Klinis Penampilan fisik, hilang otot dan lemak, fungsi
menelan, nafsu makan, suhu tubuh dan tekanan
darah
Riwayat Personal Riwayat personal, riwayat medis atau kesehatan
atau keluarga, pengobatan, social budaya,
riwayat konsumsi obat dan suplemen
B. DIAGNOSA GIZI
Diagnosis Gizi adalah proses mengidentifikasi dan memberikan nama pada tiap tiap masalah gizi
yang dianggap sangat bermasalah atau beresiko menyebabkan masalah gizi. Dalam penyusunannya,
diagnosis gizi diuraikan menjadi beberapa komponen masalah gzi (Problem), penyebab masalah gizi
(Etiology) dan tanda atau gejala adanya suatu masalah (Signs dan Symptoms). Diagnosis gizi dianggap
sangat penting dalam PAGT karena diagnosis gizi akan menuntun ahli gizi untuk membuat intervensi
gizi yang tepat. Melalui langkah ini juga, tenaga gizi diarahkan untuk membuat prioritas masalah untuk
dimasukkan menjadi landasan pembuatan intervensi gizi.
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis, baik dari sifatnya maupun cara penulisannya.
Diagnosis gizi dapat berubah-ubah sesuai dengan respon pasien dengan intervensi gizi yang diberikan.
Diagnosis gizi dalam penulisannya disusun dengan kalimat yang terstruktur sesuai dengan
komponennya yaitu Probelm (P), Etiology (E), Signs and Symptoms (S).
Diagnosis Gizi ditetapkan berdasarkan 3 domain :
1. Domain Intake
Domain ini berisikan masalah atau problem gizi utama yang berkaitan dengan ketidaksesuaian
asupan energi, makanan per oral, zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) serta
asupan cairan baik enteral maupun parenteral. Selain itu juga asupan suplemen, makanan
fungsional dan alkohol
2. Domain Klinis
Domain ini menjelaskan mengenai kondisi fisik dan juga klinis pada pasien yang memiliki dampak
terhadap gizi. Kondisi yang dimaksud adalah perubahan biokimia atau hasil laboratorium, dan
juga perubahan nilai antropometri pasien
3
3. Domain Perilaku dan Lingkungan
Kondisi lingkungan seperti pengetahuan, perilaku, budaya, ketersediaan makanan dirumah tangga
dan lainnya dapat mempengaruhi asupan zat gizi. Termasuk didalamnya masalah yang berkaitan
dengan pengetahuan dan kepercayaan tiap orang yang berbeda-beda, aktivitas fisik, kemanan
makanan dan juga akses makanan
C. INTERVENSI GIZI
Intervensi gizi adalah langkah ketiga pada proses asuhan gizi terstandar. Intervensi gizi merupakan
suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi, kesehatan, mengubah
perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi masalah gizi.
Komponen Intervensi Gizi :
1. Perencanaan
Dalam bagian ini berisi informasi rekomendasi diet atau gizi berdasarkan pengkajian atau asasmen
yang dibuat oleh ahli gizi. Langkah-langkah perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan cara
berikut :
2. Impelentasi
Adalah kegiatan intervensi gizi dimana ahli gizi mengkomunikasikan renacana intervensi gizi yang
sudah ditetapkan kepada pasien dan kepada pihak pemberi asuhan lainnya. Pada kegiatan ini perlu
dilakukan monitoring, pencatatan dan pelaporan pelaksanaan intervensi.
4
Koordinasi Gizi Kegiatan berkonsultasi dan mengkordinasi pemberian asuhan
gizi dengan tenaga kesehatan lainnya yang dapat membantu
dalam merawat atau mengelola masalah yang berkaitan dengan
gizi.
5
F. INDIKATOR (TARGET YANG AKAN DICAPAI)
Indikator yang akan dicapai seperti asupan makan > 80 % dari kebutuhan, status gizi optimal, tidak
ada keluhan seperti mula, muntah, anoreksia dll, adanya peningkatan pengetahuan mengenai gizi
seimbang.
IV. DOKUMENTASI
- Dokumentasi laporan bulanan asuhan gizi
- Dokumentasi asuhan gizi yang diberikan tersimpan di catatan rekam medis pasien
Lampiran …
b. Berat Badan
Perempuan
TB < 150 cm : TB -100
TB > 150 cm : (TB – 100) – (10% TB-100)
Laki –laki
TB < 160 cm : TB – 100
TB > 150 cm : (TB – 100) – (10% TB-100)
c. Penghitungan Berat Badan Dengan Kondisi Khusus
- Berat Badan Dengan Koreksi Oedema
BB koreksi = BB saat ini – koreksi oedema / asites
b. Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0 – 60 Bulan
Berat Badan ( kg )
Umur (bln)
- 3 SD - 2 SD - 1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD
0 2.0 2.4 2.8 3.2 3.7 4.2 4.8
1 2.7 3.2 3.6 4.2 4.8 5.5 6.2
2 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5
3 4.0 4.5 5.2 5.8 6.6 7.5 8.5
4 4.4 5.0 5.7 6.4 7.3 8.2 9.3
5 4.8 5.4 6.1 6.9 7.8 8.8 10.0
6 5.1 5.7 6.5 7.3 8.2 9.3 10.6
7 5.3 6.0 6.8 7.6 8.6 9.8 11.1
8 5.6 6.3 7.0 7.9 9.0 10.2 11.6
9 5.8 6.5 7.3 8.2 9.3 10.5 12.0
10 5.9 6.7 7.5 8.5 9.6 10.9 12.4
11 6.1 6.9 7.7 8.7 9.9 11.2 12.8
12 6.3 7.0 7.9 8.9 10.1 11.5 13.1
13 6.4 7.2 8.1 9.2 10.4 11.8 13.5
14 6.6 7.4 8.3 9.4 10.6 12.1 13.8
15 6.7 7.6 8.5 9.6 10.9 12.4 14.1
16 6.9 7.7 8.7 9.8 11.1 12.6 14.5
17 7.0 7.9 8.9 10.0 11.4 12.9 14.8
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
Berat Badan ( kg )
Umur (bln)
- 3 SD - 2 SD - 1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
21 7.6 8.6 9.6 10.9 12.3 14.0 16.0
22 7.8 8.7 9.8 11.1 12.5 14.3 16.4
23 7.9 8.9 10.0 11.3 12.8 14.6 16.7
24 8.1 9.0 10.2 11.5 13.0 14.8 17.0
25 8.2 9.2 10.3 11.7 13.3 15.1 17.3
26 8.4 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.7
27 8.5 9.5 10.7 12.1 13.7 15.7 18.0
28 8.6 9.7 10.9 12.3 14.0 16.0 18.3
29 8.8 9.8 11.1 12.5 14.2 16.2 18.7
30 8.9 10.0 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0
31 9.0 10.1 11.4 12.9 14.7 16.8 19.3
32 9.1 10.3 11.6 13.1 14.9 17.1 19.6
33 9.3 10.4 11.7 13.3 15.1 17.3 20.0
34 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.6 20.3
35 9.5 10.7 12.0 13.7 15.6 17.9 20.6
36 9.6 10.8 12.2 13.9 15.8 18.1 20.9
37 9.7 10.9 12.4 14.0 16.0 18.4 21.3
38 9.8 11.1 12.5 14.2 16.3 18.7 21.6
39 9.9 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0 22.0
40 10.1 11.3 12.8 14.6 16.7 19.2 22.3
41 10.2 11.5 13.0 14.8 16.9 19.5 22.7
42 10.3 11.6 13.1 15.0 17.2 19.8 23.0
43 10.4 11.7 13.3 15.2 17.4 20.1 23.4
44 10.5 11.8 13.4 15.3 17.6 20.4 23.7
45 10.6 12.0 13.6 15.5 17.8 20.7 24.1
46 10.7 12.1 13.7 15.7 18.1 20.9 24.5
47 10.8 12.2 13.9 15.9 18.3 21.2 24.8
48 10.9 12.3 14.0 16.1 18.5 21.5 25.2
49 11.0 12.4 14.2 16.3 18.8 21.8 25.5
50 11.1 12.6 14.3 16.4 19.0 22.1 25.9
51 11.2 12.7 14.5 16.6 19.2 22.4 26.3
52 11.3 12.8 14.6 16.8 19.4 22.6 26.6
53 11.4 12.9 14.8 17.0 19.7 22.9 27.0
54 11.5 13.0 14.9 17.2 19.9 23.2 27.4
55 11.6 13.2 15.1 17.3 20.1 23.5 27.7
56 11.7 13.3 15.2 17.5 20.3 23.8 28.1
57 11.8 13.4 15.3 17.7 20.6 24.1 28.5
58 11.9 13.5 15.5 17.9 20.8 24.4 28.8
59 12.0 13.6 15.6 18.0 21.0 24.6 29.2
60 12.1 13.7 15.8 18.2 21.2 24.9 29.5
Panjang Badan ( PB )
Umur (bln)
- 3 SD - 2 SD - 1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD
0 43.6 45.4 47.3 49.1 51.0 52.9 54.7
1 47.8 49.8 51.7 53.7 55.6 57.6 59.5
2 51.0 53.0 55.0 57.1 59.1 61.1 63.2
3 53.5 55.6 57.7 59.8 61.9 64.0 66.1
4 55.6 57.8 59.9 62.1 64.3 66.4 68.6
5 57.4 59.6 61.8 64.0 66.2 68.5 70.7
6 58.9 61.2 63.5 65.7 68.0 70.3 72.5
7 60.3 62.7 65.0 67.3 69.6 71.9 74.2
8 61.7 64.0 66.4 68.7 71.1 73.5 75.8
9 62.9 65.3 67.7 70.1 72.6 75.0 77.4
10 64.1 66.5 69.0 71.5 73.9 76.4 78.9
11 65.2 67.7 70.3 72.8 75.3 77.8 80.3
12 66.3 68.9 71.4 74.0 76.6 79.2 81.7
13 67.3 80.0 72.6 75.2 77.8 80.5 83.1
14 68.3 71.0 73.7 76.4 79.1 81.7 84.4
15 69.3 72.0 74.8 77.5 80.2 83.0 85.7
16 70.2 73.0 75.8 78.6 81.4 84.2 87.0
17 71.1 74.0 76.8 79.7 82.5 85.4 88.2
18 72.0 74.9 77.8 80.7 83.6 86.5 89.4
19 72.8 75.8 78.8 81.7 84.7 87.6 90.6
20 73.7 76.7 79.7 82.7 85.7 88.7 91.7
21 74.5 77.5 80.6 83.7 86.7 89.8 92.9
22 75.2 78.4 81.5 84.6 87.7 90.8 94.0
23 76.0 79.2 82.3 85.5 88.7 91.9 95.0
24 76.7 80.0 83.2 86.4 89.6 92.9 96.1
Keterangan: * Pengukuran panjang badan dilakukan dalam keadaan anak telentang
f. Standar Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Anak Perempuan Umur 24 - 60 Bulan
Tinggi Badan ( TB )
Umur (bln)
- 3 SD - 2 SD - 1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD
24 76.0 79.3 82.5 85.7 88.9 92.2 95.4
25 76.8 80.0 83.3 86.6 89.9 93.1 96.4
26 77.5 80.8 84.1 87.4 90.8 94.1 97.4
27 78.1 81.5 84.9 88.3 91.7 95.0 98.4
28 78.8 82.2 85.7 89.1 92.5 96.0 99.4
29 79.5 82.9 86.4 89.9 93.4 96.9 100.3
30 80.1 83.6 87.1 90.7 94.2 97.7 101.3
31 80.7 84.3 87.9 91.4 95.0 98.6 102.2
32 81.3 84.9 88.6 92.2 95.8 99.4 103.1
33 81.9 85.6 89.3 92.9 96.6 100.3 103.9
34 82.5 86.2 89.9 93.6 97.4 101.1 104.8
35 83.1 86.8 90.6 94.4 98.1 101.9 105.6
Tinggi Badan ( TB )
Umur (bln)
- 3 SD - 2 SD - 1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD
36 83.6 87.4 91.2 95.1 98.9 102.7 106.5
37 84.2 88.0 91.9 95.7 99.6 103.4 107.3
38 84.7 88.6 92.5 96.4 100.3 104.2 108.1
39 85.3 89.2 93.1 97.1 101.0 105.0 108.9
40 85.8 89.8 93.8 97.7 101.7 105.7 109.7
41 86.3 90.4 94.4 98.4 102.4 106.4 110.5
42 86.8 90.9 95.0 99.0 103.1 107.2 111.2
43 87.4 91.5 95.6 99.7 103.8 107.9 112.0
44 87.9 92.0 96.2 100.3 104.5 108.6 112.7
45 88.4 92.5 96.7 100.9 105.1 109.3 113.5
46 88.9 93.1 97.3 101.5 105.8 110.0 114.2
47 89.3 93.6 97.9 102.1 106.4 110.7 114.9
48 89.8 94.1 98.4 102.7 107.0 111.3 115.7
49 90.3 94.6 99.0 103.3 107.7 112.0 116.4
50 90.7 95.1 99.5 103.9 108.3 112.7 117.1
51 91.2 95.6 100.1 104.5 108.9 113.3 117.7
52 91.7 96.1 100.6 105.0 109.5 114.0 118.4
53 92.1 96.6 101.1 105.6 110.1 114.6 119.1
54 92.6 97.1 101.6 106.2 110.7 115.2 119.8
55 93.0 97.6 102.2 106.7 111.3 115.9 120.4
56 93.4 98.1 102.7 107.3 111.9 116.5 121.1
57 93.9 98.5 103.2 107.8 112.5 117.1 121.8
58 94.3 99.0 103.7 108.4 113.0 117.7 122.4
59 94.7 99.5 104.2 108.9 113.6 118.3 123.1
60 95.2 99.9 104.7 109.4 114.2 118.9 123.7
Keterangan: * Pengukuran panjang badan dilakukan dalam keadaan anak berdiri
Untuk menetukan total energi ditentukan dengan rumus TEE (Total Energi Expenditur)
Catatan : Jika status gizi kurang atau normal gunakan berat badan aktual. Dan jika status gizinya
obesitas gunakan berat badan ideal dan apabila ada peningkatan suhu 1 0 C maka BMR ditambah
13 % dari BMR
Faktor Aktivitas
Total bed rest 1.05
Mobilisasi di tempat tidur 1.1
Jalan disekitar kamar 1.2
Aktivitas ringan seperti pegawai kantor, ibu rumah tangga, pegawai pabrik,dll 1.4
Aktivitas berat seperti sopir, kuli, tukang becak, tukang bangunan, dll 1.5
Faktor Stres
Tidak ada stress, status gizi normal 1.2 – 1.3
Stress ringan : peradangan saluran cerna, kanker, bedah elektif, trauma, 1.3 -1 .4
demam
Stress sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, penyakit hati 1.4 – 1.5
Stress berat : HIV Aids + komplikasi, bedah multisystem, TB Paru + komplikasi 1.5 – 1.6
Stress sangat berat : luka kepala berat 1.7
Total Energy Expenditure (TEE) = Energi Basal + (Energi Basal (FA + FS – KU)
Faktor Aktifitas
Total bedrest, CNA-ICH 5%
Mobilisasi di tempat tidur 10 %
Jalan-jalan 20 %
Aktifitas ringan (pegawai kantor, ibu rumah tangga, pegawai tojo,dll) 30 %
Aktifitas sedang (mahasiswa, pegawai pabrik) 40 %
Aktifitas berat (sopir, kuli, tukang becak) 50 %
Faktor Stress
DM murni 10 %
CHF, bedah minor, CVA (kasus neuro) 10 – 20 %
Febris, kenaikan suhu tubuh 10 C 13 %
Infeksi 20 – 40 %
Sirosis Hepatis, Ca 50 %
Sepsis 50 – 80 %
Post operasi elektif 10 – 50 %
Luka bakar 10 % 10 – 25 %
Luka bakar 25 % 25 – 50 %
Luka bakar 50 % 50 – 100 %
Koreksi Umur
40 – 49 tahun 5%
50 – 59 tahun 10 %
60 – 69 % 15 %
> 70 tahun 20 %
Usia Kalori
Bayi 0 – 1 tahun 110 – 120 x BBI
1 – 3 tahun 100 x BBI
4 – 6 tahun 90 x BBI
7 – 9 tahun 80 x BBI
Laki laki (10 - 12 tahun) 70 x BBI
Wanita (10 – 12 tahun ) 60 x BBI
Laki laki (13 - 15 tahun) 55x BBI
Wanita (13 – 15 tahun) 50 x BBI
Laki-laki (16 – 17 tahun) 50 x BBI
Wanita (16 – 17 tahun) 45 BBI
Fakto Stress
Tidak ada stress, status gizi normal 1.2 – 1.3
Stres ringan : peradangan saluran cerna, kanker, bedah efektif, trauma, post 1.3 – 1.4
operasi minor
Stres sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, penyakit hati, post operasi mayor 1.4 – 1.5
Stres berat : HIV Aids + komplikasi, bedah multisystem, TB Paru + komplikasi 1.5 – 1.6
Stres sangat berat : luka berat berat 1.7
- Kebutuhan Albumin :
(Kadar albumin yang diharapkan – kadar albumin aktual/hasil lab) x BBI x 3.2
Rumus Watson
Untuk Laki-laki
2,447 - (0,09145 x usia) + (0,1074 x tinggi dalam cm) + (0,3362 x berat dalam kg)
Untuk Perempuan
-2,097 + (0,1069 x tinggi dalam cm) + (0,2466 x berat dalam kg)
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
- Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, Lingkar
kepala apabila berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan
estimasi pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin, data laboratorium
lain terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Melakukan pengkajian data fokus pada pemeriksaan fisik, wawancara atau catatan
Fisik Terkait rekam medis terkait kondisi otot, lemak, kesehatan mulut, kemampuan menghisap,
Gizi menelan, bernafas, selera makan dan dampaknya, seperti : perut kembung, perut
tegang, buang angin/flatus berlebihan, diare, konstripasi, anoreksia, mual, muntah
dan suhu tubuh
- Riwayat Gizi Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
dan Makan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
- Riwayat
Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi dan
peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. 4. Diagnosis Gizi/ 1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan makan, tidak napsu
Masalah Gizi makan, mual, sakit perut ditandai dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan
(NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam muntah tidak dapat
mencukupi kebutuhan ditandai dengan asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-
3.1), Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
5. 6. Intervensi Gizi/
Terapi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat, asupan makan ≥ 80%
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein 10 - 15% dari energi total
3. Lemak 25 - 35% dari energi total
4. Karbohidrat 55 - 65% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
8. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan kemampuan
mengkonsumsi
9. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat dikombinasi sesuai
dengan daya terima. bubur susu, bubur saring, biskuit susu, makanan lunak
maupun makan biasa.
10. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi
klinis dan kemampuan mengkonsumsi
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien dan
penunggu pasien (care giver) mengenai :
- Menginformasikan status gizi, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
- Menjelaskan tujuan diet
- Mendiskusikan perubahan pola makan dan hambatan yang mungkin terjadi
dan alternatif perubahan pola makan
- Menjelaskan makanan yang dilarang dan dibatasi
- Mengukur pemahaman pasien/klien berkaitan dengan perubahan poa
makanyang diberikan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang telah
dijelaskan
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
b. Implementasi
c. Edukasi dan
Konseling Gizi
d. Koordinasi
dengan Tenaga
Kesehatan Lain
7.
8.
9. 10. Monitoring Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
dan Evaluasi negative dari : asupan makan, status gizi berdasarkan antropometri, hasil biokimia
terkait dengan gizi, perkembangan tanda dan fisik klinis
11.
12.13. Re Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau
Asesmen (Kontrol ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring
Kembali) evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk
menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan setelah
pulang dari rumah sakit
14.15. Indikator 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan
(Target yang akan 2. Status gizi Normal berdasarkan standar antropometri, dan tidak adanya
dicapai/Outcome) penurunan berat badan secara drastis selama masa perawatan
3. Perubahan positif tanda fisik klinis dengan menurunnya tekanan darah,
berkurangnya mual, tidak ada muntah, nafsu makan mulai membaik
4. Perubahan nilai biokimia pemeriksaan laboratorium mendekati nilai standar
16.17. Kepustaka 1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI).
an Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize
Language for the Nutrition Care Proces
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
GASTROENTERITIS
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien demam berdarah yang sistematis
dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani
masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen / Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien beresiko malnutrisi dan
Pengkajian atau kondisi khusus.
- Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, Lingkar kepala
apabila berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin, data laboratorium lain
terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Melakukan pengkajian data fokus pada pemeriksaan fisik, wawancara atau catatan
Fisik Terkait Gizi rekam medis terkait kondisi otot, lemak, kesehatan mulut, kemampuan menghisap,
menelan, bernafas, selera makan dan dampaknya, seperti : perut kembung, perut
tegang, buang angin/flatus berlebihan, diare, konstripasi, anoreksia, mual, muntah
dan suhu tubuh
- Riwayat Gizi dan
Makan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
- Riwayat
Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi dan
peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnosis Gizi/ 1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan makan, tidak napsu
Masalah Gizi makan, mual, sakit perut ditandai dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan
(NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam muntah tidak dapat
mencukupi kebutuhan ditandai dengan asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1),
Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi/
Terapi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat, asupan makan ≥ 80% dan diberikan secara bertahap
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air
6. Cukup vitamin, mineral dan cukup cairan dari makanan maupun minuman
7. Mudah dicerna,porsi kecil , sering dan tidka mengandung bumbu yang tajam
8. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan kemampuan
mengkonsumsi
9. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat dikombinasi sesuai
dengan daya terima. bubur susu, bubur saring, biskuit susu, makanan lunak
maupun makan biasa.
10. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi klinis
dan kemampuan mengkonsumsi
b. Implementasi
Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
c. Edukasi dan
Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien dan penunggu
pasien (care giver) mengenai :
- Menginformasikan status gizi, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
- Menjelaskan tujuan diet
- Mendiskusikan perubahan pola makan dan hambatan yang mungkin terjadi dan
alternatif perubahan pola makan
- Menjelaskan makanan yang dilarang dan dibatasi
- Mengukur pemahaman pasien/klien berkaitan dengan perubahan poa
makanyang diberikan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang telah
d. Koordinasi dijelaskan
dengan Tenaga
Kesehatan Lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
Evaluasi negative dari : asupan makan, status gizi berdasarkan antropometri, hasil biokimia
terkait dengan gizi, perkembangan tanda dan fisik klinis
6. Re Asesmen Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke
(Kontrol Kembali) 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring
evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk
menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan setelah pulang
dari rumah sakit
7. Indikator (Target 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan
yang akan 2. Status gizi Normal berdasarkan standar antropometri, dan tidak adanya penurunan
dicapai/Outcome) berat badan secara drastis selama masa perawatan
8. 9. Kepustakaan 1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize
Language for the Nutrition Care Proces
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
DEMAM TYPHOID
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien demam berdarah yang sistematis
dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk
menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen / Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien beresiko malnutrisi dan
Pengkajian atau kondisi khusus.
- Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, Lingkar
kepala apabila berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin, Lekosit dan data
laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan rekam
Fisik Terkait medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak, kembung dll)
Gizi dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia dll)
- Riwayat Gizi Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
dan Makan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
- Riwayat
Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi dan
peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnosis Gizi/ 1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan makan, tidak napsu
Masalah Gizi makan, mual, sakit perut ditandai dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan
(NI-2.1)
2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam muntah tidak dapat
mencukupi kebutuhan ditandai dengan asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-
3.1), Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi/
Terapi Gizi
b. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat, asupan makan ≥ 80% dan diberikan secara bertahap
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein 10 - 15% dari energi total
3. Lemak 25 - 35% dari energi total
4. Karbohidrat 55 - 65% dari energi total
5. Rendah serat, maksimal 8 gr/hari
6. Cukup vitamin, mineral dan cairan dari makanan maupun minuman
7. Mudah dicerna, porsi kecil, sering dan tidak mengandung bumbu yang tajam
8. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan kemampuan
mengkonsumsi
9. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat dikombinasi sesuai
dengan daya terima. bubur susu, bubur saring, biskuit susu, makanan lunak
maupun makan biasa.
10. Jalur makanan. (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi klinis
dan kemampuan mengkonsumsi
e. Implementasi
Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
f. Edukasi dan
Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien dan penunggu
pasien (care giver) mengenai :
- Menginformasikan status gizi, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
- Menjelaskan tujuan diet
- Mendiskusikan perubahan pola makan dan hambatan yang mungkin terjadi dan
alternatif perubahan pola makan
- Menjelaskan makanan yang dilarang dan dibatasi
- Mengukur pemahaman pasien/klien berkaitan dengan perubahan poa
makanyang diberikan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang telah
g. Koordinasi dijelaskan
dengan Tenaga
Kesehatan Lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
Evaluasi negative dari : asupan makan, status gizi berdasarkan antropometri, hasil biokimia
terkait dengan gizi, perkembangan tanda dan fisik klinis
6. Re Asesmen Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke
(Kontrol Kembali) 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring
evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk
menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan setelah pulang
dari rumah sakit
7. Indikator (Target 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan, status gizi normal, tidak ada penurunan
yang akan berat badan selama masa perawatan
dicapai/Outcome) 2. Perubahan positif tanda fisik klinis
3. Perubahan nilai biokimia mendekati normal
8. 9. Kepustakaan 1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize
Language for the Nutrition Care Proces
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
HIPERTENSI
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien hipertensi yang sistematis dimana
Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani
masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi dan atau
Pengkajian kondisi khusus
- Antropmotetri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, Lingkar
kepala apabila berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin, data laboratorium
lain terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan rekam
Fisik Terkait medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak, kembung dll)
Gizi dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia dll)
- Riwayat Gizi Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
dan Makanan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
- Riwayat 5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Personal
Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi dan
peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnosa Gizi/ 1. Asupan enrgi tidak adekuat berkaitan dengan adanya penurunan nafsu makan,
Masalah Gizi mual dan muntah ditandai dengan rata-rata asupan makan dibawah kebutuhan
(NI.1.1.4)
2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan penyakit hipertensi
ditandai dengan hasil laboraotrium diatas nilai standar (NC.2.2)
3. Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi dihubungkan dengan
belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan makanan (NB-1.1)
4. Intervensi Gizi/
Terapi Gizi
a. Perencanan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat, asupan makan ≥ 80%
3. Menurunkan tekanan darah
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein 10 – 15% dari energy total
3. Lemak 25 – 35% dari energy total
4. Karbohidrat 55 – 65% dari energy total
5. Cukup vitamin, mineral dan cairan dari makanan dan minuman
6. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
7. Mudah dicerna, porsi kecil, sering dan diberikan rendah garam
8. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan kemampuan
mengkonsumsi
9. Jenis diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat dikombinasikan sesuai
dengan daya terima, bubur susu, bubur saring, biscuit susu, makanan lunak
maupun makan biasa
10. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi klinis
dan kemampuan mengkonsumsi
b. Implementasi
Pelaksanaan Pemberian makanan sesuai dengan prekspripsi diet.
c. Konseling dan
Edukasi Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien dan penunggu
pasien (care giver) mengenai :
- Menginformasikan status gizi, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
- Menjelaskan tujuan diet
- Mendiskusikan perubahan pola makan dan hambatan yang mungkin terjadi dan
alternatif perubahan pola makan
- Menjelaskan makanan yang dilarang dan dibatasi
- Mengukur pemahaman pasien/klien berkaitan dengan perubahan poa
makanyang diberikan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang telah
d. Koordinasi dijelaskan
dengan tenaga
kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
4. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
Evaluasi Gizi negative dari :asupan makan, status Gizi berdasarkan antropometri dan hasil Biokimia
terkait dengan gizi dan fisik klinis terkait dengan gizi
5. Re Asesmen Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke
(Kontrol Kembali) 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasial monitoring
evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk
menilai kepatuhan diet dan keberhasilan interview (terapi gizi) 1 bulan setelah pulang
dari rumah sakit
6. Indikator (Target 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan, status gizi normal dan tidak adanya
yang akan penurunan berat badans ecara drastic selama masa perawatan
dicapai/Outcome) 2. Perubahan positif tanda fisik klinis dengan menurunnya tekanan darah,
berkurangnya mual, tidak ada muntah, nafsu makan mulai membaik
3. Perubahan nilai biokimia pemeriksaan laboratorium mendekati nilai standar
7. Kepustakaan 1. Penuntun diet Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia (Asdi) 2013
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Refernce Manual. Standardize
Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and
Dietetics 2013
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
DIABETES MELITUS
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Melitus yang sistematis dimana
ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi dan atau
Pengkajian kondisi khusus
- Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, Lingkar kepala
apabila berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, kadar gula darah, lemak dalam darah, ureum,
creatinin, albumin dan data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan rekam
Fisik Terkait medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak, kembung dll) dan
Gizi wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia dll)
- Riwayat Gizi Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan herbal,
dan Makanan pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
- Riwayat
Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat personal,
medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi dan
peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnosa Gizi/ 1. Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (KH) dihubungkan dengan penyakit yang
Masalah Gizi diderita (diabetes mellitus) dibuktikan dengan kadar gula darah yang tinggi (NI-5.4
2. Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2).
3. Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa
darah.
2. Mempertahankan status gizi normal dan mencapai berat badan ideal
3. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang
berhubungan dengan latihan jasmani
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi :
Kebutuhan untuk energi basal :
25-30 kkal/kg BB normal.
Total Energi :
Energi bassal + (Energi basal(FA+FS-KU)
2. Protein 10 – 15% dari energy total
3. Lemak 20 – 35% dari energy total
4. Karbohidrat 60 – 70% dari energy total
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari
b. Implementasi 7. Cukup vitamin dan mineral
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
STROKE ISKEMIK
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Melitus yang sistematis
dimana ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani
masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen / Pengkajian Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi
dan atau kondisi khusus
- Antropometri
Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, apabila
berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
- Biokimia
Mengkaji data laboratorium seperti HB, Hematokrit, Leukosit, Albumin, LDL,
Kolesterol, Trigliserida, data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
- Klinik / Tanda Fisik
Terkait Gizi Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan
rekam medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak,
kembung dll) dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll)
- Riwayat Gizi dan
Makanan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat
dan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi
seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah
sakit (kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
- Riwayat Personal 4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa,
edukasi dan peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnosa/ Masalah 1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan makan, tidak
Gizi nafsu makan, mual, ditandai dengan asupan makanan 50% dari kebutuhan
(NI-2.1)
2. Perubahan nilai lab dihubungkan dengan penyakit yang diderita. (NC-2.2).
Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
3. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam muntah tidak
dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan asupan cairan 60% dari
kebutuhan (NI-3.1). Diagnosis Gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi
pasien
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan
memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
2. Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal,
dan dekubitus
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein 10 – 15 % dari energi total
3. Lemak 20 – 25% dari energi total
4. Karbohidrat 60 – 70% dari energi total
5. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
6. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
7. Cukup vitamin, mineral dan cairan dari makanan maupun minuman
8. Serat cukup terutama kalsium, magnesium dan kalium
9. Penggunaan natrium dibatasi apabila penderita mengalami hipertensi
10. Bentuk makanan dapat dikombinasi cair/enteral atau bubur susu, bubur
saring, makanan lunak maupun makanan biasa, berathap
11. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi
b. Implementasi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
TUBERKULOSIS
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Melitus yang sistematis
dimana ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah
gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Pengkajian Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi dan
atau kondisi khusus
Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, apabila
berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi pengukuran
panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, hematokrit, lekosit dan data laboratorium
lain terkait gizi (bila ada)
Klinik / Tanda Fisik Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan
Terkait Gizi rekam medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak,
kembung dll) dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll)
Riwayat Gizi dan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
Makanan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah
sakit (kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi
dan peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnos Gizi/ Masalah 1. Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan mual dan penurunan nafsu
Gizi makan ditandai dengan asupan energi kurang dari kebutuhan (NI.1.4)
2. Underweight berkaitan dengan penyakit yang dideritanya dan nafsu makan
yang turun ditandai dengan IMT dibawah nilai standar (NC.3.1)
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
mempertahankan status gizi
2. Mengubah pola makan pasien serta asupan gizi yang dikonsumsi
3. Memberikan informasi khusus mengenai setiap kelompok makanan yang
dianjurkan dan makanan yang dihindari
Preskripsi Diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan memperhitungkan
faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein diberikan 20 % dari energi total
3. Lemak diberikan 15 % dari energi total
4. Karbohidrat diberikan 65 % dari energi total
5. Cairan cukup
6. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
7. Cukup vitamin dan mineral
8. Bentuk makanan dapat dikombinasi cair/enteral atau bubur susu, bubur
saring, makanan lunak maupun makanan biasa, bertahap sesuai dengan
kemampuan untuk mengkonsumsi
9. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi
b. Implementasi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
Evaluasi negative dari :
a. Asupan makan
b. Data antropometri
c. Hasil Biokimia terkait dengan gizi
d. Tanda fisik klinis terkait dengan gizi
6. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau
Kembali) ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasial
monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat
jalan untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan interview (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit
7. Indikator/ Target Yang 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan dan tidak adanya penurunan berat badan
Akan DicapaI secara drastis selama masa perawatan dan status gizi normal
2. Perubahan positif tanda fisik klinis dengan menurunnya tekanan darah,
berkurangnya mual, tidak ada muntah, nafsu makan mulai membaik
3. Perubahan nilai biokimia pemeriksaan laboratorium mendekati nilai standar
8. Kepustakaan 1. Penuntun diet Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia (Asdi) 2013
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Refernce Manual. Standardize
Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition
and Dietetics 2013
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
DISPEPSIA
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Melitus yang sistematis
dimana ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah
gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Pengkajian Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi dan
atau kondisi khusus
Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, apabila
berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi pengukuran
panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, hematokrit, lekosit dan data laboratorium
lain terkait gizi (bila ada)
Klinik / Tanda Fisik Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan
Terkait Gizi rekam medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak,
kembung dll) dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll)
Riwayat Gizi dan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
Makanan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah
sakit (kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi
dan peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnos Gizi/ Masalah 1. Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan mual dan penurunan nafsu
Gizi makan ditandai dengan asupan energi kurang dari kebutuhan (NI.1.4)
2. Rendahnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan
belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan pemilihan bahan
makanan yang salah (NB.1.2)
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
mempertahankan status gizi
2. Mengubah pola makan pasien serta asupan gizi yang dikonsumsi
5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun
Evaluasi negative dari :
a. Asupan makan
b. Data antropometri
c. Tanda fisik klinis terkait dengan gizi
6. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4 atau
Kembali) ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasial
monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat
jalan untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan interview (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit
7. Indikator/ Target Yang 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan dan tidak adanya penurunan berat badan
Akan DicapaI secara drastis selama masa perawatan dan status gizi normal
2. Perubahan positif tanda fisik klinis dengan menurunnya tekanan darah,
berkurangnya mual, tidak ada muntah, nafsu makan mulai membaik
8. Kepustakaan 1. Penuntun diet Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia (Asdi) 2013
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
Reference Manual 2013
RUMAH SAKIT
YOS SUDARSO
PADANG PANDUAN ASUHAN GIZI
DISLIPIDEMIA
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Diabetes Melitus yang sistematis
dimana ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah
gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Pengkajian Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi dan
atau kondisi khusus
Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, apabila
berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi pengukuran
panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, hematokrit, lekosit, ureum, kreatinin, HDL,
LDL, kolesterol total dan data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Klinik / Tanda Fisik Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan
Terkait Gizi rekam medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak,
kembung dll) dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll)
Riwayat Gizi dan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat dan
Makanan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk rumah
sakit (kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat
personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa, edukasi
dan peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnos Gizi/ Masalah 1. Asupan lemak berlebih berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi
Gizi gorengan/makanan berlemak ditandai dengan asupan lemak diatas kebutuhan
(NI.5.6.2)
2. Rendahnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan
belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan pemilihan bahan
makanan yang salah (NB.1.2). Diagnosa gizi bise berbeda sesuai dengan
kondisi/asesmen/pengkajian
4. Intervensi Gizi
d. Perencanaan Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
mempertahankan status gizi
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien tumor ganas payudara yang
sistematis dimana ahli gizi berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk
menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen/ Pengkajian Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat apabila pasien beresiko malnutrisi
dan atau kondisi khusus
Antropometri Ahli Gizi mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar lengan Atas, apabila
berat badan dan tinggi badan tidak diketahui maka digunakan estimasi
pengukuran panjang ulna dan besar lingkar lengan atas.
Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, hematokrit, lekosit, ureum, kreatinin,
albumin, SGOT, SGPT dan data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Klinik / Tanda Fisik Mengkaji data klinik dan dan tanda fisik bisa dilakukan dengan melihat catatan
Terkait Gizi rekam medis (tekanan darah, suhu, dll), pemeriksaan fisik (kondisi otot, lemak,
kembung dll) dan wawancara (nafsu makan, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll)
Riwayat Gizi dan Melakukan pengkajian asupan makanan dan zat gizi, asupan suplemen obat
Makanan dan herbal, pengetahuan/kepercayaan/perilaku, dan kualitas hidup untuk gizi
seperti :
1. Rata-rata asupan makanan dan zat gizi sebelum dan sesudah masuk
rumah sakit (kualitatif dan kuantitatif)
2. Pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
3. Riwayat penggunaaan obat-obatan dan suplemen makanan
4. Riwayat alergi makanan
5. Kebiasaan, pola dan variasi makanan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Personal
Melakukan pengkajian mengenai informasi saat ini dan masa lalu terkait
riwayat personal, medis, keluarga dan sosial seperti :
1. Informasi data umum pasien (umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa,
edukasi dan peran dalam keluarga
2. Riwayat medis / kesehatan pasien atau keluarga terkait gizi
3. Riwayat sosial ekonomi, budaya.
3. Diagnos Gizi/ Masalah 1. Intake makanan oral tidak adekuat berkaitan dengan meningkatkan
Gizi kebutuhan akibat penyakit yang dialaminya ditandai dengan asupan makan
berdasarkan recall makanan 24 jam masih kurang dari kebutuhan (< 90%
kebutuhan) (NI.2.1)
2. Rendahnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi berkaitan dengan
belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan pemilihan
bahan makanan yang salah (NB.1.2). Diagnosa gizi bisa berbeda sesuai
dengan kondisi/asesmen/pengkajian
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
mempertahankan status gizi
2. Mengubah pola makan pasien serta asupan gizi yang dikonsumsi
3. Memberikan informasi khusus mengenai setiap kelompok makanan yang
dianjurkan dan makanan yang dihindari
Preskripsi Diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor aktifitas, faktor stress dan faktor umur
2. Protein diberikan 10 - 15 % dari energi total
3. Lemak diberikan 20 - 25 % dari energi total
4. Karbohidrat diberikan 60 - 70 % dari energi total
5. Serat 25 gr/hari
6. Cairan cukup
7. Makanan diberikan dalam porsi kecil, sering dan mudah cerna
8. Cukup vitamin dan mineral
9. Bentuk makanan dapat dikombinasi cair/enteral atau bubur susu, bubur
saring, makanan lunak maupun makanan biasa, bertahap sesuai dengan
kemampuan untuk mengkonsumsi
10. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi
b. Implementasi klinis dan kemampuan mengkonsumsi
5. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif
Evaluasi maupun negative dari :
a. Asupan makan
b. Data antropometri
c. Tanda fisik klinis terkait dengan gizi
d. Biokimia
6. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke 4
Kembali) atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai hasil
monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di
rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan interview (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit
7. Indikator/ Target Yang 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan dan tidak adanya penurunan berat
Akan DicapaI badan secara drastis selama masa perawatan dan status gizi normal
2. Perubahan positif tanda fisik klinis dengan menurunnya tekanan darah,
berkurangnya mual, tidak ada muntah, nafsu makan mulai membaik