Anda di halaman 1dari 16

Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M 1 1 1

‫‪BENTUK-BENTUK MENOLONG SESAMA MUSLIM 1‬‬


‫ّٰ‬ ‫ّٰ‬
‫ﹶـﺤ ﹶﻤﺪﹸ ﹸﻩ ﹶﻭﻧ ﹾﹶﺴﺘ ﹺﹶﻌ ﹾﻴﻨﹸ ﹸﻪ ﹶﻭﻧ ﹾﹶﺴ ﹶﺘ ﹾﻐ ﹺﻔ ﹸﺮ ﹸﻩ‪ ،‬ﹶﻭ ﹶﻧ ﹸﻌﻮ ﹸﺫ ﺑﹺﺎ ِ ﹺﻣ ﹾﻦ‬
‫ﻟـﺤ ﹾﻤﺪﹶ ِ ِ ﻧ ﹾ‬ ‫ﺇﻥ ﹾﺍ ﹶ‬‫ﱠ‬
‫ّٰ‬ ‫ّ َ‬
‫ات ﹶﺃ ﹾﻋ ﹶﲈﻟﹺﻨﹶﺎ‪ ،‬ﹶﻣ ﹾﻦ ﹶﻳ ﹾـﻬ ﹺﺪ ﹺﻩ ا ُ ﹶﻓ ﹶﻼ ﹸﻣ ﹺﻀ ﱠﻞ ﹶﻟ ﹸﻪ‪،‬‬ ‫ﴍ ﹾﻭ ﹺﺭ ﹶﺃ ﹾﻧ ﹸﻔ ﹺﺴﻨﹶﺎ ﹶﻭ ﹺﻣ ﹾﻦ َسي ِئ ِ‬ ‫ﹸﹸ‬
‫َ ٰ َّ‬
‫ﺎﺩ ﹶﻱ ﹶﻟ ﹸﻪ‪ ،‬ﹶﻭ ﹶﺃ ﹾﺷ ﹶﻬﺪﹸ ﹶﺃﻥ إ ِ َل إ ِ ا ّٰ ُ ﹶﻭ ﹾﺣﺪﹶ ﹸﻩ ﻻﹶ‬ ‫ﻭﻣﻦ ﻳ ﹾﻀ ﹺﻠ ﹾﻞ ﹶﻓ ﹶﻼ ﻫ ﹺ‬
‫ﹶ‬ ‫ﹶ ﹶ ﹾ ﹸ‬
‫ّ‬ ‫ّ‬
‫ـﺤ ﱠﻤﺪﹰ ﺍ ﹶﻋ ﹾﺒﺪﹸ ﹸﻩ ﹶﻭ ﹶﺭ ﹸﺳﻮ ﹸﻟ ﹸﻪ‪ .‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ َص ِل َو َسل ِْم‬ ‫ﹶ ﹺ‬
‫ﴍ ﹾﻳ ﹶﻚ ﹶﻟ ﹸﻪ ﹶﻭ ﹶﺃ ﹾﺷ ﹶﻬﺪﹸ ﹶﺃ ﱠﻥ ﹸﻣ ﹶ‬
‫َ َ‬
‫ﲨ ﹺﻌ ﹾﲔ‬‫ﹶﻋ ﹶﲆ نب ِ ّيِنا ﹸﳏ ﹶ ﱠﻤ ﹴﺪ ﹶﻭ ﹶﻋ ﹶﲆ ﺁﻟﹺ ﹺﻪ ﹶﻭ ﹶﺃ ﹾﺻ ﹶﺤﺎﺑﹺ ﹺﻪ ﹶﺃ ﹾ ﹶ‬
‫‪.? > = < ; : 9 8 7 6 5 4‬‬
‫!"‪, +*)('&%$#‬‬
‫‪: 98 7 6 5 4 3 21 0 / . -‬‬
‫; < = >‪.‬‬
‫‪ ~|{zyxwvu‬ﮯ¡‬
‫‪.® ¬ « ª © ¨ § ¦ ¥¤ £ ¢‬‬
‫ّٰ‬
‫ﹶﺎﺏ ا ِ‪ ،‬ﹶﻭ ﹶﺧ ﹾ ﹶﲑ ﹾﺍﳍﹶﺪﹾ ﹺﻱ ﹶﻫﺪﹾ ﹸﻱ ﹸﳏ ﹶ ﱠﻤ ﹴﺪ‪،‬‬ ‫ﹶﻓﺈﹺ ﱠﻥ ﹶﺧﲑ ﹾ ﹺ ﹺ ﹺ‬
‫ﺍﳊﹶﺪﻳﺚ ﻛﺘ ﹸ‬ ‫ﹾﹶ‬
‫ﺎﲥﺎ‪ ،‬ﹶﻭﻛ ﱠﹸﻞ ﹸﳏ ﹾﺪﹶ ﹶﺛ ﹴﺔ ﺑﹺﺪﹾ ﹶﻋ ﹲﺔ‪ ،‬ﹶﻭﻛ ﱠﹸﻞ ﺑﹺﺪﹾ ﹶﻋ ﹴﺔ ﹶﺿ ﹶ‬
‫ﻼ ﹶﻟ ﹲﺔ‪،‬‬ ‫ﴍ ﹾﺍﻷﹸ ﹸﻣ ﹾﻮ ﹺﺭ ﹸﳏ ﹾﺪﹶ ﹶﺛ ﹸ ﹶ‬
‫ﹶﻭ ﹶ ﱠ‬
‫ﻼ ﹶﻟ ﹴﺔ ﹺﰲ ﺍﻟﻨ ﹺﱠﺎﺭ‪ ،‬ﹶﺃ ﱠﻣﺎ ﹶﺑ ﹾﻌﺪﹸ‬
‫ﹶﻭﻛ ﱠﹸﻞ ﹶﺿ ﹶ‬
‫‪1) Diangkat dari Khutbah Syaikh Abdul Bâri ast-Tsubaiti di Masjid Nabawi pada‬‬
‫‪tanggal 26 Rajab 1436 H‬‬

‫‪2‬‬ ‫‪Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M‬‬


Kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan kepada jamaah
sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allâh l , dengan
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-
Nya.
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Tema pembicaraan kita kali ini tentang menolong sesama
Muslim.
Rasûlullâh n bersabda:
ّٰ ‫ﹶ‬
‫ﹾﴫ ﹸﻩ ﺇﹺ ﹶﺫﺍ‬
‫ﻮﻝ ا ِ ﹶﺃﻧ ﹸ ﹸ‬ ‫ﺎﳌﹺﺎ ﹶﺃ ﹾﻭ ﹶﻣ ﹾﻈ ﹸﻠﻮ ﹰﻣﺎ ﹶﻓ ﹶﻘ ﹶﺎﻝ ﹶﺭ ﹸﺟ ﹲﻞ ﹶﻳﺎ ﹶﺭ ﹸﺳ‬
‫ﺎﻙ ﹶﻇ ﹰ‬ ‫ﹾﴫ ﹶﺃ ﹶﺧ ﹶ‬ ‫ﺍﻧ ﹸ ﹾ‬
‫ﹾﴫ ﹸﻩ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ ﹶ ﹾﲢ ﹸﺠ ﹸﺰ ﹸﻩ ﹶﺃ ﹾﻭ‬
‫ﻒ ﹶﺃﻧ ﹸ ﹸ‬ ‫ﺎﳌﹺﺎ ﹶﻛ ﹾﻴ ﹶ‬
‫ﹶﺎﻥ ﹶﻇ ﹰ‬ ‫ﹶﺎﻥ ﹶﻣ ﹾﻈ ﹸﻠﻮ ﹰﻣﺎ ﹶﺃ ﹶﻓ ﹶﺮ ﹶﺃ ﹾﻳ ﹶﺖ ﺇﹺ ﹶﺫﺍ ﻛ ﹶ‬
‫ﻛ ﹶ‬
‫ﹺ ﹺ‬ ‫ﹺ‬
‫ﹶﲤﹾﻨﹶ ﹸﻌ ﹸﻪ ﻣ ﹾﻦ ﺍﻟ ﱡﻈ ﹾﻠ ﹺﻢ ﹶﻓﺈ ﱠﻥ ﹶﺫﻟ ﹶﻚ ﻧ ﹾ ﹸ‬
‫ﹶﴫ ﹸﻩ‬
Tolonglah saudaramu tatkala ia berbuat zhalim atau dizhalimi!
Lalu ada seseorang berkata, “Wahai Rasûlullâh! Aku menolongnya
jika ia dizhalimi. Bagaimana menurutmu jika ia yang berbuat
zhalim, bagaimana cara menolongnya?” Nabi menjawab, “Engkau
mencegahnya dari kezhaliman. Itulah bentuk pertolongan untuknya”
(HR. Al-Bukhâri)

Jika sebuah masyarakat menolong pihak yang terzhalimi dan


mencegah pelaku kezhaliman dari prilaku buruknya, maka masyarakat
tersebut akan selamat dari siksa Allâh l . Allâh l berfirman :

Ì ËÊ É È Ç Æ Å Ä Ã
ÑÐÏÎÍ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa
orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allâh Amat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Anfâl/8:25)
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Sikap saling menolong merupakan bentuk kerjasama yang
diajarkan oleh Islam dan merupakan bukti keimanan. Sekaligus

Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M 3 33


menjadi sumber kekuatan dan kemuliaan kaum Muslimin.
Sikap ini akan bisa menyadarkan umat dari tidur panjangnya
juga bisa menyatukan umat dalam satu barisan dan satu tujuan.
Saling menolong merupakan salah satu kewajiban agama
dan kebutuhan duniawi yang sangat penting. Karena sungguh
penindasan dan makar jahat terhadap Islam dan kaum Muslimin
sudah menjadi fenomena di zaman ini.
Rasûlullâh n bersabda, yang artinya, “Hampir saja para umat
(yang kafir dan sesat- red) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru,
sebagaimana mereka berkumpul mengerumuni makanan dalam piring
besar”. Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasûlullâh!
Apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasûlullâh berkata,”Bahkan kalian
pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai buih yang dibawa oleh
air hujan. Allâh k akan menghilangkan rasa takut dari hati musuh
kalian dan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang
bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasûlullâh berkata,”Cinta dunia dan takut mati.”
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Inilah kenyataan yang harus segera kita sadari bersama
Jika semangat saling menolong melemah di antara individu
umat Islam, maka musuh akan semakin mudah menguasai dan
kezhaliman mereka akan semakin menjadi-jadi. Mereka semakin
leluasa menyiksa kaum Muslimin, merampas negeri umat Islam dan
menjatuhkan kehormatan mereka.
Sesungguhnya kerusakan parah dan fitnah yang berkobar
di negeri-negeri kaum Muslmin, di antaranya berpangkal dari
minimnya semangat dalam menerapkan sikap tolong-menolong.
Allâh k berfirman :

¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡‫{ | } ~ ﮯ‬
ª©¨§
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi
sebagian yang lain. Jika kamu (wahai kaum Muslimin) tidak melaksanakan
apa yang telah diperintahkan Allâh itu, niscaya akan terjadi kekacauan di
muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al-Anfâl/8:73)
4 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M
Dalam hadits juga dijelaskan bahwa kaum Muslimin tidak boleh
mengabaikan seorang Muslim yang membutuhkan pertolongan.
Rasûlullâh n bersabda :

‫ﺍ ﹸﳌ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹸﻢ ﹶﺃ ﹸﺧﻮ ﺍ ﹸﳌ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹺﻢ ﻻﹶ ﹶﻳ ﹾﻈ ﹺﻠ ﹸﻤ ﹸﻪ ﹶﻭﻻﹶ ﹶﳜ ﹸﹾﺬ ﹸﻟ ﹸﻪ‬


Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak
boleh menzhaliminya dan tidak meninggalkannya (tatkala butuh
bantuannya).
Orang yang malas menolong orang yang terzhalimi, ia akan
terhinakan di dunia serta akan merugi di akhirat.
Rasûlullâh n :

‫ﹶﻣﺎ ﹺﻣ ﹾﻦ ﺍ ﹾﻣ ﹺﺮ ﹴﺉ ﹶﳜ ﹸﹾﺬ ﹸﻝ ﺍ ﹾﻣ ﹶﺮ ﹰﺃ ﹸﻣ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹰﲈ ﹺﻋﻨﹾﺪﹶ ﹶﻣ ﹾﻮﻃﹺ ﹴﻦ ﹸﺗﻨﹾﺘ ﹶﹶﻬ ﹸﻚ ﻓﹺ ﹺﻴﻪ ﹸﺣ ﹾﺮ ﹶﻣ ﹸﺘ ﹸﻪ‬


‫ﺐ ﻓﹺ ﹺﻴﻪ‬ ‫ﹺ ﹺ‬ ُ ّٰ ‫ﻭﻳﻨﹾ ﹶﺘ ﹶﻘ ﹺ ﹺ ﹺ ﹺ ﹺ ﹺ‬
‫ﺺ ﻓﻴﻪ ﻣ ﹾﻦ ﻋ ﹾﺮﺿﻪ ﺇﹺ ﱠﻻ ﹶﺧ ﹶﺬ ﹶﻟ ﹸﻪ ا ﹶﻋ ﱠﺰ ﹶﻭ ﹶﺟ ﱠﻞ ﹺﰲ ﹶﻣ ﹾﻮﻃ ﹴﻦ ﹸﳛ ﱡ‬ ‫ﹶﹸ ﹸ‬
‫ﺺ ﻓﹺ ﹺﻴﻪ ﹺﻣ ﹾﻦ ﹺﻋ ﹾﺮ ﹺﺿ ﹺﻪ‬ ‫ﹺ‬ ‫ﹺ‬
‫ﹾﴫ ﹸﻣ ﹾﺴﻠ ﹰﲈ ﹺﰲ ﹶﻣ ﹾﻮﻃ ﹴﻦ ﹸﻳﻨﹾ ﹶﺘ ﹶﻘ ﹸ‬ ‫ﹺ ﹺ ﹴ‬
‫ ﹶﻭ ﹶﻣﺎ ﻣ ﹾﻦ ﺍ ﹾﻣﺮﺉ ﹶﻳﻨ ﹸ ﹸ‬.‫ﹸﴫ ﹶﺗ ﹸﻪ‬‫ﻧ ﹾ ﹶ‬
‫ﳛ ﹺ ﹺ‬ ‫ﹺ ﹺ‬ ُ ّٰ ‫ﹺﹺ ﹺ‬ ‫ﹺ ﹺ ﹺ‬
‫ﹸﴫ ﹶﺗ ﹸﻪ‬
‫ﺐ ﻓﻴﻪ ﻧ ﹾ ﹶ‬ ‫ﹶﴫ ﹸﻩ ا ﹺﰲ ﹶﻣ ﹾﻮﻃ ﹴﻦ ﹸ ﱡ‬ ‫ﹶﻭ ﹸﻳﻨﹾﺘ ﹶﹶﻬ ﹸﻚ ﻓﻴﻪ ﻣ ﹾﻦ ﹸﺣ ﹾﺮ ﹶﻣﺘﻪ ﺇ ﱠﻻ ﻧ ﹶ ﹶ‬
Dan tidaklah seseorang meninggalkan saudaranya sesama Muslim
pada kondisi kehormatannya sedang dilanggar dan direndahkan
harga dirinya kecuali Allâh k akan meninggalkannya pada kondisi
di mana ia mengharapkan pertolongan. Dan tidaklah seseorang
menolong seorang Muslim pada saat harga dirinya direndahkan
dan kehormatannya dilanggar kecuali Allâh l akan menolongnya
pada kondisi saat ia membutuhkan bantuan.”
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Perhatikanlah tindakan nyata yang dilakukan oleh para Sahabat
g dalam membantu sesama Muslim.
‘Utsmân bin ‘Affân z telah bertindak nyata dalam menolong
kaum Muslimin. Beliau z bersedekah 1000 dinar yang diserahkan
kepada Nabi n untuk kepentingan kaum Muslimin. Ia menggali sumur
Rûmah untuk kaum Mukminin juga, selain memberikan bantuan besar
bagi pasukan kaum Muslimin yang akan berangkat ke Tabuk.

Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M 5 55


Istri Nabi n , Khadîjah x telah menghibur dan menolong
Nabi n dengan seluruh hartanya.
Dan masih banyak contoh yang lain
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Diantara bentuk pertolongan lainnya ialah seorang Muslim
tidak boleh menjadi pendukung bagi siapa saja yang menganiaya
kaum Muslimin, dimanapun mereka berada.
Allâh k berfirman :

ml kj ihg
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim
yang menyebabkan kamu disentuh api neraka (QS. Hûd/11:113)
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Termasuk bentuk lain dari pertolongan itu adalah memboikot
barang-barang dagangan musuh dan orang yang terang-terangan
membantu musuh dan membiayai mereka. Pemboikotan jika
dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah pemboikotan yang syar’i,
maka dia bisa menjadi senjata yang manjur dan berpengaruh.
Ini semua adalah bentuk pertolongan kepada fisik kaum Muslimin
yang mengalami berbagai tindakan zhalim. Lalu bagaimana menolong
kaum Muslimin agar akidahnya tetap kokoh ditengah gempuran
berbagai syubhat yang dilontarkan para musuh Islam? Sebab para
musuh Islam, disamping melakukan penyerangan terhadap fisik,
mereka terlebih dahulu menyerang akidah kaum Muslimin.
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Tidak disangsikan lagi, pertolongan terhadap akidah kaum
Muslimin harus mendapat porsi perhatian yang lebih besar. Yaitu
dengan berusaha menjelaskan kepada umat tentang pokok-
pokok akidah dan pemahaman yang benar, membantah syubhat-
syubhat serta menjelaskan bahaya bid’ah dan akidah sekte-sekte
menyimpang yang biasa disetir oleh para musuh Islam untuk
menggoncang stabilitas keamanan dan mengobarkan kekacauan.
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Membela dan menolong umat Islam bisa juga dilakukan melalui
6 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M
media. Karena semua orang bisa melihat dan mendengar bagaimana
peran media yang dengki dalam menghapus fakta kebenaran dan
mencemarkan nama baik agama Islam serta mengingkari hak-hak
kaum Muslimin. Media-media kafir dan sekuler menggambarkan
bahwa kaum Muslimin itu pembunuh dan para penghisap darah.
Mereka juga menyebut orang yang membela negerinya dan
kehormatannya sebagai teroris.
Disini, peran media Islam dituntut untuk menjelaskan
kezhaliman orang-orang itu, menayangkan sepak-terjang mereka
dan menjelaskan jati diri mereka. Dalam kondisi-kondisi tertentu,
tayangan media massa lebih kuat dan lebih tajam dari pada sayatan
pedang.
Kaum Muslimin, rahimakumullâh!
Menolong juga bisa dilakukan melalui doa. Ia adalah senjata
segala urusan dan obat dari segala kesulitan. Rasûlullâh n
menolong orang-orang yang terzhalimi dengan doa dalam qunut
Beliau n . dan Beliau n adalah suri tauladan terbaik.
Yang tidak kalah pentingnya adanlah seorang Muslim tidak
boleh lupa untuk bersandar kepada Allâh k di tengah cobaan
dan selalu menjaga hubungan dengan Allâh k bahkan semakin
memperkuatnya hubungan tersebut.
Semoga Allah k menjadikan kita termasuk orang-orang yang
senantiasa menolong sesama Muslim dengan kemampuan yang
Allah k berikan kepada kita.
ّٰ
‫ﹶﺃ ﹸﻗـ ﹾـﻮ ﹸﻝ ﹶﻗـ ﹾـﻮ ﹺﱄ ﹶﻫ ﹶﺬﺍ ﹶﺃ ﹾﺳ ﹶﺘ ﹾﻐ ﹺﻔ ﹸﺮ ا َ ﹺﱄ ﹶﻭ ﹶﻟﻜ ﹾﹸﻢ ﹶﻭﻟﹺ ﹶﺴ ﹺﺎﺋ ﹺﺮ ﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹺﻤ ﹾ ﹶ‬
‫ﲔ‬
‫ﺍﻟﺮ ﹺﺣ ﹾﻴ ﹸﻢ‬ ‫ﹺ‬
‫ﺎﺳ ﹶﺘ ﹾﻐﻔ ﹸﺮ ﹾﻭ ﹸﻩ ﺇﹺ ﱠﻧ ﹸﻪ ﹸﻫ ﹶﻮ ﹾﺍﻟ ﹶﻐ ﹸﻔ ﹾﻮ ﹸﺭ ﱠ‬
‫ﹺ ﹺ‬
‫ﹶﻭﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴﻠ ﹶﲈﺕ ﹶﻓ ﹾ‬
[ KHUTBAH KEDUA ]

ُ ‫ش ِف الَنْب َياءِ َو‬ َ


َ‫الـم ْر َسل ِي‬ َ ْ ‫الس َ ُم َ َ أ‬ َّ ‫الص َةُ َو‬ َّ ‫ل ْم ُد ِ ّٰ ِ َو‬َ ْ‫ا‬
ِ
َ
ُ‫ أ َّما َب ْعد‬،‫لين‬ ِّ ‫وم ا‬ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ََ َ َ
ِ ‫ي‬ ِ ‫ا‬ ‫ان‬
ٍ ‫س‬ ‫ح‬ ‫إ‬
ِِ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ِ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ب‬‫ا‬‫ح‬ ‫ص‬ ‫أ‬‫و‬ ِ ِ
‫آل‬ َ ‫و‬
ِ

Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M 7 7 7


‫!‪Kaum Muslimin, rahimakumullâh‬‬
‫‪Pertolongan yang bermanfaat dan berdampak dalam‬‬
‫‪mewujudkan kemaslahatan dan menghilangkan kesulitan‬‬
‫‪adalah pertolongan yang dilakukan secara terus-menerus dan‬‬
‫‪berkesinambungan. Rasûlullâh n bersabda:‬‬
‫ّٰ‬
‫ﺐ ﹾﺍﻷﹶ ﹾﻋ ﹶﲈ ﹺﻝ ﺇﹺ ﹶﱃ ا ِ ﹶﺃ ﹾﺩ ﹶﻭ ﹸﻣ ﹶﻬﺎ ﹶﻭﺇﹺ ﹾﻥ ﹶﻗ ﱠﻠ ﹾﺖ‬
‫ﹶﺃ ﹶﺣ ﱡ‬
‫‪Amalan yang paling dicintai oleh Allâh adalah yang paling‬‬
‫‪berkesinambungan meskipun sedikit‬‬
‫‪Allâh k berfirman:‬‬

‫‪R Q P O NM L K J‬‬
‫‪Sesungguhnya Allâh pasti menolong orang yang menolong (agama)-‬‬
‫‪Nya. Sesungguhnya Allâh benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa‬‬
‫)‪(QS. Al-Hajj/22:40‬‬

‫ب ﹶﻳﺂ ﹶﺃ ﱡ ﹶﳞﺎ ﺍ ﱠﻟ ﹺﺬﻳ ﹶﻦ ﹶﺀﺍ ﹶﻣﻨﹸﻮﺍ ﹶﺻ ﱡﻠﻮﺍ ﹶﻋ ﹶﻠ ﹾﻴ ﹺﻪ‬ ‫ﻮﻥ ﹶﻋ ﹶﲆ الَّ ّ‬ ‫ﹶ‬ ‫ﻠ‬‫ﱡ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺘ‬
‫ﹶ‬ ‫ﹶ‬
‫ﻜ‬ ‫إ َّن ا ّٰ َ ﻭﻣﻼ ﹺ‬
‫ﹶﺋ‬
‫ِِ‬ ‫ﹶ‬ ‫ﹸ‬ ‫ﹸ‬ ‫ﹶ ﹶ‬ ‫ِ‬
‫ﹶﻭ َسل ِ ُموﺍ ﺗﹶﺴ ﹺﻠﻴﲈ‪ .‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬﻢ َص ّل ﹶﻋ ﹶﲆ ﹸﳏﹶﻤ ﹴﺪ ﹶﻭ ﹶﻋ ﹶﲆ ﹺ‬ ‫ّ‬
‫ﺁﻝ ﹸﳏ ﹶ ﱠﻤ ﹴﺪ ﻛ ﹶﹶﲈ ﹶﺻ ﱠﻠ ﹾﻴ ﹶﺖ ﹶﻋ ﹶﲆ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ ِ‬ ‫ﹾ ﹰ‬
‫ﺎﺭ ﹾﻙ ﹶﻋ ﹶﲆ ﹸﳏﹶﻤ ﹴﺪ ﹶﻭ ﹶﻋ ﹶﲆ ﹺ‬ ‫ﺍﻫ ﹾﻴ ﹶﻢ‪ ،‬ﺇﹺﻧ ﹶﱠﻚ ﹶﲪﹺ ﹾﻴﺪﹲ ﹶ ﹺﳎ ﹾﻴﺪﹲ ‪ .‬ﹶﻭ ﹶﺑ ﹺ‬ ‫ﺁﻝ ﺇﹺﺑﺮ ﹺ‬ ‫ﺍﻫ ﹾﻴﻢ ﹶﻭ ﹶﻋ ﹶﲆ ﹺ‬ ‫ﹺ‬
‫ﺁﻝ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﹾﹶ‬ ‫ﺇﹺ ﹾﺑ ﹶﺮ ﹶ‬
‫ﺍﻫ ﹾﻴ ﹶﻢ‪ ،‬ﺇﹺﻧ ﹶﱠﻚ ﹶﲪﹺ ﹾﻴﺪﹲ ﹶ ﹺﳎ ﹾﻴﺪﹲ ‪.‬‬
‫ﺁﻝ ﺇﹺﺑﺮ ﹺ‬ ‫ﹺ‬ ‫ﹺ‬
‫ﹾﺖ ﹶﻋ ﹶﲆ ﺇﹺ ﹾﺑ ﹶﺮﺍﻫ ﹾﻴ ﹶﻢ ﹶﻭ ﹶﻋ ﹶﲆ ﹾ ﹶ‬ ‫ﹸﳏ ﹶ ﱠﻤ ﹴﺪ ﻛ ﹶﹶﲈ ﹶﺑ ﹶﺎﺭﻛ ﹶ‬
‫ﲔ‪،‬‬ ‫ﻼ ﹶﻡ ﹶﻭﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹺﻤ ﹾ ﹶ‬ ‫ﲔ‪ ،‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹶﺃ ﹺﻋ ﱠﺰ ﹺ‬
‫ﺍﻹ ﹾﺳ ﹶ‬ ‫ﻼ ﹶﻡ ﹶﻭﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴ ﹺﻠ ﹺﻤ ﹾ ﹶ‬ ‫ﺍﻹ ﹾﺳ ﹶ‬ ‫ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹶﺃ ﹺﻋ ﱠﺰ ﹺ‬
‫ك ﻣﻜ ﹴ‬ ‫ﹺ ﹺ ﹺ ُّ‬ ‫ﲔ‪ ،‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠﻬﻢ ﺍﺣ ﹶﻔ ﹺ‬ ‫ﹺﹺ‬ ‫ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹶﺃ ﹺﻋ ﱠﺰ ﹺ‬
‫ﹶﺎﻥ‪.‬‬ ‫ﲔﰲ ِ ﹶ‬ ‫ﻆ ﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴﻠﻤ ﹾ ﹶ‬ ‫ﻼ ﹶﻡ ﹶﻭﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴﻠﻤ ﹾ ﹶ ﹸ ﱠ ﹾ‬ ‫ﺍﻹ ﹾﺳ ﹶ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹸﻛ ﹾﻦ ﻟـ ﹸﹶﻬ ﹾﻢ ُمؤ ّي ِ ًدا ﹶﻭﻧ ﹺﹶﺼ ﹾ ﹰﲑﺍ ﹶﻭ ﹶﻇ ﹺﻬ ﹾ ﹰﲑﺍ‪ ،‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹸﻛ ﹾﻦ ﻟـ ﹸﹶﻬ ﹾﻢ ُمؤ ّي ِ ًدا ﹶﻭﻧ ﹺﹶﺼ ﹾ ﹰﲑﺍ‬
‫ﹶﺎﺏ‪،‬‬ ‫ﹶﻭ ﹶﻇ ﹺﻬ ﹾ ﹰﲑﺍ‪ ،‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹸﻛ ﹾﻦ ﻟـ ﹸﹶﻬ ﹾﻢ ﹸﻣ ﹶﺆ ﱢﻳﺪﹰ ﺍ ﹶﻭﻧ ﹺﹶﺼ ﹾ ﹰﲑﺍ ﹶﻭ ﹶﻇ ﹺﻬ ﹾ ﹰﲑﺍ‪ .‬ﹶﺍﻟ ﱣﻠ ﹸﻬ ﱠﻢ ﹸﻣﻨ ﹺﹾﺰ ﹶﻝ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻜﺘ ﹺ‬
‫ﹾﴫ‬ ‫الِيْن ﹶﻭﺍﻧ ﹸ ﹺ‬ ‫ﺍﺏ ﺍﻫ ﹺﺰﻡ ﹶﺃ ﹾﻋــﺪﹶ ﺍﺀ ﹶﻙ ﹶﺃ ﹾﻋــﺪﹶ ﺍﺀ ّ‬
‫ﹶ‬ ‫ﹶ‬ ‫ﺎﺯ ﹶﻡ ﹾﺍﻷﹶ ﹾﺣـ ﹶـﺰ ﹺ ﹾ ﹾ‬ ‫ﺎﺏ ﹶﻫ ﹺ‬ ‫ﺍﻟﺴ ﹶﺤ ﹺ‬ ‫ﹸﳎ ﹾ ﹺﺮ ﹶﻱ ﱠ‬
‫ِ‬
‫ﲔ‬‫ﺍﲪﹺ ﹾ ﹶ‬‫ﲔ ﹶﻋ ﹶﻠﻴ ﹺﻬﻢ ﻳﺎ ﹶﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮ ﹺ‬
‫ﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹾﺴﻠﻤ ﹾ ﹶ ﹾ ﹾ ﹶ ﹾ ﹶ ﹶ ﱠ‬
‫ﹺﹺ‬

‫‪8‬‬ ‫‪Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M‬‬


Suplemen Shalat IedKhutbah Idul Fithri

TATA CARA SHALAT IED


Disusun oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

S
halat ‘ied merupakan shalat yang dilakukan setahun
dua kali, yaitu ‘iedul Fithri dan ‘iedul Adh-ha. Karena
keagungan kedua shalat ini, maka Nabi dan para sahabat
melakukannya di tanah lapang. Inilah tata-cara shalat ‘ied yang
perlu kita ketahui:
1. Shalat dilakukan sebelum khutbah.
Dari Ibnu ‘Umar c , ia mengatakan:

‫ ﹸﻳ ﹶﺼ ﱡﻠ ﹶ‬a ‫ ﹶﻭ ﹶﺃ ﹸﺑﻮ ﹶﺑﻜ ﹴﹾﺮ ﹶﻭ ﹸﻋ ﹶﻤ ﹸﺮ‬b ِ ّٰ ‫ﻮﻝ ا‬


‫ﻮﻥ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻌﻴﺪﹶ ﹾﻳ ﹺﻦ‬ ‫ﹶﺎﻥ ﹶﺭ ﹸﺳ ﹸ‬‫ﻛ ﹶ‬
‫ﺍﳋﹸ ﹾﻄ ﹶﺒ ﹺﺔ‬
‫ﹶﻗ ﹾﺒ ﹶﻞ ﹾ‬
Nabi n dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar c biasa
melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah (HR. Al-Bukhâri,
no. 963 dan Muslim, no. 888)

2. Tidak ada shalat sunnah qabliyah ‘ied dan ba’diyah ‘ied.


Dari Ibnu ‘Abbas c , ia berkata:

‫ ﹶﺧ ﹶﺮ ﹶﺝ ﹶﻳ ﹾﻮ ﹶﻡ ﹶﺃ ﹾﺿ ﹶﺤﻰ ﹶﺃ ﹾﻭ ﻓﹺ ﹾﻄ ﹴﺮ ﹶﻓ ﹶﺼ ﱠﲆ ﹶﺭ ﹾﻛ ﹶﻌﺘ ﹾ ﹺ‬b ِ ّٰ ‫ﻮﻝ ا‬


‫ﹶﲔ ﹶ ﹾﱂ‬ ‫ﹶﺃ ﱠﻥ ﹶﺭ ﹸﺳ ﹶ‬
ّ
‫يُ َص ِل ﹶﻗ ﹾﺒ ﹶﻠ ﹶﻬﺎ ﹶﻭﻻﹶ ﹶﺑ ﹾﻌﺪﹶ ﹶﻫﺎ‬
Rasûlullâh n keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri,
lalu Beliau n mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, (namun)
beliau tidak mengerjakan shalat qabliyah maupun ba’diyah
‘ied. (HR. Al-Bukhâri, no. 964 dan Muslim, no. 884)

Bonus
Bonus Majalah
Majalah As-Sunnah
As-Sunnah Edisi
Edisi 04/Thn
04/Thn XIX/Syawwal
XIX/Syawwal 1436H/Agustus
1436H/Agustus 2015M
2015M 9 999
Khutbah Idul FithriSuplemen Shalat Ied
3. Shalat ‘ied tidak diawali dengan adzan dan iqamah.
Dari Jâbir bin Samurah z , ia berkata:

‫ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻌﻴﺪﹶ ﹾﻳ ﹺﻦ ﹶﻏ ﹾﲑ ﹶﻣ ﱠﺮ ﹴﺓ ﹶﻭﻻﹶ ﹶﻣ ﱠﺮﺗ ﹾ ﹺ‬b ِ ّٰ ‫ﻮﻝ ا‬


‫ﹶﲔ‬ ‫ﹶﺻ ﱠﻠ ﹾﻴ ﹸﺖ ﻣ ﹶﻊ ﺭﺳ ﹺ‬
‫ﹶ ﹶ ﹸ‬
‫ﹶ‬
.‫ﺍﻥ ﹶﻭﻻﹶ ﺇﹺ ﹶﻗﺎ ﹶﻣ ﹴﺔ‬
‫ﺑﹺ ﹶﻐ ﹺﲑ ﹶﺃ ﹶﺫ ﹴ‬
‫ﹾ‬
Aku telah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul
Adha) bersama Rasûlullâh n bukan hanya sekali atau dua
kali, tanpa adzan maupun iqamah. (HR. Muslim, no. 887)

Ibnul Qayyim t mengatakan, “Jika Nabi n sampai ke


tempat shalat, Beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa
ada adzan dan iqamah. Juga ketika itu untuk menyeru
jama’ah tidak ada ucapan “Ash Shalâtul Jâm’iah.” Yang
termasuk ajaran Nabi n adalah tidak melakukan hal-hal
semacam tadi.” (Zâdul Ma’âd, 1/425)

4. Imam menghadap sutrah (pembatas).


Sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut ini:

‫ ﹶﻭﺍ ﹾﻟ ﹶﻌﻨ ﹶﹶﺰ ﹸﺓ‬، ‫ ﹶﻳ ﹾﻐﺪﹸ ﻭ ﺇﹺ ﹶﱃ ﺍ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹶﺼ ﱠﲆ‬b ‫ﹶﺎﻥ ﺍﻟﻨﱠﺒﹺ ﱡﻰ‬‫ﹶﻋ ﹺﻦ ﺍ ﹾﺑ ﹺﻦ ﹸﻋ ﹶﻤ ﹶﺮ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ ﻛ ﹶ‬
ّ َ
‫ﲔ ﹶﻳﺪﹶ ﹾﻳ ﹺﻪ ف ُي َص ِل ﺇﹺ ﹶﻟ ﹾﻴ ﹶﻬﺎ‬
‫ﺐ ﺑﹺﺎ ﹾﻟ ﹸـﻤ ﹶﺼ ﱠﲆ ﹶﺑ ﹾ ﹶ‬ ‫ﺑ ﹶ ﹺ‬
‫ ﹸ ﹾﲢ ﹶﻤ ﹸﻞ ﹶﻭ ﹸﺗﻨ ﹶﹾﺼ ﹸ‬، ‫ﲔ ﹶﻳﺪﹶ ﹾﻳﻪ‬‫ﹶﹾ‬
Dari Ibnu ‘Umar c , dia berkata bahwa Nabi n berangkat
menuju mushalla (lapangan tempat shalat), dan tombak
kecil ada ditangannya. Beliau n membawanya dan
menancapkannya di depannya di lapangan, lalu ia shalat
menghadapnya. (HR. Al-Bukhâri, no. 973 dan Muslim,
no. 501)

10 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M


Suplemen Shalat IedKhutbah Idul Fithri

5. Jumlah raka’atnya adalah dua raka’at berdasarkan ijma’


Umar bin al-Khaththab z berkata:

‫ ﻭﺻ ﹶﻼ ﹸﺓ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻔ ﹾﻄ ﹺﺮ ﺭ ﹾﻛﻌﺘ ﹺ‬،‫ﹶﺎﻥ‬
‫ﺍﳉﻤﻌ ﹺﺔ ﺭ ﹾﻛﻌﺘ ﹺ‬
‫ ﹶﻭ ﹶﺻ ﹶﻼ ﹸﺓ‬،‫ﹶﺎﻥ‬ ‫ﹶ ﹶ‬ ‫ﹶ ﹶ‬ ‫ﹶﺻ ﹶﻼ ﹸﺓ ﹾ ﹸ ﹸ ﹶ ﹶ ﹶ‬
‫ﴫ‬ ‫ ﻭﺻ ﹶﻼ ﹸﺓ ﺍﻟﺴ ﹶﻔ ﹺﺮ ﺭ ﹾﻛﻌﺘ ﹺ‬،‫ﹶﺎﻥ‬
‫ﹶﺎﻥ ﹶﲤﹶﺎ ﹲﻡ ﹶﻏ ﹾ ﹸﲑ ﹶﻗ ﹾ ﹴ‬ ‫ﹾﺍﻷﹶ ﹾﺿﺤﻰ ﺭ ﹾﻛﻌﺘ ﹺ‬
‫ﱠ ﹶ ﹶ‬ ‫ﹶ ﹶ‬ ‫ﹶ ﹶ ﹶ‬
b‫ﺎﻥ ﹸﳏ ﹶ ﱠﻤ ﹴﺪ‬
‫ﹶﻋ ﹶﲆ ﻟﹺﺴ ﹺ‬
‫ﹶ‬
Shalat Jum’at dua raka’at, shalat Fithri dua raka’at, shalat
Adh-ha dua raka’at, shalat safar dua raka’at, sempurna,
tidak kurang, berdasarkan sabda Nabi Muhammad n
(HR. An-Nasâ’i, 1419; Ibnu Mâjah, no. 1063; Ahmad, 1/37.
Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani t)

6. Pada raka’at 1 ada 7 kali takbîr dan pada raka’at 2 ada


5 kali takbîr.
Dalam hadits dijelaskan:

ُّ‫ك‬ َ ُ ‫ﹶ ﹶ‬ ّٰ ‫ﹶ‬
‫ب ﹺﰲ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻔ ﹾﻄ ﹺﺮ‬ ِ ‫ـﺎﻥ ي‬ ‫ ﻛـ‬b ِ ‫ـﻮﻝ ا‬ ‫ ﹶﺃ ﱠﻥ ﹶﺭ ﹸﺳـ‬،‫ﹶﻋ ﹾﻦ ﹶﻋ ﹺﺎﺋ ﹶﺸ ﹶﺔ‬
‫ ﹶﻭ ﹺﰲ ﺍﻟ ﱠﺜﺎﻧﹺ ﹶﻴ ﹺﺔ ﹶ ﹾ‬،‫ﺍﺕ‬
‫ﲬ ﹰﺴﺎ‬ ‫ﻭﱃ ﺳﺒﻊ ﹶﺗﻜﹾﺒﹺﲑ ﹴ‬
‫ﹶ‬ ‫ ﹺﰲ ﹾﺍﻷﹸ ﹶ ﹶ ﹾ ﹶ‬،‫ﹶﻭ ﹾﺍﻷﹶ ﹾﺿ ﹶﺤﻰ‬
Dari ‘Aisyah, dia berkata bahwa Rasûlullâh n bertakbîr
di dalam (shalat) Fithri dan Adh-ha, pada raka’at pertama
tujuh kali takbîr, dan pada raka’at kedua lima kali. (HR. Abu
Dâwud, no. 1149, 1150; Ibnu Mâjah, no. 1280; Ahmad,
6/70. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani t )

Para Ulama berbeda pendapat, apakah takbîratul ihrâm


masuk dalam hitungan tujuh takbir itu ataukah tidak?
 Takbîratul ihrâm masuk dalam hitungan 7 takbîr
sedangkan takbîr intiqâl tidak masuk hitungan 5 kali

Bonus
Bonus Majalah
Majalah As-Sunnah
As-Sunnah Edisi
Edisi 04/Thn
04/Thn XIX/Syawwal
XIX/Syawwal 1436H/Agustus
1436H/Agustus 2015M
2015M 111111
11 11
Khutbah Idul FithriSuplemen Shalat Ied

takbîr pada raka’at kedua. Ini diriwayatkan dari Ibnu


Abbâs z , dan merupakan pendapat Ibnu Qudâmah
serta Ibnu Bâz. (Lihat: Al-Irwâ’ 3/111; Shalâtul Mukmin,
2/475; Catatan kaki Shalâtul Mukmin 2/477, no. 166)

 Takbîratul ihrâm tidak masuk 7 takbir. Ini adalah


pendapat Al-Auzâ’i, Asy-Syâfi’i, Ibnul Qayyim, dan Al-
Baghawi. (Lihat: Catatan kaki Shalâtul Mukmin 2/477
dan Ahkâmul ‘Iedain. 46)

Yang rajih adalah pendapat pertama, karena dilakukan


oleh Sahabat, yaitu Ibnu Abbâs z , sebagaimana
riwayat berikut ini:

‫ ﹺﰲ ﹾﺍﻷﹸ ﹶ‬،‫ﻴﺪ‬ ‫ب ﹺﰲ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻌ ﹺ‬ َ ُ ‫ﹶ‬


ُّ‫ك‬ ‫ﹶﻋ ﹺﻦ ﺍ ﹾﺑ ﹺﻦ ﹶﻋ ﱠﺒ ﹴ‬
‫ﻭﱃ ﹶﺳ ﹾﺒ ﹶﻊ‬ ِ ‫ﹶﺎﻥ ي‬ ‫ﺎﺱ ﹶﺃ ﱠﻧ ﹸﻪ ﻛ‬
‫ ﹶﻭ ﹺﰲ ﹾﺍﻵ ﹺﺧ ﹶﺮ ﹺﺓ ﹺﺳﺘﺎ ﺑﹺ ﹶﺘﻜﹾﺒﹺ ﹶﲑ ﹺﺓ‬،‫ﹶﺎﺡ‬‫ﺍﻻ ﹾﻓﺘﹺﺘ ﹺ‬ ‫ﺍﺕ ﺑﹺ ﹶﺘﻜﹾﺒﹺﲑ ﹺﺓ ﹺ‬
‫ﹶ‬
‫ﹶﺗﻜﹾﺒﹺﲑ ﹴ‬
‫ﹶ‬
‫ ﹸﻛ ﱡﻠ ﹸﻬ ﱠﻦ ﹶﻗ ﹾﺒ ﹶﻞ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻘ ﹶﺮﺍ ﹶﺀ ﹺﺓ‬،‫ﺍﻟﺮ ﹾﻛ ﹶﻌ ﹺﺔ‬
‫ﱠ‬
Dari Ibnu Abbâs z , bahwa dia biasa bertakbir di
dalam (shalat) ‘ied, pada raka’at pertama tujuh takbir
dengan takbir iftitâh, dan pada raka’at yang akhir
enam takbîr dengan takbîr ruku’, semuanya sebelum
membaca. (HR. Ibnu Abi Syaibah, no. 5704; Al-Firyabi,
1/136; Hadits ini dinilai shahih oleh syaikh al-Albani
t dalam Irwâ’ul Ghalîl, 3/111)

7. Apakah orang yang shalat mengangkat tangan ketika


takbîr zaidât (tambahan) tersebut?

 Ya. Ini adalah pendapat Ibnu Qudâmah, Athâ’, Auzâ’i,


Abu Hanîfah, Syâfi’i, Ahmad, dan Ibnu Bâz. Dan
diriwayatkan dari Umar z , Ibnu Umar c , dan
Ibnu Abbas c .

12 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M


Suplemen Shalat IedKhutbah Idul Fithri

Ibnul Qayyim t mengatakan, “Ibnu ‘Umar c yang


dikenal sangat meneladani Nabi n biasa mengangkat
tangannya dalam setiap takbîr”. (Zâdul Ma’âd, 1/425)

 Tidak. Ini adalah pendapat Imam Mâlik dan ats-Tsauri


(lihat, catatan kaki shalâtul Mukmin 2/476)

8. Adakah ada bacaan tertentu disela-sela takbîr-takbîr


itu?

 Tidak. Ini adalah pendapat Imam Mâlik, ats-Tsauri


(lihat, catatan kaki shalâtul Mukmin, 2/476)
 Ya. Ibnu Mas’ûd z mengatakan, “Di antara tiap
takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allâh.”
(Dikeluarkan oleh al-Baihaqi (3/291). Syaikh ‘Ali Hasan
‘Ali ‘Abdul Hamid t mengatakan bahwa sanad
hadits ini qawiy (kuat). (Lihat Ahkâmul ‘Iedain, Syaikh
‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, hlm. 21, al-Maktabah al
Islami, cetakan pertama, tahun 1405 H)

9. Kapan doa iftitâh?

 Takbîratul ihrâm, lalu doa iftitah, lalu takbîr 6 kali.


(Shalâtul Mukmin 2/474). Ini adalah pendapat imam
Ahmad yang masyhur dan Imam Syâfi’i (lihat, catatan
kaki Shalâtul Mukmin, 2/475)
 Takbîratul ihrâm, lalu takbîr 6 kali, lalu doa iftitah.
Pendapat Ahmad yang lain dan yang dipilih al-Khalâl.
Juga pendapat al-Auzâ’i, masyhur dari Syâfi’i (Lihat,
catatan kaki Shalâtul Mukmin, 2/475)

10. Membaca ta’awudz, lalu al-Fâtihah


Namun Abu Yusuf berpendapat bahwa ta’awudz itu dibaca
sebelum takbîr. (Catatan kaki Shalatul Mukmin 2/475)
Bonus
Bonus Majalah
Majalah As-Sunnah
As-Sunnah Edisi
Edisi 04/Thn
04/Thn XIX/Syawwal
XIX/Syawwal 1436H/Agustus
1436H/Agustus 2015M
2015M 1313
13 13
Khutbah Idul FithriSuplemen Shalat Ied

11. Disunnahkan membaca:


 Surat Al-A’la dan Surat al-Ghâsyiyah (HR. Muslim, no.
878)
 atau Surat Qâf dan Surat al-Qomar (HR. Muslim, no.
891)

12. Khutbah Ied:


Berapa kali khutbah ‘ied? Para Ulama berbeda pendapat:
 Sekali. Ini berdasarkan hadits-hadits yang shahih, dan
ini yang rajih.
 Dua kali atau diselingi duduk. Berdasarkan hadits
riwayat Ibnu Majah, namun hadits ini dha’îf.

13. Jama’ah dianjurkan mendengarkan khutbah.


Hukum mendengarkan khutbah ‘ied adalah sunnah,
bukan wajib, berdasarkan hadits Abdullah bin Saib z
yang berkata:
ّٰ ‫ﹺ‬
‫ ﹶﻓ ﹶﺼ ﱠﲆ ﺑﹺﻨﹶﺎ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻌﻴﺪﹶ ﹸﺛ ﱠﻢ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ‬b ِ ‫ﻮﻝ ا‬ ‫ﴬ ﹸﺕ ﺍ ﹾﻟ ﹺﻌﻴﺪﹶ ﹶﻣ ﹶﻊ ﹶﺭ ﹸﺳ‬ ‫ﹶﺣ ﹶ ﹾ‬
‫ﳚ ﹺﻠ ﹶﺲ ﻟﹺ ﹾﻠ ﹸﺨ ﹾﻄ ﹶﺒ ﹺﺔ ﹶﻓ ﹾﻠ ﹶﻴ ﹾﺠ ﹺﻠ ﹾﺲ‬
‫ﺐ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶ ﹾ‬ ‫ﻼ ﹶﺓ ﹶﻓ ﹶﻤ ﹾﻦ ﹶﺃ ﹶﺣ ﱠ‬‫ﺍﻟﺼ ﹶ‬ ‫ﹶﻗﺪﹾ ﹶﻗ ﹶﻀ ﹾﻴﻨﹶﺎ ﱠ‬
‫ﺐ‬‫ﺐ ﹶﻓ ﹾﻠ ﹶﻴ ﹾﺬ ﹶﻫ ﹾ‬ ‫ﺐ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻳ ﹾﺬ ﹶﻫ ﹶ‬‫ﹶﻭ ﹶﻣ ﹾﻦ ﹶﺃ ﹶﺣ ﱠ‬
Aku menghadiri ‘ied bersama Rasûlullâh n , lalu Beliau
melaksanakan shalat ‘ied mengimami kami. Kemudian
Beliau bersabda, “Kita telah menyelesaikan shalat, maka
barangsiapa mau duduk untuk mendengarkan khutbah,
silahkan duduk, dan barangsiapa mau pergi silahkan
dia pergi”. (HR. Abu Dawud, no. 1155; Nasai 3/185; Ibnu
Majah, no. 1290. Hadits ini dinilai shahih oleh syaikh al-
Albani t )

14 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M


Suplemen Shalat IedKhutbah Idul Fithri
Syaikh ‘Adil bin Yusuf al-‘Azzazi berkata, “Ini menunjukkan
bahwa mendengarkan khutbah ‘ied hukumnya sunnah,
bukan wajib. Tetapi yang lebih utama adalah menghadiri
(khutbah), mengambil manfaat, dan menampakkan syi’ar
persatuan”. (Tamâmul Minnah 2/49)

14. Bila Hari ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at


Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Ramlah asy-Syâmiy, ia
berkata, “Aku pernah menemani Mu’âwiyah bin Abi Sufyân
dan ia bertanya pada Zaid bin Arqam:
‫ﹺ‬ ّٰ ‫ﹺ‬
‫ﺍﺟﺘ ﹶﹶﻤ ﹶﻌﺎ ﹺﰱ ﹶﻳ ﹾﻮ ﹴﻡ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ‬
‫ ﻋﻴﺪﹶ ﹾﻳ ﹺﻦ ﹾ‬b ِ ‫ﻮﻝ ا‬ ‫ﹶﺃ ﹶﺷ ﹺﻬﺪﹾ ﹶﺕ ﹶﻣ ﹶﻊ ﹶﺭ ﹸﺳ‬
‫ﺍﳉ ﹸﻤ ﹶﻌ ﹺﺔ‬
‫ﺺ ﹺﰱ ﹾ ﹸ‬
‫ﹺ‬
‫ﻒ ﹶﺻﻨ ﹶﹶﻊ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ ﹶﺻ ﱠﲆ ﺍ ﹾﻟﻌﻴﺪﹶ ﹸﺛ ﱠﻢ ﹶﺭ ﱠﺧ ﹶ‬ ‫ ﹶﻗ ﹶﺎﻝ ﹶﻓ ﹶﻜ ﹾﻴ ﹶ‬.‫ﹶﻧ ﹶﻌ ﹾﻢ‬
ّ َْ ّ َ ُ ‫ﹶ‬
.« ‫ل فل ُي َص ِل‬َ ِ ‫ﹶﻓ ﹶﻘ ﹶﺎﻝ » ﹶﻣ ﹾﻦ ﹶﺷﺎ ﹶﺀ ﺃ ﹾﻥ يص‬
Apakah engkau pernah menyaksikan Rasûlullâh n bertemu
dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu
dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Ya”, jawab Zaid.
Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang Beliau
n lakukan ketika itu?” “Beliau n melaksanakan shalat
‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat
Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi n bersabda, “Siapa yang
mau shalat Jum’at, maka silakan melaksanakannya.” (HR.
Abu Dawud no. 1070, Ibnu Majah no. 1310)

Inilah sedikit penjelasan tentang tata-cara shalat ‘ied,


semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam.

Bonus
Bonus Majalah
Majalah As-Sunnah
As-Sunnah Edisi
Edisi 04/Thn
04/Thn XIX/Syawwal
XIX/Syawwal 1436H/Agustus
1436H/Agustus 2015M
2015M 15
15
15 15
Khutbah Idul Fithri FATAWA

Berkurban itu Sunnah


Bolehkah berhutang untuk melaksanakannya?
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin t pernah ditanya:
Apakah hukum ibadah kurban itu? Dan bolehkah seseorang
berhutang agar bisa melaksanakan ibadah kurban?

Beliau t menjawab:
Melaksanakan ibadah kurban itu hukumnya sunnah mu’akkad
(sunnah yang sangat ditekankan) bagi yang memiliki kemampuan
untuk melaksanakannya, bahkan sebagian ahli ilmu berpendapat
bahwa ibadah kurban itu hukumnya wajib.
Di antara para Ulama yang mengatakan hukumnya wajib yaitu Imam
Abu Hanîfah dan para Sahabat Beliau. Hukum wajib ini merupakan
riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal t dan ini juga dipilih oleh
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t . Berdasarkan keterangan ini maka
tidak sepantasnya orang yang memiliki kemampuan meninggalkan
ibadah ini.
Adapun orang yang tidak memiliki harta, maka tidak sepantasnya
dia berhutang agar bisa melaksanakan ibadah kurban ini, karena dia
akan tersibukkan dengan hutang, sementara dia juga tidak tahu,
apakah dia akan mampu membayar hutang itu atau tidak? Namun
bagi yang memiliki kemampuan, maka dia tidak sepantasnya dia
meninggalkannya, karena hukumnya sunnah.
Ibadah kurban itu sebenarnya dilakukan atas nama orang yang
berkurban dan keluarganya, sebagaimana yang dilakukan Rasûlullâh
n . Beliau n berkurban dengan seekor kambing atas nama dirinya
dan keluarganya.
Jika seseorang berkurban dengan seekor kambing atas nama
diri dan keluarga, maka itu sudah cukup untuk semua keluarganya,
baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Jadi, tidak
perlu mengkhususkan atas nama orang yang sudah meninggal
saja sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Mereka
mengkhususkan ibadah kurban hanya atas nama orang yang sudah
meninggal, tanpa menyertakan diri dan keluarga mereka. Namun jika
si masyit itu berwasiat agar dilakukan ibadah kurban atas nama dia,
maka itu harus dilaksanakan. Wallahu a’lam.

Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Syaikh Muhammad


bin Shalih al-Utsaimin, 15/17

16 Bonus Majalah As-Sunnah Edisi 04/Thn XIX/Syawwal 1436H/Agustus 2015M

Anda mungkin juga menyukai