Anda di halaman 1dari 20

AT M O S F E R B U M I D A N H U B U N G A N Y A D E N G A N

S A T A B I L I T A S AT M O S F E R

OLEH :

HARJAN H ODE DANA

M 1 A 11 9 1 0 6

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

U N I V E R S I T A S H AL U O L E O

KENDARI

20 2 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan


dan Salah satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi
sebagai lapisan pelindung yang melindungi  makhluk hidup hidup
Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda  yang tersusun secara
berlapis satu diatas yang lainnya dan Persis sebagai mana
dipaparkan dalam al-Qur’an surat Al-"aqarah ayat 29 yang
menyatakan bahwa atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Bumi merupakan tempat tinggal segala jenis makhluk hidup Salah


satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Atmosfer terdiri
darilapisan yang berbeda yang tersusun secara berlapis satu
diatas yang lainnya

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi.


atmosfer terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan troposfer,
stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer.

Hujan lebat merupakan fenomena cuaca yang dapat


menimbulkan resiko bagi kehidupan manusia seperti banjir.
Hujan lebat disebabkan oleh ketidak stabilan atmosfer. Untuk
mengetahui stabil atau labilnya kondisi atmosfer dapat
menggunakan cara analisis indeks stabilitas udara. Menganalisis
indeks stabiltas udara dapat membantu dalam memprediksi
peluang terjadinya hujan lebat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan atmosfer bumi?


2. Apa komposisi dari atmosfer?
3. Bagaimana hubungan atmosfer bumi dengan stabilitas
atmosfer?
4. Bagaimana struktur vertical atmosfer?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu atmosfer bumi
2. Untuk mengetahui komposisi dari atmosfer
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan atmosfer bumi
dengan stabilitas atmosfer
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur vertical atmosfer
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Atmosfer Bumi

Atmosfer bumi adalah lapisan gas yang melingkupi bumi,


dari permukaannya sampai jauh di luar angkasa. Ketinggian
atmosfer antara ketinggian 0 km di atas permukaan  tanah hingga
pada ketinggian sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Susunan atmosfer terdiri dari lapisan yang di bedakan berdasarkan
komposisi, reaksi kimia, ionisasi, dan tingkatan suhunya.
Berdasarkan suhunya, atmosfer tersusun dari lima lapisan dengan
suhu yang berbeda-beda yaitu troposfer, trastosfer, mesofer,
termosfer dan eksosfer. Lapisan atmosfer paling atas sangat tipis
dan renggang sehingga partikel yang bergerak bebas dapat lepas
dari tarikan gravitasi bumi dan tertiup ke ruang angkasa oleh  angin
surya. Sebaliknya, kondisi lapisan atmosfer paling bawah sangat
tebal dan terdiri dari gas,  air, dan debu yang menyebabkan
terjadinya hujan serta perubahan musim dan cuaca. Lapisan
troposfer dan stratosfer di gunakan sebagai jalur
transportasi bagi pesawat terbang.

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal


dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi.
Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer
bumi.Atmosfer tersusun dari komposisi nitrogen, oksigen, argon,
dan karbon dioksida serta gas-gas lainnya. Komposisi nitrogen di
dalam atmosfer adalah 78  % dari keseluruhan gas penyusun
atmosfer. Komposisi oksigen sebesar 21  %, argon 0,9 %, dan
karbon dioksida 0,03  %. Selebihnya merupakan gas-gas lain
seperti helium, hidrogen, xenon, ozon, uap air, dan partikel debu
atau aerosol. Massa atmosfer sekitar 5 x 1018  kg dengan 75 %
dari total massa berada di lapisan troposfer. Semakin tinggi
lapisan atmosfer maka massanya semakin kecil dan tekanan
atmosfer juga semakin kecil.

1. Lapisan Atmosfer

a. Troposfer

Lapisan troposfer terbentang mulai dari permukaan bumi


sampai ketinggian sekitar 0–12 km. Kandungan troposfer
mencakup lebih dari 75  % massa gas, air dan debu dari
keseluruhan lapisan atmosfer. Troposfer merupakan tempat
terjadinya perubahan cuaca. Peningkatan suhu troposfer
sangat dipengaruhi oleh pemanasan global. Pada lapisan
troposfer, hubungan antara suhu udara dan ketinggian adalah
berbanding terbalik. Suhu udara akan menurun bila
ketinggian lapisan troposfer meningkat. Fenomena troposfer
teramati dari perbedaan suhu antara puncak  pegunungan dan
pantai atau dataran rendah. Suhu puncak pegunungan lebih
rendah bila dibandingkan dengan suhu pantai atau dataran
rendah.

Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran


gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di  bumi.
Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain.
Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini
adalah yang paling tipis (kurang lebih 15  km dari permukaan
tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca,
perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan
kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu
udara pada permukaan air laut sekitar 30 derajat Celsius,
dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap
kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai
dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca
seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.

Oleh sebab itu di lapisan inilah lokasi berlangsungnya


peristiwa cuaca. Mulai dari cuaca hujan, angin, salju,
kemarau, dan cuaca yang lainnya. Ciri-ciri dari lapisan
troposfer adalah sebagai berikut:

 Pada umumnya, lapisan ini merupakan lapisan yang


paling tipis dengan memiliki ketebalan sekitar 12 km
dari permukaan tanah.
 Ketinggian dari troposfer berbeda-beda di setiap
tempat.
 Pada daerah kutub, ketinggian lapisan ini sekitar 8 km
serta di daerah khatulistiwa atau daerah ekuator dapat
mencapai hingga ketinggian 16 km.
 Lapisan troposfer merupakan lapisan yang berkaitan
langsung dengan permukaan bumi serta dipakai sebagai
tempat tinggal untuk berbagai jenis makhluk hidup.
 Tempat berlangsungnya peristiwa cuaca serta iklim,
seperti hujan, angin, petir, dan juga awan.
 Di dalam lapisan roposfer terdapat lapisan tropopause
yang merupakan lapisan antara troposfer serta
stratosfer.
 Setiap kenaikan 100 meter, suhunya akan turun menjadi
0,5°-0,6° C.
 Puncak troposfer mempunyai temperatur hingga
mencapai minus 600 C.
 Di dalam lapisan troposfer berlangsung gejala cuaca
seperti berlangsungnya hujan, angin, halilintar,
munculnya pelangi, serta halo. Oleh sebab itu, lapisan
ini sangat penting untuk kehidupan di bumi.
 Lapisan troposfer terdiri atas: Lapisan planetair 0-1 km
Lapisan konveksi 1-8 km, Lapisan tropopause 8-12km
(adalah pembatas antara troposfer dengan stratosfer,
pada lapisan ini aktivitas udara secara vertikal
(konveksi) berhenti)

Campuran gasnya sendiri sesungguhnya paling ideal sebab


dapat menopang seluruh kehidupan yang ada di bumi.
Lapisan ini juga melindungi sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh berbagai benda langit lain. Dibanding
lapisan atmosfer lain, lapisan troposfer ini sendiri paling tipis
jika dibandingkan dengan lapisan lainnya (berjarak kurang
lebih 15 km dari permukaan tanah).

Pada lapisan ini, terjadinya beragam cuaca serta


perubahan suhu yang mendadak, angin, kelembapan serta
berbagai tekanan yang di rasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Suhu udara di permukaan air laut sendiri mencapai
sekitar 30 derajat Celsius yang kian naik ke atas, kian
menurun suhunya. Tiap kenaikan 100m sendiri suhu
kemudian berkurang sebanyak 0,61 derajat Celsius.

Pada lapisan ini terjadilah peristiwa cuaca seperti angin,


musim salju, hujan,   kemarau, dan sebagainya. Tinggi
terendah sebagai bagian terhangat dari troposfer, karenanya
permukaan bumi kemudian menyerap radiasi panas dari
matahari hingga kemudian menyalurkan panasnya ke udara.

Biasanya, jika ketinggian ditambah, suhu udara kemudian


akan berkurang dari 17 ℃ hingga -52℃. Pada permukaan bumi
tertentu, seperti dataran tinggi dan daerah pegunungan
kemudian akan menyebabkan anomali terhadap gradien suhu
tersebut. Di antara “troposfer” dan “stratosfer” sendiri
terdapat lapisan yang disebut juga sebagai   lapisan
“Tropopause”, yang kemudian membatasi lapisan stratosfer
dan troposfer.

Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang


paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi
menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan
panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah,
suhu udara akan berkurang secara tunak ( steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang
tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat
menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Di
antara "stratosfer" dan "troposfer" terdapat lapisan yang
disebut lapisan "Tropopause", yang membatasi lapisan
troposfer dan stratosfer.

b. Tratosfer

Lapisan stratosfer merupakan lapisan yang berada di


atas lapisan troposfer. Kondisi lapisan stratosfer sangat
dingin dan kering. Fenomena alam yang terjadi di lapisan
stratosfer ialah pembentukan  awan sirus. Suhu lingkungan
yang sangat dingin menyebabkan awan sirus terbentuk
dari kristal es. Keberadaan lapisan stratosfer sangat penting
karena perannya sebagai tempat pembentukan lapisan  ozon.
Fungsi dari lapisan ozon ialah menghalangi  gelombang
ultraungu dari sinar matahari yang berbahaya agar tidak
menembus ke permukaan bumi. Gelombang ultraungu sangat
berbahaya bagi kulit makhluk hidup karena dapat
menyebabkan kanker kulit.

Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer


dimulai dari ketinggian sekitar 11  km. Suhu di lapisan
stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin
yaitu -70° F atau sekitar -57⁰ C Pada lapisan ini angin yang
sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.
Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat.
Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan
paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan
yang terjadi pada lapisan ini.

Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah


menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal
ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar
ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai
sekitar  pada ketinggian sekitar 40  km. Lapisan stratopause
memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Nama
pesawat B-52 Stratofortress diambil disini. karena,
kemampuan untuk terbang sangat tinggi.

Kenaikan temperatur udara yang terjadi pada lapisan ini


dikarenakan adanya gas ozon. Puncak stratosfer di batasi
oleh lapisan stratopause yang merupakan batas antara
stratosfer dengan mesosfer. Ciri-ciri dari lapisan stratosfer
adalah sebagai berikut:

 Lapisan stratosfer adalah lapisan yang berada di


ketinggian sekitar 12-60 km.

 Suhu dalam lapisan ini akan meningkat dengan


bertambahnya ketinggian, yaitu dari -60°C (pada tropopause)
sampai 10°C pada puncaknya.

 Dalam lapisan ini terdapat lapisan ozon (ozone layer)


yang memiliki tugas untuk melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet matahari dengan cara menyerap sinar yang
berlebih.

 Serapan dari radiasi matahari oleh ozon inilah yang


dapat mengakibatkan suhu udara naik pada setiap
bertambahnya ketinggian.

 Dalam lapisan ini idak mengandung uang air, awan,


ataupun debu. Sehingga udara di dalam lapisan ini kering.

 Terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan


antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan stratosfer terdiri
atas: Lapisan isotherm Lapisan panas Lapisan campuran atas

Perubahan pada stratosfer terjadi secara bertahap


dimulai dari troposfer ketinggiannya diantara 11 km. Suhu
terendah di lapisan stratosfer sendiri relatif lebih stabil serta
sangat dingin yaitu sekitar -57c atau -70F.

Pada lapisan ini angin kemudian yang sangat kencang


kemudian terjadi dengan beberapa pola aliran yang tertentu.
Lapisan ini sendiri sebagai tempat terbangnya pesawat. Awan
tinggi dengan jenis cirrus sendiri kadang-kadang terjadi di
lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang
signifikan yang terjadi pada lapisan ini.

Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah


menjadi kian bertambahnya ketinggian. Hal ini dikarenakan
bertambahnya lapisan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini
sendiri menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan
ini bisa mencapai sekitar 18C pada ketinggian sekitar 40 km.
Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya. Nama pesawat B-52 Stratofortress diambil disini.
karena, kemampuan untuk terbang sangat tinggi.

c. Mesosfer

Mesosfer merupakan lapisan ketiga dari atmosfer. Suhu


lingkungan pada lapisan mesosfer dapat mencapai -90  oC.
Pada lapisan mesosfer hanya terdapat sedikit  molekul udara.
Mesosfer berperan dalam melindungi permukaan bumi dari
jatuhnya meteor. Sebelum mencapai lapisan stratosfer dan
troposfer, meteor akan habis terbakar di lapisan mesosfer.
Suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan
ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di
sini akan mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan
objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang
tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar
pada lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40  km di atas
permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga
200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer.
Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian
bertambah, hingga menjadi sekitar -143°C   (dekat bagian
atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81  km di atas
permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan tercipta
awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara
lapisan Mesosfer dan lapisan Termosfer terdapat lapisan
perantara yaitu Mesopause.

d. Termosfer

Termosfer merupakan lapisan keempat di dalam atmosfer.


Suhu lingkungan dari termosfer mencapai 1.500  oC.
Peningkatan suhu bahkan lebih saat matahari sedang aktif
membentuk suar. Fenomena alam yang terjadi selama
matahari aktif yaitu munculnya aurora yang menerangi langit
saat malam hari di lapisan termosfer. Transisi dari mesosfer
ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81  km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1500°C . Perubahan ini
terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini
menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang
dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era
satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan
gelombang radio.

Meski udara di lapisan ini bertemperatur cukup tinggi,


tetapi karena jarak antar molekul udara sangat berjauhan
(hampa udara) maka tidak ada panas yang cukup untuk
dihantarkan ke benda-benda yang berada di lapisan ini,
termasuk astronaut. Sebuah termometer normal akan
membaca suhu minus derajat celsius.

Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan


ketinggian sekitar 75  km sampai pada ketinggian sekitar
650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh
karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer.
Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di
sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas
atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu
pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya
ketinggian.

Sebelum dikenal yang namanya satelit, lapisan ini


berfungsi untuk membantu memancarkan gelombang radio.
Sebab, di dalam lapisan atmosfer inilah bisa memantulkan
gelombang radio. Ciri-ciri dari lapisan termosfer adalah
sebagai berikut:

 Lapisan termosfer ini berada di ketinggian 85-500 km.

 Lapisan ini juga sering disebut seabgai lapisan panas


(hot layer).

 Suhu udara yang ada di bagian paling atas dari lapisan


ini bisa mencapai >1000°C.
 Di dalam lapisan ini juga terdapat lapisan ionosfer.
Lapisan ionosfer memiliki fungsi sebagai penyebaran
gelombang radio.

Keunikan dari lapisan termosfer, diantaranya:

 Termosfer sebagai tempat terjadinya aurora yang juga


disebabkan oleh adanya interaksi antara medan
magnetik yang dimiliki oleh planet bumi dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari.
 Lapisan ionosfer pada Termosfer memiliki kemampuan
untuk memantulkan gelombang radio yang bermanfaar
bagi satelit dan komunikasi.
 Pada Termosfer Terdapat ISS yang mengelilingi bumi.
 Pada Termosfer terdapat kandungan massa udara yang
rendah dan bertemperatur tinggi, sehingga tak mampu
menghantarkan panas ke benda-benda seperti satelit
dan astornot.

e. Lonosfer

Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini


juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor
yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi
bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan
terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar
di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke
permukaan bumi yang disebut  Meteorit.

Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:

 Lapisan ozon:

Terletak antara 80 – 150  km dengan rata-rata 100  km


dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi
tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan  ozon.
mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu
udara di sini berkisar – 70  °C sampai +50 °C.

 Lapisan udara F:
Terletak antara 150 – 400  km. Lapisan ini dinamakan
juga lapisan udara appleton.

 Lapisan udara atom:

Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk


atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800  km. Lapisan
ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga
suhunya mencapai 1200 °C.

f. Eksosfer

Eksosfer merupakan lapisan tertinggi dari atmosfer.


Lokasi lapisan eksosfer sangat jauh dari inti bumi
sehingga gaya gravitasi sangat lemah dan kondisi  atom dan
molekul mudah lepas ke luar angkasa. Eksosfer adalah
lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini
terdapat refleksi Cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan
tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.

2. Komposisi Atmosfer

Unsur-unsur udara yang menyusun atmosfer memiliki tingkat


ketahanan yang berbeda untuk tetap berada di atmosfer.
Berdasarkan lamanya suatu gas dapat bertahan di udara, gas
atmosfer dapat dibedakan menjadi gas permanen, gas semi
permanen dan gas variabel. Gas permanen dapay bertahan dalam
waktu tinggal sangat lama, misalnya waktu tinggal Helium yang
mencapai 2 juta tahun. Gas semi permanen memiliki waktu tinggal
berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Contoh
gas semi permanen ialah  Karbon monoksida selama 0,35 tahun,
dan hidrokarbon selama 3 tahun. Gas variabel hanya memiliki
kemampuan waktu tinggal dari beberapa hari sampai beberapa
minggu. Unsur-unsur yang termasuk dalam gas variabel adalah gas
yang aktif secara kimia dengan siklus yang dipengaruhi oleh siklus
air dan cuaca. Contoh gas variabel adalah uap air (10 hari), sulfur
monoksida (5 hari) dan  Nitrogen monoksida (1–4 hari)

Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan,


samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas
pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran
berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi
beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air
dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara
kering).

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting


dari kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut
dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup.
Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat
karbohidrat dengan hasil sampingan oksigen ( fotosintesis).
Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang makhluk
yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang
paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi.
Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa
pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup
banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen.
Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada
tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis,
tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari udara dan
mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral
dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta
secara buatan gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran
industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain


yang terdapat di dalam atmosfer, yaitu di antaranya  ozon.
Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna
bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar
ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya
sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila
radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan
menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada
di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk
hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan
penyakit kanker kulit.

Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga


mengandung partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya
sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan
partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari
debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil
pembakaran dan pengolahan dalam industri. Berdasarkan
pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara
berubah-ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh
sore hari yang panas, dan musim dingin yang dingin diikuti musim
panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi
beragam dari tempat ke tempat pada waktu yang sama. Pada
wilayah yang lintang rendah lebih panas daripada wilayah pada  ]
lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas
daripada pegunungan tinggi.

Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-


rata di dekat tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15  °C
(288°K, 59 °F). Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun
menurut ketinggian. Namun, kira-kira di atas 17  km (40.000 kaki)
penurunan suhu berhenti. Lapisan atmosfer dengan suhu yang
rata-rata berkurang menurut ketinggian, disebut troposfer, lapisan
diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat disebut stratosfer.
Pada permukaan di antara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang
berupa lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah di mana
cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang disebut
troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli
meteorologi).

Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum


temperatur berkurang terhadap ketinggian. Di atas troposfer
adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya temperatur
terhadap ketinggian. Diskontinuitas yang membedakan troposfer
dengan stratosfer adalah lapisan tropopause. Pada troposfer
campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan 21% oksigen
(persen dalam volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran gas
yang terdiri dari gas argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya.
Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering,
dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara
lembap.

Gejala cuaca dan pemanasan lingkungan terjadi karena


adanya pengaruh penguapan air di atmosfer. Air merupakan salah
satu unsur penyusun atmosfer. Air dapat berbentuk uap air, air
cair, dan es. Di atmosfer, air berbentuk uap air dengan ukuran
partikel. Penguapan air di atmosfer dipengaruhi oleh temperatur,
derajat kejenuhan udara, kecepatan angin, komposisi air, dan luas
permukaan penguapan. Peningkatan temperatur berbanding lurus
dengan peningkatan penguapan air. Pada udara kering, penguapan
air di atmosfer lebih cepat dibandingkan pada udara basah.
Penguapan juga menjadi cepat jika kecepataan angin meningkat.
Selain itu, penguapan juga lebih cepat jika air yang diuapkan
merupakan air tawar dan bukan air asin. Penguapan air juga lebih
mudah terjadi pada permukaan yang lebih luas dan terbuka.
Jumlah uap air di atmosfer sangat sedikit. Di wilayah  tropika,
komposisi uap air di atmosfer hanya 4%, sedangkan di
wilayah subtropika berkisar antara 0–3%. Kandungan 3% pada
wilayah subtropika terjadi pada  musim panas saat angin
laut bertiup. Kandungan uap air di atmosfer dapat mengubah
komposisi dari gas-gas utama yang menjadi penyusun atmosfer.
Komposisi dari gas-gas penyusun atmosfer sangat dipengaruhi
oleh tingkat kelembapan udara yang nilainya berbanding lurus
dengan jumlah kandungan uap air.

2.2 Stabilitas Atmosfer

Ketidakstabilan atmosfer adalah suatu kondisi di mana


atmosfer Bumi umumnya dianggap tidak stabil dan sebagai
akibatnya cuaca mengalami tingkat variabilitas yang tinggi melalui
jarak dan waktu. Stabilitas atmosfer adalah ukuran dari
kecenderungan atmosfer untuk mencegah atau menghalangi gerak
vertikal, dan gerakan vertikal secara langsung berkorelasi dengan
berbagai jenis sistem cuaca dan keparahannya. Dalam kondisi
yang tidak stabil, hal yang diangkat, seperti parcel  udara akan
lebih hangat dari udara di sekitarnya di ketinggian. Karena lebih
hangat, ia kurang padat dan cenderung naik lebih jauh. Dalam
meteorologi, ketidakstabilan dapat dijelaskan oleh berbagai indeks
seperti Nomor Richardson Massal, indeks terangkat, K-index,
energy potensial yang tersedia konvektif (CAPE), Showalter, dan
total Vertikal. Indeks-indeks ini, serta ketidakstabilan atmosfer itu
sendiri, melibatkan perubahan suhu melalui troposfer dengan
ketinggian, atau tingkat selang. Pengaruh ketidakstabilan atmosfer
di atmosfer lembab termasuk pembangunan badai, yang lebih dari
lautan hangat dapat menyebabkan cyclogenesis tropis, dan
turbulensi. Dalam atmosfer kering, fatamorgana inferior, setan
debu, setan uap, dan pusaran api dapat terbentuk. Atmosfir stabil
dapat dikaitkan dengan gerimis, kabut, polusi udara yang
meningkat, kurangnya turbulensi, dan pembentukan lubang tidak
lurus.

Tingkat stabilitas atmosfer dalam kesetimbangan. Ada


stabilitas statis (vertikal) dan stabilitas dinamis. Yang pertama
adalah stabilitas kondisi atmosfer yang berstrata dalam keadaan
stasioner, ketika Anda memindahkan sedikit udara udara dari
udara sedikit ke atas, itu akan menjadi tidak stabil jika akan naik,
apakah itu kembali keposisi semula. Saya pikir itu stabil. Stabilitas
ini terkait erat dengan pembentukan awan cumulus. Yang terakhir
adalah contoh stabilitas dalam kasus angin geosynic di mana
gradien tekanan dan kekuatan putar berada dalam kesetimbangan.

Stabilitas atmosfer berkaitan dengan sifat fisis atmosfer yang


tentunya mengandung perhitungan termodinamika atmosfer serta
keberadaan uap air di atmosfer.

Stabilitas atmosfer menunjukkan kecenderungan massa udara


bergerak vertikal. Stabilitas atmosfer terdiri dari stabilitas statis
dan stabilitas dinamik. Stabilitas statis hanya mempertimbangkan
gaya apung dan mengabaikan gesekan angin rata-rata, sedangkan
stabilitas dinamik memperhitungkan keduanya. Pada penentuan
stabilitas atmosfer, parcel udara mula-mula akan mengikuti  dry
adiabatic saat udara tidak jenuh, jika jenuh maka parcel udara
mengikuti moist adiabatic. Pada ketinggian apapun parcel udara
bergerak, gaya angkat tergantung dari perbedaan antara suhu
parcel udara dan suhu udara lingkungan (Stull 2000).

Kondisi stabil adalah kondisi yang terjadi pada saat suhu


parcel udara lebih kecil dari pada suhu udara lingkungan. Kondisi
yang stabil menyebabkan parcel udara tersebut tidak dapat
bergerak vertikal ke atas namun akan kembali ke ketinggian
semula. Hal ini menyebabkan parcel tersebut cenderung stabil di
tempatnya atau jika massa udara terpaksa naik, maka cenderung
menyebar secara horizontal (Ahrens 2009).

Stabilitas NETRAL adalah kondisi selang tingkat suhu


lingkungan sama dengan tingkat adiabatik kering, naik atau
turunnya udara tak jenuh akan mendingin atau menghangat sama
dengan udara sekitarnya. Pada setiap ketinggian akan memiliki
suhu dan kerapatan udara yang sama sehingga udara tersebut
tidak akan naik atau turun. Kondisi tidak stabil terjadi pada saat
parcel udara memiliki suhu yang lebih hangat dibandingkan dengan
suhu lingkungan sekitar karena tingkat adiabatik kering lebih
rendah dari selang tingkat suhu lingkungan. Hal tersebut
mengakibatkan udara akan terus naik jauh dari posisi awalnya.

Perlu diketahui bahwa dalam lapisan atmosfer jarang atau


bahkan tidak pernah dalam kondisi benar-benar tidak stabil,
biasanya terbatas pada lapisan dekat tanah karena pada hari yang
terik mengakibatkan selang tingkat suhu lingkungan lebih tinggi
dari tingkat adiabatik kering (Ahrens 2009), tetapi dalam kondisi
nyata, apabila parcel udara naik pada suatu ketinggian maka akan
terdapat suhu baru dan gaya apung baru yang menentukan apakah
paket udara dapat terus naik atau tidak. Kondisi tersebut dapat
diketahui dengan melakukan pengkajian terhadap kondisi stabilitas
atmosfer non lokal dengan cara memplotkan suhu potensial virtual
secara vertikal (Stull 2000).

Analisis kondisi atmosfer pada saat kejadian hujan lebat


membantu prakirawan cuaca dan ilmuwan dalam menentukan
kondisi atmosfer yang mendukung kejadian tersebut. Untuk
memprakirakan cuaca diperlukan parameter dalam skala lokal
atau analisis data berdasarkan stasiun tunggal dengan
memanfaatkan data hasil pengamatan udara atas. Skala lokal ini
dipakai untuk mengetahui faktor konvektifitas suatu daerah yaitu
untuk mengetahui daerah pertumbuhan awan vertical (Zakir dkk.,
2010). Perhitungan indeks stabilitas dengan menggunakan
beberapa parameter termodinamika berguna untuk memprakirakan
stabilitas atmosfer (Peppler, 1988). Di Indonesia, penelitian
tentang stabilitas atmosfer baik itu pencarian atau penentuan
ambang batas indeks stabilitas atmosfer pada fenomena cuaca
yang disebabkanoleh awan konvektif juga telah banyak dilakukan
seperti Budiarti dkk., (2012) dan Manurung (2012).

potensial virtual adalah suhu sampel udara yang dibawa ke


tekanan 1000 mb secara adiabatik kering. Suhu potensial virtual
terkait dengan suhu potensial. Suhu potensial akan meningkat
apabila tejadi perubahan fase oleh parcel udara karena dalam
perubahan fase yang terjadi pada proses adiabatik basah akan
menghasilkan panas latent.  

1. Satabilitas Atmosfer Lokal

Stabilitas atmosfer lokal dapat ditentukan dengan mengetahui


nilai Ri (Richardson) dan s (statis) (Arya 1999) untuk setiap
ketinggian, tetapi perlu diketahui bahwa dengan penggunaan
parameter lokal tidak memperhitungkan percepatan yang bekerja
pada parcel udara yang berbeda dengan ketinggian yang berbeda
sehingga dalam penentuan stabilitas menggunakan nilai Ri dan s
membuat definisi stabilitas menjadi sempit. Stull (2000)
menjelaskan bahwa terdapat kejadian yang sangat membingungkan
karena terdapat nilai s yang menunjukkan kondisi stabilitas netral
atau bahkan stabil, tetapi kondisi tersebut sangat tidak
memungkinkan dikarenakan pada waktu itu memiliki pasokan
radiasi yang tinggi sehingga seharusnya kondisi stabilitas dalam
kondisi tidak stabil. Oleh karena itu, perlu dilakukannya
peninjauan terhadap pergerakan suhu potensial virtual tiap
perubahan ketinggian sebagai parameter untuk mengetahui kondisi
stabilitas.

a. Richardson Number (Ri)

Richardson Number merupakan ratio antara gaya bouyance


(faktor konveksi) dengan shear angin. Nilai Ri digunakan untuk
menidentifikasi terjadinya turbulensi (Holton 2004).

¿ g∨. ∆ ∅ V . ∆ Z
Ri=
TV ¿¿

Keterangan :

g: Kecepatan gravitasi (m/s2 )

𝜃 : Suhu potensial (K)


Ta: Suhu absolut pada ketinggian

za: za = (z1 z2) 1/2 u : Kecepatan angin (m s-1 )

z: Tinggi Pengukuran (m

b. Parameter Stabilitas Sosial (s)

Parameter stabilitas statis merupakan nilai yang digunakan


untuk mengidentifikasi ketidakstabilan atmosfer. Tetapi
penggunaan parameter ini sudah tidak relevan lagi, sehingga
untuk mengidentifikasi ketidakstabilan atmosfer digunakan
parameter stabilitas statis nonlokal   (θ) (Arya  2001). Untuk
menentukan parameter stabilitas statis lokal digunakan
persamaan :
g ∂∅
S= X
TV ∂Z

2. Stabilitas Atmosfer Non Lokal


Stabilitas atmosfer non lokal merupakan salah satu cara untuk
menghilangkan ambiguitas dalam karakterisasi stabilitas statis
(Stull 2000). Penentuan stabilitas non lokal dilakukan dengan
mengikuti atau melihat pergerakan suhu potensial virtual secara
vertikal sehingga naiknya paket udara akan dapat dilacak.
Keutamaan dari penentuan stabilitas non lokal yaitu akan diketahui
bagaimana pergerakan parsel udara serta mengetahui kondisi
inversi di atmosfer. Pentingnya mengetahui adanya kondisi inversi
karena kondisi inversi akan membantu menghambat terbentuknya
awan konveksi dan perkembangan badai dapat terhambat (Weaver
dan Ramanathan 1997).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai