Anda di halaman 1dari 55

Kata Pengantar

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan portofolio ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Portofolio ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Geografi, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Portofolio ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya portofolio ini dapat terselesaikan.

Portofolio ini memuat tentang “Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap


Kehidupan” yang menjelaskan bagaimana dinamika atmosfer dan dampaknya. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru Geografi yang telah membimbing penyusun agar
dapat menyelesaikan portofolio ini.

Semoga portofolio ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun portofolio ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


A. Pengertian Atmosfer ........................................................................................................................ 1
B. Lapisan Penyusun Atmosfer ........................................................................................................... 2
C. Fungsi Lapisan Atmosfer .............................................................................................................. 10
D. Komposisi Atmosfer ....................................................................................................................... 11
E. Dampak Atmosfer bagi Kehidupan .............................................................................................. 12
F. Jumlah Karbon dan Debu di Atmosfer ........................................................................................ 13
G. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim ..................................................................................................... 15
H. Klasifikasi Iklim dan Pola Iklim Global ...................................................................................... 32
I. Klasifikasi Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas Manusia ....................... 36
J. Perubahan Iklim Global dan Pengaruhnya bagi Kehidupan ..................................................... 41
K. Penelitian tentang Cuaca dan Iklim ............................................................................................. 43
L. Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ................................................................................. 50
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 52

ii
iii
A. Pengertian Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan
Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi
di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan
peralatan sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik mengenai atmosfer termasuk fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.

Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air,
dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem
antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak memiliki batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah
ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.

1
B. Lapisan Penyusun Atmosfer
1. Troposfer

Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari
sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan
lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer
dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin, tekanan dan kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu
udara pada permukaan air laut sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu
semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan
Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju,
kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer,
karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke
udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady),
dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause,
yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
Beberapa kegunaan dari lapisan ini adalah :

a. Munculnya Berbagai Fenomena Alam


Ada beberapa fenomena alam yang dapat terjadi pada lapisan troposfer diantaranya
adalah terjadinya angin yang sangat kencang, disusul dengan hujan deras dan petir yang silih
berganti yang dimana awalnya ditandai dengan awan yang tebal. Manusia pada dasarnya
hidup pada lapisan ini.

2
b. Lapisan Pembatas (Tropopause)
Setelah lapisan troposfer, terdapat lapisan penyeimbang yang menghubungkan dengan
lapisan atmosfer dalam tingkat lebih tinggi. Lapisan pembatas atau tropopause ini termasuk
lapisan atmosfer yang dinilai konstan.

Artinya pada lapisan pembatas ini segala unsur oksigen maupun karbondioksida
sudah tidak ada. Sehingga dengan begitu makhluk hidup termasuk manusia tidak akan hidup
maupun mampu untuk tinggal lama.

c. Suhu Pada Lapisan Yang Berbeda-Beda


Bentuk bumi yang bulat, namun letaknya yang mirip dengan orang ruku’ juga
menyebabkan tingkat tingginya lapisan juga berbeda beda.

Misalnya seperti jarak permukaan bumi dengan daerah kutub, yakni hanya setinggi
kurang lebih 8 kilo meter dengan suhu kelembaban udara kurang lebih -46⁰ celcius.

Lain lagi didaerah yang beriklim sedang memiliki jarak dengan troposfer sebesar 11
kilo meter dengan suhu -50⁰ celcius. Lain lagi dengan daerah yang berada di kawasan garis
khayal ekuator atau khatulistiwa memiliki ketinggian sekitar 16 kilo meter dengan suhu
kurang lebih -50⁰ celcius.

d. Keadaan Suhu Lapisan Troposfer


Sebagaimana manfaat dari troposfer adalah menyeimbangkan suhu dan udara, namun
pada lapisan troposfer tidak bisa menyeimbangkan suhu atau temperatur. Maka dari itu kita
saksikan bahwa adanya perbedaan suhu antara tempat satu dengan lainnya.

Contohnya saja jika kita berada di posisi yang tinggi secara otomatis akan merasakan
temperatur yang dingin, sedangkan kalau kita berada di bawah akan merasa temperatur yang
panas. Perlu diketahui setiap lapisan pada atmosfer mememiliki sub/bagian lapisan khusus
diantaranya:

3
 Lapisan dengan jarak 0-1 kilo meter diatas permukaan bumi disebut lapisan planet air.
 Lapisan dengan jarak 1 – 8 kilo meter disebut lapisan konveksi (perputaran udara).
 Lapisan dengan jarak 8 – 12 kilo meter disebut dengan lapisan tropopause. Pada lapisan ini
udara tidak akan ditemukan.

2. Stratosfer

Stratosfer adalah lapisan yang bersuhu dingin dan hanya ditempai oleh ozon. Lapisan
statosfer berfungsi sebagai pelindung dari gelombang radiasi ultraviolet yang sangat
membahayakan jika terkena kulit manusia.
Lapisan ozon akan menipis jika aktifitas di dunia banyak melakukan pengrusakan
seperti penebangan pohon secara massif. Lapisan yang berada di atas sub lapisan tropopause,
troposfer. Beberapa karakteristik lapisan ini adalah :

a. Tempat Lapisan O3 (Ozon)

4
Banyak dari kita tidak begitu menyadari bahwa lapisan ozon yang kita kenal
merupakan sub/bagian dari lapisan stratosfer. Lapisan ozon tereltak pada jarak 35 kilo meter
diatas permukaan bumi. Perbedaan temperatur akan mulai tampak pada lapisan ini contohnya
saja perbedaan tekanan, udara dan suhu. lapisan ini mempunyai pengaruh yang sangat
penting, kenapa? Karena pada lapisan ini cahaya dari matahari tidak akan langsung masuk
permukaan bumi, melainkan akan diserap.

Seperti pada kasus yang ada pada akhir akhir ini sebagai bentuk akibat dari global
warming, bahwa lapisan ozon di khawatirkan bolong. Sinar ultraviolet yang masuk melalui
celah tersebut, mampu meningkatkan resiko kanker kulit serta penyakit berbahaya lain.

b. Lapisan Pembatas Stratopause


Sama seperti pada lapisan troposfer, stratosper juga memiliki lapisan pembatas. Pada
lapisan ini suhu relatif stabil, yaotu kisaran suhu 5⁰C. Sub/bagian Stratosfer adalah sebagai
berikut:

1. Lapisan isotherm
2. Lapisan panas
3. Lapisan campuran teratas

3. Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan pada ketinggin 50 kilo meter sampai dengan 75 kilo meter
diatas permukaan bumi. Lapisan ketiga dari atmosfer ini terjadi penurun suhu yang cukup
signifikan setiap bertambahnya ketinggian.
Suhu pada lapisan mesosfer bisa mencapai 0,4°C setiap pada ketinggian 100 meter. Jika anda
bertanya kenapa meteor yang sangat besar dapat hancur sebelum masuk ke bumi?
Alasannya adalah pada lapisan mesosfer setiap benda luar angkasa yang masuk akan
dibakar dan diurai menjadi debu. Karena pada lapisan ini pada ketinggian terendah mesosfer
suhu berkisar 10°C dan jarak tertinggi bersuhu -120°C.

5
Apa saja ciri-ciri dari lapisan mesosfer? Mesosfer memiliki ciri-ciri ketinggian lapisan
antara 50 kilo meter sampai 75 kilo meter. Dan pada lapisan ini suhu tidak stabil, setiap jarak
100 meter maka suhu akan berkurang 0,4°C.

Apa saja yang menjadi karakteristik lapisan mesosfer? Berikut penjelasannya:

a. Pelindung Bumi Dari Benda Luar Angkasa


Bagaimana cara lapisan mesosfer melindungi bumi dari luar angkasa? Caranya adalah
dengan memanfaatkan ketidakstabilan suhu pada tiap 100 meter. Sehingga bagi benda luar
angkasa yang hendak masuk akan menjadi hangus dan bahkan menjadi debu sebelum sampai
ke bumi.

b. Perubahan Cuaca Dan Suhu

Di nilai cukup ekstrim keadaan suhu dan cuacanya, yakni berkisar antara 10°C dan
jarak tertinggi bersuhu -120°C.

c. Lapisan Pembatas Mesopause


Sama seperti 2 lapisan sebelumnya lapisan mesosfer berbatasan langsung dengan
termosfer. Artinya pada lapisan ini sama sekali tidak ada udara. Bagian mesosfer yang
berbatasan langsung dengan termosfer adalah lapisan mesopause atau bisa juga disebut
lapisan peralihan.

6
4. Ionosfer

Termosfer adalah lapisan dimana terjadinya ionisasi partikel-partikel sehingga akan


memberikan efek pada perambatan atau pemantulan gelombang radio, baik itu gelombang
radio dengan frekuensi rendah maupun tinggi.
Lapisan termosfer terletak pada ketinggian 80 kilo meter sampai 100 kilo meter. Setelah
adanya lapisan mesosfer, terdapat lapisan yang lebih jauh dari mesosfer.

Tahukah anda tentang aurora? Nah, pada lapisan termosfer aurora dapat terbentuk.
Berikut penjelasannya:

a. Muncul Aurora

Lapisan termosfer juga disebut dengan ionosfer. Ini disebabkaan adanya proses
ionisasi pada partikel ataupun molekul.

Adanya proses ionisasi sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai reaksi


penambahan dan pengurangan elektron yang nantinya akan menghasilkan cahaya berwarna-
warni yang indah. Cahaya ini disebut dengan sebutan aurora.

7
b. Perubahan Suhu
Perubahan suhu pada lapisan termosfer adalah berkisar antara 40°C sampai dengan
1232°C.

c. Bermuatan Listrik
Lapisan ionosfer terjadi banyak sekali proses ionisasi. Hal ini menyebabkan lapisan
ini bermuatan listrik akibat adanya proses dan kegiatan ionisasi.

d. Tempat Pemantulan Gelombang Radio


Banyak perusahan media televisi maupun radio memanfaat lapisan ini untuk
pemantulan gelombang radio. Pada lapisan ini terpantul gelombang radio panjang maupun
pendek yang mana berada pada sub lapisan Kennelly dan Appleton.

Bagian Lapisan Ionosfer:

1. Lapisan Kennelly Heavyside atau di kenal dengan lapisan E yang berada pada ketinggian 100
kilo meter sampai dengan 200 kilo meter dari permukaan bumi
2. Lapisan Appleton atau biasa di kenal dengan lapisan F yang berada pada jarak 200 kilo meter
sampai dengan 400 kilo meter dari permukaan bumi
3. Lapisan Atom yang berada pada jarak 400 kilo meter sampai dengan 800 kilo meter.

8
5. Eksosfer

Eksosfer adalah lapisan terakhir yang menyelimuti bumi dengan jarak diats 800 kilo
meter sampai dengan 3260 kilo meter.
Apa saja yang terjadi pada lapisan eksosfer? Pada lapisan ini terjadi berbagai interaksi antara
gas yang ada di luar angkasa.

Kekuatan atau gaya tarik bumi pada lapisan eksosfer rendah karena jaraknya yang
cukup jauh dari permukaan bumi. Inilah sebabnya kenapa pengaruh gaya berat pada lapisan
ini sangat kecil. Karena pada lapisan eksofer mulai terjadinya interaksi yang sangat keras
dengan susunan gas-gas yang ada di luar angkasa. Sangat sedikit ditemukan gas pada lapisan
eksosfer. Sehingga munculnya cahaya redup pada lapisan ini disebabkan karena unsusr
hidrogen sanagt sedikit. Cahaya redup ini dikenal dengan cahaya zodiakal dan gegenscherin.
Cahaya redup yang muncul ini pada dasarnya adalah hasil refleksi dari cahaya matahari yang
mana kemudian dipantulkan oleh partikel debu meteoritik dan tidak terhitung jumlahnya.
Perlu diketahui lapisan eksosfer merupakan lapisan paling panas daripada 4 lapisan lainnya.
Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini
sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.

9
C. Fungsi Lapisan Atmosfer

Fungsi dari atmosfer adalah untuk melindungi keempat unsur gas oleh grafitasi
bumi dan mempertahankan serta melindungi dari seruangan luar. Komposisi dari keempat
unsur tersebut ialah nitrogen sebesar 78%, oksigen sebesar 21%, karbondioksida sebesar
0,03% dan argon sebesar 0,9%.
Fungsi dari lapisan atmosfer:
1. Pelindung bumi. Apa yang dilindungi? Melindungi agar suhu bumi tetap stabil dan
menjaga agar cuaca dan kelembaban udara di dalam bumi juga tetap stabil.
2. Penyeimbang dan penyeimbang keadaan di dalam dan di luar bumi.
3. Mengurangi rasa panas yang diberikan langsung oleh cahaya matahari.
4. Melindungi bumi dari serangan meteor-meteor atau benda-benda luar angkasa.
5. Menjaga agar grafitasi bumi tetap stabil.
Intinya fungsi atmosfer adalah untuk mengatur proses penerimaan panas yang berasal
dari matahari. Yaitu dengan cara menyerap sinar matahari kemudian memantulkan panas
yang dipancarkan oleh matahari. Sekitar 34% dari 100% panas matahari yang dipantulkan
akan dikembalikan ke angkasa oleh bantuan dari atmosfer, kumpulan awan dan permukaan
bumi. Kemudian sekitar 19% akan diserap oleh atmosfer dan awan. Dan sisanya sekitar 47%
mencapai permukaan bumi, artinya panas yang sampai ke kulit kita adalah sudah mengalami
penyerapan atau difilterisasi sama atmosfer dan awan. Selain dari keempat unsur gas tersebut
ada unsur lain yang menyelimuti atmosfer bumi diantaranya uap air, krypton, neon, xinon,
hidrogen dan ozon.

Perlu diketahui bahwa lapisan atmosfer dikelilingi oleh lapisan yang sangat tebal,
sangking tebalnya jarak lapisan tersebut bisa mencapai ribuan bahkan puluh ribuan kilometer
dari planet ke luar angkasa. Lapisan atmosfer planet bumi sendiri memiliki ketebalan sekitar
1000 kilo meter dari permuakaan atau dasar bumi dan bermassa 59 x 1014 ton. Untuk dapat
mengetahui jarak antara lapisan atmosfer dengan permukaan bumi mengggunakan
radiosonde, ini khusus untuk jarak 30 km kebawah. Namun untuk pengukuran diatas 30 km –
90 km hanya bisa menggunakan roket. Dan untuk pengukuran diatas 90 km menggunakan
satelit. Salah satu cabang ilmu yang membahas atmosfer ialah Meteorologi. Meteorologi
merupakan cabang ilmu yang mempeljari atmosfer atau lapisan udara yang menyelimuti
planet (termasuk bumi). Pelajaran pokok dalam ilmu meteorologi ialah mempelajari tentang
angin, cuaca, gejala cahaya, endapan air atau uap air yang di udara, suhu atau temperatur
udara dan terakhir ialah tekanan udara.

10
D. Komposisi Atmosfer

Seperti yang telah disinggung diatas bahwa atmosfer terdiri dari beberapa komposisi.
Berikut penjelasannya:

 Oksigen (O2) – Kadar oksigen dalam atmosfer 20,95 %. Seperti yang sudah diketahui bahwa
oksigen berfungsi untuk mengubah bahan/zat makanan yang diolah/masuk ke dalam tubuh
menjadi energi. Oksigen berasal dari pepohonan. Oleh karena itu kehadiran pepohonan
sangat membantu memlihara lapisan ozon. sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk
mengubah zat makanan menjadi energi hidup.
 Karbondioksida (CO2) – kadar karbondioksida di dalam bumi adalah 0,034%. Ini adalah
angka yang sedikit, namun karbondioksida dapat dihasilkan dari pembakaran lahan,
pernapasan manusia dan hewan dan energi yang dibutuhkan tanaman.Salah satu dampak dari
has karbondioksida adalah dapat menimbulkan efek rumah kaca terhadap radaisi gelombnag
elektromagnetik. Dengan begitu jangan heran jika kenaikan atau semakin banyaknya
karbondioksida akan menyebabkan kenaikan suhu pada permukaan bumi.
 Nitrogen (N2) – merupakan unsur yang paling banyak terdapat di dalam atmosfer bumi. Ada
sekitar 78,08%. Kehadiran nitrogen sangat dibutuhkan oleh senyawa organik jadi meskipun
begitu nirogen tidak langsung membentuk sennyawa baru dengan unsur lain.
 Neon (Ne), argon (Ar), xenon (Xe), dan kripton (Kr) – merupakan unsur gas mulia.
Kenapa? karena keempat unsur ini tidak mudah bergabung dengan unsur lain sehingga akan
sulit membentuk senyawa yang lain.
 Helium (He) dan hidrogen (H2) – sangat jarang di udara kecuali pada paras yang tinggi.
Gas ini adalah yang paling ringan dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorologi.
 Ozon (O3) – adalah bentuk lain dari oksigen sehingga sangat efektif menyerap radiasi ultra
violet dimana radiasi ini mempunyai energi yang sangat besar dan berbahaya bagi tubuh
manusia. Ozon hanya dapat dijangkau pada ketinggian antara 20 km – 30 km.
 Uap air (H2O) – yang terdapat di atmosfer sebagai hasil penguapan dari laut, danau, kolam,
sungai, dan transpirasi tanaman. Uap air sangat penting dalam proses cuaca atau iklim, karena
dapar berubah fase.

11
E. Dampak Atmosfer bagi Kehidupan

Dampak negatif jika bumi kehilangan atmosfer:


a. Makhluk hidup akan punah
Atmosfer bumi yang terdiri dari mayoritas nitrogen (78%), 20% oksigen, dan 1% gas-
gas lain, dibutuhkan untuksyarat hidup oleh semua makhluk (manusia, hewan, tumbuhan).
Jika syarat-syarat diatas yang mana terkandung oleh atmosfir bumi itu hilang, maka hilang
pula makhluk hidup.
b. Siang hari terpanggang dan malam jadi beku
Selama ini atmosfir mampu menjadi payung yang terus menjaga keseimbangan bumi
agar ampu dihuni makhluk hidup dengan nyaman, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas,
namun, apa jadinya jika payung tu hilang?tak akan ada lagi yang menghalangi bumi.

Planet terdalam tata surya kita adalah Marcerius yg tidak punya atmosfer, sehingga
menyebabkan suhu siangnya dapat melelehkan logam sedang suhu malam meski paling dekat
dengan matahari bisa membekukan gas (-170 der C). Bayangkan jika atmosfer bumi tidak
ada, maka menurut perhitungan suhu bumi pada malam hari jadi minus 270 der C, yang
berarti kehidupan bumi akan punah membeku.
c. Bumi dihujani Meteor
Seperti payung yang saya jelaskan diatas, dan ada satu lagi fungsi payung tersebut, yaitu
melindungi bumi dari meteor-meteor yang tertarik oleh gravitasi bumi, mungkin ketika
atmosfir lenyap, bumi akan dihujani meteor.

d. Bumi mengalami kehancuran karena badai


Bumi kita mengandung magnet, sehingga membentuk medan magnet yang disebut
magnetosphere. Matahari yang merupakan sumber energi bagi kehidupan tata surya kita,
dengan suhu inti dan permukaannya yang sangat tinggi selalu terjadi ledakan-ledakan besar.

Dengan ledakan itu menyebabkn terjadinya solar wind (badai matahari) yang menuju ke
berbagai penjuru alam semesta. Bayangkan jika alat penahan badai ini tidak ada, badai
matahari pasti akan menimbulkan kerusakan hebat bagi kehidupan di muka bumi ini.

e. Bumi akan kekeringan


Lapisan atmosfer bumi terbawah adalah troposphere yang berkarakteristik suhunya
makin turun saat ketinggian bertambah. Kondisi tersebut menyebabkan uap air yang terkena
panas matahari akan naik ke atas dan dengan suhu yang makin rendah uap air akan
mengembun dan berkumpul sebagai awan.
Awan yg semakin banyak akan menjadi berat dan jatuh kembali ke bumi sebagai hujan.
Bayangkan jila lapisan atmosfer yg disebut troposphere ini tidak ada, maka bumi akan
kekeringan yg akan membunuh seluruh umat di atasnya.

f. Penyakit metabolisme merajalela


Pada lapisan atmosfer (stratosphere) ada lapisan ozon yang berfungsi menahan sinar
ultraviolet yang berbahaya dari matahari dan dari benda-benda angkasa lainnya, yang
kemudian dipantulkan kembali ke angkasa luar.
Bayangkan jika lapisan ozon ini tidak ada/rusak, maka umat di bumi mengalami “pagebluk”

12
berupa penyakit metabolisme tubuh yang sangat mengerikan.

g. Tidak ada siaran radio


Lapisan atmosfer yg disebut ionosphere, berfungsi untuk memantulkan gelombang
radio. Bayangkan jika lapisan ini tdk ada maka umat di bumi tidak pernah bisa mendengarkan
berita, informasi, musik, atau apapan dari media radio.

Atmosfer menjadi payung di siang hari untuk melindungi seluruh makhluk yang ada di
bumi dari panas yang memanggang, sedangkan malam hari atmosfer berguna sebagai selimut
untuk melindungi umat bumi dari kebekuan. Jika atmosfer bumi tidak ada, maka menurut
perhitungan suhu bumi pada malam hari jadi minus 270 der C, yang berarti kehidupan bumi
akan punah membeku.

Jika Lapisan troposphere (lapisan atmosfer yg paling bawah) tidak ada, maka bumi
akan mengalami kekeringan, karena lapisan troposphere ini adalah tempatnya pembentukan
awan hujan. Lapisan atmosfer yg disebut ionosphere, berfungsi untuk memantulkan
gelombang radio. Bayangkan jika lapisan ini tdk ada maka umat di bumi tidak pernah bisa
mendengarkan berita, informasi, musik, atau apapun dari media radio.
Atmosfer bumi juga melindungi bumi dari serangan meteor. Jika atmosfer hilang, maka
meteor pun langsung menghantam bumi.
Atmosfer kita juga menahan terpaan badai matahari, dari terpaan tersebut akan ditahan oleh
atmosfer dan kutub bumi. Tetapi, jika tak ada atmosfer, maka badai matahari akan langsung
mengenai permukaan bumi.

F. Jumlah Karbon dan Debu di Atmosfer

a. Karbon di Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon di atmosfer adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah
gas ini merupakan bagian yang sangat ke+il dari seluruh gas yang ada di atmosfer hanya sekitar 0.04
persen dalam basis molar, meskipun sedang mengalamikenaikan6, namun ia memiliki peran yang
penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah
metan dan kloroflorokarbon ini merupakan gas artifisial atau buatan. Gas-gas tersebut adalah
gas rumah ka+a yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan
berperan dalam pemanasan global.
1. Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

 Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosistesis untuk mengubah karbondioksida


menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini lebih banyak menyerap
karbon pada hutan yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
 Pada permukaan laut kea rah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida akan lebih
mudah larut. Sehingga karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin
yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut.
 Pada laut bagian atas, pada daerah produktivitas yang tinggi, organisme akan membentuk
cangkang yang keras dan bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran
karbon ke bawah.

13
 Pelapukan batu silikat. Tidak seperti 2 proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon
ke reservoir yang siap kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto
terhadap karbondioksida atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana
selanjutnya dipakai untuk membawa karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya.
2. Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara:

 Melalui respirasi tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga
didalamnya penguraian glukosa menjadi karbondioksida dan air.
 Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa
karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbondioksida jika
ada oksigen, dan berubah menjadi metana jika tidak ada oksigen.
 Melalui pembakaran organic dan mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon
dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk
dari industri perminyakan, (petroleum) dan gas alam akan melepaskan karbon yang
sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab
utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
 Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida,
dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akanmenghasilkan juga
karb(n di(ksida dalam jumlah yang banyak.
 Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke
atmosfer
 Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas
tersebut termasuk uap air, karbondioksida, dan belerang. Jumlah karbondioksida yang
dilepas ke atmosfer hamper sama dengan jumlah karbondioksida yang hilang dari atmosfer
akibat pelapukan silikat. Kedua proses kimia ini yang saling berbalikan akan memberikan
hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah
karbondioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
b. Debu di Atmosfer
1. Debu alami mendinginkan bumi sekaligus menghangatkan atmosfer
 Badai debu gurun. Debu adalah sejenis partakel, atau aerosol yang mengambang di
atmosfer. Para ilmuwan membedakan debu dan partikel hasil kegiatan manusia seperti
asap, jelaga, atau penyebab polusi lainnya, serta debu dari partikel alami, seperti debu
gurun atau letusan gunung api
 Debu gurun berukuran 10 mikron menyerap radiasi matahari lalu mengubahnya menjadi
panas lalu melepasnya ke udara. Debu ini juga merefleksikan radiasi kembali ke luar
angkasa sehingga debu ini mendinginkan bumi sekaligus menghangatkan atmosfer
 Debu hasil kegiatan manusia berukuran submicron. Partikel halus ini mendinginkan
atmosfer karena mereflesikan cahaya matahari kembali ke antariksa sebelum memanaskan
udara. Itu berarti hanya sedikit energy surya yang sampai ke permukaan. Karena
ukurannya sangat kecil, partikel ini tidak ada efek terhadap energy panas.
 Debu dan iklin saling mempengaruhi secara langsung maupun tak langsung lewat berbagai
system yang saling berkaitan. Misalnya, debu membatasi jumlah radiasi matahari yang
mencapai bumi, sebuah factor yang menutupi efek pemanasan karbondioksida ke
atmosfer. Debu juga dapat mempengaruhi awan dan kuantitas air yang jatuh ke bumi, yang
memicu terjadinya kekeringan yang pada akhirnya menyebabkan pembentuk gurun dan
menghasilkan banyak debu lagi

14
 Setiap tahun tak kurang dari 700 juta ton debu dari gurun Sahara terbawa ke atmosfer.
Sebagian debu yang tertiup angina kencang jatuh lagi ke bumi sebelum meninggalkan
Afrika. Sebagian lagi terbawa angina melintasi Samudara Pasifika tau laut Mediterania
hingga mencapai Amerika Selatan dan Amerika Serikat sebelah tenggara. Debu tersebut
diyakini dapat mempengarihi energy bumi dan iklim dengan memantulkan cahaya
matahari kembali ke antariksa.
 Gurun Sahara memasok sebagian dari separuh debu yang terbawa ke atmosfer setiap
tahun. Debu Sahara jauah lebih murni dari Gurun Pasir Asia atau Amerika, China
Mongolia yang kerap bercampur dengan polusi yang menyebabkan sebuah gado-gado
aerosol yang membuat para ilmuwan kesulitan untuk meneliti debunya saja.
 Mempelajari debu Sahara cuku menantang karena debu itu terbuat dari materi yang sama
seperti gurun di bawahnya. Itu berarti debu di atmosfer tampak mirip dengan debu
dibawahnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, ilmuwan dapat membedakan partikel
debu dan gurun menggunakan instrument dan teknik baru.
c. Jumlah Debu di Atmosfer Meningkat
 Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah debu di atmosfer meningkat disbanding abad
lalu
 Tak hanya membuat rumah dan isinya kotor, kenaikan jumlah debu yang dramatis itu juga
mempengaruhi iklim dan ekologi. Debu ini bukan hanya sesuatu yang kita bersihkan di
permukaan meja, namun juga partikel halus yang mengambang di udara di lapisan
atmosfer bumi dan berasal dari gurun-gurun di Afrika Selatan dan Timur Tengah
 Dengan mengaplikasikan komponen system pemodelan komponen yang disebut sebagai
Community Climate System Model.tim Mahowald merekonstruksi jumlah debu gurun
terhadap temperature, kuantitasair yang jatuh kembali ke bumi , endapan zat besi laut, dan
penangkapan karbon terestial selama 1 abad.

G. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim


Cuaca dan juga iklim terdiri atas unsur- unsur yang sama. Unsur- unsur dari cuaca dan
juga iklim antara lain adalah sebagai berikut:

1. Suhu Udara atau Temperatur


Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmosfer. Berdasarkan
penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran
secara horisontal dan vertikal. Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung
pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari.
Hal itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara.

Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari
jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun.

15
Keadaan suhu udara pada suatu tempat di permukaan bumi akan ditentukan oleh faktor-
factor sebagai berikut :

 Lamanya Penyinaran Matahari

Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, makin banyak panas
yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan lebih panas daripada jika
hari itu berawan sejak pagi.

 Kemiringan Sinar Matahari


Suatu tempat yang posisi matahari berada tegak lurus di atasnya, maka radiasi
matahari yang diberikan akan lebih besar dan suhu ditempat tersebut akan tinggi,
dibandingkan dengan tempat yang posisi mataharinya lebih miring.

 Keadaan Awan
Adanya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi matahari yang
diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang mengenai awan, oleh uap air yang ada
di dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.

 Keadaan Permukaan Bumi


Perbedaan sifat darat dan laut akan mempengaruhi penyerapan dan pemantulan
radiasi matahari. Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas
energy radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi dan akibatnya menyebabkan
perbedaan suhu udara di atasnya

Proses pemanasan secara langsung diantaranya melalui proses absorpsi, refleksi dan
difusi.
 Absorbsi adalah penyerapan panas matahari oleh unsur-unsur di atmosfer yang
menyerap radiasi tersebut seperti oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen dan debu.
 Refleksi adalah pemanasan matahari oleh udara/atmosfer kemudian dipantulkan kembali
ke angkasa oleh butir-butir air di atmosfer.
 Difusi adalah proses penyebaran sinar/panas matahari ke segala arah oleh atmosfer. Sinar
gelombang pendek warna biru merupakan gelombang yang dihamburkan paling baik
oleh lapisan udara sehingga langit akan berwarna biru pada siang hari.

Proses pemanasan secara tidak langsung terjadi melalui beberapa proses juga seperti
konduksi, konveksi, adveksi dan turbulensi.

 Konduksi adalah perambatan panas matahari pada lapisan udara bawah kemudian
mengalirkannya ke lapisan udara di sekitarnya.

16
 Konveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara vertikal.

 Adveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara horizontal.

17
 Turbulensi adalah perambatan panas oleh udara yang tidak teratur atau berputar-putar
ke atas.

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam
setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara
adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya
disebut sebagai isobar.

Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Toricelli pada tahun
1643 menciptakan barometer air raksa. Karena barometer air raksa tidak mudah dibawa ke
mana-mana, dapat menggunakan barometer aneroid sebagai penggantinya.

Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga
semakin tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini
karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya. Satuan hitung
tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar.

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut juga dapat diukur dengan menggunakan
barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan menurunkan permukaan air raksa dalam tabung
sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb), setiap kenaikan 8 m pada lapisan atmosfer bawah,
tekanan udara turun 1 mb, sedangkan pada atmosfer atas dengan kenaikan > 8 m tekanan
udara akan turun 1 mb.

Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan juga altimeter
yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian kapal udara yang sedang terbang.

Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Udara:

Udara adalah campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat
ditekan. Tekanan tersebut diberikan oleh berat udara yang diberikan ke segala arah, baik dari
bagian atas, bawah, dan samping. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya
ketinggian tempat (elevasi atau ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena massa udara semakin
ke atas semakin tipis, kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya makin pendek. Untuk

18
mengukur tekanan udara di suatu tempat dapat digunakan alat, yaitu barometer. Mekanisme
alat ini, ketika tekanan udara naik maka mercury yang ada di dalam pipa naik. Tekanan udara
diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan yang mempunyai luas tertentu. Satuan
yang digunakan dalam pengukuran tekanan udara adalah atmosfer (atm), milimeter kolom air
raksa (mmHg) atau milibar (mbar).

3. Kelembapan Udara

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air
didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap
air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh.

Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :

a) Kelembaban relatif / Nisbi

Perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu
yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3maksimal dapat memuat 25
gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada waktu
itu sama dengan

20 x 100 % = 80 %

b) Kelembaban absolut / mutlak

Banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3.

Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak
= 15 gram. Jika dalam suhu yang sama , 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air, maka

Kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.

Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan
rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram
uap air, mw, per kilogram udara, ma .

4. Angin

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak horizontal atau
vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktasi dinamis. Faktor yang
mempengaruhi tekanan angindiantaranya adalah :

a. Adanya perbedaan horizontal dalam tekanan udara.

Angin selalu bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
rendah. Jika tidak ada lagi gaya lain yang mempengaruhi, maka angin bergerak secara

19
langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Jika tidak ada perbedaan
udara di suatu tempat atau mendekati nol, maka yang tejadi adalah angin yang tenang.

b. Pemanasan yang tidak sama dari permukaan bumi

Pada dasarnya mekanisme angin atau bergeraknya udara disebabkan oleh peristiwa
penimbunan, pelenyapan, dan alih panas dari matahari.

c. Adanya perbedaan tekanan, efek coriolis, dan friksi

Perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang berpengaruh pada
arah gerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pangaruh
Coriolis. Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah
bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya, bergerak berlawanan arah jarum
jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.

Pergerakan arah angin juga dipengaruhi oleh adanya gesekan. Angin permukaan pada
umumnya menderita gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan bumi. Jika permukaan
datar dan halus, maka gaya gesek kecil dan jika permukaan kasar, tertutup oleh tanaman,
maka gaya gesek besar. Gaya gesek ini dapat memperlambat pergerakan udara yang
mengubah arah angin, meperlambat kecepatan angin. Siklon, yaitu pusat dari udara
bertekanan rendah

d. Antisiklon, yaitu pusat dari udara bertekanan tinggi.

Tekanan udara tinggi dan tekanan udara rendah dapat mengakibatkan angin siklon
dan angin antisiklon, mempengaruhi cuaca, dan dapat digunakan untuk meramal cuaca.

Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan rendah atau
minimum. Sedangkan angin antisiklon adalah angin yang berputar keluar dari pusat tekanan
udara tinggi atau maksimum. Pada aliran siklon, udara bertiup ke arah pusat sehingga tekanan
udara tinggi sehingga udara naik ke atas (menuju ke tekanan rendah) kemudian udara diatas
terakumulasi sehingga membentuk awan mendung dan awan hujan. Pusat tekanan rendah
(siklon) menghasilkan cuaca buruk di musim apapun.

Sedangkan pada aliran antisikon, udara dari pusat menyebar ke luar sehingga udara
dari atas turun untuk menyeimbangkan tekanan udara di bawah, sehingga mengakibatkan
cuaca cerah. Tidak memungkinkan terbentuknya awan mendung karena angin dari atas terus
mengalir ke bawah, yaitu ke daerah dengan udara bertekanan rendah. Awan terbentuk jika
udara menjadi dingin scara adiabatik melalui udara yg naik dan mengembang.

Pola Aliran Angin

Atmosfer memiliki perbedaan suhu yang sangat besar, dan untuk menyeimbangkan
suhunya agar tetap stabil atmosfer melakukan sistem transfer panas. Sistem ini bekerja
dengan memindahkan udara panas ke arah garis lintang yang lebih tinggi, dan udara dingin
ke arah akuator. Sistem tersebut disebut dengan Non Rotating Earth Model

Rotating Earth Model merupakan pola angin yang kedua. Pada pola ini terdapat 4
jenis pertukaran udara. Trade winds (angin pasat) merupakan angin yang bertiup dari daerah
maksimum ekuator menuju ke ekuator. Westerliest (angin barat) merupakan angin yang
bertiup dari daerah maksimum subtropis menuju daerah sedang. Polar easterlies merupakan

20
angin yang bertiup dari daerah kutub menuju daerah maksimal subtropis. Polar front
merupakan angin ribut yang memisahkan udara panas daerah tropis dengan udara dingin
kutub.

Bumi terdiri dari sebagian besar lautan. Hal tersebut akan mempengaruhi suhu. Pada
daerah belahan bumi selatan tekanan udaranya lebih stabil dibanding daera belahan bumi
utara. Letak daratan dan lautan ini mempengaruhi angin yang berhembur. Di Indonesia, angin
yang berhembus tersebut dapat mempengaruhi musim yang terjadi yang disebut dengan angin
muson. Jika angin bertiup dari arah lautan, maka akan terjadi musim hujan (angin muson
timur). Sebaliknya jika angin bertiup dari arah darat, maka akan terjadi musim panas (angin
muson barat).

Pada sistem angin regional, angin berhembus dari suhu rendah ke suhu tinggi. Pada
siang hari di daerah pantai suhu permukaan tanah meningkat lebih cepat dibanding dengan
permukaan air di lautan sehingga terjadilah angin laut. Sedangkan pada malam hari, suhu
tanah pada daratan turun lebih cepat dibanding dengan suhu permukaan laut sehingga terjadi
angin darat.

Pada daerah pegunungan terjadi angin lembah dan angin gunung. Pada siang hari
udara pada pegunungan naik lebih signifikan dibanding udara pada daerah lembah, karena
udara dingin pada derah lembah lebih tipis, maka udara tersebut naik menuju gunung dan
terjadilah angin lembah. Sedangkan pada malam hari, udara pada daerah pegunungan turun
lebih signifikan dibanding pada daerah lembah sehingga udara tersebut turun menuju lembah,
sehingga terjadilah angin gunung.

Beberapa jenis angin adalah sebagai berikut :


a. Angin tetap
Jenis angin yang pertama adalah angin tetap. Angin tetap yaitu adalah angin yang
mempunyai arah berhembus yang tetap sepanjang tahunnya. Angin tetap ini ini dibagi
menjadi dua macam, yakni angin pasat dan juga angin antipasat. Angin pasat
merupakan angin yang bertiup dari daerah subtropik menuju ke equator atau
khatulistiwa. Sedangkan angin antipasat merupakan angin yang bertiup dari daerah
equator menuju ke daerah subtropik.

b. Angin Muson atau Angin Musim


Angin Muson atau angin munsson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode lainnya mempunyai
pola yang berlawanan yang berganti ganti arah secara berlawanan pada stiap setengah
tahunnya. Setengah tahun pertama biasanya akan bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya akan bertiup angin laut yang bersifat basah. Terjadinya angin
muson ini dapat dijelaskan secara ilmiah.

Pada bulan Oktober hingga April, matahari berada di belahan langit selatan, sehingga
benua Australia akan lebih banyak disinari matahari atau mendapatkan panas yang lebih
daripada benua Asia. Hal ini mengakibatkan di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah
atau depresi, sementara di Asia terdapat pusat tekanan udara tinggi atau kompresi. Keadaan
yang seperti ini akan menyebaban arus angin bertiup dari benua Asia menuju ke Australia. Di
Indonesia sendiri, angin ini merupakan angintumir laut di belahan bumi utara dan angin barat
di belahan bumi selatan. Karena angin ini melewati samudera Pasifik dan juga samudera

21
Hindia, maka angin ini akan membawa banyak uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim
penghuan.

Sedangkan pada bulan April hingga Oktober, matahari akan berada di belahan alangit
utara, sehingga benua Asia akan menadapatkan panas yang lebih daripada benua Australia.
Hal ini mengakibatkan di Asia terdapat pusat- pusat tekanan udara yang rendah, sedangkan di
Audtralia akan terdapat tekanan- tekanan udara yang tinggi yang akan menyebabkan angin
bertiup dari Australia ke Asia. Di Indonesia angin ini disebut sebagai angin musim timur di
belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Karena nagin yang
bertiup ini tidak melewati samudera maka angin ini tidak banyak mengandung uap air, maka
dari itu saat angin ini bertiup, Iklim di Indonesia sedang terjadi musim kemarau.

Dari penjelasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa angin muson ini dibedakan
menjadi dua macam, yakni:

 Angin muson barat atau angin musim barat, yakni angin yang berhembus dari Asia ke
Australia dan membawa curah hujan sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Angin
ini bertiup pada bulan Oktober sampai dengan bulan April.
 Angin muson timur atau angin musim timur, yakni angin yang bertiup dari Australia ke Asia
dan tidak membawa curah hujan sehingga di Indonesia terjadi musim kemarau. Angin ini
bertiup pada bulan April sampai dengan bulan Oktober.

c. Angin Darat
Angin darat merupakan angin yang bertiup dari daratan ke lautan. Angin ini
biasanya bertiup pada malam hari yakni pada pukul 20.00 hingga pukul 16.00. angin ini
seringkali dimanfaatkan oleh nelayan- nelayan tradisional untuk berangkat melalut.

d. Angin Laut
Jika adan angin darat, pastilah ada yang namanya angin laut. Angin laut ini
merupakan angin yang bertiup dari lauta menuju ke daratan. Angin ini umumnya
bertiup pada siang hari, yakni mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00. angin ini biasnya
dimanfaatkan nelayan tradisional untuk menuju pulang sehabis melaut.

e. Angin Lembah
Angin lembah merupakan angin yang bertiup dari lembah menuju ke puncak
gunung. Angin ini biasanya terjadi pada siang hari.

f. Angin Gunung
Angin gunung merupakan kebalikan dari angin lembah, yakni merupakan angin
yang bertiup dari puncak gunung ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari.

g. Angin Fohn atau Angin Jatuh


Angin Fohn atau angin jatuh merupakan sebuah angin yang terjadi sesuai
dengan jenis jenis hujan seperti hujan orogafis. Angin ini bertiup di suatu wilayah
tertentu dengan temperatur serta kelengasan yang berbeda pula. Angin ini terjadi karena
adanya gerakan massa udara yang naik ke pegunungan yang tingginya lebih dari 200
meter, naik pada satu sisi kemudian turun lagi di sisi yang lainnya. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan juga kering yang dikarenakan uap air
tersebut sudah dibuang pada saat hujan orogafis.

22
Proses Terjadinya Angin

Selanjutnya kita akan membahas mengenai proses terjadinya angin. Seperti suatu
fenomena alam lainnya, angin ini juga mempunyai proses terjdinya sendiri sehingga bisa
terbentuklah angin. Sudah dikatakan sebelumnya bahwasannya angin ini bertiup dari tempat
yang mempunyai tekanan udara tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan udara rendah.
Peristiwa bergeraknya udara dalam bentuk angin ini akan sama dengan peristiwa bergeraknya
air.

Jika dua daerah menerima penyinaran matahari yang berbeda, maka akan berbeda
pula mengenai suhu dan juga tekanan udara yang dimilikinya. Daerah yang menerima sinar
matahari lebih banyak akan mempunyai tekanan udara yang lebih kecil. Hal ini akan
berakibat udara yang bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara lebih tinggi
ke daerah yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Begitulah mengenai proses
terjadinya angin. Dalam proses terjadinya angin ini dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu
yang dinamakan sebagai faktor- faktor yang mempengaruhi proses terjadinya angin. (baca
: proses terjadinya hujan)

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Proses Terjadinya Angin


Dalam proses terjadinya angin ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses terjadinya angin ini antara lain:

1. Gradien Barometris, merupakan bilangan yang emnunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2
isobar yang mempunyai jarak 111 km. semakin besar gradien barometrisnya, maka semakin
cepat tiupan dari angin tersebut.
2. Letak tempat. Kecepatan angin yang berada di dekat khatulistiwa lebih cepat dari temapat
yang berada jauh dari garis khatulistiwa.
3. Ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka angin yang bertiup akan semakin
kencang. Hal ini disebabkan karena pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara.
4. Angin akan bergerak lebih cepat daripada angin di malam hari.

Sifat- Sifat Angin

Seperti halnnya manusia dan juga beberapa hal alamiah lainnya, angin ini juga
mempunyai sifat tertentu. beberapa sifat yang dimiliki oleh angin antara lain adalah:

 Angin menyebabkan tekanan pada permukaan yang menentang arah angin tersebut.
 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang mempunyai dasar panas.
 Kecepatan angin tersebut sangat beragam dari satu tempat ke tempat lainnya, serta dari waktu
ke waktu.

Manfaat Angin
Beberapa manfaat angin secara umum antara lain:

 Sebagai pembangkit listrik tenaga angin


 Membantu penyerbukan bunga- bunga
 Membantu mengirinhkan benda yang basah, dan lain sebagainya.

23
Sedangkan secara khusus ataupun berdasarkan jenisnya maka manfaat angin- angin
tersebut antara lain:

 Angin muson mempunyai manfaat mendatangkan musim hujan dan kemarau bagi Indonesia.
(baca : pembagian musim di Indonesia)
 Angin darat untuk membantu menghantarkan nelayan pergi mencari ikan.
 Angin laut, membantu nelayan pulang dari melaut.

5. Awan

Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku tergantung
di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planetlain. Awan juga massa terlihat
yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan
antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu
cabang meteorologi.
Di Bumi substansi biasanya presipitasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis
udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan
kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau
lebih besar mengangkat non-konvektif skala.
Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin.
Tetesan dan kristal biasanya diameternya sekitar 0,01 mm (0,00039 in). Paling umum dari
pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang
memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih ke atas dan mengangkat orografik udara
di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang.
Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi
oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak
adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan
padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai
panjang gelombang, sehingga tampak putih, di atas.
Tetesan embun (titik-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga
intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu
atau bahkan gelap kadang-kadang tampak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah
memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh
cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna
sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari
pada saat- panjang gelombang .

Pembentukan awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka
terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat
menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan
dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan menjadi
semakin tepu dengan uap air.

24
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan
awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan
turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan
menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang
menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Keluarga-Keluarga Awan
1. Awan Tinggi (Keluarga A)
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah
kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000
dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis . [ 2]

Awan di Keluarga A meliputi:

 Genus Sirrus (Ci)

Gumpalan awan putihberserat kristal es halus yang terlihat jelas di angkasa biru.
Secara umum non-konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.

 Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat tanpa jumbai atau kait.
 Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus filamen.
 Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy padat.
 Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian cirrus menara.
 Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus berumbai.
 Genus Cirrocumulus (Cc)

25
Lapisan awan yang tampak seperti ombak di pasir pantai, berbentuk bulat kecil atau
serpih dan bewarna putih yang berkelompok atau berbaris.

Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str): Sheets atau patch yang relatif datar
cirrocumulus.
 Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens cirrocumulus berbentuk.
 Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas): cirrocumulus menara.
 Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo): cirrocumulus berumbai.
 Genus Cirrostratus (Cs)

Awan putih merata seperti tabir

 Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib): cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus.
 Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata selubung cirrostratus.
2. Awan Tengah (Keluarga B)
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk
pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki
(8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan.
Nimbostratus merupakan awan pada ketinggian menengah yang dapat bergerak turun hingga
ketinggian rendah pada saat hujan. The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan
Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian
rendah selama hujan.

26
Awan di keluarga B meliputi:
 Alto Cumulus (A-Cu)

Awan alto cumulus memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

 Ukuran awannya adalah kecil- kecil


 Biasanya awan berbentuk bola- bola yang agak tebal atau menggembung
 Memiliki warna putih hingga pucat, dan kadang ada bagian yang kelabu
 Jumlanya banyak dan saling berdekatan (bergerombol)
 Sebagian besar terdiri atas butiran- butiran es (baca: hujan es)
 Pada umumnya mempunyai bayangan
 Awan ini tidak tebal dan jarang sekali mencapai 1 km
 Muncul pada keadaan hangat (musim panas lembab di pagi hari dan kadang menandakan
hujan lebat di sore harinya)

 Alto Stratus (A-St)

Adapun ciri- ciri atau karakteristik dari awan Alto Stratus antara lain adalah sebagai berikut:

 Berbentuk lembaran dan seringkali berupa satu struktur berserat


 Berwarna abu- abu atau biru keabu- abuan
 Menutupi langit dengan dengan sebaran yang luas
 Dapat menimbulkan hujan gerimis atau ringan, sedang, ataupun salju
 Terdiri atas butiran air dan juga es
 Akan tampak jelas ketika senja dan juga malam hari, dan kurang jelas ketika matahari terbit
 Beberapa bagian awan yang tipis masih dapat ditembus oleh sinar matahari, kecuali pada
bagian yang tebal

27
3. Awan Rendah (Keluarga C1)
Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) [2] dan termasuk
Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut, meskipun
tidak semua bentuk kabut dari Stratus.
Awan di Keluarga C1 meliputi:

 Genus stratocumulus (Sc)

Awan konveksi yang sedikit biasanya dalam bentuk pola-pola tidak teratur atau bulat,
mirip dengan altocumulus tetapi ukurannya lebih besar dan bewarna lebih gelap.

 Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar
stratocumulus.
 Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk.
 Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas): stratocumulus menara.

 Genus Stratus (St)

Awan berlapisan seragam yang menyerupai kabut tetapi tidak menyentuh ke


permukaan tanah (relatif tinggi).[1]

 Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung Stratus.


 Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus selembar Stratus.

28
 Genus Nimbostratus

Awan yang berbentuk tidak beraturan, berwarna abu-abu atau putih gelap,
penyebarannya luas, merata, dan tebal. Awan Nimbostratus dapat menghasilkan hujan
maupun salju.
4. Awan Rendah Tengah (Keluarga C2)
Awan ini dapat didasarkan manapun dari permukaan dekat sekitar 10.000 kaki (3.000
m). Cumulus biasanya bentuk pada rentang ketinggian rendah tetapi dasar akan naik ke
bagian bawah kisaran menengah saat kondisi kelembaban relatif sangat rendah. Nimbostratus
biasanya bentuk dari altostratus di tengah rentang ketinggian tetapi dasar mungkin mereda ke
kisaran rendah selama precipitaion. Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang
signifikan dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal (Keluarga D), terutama
di Eropa. [4] Namun, cumulus biasa, menurut definisi, tidak sesuai dengan tingkat vertikal
yang menjulang cumulus (kumulus congestus) atau paling cumulonimbus . Nimbostratus
Sangat tebal dapat perkiraan cumulus menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal
awan cumulonimbus berkembang dengan baik.
5. Awan Vertikal (Keluarga D)

 Genus cumulonimbus (Cb)

Awan dengan massa besar dan menjulang dari ketinggian rendah hingga sangat
tinggi, rawan badai dan petir. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat
stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin.

 Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi
memotong puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang
tinggi.

29
 Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak
yang sangat tinggi yang telah menjadi berserat karena adanya kristal es.

6. Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair
seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi,
hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk
jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat
mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan
uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum
mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan
antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai
dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga
dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada
saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan
konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat
terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi
jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas anginpermukaan pada ketinggian yang
memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan.
Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang
diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa
udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim
hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di
dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit
listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan.
Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah
dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan
perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan
suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan
penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990
milimetres (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim
Köppenmenggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-
kawasan iklim. Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah
turun dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.
a. Jenis-Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dikelompokan menjadi 8 jenis, yaitu:

1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan
bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu. Jenis hujan siklonal
umumnya hanya dapat terjadi di daerah sekitar katulistiwa.Ciri identik dari hujan ini
bisa kita lihat dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan menghasilkan
guyuran hujan yang sangat deras.

30
2. Hujan Senithal
Hujan senithal (zenithal) adalah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat
tenggara dan angin pasat timur. Hujan jenis ini juga umumnya hanya terjadi di sekitar
katulistiwa. Udara panas hasil pertemuan kedua angin tersebut naik ke atmosfer dan
menyebabkan suhu di sekitar awan turung secara perlahan. Penurunan suhu ini,
terjadilah kodensasi yang secara berangsur-angsur menyebabkan awan mencapai titik
jenuhnya. Pada saat di titik inilah hujan senithal kemudian turun membasahi bumi.

3. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke arah horizontal
yang dibawa angin. Angin membawa awan mencapai suatu daerah pegunungan dan
mengalami kondensasi karena suhu dingin yang ada di sekitarnya. Kondensasi
berangsur-angsur membuat awan mencapai titik jenuhnya sehingga terciptalah hujan.

4. Hujan Frontal
Hujan Frontal adaah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan
massa udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat yang
bernama “bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan masa udara dingin berada di
bawah dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front.

5. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson
sendiri terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa bumi.
Di Indonesia, jenis jenis hujan ini terjadi antara Oktober sampai April, sementara di
kawasan Asia Timur terjadi antara Mei sampai Agustus. Karena siklus angin dan hujan
muson inilah kita mengenal adanya musim hujan dan musim kemarau.

6. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan manusia dalam
memanipulasi keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya dengan memanfaatkan proses
tumbuhkan dan penggabungan dalam pembentukan awan (ice nucleation). Di antara
jenis-jenis hujan lainnya, hujan buatan-lah yang biasanya hanya menghasilkan

31
curahhujan yang sedikit.

H. Klasifikasi Iklim dan Pola Iklim Global


Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang
relatif lama.
Iklim juga didefinisikan sebagai berikut :
 Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat
dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatny
(World Climate Conference, 1979)
 Kondep abstrak yang menyatakan kebiaasan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu
daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980)
 Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban,
yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1978)

32
Iklim

Sifat- sifat iklim:


 Berlaku untuk waktu yang lama.
 Meliputi daerah yang luas.
 Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan merupakan pencatatan baru.

1. Klasifikasi Iklim:
a.Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari ialah
banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Menurut teori, makin
jauh dari khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga makin sedikit
jumlah sinar matahariyang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
a.Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat LS-23,5 derajat LS
b.Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5 derajat LS-90 derajat
LS
c. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90 derajat
LS

Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan 1 teori, bahwa


temperatir udara makin rendah jika letaknya makin jauh dari khatulistiwa. Maka dari itu,
ada ahli yang menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis. Menurut kenyataanya,
temperatur beberapa tempat menyimpang dari teori tersebut.

b.Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan,
lautan, pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak
geografis. Berikut adalah pembagian Iklim fisis :

33
 Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang sangat luas,
sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering.
Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan pada malam hari terasa sangat dingin.
Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang terbentuk gurun pasir. Misalnya
Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada.
 Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis. Angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri iklim laut
adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian yang hampir sama,
sifatnya banyak hujan.
 Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, takanan
rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit uap air.
 Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan
udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng
pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan
orografis.
Pembagian iklim fisis berdasarkan keadaan yang ada di muka bun baik mengenai
daratan, lautan, relief muka bumi, angin, maupun an laut. Iklim fisis terbagi menjadi iklim
maritim, iklim kontinental, di iklim pegunungan.

a. Iklim Maritim (Iklim Laut)


Iklim maritim merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin laut Ciri-cirinya:
1) Amplitudo harian dan tahunan kecil.
2) Banyak turun hujan dan kadang disertai adanya petir.
b. Iklim Kontinental (Iklim Darat)
Iklim kontinental merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin darat. Ciri-
cirinya:
1) Amplitudo suhu harian besar, pada siang hari suhunya panas dan pada malam hari
suhunya dingin.
2) Amplitudo suhu tahunan besar, pada musim panas suhu tinggi dan pada waktu
musim dingin suhu rendah.

c. Iklim Pegunungan
Iklim pegunungan merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin pegunungan.
Ciri-cirinya:
 1) Amplitudo suhu harian besar.
 2) Tekanan udara rendah.
 3) Sinar matahari terik.

34
3.Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara dan Benua
Australia di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia terdapat Iklim musim. Iklim
musim ini erat kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia. Pada bulan April-
Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi musim kemarau. Sebaliknya ketika
bertiup angin musim barat, terjadi musim penghujan.

4.Iklim Menurut Junghuhn


Junghuhn (bangsa Jerman) membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat
dan jenis tumbuhan yang cocok di suatu daerah. Penelitiannya dilakukan di pulau Jawa.

5.Iklim Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperaturn dan
hujan. Menurut keadaan temperatur dan curah hujannya, permukaan dibagi menjadi
bebberapa daerah iklim.

2. Perubahan Iklim Global


Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan
iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang) yaitu perubahan iklim secara lokal
dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik secara harian,
musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu perubahan unsur-
unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara nyata.

Perubahan iklim secara global disebabkan oleh karena menungkatnya konsentrasi gasi
di atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal
dari batu bara, minyak bumi, dan gas, yang membuang limbah gas di atmosfer, seperti
kabondioksida (CO2), Metana (CH4), dan Nitrous Oksida (N2O). Matahari yang menyinari
bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bersuhu
nyaman bagi kehidupan manusia. Jika kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek
selimut seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara
ditahan oleh selimut gas sehingga suhu mengalami kenaikan dan menjadi panas. Semakin
banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.

Berikut adalah beberapa dampak perubahan iklim global :


 Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan air laut naik.
 Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai ke
laut dan pada akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.
 Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi
langka.
 Meningkatnya resiko kebakaran hutan.

35
 Mengakibatkan El Nino dan La Nina. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu
permukaan air laut di pantai barat peru – Ekuador(Amerika selatan) yang mengakibatkan
gangguan iklim secara global. La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah
terjadinya El Nino.

I. Klasifikasi Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas


Manusia

1. Klasifikasi Iklim
Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di
bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5° lintang utara dan 23,5°
lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi
daerah tropis kering yang meliputi stepa, savanna kering, dan gurun pasir dan daerah tropis
lembab yang meliputi hutan hujan tropis, daerah-daerah dengan musim basah dan savanna
lembab.

Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis basah atau daerah hangat lembab yang ditandai
dengan:

 Kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%)


 Curah hujan yang tinggi (baca: manfaat curah hujan tinggi)
 Temperatur tahunan di atas 18°C (dan dapat mencapai 38°C pada musim kemarau).
 Perbedaan antar musim (baca: pembagian musim di Indonesia) tidak terlalu terlihat, kecuali
periode sedikit hujan dan banyak hujan yang disertai angin kencang

Selain iklim tropis basah, ada pula iklim tropis kering dengan ciri-ciri sebagai berikut:

 Kelembaban udara yang relatif rendah (umumnya dibawah 50%)


 Curah hujan yang juga rendah
 Radiasi matahari ke wilayah yang memiliki iklim tropis kering langsung tinggi dan maksimal
karena jarang terdapat awan
 Banyak terdapat gurun pasir karena sangat jarang terjadi hujan
 Pada sore hari sering terdengar ledakan batu-batu akibat perubahan suhu ekstrem

Karakteristik Iklim Tropis

1. Letaknya di bagian bumi antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan.
2. Suhu udara rata-rata tinggi hal ini disebabkan karena matahari selau vertikal, umumnya suhu
udara antara 20-30°C bahkan dapat mencapai 30°C di beberapa tempat untuk wilayah dengan
iklim tropis basah
3. Namun suhu udaranya normal tanpa pergantian suhu yang terlalu ekstrim.
4. Amplitudo suhu rata-rata tahunannya kecil, pada wilayah khatulistiwa mencapai 1-5°C,
namun amplitude hariannya lebih besar.
5. Tekanan udara pada wilayah dengan iklim tropis cenderung rendah dan perubahannya secara
perlahan juga beraturan.
6. Penguapan air laut cukup tinggi sehingga banyak terdapat awan.

36
7. Curah hujan lebih tinggi dan lebih lama per tahunnya dari daerah-daerah lain dengan iklim
lain di dunia
8. Karena tingginya curah hujan mengakibatkan tanah di wilayah iklim tropis cukup subur.
9. Wilayah di iklim tropis juga mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. (baca: lapisan-
lapisan matahari)
10. Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari sehingga menyebabkan peredaran pola
angin dan menjadikan wilayah iklim tropis memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
kemarau, tanpa adanya musim dingin.
11. Tekanan udara pada daerah dengan iklim tropis cenderung rendah.
12. Pada wilayah dengan iklim tropis basah vegetasi yang tumbuh di banyak hutan biasanya
berwarna hijau dan lebat
13. Dan pada wilayah dengan iklim tropis kering lebih banyak savana.
14. Dapat mempengaruhi iklim global jika terjadi perubahan yang signifikan. (baca: pembagian
iklim, iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap iklim secara global)
15. Pada wilayah dengan iklim tropis kering suhu udara pada siang hari biasanya sangat tinggi
dan bisa mencapai 45°C sedangkan pada malam hari sangat rendah bisa mencapai 10°C.
16. Udara akan berbalik sangat dingin di wilayah dengan iklim tropis kering karena radiasi balik
bumi sangat cepat berlangsung

2. Jenis-Jenis Iklim di Indonesia


Di Indonesia terdapat 3 jenis iklim, antara lain:
a. Iklim Musim (Iklim Muson)

Iklim musim terjadi karena angin musim yang bertiup berganti arah setiap
setengah tahun sekali, iklim musim ini memberikan dampak negatif ataupun
positif. Dengan adanya iklim musim di indonesia akan berganti musim dalam kurun
waktu yang ditentukan sekitar 6 bulan sekali . Angin musim terdiri dari angin musim
barat daya dan angin musim timur laut. Dengan adanya angin musim yang datang
dalam kurun waktu 6 bulan sekali, kita dapat merasakan setiap pergantian musim
yang terjadi di indonesia .

Berikut adalah penjelasan dari 2 macam bagian angin dari iklim musim :

- Angin musim barat daya


Pada angin musim barat daya ini bisa dibilang sifatnya basah . Angin musim barat
daya adalah angin musim yang disebut dengan musim hujan, angin yang bertiup pada bulan
tertentu ini yaitu dari bulan oktober sampai dengan bulan april sehingga sudah dipastikan

37
bahwa indonesia akan mengalami musim hujan berkepanjangan. Angin musim barat daya ini
mempunyai banyak manfaat bagi seluruh makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan
tumbuhan. Karena musim ini sangat dinanti-tunggu bagi seluruh makhluk hidup .
Bagaimana tidak dinanti-nanti karena sangat menguntungkan sekali bagi makhluk hidup yang
memiliki banyak manfaat seperti :

 menyuburkan panen
 panen semakin menguntungkan
 tidak kekurangan sumber air
 hasil panen subur-subur
 tumbuhan semakin subur, lebat, indah
 hewan yang tidak kesulitan mencari sumber air
 hasil panen semakin meningkat
 manusia tidak kesulitan menemukan sumber air
 tingkat kesuburan tanaman semakin berkembang

Begitu banyak manfaat yang bisa kita rasakan ketika musim hujan tiba, sangat
menguntungkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

-Angin musim timur laut


Pada angin musim timur laut ini bisa dibilang sifatnya kering. Angin musim timur laut
ini disebut juga dengan musim kemarau (musim kering). Angin yang bertiup pada bulan
tertentu ini yaitu dari bulan april sampai dengan oktober sehingga sudah bisa dipastikan akan
ada musim kemarau yang berkepanjangan. Angin musim ini sangat tidak diinginkan oleh
manusia, hewan, dan tumbuhan karena ini sangat merugikan sekali bagi kelangsungan hidup
maakhluk hidup.

Berikut adalah kerugian dari adanya musim kemarau :

 Sulit menemukan sumber air


 Petani mengalami musim paceklik
 Hewan kesulitan mencari sumber air
 hasil panen semakin menurun
 tingkat kesuburan tanaman semakin berkurang

b. Iklim Tropika (Iklim Panas)

Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa meyebabkan Indonesia


memiliki iklim tropika atau bisa disebut dengan iklim panas. Karena indonesia

38
memiliki suhu yang tinggi sehingga sekitar tahunan indonesia akan mengalami musim
paceklik atau yang disebut dengan musim panas berkepanjangan. Iklim tropis di
Indonesia terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Tak heran jika orang indonesia terkadang suka mengeluh dengan cuaca panas yang
ada di indonesia karena menyebabkan banyak kerugian yang dialami oleh warga
indonesia. Sehingga warga indonesia sangat berharap iklim panas ini segera berakhir
berganti dengan musim hujan yang membuat keuntungan banyak bagi warga
indonesia.

c. Iklim Laut

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan objek wisata alam terutama
indonesia merupakan negara yang memiliki laut, sungai atau samudera, sungai
sangat memberikan manfaat sungai bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu indonesia
memiliki iklim laut. Iklim laut adalah iklim yang banyak mendatangkan hujan yang
bersifat lembab sehingga indonesia bisa mengalami musim hujan yang berkepanjangan.
Dengan adanya iklim laut ini warga indonesia merasakan kenyamanan karena lebih
memiliki banyak keuntungan untuk membantu kelangsungan hidupnya.

Iklim laut berada di daerah :

a. Tropis dan Sub Tropis


Iklim sub tropis adalah area daerah tinggi atau pegunungan yang terletak di daerah
tropis atau sub tropis, karena ketinggian berada didaerah pegunungan bisa mengakibatkan
kekeringan. Bisa di bilang identik dengan iklim samudera yang iklimnya tersebut ada musim
panas serta musim dingin stabil diantara kedua musim. Dan biasanya di ketika musim tropis
dan sub tropis datang suhu rata-rata tahunan rendah sehingga sering terjadinya hujan yang di
sertai badai sehingga sangat membahayakan keberadaan warga indonesia jika tiba musim ini
datang.

b. Daerah sedang
Sama hal nya dengan iklim tropis dan sub tropis. Daerah sedang memiliki ketinggian yang
sedang keadaannya pun menjadi stabil seperti banyaknya awan, banyak hujan di musim
dingin. Namun hujan yang turun tidak seperti di daerah tropis dan subtropis yang lebih
dominan ke hujan yang disertai badai. Di daerah sedang ini hujan yang turun hanya rintik-
rintik yang tidak terlalu membahayakan warga sekitar.

39
3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Iklim di Indonesia
a. Suhu udara
Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki
suhu rata –rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26oc. suhu udara di pengaruhi oleh iklim
karena suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi dilihat dari letak
geografis Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang besar, oleh karena itu pada
musim kemarau kadang – kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian tidak ada batas
yang jelas antara musim kemarau dan musim penghujan.

b. Kelembaban udara
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air.
Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap(gas), butir-butir
air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnhya sekitar 2% dari massa seluruh
atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara
kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan
di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.

c. Curah hujan
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang
tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah hujan yang tinggi pula.
Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa
factor. Diantaranya yaitu :
- Letak daerah konvergensi antartropis
- Bentuk medan dan arah lereng medan
- Arah angin yang sejajar dengan pantai
- Jarak perjalanan angin di atas medan datar
- Posisi geografis di daerahnya

Rata – rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun.
Daerah yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah baturaden di lereng gunung slamet
dengan rata – rata curah hujan kurang lebih 589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah
daerah palu, Sulawesi tengah dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 45,.5 mm/bulan.

d. Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan


Hal tersebut di pengaruhi iklim karena penting mengingat setiap jenis tanaman pada
berbagai tingkat pertumbuhan memerluhkan kondisi iklim yang berbeda-beda. Hasil suatu
jenis tanaman bergantung pada interaksi antara factor genetic dan factor lingkungan seperti
jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan factor ekonomi. Dari factor
lingkungan, maka factor tanah telah banyak dipelajari dan difahami dibandingkan dengan
factor iklim. Dan iklim ini merupakan salah satu peubah dalam produksi pangan yang sukar di
kendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara – cara bertani
disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.

40
4. Keuntugan dan Kerugian Iklim di Indonesia
a. Keuntungan / keunggulan :
1. mudah mengelola pertenakan , perkebuna , pertanian
2.mendapatkan sinar matahari sepanjang taun
3. memiliki tanah yg subur
4. curah hujan yg cukup relatif tinggi
5. amplitudo suhu rata rata tahunan kecil
6. suhu rata rata 27 derajat celcius
7. udara tdk terlalu tinggi
8. flora fauna yg brkembang dengan baik dan beraneka ragam
9. temperatur yg tidk terlalu ekstrim
10. memiliki 2 musim : musim hujan dan musim kemarau
b. Kerugian :
1.banyak bencana ringan seperti : gempa , tsunami ,angin topan ,dll
2.sering terjadi kebakaran akibat musim kemarau yang berkepanjangan
3.masyarakat dapat terserang penyakit
4. perubahan iklim ekstrim akibat pemanasan global
5. terjadinya banjir debit air yg meningkat akibat musim hujan
6. mengakibatkan terjadinya kekeringan
7. tidak dapat menanam berbagai tumbuhan
8. kesulitan beraktivitas
9. hujan terus menerus membuat nelayan tdk bisa berlayar
10.kemarau membuat tanah menjai kering

J. Perubahan Iklim Global dan Pengaruhnya bagi Kehidupan


Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim
dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan
global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik harian, musiman,
tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsur iklim yang
mempunyai kecenderungan naik atau turun secara nyata.

41
1. Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas di atmosfer.
Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu
bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti karbon dioksida
(CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga
menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer, sehingga udara di bumi bersuhu
nyaman bagi kehidupan manusia. Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali gas, terjadilah
efek selimut seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke
udara ditahan oleh selimut gas, sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin
banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.

2. Dampak perubahan iklim global


a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian dan Perikanan
a. Terjadinya perubahan musim

b. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan

c. Produktivitas pertanian di daerah tropis mengalami penurunan

d. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir

b. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Muka Air Laut

a. Terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur


menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair.

b. Terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut.

c. Menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan


masyarakat pesisir pantai.

c. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekosistem

a. Perubahan siklus hidup tumbuhan dan hewan, dan peningkatan level permukaan
laut.

42
b. Meningkatnya tingkat keasaman laut

c. Hilannya jenis flora dan fauna

d. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Ekonomi

Menyebabkan kerugian terhadap ekonomi di Indonesia

e. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan

a. Timbul penyakit

b. Penduduk dengan kapasitas rendah

c. resiko penularan penyakit

d. Penurunan fungsi jantung pada manusia

e. Penderita alergi dan asma meningkat

K. Penelitian tentang Cuaca dan Iklim


1. Pengukuran Curah Hujan

Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun ke permukaan tanah (per
satuan luas) disebut dengan penakar hujan. Jadi, curah hujan yang diukur sebenarnya
adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan
di permukaan bumi (baca: kerak bumi, struktur bumi). Sebagai contoh: Di satu lokasi
pengamatan curah hujannya 10 mm, itu berarti lokasi tergenang oleh air hujan setinggi
atau tebalnya sekitar 10 mm (millimeter).

Berdasarkan mekanismenya, alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua


golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan penakar hujan tipe otomatis (perekam).

Penakar Hujan Tipe Manual

Alat penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang
telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual
dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan air hujan
tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu atau setiap satu kejadian hujan.
Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan selama periode tertentu. Alat penakar
hujan manual ada dua jenis, yaitu:

43
Penakar Hujan Ombrometer Biasa

Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya


sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga
yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm.

Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air


hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada
ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang
tertampung juga dihitung. Cara pengamatan:

 Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau pada
jam-jam tertentu
 Letakan gelas penakar di bawak kran dan kran dibuka agar airnya tertampung
ke dalam gelas ukur
 Jika curah hujan melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran dapat
ditutup dahulu dan dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik
habis dan dicatat
 Pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar
menikusnya
 Bila dasar menikus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang
terdekat dengan menikusnya
 Bila dasar menikus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau
dibaca ke angka ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm.

Penakar Hujan Ombrometer Observatorium

Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar hujan manual yang


menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan (baca: hujan
buatan) ini merupakan penakar hujan yang banyak digunakan di Indonesia dan

44
merupakan standar di Indonesia. Penakar ombrometer observatorium memiliki
kelebihan, yaitu mudah dipasang, mudah dioprasikan, dan pemeliharaanya juga relatif
mudah.

Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk jumlah curah hujan
selama periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan
pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur sehingga
hasilnya dapat berbeda. Prinsip kerja alat ini adalah:

 Saat terjadi hujan (baca: jenis-jenis hujan), air masuk ke dalam corong penakar.
 Air yang masuk ke dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung
penampung.
 Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan
gelas ukur.
 Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka
pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur
semua.

Penakar Hujan Tipe Otomatis

Alat ukur hujan otomatis adalah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatan
hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat mengukur curah
hujan tinggi maupun rendah (baca: manfaat curah hujan tinggi bagi kehidupan manusia)
selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan. Dengan demikian
besarnya intensitas curah hujan dapat ditentukan.
Pada dasarnya alat hujan otomatis ini sama dengan alat pengukur manual yang terdiri
dari tiga komponen yaitu corong, bejana pengumpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak pada
komponen bejana dan alat ukurnya dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis
diantaranya:

Penakar Hujan Tipe Hellman

Padaumumnya penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG


yaitu Rain Fues yang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini yang buatan
dalam negeri.

Cara kerja penakar hujan tipe ini yaitu:

 Jika hujan turun, air hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung
 Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik ke atas

45
 Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti
tangkai pelampung
 Gerakan pena dicatat pada pias
 Jika air di tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias
 Setelah air mencapai lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon
otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung.
 Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan menggoreskan
garis vertikal
 Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali
 Curah hujan dihitung dengan menghitung garis-garis vertikal

Penakar Hujan Tipe Bendix

Penakar hujan otomatis yang lainnya yaitu tipe bendix yang sekilas terlihat
seperti tiang bendera namun ini merupakan salah satu penakar hujan otomatis yang cara
kerjanya cukup simple.

Cara kerja penakar hujan tipe bendix ini adalah:

 Penakar hujan tipe bekerja dengan cara menimbang air hujan (baca: fungsi air hujan)
 Air hujan ditampung dalam timbangan yang sudah disediakan.
 Melalui cara mekanis hasil dari timbangan ini ditransfer melalui jarum petunjuk
berpena.
 Maka akan diketahui curah hujan melalui penimbangan air yang ditransferkan dari
jarum petunjuk ke dalam kertas pias

Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon

Ada pula penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah
hujan dari intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini
adalah:

 Prinsip kerja alat tipe siphon ini yaitu air hujan (baca: hujan buatan, hujan asam)
ditampung di dalam tabung penampung
 Bila penampung penuh maka tabung menjadi miring

46
 Siphon mulai bekerja mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun dalam keadaan
penuh
 Setiap pergerakan air dalam tabung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan
otomatis lainnya
 Maka dapat diketahui curah hujan yang terkumpul dari pergerakan airnya
 Biasanya waktu pengukurannya dilakukan selama 24 jam dan akan di cek setiap
harinya dalam waktu yang tidak sama

Penakar Hujan Tipping Bucket

Pengukuran yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan
yang berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu:

 Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk
mengisi bucket.
 Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml
maka bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk
menerima air hujan yang masuk berikutnya.
 Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala (0.5 mm).
 Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
 Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.

Penakar Hujan Tipe Floating Bucket

Penakar hujan otomatis lainnya adalah penakar hujan tipe floating bucket.
Penakar hujan tipe ini digunakan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh.

Prinsip mekanisme kerja alat penakar hujan otomatis floating bucket adalah:

 Corong menerima air hujan, yang dikumpulkan dalam wadah persegi panjang.
 Dengan memanfaatkan gerakan naik pelampung yang ada dalam bejana akibat
tertampungnya hujan.
 Pelampung ini berhubungan dengan sistem pena perekam di atas kertas berskala yang
menghasilkan rekaman data hujan.

47
 Alat ini dilengkapi dengan sistem pengurasan otomatis
 Pada saat air hujan yang tertampung mencapai kapasitas penerimaanya akan
dikeluarkan dari bejana dan pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data
hujan.

Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket

Jenis alat penakar hujan ini terdiri dari corong penangkap air hujan yang
ditempatkan dia atas ember penampung air yang terletak di atas timbangan yang
dilengkapi dengan alat pencatat otomatis.

Cara kerja alat ini adalah:

 Alat pencatat otomatis pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang
tergulung pada sebuah kaleng silinder.
 Dengan demikian setiap terjadi hujan, air hujan tertampung oleh corong akan dialirkan
ke dalam ember yang terletak di atas timbangan.
 Setiap ada penambahan air hujan ke dalam ember dapat tercatat pada kertas grafik.
 Setiap periode waktu tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk dianalisis.

Penakar Hujan Tipe Optical

Penakar hujan tipe optical memiliki sensor untuk menangkap curah hujan
sehigga disebut juga sebagai optical sensor. Penakar hujan ini bekerja dengan sensor
lokal karena baru terekam ketika hujan mengenai sensor yang terpasang. Cara kerja dari
penakar hujan tipe optical adalah:

 Penakar hujan tipe ini memiliki beberapa saluran.


 Di setiap saluran terdapat diode laser dan photoresistor detector untuk mendeteksi
gambar yang terekam oleh sensor.
 Saat air (baca: ekosistem air) telah terkumpul untuk membuat single drop lalu jatuh ke
batang laser.
 Sensor diatur di angle yang tepat sehingga laser bisa langsung mendeteksi seperti
lampu flash.

48
2. Pengukuran Kelembapan Udara

Kelembapan udara dapat diukur dengan menggunakan alat bernama hygrometer


rambut. Perangkat ini menggunakan rambut manusia atau hewan di bawah ketegangan.
Panjang perubahan rambut dengan kelembaban dan perubahan panjang dapat diperbesar
dengan mekanisme dan / atau ditunjukkan pada dial atau skala.

3. Pengukuran Angin dan Kecepatan Angin

Angin dapat ditentukan arahnya menggunakan bendera angin

sedangkan kecepatan angin dapat diukur dengan alat bernama anemometer. Kecepatan
angina diukur dalam satuan knots atay km/jam, kadang-kadang ditunjukkan dengan skala
Beaufort.

49
4. Pengukuran Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan besaran turunan yang dapat diukur dengan alat
ukur yang dinamakan barometer yang berasal dari bahasa yunani baros = berat
dan metron = udara. Alat yang ditemukan oleh Ilmuwan asal Irlandia (Robert
Boyle) ini memiliki beberapa jenis seperti barometer air raksa, barometer air,
barometer aneroid, dan beberapa jenis barometer lainnya. Pada umumnya dunia
menggunakan hektopascal untuk menyatakan nilai tekanan udara. Akan tetapi
sobat hitung mungkin masih ada yang menjumpai satuan cmHg pada barometer
5
tua dengan konversi satuan 1 cmHg = 1,103 x 10 Pa = 1 x 1,013 x
3
10 hektopascal. Penggunaan hektopascal sebagai pengganti milibar.
Hektopascal adalah satuan pengukuran langsung dari tekanan udara seperti
halnya newton/cm persegi tetapi dalam satuan metrik. 1 Hektopascal = 100
Pascal sedangkan 1 bar = 100.000 newton/m2 = 100.000 Pa.

L. Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841
diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala
Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan
semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en
Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin
oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di
Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke
Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen
horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal
dilaksanakan pada tahun 1928.

50
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada
tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan
Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan
Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian
Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst.
Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan
Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada
tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia
(World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan
Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun
1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah
Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.Pada tahun 1972,
Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan
Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada
tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama
Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan.Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun
2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan
Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.Pada tanggal
1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia,
Susilo Bambang Yudhoyono.

51
Daftar Pustaka
 Buku LKS geografi
 https://www.academia.edu/11417044/Makalah_atmosfer
 http://www.softilmu.com/2013/07/pengertian-dan-klasifikasi-
iklim.html
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/unsur-cuaca-dan-
iklim
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/iklim-di-indonesia
 https://www.akhmadshare.com/2016/11/faktor-pengaruhi-iklim-
indonesia.html
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/pengertian-ciri-ciri-dan-
daerah-sebaran-iklim-tropis
 https://brainly.co.id/tugas/312053
 http://www.mongabay.co.id/2013/07/08/penelitian-perubahan-
iklim-berdampak-serius-terhadap-sektor-perikanan-indonesia/
 http://mspusu2015.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-perubahan-
iklim-terhadap.html
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/alat-pengukur-curah-
hujan
 https://www.bmkg.go.id/profil/?p=sejarah
 http://fungsialat.blogspot.co.id/2016/05/fungsi-higrometer-alat-
pengukur-kelembapan.html
 Dll.

52

Anda mungkin juga menyukai