Anda di halaman 1dari 30

BAB 4.

ALIRAN DAN PENGUKURANNYA


4.1 Persamaan Kontinuitas
Bila fluida mengalir pada sepanjang pipa, gerakan fluida umumnya aliran turbulen dan
setiap partikel cairan tidak mempunyai bentuk lintasan yang teratur. Kecepatan aksial
hampir uniform keseluruh bagian penampang pipa kecuali didekat dinding pipa, dan un
tuk memudahkan diasumsikan uniform diseluruh dinding pipa.
Mengingat bahwa cairan itu diasumsikan incompresibel, laju cairan, volume Q dapat
dianggap konstan dan untuk aliran pada gambar 4.1 akan berlaku persamaan,

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan kontinuitas

Gambar 4.1 Gambar 4.2

4.2 Energi Cairan yang Bergerak


Perhatikanlah satu cairan yang bertekanan p, bergerak dengan kecepatan V pada
ketinggan Z diatas permukaan acuan (lihat gambar 4.2).
Jika sebuah tabung dimasukkan lewat bagian atas piap, maka cairan akan naik keatas
tabung setinggi p/rg dan ini ekuiwalan dengan tambahan tinggi cairan relatip terhadap
permukaan acuaan.

Jadi energi potensial cairan persatuan massa

dan energy kinetic cairan persatuan massa ,

oleh karenanya energy cairan total persatuan massa

Mekanika Fluida Page 25


Persamaan diatas menyatakan energi spesifik cairan setiap besaran-besaran didalam
tanda kurung mempunyai satuan panjang dan disebut “head”. Z disebut sebagai

pontesial head dari cairan, disebut pressure head dan disebut velocity head.

Rumusan disebut sebagai total head dari cairan dan menyatakan

energy satuan berat.


Jika tidak terdapat rugi-rugi energy antara dua bagian pipa, seperti gambar 4.3 dan
tidak ada perubahan energy akibat kerja atau perpindahan panas, maka energy total
akan tetap konstan, yaitu

Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan Bernoulli

Gambar 4.3

Jika terdapat rugi head h antara bagian 1 dan 2, maka persamaan tersebut akan
menjadi

Seandainya ada tambahan energy, missal oleh pompa-pompa atau turbin, maka
persamaannya dimodifikasi menjadi

Dengan W merupakan kerja spesifik dengan satuan Joule/kg.

Mekanika Fluida Page 26


4.3 Venturi Meter
Gambar 4.4 menunjukkan sebuah venture meter yang terdiri atas pipa dengan
penyempitan ditengah serta dilengkapi manometer yang diatur untuk mengetahui
beda tekanan antara bagian utama dan bagian sempit pipa,

Gambar 4.4

Analisa titik 1 dan 2 dengan persamaan Bernoulli serta diasumsikan tidak ada rugi-rugi
sehingga akan diperoleh,

dan jika manometernya posisi horisontal akan diperoleh

Mengingat

Maka,

jadi

Mekanika Fluida Page 27


A1, A2 konstan
Adanya gesekan pada bagian pipa yang menyempit menyebabkab tekanan disini
sedikit lebih rendah dari hasil teoritis, sehingga harga h sebenarnya sedikit lebih besar
dan sudah barang tentu menyebabkan Q membesar. Untuk mengoreksi, hasil teoritis
perlu dikalikan koefisien discharge Cd yang harganya disekitar 0,97 atau 0,98.

Jadi

Beda tekanan antara bagian utama dan sempit dari pipa biasanya diukur dengan
tabung Hg dan air, sehingga
h = x (s-l)

Kalau venturi meter itu dinaikkan relatip terhadap bidang horizontal sehingga bagian 1
dan 2 berada pada ketinggian Z1 dan Z2 diatas bidang acuan, maka persamaan
menjadi,

Gambar 4.5

Mekanika Fluida Page 28


Jika beda tekanan itu diukur dengan tabung Hg dan air, seperti pada gambar 4.5 maka
keseimbangan tekanan di xx akan menghasilkan

Jadi untuk suatu laju aliran tertentu, pembacaan dimanimeter akan tetap sama antara
meter horizontal maupun meter yang miring.

4.4 Orifice-Orifice Kecil


Orifice berupa suatu lubang yang cairan dapat mengalir melaluinya. Orifice kecil
adalah orifice yang variasi head diseluruh penampang lubang itu dapat diabaikan.
Gambar 4.6 menunjukkan orifice kecil dengan sisi-sisinya tajam dan cairan yang
mengalir dianggap mempunyai head h. Kecepatan jet teoritis diperoleh dengan
mempergunakan persamaan Bernoulli terhadap titik-titik 1 dan 2 sebagai berikut :

mengingat p1 = p2 = tekanan atmosfir

Adanya komponen kecepatan yang tegak lurus sumbu akan menyebabkan aliran jet itu
mengalami kontraksi pada saat menjatuhi orifice dan pada daerah tertentu aliran jet itu
akan sejajar.
Daerah ini disebut vena contracta.

Adanya gesekan di orifice akan menyebabkan kecepatan cairan di vena contracta


menjadi lebih kecil dibanding kecepatan teoritis dan

Jika luas orifice a, maka discharge atau laju aliran adalah

dengan Cd= Cc Cv
Dengan Cd adalah koefisien discharge yang merupakan hasil bagi dari discharge
sebenarnya terdischarge teoritis
Mekanika Fluida Page 29
Untuk orifice dengan sisi-sisi dipertajan harga-harga pendekatan Cc, Cv, dan Cd
berturut-turut adalah 0,64: 0,97: dan 0,62.
Harga Cd dapat diperbaiki dengan memasang pipa pada mulut orifice seperti Gambar
4.6. (b) dan (c)

Gambar 4.6

4.5 Orifice Segiempat Besar


Untuk orifice seperti gambar 4.7 mudah dimengerti akan terdapat beda tekanan antara
sisi orifice bawah dan sisi orifice atas.

Gambar 4.7 Gambar 4.8

Mekanika Fluida Page 30


Kalau lebar orifice itu b, maka discharge teoritis melalui elemen garis setebal dh
dikedalaman h dari permukaan cairan adalah

dh

Oleh karena itu aktual discharge diperoleh,

4.6 Orifice Pelat.


Gambar 4.8 menunjukkan orifice pelat besisi tajam didalam suatu pipa dengan fluida
mengalir didalamnya dan aliran akan mengikuti pola seperti gambar tersebut.
Dengan menggunakan persamaan Bernaulli terhadap daerah-daerah 1 dan 2.

Oleh karena itu

Posisi vena contracta sangat sulit ditentukan begitu pula menghitung luasnya, A2 ,
dalam bentuk relasinya dengan luas orifice. Oleh karena itu konstanta k biasanya
ditentukan secara eksperiment.
Jika h kecil, r praktis konstan harganya, dan dengan demikian persamaan diatas akan
dapat juga digunakan untuk aliran fluida compressible. Orifice jenis ini biasa digunakan
dalam karburator, system-sistem bahan bakar, system-sistem control, dan instalansi
tes mesin.

4.7 Tabung Pitot


Tabung Pitot sederhana tampak seperti gambar 4.9. jika tabung semacam ini
ditempatkan pada suatu saluran terbuka maka cairan yang tepat berada dimulut
Mekanika Fluida Page 31
tabung akan diam (titik ini disebut dengan titik stagnasi dan fluida dipaksa didalam
tabung melebihi permukaan bebas.

Gambar 4.9 Gambar 4.10

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli ditik A dan B diperoleh,

Jika tabung Pitot ini dipergunakan dalam suatu pipa yang bertekanan, maka bilangan h
menyatakan sekaligus velocity head dan Pressure head dititik pengukuran. Oleh
karena itu jika hendak menentukan velocity head saja maka harus dicari terlebih
dahulu besarnya pressure head.
Agar lebih memudahkan pengukuran, didesainlah suatu tabung Pitot-Statik seperti
gambar 4.10. Tabung ini terdiri dari atas dua tabung konsentris, tabung dalam
keadaan terbuka pada ujung bagian bawah, sedangkan tabung luar mempunyai
lubang yang dimaksudkan untuk mengukur pressure head static. Total head terukur
oleh tabung dalam, outlet kedua tabung itu dihubungkan dengan manometer dan beda
ketinggian cairan dalam manometer itu hanya menyatakan velocity head saja dan
dengan demikian kecepatan aliran dapat ditentukan.
Kalau tabung Pitot itu terlalu besar sehingga mengganggu sifat aliran mala diperlukan
konstanta kalibrasi C dan berarti,

Mekanika Fluida Page 32


Tabung Pitot dapat juga digunakan untuk mengukur kecepatan gas asal kecepatan itu
tidak terlalu besar sehingga density gas dapat digunakan untuk menentukan
kecepatan kapal terbang dan kapal laut.

4.8 Laju Aliran Dan Distribusi Kecepatan


Tabung Pitot dapat mengukur kecepatan disatu titik tertentu pada bagian saluran atau
pipa dankarena kecepatannya bervairasi terhadap bagian penampang maka
diperlukan serangkaian pengukuran tabung Pitot untuk menentukan laju aliran.
Gambar 4.11 menunjukkan salah satu kemungkinan variasi kecepatan yang diperoleh
dengan cara pengukuran tabung Pitot sepanjang garis penampang AA. Penampang
luas pipa atau saluran itu selanjutnya dibagi atas bagian-bagian luas a1, a2, a3 dan
seterusnya.

Gambar 4.12 dan kecepatan disetiap pusat bagian luas itu diukur dengan tabung Pitot

Gambar 4.11 Gambar 4.12

Maka laju aliran

Kalau luas penampang saluran atau pipa adalah A, maka kecepatan rata-rata

Dalam hal pipa silindris, profil kecepatannya sama disetiap harga diameter yang sama
dan karenanya maka untuk suatu cincin berjari-jari r dengan luas a. gambar 4.13

Mekanika Fluida Page 33


Gambar 4.13

Persamaan kontinuitas

vr merupakan kecepatan pada jari-jari r sehingga:

dan

Kecepatan tepat pada daerah batas, baik untuk saluran duck ataupun pipa, besarnya
sama dengan nol.

Contoh:
1. Sebuah venturimeter horisontal dengan lebar jari-jari 25 mm ditempatkan
dalam pipa yang berjari-jari 60 mm. Pipa tersebut mengalirkan minyak dengan
density 880 kg/m3 dan beda ketinggian Hg dalam manometer tabung U adalah
220 mm. Koefisien discharge dari meter adalah 0,98. Hitung laju aliran minyak.
Jawab:
A1 A2
Q = Cd 2gh
2 2
A1 - A2
æ ρ Hg ö æ 13,6 ö
h=ç - 1÷.x = ç - 1÷0,220 = 3,52 m
çρ minyak ÷ è0,880 ø
è ø

diperoleh Q = 16,2 x 10 -3 m 3 /detik

Mekanika Fluida Page 34


2. Pada sebuah mesin uji 0,04 kg/detik udara mengalir melalui pipa berdiameter
50 mm. Sebuah orifice dengan diameter 40 mm digunakan dalam pipa
tersebut. Density udara 1,2 kg/m3 dan koefisien discharge orifice 0,63.
Pressure drop akibat adanya orifice diukur dengan manometer tabung U yang
diisi air. Hitung pembacaan pada manometer.

Jawab:
Laju aliran masa udara = ρ.Q
0,04 = 1,2.Q, diperoleh Q = 0,0333 m3/detik
A1 A 2
Q= 2gh
2 2
A1 - A 2
p p
0,05 2 0,04 2
Q= 4 4 2 (9,8). h = 0,007244 h
2 2
æp 2 ö æp 2ö
ç 0,05 ÷ - ç 0,04 ÷
è4 ø è4 ø

Berarti discharge sebenarnya adalah 0,63 x 0,007244 h = 0,0333

h = 53,34 m udara sehingga diperoleh keseimbangan

ρudara.g.h = ρair.g.x, dan diperoleh x = 64 mm

Mekanika Fluida Page 35


BAB 5. MOMENTUM CAIRAN

5.1. Persamaan Momentum

Persamaan momentum diperoleh dari hukum kedua Newton bahwa jumlah gaya
eksternal yang bekerja pada fluida adalah sama dengan laju perubahan cairan sesuai
dengan arah aliran fluida.

Gambar 5.1

Mengacu pada gambar 5.1, gaya dalam arah x yang diberikan fluida pada permukaan
dapat diberikan oleh persamaan,

Gaya yang diberikan oleh semburan pada permukaan adalah sama dan berlawanan
dengan gaya yang diberikan oleh fluida.

5.2. Dampak semburan pada permukaan diam


Untuk semburan cairan pada piringan atau baling-baling, gaya yang bekerja pada
fluida untuk mengubah momentumnya adalah merupakan reaksi dari baling-baling
besarnya sama dan berlawanan arah. Dalam kasus-kasus ini dianggap di bahwa tidak
ada gesekan antara cairan dan piringan atau baling-baling.

Mekanika Fluida Page 36


a) Semburan pada arah tegak lurus permukaan datar

Gambar 5.2

Pada gambar 5.2 menunjukkan sebuah semburan dengan luas penampang tertentu
dan bergerak dengan kecepatan V. Setelah mengenai permukaan,kecepatan arah
normal permukaan adalah nol, sehingga besarnya gaya pada permukaan arah normal
adalah,

b) Semburan arah menyudut pada permukaan datar


Jika permukaan dirubah posisinya sebesar q terhadap arah semburan, maka
kecepatan awal pada permukaan arah tegak lurus adalah V cosq .

Gambar 5.3

Kecepatan akhir arah tegak lurus pada plat adalah nol, sehingga diperoleh

Mekanika Fluida Page 37


c) Semburan pada permukan berbentuk kurva
Pada gambar 5.4 menunjukkan sebuah baling-baling melengkung yang digunakan
pada roda Pelton.

Gambar 5.4

Jika tidak ada gesekan pada cairan yang melewati baling-baling, besarnya kecepatan
awal tetap tidak berubah. Kecepatan awal normal untuk baling-baling adalah V dan
komponen kecepatan akhir normal untuk baling-baling adalah –V cosq, disini

Jika arah semburan dibalik atau q = 0 akan diperoleh

d) Kasus umum semburan pada permukan berbentuk kurva


Jika kecepatan inlet dan outlet masing-masing adalah V1, V2 , seperti pada gambar
5.5, maka besarnya gaya pada arah horisontal adalah,

Gambar 5.5

Mekanika Fluida Page 38


Arah horisontal

untuk arah vertikal

resultante gaya dan arahnya adalah

5.3 Impac semburan pada permukaan bergerak


Jika pelat seperti pada gambar 5.6 bergerak dengan kecepatan v dalam arah
semburan, maka masa cairan yang mengalir adalah

Gambar 5.6

Kecepatan jet dikurangi dari V ke v setelah menabrak permukaan,sehingga perubahan


momentum perdetik adalah m (V - v), sehingga

Contoh praktis semburan pada permukaan bergerak adalah pada roda air, dimana
pelat datar secara seri dipasang radial pada pinggiran roda (lihat gambar 5.7).

Gambar 5.7

Mekanika Fluida Page 39


Seluruh air yang meninggalkan nozzle menabrak permukaan, dengan perubahan
kecepatan(V – v).
Dalam hal ini

dimana

besarnya kerja per-detik

energi yang diberikan per-detik

diperoleh efisiensi,

efisiensi mencapai maksimum, bila dh/dv = 0, diperoleh v = V/2

sehingga efisiensi maksimum

5.4 Semburan Pada Sudu Dan Roda Pelton


Jika pelat datar dari roda air diganti dengan baling-baling melengkung seperti pada
gambar 5.8(a).

Gambar 5.8

Kecepatan relatif dari jet kebaling-baling pada inlet adalah (V-v) dengan gesekan
diabaikan, dan ini berlaku juga pada kecepatan cairan relatif terhadap baling-baling di
outlet. Maka kecepatan absolute cairan dalam arah gerakan baling-baling bisa
dinyatakan v –(V-v) cosq , seperti pada gambar 5.8(b)

Mekanika Fluida Page 40


Gaya pada baling-baling

Berdasarkan pada daya output dan daya input, dapat diperoleh efisiensi,

pada efisiensi maksimum, v = V/2 , diperoleh efisiensi adalah

Jika q = 0, atau untuk arah berlawanan, besarnya efisiensi adalah 100% dengan
mengabaikan gesekan.
Kasus di atas merupakan dasar dari roda Pelton seperti gambar 5.9, roda W
membawa serangkaian baling-baling yang melengkung dan terpasang secara radial.
Air masuk nosel N dikendalikan oleh katup jarum yang kemudian mengenai baling-
baling dalam arah tangensial pada bagian setengah dari roda. Bagian bawah baling-
baling tersebut dipotong agar tidak menghambat semburan yang datang dalam posisi
vertikal seperi gambar 5.10.

Gambar 5.9 Gambar 5.10

Akibat gesekan, kecepatan relatifdi outlet sedikit berkurang, untuk itu kecepatan relatif
pada inlet agar menjadi besar sudut semburan dibelokkan 160o dan akan mengenai
bagian belakang baling. Dengan cara ini akan dapat memberikan efisiensi maksimum,
untuk kecepatan baling-baling sebesar 0,46 dari kecepatan semburan akan
memberikan efisiensi terbesar yakni sekitar 85%.

Mekanika Fluida Page 41


5.5 Aliran Melalui Turbin, Kipas, Kompresor Dan Pompa.
Roda Pelton adalah bentuk sederhana dari turbin impuls dan ada juga yang lain yakni
turbin uap, turbin gas, dan turbin air, semuanya menggunakan prinsip bahwa ada
tingkatan perubahan momentum dari fluida kerja. Semua desain cairan ini tertutup oleh
casing dan perubahan kecepatan fluida atas baling-baling melengkung didapatkan dari
diagram kecepatan relatif. Mesin-mesin ini biasanya dapat dikelompokkan atas aliran
aksial dan aliran radial, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.11 (a) dan (b).

Gambar 5.11
Diagram kecepatan relatif pada inlet dan oulet dapat dilihat pada gambar 5.12.

Gambar 5.12

Mekanika Fluida Page 42


Pada gambar ditunjukan bahwa kecepatan relatif pada inlet dan outlet adalah V1
danV2, v1 dan v2 adalah kecepatan absolut fluida pada inlet dan outlet, sedangkan u1
dan u2 adalah kecepatan tangensial pada ujung baling-baling.

Besarnya gaya padabaling-baling tersebut adalah,

Besarnya torsi pada poros

r1 dan r2 adalah jari-jari baling-baling pada inlet dan outlet

Jika w kecepatan sudut, besarnya daya ouput adalah

Untuk kasus pada mesin aliran aksial v1 = v2 = v, sehingga besarnya daya output
adalah

5.6 Aliran Pada Pipa Tirus Dan Pada Belokan Pipa


Seperti pada gambar 5.13 ditunjukkan adanya perubahan tekanan dari p1 menjadi p2
dan untuk sementara perubahan kecepatan dari V1 ke V2.

Gambar 5.13

Mekanika Fluida Page 43


Gaya cairan pada dinding pipa karena perubahan momentun adalah m(V1 - V2) dan
ada gaya aksial tambahan (p1A1 - p2A2) yang karena adanya tekanan dari cairan.
Gaya total pada pipa

Pada belokan pipa dengan sudut belokan sebesar q antara inlet dan outlet, besarnya
gaya arah horisontal adalah,

Besarnya gaya arah vertikal

Resultan gaya dan arahnya adalah

5.7 Jet Dan Baling-Baling Propulsi


Kapal terbang dan kapal laut yang ditunjukkan pada gambar 5.15 bergerak dengan
kecepatan v sementara cairan yang meninggalkan kapal mempunyai kecepatan relatif
V terhadap kapal.
Perubahan momentum fluida akan menghasilkan gaya pendorong

dimana adalah massa fluida yang dikeluarkan per-detik


diperoleh efisiensi propulsi adalah

Mekanika Fluida Page 44


Contoh:
1. Air dimasukkan ke dalam roda Pelton melalui sebuah nozzle yang berdiameter
25 mm dengan kecepatan aliran 60 m/detik. Baling-baling lengkung bergerak
dalam lintasan yang merupakan jari-jari rata-rata sebesar 0,3 m dan
membelokkan air pada sudut 1600. Hitung kecepatan roda pada daya
maksimum dan tentukan besar daya maksimum jika:
a. Gerak air diatas baling-baling dianggap tidak menimbulkan rugi-rugi pada
gesekan
b. Terdapat rugi-rugi gesekan pada saat air bergerak di atas baling-baling
sehingga kecepatan air berkurang 10%
c. Efisiensi maksimum dicapai bila v = ½ V = ½ (60) = 30 m/detik

Jawab:
ω = v/R = 30/(0,3) = 100 rad/detik
N = (60/2π ) x 100 = 955 putaran/menit
Daya maksimum
.
= m (V - v) (1 + cos q )v
p
= 10 3 x x 0,025 2 x 60 (60 - 30)(1 + cos 20) x 30
4
= 51400 W = 51,4 kW

Jika kecepatan keluaran berkurang 10%, momentum akhir dalam arah jet
semula adalah
F = r a V x 0,9 V cosq

2. Motor boat bergerak karena dorongan semburan air. Air tersebut masuk ke
sistem melalui bagian depan motor boat dan dipompa horisontal ke belakang
sehingga menghasilkan semburan. Pada kecepatan 8 m/detik tahanan pada
motor boat sebesar 950 N dan daya yang diberikan pada pompa adalah 14 kW.
Efisiensi pompa 90%. Dengan mengabaikan beda ketinggian antara masukan
air dan semburan, tentukanl;ah laju aliran massa air, diameter semburan dan
efisiensi sistem propulasi.
Jawab:
.
m adalah laju aliran massa air, v kecepatan motor boat, dan V kecepatan
semburan relatif terhadap motor boat.

Mekanika Fluida Page 45


Daya yang diberikan pada air = 14 x 0,9 = 12,6 kW
Kenaikan energi kinetik air dihitung sebagai berikut:
1 .
Daya =m (V 2 - v 2 )
2
1 .
12,6 x 10 3 = m (V 2 - 8 2 )
2
.
25200 = m (V 2 - 64)
.
Gaya tekan pada motor boat = m (V – v)
.
950 = m (V – 8)
Sehingga diperoleh

25200 (V 2 - 64)
=
950 (V - 8)
25200
= (V + 8)
950
V = 18,5 m/detik
Laju aliran massa air
. F 950
m = = = 90,5 kg/detik
(V - v) (18,5 - 8)
Jika diameter semburan d:
.
m=ra V
. p
m = r d2 V
4
p
90,5 = 10 3 d 2 18,5
4
d = 0,079 m
Efisiensi propulsi
daya output semburan x kecepatan
= =
daya input supplay energi ke pompa
950 x 8
= = 0,543 = 54,3%
14000

Mekanika Fluida Page 46


BAB 6. ALIRAN FLUIDA RIIL
6.1 Pengantar
Pada sebelumnya, laju aliran yang diprediksi melalui teori sederhana ternyata hasilnya
tidak sama dengan hasil-hasil pengukuran selanjutnya, ketidaksesuaian itu dikoreksi
oleh koefisien-koefisien discharge yang diperoleh secara eksperimen. Perbedaan-
perbedaan ini timbul karena pengaruh-pengaruh visikositas, dinding-dinding pipa,
sambungan-sambungan dsb, dan karena itu perlu dibahas rugi-rugi yang timbul akibat
hal-hal tersebut diatas.

6.2 Aliran Mantap,Tidak Mantap, Dan Kuasi-Mantap (Steady,Unsteady, And Quosi


Steady Flow)
Kalau kecepatan aliran di suatu titik dalam medan aliran tidak bervariasi terhadap
waktu, maka aliran fluida ini disebut aliran mantap, dan jika bervariasi terhadap waktu
disebut aliran tidak mantap. Dalam sejumlah kasus, seperti halnya aliran dari suatu
reservoir, permukaan turun perlahan-lahan pada saat air dialirkan keluar dan
kecepatan dalam pipa discharge dapat dianggap sebagai mantap, walaupun
sebenarnya bervariasi sangat kecil terhadap waktu. Aliran semacam ini disebut kuasi
mantap.

6.3 Aliran Unform Dan Non-Uniform


Jika kecepatan aliran itu konstan di berbagai titik dalam medan aliran maka alirannya
disebut uniform. Tetapi jika harga itu bervariasi di dalam ruang maka alirannya adalah
non-uniform. Non-uniformmitas ini dapat terjadi dalam arah aliran misalnya aliran
dalam pipa yang menyempit,atau dalam arah tegak lurus arah aliran misalnya aliran
fluida dalam pipa atau duct.

6.4 Experimen Reynold


Duplikasi eksperimen Reynold terlihat pada gambar 6.1 (a). suatu zat pewarna
dimasukkan kedalam aliran air, dan diperoleh hasil bahwa pada aliran yang lambat,
lintasan zat pewarna itu merupakan garis lurus, gambar 6.1.(b), aliran air seperti ini
disebut laminar atau viskos. Tetapi pada kecepatan yang tinggi, zat pewarna
tercampur dengan air, gambar 6.1 (c), dan alirannya disebut turbulen . Harga
kecepatan dimana aliran berubah dari laminar ke turbulen tidak dengan jelas
teridefinisikan, yang jelas terdapat suatu zona transisi antara kedua pola itu.

Mekanika Fluida Page 47


Perubahan pola aliran itu tergantung pada kecepatan aliran V, diameter tube d dan

viskositas kinematis v, dan rasio yang dikenal dengan nama bilangan

Reynold (re). Transisi terjadi pada bilangan Reynold yang sedikit lebih besar kalau
kecepatan aliran diperbesar dibanding jika kecepatan aliran diperkecil.

Gambar 6.1
Harga ini disebut bilangan kritis atas dan bilangan kritis bawah, harga bawah dianggap
lebih penting dan didefinisikan sebagai bilangan Reynold kritis. Untuk aliran dalam
pipa silindris, aliran akan laminar bila RE<2000 dan turbulen jika Re>4000. Zone
transisi terletak diantara dua harga yang mempunyai aliran tidak stabil. Untuk cairan
dengan viskositas rendah seperti air, kecepatan aliran dimana terjadi transisi harganya
cukup rendah dan dalam sebagian besar problem hidrodinamika aliran akan turbulen.

6.5 Distribusi Kecepatan


Jika tabung pitot digunakan untuk mengetahui kondisi setiap titik pada penampung
pipa yang dialiri fluida maka akan diketahui bahwa alirannya bersifat non-uniform.

Gambar 6.2

Mekanika Fluida Page 48


Gambar 6.2 menunjukkan profil-profil aliran laminar dan turbulen. Untuk aliran laminar,
profil itu berupa parabolic, tetapi untuk aliran turbulen, kecepatannya hampir-hampir
uniform kecuali didekat dinding. Bagi kedua jenis aliran itu, kecepatan tepat pada
idinding pipa besarnya sama dengan nol, dan oleh karena itulah tidak mungkin
diperoleh aliran uniform didekat suatu dinding pembatas.

6.6 Head-Loss Didalam Pipa Akibat Gesekan.


Eksperimen Reynold selanjutnya menunjukkan cara untuk menentukan Head-Loss
didalam pipa baik aliran laminar maupun turbulen. Metoda ini ditunjukkan pada gambar
6.3 dan diperoleh hasil bahwa Head-Loss, hf, dalam suatu panjang l akan bertambah
kalau kecepatan aliran semakin besar.

Gambar 6.3 Gambar 6.4

Untuk aliran laminar, head-Loss persatuan panjang.

Tetapi untuk aliran turbulen, head loss bertambah dengan cepat yaitu:

Hasil-hasil itu tampak jelas pada gambar 6.4


Rugi-rugi gesekan aliran air turbulen sudah ditemukan oleh Darcy, dandinyatakan
bahwa rugi-rugi ini dengan V2.

Mekanika Fluida Page 49


6.7 Rumusan Darcy
Perhatikanlah aliran cairan melalui pipa yang berdiameter d dan panjang l, gambar
6.5., dan ambil tegangan viskos dinding adalah T.

Gambar 6.5

Keseimbangan gaya-gaya dalam cairan antara bagaian (1) dan (2) menghasilkan :

Maka head loss akibat gesekan,

Kalau koefisien gesekan tidak berdiamensi f didefinisikan sebagai , dimana

v adalah kecepatan rata-rata didalam pipa, maka

Rumusan ini disebut rumusan Darcy

Head loss persatuan panjang , disebut juga gradient hidrolik karena

menyatakan gradient dimana pipa harus ditempatkan agar tekanan tetap uniform.
Kalau gradient hidraulik dituliskan i, maka
Mekanika Fluida Page 50
6.8 Aliran Laminar Melalui Pipa
Gambar 6.6 menunjukkan distribusi kecepatan didalam satu pipa berjari-jari r dan
panjang l

Gambar 6.6

Jika radius y menjadi y +dy, kecepatan bertambah dv, tegangan viskos = -dv/dy
Tahanan viskos pada silinder dengan radius y dan panjang l adalah

Dimana

Jadi

Untuk v = 0 pada y = r,

Persamaan diatas menunjukkan bahwa distribusi kecepatan dalam aliran laminar


adalah parabolik. Jika V merupakan kecepatan rata-rata, maka laju aliran diberikan
oleh persamaan

Mekanika Fluida Page 51


Persamaan diatas disebut persamaan Poiseuille

Untuk

Jadi

Bandingkan hasil ini dengan rumusan Darcy,

Contoh:
1. Pipa air dibesarkan dari diameter 320 mm menjadi 640 mm. Tepat di bagian
yang dibesarkan gradien hidraulik bertambah 0,12 m. Tentukan laju aliran
massa air yang mengalir dalam pipa.
Jawab:
v 12 v 22
= + gradien hidraulik + head loss
2g 2g
v 12 v 22 (v - v ) 2
= + 0,12 + 1 2
2g 2g 2g
Pers. kontinuitas
æd12 ö v1
A 1 v 1 = A 2 v 2 dan diperoleh v 2 = v 1 ç
çd 2
÷=
÷ 4
è 2 ø

Mekanika Fluida Page 52


v 12 = v 22 + 0,12 x 2g + (v 1 - v 2 ) 2
v1
substitusi v 2 =
4
v1 9 2
v 12 = + (0,12x2x9,8) + v1
16 16
v 1 = 2,51 m/detik

Laju aliran massa


.
m = r A 1v 1
. p
m = 10 3 x x 0,32 2 x 2,51 = 202 kg/detik
4

2. Dua reservoir dengan perbedaan ketinggian 15 m dihubungkan oleh pipa


sepanjang 150 m yang titik tertingginya berjarak 1,7 m dari permukaan
reservoir atas seperti pada gambar. Jika diameter pipa 200 mm dan f = 0,005,
hitung jarak PQ sehingga tekanan di Q 3 meter dibawah atmosfir.

P
1,7 m

L1 Q
15 m
L2

Jawab:

v2
Head losses pada masukan dan keluaran berturut-turut adalah 0,5 dan
2g

v2
. Jika permukaan di R dianggap sebagai datum dan tekanan atmosfir p
2g
maka dengan persamaan Bernoulli terhadap titik P dan Q adalah

Mekanika Fluida Page 53


p æp ö v2 4 f L1 v 2 v2
+ 15 = ç - 3 ÷
çr g ÷ 2g + + 13.3 + + 0,5
rg è ø 2gd 2g
v2 æ 4 (0,005) L 1 ö
4,7 = ç1,5 + ÷
2gè 0,2 ø
v2 æ L ö
4,7 = ç1,5 + 1 ÷
2gè 10 ø

Sedangkan penggunaan persamaan Bernoulli terhadap titik P dan R adalah

p æ p ö v 2 4 f (L 1 + L 2 ) v 2 v2
+ 15 = ç ÷ +
çr g ÷ 2g + + 0,5
rg è ø 2gd 2g
v2 æ 4 (0,005) (150) ö
15 = ç1,5 + ÷
2gè 0,2 ø
v2
15 = (16,5 )
2g
Dari dua persamaan tersebut diperoleh

15 16,5
=
4,7 æ L ö
ç1,5 + 1 ÷
è 10 ø
L1 = 36,7 m

Mekanika Fluida Page 54

Anda mungkin juga menyukai