Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah
kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Diperkirakan Samudera Pasai
mendapat pengaruh Islam sejak abad ke-8.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar
tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq
(Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir
Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya
runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Adalah raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Sebagai raja pertama, Malik al
Saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaannya secara Islam. Malik al
Saleh juga telah berusaha mengembangkan bidang perdagangan.
Kerajaan Aceh
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis. Para pedagang Islam tidak mau berdagang
dengan orang-orang Portugis. Selanjutnya, orang-orang islam memusatkan kegiatan
pelayaran dan perdagangan di Aceh. Akhirnya, pada masa pemerintahan Sultan
Ibrahim, Aceh berhasil melepaskan diri dari Pedir dan berdiri sebagai kerajaan.
Sultan Ibrahim membentuk angkatan perang yang kuat. Dengan kekuatan itu, Aceh
berusaha meluaskan daerah kekuasaannya. Daerah Sumatera Barat yang kaya akan
emas dan lada berhasil dikuasai, sehingga menambah kekayaan Aceh.
Sultan Iskandar Muda wafat, digantikan oleh Sultan Iskandar Thani, saat Sultan
Iskandar Thani wafat, raja yang berkuasa selanjutnya merupakan tokoh yang lemah
sehingga Aceh mengalami kemunduran. Sementara itu, Belanda berhasil menguasai
Malaka. Belanda pun selanjutnya berusaha memasukkan pengaruhnya ke Aceh.
Kerajaan Demak
Tidak banyak melakukan serangan terhadap Portugis. Akan tetapi Pati Unus tidak
banyak melakukan serangan terhadap Portugis. Akan tetapi, Pati Unus
memperkuat engkatan lautnya untuk meningkatkan pertahanan laut. Hal itu
dimaksudkan untuk membendung kekuatan Portugis agar tidakmasuk ke Jawa.
Kerajaan Mataram
Kerajaan Cirebon
Pada akhir abad ke- 17, cirebon dapat dikuasai oleh VOC karna kedudukan cirebon
dalam keadaan terancam dengan politik divide et impera, kasulutanan kanoman
terpaksa dibagi dua , yaitu kasultanan kanoman dan kasultanan kacirebonan. Sejak
itu kekuasaan cirebon terpecah menjadi tiga yaitu kasepuhan, kanoman, dan
kacirebonan.
Kerajaan Banten
Kerajaan Makassar
Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar terus berkembang, banyak daerah yang dikuasai. Perdagangan telah
menjadi tulang punggung perekonomian Kerajaan Banjar. Barang dagangan Kerajaan
Banjar adalah kapur barus dan intan.
VOC meninggalkan Banjar karena pedagang dari Makassar, Jawa, dan Cina tidak mau
terikat oleh monopoli VOC. Lalu Kerajaan Banjar pun Runtuh.
Setelah masuknya pengaruh dan kekuasaan Portugis, kedua kerajaan itu berseteru
karena menjadi korban politik adu domba.