net/publication/361099860
CITATIONS READS
11 175
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Educativo Jurnal Pendidikan on 05 June 2022.
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Negeri Padang, Indonesia
* Corresponding Author. E-mail: deasafirah@gmail.com
Abstrak
Virus Covid-19 sedang menjadi perhatian dunia termasuk di Indonesia sehingga
pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Kebijakan tersebut diantaranya penetapan PSBB (pembatasan sosial skala besar) sehingga
semua kegiatan dialihkan ke rumah atau Work From Home (WFH) termasuk kegiatan
perkulihan, dialihkan menjadi pembelajan via online. Karena dipindahkannya proses
perkuliahan ke rumah menjadikan mahasiswa di tuntut untuk mengelola serta mengatur
belajarnya sendiri (self-regulated learning) selama masa Covid-19. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunkan angket dan disebarkan secara online melalui google form.
Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif deskriptif dengan subjek penelitian mahasiswa
angkatan 2017, 2019, dan 2018, jurusan psikologi Universitas Negeri Padang. Hasil pada
penelitian ini menunjukan bahwa self-regulated learning pada mahasiswa berada pada
kategori sedang dengan persentase sebesar 61,4%, kategori tinggi dengan persentase 38,6%.
hel ini menunjukkan bahwa pada umunya mahasiswa sudah memahami dan melaksanakan
self-regulated learning pada kegiatan perkulihaan selama masa pandemi covid-19.
Abstract
The Covid-19 virus is becoming a worldwide concern, including in Indonesia, so the
government has issued various policies to prevent the spread of the Covid-19 virus. These
policies include the establishment of PSBB (large-scale social restrictions) so that all
activities are transferred to home or Work From Home (WFH), including education activities,
are transferred to online learning. Due to the transfer of the lecture process to home, students
are required to manage and regulate their own learning (Self-Regulated Learning) during the
Covid-19 period. Collecting data in this study using a questionnaire and distributed online
via google form. This study uses a descriptive quantitative method with research subjects of
2017 2019 and 2018 students, majoring in psychology, Padang State University. The results
of this study indicate that self-regulated learning in students is in the medium category with a
percentage of 61.4%, in the high category with a percentage of 38.6%. This shows that in
general students have understood and implemented self-regulated learning in lecture
activities during the COVID-19 pandemic.
Karena penyebaran yang terus meluas maka daring di Indonesia, seperti sinyal internet
pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan yang belum merata, fasilitas perangkat yang
work from home (WFH) atau bekerja dari belum memadai, penggunaan paket internet
rumah. WFH diberlakukan demi menekan yang banyak, dan kecendrungan bermain
angka positif Covid-19 yang terus sosial media. Perkuliahan secara daring
melonjak, aturan lain yang dilakukan yaitu juga di rasa mampu menumbuhkan
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kemandirian mahasiswa dalam mencari
di setiap wilayah yang dinyatakan rawan informasi mengenai materi kuliah dan tugas
terhadap penyebaran Covid-19, social yang diberikan kepadanya (Novalinda et al.,
distancing, rajin mencuci tangan, dan 2020; Zagoto et al., 2019). Pembelajaran
keluar rumah hanya saat ada keperluan yang dilakukan secara daring mempunyai
mendesak (Sadikin & Hamidah, 2020). banyak potensi diantaranya kebermaknaan
WFH diberlakukan bagi semua kalangan belajar, kemudahan untuk mengakses, dan
tidak hanya pekerja tetapi juga pada siswa peningkatan hasil belajar.
sekolah dan juga mahasiswa. Selain WFH, Self-regulated learning diartikan
pemerintah Indonesia juga membuat sebagai sejauh mana individu secara
kebijakan-kebijakan yang harus metakognitif, motivasi, dan partisipan aktif
dilaksanakan selama masa pandemi (Sari & dalam proses kegiatan belajar dirinya
Noor, 2022). sendiri (Bintoro, 2013; Sagita & Mahmud,
Kebijakan yang di buat oleh 2019). Menurut Aisyah & Alfita (2017),
pemerintah salah satunya dalam bidang self-regulated learning merupakan proses
pendidikan adalah berupa di alihkannya belajar di mana pelajar mengaktifkan
pelaksanaan pendidikan saat ini menjadi kognisi, perilaku dan perasaan secara
sistem daring (Dakhi, Jama, Irfan, Ambiyar sistematis untuk mencapai tujuan belajar
& Ishak, 2020). Pembelajaran daring adalah yang sudah di tetapkan. Self-regulated
pembelajaran yang mampu learning dapat di definisikan sebagai
mempertemukan mahasiswa dan dosen pembelajaran di mana individu mengatur
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran sendiri motivasi dan proses perilaku yang
dengan bantuan internet (Kuntarto, 2017; memungkinkan individu mengatur dan
Sari & Noor, 2022). Menurut Moore, mempertahankan kognisi, perilaku, dan
Dickson-Deane, & Galyen (2011) emosi dengan cara sistematis dalam
Pembelajaran daring merupakan mencapai tujuan pembelajaran mereka
pembelajaran yang menggunakan jaringan sendiri (Sari, 2018). Self-regulated learning
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, memainkan peran penting dalam
fleksibilitas, dan kemampuan untuk keberhasilan belajar seorang mahasiswa,
memunculkan berbagai jenis interaksi dan situasi pandemi saat ini menuntut
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran mahasiswa untuk dapat belajar secara
daring memungkinkan mahasiswa dan mandiri dan mampu meregulasi diri selama
dosen melaksanakan perkuliahan dari pembelajaran daring (Gunawan &
rumah masing-masing. Mahasiswa dapat Setianingrum, 2018). Dengan adanya self-
mengakses materi perkuliahan dan regulated learning seseorang mahasiswa,
mengirim tugas yang diberikan dosen tanpa akan menjadi lebih bertanggung jawab
harus bertemu secara fisik di kampus terhadap proses belajarnya, mahasiswa akan
(Awwaliyah, Purnamasari & Mushafanah, menkonstruksi sendiri konsep belajarnya
2022). dan solusi terhadap permasalahan
Tindakan ini bisa mengurangi belajarnya sendiri (Fasikhah & Fatimah,
timbulnya kerumunan massa di kampus 2013).
seperti yang terjadi pada perkuliahan tatap Pada realitanya mahasiswa masih
muka (Timor et al., 2020). Namun banyak belum mampu untuk mengatur situasi dan
terjadi hambatan pada sistem pembelajaran keadaannya untuk kegiatan belajar daring
(Utari, Senen & Rasto, 2018). Sebagian serta memberi gambaran secara lebih detail
mahasiswa lebih memprioritaskan kegiatan Sugiyono (2016). Dengan metode tersebut
yang tidak memberikan manfaat untuk peneliti ingin mendapatkan gambaran self-
pengembangan diri mereka, dibandingkan regulated learning pada mahasiswa selama
melakukan kegiatan belajar (Lase & Covid-19 secara faktual dan akurat sesuai
Ndruru, 2022; Mulyana, Mujidin & dengan kondisi pandemic saat ini. Metode
Bashori, 2015). pengumpulan data yang digunakan peneliti
Menurut penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
oleh Laoli, Dakhi & Zagoto (2022) kuisioner atau angket. Metode angket
menyebutkan bahwa pola belajar yang merupakan teknik pengumpulan data dalam
belum terstruktur menjadi masalah yang penelitian yang menggunakan pernyataan
kerap dialami oleh mahasiswa. Masalah tertulis yang ditujukan kepada responden
yang muncul selama pembelajaran daring untuk menjawabnya (Sugiyono, 2016).
adalah mahasiswa cenderung menunda- Pada masa pandemi Covid-19 saat ini,
nunda mengerjakan tugas yang diberikan, melakukan penyebaran angket secara
kesulitan membagi waktu antara waktu langsung tidak diperbolehkan sebagaimana
dalam belajar dan bermain, sulit membuat peraturan yang diberlakukan oleh
perencanaan dalam mencapai tujuan pemerintah, sehingga peneliti menggunakan
belajar, serta menggunakan fasilitas internet aplikasi Google form dalam
untuk keperluan sosial media dan bukan menyebarluaskan angket kepada responden
untuk belajar. Berdasarkan pada fenomena secara online.
yang terjadi menunjukkan bahwa Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa masih belum mampu melakukan mahasiswa aktif angkatan 2017, 2018, 2019
self-regulated learning. di Universitas Negeri Padang, dari populasi
Berdasarkan hasil penelitian Irma tersebut didapatkan sampel sebanyak 57
(2014) menunjukkan sebanyak 41,70% orang mahasiswa. Pemilihan sampel yang
subjek penelitian memiliki self-regulated digunakan pada penelitian ditentukan
learning yang rendah. Dan dari hasil dengan menggunakan teknik purposive
penelitian Harahap & Harahap (2020) sampling. Menurut Sugiyono (2016) teknik
diperoleh bahwa self-regulated learning purposive sampling merupakan teknik
mahasiswa berada pada kategori sedang. pengambilan data dengan
Dengan hasil pada beberapa penelitian dan mempertimbangkan berbagai kriteria sesuai
wawancara dengan beberapa mahasiswa, dengan fenomena yang di teliti oleh
peneliti menemukan bahwa self-regulated peneliti. Instrumen pengambilan data pada
learning mahasiswa pada masa pandemi penelitian ini menggunakan skala self-
tidak jauh berbeda dengan situasi sebelum regulated learning, yang di susun dengan
pandemi, oleh karena itu utnuk menemukan menggunakan aspek yang dikemukakan
fakta yang lebih akurat peneliti tertarik oleh Zimmerman (2008) yaitu aspek
untuk melakukan penelitian terkait analisis metakognisi, motivasi dan perilaku.
self-regulated learning pada mahasiswa di Kuisioner dari skala self-regulated learning
masa pandemi. di susun menjadi 18 pernyataan dan
terdapat alternatif jawaban berupa SS
METODE (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak
Penelitian ini menggunakan metode Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
deskriptif kuantitatif, Menurut Sugiyono
(2016) penelitian deskriptif kuantitatif
HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan jenis penelitian yang
mendeskripsikan penelitian dengan Hasil
sistematis, faktual dan akurat mengenai Kuisioner di sebar secara online dan
segala fakta dan sifat pada populasi tertentu memperoleh partisipan sebanyak 57
partisipan yang terdiri dari mahasiswa yakni sebesar 59,6%, selanjutnya pada
Psikologi Universitas Negeri Padang dari angkatan 2018 memberikan respon
angkatan 2017, 2018, dan 2019. Semua sebanyak 22,7% dan ada angkatan 2019
partisipan menyelesaikan dan menjawab didapatkan respon sebanyak 17,5% seperti
semua pernyataan yang ada di dalam pada tabel 1, berikut:
kuisioner. Partisipan yang banyak
memberikan respon adalah angkatan 2017
Tabel 1. Angkatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
2017 34 59,6 59,6 59,6
2018 13 22,8 22,8 82,5
Valid
2019 10 17,5 17,5 100,0
Total 57 100,0 100,0
Kuisioner di buat berdasarkan aspek- tabel berikut dapat di lihat bahwa self-
aspek dari self-regulated learning yang regulated pada mahasiswa berada pada
dikemukakan oleh Zimmerman (2008) kategori yang tinggi sebesar 38,6% dengan
yakni aspek metakognisi, motivasi dan frekuensi mahasiswa sebanyak 22
perilaku. Berdasarkan ketiga aspek di dapat mahasiswa, kemudian untuk kategori
kuisioner yang terdiri dari 17 item. Peneliti sedang sebesar 61,4% dengan frekuensi
menggunakan kategori dalam melihat mahasiswa sebanyak 35 mahasiswa.
gambaran self-regulated learning pada Peneliti todak menemukan adanya kategori
mahaiswa, terdapat tiga kategori yaitu rendah pengolahan data self-regulated
rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T). pada learning.
Tabel 3. Kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Sedang 35 61,4 61,4 61,4
Valid Tinggi 22 38,6 38,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
Fasikhah, S. S., & Fatimah, S. (2013). Self- Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Regulated Learning (SRL) Dalam 4(3), 4408-4414.
Meningkatkan Prestasi Akademik
Pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Lase, A., & Ndruru, F. I. . (2022).
Psikologi Terapan, 1(1), 145-155. Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Inquiry Dalam
Gunawan, B. A., & Setianingrum, M. E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
(2018). Hubungan Antara Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1),
Keberfungsian Keluarga Dengan Page 35–44.
Self-Regulated Learning Pada Siswa
Yang Tinggal Di Asrama. Persona: Moore, J. L., Dickson-Deane, C., &
Jurnal Psikologi Indonesia, 7(2), 161- Galyen, K. (2011). E-Learning, online
176. doi: learning, and distance learning
https://doi.org/10.30996/persona.v7i2. environments: Are they the same?.
1574 The Internet and Higher Education,
14(2),29-135.
Harahap, A. C. P., Harahap, S. R. (2020). https://doi.org/10.1016/jiheduc.2010.
Covid 19: Self-Regulated Learning 10.001.
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 10(1), 26-42. Mulyana, E., Mujidin, M., & Bashori, K.
(2015). Peran Motivasi Belajar, Self
Irma, A. (2014). Hubungan Self-regulated Efficacy Dan Dukungan Sosial
learning dengan Prokrastinasi Keluarga Terhadap Self-Regulated
Akademik pada Siswa Akselerasi Learning Pada Siswa. Jurnal Fakultas
(SMAN 1 Samarinda). eJournal Psikolgi, 4(2), 165-173.
Psikologi, 2(2), 227-237.
Novalinda, R., Dakhi, O., Fajra, M.,
Kirana, A., & Juliartiko, W. (2012). Self- Azman, A., Masril, M., Ambiyar, A.,
regulated learning dan stress & Verawadina, U. (2020). Learning
akademik saat pembelajaran daring di Model Team Assisted
masa pandemi COVID-19 pada Individualization Assisted Module to
mahasiswa universitas X di Jakarta Improve Social Interaction and
Barat. Jurnal Psikologi, 14(1), 52-61 Student Learning Achievement.
doi:https://doi.org/10.35760/psi.2021. Universal Journal of Educational
v14i1.3566 Research, 8(12A), 7974–7980.
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.08
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model 2585.
Pembelajaran Daring dalam
Perkuliahan Bahasa Indonesia di Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020).
Perguruan Tinggi. Indonesian Pembelajaran Daring di Tengah
Language Education and Literature, Wabah Covid-19. Biodik, 6(2), 214-
3(1), 99-110. doi: 224.
10.24235/ileal.v3i1.1820
Sagita, N., & Mahmud, A. (2019). Peran
Laoli, J. Kristian., Dakhi, O., Zagoto, M. Self-Regulated Learning dalam
M. (2022). Implementasi Model Hubungan Motivasi Belajar,
Pembelajaran Jigsaw untuk Prokrastinasi dan Kecurangan
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Akademik. Economic Education
Belajar Mahasiswa Pendidikan BK Analysis Journal, 8(2), 516-532. doi:
pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v8i2.314
82