Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346418508

KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN DARING


PADA MASA PANDEMI COVID -19

Article in Perspektif Ilmu Pendidikan · October 2020


DOI: 10.21009/PIP.342.9

CITATIONS READS

31 5,295

4 authors, including:

Dede Hidayat Fildzah Nadine


Jakarta State University Jakarta State University
40 PUBLICATIONS 58 CITATIONS 1 PUBLICATION 31 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

career development project View project

All content following this page was uploaded by Dede Hidayat on 28 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Perspektif Ilmu Pendidikan Volume 34 Nomor 2 p-ISSN: 1411-5255
http://doi.org/10.21009/PIP.342.9 Oktober 2020 e-ISSN: 2581-2297

DOI: doi.org/10.21009/PIP.342.9 Diterima : 19 September 2020


Direvisi : 26 Oktober 2020
Disetujui : 26 Oktober 2020
Diterbitkan : 27 Oktober 2020

KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN


DARING PADA MASA PANDEMI COVID -19

Dede Rahmat Hidayat1, Ana Rohaya2, Fildzah Nadine3, & Hary Ramadhan4
e-mail: dederhidayat@unj.ac.id1, anarohaya98@gmail.com2,
fildzahnadine@gmail.com3, haryrmdhn@gmail.com4
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta
Jalan Rawamangun Muka Raya, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

Abstrak: Kemandirian belajar penting bagi para peserta didik, terutama pada saat pembelajaran
dilaksanakan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemandirian belajar
remaja yang melakukan pembelajaran daring. Metode kuantitatif dengan rancangan deskriptif digunakan
dalam penelitian ini. Sampel pada penelitian dipilih melalui teknik snowball yang melibatkan 579
responden terdiri dari siswa SMA dan SMK dan mahasiswa di Jakarta dengan rentang usia mulai dari 16
sampai dengan 21 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kemandirian belajar pada mahasiswa yang
dikonstruksi oleh Hidayati & Listyani (2010), yang memiliki 19 butir pernyataan. Reliabilitas instrumen
ini adalah Alpha Cronbach 0,879. Hasil pengukuran terhadap kemandirian belajar menunjukkan bahwa
responden memiliki kemandirian yang cenderung rendah (rerata = 2.78/St.Dev. 0.289 dalam skala 5)
dan komponen yang terendah adalah tanggung jawab dan inisiatif belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
para pemelajar (siswa/mahasiswa) belum cukup siap untuk belajar secara daring, penyebabnya adalah
karena kebiasaan belajar, dan teknologi yang kurang mendukung.

Kata-kata Kunci: belajar daring, kemandirian belajar, kesiapan belajar mandiri

SELF-REGULATED LEARNING OF STUDENTS STUDYING ONLINE


DURING COVID-19 PANDEMIC

Abstract: Self-regulated learning is important for students, especially when learning is carried out online. This study
aims to obtain a description of the self-regulated learning of students who carry out online learning. Quantitative
method with descriptive research design was used in this research. The sample in this study was selected through the
snowball technique involving 579 respondents consisting of secondary and vocational high school students as well
as university students with age range between 16 and 21 years. The instrument used was self-regulated learning on
students constructed by Hidayati & Listyani (2010) which has 19 statements. The reliability of this instrument is
Cronbach Alpha 0.879. The results show that the respondents have low self-regulated learning ability (mean = 2.78
/ St.Dev. 0.289 on a scale of 5) and the lowest components are learning responsibility and initiative. These results
indicate that the learners are not quite ready to learn online caused by study habits and less supportive technology.

Keywords: self-regulated learning; online learning; readiness for self-regulated learning

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020 147


Kemandirian Belajar Peserta...

untuk mampu berkembang mengikuti perubahan,


PENDAHULUAN salah satu bidang yang mendapatkan dampak yaitu
bidang pendidikan, terlebih perkembangan teknologi
Kemandirian belajar merupakan salah satu
didukung oleh fenomena bahwa peserta didik lebih
hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran.
dekat dengan smartphone dibandingkan dengan media
Kemandirian belajar diperlukan bagi setiap remaja,
belajar seperti buku teks pelajaran atau sejenisnya.
baik peserta didik dan mahaasiswa, agar mereka
Hal tersebut didukung oleh hasil survei yang
mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
dilakukan Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia
mendisplinkan dirinya, selain itu untuk dapat
(APJII) bersama PUSKAKOM UI tahun 2014 (APJII,
mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan
2016) menunjukkan bahwa 88,1 juta masyarakat
sendiri (Tahar & Enceng, 2006). Sikap-sikap tersebut
Indonesia aktif menggunakan jasa internet. Hal yang
perlu dimiliki oleh setiap peserta didik, karena sikap
menarik dari rilis survei ini adalah pengguna usia 18-
tersebut merupakan ciri dari kedewasaan seseorang
25 tahun yang terbanyak menggunakan jasa internet.
yang terpelajar. Menurut Hapsari, Sismiati, &
Melihat proses pembelajaran melalui teknologi
Herdi (2013) tuntutan terhadap kemandirian sangat
secara daring, hal tersebut sesuai dengan prinsip
besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa
pembelajaran yang tertuang dalam Permendikbud
menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses di
bagi perkembangan psikologis di masa mendatang.
antaranya pembelajaran yang berlangsung di rumah,
Kondisi tersebut terjadi karena menjadi mandiri
di sekolah, dan di masyarakat; pembelajaran yang
merupakan salah satu tugas perkembangan utamanya
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
bagi remaja. Tuntutan menjadi mandiri agar dapat
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya
adalah kelas; dan pemanfaatan teknologi informasi
tidak mudah bagi remaja, untuk dapat mandiri
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan
efektivitas pembelajaran.
agar dapat mencapai kemandirian atas diri sendiri.
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah proses
Kemandirian belajar menurut Hadi & Farida
pembelajaran yang terpaksa untuk dilakukan di rumah,
(2012) adalah aktivitas belajar yang berlangsung
sejak adanya pandemi yang terjadi di dunia termasuk
lebih didorong kemampuan sendiri, pilihan sendiri
Indonesia. Keputusan pemerintah, khususnya
dan bertanggungjawab sendiri dalam belajar. Remaja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang
dikatakan telah mampu belajar secara mandiri
proses belajar mengajar dilakukan secara daring
apabila telah mampu melakukan tugas belajar tanpa
dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19
ketergantungan kepada orang lain. Pada dasarnya
(lldikti5.ristekdikti.go.id) menjadi alternatif pilihan
kemandirian merupakan perilaku individu yang
agar pembelajaran tetap berjalan dengan cara daring.
mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan
Pembelajaran e-learning merupakan perubahan
atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat
kegiatan pembelajaran, yang mana bagi pelajar
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
memberikan suasana yang berbeda dari biasanya,
Fenomena yang banyak terjadi di kalangan
sehingga menghindarkan kesan membosankan
remaja, baik peserta didik dan mahasiswa adalah
didalam kelas dengan memanfaatkan teknologi
mereka belum mampu mandiri dalam belajar hal
informasi dan komputer (Yanti & Surya, 2017).
ini dikarenakan oleh beberapa kebiasaan negatif,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
seperti belajar hanya saat menjelang ujian, membolos,
Rachmawati (2010) model pembelajaran self directed
menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian.
learning dapat meningkatkan kemandirian belajar.
Menurut Pratiwi & Laksmiwati (2016), adanya
Model self directed yang dapat disamakan dengan belajar
fenomena tersebut menimbulkan gangguan mental
secara online atau jarak jauh dapat memungkinkan
yang akan berlanjut ketika memasuki pendidikan
seseorang dalam merencanakan pembelajaran sendiri,
lanjutan. Kemandirian belajar sendiri sangatlah
menentukan aktivitas belajarnya, dan kebebasan
diperlukan dalam sistem pendidikan tinggi, karena
belajar untuk mencapai hasil belajar secara optimal.
akan membantu individu untuk belajar dengan aktif.
Individu tersebut dapat memiliki inisiatif dengan atau
Menurut Huda, Mulyono, Rosyida, & Wardono
tanpa bantuan orang lain. Melalui adanya fenomena
(2019), kemandirian belajar yang dipadukan dengan
pandemi COVID 19 peneliti tertarik untuk meneliti
keaktifan peserta didik untuk menunjang proses
gambaran kemandirian belajar pada remaja yang
pembelajaran sangatlah bergantung pada kondisi saat
belajar daring
ini. Perkembangan zaman menuntut setiap individu
148 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020
Kemandirian Belajar Peserta...

Kemandirian belajar merupakan aktivitas didik yang saat ini menggunakan aplikasi belajar
belajar yang dilakukan oleh individu dengan daring seperti Ruang Guru. Kemandirian belajar
kebebasannya tanpa bergantung pada bantuan memiliki ciri-ciri yang terjadi pada diri setiap siswa
orang lain sebagai suatu peningkatan dalam hal yang dapat diamati dengan perubahan sikap yang
pengetahuan, keterampilan, atau pengembangan muncul melalui pola tingkah laku. Menurut Hiemstra
prestasi, yang meliputi; menentukan dan mengelola dalam Pratiwi dan Laksmiwati (2016) ciri-ciri pelajar
sendiri bahan ajar, waktu, tempat, dan memanfaatkan yang memiliki kemandirian belajar antara lain
berbagai sumber belajar yang diperlukan. Dengan mempunyai tanggungjawab, memiliki keyakinan
kebebasan tersebut, individu memiliki kemampuan akan kemampuan yang dimilikinya serta dapat
dalam mengelola cara belajar, memiliki rasa tanggung memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk
jawab yang tinggi, dan terampil memanfaatkan belajar.
sumber belajar. Kemandirian belajar juga berguna Berdasarkan berbagai pendapat di atas,
untuk individu dapat mengatasi suatu masalah yang kemandirian belajar ditunjukkan dengan adanya
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi kemampuan untuk dapat menyelesaikan masalah
yang telah dimiliki (Gibbons dalam Syartissaputri, yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan adanya
Setiyowati, & Siwabessy, 2014; Tahat & Enceng, perubahan tingkah laku, maka anak memiliki
2016; Wedermeyer dalam Rijal & Bachtiar, 2015; peningkatan dalam berpikir, belajar untuk bisa mandiri
Mulyaningsih, 2014). Sedangkan menurut Astuti tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain dan
(2016) berpendapat bahwa maksud dari kemandirian mampu bertanggung jawab untuk dapat mengerjakan
belajar bukanlah belajar secara individual, melainkan tugas-tugas rumah (PR) tanpa harus melibatkan orang
proses belajar yang menuntut kemandirian seorang lain, seperti harus diigatkan oleh orangtua, dikerjakan
siswa untuk belajar. oleh orangtua, atau melihat pekerjaan temannya.
Mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh orang
Struktur Kemandirian Belajar
lain mengenai proses belajarnya. Mereka akan
Kemandirian belajar merupakan hal yang
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
sangat penting dan perlu dikembangkan dalam
permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
diri siswa sebagai peserta didik. Jika disesuaikan
Thoha dalam Sundayana (2016) mengemukakan
berdasarkan definisi mandiri, ketika siswa mampu
terdapat delapan ciri kemandirian belajar, yaitu: 1)
mandiri dalam belajar, siswa akan berusaha secara
mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif; 2)
optimal untuk menyelesaikan latihan atau tugas-
tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain; 3)
tugas yang diberikan oleh guru tanpa bergantung
tidak lari atau menghindari masalah; 4) memecahkan
kepada orang lain, siswa akan berusaha untuk
masalah dengan berpikir yang mendalam; 5) apabila
mengerjakannya sendiri sesuai dengan kemampuan
menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta
yang dimilikinya. Martinis Yamin dalam Al Fatihah
bantuan orang lain; 6) tidak merasa rendah diri apabila
(2016), mengatakan tentang pentingnya kemandirian,
harus berbeda dengan orang lain; 7) berusaha bekerja
bahwa kemandirian belajar yang diterapkan oleh
dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan; serta 8)
siswa membawa perubahan yang positif terhadap
bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
intelektualitas.
Melihat pentingnya kemandirian belajar bagi Pembelajaran Daring
diri siswa, pengembangan keterampilan belajar Belajar bukan hanya aktivitas yang bisa
menjadi salah satu aspek yang harus dikembangkan. dilakukan secara tatap muka, namun semakin
Menurut Syartissaputri, Setiyowati, & Siwabessy berkembangnya jaman, aktivitas belajar bisa dilakukan
(2014), pengembangan keterampilan sebagai proses melalui sistem jarak jauh, yang biasa disebut sebagai
yang akan mengarahkan pada kegiatan yang produktif belajar daring atau daring belajar online adalah
bagi peserta didik. Dilihat dari perkembangan peserta sistem pembelajaran jarak jauh yang menggunakan
didik saat ini teknologi bukanlah hal yang sulit mereka media jaringan komputer atau gawai dan akses
pahami, karena sudah menjadi pengetahuan yang internet (Winarno & Setiawan , 2013). Belajar daring
mereka dapatkan secara otodidak. Keterampilan dapat terlaksana dengan baik jika didukung oleh
peserta didik dalam pembelajaran daring sudah bisa komponen-komponen pembentuknya. Beberapa
dilakukan dengan sendiri, mereka bisa mengoperasikan komponen tersebut yaitu (Winarno & Setiawan , 2013);
teknologi bahkan penggunaan internet sering mereka (1) infrastuktur e-learning, dapat berupa perangkat
lakukan untuk belajar, salah satunya banyak peserta komputer atau gawai yang dimiliki, jaringan internet,

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020 149


Kemandirian Belajar Peserta...

dan perlengkapan teleconference; (2) sistem dan proses perkuliahan. Mahasiswa dituntut mampu
aplikasi e-learning, meliputi sistem perangkat lunak bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang
yang digunakan seperti manajemen kelas, materi, berkaitan dengan proses belajarnya dan memiliki
forum diskusi, dan sistem penialian; dan (3) konten kemampuan untuk melaksanakan keputusan yang
e-learning, meliputi bahan ajar berbentuk multimedia diambilnya.
atau berbentuk teks.
Belajar daring memiliki fokus pandangan yang METODE PENELITIAN
lebih luas tentang pembelajaran melebihi paradigma
pembelajaran tradisional. Belajar daring memiliki Penelitian ini menggunakan metode penelitian
fleksibilitas dalam pengolahannya, meskipun terbatas kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data dilaksanakan
dengan kemampuan dari keberadaan jaringan internet mulai tanggal 27 Mei 2020 sampai 3 Juni 2020. Populasi
itu sendiri (Aminoto & Pathoni, 2014). Metode dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang
penyampaian belajar daring dapat dibagi menjadi dua, memiliki rentang usia 15 sampai dengan 21 tahun
yaitu: (1) synchrounous e-learning, dimana guru dan mereka berdomisili di DKI Jakarta. Pemilihan sample
siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun menggunakan teknik snowball sampling. Peneliti
secara tempat berbeda; (2) asynchronous e-learning, menghubungi guru Bimbingan dan Konseling di
dimana guru dan siswa dalam kelas yang sama
beberapa sekolah (SMA dan SMK) untuk meminta
(virtual) meskipun dalam waktu dan tempat yang
para siswanya bersedia menjadi partisipan dalam
berbeda (Ratnasari, 2012).
penelitian. Guru menghubungi salah satu siswa,
Penelitian tentang kemandirian belajar pada
kemudian siswa tersebut mengajak teman untuk
siswa yang belajar daring, memiliki relevansi dengan
beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. bersedia dan terus dilanjutkan. Selain itu juga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartley menghubungi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa di
(2001) virtual class pada e-Learning merupakan Universitas Negeri Jakarta untuk bersedia mencarikan
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan partisipan yang bersedia terlibat dalam penelitian.
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan Selama durasi waktu tersebut, diperoleh jumlah total
menggunakan media Internet, Intranet atau media partisipan adalah 579 orang.
jaringan komputer lain”. Aktivitas yang dilakukan
dosen dalah pembelajaran melalui virtual class yaitu: Tabel 1.
1) pembukaan kelas, di sini dosen memberikan Profil Partisipan Penelitian
instruksi kepada mahasiswa untuk melakukan Kategori Jumlah %
absen; 2) penutupan kelas; 3) presentasi dengan video Jenis kelamin
streaming; 4) upload dan download materi perkuliahan
Laki-laki 259 45%
yang akan diberikan; 5) membuat soal ujian, model
soal diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengajar; Perempuan 320 55%
6) memeriksa jumlah mahasiswa yang hadir atau Jenis pendidikan
mengikuti virtual class ini; 7) memberikan jawaban 47%
SMA 270
atas pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
SMK 232 40%
dengan menggunakan mikrofon atau lewat chatting;
8) Memberikan tugas yang menunjang materi yang Universitas 77 13%
dibawakan; 9) Diskusi melalui forum (optional). Jumlah 579
Sedangkan aktivitas yang dilakukan mahasiswa Instrumen yang digunakan untuk
yaitu: 1) absen secara online menggunakan web
mengumpulkan data adalah instrumen kemandirian
yang disediakan; 2) evaluasi dalam bentuk online;
belajar yang dikembangkan oleh Hidayati dan Listyani
3) berinteraksi dengan dosen secara audio visual
(2010). Instrumen ini terdiri dari 19 butir yang masuk
dan atau menggunakan fasilitas chatting; 4) diskusi
ke dalam 6 indikator. Menggunakan skala likert
melalui forum (optional). Aktivitas yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam pembelajaran dengan virtual class dengan lima alternative jawaban, yaitu (5 = sangat
memungkinkan mahasiswa untuk terbiasa mandiri Setuju/SS), (4 = Setuju/S ), (3 = Netral/N), (2 = Tidak
dalam mengikuti tahapan aktivitas pembelajaran. Setuju/ TS), dan (1 = Sangat Tidak Setuju/STS). Jenis
Kemandirian belajar merupakan faktor penting pernyataan dalam instrument ini adalah pernyataan
dalam menentukan keberhasilan mahasiswa dalam positif dan negatif.

150 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020


Kemandirian Belajar Peserta...

Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Belajar
Nomor
No Indikator Jumlah
item
Ketidaktergantungan 1(1), 4 (-), 6
1 4
terhadap orang lain (+), 16 (+)
Memiliki kepercayaan 8 (+), 10 (-),
2 3
diri 17 (+),
11(+), 12
3 Berperilaku disiplin 3
(-), 18 (+)
Memiliki rasa tanggu- 7 (+), 13 (-),
4 3 Gambar 1. Grafik skor rerata kemandirian
ng jawab 14 (+)
Berperilaku berdasar- 2 (+), 3 (+), Keterangan gambar:
5 3
kan inisiatif sendiri 5 (-) 1. Ketidaktergantungan terhadap orang lain, 2.
Melakukan kontrol 9 (+), 15 (-), Memiliki kepercayaan diri, 3. Berperilaku disiplin,
6 3
diri 19 (+) 4. Memiliki rasa tanggung jawab, 5. Berperilaku
Jumlah Butir 19 berdasarkan inisiatif sendiri, 6. Melakukan kontrol diri

Sebelum digunakan, instrumen diujikan Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat
ulang dengan menghitung hasil uji korelasi item-total bahwa skor rerata dari kemandirian belajar seluruh
correlation, dengan menggunakan rumus korelasi partisipan adalah 2.78, dengan St.Dev 0.289 dalam skala
Product Moment dari Pearson. Uji hasil penghitungan 1-5, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian
menunjukkan bahwa 19 butir pernyataan dalam siswa/mahasiswa untuk belajar daring cenderung
instrumen kemandirian belajar semua valid. Sedangkan rendah. Apabila dirinci per indikator terlihat bahwa
uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach skor 0,879. indikator 1, yaitu ketidaktergantungan terhadap orang
lain memiliki skor rerata sebesar 3.23 dengan St.Dev
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 0.678, dalam skala 5, hasil ini menunjukkan
bahwa tingkat ketidaktergantungan kepada orang
Hasil Analisis Deskriptif
lain dalam belajar agak tinggi, karena mereka
Berdasarkan setiap pernyataan dalam kuesioner,
umumnya tidak terlalu tergantung kepada pihak
keseluruhan responden menunjukkan kemandirian lain. Untuk indikator ke dua : memiliki kepercayaan
belajar daring adalah sebagai berikut: diri, responden umumnya berada pada tahap sedang
Tabel 3. dengan skor rerata 2.55 dan St.Dev 0.219 dalam skala
Pernyataan Kuesioner 5 skor ini menunjukkan posisi sedang artinya mereka
Skor Standar cukup percaya diri untuk dapat belajar secara daring.
No Indikator Skala Skor rerata terendah dalam semua indikator adalah
Rerata Deviasi
Ketidaktergan- indikator ke empat yaitu memiliki rasa tanggung
jawab, skor rerata adalah 1.94 dengan St.Dev 0.163.
1 tungan terhadap 3.23 0.678 1-5
Hal ini menunjukkan bahwa siswa/mahasiswa
orang lain
umumnya belum cukup memiliki tanggung jawab
Memiliki keper-
2 2.55 0.219 1-5 akan pentingnya belajar selama COVID 19, walaupun
cayaan diri
demikian skor untuk indikator berperilaku disiplin
Berperilaku di- adalah yang tertinggi, yaitu 3.88, dengan St. Dev 0.255.
3 3.88 0.255 1-5
siplin Skor ini seperti kontradiktif padahal sesungguhnya
Memiliki rasa perilaku disiplin mereka karena ketakutan apabila
4 1.94 0.163 1-5
tanggung jawab tidak mendapatkan hasil yang baik apabila tidak
Berperilaku ber- mengikuti belajar daring bukan karena tanggung
5 dasarkan inisiatif 2.32 0.120 1-5 jawab untuk belajar. Hal ini dapat terlihat pada
sendiri indikator ke 5 yang menunjukkan bahwa berperilaku
Melakukan kon- berdasarkan inisiatif sendiri masih relatif rendah juga,
6 2.74 0.3111 1-5 karena hanya memiliki skor rerata 2.32, serta indikator
trol diri
keenam melakukan kontrol diri yang juga memiliki
Total 2.78 0.289 1-5
skor cukup saja, yaitu 2.74.

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020 151


Kemandirian Belajar Peserta...

Pembahasan keterlibatan peserta didik yang lebih besar untuk


Wabah COVID-19 telah memaksa kegiatan meningkatkan perilaku belajar observasional. Perilaku
belajar dilakukan secara daring. Menurut Purwanto, tersebut dapat dilakukan dengan membaca, memaknai
dkk. (2020) seluruh jenjang pendidikan dari sekolah postingan diskusi dan mendiskusikan video atau
dasar/ibtidaiyah sampai perguruan tinggi (universitas) konten pembelajaran (Herliandry, Nurhasanah,
baik yang berada dibawah Kementerian Pendidikan Suban, dan Kuswanto (2020). Melalui pembelajaran
dan Kebudayaan RI maupun yang berada dibawah online remaja dapat dengan bebas mengatur trategi
Kementerian Agama RI semuanya memperoleh belajarnya sendiri, penelitian yang dilakukan oleh
dampak negatif karena pelajar, siswa dan mahasiswa Firman dan Rahman (2020), menunjukkan mahasiswa
“dipaksa” belajar dari rumah karena pembelajaran tidak tertekan oleh waktu dalam pembelajaran online
tatap muka ditiadakan. karena mereka dapat mengatur sendiri jadwal dan
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tempat dimana mereka ingin mengikuti perkuliahan.
siswa/mahasiswa memiliki tingkat kemandirain pembelajaran online memungkinkan akses informasi
belajar yang agak rendah. Penyebabnya adalah tidak dan pengetahuan di rumah dan di manapun yang
semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa belajar disesuaikan dengan kenyamanan peserta didik.
melalui daring Purwanto, et al. (2020). Selain itu Herliandry, Nurhasanah, Suban, dan Kuswanto (2020)
ditambah lagi guru dan dosen masih banyak belum Selain itu pembelajaran secara online menghilangkan
mahir mengajar dengan menggunakan teknologi perasaan canggung sehingga dapat mengekpresikan
internet atau media sosial terutama di berbagai fikirannya dan bertanya secara bebas.
daerah, ini bisa menjadi salah satu alasan rendahnya Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran daring. Para siswa belum memiliki responden yang dipilih secara snowball memiliki
budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem tingkat keterwakilan yang rendah, sehingga tidak
belajar dilaksanakan melalui tatap muka, di Indonesia dapat dilakukan generalisasi atas temuan yang
penggunaan e-learning ini masih termasuk lamban diungkapkan.Namun demikian penelitian ini
berbeda dengan negara-negara maju diluar yang memberikan gambaran mengenai kondisi yang
sudah menggunakan e-learning pada tahap yang lebih dialami oleh sebagian siswa/mahasiswa yang
maju. Menurut Firman dan Rahman (2020), daerah- mengikuti pembelajaran daring.
daerah yang tidak memiliki konektivitas jaringan
internet yang baik, pembelajaran online menunjukkan PENUTUP
kecenderungan yang berbeda, wilayah yang tidak
Pelaksanaan belajar daring yang diberlakukan
dijangkau jaringan internet seseorang harus menuju
dalam praktk Pendidikan sebagai dampak dari
area-area tertentu.
pandemi Covid-19, ternyata belum cukup dapat
Adanya Covid-19 memaksa peserta didik
dilaksanakan dengan baik, karena dari sisi pembelajar
dan mahasiswa untuk belajar dengan jarak jauh
(siswa/mahasiswa) belum memiliki kemandirian
menggunakan teknologi, hal tersebut tentunya
dalam tingkat yang cukup tinggi. Penelitian ini
membawa perubahan dari pembelajaran tatap
menunjukkan bahwa siswa/mahasiswa masih cukup
muka biasanya. Menurut Anhusadar (2020) melalui
memiliki kepercayaan diri dan tanggung jawab untuk
pembelajaran tatap muka, peserta didik bisa bertemu
belajar secara daring. Kebiasaan belajar secara luring
langsung dengan pendidik. Oleh karena itu, interaksi
dimana siswa/mahasiswa memiliki kontak langsung
sosial bisa tetap terjadi di dalam kelas di mana
membuat mereka belum dapat diganti secara daring,
peserta didik memang masih perlu panduan dalam
karena siswa harus memiliki kesiapan sendiri dan
pembelajaran. Melalui pembelajaran tatap muka,
disiplin diri (self discipline) dalam melaksanakan
peserta didik bisa berinteraksi dengan pendidik
pembelajaran
maupun teman mereka sehingga peserta didik akan
secara langsung memperoleh feedback dari hasil
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sisi positif dari belajar daring adalah Al Fatihah, M. (2016). Hubungan Antara Kemandirian
menumbuhkan kemandirian belajar (Firman dan Belajar dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas
Rahman, 2020), belajar tanpa bimbingan langsung III SDN Panularan Surakarta, At-Tarbawi, 1, (2),
dari pendidik membuat peserta didik secara mandiri 197-208. DOI: 10.22515/attarbawi.v1i2.200
mencari informasi mengenai materi dan tugas-tugas Aminoto, T., & Pathoni, H. (2014). Penerapan
yang diberikan kepada mereka. Ini akan membutuhkan media e-learning berbasis schoology untuk

152 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020


Kemandirian Belajar Peserta...

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pratiwi, I. D., & Laksmiwati, H. (2016). Kepercayaan
materi usaha dan energi di kelas XI SMA diri dan kemandirian belajar pada siswa SMA
N 10 kota Jambi. Jurnal sainmatika, 8 (1), 13- Negeri X. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7 (1),
29. Diakses melalui https://www.neliti. 43-49. DOI: 10.26740/jptt.v7n1.p43-49
com/id/publications/221167/penerapan- Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C.,
media-e-learning-berbasis-schoology-untuk- Wijayanti, L., Putri, R., & santoso, priyono.
meningkatkan-aktivitas-dan-h (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi
Anhusadar, L. O. (2020). Persepsi Mahasiswa PIAUD COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran
terhadap Kuliah Online di Masa Pandemi. Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal
KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.
Childhood Education, 3 (1), 44-58. DOI: 10.24014/ Retrieved from https://ummaspul.e-journal.
kjiece.v3i1.9609 id/Edupsycouns/article/view/397
Astuti, E. P. (2016). Kemandirian belajar matematika Rachmawati, D. O. (2010). Penerapan model self
siswa SMP di kecamatan Prembun. Jurnal directed learning untuk meningkatkan hasil
pendidikan surya edukasi, 2(2), 65-75. DOI: belajar dan kemandirian belajar mahasiswa.
10.37729/jpse.v2i2.3464 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43(3), 177-184.
Firman, & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran Online DOI: 10.23887/jppundiksha.v43i3.121
di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal Ratnasari, A. (2012). Studi pengaruh penerapan
of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89. DOI: e-learning terhadap keaktifan mahasiswa dalam
10.31605/ijes.v2i2.659 kegiatan belajar mengajar studi kasus universitas
Hadi, S., & Farida, F. (2012). Pengaruh minat mercu buana jakarta. Seminar Nasional Aplikasi
kemandirian dan sumber belajar terhadap Teknologi Informasi. Diakses melalui https://
pretasi belajar siswa pada mata pelajaran journal.uii.ac.id/Snati/article/view/2930/2696
IPS kelas VII SMP Negeri 5 Ungaran. Jurnal Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara sikap,
Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, 7(1), kemandirian belajar, dan gata belajar dengan
8-13. DOI: 10.15294/dp.v7i1.4913 hasil belajar kognitif siswa. Jurnal Bioedukatika,
Hapsari, A. S., Sismiati, A., & Herdi. (2013). Profil 3(2), 15-20. DOI: 10.26555/bioedukatika.v3i2.4149
kemandirian remaja (survey di SMA Negari 39 Sundayana, R. (2016). Kaitan antara gaya belajar,
jakarta siswa kelas XI tahun ajaran 2012/2013). kemandirian belajar, dan kemampuan
Insight : Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(1), 1-7. pemecahan masalah siswa SMP dalam pelajaran
DOI: 10.21009/INSIGHT.021.01 matematika. Jurnal pendidikan matematika STKIP
Hartley, D. E. (2001). Selling E-Learning, American Garut, 5(2), 75-84. DOI: 10.31980/mosharafa.
Society for Training and Development. v5i2.262
Herliandry, L. D., Nurhasanah, Suban, M. E., & Syartissaputri, N. P., Setiyowati, E., & Siwabessy, L.
Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa (2014). Hubungan antara manajemen waktu
Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi Pendidikan, sengan kemandirian belajar siswa kelas X SMA
22(1), 65-70. DOI: 10.21009/jtp.v22i1.15286 negeri 56 Jakarta. INSIGHT: Jurnal Bimbingan
Hidayati, K & Listyani, E (2010) Pengembangan dan Konseling, 3(1), 88-94. DOI: 10.21009/
instrumen kemandirian belajar mahasiswa. INSIGHT.031.15
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 14(1) Tahar, I., & Enceng. (2006). Hubungan kemandirian
84-99 . DOI: 10.21831/pep.v14i1.1977 belajar dan hasil belajar pada pendidikan jarak
Huda, M. N., Mulyono, M., Rosyida, I., & Wardono, W. jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh,
(2019). Kemandirian belajar berbantuan mobile 7(2), 91-101.
learning. PRISMA : Prosiding seminar nasional Winarno, W., & Setiawan, J. (2013). Penerapan Sistem
matematika, 798-806. Retrieved from https:// E-Learning pada Komunitas Pendidikan
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Sekolah Rumah (Home Schooling). Ultima
article/view/29270 InfoSys : Jurnal Ilmu Sistem Informasi, 4(1), 45-51.
Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh interaksi sosial DOI:10.31937/si.v4i1.241
keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian Yanti, S., & Surya, E. (2017). Kemandirian belajar
belajar terhadap prestasi belajar. Jurnal dalam memaksimalkan kualitas pembelajaran.
Pendidikan dan kebudayaan, 20(4), 441-451. DOI: Diakses dari https://www.researchgate.net/
10.24832/jpnk.v20i4.156 publication/321833928.

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020 153


Kemandirian Belajar Peserta...

154 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 34 No. 2 Oktober 2020

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai