Resum Materi PDF
Resum Materi PDF
Berawal dari didirikannya yayasan nur hidayah pada tahun 1996 dengan sekretariat di
dusun Ngibikan, Canden, Jetis, Bantul dengan akte notaris Umar samhudi SH dengan nomor
akta : 38/21 November 1996. Yayasan Nur Hidayah ini bergerak di bidang pendidikan
kesehatan dan sosial-lslam. Pada tahun 1997 merupakan awal mula kegiatan yayasan Nur
Hidayah di bidang kesehatan yaitu didirikannya balai pengobatan Nur Hidayah di dusun
ngibikan Canden Jetis Bantul yang pada saat ini belum dikembangkan karena kendala
akseibilitas. Pada tahun 2000 dimulai praktek pribadi Dr. Sagiran dan Dr. Ermin Fadlina di
dusun Blawong Trimulyo Jetis Bantul. Tanggal 29 Juni 2003 diresmikan menjadi klinik Nur
Hidayah dengan layanan 24jam. Pada tahun 2006 gempa mengguncang kota Yogyakarta dan
klinik Nur Hidayah ditunjuk sebagai rumah sakit lapangan tahun 2008 telah diresmikan
menjadi rumah sakit khusus bedah Nur Hidayah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 26 TT
dan pada pertengahan tahun 2009 proses konversi menjadi RSU. Dan pada tanggal 22 Januari
2011 diresmikan menjadi RS Nur Hidayah dengan pelayanan kebidanan dan bangsal hingga
50 TT. Pada tahun 2013 rumah sakit nur hidayah menetapkan diri sebagai rumah sakit tipe d
yang diakui oleh kementerian kesehatan republik Indonesia dengan sertifikat yang sudah terbit
pada tanggal 21 Februari 2014. Pada tanggal 15 Maret 2013 mengajukan permohonan survei
akreditasi kars versi 2012 ke komisi akreditasi rumah sakit hasil yang diperoleh yaitu akreditasi
tingkat dasar pada tanggal 24 Februari 2014. Pada tahun 2015 RS Nur Hidayah melakukan
perpanjangan izin operasional rumah sakit dengan nomor 0001/DP/159/lll/2015 yang berlaku
sampai 2 maret 2002. Nur Hidayah juga sudah terakreditasi Paripurna yang telah terbit
sertifikat yang berlaku sampai 4 November 2019 - 3 November 2022. Pada tanggal 4
September 2017 Nur Hidayah juga sudah tersertifikasi sebagai RS syariah oleh majelis ulama
Indonesia.
Visi > menjadi rumah sakit holistik islami yang profesional terkemuka di Yogyakarta dan
sekitarnya.
Misi
1. Memiliki SDI yang kompeten dalam profesi dan Syariah
2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar akreditasi dan stratifikasi syariah yang
mengutamakan kepuasan pelanggan.
3. Berperan dalam meningkatkan perilaku hidup sehat dan islami masyarakat dengan
mengembangkan kegiatan sosial promotif dan edukatif.
4. Memiliki unggulan layanan medis terintegrasi dengan komplementer islami.
5. Melakukan kegiatan muamalah rumah sakit sesuai Syariah.
Nilai dasar
1. profesional
2. integritas
3. insan
4. kekeluargaan
5. berdaya
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi adil jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai surat izin praktek atau sip baik didalam maupun diluar rumah sakit
i. Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medis
j. Mendapat informasi meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis tujuan medis
alternatif tindakan resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang diderita termasuk hak memberikan persetujuan dan menolak
menjadi bagian dalam suatu penelitian kesehatan.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lain
n. memperoleh keamanan dan keselamatan diri selama dalam perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul saran perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya
q. Menggugat dan menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana
r. Mengeluarkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
1. Penyampaian pendapat pribadi atau profesional pada saat diskusi seminar atau pada
situasi lain
2. Penyampaian ketidak setujuan atau ketidakpuasan atas kebijakan melalui tata cara yang
berlaku di RS tersebut
3. Menyampaikan kritik konstruktif atau kesalahan pihak dengan cara yang tepat tidak
bertujuan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pihak tersebut.
1. Merendahkan atau mengeluarkan perkataan tidak pantas kepada pasien dan atau
keluarganya.
2. Dengan sengaja menyampaikan rahasia aib atau keburukan orang lain
3. Menggunakan bahasa yang mengancam menyerang merendahkan atau menghina
4. Membuat komentar yang tidak pantas tentang tenaga medis di depan pasien atau di
dalam rekam medis.
5. Tidak peduli tidak tanggap terhadap permintaan pasien atau tenaga kesehatan lain.
6. Tidak mampu bekerjasama dengan anggota tim asuhan pasien atau pihak lain tanpa
alasan yang jelas.
7. Perilaku yang dapat diartikan sebagai menghina mengancam melecehkan atau tidak
bersahabat kepada pasien atau keluarganya.
8. Melakukan pelecehan seksual baik melalui perkataan maupun perbuatan kepada pasien
atau keluarga.
Pelanggaran etik
Tujuan ini memberikan pelayanan dan membina hubungan baik dengan masyarakat di
lingkungan RS nur hidayah
a. Beberapa hal yang harus dimiliki karyawan atau peserta didik selaku costumer service
1. Respect
2. Memiliki empati
3. Audible.
4. Clarity
5. Humble
6. Percaya diri
7. Energik namun tidak berlebihan
8. Punya rasa humor
9. Tidak mudah marah
10. Tidak terpancing untuk berbuat dan berkata kasar
11. Mampu mengendalikan bahasa tubuh nonverbal yang berkesan negative
12. Punya jiwa sosial yang baik
b. etika saat melayani pelanggan
1. Berikan 3S senyum salam sapa
2. Ucapkan maaf untuk memperhalus permintaan
3. Bijaksana dalam menanggapi complain
4. Responsif setelah mengetahui keluhan pelanggan
5. Ucapkan terima kasih.
c. Etika saat menerima telepon
1. Segera diangkat maksimal 3 kali dering
2. Berikan salam
3. Sebutkan nama dan unit kerja
4. Tanyakan dari mana dengan siapa
5. Dengarkan dengan baik
6. Berikan jawaban yang efisien
7. buat catatan pembicaraan bila perlu
8. biarkan lawan bicara menutup telepon terlebih dahulu
d. Etika saat menerima complain
1. Siapkan ruangan
2. Berikan 3S senyum salam sapa
3. Mempersilahkan duduk
4. Membuka pertemuan dengan membaca bismillah
5. Siapkan maksud dan tujuan pertemuan
6. Berikan waktu pelanggan untuk menyampaikan keluhan
7. Tenangkan diri dan dengarkan keluhan atau komplain pelanggan
8. Adakan dengan maaf dan empati
9. Ajukan pertanyaan
10. Identifikasi keluhan
11. Memberikan alternatif solusi
12. Pastikan solusi dengan mengonfirmasi.
13. Ingat salam dan terima kasih
14. Lakukan evaluasi dan jadikan data.
e. Hal-hal yang mempengaruhi customer service
1. Sikap perilaku positif dan ekspresi wajah
2. Penampilan menarik
3. Cara berpakaian rapi dan bersih
4. Cara bertanya atau bicara yang santun disertai adanya kontak mata.
5. Empati
Identifikasi Pasien
Tiga jenis identifikasi adalah nama pasien tanggal lahir dan nomor rekam medis dua bentuk
identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan rawat inap
unit darurat kamar operasi unit layanan diagnostik dan lainnya dua bentuk identifikasi ini harus
dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien
1. Jenis warna gelang pasien dan kancing gelang warna gelang biru untuk pasien laki-laki,
merah muda untuk pasien perempuan, putih pasien yang tidak jelas jenis kelaminnya,
ungu pasien yang menolak tindakan resusitasi atau DNR. Warna kancing merah untuk
alergi obat, kuning untuk resiko jatuh
1. Nama pasien ditulis dengan nama sesuai rekam medis atau identitas pasien jika
memungkinkan ditulis nama asli
2. Tanggal lahir pasien
3. Nomor rekam medis
1. Selalu menerapkan komunikasi efektif yaitu tempat waktu akurat lengkap jelas dan
mudah dipahami oleh penerima guna mengurangi kesalahpahaman
2. Perintah lisan atau melalui telepon termasuk hasil pemeriksaan kritis ditulis secara
lengkap oleh penerima informasi diparaf dan ditulis nama terang penerima informasi
berikut tanggal dan jam penerimaan pasien selanjutnya penerimaan informasi secara
lengkap membacakan kembali konfirmasi lisan oleh pemberi pertanyaan dengan
mengatakan YA SUDAH BENAR ITU SALAH TOLONG DIULANGI tulis baca
konfirmasi, konfirmasi ulang.
3. Penerima informasi membubuhkan cap TBKKU di lembar RM terintegrasi.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah Obat resiko tinggi. Obat yang nama
kesamaan label penggunaan kelihatan sama bunyi ucapan sama atau disebut juga
dengan nama obat rupa ucapan mirip. Elektrolit konsentrasi
a. Semua permintaan obat high alert harus dilakukan dengan menggunakan resep sebagai
bukti permintaan yang sah dan ditulis oleh petugas yang berwenang sesuai dengan
ketentuan penulisan resep yang ditetapkan
b. Jangan beri instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
c. Intruksi ini harus mencakup minimal nama pasien dan nomor rekam medis tanggal dan
waktu instruksi dibuat nama obat dosis jalur pemberian dan tanggal pemberian setiap
obat kecepatan atau durasi pemberian obat
d. Dokter harus mempunyai diagnosis kondisi dan indikasi penggunaan setiap high alert
medications secara tertulis.
e. Sistem instruksi elektronik dan memberikan informasi terbaru secara periodik
mengenai standar pelayanan dosis dan konsentrasi obat serta informasi yang
dibutuhkan untuk mengoptimalkan keselamatan pasien.
f. Jika memungkinkan persiapan high alert medications haruslah terstandarisasi dengan
menggunakan intruksi tercetak.
g. Intruksi kemoterapi harus ditulis pada formulir instruksi kemoterapi dan ditandatangani
oleh spesialis onkologi.
h. Pada obat dengan kriteria high alert labeling menggunakan stiker warna dasar merah
tulisan putih.
i. Dalam memberikan pdad kepada pasien harus mengacu pada 5 benar. benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar cara pemberian, benar cara rute.
1. Menerapkan hand hygiene atau cuci tangan secara efektif dengan 6 langkah atau dengan
teknik tepung selaci Puput
2. Tatalaksana kebersihan menggunakan handrub
3. Membaca bismillah
4. Memastikan telapak tangan terbebas dari perhiasan dan benda lainnya yang
menghalangi kebersihan tangan
5. Menggunakan antiseptik gel berbasis alkohol ke telapak tangan secukupnya kurang
lebih 1 sampai 2 tetes
6. Menggosok telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri
7. Menggosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri hingga sela-sela jari
8. Menggosok punggung jari kanan pada telapak kiri dengan posisi saling mengunci
9. Menggosok jempol kanan memutar menggunakan tangan kiri secara bergantian
10. Menggosok ujung jari kanan posisi menguncup pada telapak tangan kiri dan gerakan
memutar searah jarum jam secara bergantian
11. Akhiri dengan membaca hamdalah
1. Membaca bismillah
2. Membersihkan telapak tangan terbuat dari perhiasan dan benda lainnya yang
menghalangi tangan
3. Menyalakan kran air wastafel
4. Membasuh kedua telapak tangan di bawah air mengalir
5. Menggunakan cairan sabun antiseptik sekitar 1 sampai 2 tetes ke telapak tangan
6. Menggosok tangan kanan dengan telapak kiri
7. Menggosok punggung tangan dengan menggunakan telapak kiri secara bergantian
8. Menggosok telapak tangan hingga sela-sela jari
9. Menggosok punggung jari kanan pada telapak tangan kiri dengan posisi saling
mengunci
10. Menggosok jempol kanan memutar menggunakan tangan kiri secara bergantian
11. Menggosok ujung jari kanan posisi menguncup pada telapak tangan kiri dengan
gerakan memutar searah jarum jam secara bergantian
12. Ambilah seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir
13. Keringkan memakai handuk sekali pakai atau tisu sampai benar-benar kering
14. Tutup kran air dengan memanfaatkan handuk atau tisu agar tangan tidak kontak
langsung dengan keran
15. Mengakhiri dengan bacaan hamdalah
a. sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan antiseptic, setelah kontak dengan
pasien, setelah beresiko kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
lingkungan pasien.
b. Cuci tangan bedah dilakukan untuk tindakan pembedahan sesuai produser termasuk
petugas gizi.
Identifikasi resiko pasien jatuh, jenis asesmen resiko jatuh pasien, tatalaksana asesmen resiko
pasien jatuh rawat jalan tatalaksana asesmen resiko jatuh pasien anak tatalaksana resiko jatuh
pasien dewasa tatalaksana resiko jatuh pasien geriatri.
Tujuan khusus
Bahwa setiap petugas rumah sakit memiliki tanggung jawab dalam peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dengan cara ada kejadian atau insiden maka dilaporkan kepada
atasan langsungnya serta menindak lanjuti insiden tersebut.
Setiap unit memiliki indikator masing-masing dan harus dilaporkan setiap bulannya
Tujuan umum program pencegahan dan pengendalian infeksi RS bertujuan melindungi pasien
keluarga atau pengunjung dan petugas untuk mencapai cost-effective angka kejadian infeksi
rendah serta kewaspadaan KLB.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang
berbahaya
3. Menurunkan angka HAls di RSNH
4. Memberikan petunjuk kepada petugas kesehatan mengenai konsep dasar penyakit
infeksi fakta-fakta penting beberapa penyakit menular melalui pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan pelayanan kesehatan sejalan dengan misi
thoharoh, petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjung kesiapan
menghadapi pandemi penyakit menular mengidentifikasi kejadian outbreak di rumah
sakit.
Terkait Kegiatan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dalam Implementasi Sehari-Hari
Antara Lain
a. Pasien ditemukan tidak sadar atau pasien tidak napas atau pasien tidak normal
b. Petugas melakukan penilaian respon terhadap pasien
c. Petugas menepuk-nepuk dan menggoyang-goyangkan pasien sambil berteriak
memanggil penderita
d. Petugas mengecek nadi pasien maksimal 10 detik
e. Petugas melakukan kompresi dada sebanyak 30 kali atau satu siklus kompresi
f. Petugas memberikan nafas buatan sebanyak 2 kali
g. Resusitasi tetap dilakukan sampai petugas kesehatan datang.
Jika terjadi kecelakaan kerja di RS nur hidayah semua petugas dapat melaporkan sesuai dengan
prosedur yang ada yaitu
Adalah sistem peringatan dini yang dapat diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi
informasi yang dimulai dari deteksi awal dan pengambilan keputusan selanjutnya
Tujuan membuat staf mampu mengidentifikasi kejadian pasien memburuk sedini dinginya dan
bila perlu mencari bantuan staf yang kompeten
Implementasi EWS
Digunakan pada pasien dewasa berusia 18 tahun atau lebih digunakan untuk mengakses men
penyakit akut mendeteksi penurunan klinis dan menganalisis respon klinis yang tepat waktu
dan sesuai.
Pernafasan, saturasi oksigen, penggunaan alat bantu oksigen, suhu, tekanan darah sistolik,
denyut jantung, tingkat kesadaran.
Pelayanan Islam
1. Sarana dan prasarana ibadah pasien dan keluarga yaitu mushola, lemari alat-alat ibadah,
konter peralatan ibadah di setiap bagian peralatan ibadah khusus untuk karyawan
disediakan di setiap bagian yang memungkinkan untuk didirikan salat.
2. bimbingan talqin
Bimbingan oleh karyawan meliputi pertama, hendaknya dilakukan dengan
memperhatikan intensitas dalam mengajarkan kalimat lailahaillallah dalam arti jangan
terlalu sering yang bisa jadi membuat bosan seorang yang sakit. Kedua, cara talqin
adalah mengajak dia untuk mengucapkan kalimat tauhid bukan mengulang-ulang
ucapan lailahailallah di sampingnya. Ketiga, jika dia sudah berhasil mengucapkan
lailahaillallah maka jangan mengajaknya bicara biarkan si calon mayat diam dengan
harapan kalimat terakhir adalah lailahailallah. Keempat, inti dari talqin adalah
mengajak orang untuk kembali kepada tauhid yang benar karena itu bisa saja dilakukan
untuk orang non muslim namun ajaknya bukan sebatas mengucapkan Lailah. Kelima,
tidak disyariatkan taruh di kuburan karena amal manusia setelah mati terputus
sebagaimana hadits dari abu Hurairah.
Salat, mengajarkan tata cara bacaan dalam salat itu membaca ta'awudz, bacaan setelah
membaca alfatihah
Tata cara ruku dan bacaannya tata cara dan bacaan sujud serta duduk diantara dua sujud
Tasyahud awal, tasyahud akhir dan salam
Thaharah
Wudhu
Tata cara wudhu niat membaca bismillah, membasuh kedua telapak tangan, berkumur
kumur, membasuh wajah, membasuh kedua telapak tangan sampai siku, mengusap
kepala seluruhnya termasuk telinga, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, at tartiib,
al muwaalaat, doa atau dzikir setelah wudhu.
Tata cara wudhu bagi orang sakit bagi penderita luka yaitu niat, tasmiyah, membasuh
kedua telapak tangan, berkumur kumur, membasuh wajah, membasuh kedua telapak
tangan ke siku, mengusap kepala seluruhnya sampai telinga, membasuh kedua kaki
sampai mata kaki ,doa setelah wudu
Untuk orang sakit pemakaian gips, Niat, tasmiyah, membasuh kedua telapak tangan,
berkumur kumur, membasuh wajah, membasuh kedua telapak tangan sampai ke siku,
mengusap kepala seluruhnya sampai telinga, membasuh kedua kaki sampai mata kaki,
doa setelah berwudhu.
Tayamum beberapa keadaan yang dibolehkan seseorang tayamum sebagai ganti mandi
atau wudhu yaitu sakit, dalam perjalanan, tidak mendapat air, terluka, kedinginan.
Kegiatan menghafal Alquran RS nur hidayah bekerja sama dengan rumah tahfidz
Nurhidayah menyelenggarakan kegiatan menghafal Alquran
Talqin untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan pada seluruh karyawan rumah
sakit mengadakan kegiatan talking setiap hari Jumat yang dilaksanakan di mushola nur
hidayah
Kegiatan pengajian Ahad Kliwon atau PAK