Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL

Yayan Erliana Anggraini. S

HES.F/Semester 1

I. PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang hampir terjadi selama kurang lebih dua tahun merubah
semua aspek sosial yang ada di masyarakat dunia. Covid -19 mengakibatkan seluruh
kegiatan harus menggunakan cara virtual dengan menggunakan teknologi digital.
Dampak lain dari pandemi ini adalah perubahan perekonomian didunia menuju
perekonomian yang baru dengan menggunakan tekonologi digital atau yang biasa kita
sebut dengan ekonomi digital.
Ekonomi digital merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan media
virtual dengan memanfaatkan teknologi digital. Ekonomi digital ini menjadi salah
satu ekonomi yang berkembang di Indonesia di masa mendatang, ditandainya dengan
banyaknya pengguna internet yang menggunakan layanan internet sebagai media
komunikasi, dan untuk bekerja sama antar perusahaan.
Di Indonesia ekonomi digital terus berkembang dan memiliki potensi besar dan
tingkat penggunanya semakin hari semakin meningkat. Meningkatnya ekonomi
digital Indonesia bisa dilihat dari data yang ada pada tahun 2021 tercatat Inonesia
memasuki peringkat tertinggi di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah US$70 miliar,
dan diperkirakan akan menjadi lebih tinggi di tahun 2025 sekitar US$146 miliar, 40%
dari pangsa pasar wilayah Asia Tenggara ada di Indonesia. Salah satu sektor
penopang dalam ekonomi digital di Inonesia yaitu E-Commerce, pada tahun
sebelumnya totalnya mencapai US$53 miliar, dan akan semakin meningkat di tahun
2024 menjadi US$104 miliar, data tersebut disampaikan oleh Kementrian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (KKBPRI), Jakarta,
(Limanseto, Tingkatkan Ekonomi Digital, Simak Potensi dan Bahasan Menko
Airlangga dengan IBM, 2022)
II. ISI
Pembangunan program infrastruktur yang belum terbangun secara merata, tetapi
ekonomi digital berkembang dengan sangat pesat. Pembangunan infrastruktur ini
lebih terlihat dikawasan DKI Jakarta dengan nilai tertinggi 7,27 dibandingkan dengan
kawasan lainnya, jumlah pengguna internet mencapai 73,7% rata-rata penggunanya
berada di kawasan Jawa. (Prambadi, 2022)
Berkembangnya ekonomi digital di Indonesia masih banyak tantangan bagi para
perusahaan dan sumber daya manusianya, dikarenakan ada yang mampu beradabtasi
dan memanfaatkannya, sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
Sebaliknya perusahan yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman
mungkin akan ketinggalan lebih jauh. Antusias terhadap ekonomi digital banyak
ditekuni oleh kelompok anak muda. Banyak anak muda yang sukses memanfaatkan
teknologi digital untuk membuat sebuah bisnis. Usaha yang dilakukannya pun
mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan bisnis ini tidak jauh dari
media sosial seperti Instagram, Twitter, Youtube, Facebook, dsb.
Dibalik kesuksesan anak muda di era digital ini memiliki dampak yang segnifikan
terhadap perkembangan ekonomi digital. Salah satu dampaknya adalah banyak
pekerjaan di pasar kerja Indonesia digantikan oleh mesin ataupun robot. Terdapat
sekitar 85 juta beberapa pekerjaan bertenaga manusia pada tahun 2025 akan hilang
dan digantikan oleh mesin, hal tersebut berdasarkan estimasi dari World Economic
Forum (WEF). Pekerjaan yang beresiko digantikan dengan mesin yaitu akuntan,
auditor, pekerja pabrik. Meskipun sudah di perkirakan sejumlah 85 juta pekerjaan
manusia yang akan berpotensi tergantikan oleh mesin atau robot, perkembangan
teknologi juga mampu menciptakan sejumlah 97 juta bisnis baru, dengan jenis
pekerjaan yang memudahkan untuk beradaptasi dan bekerjasama dengan tenaga kerja
yang terdiri dari algoritma, manusia, dan mesin (Sandria, 2021).
Dampak lain dari perkembangan ekonomi digital ini adalah banyaknya toko atau
ruko yang tutup atau gulung tikar disebabkan banyaknya pengguna e-commerce.
Persaingan antar bisnis ini, jika toko-toko ritel seperti itu tidak menerapkan prinsip
yang sama dengan e-commerce secara tidak terasa akan segera tersingkirkan.
Sedangkan di sisi sumber daya manusia menjadi salah satu baian unsur terpenting
dalam dunia kerja atau perusahaan. Sumber daya manusia seperti tenaga kerja, tenaga
ahli, pemimpin, pengusaha, produsen, konsumen. Banyaknya perusahaan yang mulai
kesulitan mendapatkan karyawan yang sesuai dengan talenta di era digital. Di
samping itu, kebutuhan tenaga kerja mengalami peningkatan dan menyebabkan
perekrutan karyawan melewati proses yang rumit.
Upaya yang sebaiknya harus dilakukan adalah dengan pengembangan sumber
daya manusia dengan kegiatan atau aktivitas yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan di dunia digital dan meningkatkan kualitas di dunia kerja, serta
meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Strategi untuk pengembangan sumber
daya manusia tidak hanya melalui pengembangan pendidikan dan pengembangan
keterampilan saja, tetapi masih banyak cara lain untuk mengembangkannya. Kita
dapat melakukannya dengan belajar digial melalui simulasi, video pelatihan, webinar,
dan sebagainya. Dengan mengembangkan sumber daya manusia menggunakan sistem
digital juga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan. Dalam pengembangan sumber
daya manusia adalah salah satu perencanaan yang dibutuhkan dalam kelangsungan
bekerja di perusahaan agar mempunyai loyalitas yang berkembang,lebih dinamis dan
menjadi lebih baik.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan adanya dorongan dari pemerintah
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital oleh Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Presiden Joko Widodo menargetkan UMKM sebagai Go-
Digital untuk tahun 2024 dengan target 30 juta pelaksana UMKM. Dan hingga saat
ini baru 24% dari semua jumlah pelaksana UMKM yang memanfaatkan teknologi
digital dengan menggunakan e-commerce sebagai salah satu sarana berjualan.
Sedangkan laporan potensi kemajuan ekonomi digital dengan jumlah nilai USD 124
miliyar pada tahun 2025. Sektor UMKM sudah memberikan sejumlah kontribusi
sebesar dengan presentase 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang
nilainya sama sebesar dengan Rp8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja dengan
presentase 97% dari jumlah keseluruhan tenaga kerja nasional. Digitalisasi
memudahkan UMKM untuk melakukan sinergi menggunakan beberapa produk jasa
keuangan, utamanya dalam hal penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sudah
banyak bank mengembangkan digital bangking untuk memanfaatkan beberapa
platform digital. Pemerintah memberikan banyak akses dan kemudahan dalam
pembiayaan UMKM melalui KUR, Penjaminan Kredit Modal Kerja, Bunga KUR,
perpanjangan restrukturisasi kredit, PPh Final tarif 0% UMKM, dan Subsidi Bunga
KUR. Sampai pada akhir Juli 2022 penyaluran terhadap KUR sudah terealisasi Rp209
triliun dan jika dipresentasikan menjadi 56% dari target 4,4 juta yang sudah di
berikan kepada debitur. (Limanseto, Berperan Dalam Peningkatan Pertumbuhan
Ekonomi Digital, Pemerintah Dorong Akselerasi Adopsi Teknologi Digital oleh
UMKM, 2022) .
Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi UKM, pada masa ini sudah
mendapatkan 64,2 juta dan sudah berkontribusi dengan Produk Domestik Bruto
dengan presentase 60,51% jika di rupiahkan sama dengan Rp9.580 triliun pada tahun
2020, dan bisa menyerap hingga 96,92% total tenaga kerja, serta menghimpun hingga
60,42% dari jumlah investasi. Pemerintah menambahkan jumlah alokasi dana khusus
UMKM sebesar Rp96,21 triliun. Dan sudah tercatat sampai 27 Oktober 2021, semua
total realisasi pendukungan UMKM pada tahun 2021 sebanyak Rp64,35 Triliun
dengan debitur/UMKM sejumlah 33,93 juta. Dengan memanfaatkan semua potensi
yang ada, diharapkan semua upaya pengembangan ekonomi digital dapat tercipta
inovasi dan trobosan yang bisa melibatkan dan menjangkau sektor, pelaku/penggerak
ekonomi nasionl, termasuk UMKM (Limanseto, Peningkatan Potensi Ekonomi
Digital untuk Mendukung UMKM, 2021)

III. KESIMPULAN
Perkembangan teknologi digital yang semakin meningkat membawa perubahan
yang sangat segnifikan di masyarakat, salah satunya adalah di bidang ekonomi, yaitu
dengan adanya ekonomi digital. Dengan berkembang pesatnya ekonomi digital di
Indonesia memberikan banyak dampak positif dan negatif, diantara dampak tersebut
adalah :

1. Tenaga pekerja pasar sudah banyak digantikan dengan mesin atau robot
2. Persaingan antar toko ritel dan e-commerce
3. Kurangnya sumber daya manusia yang ada
Dari dampak yang ada kita memerlukan pengembangan sumber daya manusia
yang maksimal di masyarakat, dan mengembangkan UMKM digital

IV. DAFTAR PUSTAKA

Limanseto, H. (2021, November 6). Peningkatan Potensi Ekonomi Digital untuk Mendukung UMKM.
Retrieved Desember 8, 2022, from ekon: https://ekon.go.id/publikasi/detail/3429/peningkatan-
potensi-ekonomi-digital-untuk-mendukung-umkm

Limanseto, H. (2022, Oktober 28). Berperan Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Digital,
Pemerintah Dorong Akselerasi Adopsi Teknologi Digital oleh UMKM. Retrieved Desember 8,
2022, from ekon: https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4662/berperan-dalam-peningkatan-
pertumbuhan-ekonomi-digital-pemerintah-dorong-akselerasi-adopsi-teknologi-digital-oleh-
umkm

Limanseto, H. (2022, Juni 21). Tingkatkan Ekonomi Digital, Simak Potensi dan Bahasan Menko Airlangga
dengan IBM. Retrieved Desember 7, 2022, from ekon:
https://ekon.go.id/publikasi/detail/4263/tingkatkan-ekonomi-digital-simak-potensi-dan-
bahasan-menko-airlangga-dengan-ibm

Prambadi, G. A. (2022, November 29). Infrastruktur Pengaruhi Pemerataan Ekonomi Digital di Daerah.
Retrieved Desember 7, 2022, from republika:
https://www.republika.co.id/berita/r3c8gc456/infrastruktur-pengaruhi-pemerataan-ekonomi-
digital-di-daerah

Sandria, F. (2021, Maret 9). Bukan Menakuti, 5 Tahun Lagi Jutaan Pekerjaan Diganti Robot! Retrieved
Desember 7, 2022, from cnbcindonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210309142317-4-228937/bukan-menakuti-5-tahun-
lagi-jutaan-pekerjaan-diganti-robot

Anda mungkin juga menyukai