Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI

“PORTAL E-COMMERCE TERPADU SEBAGAI


SOLUSI PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL
INDONESIA DI ERA SOCIETY 5.0 DALAM RANGKA
MENCAPAI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
2030”

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai Komposia


2022

Disusun Oleh :

Wisly Ryan Eliezer

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

JAKARTA TIMUR

2022
BAB 1.
PENDAHULUAN
Memasuki era society 5.0, teknologi digital menjadi salah satu modal
utama yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk mengembangkan
lini usaha mereka. Kehadiran era society 5.0 pun menjadi bukti bahwa
perkembangan industri tidak terlepas dari adanya perkembangan teknologi,
hal ini tentunya berdampak positif pada suatu negara, salah satunya
mendorong perekonomian di negara tersebut.
Dengan adanya teknologi digital, suatu negara dapat mendorong
perekonomiannya ke arah ekonomi digital. Musafak (2012) menyebutkan
bahwa ekonomi digital adalah ekonomi yang didasarkan pada barang
elektronik dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis elektronik dan
diperdagangkan melalui perdagangan elektronik. Artinya, bisnis dengan
produksi elektronik dan proses manajemen dan yang berinteraksi dengan
mitra dan pelanggan dan melakukan transaksi melalui Internet dan Web
teknologi.
Di kala pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia saat ini
termasuk Indonesia, perekonomian setiap negara pun ikut merasakan
dampaknya, banyak sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia yang
harus gulung tikar akibat diadakannya Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mana hal ini juga dipertimbangkan dari
sisi kesehatan masyarakat Indonesia.
Dapat dilihat juga sebenarnya bahwa transformasi ekonomi menjadi
ekonomi digital bisa menjadi solusi untuk tetap berdampak besar bagi
perekonomian Indonesia disamping tetap menjaga protokol kesehatan di
situasi pandemi COVID-19 seperti ini, sehingga perekonomian Indonesia
tetap kondusif.
Ekonomi digital di Indonesia sendiri tengah berkembang,
berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 yang disusun oleh Google,
Temasek, dan Bain Company mencatat tren pertumbuhan ekonomi digital
Indonesia sendiri dalam kurun waktu 6 tahun kebelakang (2015-2021)
mengalami peningkatan sebesar 8,75 kali lipat, dari yakni dari USD 8 Miliar

1
pada tahun 2015, menjadi USD 70 Miliar pada akhir tahun 2021, angka ini
menjadi yang terbesar diantara negara-negara ASEAN.

Ekonomi Digital tahun 2021 (Miliar Dolar)


70

30
21 17 21
15

Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam


Grafik 1. Ekonomi Digital Negara Asean tahun 2021 (Miliar Dolar)
Sumber. Google and Temasek

Namun perlu diingat hal ini juga didorong dengan besarnya jumlah
penduduk Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.

Gambar 1. Jumlah Penduduk Negara di Asean 2021


Sumber. Google and Temasek

Melihat bahwa ekonomi digital sangat berperan penting dalam


peningkatan perekonomian di Indonesia di era society 5.0 dan di tengah-
tengah pandemi COVID-19, maka perkembangan ekonomi digital perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia dan juga seluruh
masyarakat Indonesia, dalam rangka menjaga perkembangan ekonomi
digital di Indonesia untuk kedepannya. Menurut penulis, terdapat 3
tantangan pada era society 5.0 ini yang harus dihadapi oleh para pelaku
ekonomi digital dan pemerintah Indonesia dalam rangka mengembangkan
ekonomi digital Indonesia, diantaranya cyber security, penetrasi internet,
dan juga kurangnya talenta digital yang sesuai dengan kebutuhan industri.

2
BAB 2.
PEMBAHASAN
A. Tantangan yang dihadapi Indonesia di Era Society 5.0
1. Cyber Security
Cyber security merupakan tantangan yang berat di era society
5.0 dimana teknologi semakin berkembang pesat, berkaitan dengan
ekonomi digital di Indonesia, dengan semakin maraknya transaksi
online yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, maka dapat
menjadi celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan penyerangan terhadap dunia cyber. Berdasarkan
penelitan yang dibuat oleh Frost dan Sullivan (Microsoft) pada tahun
2018, kejahatan cyber di Indonesia bisa menimbulkan kerugian
mencapai USD 34,2 Miliar, angka ini setara dengan 3.7% dari total
PDB Indonesia saat itu, Selain kerugian finansial, kejahatan siber
mengurangi kemampuan berbagai organisasi di Indonesia untuk
memanfaatkan peluang-peluang yang ada di era ekonomi digital saat
ini, dengan tiga dari lima (61%) responden menyatakan bahwa
perusahaan mereka telah menunda upaya transformasi digital
karena khawatir terhadap risiko-risiko siber. Sehingga perlu menjadi
fokus utama bagi pemerintah dan pelaku ekonomi digital untuk
menangani masalah ini.
2. Ketimpangan Sinyal Internet dan Stabilitasnya
Infrastruktur jelas menjadi tulang punggung utama bagi
perkembangan ekonomi digital di Indonesia pada era society 5.0 ini,
tanpa adanya infrastruktur dalam hal ini jaringan internet,
masyarakat tidak dapat mengakses internet dan mengkonsumsi
produk ekonomi digital, nyatanya berdasarkan data Potensi Desa
tahun 2018, dari total 83.931 desa yang ada di Indonesia, 13.730
atau sekitar 16% diantaranya belum memiliki sinyal internet. Hal ini
perlu dijadikan perhatian Bersama jika Indonesia ingin
mengembangkan potensi ekonomi digitalnya. Bahkan di Jawa Barat,
salah satu provinsi yang maju di Indonesia, masih terdapat kurang

3
lebih 700 dari total 5000 Desa /Kelurahan dalam kategori
blindspot.Artinya, pembangunan yang tidak merata ini perlu segera
dibenahi oleh Pemerintah apabila ingin kontribusi dari digital
ekonomi lebih besar lagi.
Penetrasi internet Indonesia sebesar 64%, masih tertinggal
dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura dengan
88%, Malaysia 83%, Thailand 75%, dan Vietnam 70%. Tantangan
pada infrastruktur tidak hanya terbatas pada aksesibilitas internet,
melainkan juga kualitas dan stabilitas dari koneksi internet tersebut.
Dalam hal rata-rata kecepatan internet mobile Indonesia sebesar
13,83 mbps masih tertinggal pula dengan negara-negara ASEAN
lainnya seperti Malaysia 23,8 mbps, Thailand 25,9 mbps, Vietnam
30,39 mbps, dan Singapura 57,16 mbps.
Hal ini diperparah dengan hasil survei menurut survei literasi
digital yang dilakukan oleh Kominfo (2020), mayoritas responden
(76,9%) menyatakan kendala utama yang sering dihadapi ketika
mengakses internet adalah jaringan yang tidak stabil yang membuat
frekuensi terputusnya koneksi cukup sering. Tanpa adanya stabilitas
internet, setiap aktivitas seperti melakukan transaksi atau verifikasi
melalui internet dapat terganggu, hal yang tentu saja dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat dalam menggunakan internet
untuk lebih banyak aktivitas.
3. Kurangnya Talenta Digital
Indonesia memang memiliki sejumlah unicorn yang
mendorong perekonomian digital Indonesia seperti Gojek,
Tokopedia, Traveloka, Ovo dan lainnya, namun tetap saja diperlukan
e-commerce lain untuk ikut mendorong perekonomian Indonesia kea
rah yang lebih baik. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 yang
disusun oleh Google, Temasek, dan Bain Company, sejak tahun
2019 hingga tahun 2020, jumlah e-commerce Indonesia hanya naik
dari sebesar 21 menjadi 32, tentu saja hal ini masih dapat dilakukan
peningkatan, menurut penulis, penyebab rendahnya kenaikan e-

4
commerce di Indonesia adalah karena kurang percaya dirinya setiap
pelaku ekonomi untuk berkompetisi di era ekonomi digital ini.
Sehingga untuk mengatasi hal ini, penulis juga sudah menyiapkan
sejumlah program dan strategi agar tantangan-tantangan yang
menghadang pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dapat di
selesaikan dengan baik, diantaranya pembuatan portal e-commerce
terpadu, pemerataan infrastruktur dan jaringan internet, serta
koordinasi tingkat regional dan nasional dengan diterapkannya
regulasi lintas sektoral untuk menangani kejahatan cyber.
B. Portal E-Commerce Terpadu sebagai solusi perkembangan
ekonomi digital Indonesia.
Untuk menangani masalah-masalah yang dijelaskan
sebelumnya, penulis menyediakan beberapa strategi untuk diketahui
bersama dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi digital
Indonesia di era society 5.0 ini. Salah satu strategi yang penulis
berikan adalah suatu inovasi teknologi berupa Portal E-Commerce
Terpadu. Aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan keberadaan e-
commerce di Indonesia, sembari mengawasinya agar perekonomian
digital Indonesia tetap kondusif. Aplikasi ini dibuat dengan
menggunakan software Kodular. Secara sederhana, aplikasi
Spreader ini menyediakan berbagai fitur sebagai penunjang untuk
para e-commerce di Indonesia baik itu yang masih baru ataupun
yang sudah lama beroperasi. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan user
interface yang mudah dioperasikan dan sangat menarik sehingga
dapat membuat para pelaku ekonomi digital menjalankan usahanya
dengan baik dan teratur. Untuk memudahkan pemahaman kita
bersama, disajikan kerangka berpikir dari pembuatan aplikasi Portal
E-Commerce Terpadu dan juga tindakan lain sebagai solusi untuk
menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia yang dapat terlihat
pada gambar di bawah ini.

5
Kondisi Awal Tindakan Hasil Akhir
Tantangan Ekonomi digital
Indonesia
1. Pembuatan inovasi aplikasi
1. Maraknya kasus Portal E-Commerce 1. Peningkatan ekonomi
kejahatan cyber di Terpadu di Indonesia. digital Indonesia
Indonesia.
2. Ketimpangan sinyal dan 2. Pemerataan infrastruktur 2. Tercapainya
stabilitas internet di dan jaringan internet Sustainable
Indonesia. Developments Goals
3. Kurangnya talenta digital 3. Regulasi lintas sektoral
berupa e-commerce-e-
commerce di Indonesia.

Gambar 2. Kerangka berpikir

C. Mekanisme kerja Portal E-Commerce Terpadu


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aplikasi Portal E-
Commerce Terpadu ini menggunakan user interface yang sangat
mudah untuk dioperasikan. Awalnya, pengguna akan melakukan
proses daftar akun, kemudian pengguna akan dihadapkan pada
halaman login dan diminta untuk mengisi nama E-Commerce
beserta kata sandi sesuai dengan yang didaftarkan. Setelah itu
pengguna masuk ke halaman beranda, pengguna dapat memilih
diantara 5 menu utama yakni laporan, trend, market, database,
jelajah, dan juga info. Pada menu laporan, pengguna dapat melihat
laporan keuangan dan juga catatan akuntansi dari e-commerce
pengguna yang telah diinput sebelumnya dan dapat di update secara
berkala. Pada menu Trend, pengguna dapat melihat bagaimana
trend perdagangan Indonesia dan juga dunia secara keseluruhan,
hal ini tentu untuk dapat membantu para pelaku ekonomi digital di
Indonesia dalam mengambil keputusan-keputusan untuk
memajukan e-commerce nya. Kemudian juga terdapat menu market,
pada bagian inilah pengguna dapat melakukan transaksi online dan
mendagangkan barang yang akan dijualnya kepada pembeli, fitur-
fitur yang ada didalamnya juga sangat mudah untuk dioperasikan.
Lebih lanjut juga terdapat menu database, yang akan membantu
dalam menyajikan data persediaan dan konsumsi antara dari setiap
e-commerce, dengan adanya menu ini para pelaku ekonomi digital

6
tidak perlu takut dengan adanya kesalahan accounting dalam
perusahaan. Kemudian juga terdapat menu jelajah, menu ini
berguna untuk memperlihatkan kepada pengguna seputar gambaran
umum laporan e-commerce lain baik itu di Indonesia maupun di luar
negeri yang dapat di update secara berkala, tujuannya adalah agar
para pelaku ekonomi digital juga dapat belajar dari e-commerce lain
yang sudah sukses dan maju usahanya. Pada menu terakhir yaitu
info, berguna untuk memberikan layanan kepada pengguna jika
terjadi kendala atau masalah pada saat melakukan transaksi atau
bisnisnya.Untuk memudahkan pemahaman kita bersama, berikut
disajikan gambar mekanisme penggunaan aplikasi Portal E-
Commerce Terpadu.

Gambar 3. Mekanisme kerja Portal E-Commerce Terpadu

Berikut ini juga penulis sampaikan beberapa tampilan halaman dari


aplikasi Portal E-Commerce Terpadu.

Gambar 4. Tampilan halaman Portal E-Commerce Terpadu

7
BAB 3.
PENUTUP
Untuk mendukung program Portal E-Commerce Terpadu, diperlukan
pemerataan infratsruktur terutama jaringan internet di seluruh Indonesia.
Gagasan pemerataan infrastruktur memang sudah sangat sering terdengar
di telinga kita, namun menurut saya hal ini perlu diperhatikan oleh
pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia dalam rangka
menjaga perkembangan ekonomi digital di Indonesia, seperti yang sudah
dijelaskan, bahwa dengan adanya pemerataan infrastruktur dalam hal ini
adalah jaringan internet, maka masyarakat di daerah terpencil pun dapat
mulai mengikuti dan menjalani era society 5.0 ini dengan baik, memahami
teknologi digital sehingga jangkauan kegiatan ekonomi digital di Indonesia
juga semakin meluas, target pasar dari para pelaku ekonomi digital juga
menjadi semakin banyak sehingga kondisi pasar ekonomi digital menjadi
hidup dan kondusif. Saran program yang diberikan oleh penulis adalah
pembangunan jaringan 4G melalui proses refarming spektrum hingga ke
daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar), Malaysia menjadi salah satu
negara yang telah melakukan program ini dan berhasil menerapkannya
hingga kualitas internet di negara tersebut memiliki kecepatan sebesar
11Mbps. Diharapkan pemerintah bekerja sama dengan Kementrian
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) dan juga
Kementrian PPN/Bappenas untuk mengurusi hal ini secara efektif dan
efisien, sehingga pembangunan jaringan internet merata di seluruh
Indonesia, dan konektivitas serta stabilitas internet terjaga dengan baik.
Pengembangan ekonomi digital di Indonesia perlu menjadi perhatian
khusus bagi pemerintah Indonesia, apalagi dengan dengan adanya
pandemi COVID-19 ini, seluruh pelaku ekonomi digital harus kembali
memahami pola perilaku masyarakat yang baru, agar kondisi ekonomi
digital Indonesia tetap kondusif. Harapan penulis dengan adanya inovasi
Portal E-Commerce Terpadu, pemerataan infrastruktur dan stabilitas
internet, serta regulasi lintas sektoral dapat mengatasi tantangan ekonomi
digital Indonesia di era society 5.0, dan dapat membawa Indonesia
mencapai sustainable development goals 2030.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanti, H 2014, ‘Cyber-Security dan Tantangan Pengembangannya di


Indonesia’, Jurnal Politik, vol. 5, no. 1, hh. 95-110.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif 2019, Arah Kebijakan dan
Strategi Pengembangan Ekonomi Digital Tahun 2020-2024, Jakarta,
Kementerian PPN/Bappenas.

Google and Temasek 2021,e-Conomy SEA 2021, Roaring 20s : The Sea
Digital Decade. Diakses dari
https://services.google.com/fh/files/misc/e_conomy_sea_2021_repo
rt.pdf pada 31 Januari 2021
Katadata Insight Center 2020,Status Literasi DIgital Indonesia 2020, Hasil
Survei di 34 Provinsi, Jakarta, KOMINFO.
KOMINFO 2019. Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia
Perkembangan Ekonomi Digital Di Indonesia : Strategi Dan Sektor
Potensial. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi
Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik Badan Penelitian
dan Pengembangan SDM.
Musafak 2012. Budaya Ekonomi Digital Kalangan Masyarakat Menengah
Atas,Jakarta,Universitas Gunadarma.
Rizkinaswara, L 2020. Ekonomi Digital jadi Penopang Perekonomian di
Tengah Pandemi,Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI. Diakses dari https://aptika.kominfo.go.id/2020/09/ekonomi-
digital-jadi-penopang-perekonomian-di-tengah-pandemi/
Wibowo, E 2018. ‘Analisis Ekonomi Digital dan Keterbukaan Terhadap
Pertumbuhan GDP Negara Asean’, Jurnal Lentera Bisnis, vol. 7, no.
2, hh. 66-80.
BUKTI SAYA MERUPAKAN MAHASISWA POLITEKNIK STATISTIKA
STIS

Anda mungkin juga menyukai