Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL BULU TANGKIS

NAMA: Ratu Kamila Kalyana


KELAS: 7B
Pada seputar tahun 40 – an, cabang ini sudah merasuk di tiap-
tiap pelosok penduduk. Akan tetapi cabang berolahraga ini
baru temukan bentuk organisasinya sesudah tiga tahun
diadakan PON I di Solo 1948.

Persisnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis


Indonesia baru tercipta disingkat PBSI di kota Bandung.
Pekerjaan yang meriah, laga pertandingan yang teratur, kurun
waktu tujuh tahun sudah membawa hasil yang positif yaitu
kesuksesan merampas Thomas Cup, simbol supremasi dunia
Bulutangkis.

Hampir tidak dapat diterima akal menurut pertimbangan ilmiah,


bangsa yang barusan hancur karena perang kemerdekaan,
nyatanya dapat mencapai prestasi cemerlang didunia
internasional.

Kesuksesan ini tidak saja mengagetkan dari makna prestasi,


tapi juga memberi dampak yang mantap. Kesuksesan itu
sekaligus juga menarik perhatian pemerintah penduduk, hingga
semenjak tahun 1958 itu, PBSI tak akan bekerja seseorang diri.

Tidak saja hasil di Thomas Cup, mulai sejak itu beberapa


pemain Indonesia dapat tunjukkan prestasinya di beberapa
kompetisi internasional, seperti All England, Asian Games,
Uber Cup serta lain-lainnya.

Oleh karena perubahannya cukup sudah luas, karena itu butuh


dibangun organisasi yang akan mengatur pekerjaan
bulutangkis. Organisasi itu dinamakan “Internasional
Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934.

Di Indonesia sendiri dibuat organisasi induk tingkat nasional


yakni Persatuan Bulutangkis Semua Indonesia (PBSI) pada
tanggal 5 Mei 1951. Lalu pada tahun 1953 Indonesia jadi
anggota IBF. Dengan begitu Indonesia memiliki hak untuk ikuti
perandingan-pertandingan Internasional.
Ketentuan permainan bulutangkis diputuskan oleh WBF (World
Badminton Federation). Beberapa ketentuan itu merupakan :

1. Ukuran Lapangan
a. Garis didalam lapangan diikuti dengan warna putih, hitam,
atau warna yang lain yang tampak jelas, dengan tebal garis 3,
8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis
tengah lapangan mesti dibagi dua, sama pada bagian servis
kanan serta kiri.

Ketebalan garis servis pendek serta garis servis panajng


(semasing 3, 8 cm atau (1½ inci) mesti ada didalam ukuran 13”
atau sama juga dengan 3, 96 m yang tercantum menjadi
panjang lapangan servis.

Serta ketebalan dari semua garis batasnya (semasing 3, 8 cm


atau 1½ inci) mesti ada dalam batas ukuran yang sudah
dipastikan.
b. Bila ruangan yang ada tidak sangat mungkin pemberian
sinyal batas lapangan untuk permainan ganda, bisa dibikin
pertanda cuma untuk permainan tunggal.

Garis batas belakang juga jadi garis servis panjang, serta tiang-
tiang atau garis batas pada jaring akan diletakkan pada garis
samping lapangan.

2. Tiang
Tinggi ke-2 tiang merupakan 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai.
Tiang harus kuat, agar jaring tegang serta lurus serta
diletakkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring
Jaring dibuat dari tali halus yang dibuat serta dijala dengan
jaring 1, 6 cm s/d 2, 0 cm. Selain itu, jaring mesti terentang 76
cm. Ujung atas jaring mesti ada 152 cm (5 kaki) dari lantai
pada pertengahan lapangan serta 155 cm dari lantai pada
tiang-tiangnya.

Oleh karena itu jaring harus memiliki pinggir dari pita putih
selebar 3, 8 cm, dan sisi tengah pita itu di dukung oleh kawat
atau tali, yang ditarik serta ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

4. Kok atau Shuttlecock


Suatu shuttlecock mesti mempunyai berat 4, 8-5, 6 gr serta
memiliki 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari
gabus yang berdiameter 2, 5-2, 9 cm.

Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang melekat


pada basic gabus kepalanya merupakan 6, 2 – 6, 9 cm. Bulu-
bulu ini menebar menjauhi gabus serta berdiameter 5, 5-6, 3
cm pada ujung bawahnya, dan diikat dengan benang atau
bahan lainnya pas hingga kuat.
5. Pemain

Permainan mesti dimainkan oleh semasing satu permainan di


satu bagian lapangan (pada permainan tunggal) atau semasing
dua pemain di satu bagian (pada permainan ganda).

Bagian lapangan tempat team yang mendapatkan giliran


lakukan servis diberi nama bagian dalam (inside), sedang
bagian yang timnya terima servis diberi nama bagian luar
(outside).

6. Pengundian
Sebelum laga diawali, wasit menyebut ke-2 team/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang memiliki hak lakukan
servis pertama serta pilih bagian lapangan buat timnya untuk
mengawali permainan.

7. Penilaian
Dalam artikel bulu tangkis ada banyak jenis penilaian :

a. Jumlahnya nilai (score) permainan ganda atau tunggal putra,


terdiri atas 15 angka, seperti yang sudah dipastikan awal
mulanya. Contohnya, dalam laga dengan nilai 15, jika kedua
pihak sudah sampai angka 14 sama.

Pihak yang pertama-tama mendapatkan angka 14 bisa


memberikan nilai akhir dengan 3 angka (diketahui dengan
sebutan setting game).

Bila laga sudah diputuskan (diset), karena itu nilai awal yang
dipastikan diberi nama “love-all”. Pihak pertama yang sampai
angka 3 dinyatakan menjadi pemenang.

b. Jumlahnya score pada laga tunggal putri merupakan 11


angka. Bila sudah diraih angka 10-10, karena itu pihak yang
lebih dulu sampai angka 10 memiliki hak meningkatkan nilai
penambahan akhir dengan 3 angka.

Pihak yang pertama sampai 3 angka dinyatakan menjadi


pemenang. c. Ke-2 pihak yang berlaga akan mainkan tiga sel
laga untuk memastikan pemenang. Pemain yang dapat
memenangi lebih dulu 2 sel laga (2 games) akan dinyatakan
menjadi pemenang.

Pemain akan bertukar bagian lapangan (tempat) pada tiap-tiap


akhir satu game. Pada game ke-3, pemain akan beralih
lapangan saat nilai akhir sampai :

1) Score 8 pada laga dengan 15 angka


2) Score 6 pada laga dengan 11 angka
3) Score 11 pada skema reli point 21 angka
Info :
Dalam artikel bulu tangkis ketentuan reli point merupakan 1
game terdiri atas 21 point. Bila ke-2 pemain sampai point 20-
20, karena itu terjadi deuce (yus). Pemenang bisa dipastikan
bila sudah muncul selisih 2 point (contohnya 22-20).

Jika selisih masih tetap 1 point (21-20), pemenang belumlah


bisa dipastikan. Angka optimal setiap game merupakan 30.
Dengan begitu, bila berlangsung point 29-29, karena itu
pemenangnya merupakan pemain yang lebih dulu sampai
angka 30.

8. Laga Ganda
Dalam artikel bulu tangkis ketentuan dalam laga ganda
merupakan seperti berikut :

a. Sudah diputuskan pihak mana yang akan lakukan servis


pertama pemain di bagian servis kanan mengawali pukulan
servis mengarah lawan yang berdiri dengan diagonal
didepannya.

b. Pukulan servis pertama yang dikerjakan pihak ada


disamping dalam lapangan tetap dikerjakan dari bagian servis
kanan.

c. Cuma pemain sebagai “sasaran” servis saja yang bisa terima


servis. Bila shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain
pasangannya, pihak yang ada disamping dalam mendapatkan
angka.

d. Cuma satu pemain kepada pihak yang lakukan servis


permulaan atau pertama dari satu laga yang bisa lakukan
pukulan servis itu.

e. Bila seseorang pemain lakukan servis yang tidak pada


gilirannya atau dari bagian lapangan yang salah, serta pihak
yang lakukan servis yang memenangi reli itu, maka dapat
berlangsung let kembali yang perlu diserahkan sebelum
pukulan servis tersebut dikerjakan.

9. Laga Tunggal
Dalam laga tunggal, ketentuan 8a serta 8e laku pada laga
tunggal. Penambahan ketentuan untuk laga tunggal merupakan
seperti berikut :

a. Permaianan akan lakukan servis dari atau terima servis dari


bagian servis kanan cuma jika nilai aktor servis merupakan 0
atau angka genap. Servis dikerjakan serta di terima dari bagian
servis kiri jika nilai aktor servis adalah angka ganjil.

b. Ke-2 pemain yang berlaga akan merubah bagian servis


tempat semasing pemain itu berdiri setiap saat suatu angka
dibikin.

10. Kesalahan
Kekeliruan yang dikerjakan pemain yang ada pada bagian
dalam lapangan akan menggagalkan servis yang
dikerjakannya.

Bila kekeliruan dikerjakan oleh pemain yang ada disamping


luar (bagian lapangan yang terima servis), karena itu satu
angka didapat pihak yang ada disamping dalam (bagian
lapangan yang lakukan servis).

11. Kekeliruan berlangsung jika


a. Waktu lakukan servis, tempat shuttlecock ketika disentuh
raket ada diatas ketinggian pinggang pemain ; atau salah
satunya sisi dari kepala raket ada pada tempat tambah tinggi
dari salah satunya sisi tangan aktor servis yang memegang
raket saat shuttlecock disentuh raket.

b. Waktu lakukan servis, shuttlecock jatuh ke bagian servis


yang salah yaitu ke bagian yang tidak bertemu diagonal
dengan aktor servis ; atau jatuh di muka garis servis pendek /
jatuh dibelakang garis servis panjang / jatuh diluar garis batas
samping lapangan.

c. Kaki aktor servis tidak ada dalam bagian servisnya, atau kaki
penerima servis tidak ada dalam bagian servisnya yang
terdapat bersebarangan diagonal serta bagian servis aktor
servis, sampai pukulan servis tuntas dikerjakan.

d. Sebelum atau saat lakukan servis, salah satunya pemain


lakukan gerak tipu atau pura-pura atau dengan menyengaja
mengagetkan lawannya.

e. Pada servis maupun tengah reli, shuttlecock jatuh diluar


garis batas lapangan, melayang-layang tembus atau dibawah
jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping,
atau menyentuh badan atau baju pemain.

f. Shuttlecock yang tengah dalam permainan dipukul sebelum


menyeberang ke bagian lapangan pihak yang lakukan pukulan.

g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh


jaring atau tiang penyangga dengan raket, anggota badan, atau
pakaiannya.

h. Shuttlecock melekat pada raket waktu pukulan dikerjakan


atau shuttlecock dipukul 2x berurutan.

i. Waktu dalam permainan, seseorang pemain tersentuh


shuttlecock saat ia ada didalam atau diluar batas lapangan.

j. Pemain menghalang-halangi lawan.

12. Umum
a. Aktor servis tidak bisa lakukan servis sampai penerima
servis dalam kondisi siap. Penerima servis dipandang siap bila
ia lakukan pergerakan untuk terima servis yang sudah
dipikirkan.
b. Aktor serta penerima servis mesti berdiri didalam batas
bagian servisnya semasing serta sisi dari ke-2 kaki pemain ini
mesti masih bersentuhan dengan lantai, dalam tempat diam,
sampai shuttlecock disentuh raket.

c. Ketentuan

1) Bila waktu servis atau reli, shuttlecock menyentuh serta tidak


melampui jaring, karena itu hal tersebut dipandang tidak resmi.

2) bila waktu servis serta reli, shuttlecock terlibat pada net,


karena itu diserahkan let.

3) bila penerima servis dinyatakan salah karena berjalan ketika


servis tengah dikerjakan, atau karena tidak ada dalam batas
bagian servis yang semestinya, sesaat ketika yang sama aktor
servis juga dinyatakan lakukan kekeliruan, karena itu
diserahkan let.

4) Bila diserahkan let, permainan yang berlangsung servis


semenjak servis paling akhir yang benar, tidak dihitung.
Pemain yang barusan lakukan servis akan lakukan servis lagi,
terkecuali bila ketentuan lainnya sudah diputuskan.

d. Bila aktor servis ketika lakukan servis tidak tentang


shuttlecock, karena itu ia dipandang lakukan kekeliruan (fault) ;
tapi bila shuttlecock tersentuh raket, servis sudah dipandang
sudah dikerjakan.

e. Bila dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring serta


masih terlibat dari sana, atau menyentuh jaring serta jatuh di
tempat pemukulnya, atau menyentuh lantai di luar lapangan

Serta pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan


raket serta tubuhnya, karena itu tidak ada finalti, karena
shuttlecock dipandang dalam permainan.

f. Bila pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah,


saat ada dekat jaring dengan keinginan jika shuttlecock akan
terpukul kembali olehnya, hal seperti ini dipandang
menghalangi
lawan.

Karena itu wasit harus mengatakan kekeliruan (fault) atau let,


bila hal itu berlangsung tanpa pemain mengajukannya. Bila
pemain ajukan hal itu, karena itu wasit mesti memberi
ketetapan.

13. Kontinuitas Permainan


Permainan mesti berkepanjangan dari servis yang pertama
sampai akhir laga, saat team menang ditetapkan seperti contoh
artikel bulu tangkis di bawah ini. Terkecuali :

a. Pada internasional Badminton Championship serta Ladies


Internasional Badminton Championship mesti diizinkan satu
waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yaitu pada laga ke-2
serta ke-3.

b. Di daerah yang keadaan cuacanya mengakibatkan waktu


istirahat diperlukan (optimal 5 menit), yaitu pada laga ke-2 serta
ke-3, baik untuk tunggal, ganda atau kedua-duanya.

c. Karena kondisi yang tidak terhindar oleh pemain, wasit bisa


tunda permainan sampai waktu yang menurut
pertimbangannya diperlukan.

Artikel Bulu Tangkis Teknik Dasar


Dalam bermain bulu tangkis, kita membutuhkan tehnik yang
pas supaya permainan kita tidak jelek atau setidak dapat
memukul kok lebih kuat karena memakai tehnik yang pas.
Berikut artikel bulu tangkis teknik dasar :

1. Langkah Memegang Raket (Grip)

Ada 2 langkah yang bisa kita pakai untuk memegang raket


dengan benar, yakni forehand grip serta backhand grip.
a. Forehand Grip

Pegangan forehand (pegangan basic) Pegangan ini bisa


didapatkan lewat cara mendirkan raket yang sisinya tegak
dengan lantai Pegangan ini hampir sama juga dengan tempat
tangan tengah bersalaman.

b. Backhand Grip

Pegangan ini bisa didapatkan dengan jalan memutar


seperempat ke kanan dari pegangan forehead.

Anda mungkin juga menyukai