Anda di halaman 1dari 4

 

5/16/2018 Biogra fi Iwa n Fa ls - slide pdf.c om

BIOGRAFI IWAN FALS


Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September
1961; umur 50 tahun) adalah seorang Penyanyi beraliran balada dan Country yang

menjadi
suasana salah
sosial satu legenda
kehidupan hidup di di
Indonesia Indonesia. Lewat
akhir tahun lagu-lagunya,
1970-an ia 'memotret'
hingga sekarang, serta
kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku
sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal
(misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda
Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema
lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan
lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate
 Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan
melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat
menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'.
Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh
nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan
pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa
dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals.
Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan
beberapa bahkan sampai ke manca negara.

Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian di Jeddah, Arab Saudi selama
8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan
banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar
dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya
bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara
sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia
lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album
pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang
tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan
kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan
para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah
Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng,
Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya
dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja
sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5

http://slide pdf.c om/re a de r/full/biogra fi-iwa n-fa ls 1/4


 

5/16/2018 Biogra fi Iwa n Fa ls - slide pdf.c om

album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda,
misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan


mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana

Muda ternyata
bernyanyi. banyak diminati
Ia kemudian sempat dan
masukIwan mulaisetelah
televisi mendapatkan berbagai
tahun 1987. Saattawaran
acara untuk
Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di
 TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung
dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan
oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing
kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema
kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras
pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan
atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk
dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga
tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.[rujukan?]

Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di


sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga
pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang
mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan
alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.[rujukan?]
Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara
memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena
Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.

Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan
sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu
Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di
Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.
[rujukan?] Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman
lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada
1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang
sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung
dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan
Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai
konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
[rujukan?]

Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II)
berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata

http://slide pdf.c om/re a de r/full/biogra fi-iwa n-fa ls 2/4


 

5/16/2018 Biogra fi Iwa n Fa ls - slide pdf.c om

Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama


kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personel
SWAMI.

Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok

musisi
maupun pengiring yang tetap dan
konser. Menariknya, selalu
dalam menyertai
seluruh dalamyang
alat musik setiap pengerjaan
digunakan baikalbum
oleh
Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah
terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau
dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah
mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya
yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.

Biography Madonna
Synopsis
Pop music singer Madonna was born in Bay City, Michigan, on August 16, 1958. In 1981 she went
solo as a pop singer and became a sensation on the then male-dominated 80s music scene. By
1991, she had achieved 21 Top 10 hits in the United States and sold more than 70 million albums
internationally. In January 2008, she was named the world's wealthiest female musician by Forbes
magazineEarly Life

Singer, performer, actress. Born Madonna Louise Veronica Ciccone in Bay City, Michigan, on
August 16, 1958, to parents Silvio "Tony" Ciccone and Madonna Fortin. Tony, the son of Italian
immigrants, was the first of his family to go to college, where he earned a degree in engineering.
Madonna's mother, an x-ray technician and former dancer, was of French Canadian descent. After 
their marriage in 1955, the couple moved to Pontiac, Michigan, to be close to Tony's job as a
defense engineer. Madonna was born three years later, during a visit with family in Bay City. The
third of six children, Madonna learned early on how to handle her role as the middle child,
admitting that she was "the sissy of the family" who often used her feminine wiles to get her way.

Her parents' strict observation of the Catholic faith played a large role in Madonna's childhood.
"My mother was a religious zealot," Madonna explains. "There were always priests and nuns in my
house growing up." Many elements of Catholic iconography—including her mother's statues of the
Sacred Heart, the habits of the nuns at her Catholic elementary school, and the Catholic altar at
which she and her family prayed daily—later became the subject of Madonna's most controversial
works.

Family Tragedy

Another heavy influence on Madonna's early life was her mother, who was diagnosed with breast
cancer during her pregnancy with Madonna's youngest sister. Treatment had to be delayed until the
 baby reached full term, but by then the disease had grown too strong. On December 1, 1963, at the

http://slide pdf.c om/re a de r/full/biogra fi-iwa n-fa ls 3/4


 

5/16/2018 Biogra fi Iwa n Fa ls - slide pdf.c om

age of 30, Madonna's mother passed away. Madonna was only 5 years old at the time of her 
mother's death.

The loss of her mother significantly affected Madonna's adolescence. Haunted by the memories of 
her mother's frailty and passive demeanor during her final days, Madonna was determined to make

her own voice heard. "I think the biggest reason I was able to express myself and not be
intimidated was by not having a mother," she says. "For example, mothers teach you manners. And
I absolutely did not learn any of those rules and regulations."

She fought especially hard against the rules imposed by her stepmother, Joan Gustafson, who met
Madonna's father while working as the family housekeeper. Madonna says Gustafson often made
her take care of the younger children in the household, a task she greatly resented. "I really saw
myself as the quintessential Cinderella," Madonna later said. "I think that's when I really thought
about how I wanted to do something else and get away from all that." She rebelled against her 
traditional upbringing by turning her conservative clothing into revealing outfits, frequenting
underground gay nightclubs, and rejecting her religious background.

Music and Dance

But Madonna balanced this insubordinate side of her personality with a drive for perfectionism and
high-achievement. She was a straight-A student, cheerleader, and disciplined dancer who
graduated from high school a semester earlier than her peers. In 1976, her hard work earned her the
attentions of the University of Michigan, which offered her a full scholarship to their dance
 program.

In 1977, during her undergraduate studies at Michigan, Madonna was awarded a six-week 
scholarship to study with the Alvin Alley American Dance Theater in New York City, followed by
a rare opportunity to perform with choreographer Pearl Lang in 1978. At the urging of her dance
instructor, the budding star dropped out of college after only two years of study in order to move to
 New York and further her dance career.

Once in New York, Madonna paid her rent with a handful of odd jobs, including nude art
modeling; serving at the Russian Tea Room; and performing for the American Dance Center. In
1979, Madonna began dating Dan Gilroy, one of the founding members of a ska influenced pop-
 punk band called Breakfast Club. Gilroy introduced Madonna to the head of a vaudeville review in
Paris, and she spent some time in France working as a showgirl. During this trip she fell in love
with the combination of singing and performing. When she returned to the states in 1980, she
 joined Gilroy's band as its drummer and later became its lead singer. Madonna formed several
different bands of her own over the next

http://slide pdf.c om/re a de r/full/biogra fi-iwa n-fa ls 4/4

Anda mungkin juga menyukai