Anda di halaman 1dari 11

OLEH :

WANDI KURNIAWAN, ST
SMA NEGERI 1 SELAKAU
5.1. MOMENTUM DAN IMPULS

5.1.1. MOMENTUM
Momentum didefinisikan sebagai hasil kali antara massa dan kecepatan.
p=mv dimana : p = momentum ( kg.m/s )
m = massa ( kg )
v = kecepatan ( m/s )
Karena momentum adalah besaran vektor, maka jumlah dua buah
momentum p1 dan p2 yang membentuk sudut  adalah :

p= p1 + p 2 + 2 p1 p 2 cos 
2 2

CONTOH :
1) Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
Hitung momentum mobil tersebut !!
PENYELESAIAN :
Dik : m = 700 kg ; v = 72 km/jam = 72 (1000 m / 3600 s) = 20 m/s.
p = m v = ( 700 ) ( 20 ) = 14.000 kg.m/s
2. Sebuah mobil sedan bermassa 1000 kg bergerak ke timur dengan kelajuan
20 m/s. Dan sebuah mobil kijang bermassa 2500 kg bergerak ke utara dengan
kelajuan 15 m/s. Hitung momentum total kedua mobil tersebut sesaat
sebelum terjadi tabrakan.
PENYELESAIAN :
Dik : sudut yang dibentuk kedua mobil adalah 900, sehingga :
p= p1 + p2 =
2 2
(m1v1 ) 2 + (m2v2 ) 2
= (1000  20) 2 + (2500 15) 2 = (400.000.000) + (1.406.250.000)
= 42.500 kg.m s

5.1.2. I M P U L S
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan interval waktu.
I = F t dimana : I = impuls ( Ns ) atau (kg.m/s )
F = gaya impuls (N) atau (kg.m/s2 )
t = interval waktu (s)
5.1.3. HUBUNGAN MOMENTUM DAN IMPULS
Impuls bisa juga disebut sebagai perubahan momentum.
I = p = p2 – p1 = m v2 – m v1
I = m (v2 – v1 )
F t = m (v2 – v1 )
CONTOH:
1) Sebuah bola bermassa 0,15 kg mula-mula diam. Setelah dipukul dengan tongkat,
bola bergerak dengan kecepatan 15 m/s. Hitung impuls gaya pemukul pada tongkat.
Dik : m = 0,15 kg ; v1 = 0 ; v2 = 15 m/s
I = p2 – p1 = m v2 – m v1 = m (v2 – v1 ) = 0,15 ( 15 – 0 ) = 2,25 Ns.

2) Sebuah mobil dengan massa 1500 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam, tiba-
tiba menabrak sebuah tebing. Mobil tersebut berhenti setelah 0,2 s. Berapakah besar
gaya rata-rata yang bekerja pada mobil selama tumbukan !!
Dik : m =1500kg ; v1= 72 km/jam = 72 (1000 m /3600 s) = 20 m/s ; v2 = 0 m/s ; t = 0,2 s
I = p  F  t = m ( v 2 − v1 )
m ( v 2 − v 1 ) 1500 ( 0 − 20 )
F= = = − 150.000 N
t 0, 2
Tanda negatif menunjukkan arah gaya ke kiri.
5.1.4. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum
total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan”.

p1 + p2 = p1‘ + p2‘
m v1 + m v2 = m v1‘ + m v2‘

CONTOH :
1) Sebuah senapan bermassa 0,8 kg menembakkan peluru bermassa 0,016 kg dengan
kecepatan 700 m/s. Hitung kecepatan senapan yang mendorong bahu penembak !!
PENYELESAIAN :
Dik : kecepatan awal peluru : v1 = 0 ; massa peluru : m1 = 0,016 kg
kecepatan awal senapan : v2 = 0 ; massa senapan : m2 = 0,8 kg
kecepatan peluru setelah ditembakkan : v1‘ = 700 m/s
Dit : v2‘ ??
m v1 + m v2 = m v1‘ + m v2‘
0 + 0 = (0,016) (700) + (0,8) v2‘
0,8 v2‘ = – 11,2
v2‘ = – 11,2 / 0,8 = – 14 m/s
Tanda negatif menunjukkan bahwa senapan terdorong ke belakang.
5.2. T U M B U K A N

5.2.1. TUMBUKAN LENTING SEMPURNA


Sebuah tumbukan disebut lenting sempurna jika setelah tumbukan kedua benda
terpental ke arah berlawanan.
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku :
a) Hukum Kekekalan Momentum
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
b) Hukum Kekekalan Energi Mekanik
½ m1 v12 + ½ m2 v22 = ½ m1 (v1’) 2 + ½ m2 (v2’) 2

Nilai koofisien Restitusi ( e ) pada tumbukan lenting sempurna :

 v  − v  
 1 2

e=− =1
v 1− v2
5.2.2. TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda
bergabung menjadi satu sehingga kecepatan keduanya setelah tumbukan sama,
yaitu : v1’ = v2’ = v’
Pada tumbukan ini tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Yang berlaku
hanya hukum kekekalan momentum, yaitu :
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = ( m1 + m2 ) v’

Nilai koofisien Restitusinya : e=0


5.2.3. TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
Pada tumbukan lenting sebagian berlaku 0 < e < 1 dan hukum kekekalan
momentum. Sedang hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Sehingga :
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’

Untuk kasus bola yang jatuh bebas dari ketinggian h1 , dan memantul dengan
ketinggian h2 , berlaku : 
− v1 h2
e= atau e=
v1 h1
CONTOH :
1. Sebuah benda bermassa 2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 5 m/s
menabrak benda lain bermassa 4 kg yang bergerak ke kiri dengan
kecepatan 3 m/s. Setelah tabrakan, benda 2 kg bergerak ke kiri dengan
kecepatan 2 m/s. Tentukan besar dan arah kecepatan benda 4 kg !!
PENYELESAIAN : koofisien restitusi = koofisien elastisitas

Dik : m1 = 2 kg ; v1 = 5 m/s ; v1’ = – 2 m/s


m2 = 4 kg ; v2 = – 3 m/s
Dit : v2’ ?

m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
(2) (5) + (4) (– 3) = (2) (– 2) + (4) v2’
10 – 12 = – 4 + 4 v2’
4 v 2’ = – 2 + 4 = 2
v2’ = 0,5 m/s
CONTOH :
2. Bola A bermassa 0,1 kg bergerak dengan kecepatan 6 m/s menumbuk
bola B bermassa 0,2 kg yang mula-mula diam. Hitunglah kecepatan kedua
bola setelah tumbukan jika keduanya bergerak bersam-sama !!
PENYELESAIAN :

Dik : mA = 0,1 kg ; vA = 6 m/s


mB = 0,2 kg ; vB = 0
Dit : vA‘ = vB’ = v’?

mA vA + mB vB = ( mA + mB ) v’
(0,1) (6) + (0,2) (0) = ( 0,1 + 0,2) v’
0,6 = 0,3 v’
v’ = 2 m/s
CONTOH :
3. Dua buah balok A & B bermassa sama bergerak berlawanan arah masing-
masing dengan kecepatan 2 m/s. Hitung kecepatan kedua benda setelah
tumbukan jika tumbukannya lenting sebagian dengan e = 0,4 !!
PENYELESAIAN :
   
(v A − v B ) (v A − v B )  
e=−  0, 4 = −  1,6 = − v A + v B .... (i)
v A − vB 2 − ( −2)
mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’  mA = mB = m
m ( vA + vB ) = m ( vA’ + vB’ )
2 + (– 2) = vA’ + vB’
vA’ + vB’ = 0 ......................................................... (ii)
Eliminasi persamaan (i) dan (ii) :
– vA’ + vB’ = 1,6 vA’ + vB’ = 0
vA’ + vB’ = 0 + vA’ = – vB’
2 vB’ = 1,6 vA’ = – 0,8 m/s
vB’ = 0,8 m/s
= SELESAI =
Sampai bertemu
di semester 2

Anda mungkin juga menyukai