Anda di halaman 1dari 9

Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

STRATEGI PENYAJIAN PROGRAM PENDIDIKAN DI TELEVISI


EDUKASI

Herry Kuswita
Fakultas Ilmu Komunikasi Unieversitas Esa Unggul Jakarta
Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
herry.kuswita@esaunggul.ac.id

Abstrak
Penyajian tayangan program pendidikan tidak semudah menyajikan program televisi lainnya seperti yang
biasa kita tonton dilayar kaca.. Diperlukan strategi yang tepat untuk menentukan format yang sesuai
dengan materi pendidikan, agar tetap bisa memberikan edukasi, informasi, tetapi tetap menghibur
pemirsa, yang meliputi: tata panggung, pemeran/pemain, tema, narasumber, musik, penonton/audience,
serta hari dan jam tayang. Penulis menggunakan teknik in-depth inerview atau wawancara mendalam dengan
informan Program Director,Technical Director program Pendidikan,key informan. Eksekutive Producer program
Pendidikan dan setelah keseluruhan data diperoleh dilakukan kategorisasi, menginterpretasikannya untuk
kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana Televisi Edukasi melakukan
penyajian Program Pendidikan dengan menentukan format sajian program pendidikan yang meliputi tata
panggung, pemeran/pemain, tema, narasumber, musik, penonton/audience, serta hari dan jam tayang
yang sesuai dengan program yang akan ditayangkan.

Kata kunci: strategi, penyajian, program pendidikan

Pendahuluan menyiarkan langsung upacara pembukaan Asian


Kehadiran media massa seperti media cetak Games ke-4 dari stadion utama Senayan yang sekarang
dan media elektronik membuat manusia mampu dikenal dengan Gelora Bung Karno.
berkomunikasi seiring dengan kemajuan teknologi yg Pada tahun 1989, pemerintah membuka kran
ada pada saat ini. Hal tersebut membuat pertelevisian di Indonesia lebih luas lagi dengan
perkembangan teknologi komunikasi menjadi dinamis memberi izin operasi kepada stasiun televisi RCTI
karena mengikuti perkembangan jaman. Dampaknya yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia,
media elektronik seperti radio dan televisi sudah disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan
seperti kebutuhan sehari-hari selain media cetak. TPI yang sekarang menjadi MNC TV.
Televisi yang merupakan media audio visual TPI atau Televisi Pendidikan Indonesia pada
menjadi sarana penyampaian informasi yang efektif, awalnya dirancang menjadi stasiun televisi pendidikan
karena kemampuan dalam penyampaian pesannya dengan tayangan program-program pendidikan,untuk
secara langsung dan cepat, serta bisa menyampaikan itu TPI bekerjasama dengan Departemen Pendidikan
informasi dalam bentuk suara dan gambar . Televisi dan Kebudayaan, dalam hal ini Pustekkom ( Pusat
lebih banyak dipilih oleh khalayak sebagai sumber Teknologi Komunikasi dan Informasi )untuk
informasi karena keanekaragaman informasi yang memproduksi program-program pendidikan.
disajikan seperti berita, hiburan, seni serta berbagai Namun sebagai sebuah stasiun televisi swasta
macam informasi lainnya yang harus membiayai program acaranya sendiri ,
Menurut Morissan (2008:12), siaran televisi akhirnya sejak tahun 1995, tayangannya secara
sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio perlahan tapi pasti tayangannya menjadi tayangan
dan visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh program acara televisi yang bersifat komersial seperti
semua lapisan masyarakat, maka siaran televisi tidak film India, Acara dangdut dan berbagai program acara
dapat memuaskan semua lapisan masyarakat. Siaran yang dianggap bisa menghasilkan iklan. Setelah
televisi dapat membuat kagum dan memukau sebagian menghilangnya program acara pendidikan di TPI,
penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat pemerintah dalam hal ini Pustekkom Kementerian
membuat jengkel dan rasa tidak puas bagi penonton Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada
lainnya. Suatu program mungkin disukai oleh satu tahun 2004 meresmikan Televisi Edukasi, sebuah
kelompok masyarakat, namun program itu akan stasiun televisi yang khusus menayangkan program
ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya. acara pendidikan.
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun Kendala yang sering dihadapi dalam tayangan
1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari televisi terutama tayangan program pendidikan adalah
ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada bagaimana menyajikan program yang menarik bagi
tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi Siaran resmi TVRI pemirsanya. Televisi Edukasi yang menayangkan
baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang beragam acara, juga mengalami masalah yang

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 1


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

sama.Karena alasan itulah itu penulis mencoba • Sinetron


melakukan penelitian dengan harapan semoga hasil • Sitkom
penelitian ini bisa menjadi masukkan untuk pengelola • FTV (Film Televisi)
siaran pendidikan melalui televisi dalam hal ini
• Action, Dll
Pustekkom ,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Program Non Drama (Non Fiksi)
Tujuan Penelitian
Berikut beberapa tujuan penilitian penulis • Talks Show
dalam penelitian ini : • Konser musik
1. Mengetahui tujuan pengaturan dan pengelolaan • Variety Show
penyiaran program acara Pendidikan • Reality Show
2. Mencari strategi-strategi baru dalam meningkatkan • Quiz
kualitas penyajian program Pendidikan • Game show, Dll
3. Memahami efektifitas peranan sumber daya • Program Berita dan Olah Raga
manusia dalam kegiatan penyiaran Program
• Reportase
Pendidikan di Televisi Edukasi
• Investigasi
Kegunaan Penelitian • Daily News
Kegunaan Teoritis • Berita Ekonomi
1. Menyelaraskan teori-teori komunikasi khususnya • Berita Olah Raga
dibidang pertelevisian dengan pekerjaan • Live report, Dll
sesungguhnya
2. Menyelaraskan kemajuan perkembangan teknologi Srategi Penyajian
komunikasi dan informasi dengan tehnik Onong Uchjana Effendy (2004:32)
penyajian program acara televisi pendidikan menyatakan strategi adalah perencanaan dan
3. Menjadikan referensi dan pengembangan ilmu manajemen untuk mencapai satu tujuan. Akan tetapi
pengetahuan bagi pembaca laporan penelitian di untuk mencapai satu tujuan tersebut strategi tidak
bidang kepenyiaran khususnya televisi Pendidikan. berfungsi sebagai peta jalan hanya menunjuk arah saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
Kegunaan Praktis taktik operasionalnya.
1. Mengembangkan tehnik penyajian dalam produksi Sedangkan menurut Deddy Iskandar Muda
program pendidikan (2005:136) bahwa penyajian sama halnya dengan menu
2. Memberikan sumbangsih pemikiran untuk makanan. Makanan yang sama tetapi diolah dengan
kemajuan pendidikan melalui penyajian program menu yang berbeda, maka akan memberikan pilihan
pendidikan yang menarik agar diminati pemirsa. dan rangsangan yang lebih, sesuai dengan selera
masing-masing. Selain teknik mengolah, cara
Televisi menghidangkannya juga akan dapat memberikan daya
Kata televisi berasal dari bahasa Yunani ”tele” tarik tersendiri.
yang berarti jauh dan ”vision” yang berarti penglihatan, Dalam program pendidikan terdapat dua bagian besar
sesuai dengan apa yang dikatakan Onong Uchjana format sajian yaitu :
Effendy (1989:361) yang mengemukakan bahwa 1. Studio based programs terdiri dari Lecture,talk
televisi adalah media komunikasi jarak jauh dengan programs and panel discussion,drama, songs,
penayangan gambar dan pendengaran suara, baik dance dll
melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa 2. All video (film) programs terdiri dari documentary
kawat. programs, on the spot video taping, animation,
Dengan kata lain program acara televisi adalah proses computer graphics dll.( NHK,1994:26 )
peliputan peristiwa yang kemudian disusun menjadi
sebuah program audio visual dan disebar luaskan Tata Latar Studio (Studio Setting)
kepada khalayak melalui media dengan bentuk audio Onong Uchjana Effendy (1989:348)
visual atau format acara televisi. menyatakan tata latar studio/studio setting adalah situasi
Menurut Sony Set (2008:59); dan Naratama di studio film, radio siaran atau televisi siaran, yang
(2004:65) format acara televisi dibagi menjadi 3 bagian ditata menurut kebutuhan untuk pembuatan cerita atau
yaitu perekaman suara.
Ada empat jenis tata panggung televisi yaitu:
1.Drama (Fiksi), 1. Area staging, tata panggung televisi dengan ruang
2.Non Drama (Non Fiksi), yang luas biasanya diperuntukkan untuk program
3.Pemberitaan dan Olah Raga. acara dansa, tari-tarian dsb.
Program Drama (fiksi) antara lain:

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 2


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

2. Table set up, tata panggung televisi untuk acara Dalam program pendidikan yang menjadi
berita narasumber bisa seorang specialist, guru, aktor atau
3. Audience show , tata panggung televisi untuk karyawan stasiun televisi yang memang disiapkan
acara talks show yang menghadirkan pemirsa menjadi narasumber.(NHK,1994:24)
distudio.
4. Open ended staging, tata panggung televisi yang Penonton / Audience
terdiri dari dua atau tiga fold set. (Gerald Onong Uchjana Effendy (1989:21)
Millerson,1982:18 ), mengatakan audience adalah orang-orang yang menjadi
sasaran komunikasi, baik dalam bentuk kelompok yang
Pemeran / Pemain berkumpul di suatu tempat, maupun dalam keadaan
Pemain atau pemeran dalam program acara terpencar-pencar, tetapi sama-sama terpikat
televisi adalah orang yang muncul dilayar televisi mulai perhatiannya oleh suatu pesan dari media massa.
dari yang hanya menyampaikan jadwal siaran sampai Dalam program pendidikan yang menjadi
pemain professional yang berperan dalam acara televisi target audience atau pemirsa adalah siswa mulai dari
seperti drama musik dan sebagainya (BBC TV sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
Training,1976:1) menengah atas dan mahasiswa perguruan tinggi,
.Pemain dianggap sebagai penentu dari tergantung dari program pendidikan yang ditayangkan.
keberhasilan atau kehancuran suatu acara atau
program, karena para pemain harus bisa menguasai Hari dan Jam Tayang
dan menyatu dengan karakter program atau acara Penempatan hari dan jam tayang merupakan
tersebut. salah satu strategi penting yang perlu dipertimbangkan
Pemeran menurut Onong Uchjana Effendy agar suatu program dapat ditayangkan dan sesuai
(1989:356) adalah pelaku dalam sandiwara pentas, antara waktu siaran dengan targetaudience yang akan
drama radio atau televisi atau film, atau pemain dalam dituju.
suatu pertunjukan yang mempunyai keahlian khusus, Soenarto (2007:41) menjelaskan di negara-
misalnya biduan, pelawak, dan sebagainya.. negara yang memiliki waktu yang berbeda antara
Sebagai pengantar sajian, seorang presenter wilayah yang satu dengan lainnyasebagaimana
boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan Indonesia mempunyai tiga wilayah yang berbeda satu
lewat kata-katanya sehingga mampu menghidupkan dan dua jam maka diperlukan penyesuaian alokasi
suatu sajian program. program.
Untuk jam tayang program pendidikan waktu
Tema tayang sangat penting karena tayangan program
Onong Uchjana Effendy (1989:365) pendidikan disesuaikan dengan waktu proses belajar
menyatakan tema adalah garis pikiran yang mengajar disekolah yang menjadi target pemirsa.
bersinambung pada suatu karya, yang senantiasa dari
awal sampai akhir terkait dengan isu sentral. Tujuan Penelitian
Hal itu diperlukan karena pertimbangan untuk Berikut beberapa tujuan dalam penelitian ini :
penentuan tema sangat penting sebagai tanggung jawab • Mengetahui pengaturan dan pengelolaan
dalam pemenuhan informasi bagi masyarakat terutama penyiaran program acara Pendidikan
dalam program televisi pendidikan, tema akan sangat • Mencari strategi-strategi baru dalam meningkatkan
ditentukan oleh jenis program pendidikan tersebut. kualitas penyajian program Pendidikan
Ada dua jenis program pendidikan yaitu : • Memahami efektifitas sumber daya manusia dalam
1. Programs for school (program untuk sekolah) terdiri kegiatan penyiaran Program Pendidikan di Televisi
dari program untuk taman kanak-kanak, sekolah Edukasi
dasar,sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas dan perguruan tinggi. Manfaat Penelitian
2. Programs for life-long education (program Kegunaan Teoritis
pendidikan seumur hidup) yang diperuntukan bagi
• Menyelaraskan teori-teori komunikasi khususnya
pemirsa semua umur. (NHK,1994:5 )
dibidang pertelevisian dengan pekerjaan
sesungguhnya
Narasumber
Onong Uchjana Effendy (1989:314) • Menyelaraskan kemajuan perkembangan teknologi
menyatakan bahwa narasumber adalah orang yang komunikasi dan informasi dengan tehnik penyajian
dalam suatu seminar ditunjuk sebagai penengah atau program acara televisi pendidikan
tempat bertanya, yang dengan pengetahuannya yang • Menjadikan referensi dan pengembangan ilmu
luas mengenai topik yang dibicarakan, mampu pengetahuan bagi pembaca laporan penelitian di
memberi penjelasan, manakala antara pemrasaran dan bidang kepenyiaran khususnya televisi Pendidikan.
para peserta tidak terdapat titik temu.

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 3


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

Kegunaan Praktis acara televisi. Keseluruhan data yang diperoleh, diolah,


• Mengembangkan tehnik penyajian dalam produksi dan disajikan dalam bentuk deskriptif, penulis
program pendidikan membagi dua sumber data, yaitu data primer dan data
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh dari
dalam pengelolaan program pendidikan, mulai dari sumber-sumber asli, yaitu sumber pertama dari mana
Pra,Produksi sampai Pasca Produksi. data tersebut diperoleh seperti hasil wawancara dan
• Memberikan sumbangsih pemikiran dari penulis observasi.Sedangkan data sekunder merupakan sumber
untuk kemajuan dan keberhasilan pendidikan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
melalui penyajian program pendidikan yang langsung
menarik agar diminati pemirsa.
Unit Analisis
Metode Penelitian Menurut K Yin (2002:30), komponen ketiga
Jenis Penelitian yang fundamental berkaitan dengan masalah
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penentuan apa yang dimaksud kasus dalam penelitian
pendekatan penelitian kualitatif. Moleong (2006:6) yang bersangkutan adalah unit analisis.Unit analisis
mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah dibagi menjadi dua bagian yaitu individu dan non
penelitian yang bermaksud untuk memahami individu.Individu yang dimaksud adalah perorangan
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek dan individu yang menjadi unit analisis
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan primernya.Sedangkan non individu yang dimaksud
tindakan secara holistic, dan dengan cara deskripsi adalah kelompok atau organisasi dan kelompok atau
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu organisasi yang terlibat dalam fenomena itu yang
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan menjadi unit analisis primernya.
berbagai metode alamiah. Pada penelitian ini penulis menggunakan unit
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian analisis non individu, yaitu kelompok yang terlibat
yang menghasilkan penemuan – penemuan yang tidak pada suatu program acara televisi.
dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur
statistik atau cara kuantitatif lainnya. Key Informan & Informan
Penelitian yang digunakan penulis adalah Moleong (2004:90) berpendapat, informan
jenis penelitian studi kasus. Metode riset melalui studi adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
kasus banyak menggunakan berbagai sumber data yang informasi tentang situasi dan kondisi di luar
dapat diteliti, menganalisis dan menjelaskan secara penelitian.Sedangkan Key informan adalah orang yang
komprehensif dari berbagai aspek individu, kelompok, sering kali sangat penting bagi keberhasilan studi kasus.
program dan organisasi yang mengalami peristiwa Yin (1996:109)
tertentu dan sistematis. Dalam penelitian ini, yang merupakan key
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk informan adalah produser yaitu Bambang Sujati dan
memaparkan, menguraikan deskripsi obyektif tentang sebagai informan penelitian adalah kerabat kerja yang
pentingnya penelitian (riset) sebelum produksi (pra terlibat dalam proses produksi program pendidikan di
produksi),pada saat produksi dan sesudah produksi ( televisi edukasi yaitu pengarah acara Amar Nugraha.
pasca produksi )sebuah program acara televisi
khususnya program acara pendidikan. Tekhnik Pengumpulan Data
Wawancara merupakan percakapan dengan
Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus maksud tertentu antara lain: mengkonstruksi mengenai
Tipe I Tipe III orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi,
Kasus : Tunggal Kasus: Multi Kasus tuntutan, kepedulian dan lain-lain Moleong (2004:153).
Unit Analisis : Unit Analisis: Tunggal Wawancara merupakan sumber data yang
Tunggal penting dalam penelitian ini sehingga peneliti akan
memperoleh informasi-informasi dan keterangan
Tipe II Tipe IV secara langsung mengenai data-data yang dibutuhkan.
Kasus : Tunggal Kasus: Multi Kasus Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara
Unit Analisis : Multi Unit Analisis : Multi mendalam, yaitu diskusi terarah diantara penulis dan
Unit Analisis Unit Analisis responden menyangkut masalah yang diteliti.

Observasi
Sumber Data Observasi merupakan kegiatan keseharian
Data yang digunakan dalam penulisan ini manusia dengan menggunakan panca indra mata
adalah data yang sifatnya kualitatif diperoleh dari nara sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya
sumber. Data tersebut berupa fakta-fakta yang seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu
diperoleh berdasarkan pengalaman tim produksi suatu observasi adalah kemampuan seseorang untuk

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 4


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca Taman Kanak-Kanak


indra mata serta dibantu panca indra lainnya Bungin 1. Story Telling
(2010:115). Kelebihan metode ini adalah data yang 2. Tk Alam
dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat 3. Panggung Boneka
menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku 4. Prakarya Anak
(subjek), benda atau kejadian (objek). 5. Bermain dan Bernyanyi

Keabsahan Data Perluasan jangkauan


Mengacu kepada Denzin (1987) cara paling • Kerjasama dengan Penyelenggara TV Lokal
penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil • Kerjasama dengan Pemerintah Daerah
penelitian adalah dengan melakukan triangulasi • Kerjasama dengan Dikmenjur (Stasiun relai)
peneliti, metode, teori dan sumber. Untuk menguji
• Kerjasama dengan TV kabel
keabsahan data penelitian, peneliti melakukan teknik
triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan • Kerjasama dengan institusi perguruan tinggi (TV
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar kampus)
data ini untuk keperluan pengecekan atau pembanding • Kerjasama dengan lembaga masyarakat (TV
terhadap data itu. komunitas)
Penulis menggunakan teknik triangulasi
penggunaan sumber.Triangulasi dengan sumber berarti Pengembangan program dan pemanfaatan
membandingkan data mengecek balik derajat • Kerjasama dengan unit terkait di lingkungan
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui Depdiknas
waktu dan alat berbeda dalam penelitian kualitatif. • Kerjasama dengan unit di luar lingkungan
Depdiknas
Teknik Analisis Data • Kerjasama dengan Pemerintah Daerah
Untuk mengetahui dan menjawab persoalan • Kerjasama dengan kalangan swasta
pokok penelitian penulis tentang strategi penyajian • Penambahan jam siaran
program televisi pendidikan, data yang diperoleh
• Penambahan channel siaran
dibuat menjadi dua kategori yaitu: data primer dan
sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil
Pemanfaatan siaran TVE di sekolah
wawancara dan data sekunder didapatkan dari studi
kepustakaan. • Sekolah dapat menyususun program sesuai dengan
Data primer yang diperoleh dari hasil siaran TVE untuk dimanfaatkan bagi pembelajaran
wawancara penulis dengan informan dan key informan di sekolah
akan dideskripsikan dengan ditambah dari data • Guru dan siswa dapat mengaitkan program siaran
sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dari TVE dengan materi pelajaran dan tugas-tugas
data tersebut, penulis akan dilakukan kategorisasi pelajaran
untuk kemudian menginterpretasikannya dan menarik • Sekolah menyiapkan sarana prasarana penerimaan
kesimpulan. siaran yang mudah diakses siswa
• Menyiarkan/mengikuti siaran tunda di luar jam
Hasil dan Pembahasan belajar
Televisi Edukasi (TVE) adalah televisi yang Pemanfaatan siaran TVE di sekolah bisa
mengkhususkan diri pada siaran pendidikan. dilakukan secara :
• Individual
Visi : • Kelompok kecilan
Menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan • Klasikal
mencerdaskan
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Misi :
• Keamanan penyimpanan peralatan
• Mencerdaskan masyarakat
• Kelancaran pemanfaatan
• Memberi tauladan
• Pemantauan pemanfaatan
• Menyebarkan informasi dan kebijakan pendidikan
• Arahan dan bimbingan
• Mendorong masyarakat gemar belajar
• Pembuatan laporan
Tujuan penyelenggaraan • Kerjasama dengan instansi lain
Memberikan layanan siaran pendidikan
berkualitas yang dapat menunjang tujuan pendidikan Tugas Dan Tanggung Jawab Petugas Media
nasional • Menjaga keamanan peralatan
• Mengoperasikan peralatan

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 5


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

• Merawat peralatan dengan kurikulum yang sedang berjalan, pemilihannya


bila perlu mengarah kepada pasar, dalam arti isu apa
Strategi penyajian program pendidikan di saja yang sedang menjadi pembicaraan di masyarakat
Televisi Edukasi. dan perlu penjelasan tentang isu tersebut. Namun
Berdasarkan wawancara mendalam dengan Bambang Sujati juga mengatakan yang harus dicermati
Key informan yaitu Bambang Sujati selaku Produser juga adalah gaya penyampaiannya, karena program
dan Informan Amar Nugraha sebagai Program pendidikan juga adalah tetap sebagai programtelevisi
Director program pendidikan di televisi Edukasi, yang harus mempunyai unsur hiburan. Jadi dalam
penulis menyusunnya sebagai berikut : penyampaiannya harus diperhatikan, karena pada
dasarnya pemirsa televisi pendidikan juga sebagian
a. Tata Panggung siswa sekolah yang merupakan anak muda yang
Tata panggung yang digunakan merupakan ciri dinamis dan tidak suka berfikir yang berat-berat, jadi
khas televisi edukasi yang akhirnya membangun image televisi edukasi harus menyampaikan informasi dalam
programpendidikan sendiri. Tata panggung yang bentuk dan sajian yang ringan dan mudah dimengerti
digunakan menyerupai suasana ruangan disesuaikan oleh pemirsa.
dengan konsep program misalnya kalau mata pelajaran Hal senada juga diutarakan Amar Nugraha,
matematik maka akan muncul angka-angka, tanda Amar mengatakan tema yang akan diangkat selain
perkalian ,penjumlahan dan lain-lain.Menurut harus sesuai kurikulum tapi jangan lupa mengikuti
Bambang Sujati sebagai produser program, tata perkembangan informasi yang paling aktual yang
panggung atau set seperti itu memang dibuat untuk sedang terjadi dan disajikan dengan bahasa yang lebih
mencerminkan tema tayangan. ringan yang bisa dipahami langsung oleh penonton..
Amar menambahkan, saat ini televisi edukasi
b. Pemeran / Pemain membuat strategi dalam penyajian tema yaitu dengan
Dalam program pendidikan, para pemain yang menyajikan tema yang dibahas dalam dua versi yaitu
mengisi acara menjadi salah satu faktor pendukung secara interaktif dan berupa paket yang sudah dikemas
yang penting, karena setiap pemain akan membawa dan ditayangkan secara taping.Tentu saja pengisi acara
warna dan karakter tersendiri dalam penampilannya. interaktif harus mempunyai keterampilan lebih karena
Bambang Sujati mengatakan dalam proses pemilihan setiap episode yang ditayangkan dengan materi apapun,
pemain atau pengisi acara menggunakan beberapa cara aka nada sesi tanya jawab dengan pemirsa secara
seperti melalui proses casting dengan persyaratan yang langsung atau live.
harus dipenuhi antara lain segi keterampilan dalam
menyampaikan materi pendidikan. Amar Nugraha d. Narasumber
sebagai pengarah Acara juga ikut dilibatkan dalam Hadirnya narasumber dalam program acara
casting, pengalaman dan pengetahuan selama ini pendidikan sangat penting untuk menjawab
pengarah acara lah yang akan berperan lebih banyak pertanyaan-pertanyaan yang banyak disampaikan
pada saat proses produksi dalam memberikan arahan pemirsa terutama untuk program pembelajaran
pada pemain atau pembawa acara program interaktif untuk. Narasumber sangat diharapkan
pendidikan.. kehadirannya untuk menjelaskan serta menjawab
Amar juga menambahkan, para pemain atau pertanyaan pemirsa yang ada kaitannya dengan
pembawa acara pendidikan bisa mengembangkan kurikulum pendidikan, terlebih narasumber tersebut
kemampuan mereka sendiri tanpa melupakan materi adalah orang yang terkait langsung dengan materi
pendidikan yang harus disampaikan kepada pendidikan yang disampaikan.
pemirsa.Yang penting tayangan televisi pendidikan Televisi Edukasi mempunyai kritreria untuk
tidak berubah seperti memindahkan kelas kelayar pengisi acara pendidikan yang diundang hadir menjadi
televisi, itu tambahan dari Bambang Sujati. narasumber dalam acara ini, kriteria yang terpenting
adalah narasumber tersebut orang yang mempunyai
c. Tema hubungan langsung dengan topik dan bisa menjawab
Dalam persiapan produksi program permasalahan yang sedang dibahas, walaupunn dalam
pendidikan, pemilihan dan penentuan tema menjadi kenyataannya, meghadirkan narasumber yang terkait
hal yang sangat penting, karena setiap materi langsung dengan topik yang disampaikankadang agak
pendidikan ada kaitannya dengan kurikulum sulit karena narasumber yang dianggap sesuai dengan
pendidikan yang sedang berlangsung pada saat kriteria bahasan adalah orang yang sangat sibuk dan
itu.Sehingga prosespemilihan tema dilakukan dengan terikat dengan pekerjaan sebagai pendidik.Solusinya
ketat agar program pendidikan tetap memberikan adalah memanggil atau mengundang pengisi acara
informasi dan menjawab apa yang sedang dibutuhkan sebagai narasumber walaupun kriterianya masih
oleh pemirsa. dibawah yang diinginkan.
Bambang Sujati menjelaskan dalam menentukan
tema yang terpenting adalah topik-topik harus sejalan

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 6


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

e. Penonton / Audience sejalan dengan proses belajar mengajar disekolah.


Dalam program pendidikan penonton menjadi Bambang Sujati juga juga menambahkan bahwa
salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari program mencari dan mendapatkan penonton setia itu pada
ini, penonton memberikan dampak yang positif awalnya sangatlah sulit, jadi menurut menurut
terutama untuk para pengisi acara atau narasumber Bambang Sujati televisi edukasi harus bisa menjaga
karena penontonlah yang akan memunculkan agar penonton setia di hari dan jam tayang tersebut
pertanyaan yang ada kaitannya dengan masalah yang tetap menonton tayangan yang disajikan.
nyata dimasyarakat. Amar Nugraha menambahkan, bagi pemirsa
Bambang Sujati mengatakan sangat setuju yang tidak sempat menonton program acara yang
dengan terlibatnya secara interaktif penonton dijadwalkan tidak perlu khawatir karena sekarang
dimanapun keberadaan mereka karena bisa sudah diberikan solusi dengan tayangan ulang yang
menghidupkan dan memberi warna program acara dilakukan selama 24 jamsetiap harinya..
yang ditayangkan sehingga terlihat lebih semarak .
Terlebih jika penonton yang melakukan interaksi Pembahasan
dengan telepon berasal dari kalangan siswa, akademisi Pada bagian ini penulis akan menjabarkan
atau mahasiswa, guru atau dosen yang sesuai dengan pembahasan tentang bagaimana relevansi dari teori
pembahasan yang diangkat, jadi memerlukan orang2 dengan pengaplikasiannya dilapangan.
yang sifatnya pemikir. a. Tata Panggung
Hal senada pun diungkapkan Amar Nugraha, Gerald Millerson (1976 :11) mengatakan
Amar mengatakan dengan adanya penonton diluar tentang kegunaan tata panggung atau The Purpose of
studio atmosfir program acara akan terasa lebih hidup, Staging yaitu sebagai
sehingga pemirsa yang menonton dirumah jadi ikut 1. Backgrounds, staging may simply serve as a neutral
merasa terlibat dan menjadi bagian dari program background to a subject. (Latar belakang, tata
tersebut panggung dapat disebut sebuah latar belakang
Selain itu pemirsa juga menjadi barometer murni atas sebuah subjek).
untuk program itu sendiri, jadi a berasumsi jika 2. Environment, staging can suggest a particular environment,
peonton yang berada diluar studio mengerti dan dapat or create an atmospheric effect: (Lingkungan, tata
mengikuti pembahasan yang diangkat, bisa menjadi panggung dapat mensugesti lingkungan tertentu,
tolak ukur keberhasilan program. atau menciptakan suasana efek tertentu)
Bambang Sujati menambahkan strategi untuk 3. Emphasis, staging can enhance a subject, stressing its
menghadirkan penonton di luar studio selain menjadi importance. Or it may distract attention from a subject
barometer untuk target audience dan membuat (Penekanan/perhatian, tata panggung dapat
atmosfir panggung menjadi lebih hidup. Juga ada dua meningkatkan sebuah subjek, dengan menekan
keuntungan yang diperoleh dari audience, pertama kebutuhannya. Atau hal tersebut dapat
narasumber yang mengisi acara dapat langsung mangalihkan perhatian dari sebuah subjek).
mendapat respon penonton, karena narasumber 4. Distraction (staging may confuse, and make the subject
memerlukan respon langsung untuk mengetahui bagus difficult to discern) Pengalihan, (tata panggung dapat
tidaknya materi yang disampaikan juga bisa membingungkan, dan membuat subjek sulit
memberikan rangsangan tambahan untuk dibedakan).
berkreatifitas, kedua kalau banyak yang berinteraksi
dengan narasumber berarti di rumah juga banyak Gerald Millerson (1982:16-17) juga
pemirsa yang menyaksikan tayangan tersebut. menerangkan tentang gaya tata panggung, dimana:
Dalam tayangan interaktif memang penonton Gaya tata panggung harus dicocokan secara
dan narasumber atau pemain memang tidak bisa normal untuk mencocokan jenis materi program dan
dipisahkan, para narasumber atau pemain harus pendekatan pertunjukan tertentu. Singkatnya, acaranya
membangun kedekatan dengan penonton agar aneh atau tidak masuk akal, tata panggung harus
penonton bisa menangkap materi yang ditayangkan.. menggambarkan hal ini dengan kelucuan yang tepat.
Corak tanpa tempo. Tetapi tempat produksi
f. Hari dan Jam Tayang dicondongkan dengan serius, nada-tambahan visual
Secara umum, dalam industri pertelevisian, yang lucu seperti itu muncul dengan ragu-ragu, dan
penempatan hari dan jam tayang sebuah program menjadi gangguan.
merupakan salah satu strategi yang dapat menentukan Latar belakang tata panggung pun memiliki
keberhasilan suatu program itu sendiri, begitupun pengaruh terhadap tampilan seperti yang dijelaskan
dengan jadwal penayangan program Gerald Millerson (1982:10),
pendidikan.Menurut Bambang Sujati penempatan Secara sederhana, tata panggung menyediakan
jadwal program pendidikan pada hari dan jam tayang latar untuk para pemain. Bahkan dengan adanya tata
tertentu bukanlah tanpa alasan, di hari dan jam tayang panggung yang paling sederhana memiliki pengaruh
tersebut merupakan hari dan jam tayang yang sudah langsung pada penonton daripada pengaruh gambar.

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 7


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

Jika salah memilih, sebuah latar dapat mendominasi, • Orang terkenal (celebrity)
mengalihkan, atau memiliki penggabungan yang tidak • Masyarakat biasa (man in the street)
tepat. Namun jika tepat memilih, subjek kita dapat Televisi Edukasi dalam menghadirkan
memberikan gambar menonjol yang pas, dan perhatian narasumber di studio selalu berusaha untuk
akan tertuju secara tepat kepada gambar. mendatangkan narasumber orang nomor satu yang
terkait langsung dengan pembahasan yang akan
b. Pemeran / Pemain diangkat yang memiliki kredibilitas dan mempunyai
Dalam pemilihan pemain, Naratama (2004:136) analisa yang tajam. Namun jika mengalami kendala
menambahkan yang harus dimiliki seorang pemain untuk menghadirkan narasumber tersebut, televisi
adalah: edukasi bisa lebih fleksibel untuk mencari
• Berani Tampil Beda penggantinya
• Personifikasi Yang pasti Televisi Edukasi menginginkan
• Keunikan narasumber yang hadir merupakan narasumber yang
• Bahasa Tubuh dan Penjiwaan Naskah memiliki hubungan langsung dengan permasalahan
Dalam program pendidikan para pemain yang yang diangkat. Dari penjelasan diatas penulis dapat
mengisi acara atau narasumber dipilih melalui proses simpulkan bahwa dalam pertimbangan untuk
casting dengan kriteria yang telah ditentukan sesuai menghadirkan narasumber Televisi Edukasi lebih
dengan tema program dan dalam pemilihannya pun fleksibel karena dasar mereka yang merupakan
tidak terlalu mengikat yang penting mempunyai program pendidikan , yang penting nara sumber yang
keahlian yang sesuai dengan tema, mempunyai bakat dihadirkan tetap memiliki kredibilitas dan kriteria
akting dan tidak grogi saat di ambil gambarnya. Selain lainnya yang sesuai dan bisa menjelaskan tema yang
itu pemain atau narasumber juga diberikan kebebasan dibahas .
secara luas untuk mengembangkan materi sesuai
dengan kemampuannya tapi tidak melenceng dari e. Penonton / Audience
materi yang ada dalam naskah,ini penting untuk Seperti kita ketahui penonton adalah salah satu
menghindari pemain atau narasumber keluar dari unsur dasar program televisi dari lima unsur dasar
konten yang sedang dibahas . program televisi yaitu Idea,
Penulis dapat simpulkan bahwa dalam pemilihan Artist,Equipment,Production Team dan Viewer.
narasumber program pendidikan di televisi edukasi Begitu pula dalam sebuah tayangan program
telah memenuhi syarat dengan strategi yang telah pendidikan , penonton merupakan salah satu hal yang
digariskan. paling penting, tanpa penonton sebuah tayangan
televisi apapun jenis programnya tidak ada artinya.
c. Tema Penulis menyimpulkan bahwa strategi televisi edukasi
Dalam penentuan tema program pendidikan, telah sesuai dengan adanya keterkaitan antara
kriteria awal yang biasanya menjadi acuan adalah penonton dan pengisi acara dalam tayangan
kurikulum yang sedang berlaku. pendidikan karena program pendidikan biasanya
Pertimbangan lain dalam penentuan tema adalah melibatkan pemeran-pemeran yang sesuai dengan
dan memiliki kedekatan dengan hal yang dibutuhkan pendidikan target pemirsa sehingga suasana yang
pemirsa Seperti ketika masa ujian nasional akan terbangun lebih hidup.
berlangsung, pemirsa akan lebih antusias untuk Selain itu Televisi Edukasi juga melibatkan
menonton karena mereka mempunyai kedekatan pemirsa dirumah dengan tayangan pendidikan
dengan masalah tersebut.Penonton sangat interaktif.
berkepentingan misalnya dengan cara yang paling tepat
untuk menjawab soal yang akan muncul dalam ujian f. Hari dan Jam Tayang
nasional tersebut. Menurut Soenarto (2007:63) acara non drama
Dari uraian di atas penulis dapat simpulkan dapat ditempatkan pada pagi atau sore hari. Atau dicari
dalam penentuan tema tayangan program pendidikan peluang menurut isi acara itu. Jika isinya mengenai
telah memenuhi syarat karena sangat memperhatikan pengetahuan umum bisa dipasang pada saat keluarga
nilai-nilai informasi yang ada dan coba menyajikannya sedang berkumpul
dengan baik . Program acara pendidikan merupakan bagian
dari program Non Drama, sehingga dalam
d. Narasumber penempatannya diseuaikan dengan tujuan dari
Morrisan (2008:82) menggolongkan narasumber program yang ditayangkan yaitu untuk memberikan
kedalam empat kelompok besar dilihat dari informasi pendidikan kepada pemirsa.
kepentingan yang mereka wakili, yaitu: Untuk tayangan program acara pendidikan,
• Pemerintah atau Penguasa televisi edukasi selama ini sudah berusaha
menayangkan program acaranya disesuaikan dengan
• Kelompok ahli atau pakar dan pengamat
kebutuhan pemirsa yang berlokasi pada tiga bagian

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 8


Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi

waktu yang masing-masing berbeda satu jam ,yaitu


Waktu Indonesia bagian Barat, Waktu Indonesia Daftar Pustaka
Bagian Tengah dan Waktu Indonesia Bagian Abdullah, Aceng, Press Relations, Kiat Berhubungan
Timur.Televisi Edukasi menayangkan programnya dengan Media Massa, Rosda Karya, Bandung,
sesuai dengan pembagian waktu tersebut dan untuk 2001
memperjelas tayangan yang disiarkan pada siang hari
atau memberi kesempatan kepada pemirsa yang tidak Assegaff, Dja’far, Jurnalistik Masa Kini (Pengantar
sempat menonton tayangan disiang hari, Televisi Praktek Kewartawanan), Ghalia, Jakarta, 1983
Edukasi, melakukan siaran ulang pada malam hari
untuk semua jenis tayangan . Artinya Televisi edukasi Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif,
sudah memberikan pelayanan siaran yang memadai Rineka Cipta, Jakarta, 2008
untuk pemirsanya.
Baksin, Askurifai, Jurnalistik Televisi (Teori dan Praktek),
Kesimpulan Simbiosa Rekatama, Bandung, 2006
Tata panggung program pendidikan televisi
edukasi telah mewakili konsep program itu sendiri Cooper, Pat & Ken Pancyger, Writing The Short Film
yang menampilkan tema program pendidikan dengan (Second Edition), Focal Press, British, 2000
menggunakan tata panggung sederhana. Sebaiknya tata
panggung seperti ini tetap dipertahankan karena tata Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi (Teori dan
panggung program pendidikan tidak boleh Praktek), Rosda Karya, Bandung, 2004
mengganggu konsentrasi pemirsa ketika menyimak
materi tayangan pendidikan. Para pemain dalam Effendy, Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, Mandar
program pendidikan merupakan para pemain Maju, Bandung, 1989
membawakan acara untuk memberikan informasi
pendidikan ketika membahas tema yang diangkat tiap Iskandar Muda, Deddy, Jurnalistik Televisi (Menjadi
penayangannya juga cukup baik. Para pemain program Reporter Profesional), Rosda, Bandung, 2005
pendidikan tidak bisa bebas berekspresi karena terikat
dengan tema materi tayangan. Untuk penentuan tema, Mollison, martha, Producting Videos (a Complete Guide),
pertimbangan penentuan tema dalam program Australia Film Television and Radio School,
pendidikan terutama berkaitan dengan kurikulum Sydney, 1996
pendidikan yang sedang berlaku, serta isu-isu
pendidikan yang memiliki dampak besar atau Millerson, Gerald, Basic TV Staging (Second Edition),
mendapatkan perhatian besar dari masyarakat seperti Focal Press, British, 1982
Ujian Nasional. Televisi Edukasi selalu berusaha
menghadirkan narasumber yang paling berkompeten Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi
dan orang yang berkaitan langsung dengan tema revisi), Rosda, bandung, 2005
pendidikan yang akan dibahas dan akan selalu
menghadirkan narasumber yang sangat relevan dengan Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana, jakarta,
keilmuannya. Kriteria narasumber yang baik menurut 2008
Bambang Sujati adalah: kredibel, tajam dalam analisis,
kaya data dan info mutakhir, berfikir runut, Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Jakarta,
berwawasan luas, konsisten, gampang dihubungi. 2004
Sasaran pemirsa televisi Edukasi adalah mulai
dari siswa taman kanak-kanak, siswa sekolah Set, Sony, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional,
menengah pertama, sekolah menengah atas dan Andi, Yogyakarta, 2008
mahasiswa perguruan tinggi dan berdasarkan
pengamatan penulis yang masih kurang jumlah Sumarsono, Sonny, Teknik Penulisan Laporan, Graha
tayangannya adalah program untuk perguruan tinggi Ilmu, Yogyakarta, 2003
artinya mahasiswa belum mendapat porsi tayangan
yang memadai.Televisi Edukasi telah berusaha Soenarto, RM, Programa Televisi (Dari Penyusunan Sampai
mencoba menyajikan informasi materi pendidikan Pengaruh Siaran), FFTV-IKJ, Jakarta, 2007
kepada pemirsa dirumah dan disekolah dengan
menempatkan di hari dan jam tayang yang disesuaikan Wibowo, Fred, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus,
dengan pembagian waktu yang ada di Indonesia Yogyakarta, 2007
sekaligus memberikan edukasi kepada seluruh pemirsa
yang menjadi sasarannya diseluruh Indonesia. Yin, Robert K, Studi kasus (Desain dan Mode), Raja
Grafindo, Jakarta, 1996

Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014 9

Anda mungkin juga menyukai