Anda di halaman 1dari 50

EKSISTENSI SENI LUKIS GRAFFITI JIPANG RAYA

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

AMIRSAN ADAM
105 4100431 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Amirsan Adam


Stambuk : 10541004311
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:


1. Mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai selesainya skripsi
ini. Saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuat oleh siapa pun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2,
dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran.

Makassar, Mei 2017

Yang Membuat Perjanjian

Amirsan Adam
NIM : 105410043111

iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Amirsan Adam
Stambuk : 105410043111
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Judul Skripsi : Eksistensi Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota
Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa :

“Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya

saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh

siapa pun”.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Mei 2017


Yang Membuat Pernyataan

Amirsan Adam
NIM : 105410043111

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam.

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /

diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib)

“Maha suci Engkau. Dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-

ciptaanNya yg tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama

Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang

menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai

pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalannanmu dan

sabar sebagai jangkar dalam setiap badai dan cobaan". (Ali bin Abi thalib ra)

Kupersembahkan tulisan ini buat :

Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku, seperjuanganku di Seni Rupa,

Terima kasih yang terdalam atas keikhlasan hati dan doanya dalam mendukung

penulis mewujudkan harapan yang dinantikan menjadi kenyataan.

vi
ABSTRAK

AMIRSAN ADAM. 105410043111. 2017. “Eksistensi Seni Lukis Graffiti


Jipang Raya di Kota Makassar”. Skripsi. Jurusan Seni Rupa. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Eksistensi Seni Lukis


Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dapat memberikan
gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang " Eksistensi Seni Lukis Graffiti
Jipang Raya di Kota Makassar”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey dengan melakukan pengamatan secara langsung. Penganalisian data
dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi, wawancar, dokumentasi (foto)
dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dan interpretasi data dengan
merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-
bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data.
selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah beberapa hasil karya
seni lukis graffiti yang ada di Jipang Raya kota Makssar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Eksistensi Seni
Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar masih perlu dikembangkan karena
belum menunjukkan ekspresi dalam berkarya graffiti yang sebenarnya.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan ini.

Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan

sepanjang masa.

Penulisan ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan

dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. Ketua Jurusan Pendidikan

Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Muhammad Tahir, S.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn. Pembimbing I yang selalu bersedia

memberikan pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi,

membimbing, dan mengarahkan penulis guna mencapai hasil yang

viii
maksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan

keikhlasan yang telah diberikan.

6. Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn. Pembimbing II yang selalu bersedia

memberikan pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi,

membimbing, dan mengarahkan penulis guna mencapai hasil yang

maksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan

keikhlasan yang telah diberikan.

7. Segenap Bapak Dosen dan Ibu Dosen Pendidikan Seni Rupa yang

senantiasa berbagi ilmu dan nasihat selama perkuliahan.

8. Ayah dan ibu tercinta beserta keluarga, yang selalu mendoakan serta

memberikan dukungan baik moral maupun materi demi kebaikan anak-

anaknya.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu untuk selesainya penulisan ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali ucapan terima kasih serta

iringan do’a semoga Allah SWT, membalasnya dengan sebaik-baik balasan.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Besar harapan

penulis atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan-penulisan selanjutnya.

Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, dunia

pendidikan Seni Rupa, dan kepada kita semua pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Makassar,April 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .................. 4
A. Tijauan Pustaka ................................................................... 4
1. Pengertian Eksistensi .................................................... 4
2. Pengertian Bentuk ......................................................... 4
3. Pengertian Bobot........................................................... 5
4. Pengertian Bentuk ………………………………….. 5
5. Pengertian Seni Lukis ……………………………… 6
6. Pengertian Graffiti……….…………………................ 7
B. Kerangka Pikir .................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 12
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................. 12
B. Variabel dan Desain Penelitian ………………………… 13
C. Defenisi Operasional Variabel …………………………. 14
D. Objek Penelitian ………………………………………… 15
E. Teknik Pengumpulan Data................................................... 15
F. Teknik Analisis Data............................................................ 16

xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 18
A. Penyajian Data Hasil Penelitian .......................................... 18
1. Wujud atau rupa Seni lukis graffiti Jipang Raya
di Kota Makassar........................................................... 19
2. Bobot atau isi Seni lukis graffiti Jipang Raya
di Kota Makassar........................................................... 25
B. Pembahasan

1. Wujud atau rupa Seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota


Makassar ...................................................................................27
2. Bobot atau isi Seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota
Makassar..............................................................................29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 33


A. Kesimpulan ......................................................................... 33
B. Saran .................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 .................................................................................................... 8

Gambar 2 ..................................................................................................... 8

Gambar 3 ..................................................................................................... 9

Gambar 4 ..................................................................................................... 9

Gambar 5 ..................................................................................................... 10

Gambar 6 ..................................................................................................... 10

Gambar 7 ..................................................................................................... 11

Gambar 8 ..................................................................................................... 12

Gambar 9 ..................................................................................................... 14

Gambar 10 ................................................................................................... 19

Gambar 11 ................................................................................................... 20

Gambar 12 ................................................................................................... 21

Gambar 13 ................................................................................................... 22

Gambar 14 ................................................................................................... 23

Gambar 15 ................................................................................................... 24

Gambar 16 ................................................................................................... 251

Gambar 17 ................................................................................................... 26

Gambar 18 ................................................................................................... 27

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang paling populer

di dunia. Seni lukis merepresentasikan kreativitas seorang seniman melalui bidang

dua dimensi, seperti kanvas, kertas, papan, jalanan, tembok dan sebagainya.

Seiring berkembangnya zaman, seni lukis pun mengalami berbagai peningkatan

dengan tumbuhnya berbagai aliran seni lukis.

Pada awalnya, menurut (Wicandra, 2006: 52), graffiti menjadi sekedar

coretan dinding yang berafiliasi dengan kelompok atau geng tertentu. Kemudian

graffiti menemukan gaya baru yang mengarah pada artistic graffiti sehingga

muncul seni mural yang banyak menyajikan kritik sosial. Di sini tembok jalanan

menjadi tempat atau medium alternatif bagi seniman guna mengekspresikan

segala hal yang mereka rasa dan pikirkan. Selain itu, cara ini juga dapat digunakan

sebagai wujud pemenuhan kebutuhan adanya eksistensi diri maupun komunitas.

Dengan menggunakan nama jalanan (street name) dan ideologinya masing-

masing, setiap pembuat graffiti (writer) menumpahkan ekspresinya melalui

penampakan warna, objek, dan kata-kata dalam graffiti.

Daya kritis dalam graffiti menunjukkan seni memang tidak bisa dipisahkan

dengan realitas kehidupan sosial di masyarakat. Seni juga tidak bisa berdiam jika

ada ketimpangan dalam kehidupan. Dengan bahasa dan style yang berkarakter,

seni mampu berbicara dengan bahasa sendiri. Para seniman akan terus berekspresi

meskipun wahana atau wadah mereka banyak yang hilang akibat ditelan

1
2

perubahan zaman. Tembok jalanan menjadi tempat atau medium alternatif bagi

seniman guna mengekspresikan segala hal yang mereka rasa dan pikirkan. Selain

itu, cara ini juga dapat digunakan sebagai wujud pemenuhan kebutuhan adanya

eksistensi diri maupun komunitas. Demi sebuah eksistensi dan mempertahankan

identitas agar tetap diakui, kelompok seniman street art tidak kehabisan akal guna

menuangkan uneg-uneg, mereka berkreasi bukan lagi di atas kanvas namun di

tembok-tembok jalan (Andrianto, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan

judul: “EKSISTENSI SENI LUKIS GRAFITI JIPANG RAYA DI KOTA

MAKASSAR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penilitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana wujud atau rupa seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar?

2. Bagaimana bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penilitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana wujud atau rupa seni lukis graffiti Jipang Raya

di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui bagaimana bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di

Kota Makassar.
3

D. Manfaat Hasil Penelitian

Jika penilitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui bagaimana wujud atau rupa seni lukis graffiti Jipang Raya

di Kota Makassar.

2. Dapat mengetahui bagaimana bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di

Kota Makassar.

3. Sebagai bahan referensi bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni

Rupa pada Fakultas Keguruan dan dan ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti dan merupakan acuan teori yang akan digunakan sebagai

landasan dalam melakukan penilitian, yaitu:

1. Pengertian Eksistensi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan,

kehadiran yang mengandung unsur bertahan.

Sedangkan menurut Abidin Zaenal (2007:16) “Eksistensi adalah suatu

proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata

eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya ke luar dari, melampaui atau

mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau

kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung

pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”.

2. Pengertian Wujud

Istilah wujud mempunyai arti yang lebih luas daripada rupa yang lazim

dipakai dalam kata ”seni rupa” atau kalimat “batu itu mempunyai rupa seperti

burung”. Dalam kedua kalimat di atas, kata “rupa” di maksudkan tentang sesuatu

bagaimana nampaknya dengan mata kita (itulah mengapa seni rupa dalam Bahasa

Inggris disebut visual arts). Dalam kesenian banyak hal lain yang tidak nampak

4
5

dengan mata seperti misalnya suara gamelan, nyanyian, yang tidak mempunyai

rupa, tetapi jelas mempunyai wujud. Baik wujud yang nampak dengan mata

(visual) maupun wujud yang nampak melalui telinga (akustis) bisa di teliti dengan

analisa, serta dari segi susunannya itu sendiri.

3. Pengertian Bobot

Isi atau bobot dari benda atau peristiwa kesenian meliputi bukan hanya

yang di lihat semata-mata tetapi juga apa yang dirasakan atau dihayati sebagai

makna dari wujud kesenian itu.

4. Pengertian Bentuk

Menurut Djelantik, dalam Ashari (2016: 45), bentuk dalam pengertian

yang paling sederhana berarti titik. Lanjut Ashari (2016: 46), pada dasarnya apa

yang dimaksud dengan bentuk (form) merupakan totalitas dari pada karya seni itu

sendiri. Bentuk itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan dari komposisi

dengan unsur pendukung karya lainnya. Ini dijelaskan lebih lanjut oleh Dharsono,

dalam Ashari (2016: 46) bahwa kategori bentuk dalam mendukung karya seni ada

dua macam, yang pertama adalah bentuk visual (visual form) yaitu bentuk fisik

dari sebuah karya seni atau kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni

tersebut. Selanjutnya adalah bentuk khusus (special form), yaitu bentuk yang

tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan

oleh fenomena bentuk fisik terhadap tanggapan kesadaran emosional.


6

5. Pengertian Seni Lukis

Seni adalah kreativitas, ekspresi, dan proses, Gothe, 1773 (dalam

Subiantoro, 2011:11). Sementara seni lukis merupakan karya seni rupa berwujud

dua mensi yang dalam penciptaannya mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur,

warna, gelap terang, dan lain-lain melalui pertimbangan estetik. Seni lukis sudah

dikenal sejak zaman purba. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya

peninggalan di seine (Perancis) yang kira-kira dibuat pada masa Mesolithikum,

peninggalan di gua Altamira di Spanyol, dan tempat lain di dunia.

Berbicara tentang pengertian seni lukis, maka ada beberapa pengertian dari

pakar yang dapat di jadikan sebagai bahan referensi, di antaranya adalah:

B.S. Mayers menyimpulkannya bahwa seni lukis adalah membubuhkan cat

(yang kental maupun yang cair) di atas permukaan yang datar, yang ketebalannya

tidak ikut diperhitungkan, sehingga karya itu sering disebut karya dua dimensi.

Berbagai konfigurasi (kesan) yang diperoleh dari pembubuhan cat itu diharapkan

dapat mengekspresikan berbagai makna atau nilai subyektif.

L.H. Chapman, dia memberikan pengertian seni lukis yang hampir sama

dengan definisi yang disampaikan oleh Mayers, hanya saja mengenai

“permukaan” yang diketengahkan olehnya tidak diberikannya embel-embel datar

(flat).

Sanento Yuliman memberikan gambaran dengan menyimpulkan bahwa

pengertian seni lukis adalah proses melahirkan pikiran, gagasan atau angan-angan

kedalam gubahan rupa yang indah atau yang memuaskan penglihatan.

Seni lukis adalah salah satu kesenian yang mengacu pada bentuk visual,

yang merupakan susunan atau komposisi dari unsur-unsur atau elemen-elemen


7

rupa yaitu, garis, warna, tekstur, bangun (shape).Unsur-unsur inilah yang

membangun tanda-tanda visual dalam seni lukis.

6. Pengertian Graffiti

Apakah yang dimaksud dengan Graffiti? Susanto (2002) menjelaskan,

bahwa Graffiti berasal dari kata Italia “Graffito” yang berarti goresan atau

guratan.

Arthur Danto dalam Susanto menyebutnya sebagai demotic art, memberi

fungsi pada pemanfaatan aksi corat-coret. Pada dasarnya aksi ini dibuat atas dasar

anti-estetik dan chaostic (bersifat merusak, baik dari segi fisik maupun non

fisik).Graffiti adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna,

garis, bentuk dan isi untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Alat yang

digunakan biasanya cat semprot kaleng, terkadang juga menggunakan kompressor

air bruss. Walaupun dengan skill dan peralatan yang masih sederhana, konsep

tulisan dan dinding menjadi media paling aman untuk mengekspresikan pendapat

secara diam-diam pada saat itu.

Graffiti merupakan ekspresikan dari seniman yang membuatnya di media

tembok beton atau media dinding kayu yang dapat di lukis dalam bentuk huruf

atau gambar. Mempunyai makna tertentu sebagai curahan hati yang membuatnya.

Dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar sedemikian rupa.

Graffiti sebagai bentuk komunikasi visual, sesuai dengan pendapat

Chaffee (1993:3) bahwa komunikasi mempunyai banyak muka, informasi bias

ditransmisikan melalui berbagai bentuk. Di sini komunikasi terbentuk melalui

visualisasi graffiti berupa objek, kata-kata, dan pewarnaan sebagai media


8

berekspresi anak muda. Adanya penampakan objek biasanya mewakili pesan yang

ingin disampaikan, sementara kata-kata yang tersaji bias menjadi sarana yang

memudahkan penerimaan pesan oleh khalayak.

Adapun contoh graffiti di antaranya:

Gambar 1
Graffiti anak punk
(thousands.blogspot.com)

Gambar 2
Graffiti anime
(thousands.blogspot.com)
9

Gambar 3
Graffiti tengkorak
(thousands.blogspot.com)

Gambar 4
Dagadu bintang
(jogjagraffiti.blogspot.com)
10

Gambar 5
Vandal (wordpress.com)

Gambar 6
Mampus kau di demo masa
(jogjagraffiti.blogspot.com)
11

B. Kerangka Pikir

Seperti yang telah dikaji teori di atas, karya seni lukis merupakan identitas

senimannya dalam mengekspresikannya ide dan konsep. Ada tiga komponen

dalam proses pencipta seni sebagai landasan berkarya, komponen tersebut adalah

tema, bentuk dan isi. Berdasarkan dari landasan itu, maka kerangka berpikir

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Eksistensi Seni lukis graffiti


Jipang Raya di Kota
Makassar

Jipang Raya di Kota


Makassar

Bagaimana wujud atau rupa Bagaimana bobot atau


seni lukis graffiti Jipang isi seni lukis graffiti
Raya di Kota Makassar. Jipang Raya di Kota
Makassar.

Hasil Penelitian

Gambar 7. Kerangka Pikir


12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penilitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, yang artinya metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti

berperan sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2008 : 15). Dalam arti lain yakni

bagaimana cara memberikan pemaparan suatu objek berdasarkan kenyataan yang

ada mengenai eksistensi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di jalan Jipang Raya, Kota Makassar. Lokasi

penelitian dapat dilihat pada denah lokasi penelitian berikut ini :

Gambar 8
Lokasi penelitian

12
13

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel

Menurut (Setyosari, 2010 108) Variabel adalah segala sesuatu yang

menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel

penelitian ini adalah “Eksistensi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota

Makassar”. Adapun keadaan variabel-variabel sebagai berikut:

a. Wujud atau rupa seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota makassar.

b. Bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar.

2. Desain Penelitian

Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi dari desain penelitian adalah untuk

mengatur penelitian dan sebagai kerangka acuan dalam penelitian. Maka dari itu

untuk membuat penelitian ini menjadi mudah dan baik haruslah memiliki desain

penelitian yang baik pula.


14

Adapun bentuk desain penelitian ini digambarkan dalam skema di bawah

ini :

Teknik Pengumpulan Data

(Observasi, dokumentasi)

Bagaimana wujud atau rupa Bagaimana bobot atau isi seni lukis
seni lukis graffiti Jipang Raya graffiti Jipang Raya di Kota Makassar.
di Kota Makassar.

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 9. Desain Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota

Makassar. Maka dari itu untuk memperjelas arti dari variabel – variabel yang ada,

maka pendefenisian dari maksud variabel sangat penting, variabel tersebut sebagai

berikut :

1. Wujud atau rupa seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar. Yang

dimaksud di sini adalah bagaimana bentuk seni lukis graffiti? Adapun bentuk-
15

bentuknya berupa tulisan dan gambar di dinding atau tembok dengan

menggunakan komposisi warna yang beragam.

2. Bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar. Yang

dimaksud di sini adalah bagaimana suasana seni lukis graffiti Jipang Raya di

Kota Makassar? Adapun suasana yang terdapat dalam seni lukis graffiti

tersebut lebih banyak meniru gaya graffiti barat yang didominasi warna terang

dan berdimensi.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan diteliti.

Objek dari penelitian ini adalah seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menyangkut cara yang dilakukan dalam

mengumpulkan informasi dalam kaitannya dengan penelitian. Teknik yang

digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Penjelasan ketiga teknik ini diuraikan sebagai berikut:

1. Teknik observasi

Teknik ini digunakan dengan cara mendatangi objek yang akan diteliti dan

mengamati secara langsung objek yang akan diteliti tersebut, guna mendapatkan

data yang akurat dan pasti.


16

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau

pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya”.

(Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 211). Teknik ini dilakukan

untuk memperkuat data-data sebelumnya, teknik dokumentasi dibutuhkan sebagai

alat pengumpul data yang bersifat dokumenter. Sumber informasi dari

dokumenter pada dasarnya segala bentuk sumber informasi yang berhubungan

dengan dokumentasi baik resmi maupun tidak, baik diterbitkan maupun tidak.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan

dengan menggunakan kamera foto untuk pengambilan gambar yang dapat

dilakukan sewaktu-waktu.

3.Wawancara

Tekhnik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan keterangan dengan

cara mengajukan pertanyaan secara lansung pendapat-pendapat informan yang

telah ditentukan yaitu wawancara kepada seniman-seniman akademik mengenai

kualitas karya seni lukis graffiti yang ada di Jipang Raya Kota Makassar.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan fakta (menguraikan data) yang ada di lapangan, untuk memberikan

gambaran tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian serta

dikembangkan berdasarkan teori yang ada.

Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah

pengelolahan data. Yang dimaksud dengan pengolahan data pada penelitian ini
17

adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil

penelitian (observasi, tes praktik dan dokumentasi) dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, memilih mana yang penting dan akan

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya

sendiri atau orang lain.


18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dimaksudkan untuk menguraikan secara objektif tentang

eksistensi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar. Pada penelitian ini

metode yang digunakan adalah metode yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, di mana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, dalam arti lain yakni

bagaimana cara memberikan pemaparan suatu objek berdasarkan kenyataan yang

ada mengenai eksistensi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar juga

diperkuat dengan hasil wawancara bersama dengan beberapa seniman akademik.

Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisis dan menelusuri karya

seni graffiti Jipang Raya di Kota makassar. Dengan memperhatikan kondisi seni

graffiti yang selama ini kita lihat belum menampakkan bentuk atau goresan yang

memiliki keindahan serta daya tarik sebuah Kota, maka secara perlahan pekerja

seni khususnya di Kota Makassar telah banyak memberikan perubahan dalam seni

garffiti, dalam hal ini sudah mucul berbagai bentuk atau karakter yang sudah

memperhitungkan keindahan selain fungsi awal munculnya graffiti sebagai bentuk

protes atau kritik sosial khususnya di Jipang Raya dan Kota Makassar pada

umumnya. Dengan demikian penulis mengangkat suatu tema “Eksistensi Seni

Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar.

Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi,

wawancara (interview), dokumentasi (foto) dikumpulkan lalu diadakan

kategorisasi data dan interaksi analisis karya dengan merangkum data-data yang

18
19

dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa

kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data. Observasi berjumlah

lebih dari 10 buah karya lukisan graffiti yang ada di Jipang Raya Kota Makassar,

Dalam pembahasan ini, penulis akan menguraikan hasil kegiatan penelitian

tentang “Eksistensi Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar” yang

berdasarkan penyajian hasil analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya.

Oleh karena itu akan diuraikan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Wujud atau Rupa Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar

a. Gambar 1

Gambar 10. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


20

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis, masih sama

dengan objek lain, begitupun dengan penggunaan warna yang tampak

sederhana dan menoton, dengan banyak memanfaatkan ruang hitam

sebagai latar belakang dan warna putih yang mendominasi objek graffiti.

Dari segi bentuk, garis sudah bagus, dan sudah ada gaya dimensi.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih tertata dalam

artian belum menunjukkan ekspresi bebas. Susunan huruf juga sudah

bagus, meskipun sebenarnya kesan dimensi yang coba diaplikasikan

belum sepenuhnya tampak nyata,serta masih banyaknya ruang kosong.

b. Gambar 2

Gambar 11. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


21

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis,

masih hampir sama dengan objek lain, penggunaan warna sudah bagus

dengan berbagai kombinasi warna, hijau, ungu, putih dan warna biru yang

mendominasi objek serta pengunaan warna jingga sebagai kontur yang

mempertegas bentuk graffiti. Secara umum bentuk graffiti tersebut

menarik dan terlihat padat dengan penggunaan titik, garis, warna yang

saling membutuhkan.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas sudah hampir

menunjukkan ekspresi bebas. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa objek

masih hampir sama di tempat lain.

c. Gambar 3

Gambar 12. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


22

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis,

masih hampir sama dengan objek lain, perbedaanya hanya dari segi

penggunaan warna yang di terapkan pada objek. namun objek tersebut

sudah terlihat menarik dan rapi dari aspek penerapan ruang dan garis yang

saling melengkapi.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas sudah hampir

menunjukkan ekspresi bebas. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa objek

masih hampir sama di tempat lain. Hanya penambahan kesan bulatan

warna putih pada latar belakang objek sehingga susunan objek terlihat

lebih jelas dan menarik.

d. Gambar 4

Gambar 13. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


23

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis,

masih hampir sama dengan objek lain, penerapan warna sudah bagus

dengan berbagai kombinasi warna. Dari segi bentuk, garis, titik sudah

menarik memiliki tingkat kerumitan yang signifikan dan bentuk tidak

terlihat monoton.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas sudah hampir

menunjukkan ekspresi bebas. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa objek

masih hampir sama di tempat lain. meskipun objek tersebut lebih dominan

dalam penerapanya tumpukan garis-garis yang membentuk lingkaran dan

garis patah serta titik-tikik yang memberi kesan struktur objek yang rumit

tapi tetap nampak indah.

e. Gambar 5

Gambar 14. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


24

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis,

masih hampir sama dengan objek lain, penggunaan warna sudah bagus

dengan kombinasi warna ungu dan hijau dengan latar belakang hitam.

Dari segi bentuk, garis sudah bagus, dengan memanfaatkan ruang yang

membuat objek graffiti terlihat menarik dan sudah ada gaya dimensi.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas sudah hampir

menunjukkan ekspresi bebas. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa objek

masih hampir sama di tempat lain.namun secara keseluruhan susunan dari

objek graffiti tersebut saling melengkapi satu sama lain.

f. Gambar 6

Gambar 15. karya seni lukis graffiti Jipang Raya


25

1. Bentuk

Bentuk dari seni lukis graffiti tersebut di atas masih sistematis,

masih hampir sama dengan objek lain, penggunaan warna sudah bagus

dengan didominasi warna biru pada objek graffiti dan kesan garis-garis

putih yang menambah keindahan objek. Dari segi bentuk, garis sudah

bagus, dan sudah ada gaya dimensi.

2. Susunan/struktur

Susunan dari seni lukis graffiti tersebut di atas sudah hampir

menunjukkan ekspresi bebas, susunan atau strukturnya sudah tertata baik

namun tidak bisa dipungkiri bahwa objek masih hampir sama di tempat

lain.

2. Bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar

Gambar 16. Suasana graffiti di jalan Jipang Raya Kota Makassar


26

a. Suasana

Suasana graffiti di Jipang Raya tersebut secara umum sangat

menarik dengan bentuk graffiti yang unik serta warna-warna yang

mencolok sehingga mempercantik dan memberikan kesan keindahan yang

baru bagi daerah sekitar jalan di Jipang Raya tersebut.

b. Gagasan

Gambar 17. Graffiti jalan Jipang Raya

Seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar ini secara gagasan

atau ide masih jauh. Tantangan secara ide atau gagasan tidak ada karena

karya seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar ini masih tertata

rapi dalam artian tidak ada kebebasan dalam berekspresi.


27

c. Pesan

Gambar 18. Graffiti identitas kelompok atau nama pelukis (Avias)

Secara keseluruhan karya seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota

Makassar ini tidak ada pesan selain ekspresi ekstetik. Secara makna setiap

karya tidak ada pesan yang disampaikan, akan tetapi seni lukis graffiti

Jipang Raya di Kota Makassar ini lebih menonjolkan identitas personal

dan identitas kelompok.

B. Pembahasan

1. Wujud atau Rupa Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar

a. Bentuk

Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering

muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami

golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidakpuasan

terhadap keadaan sosial yang mereka alami. Meskipun grafiti pada

umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya


28

pemeliharaan kebersihan Kota, namun graffiti tetap merupakan ekspresi

seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang

mengawali karirnya dari kegiatan grafiti.

Bentuk seni lukis graffiti yang biasanya berupa coretan-coretan

pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan

volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Bentuknya

juga tidak lepas dari format dan berbagai unsur visual dari seni graffiti

sangat estetik, ekspresif, dan yang kedua adalah isi, pesan dari seni graffiti

itu sendiri dalam konteks situasi sosial, kebudayaan, politik, dan ekonomi

di mana seni grafiti itu ditampilkan bisa memberikan inspirasi, menyentuh

hati nurani kemanusiaan

Dari pernyataan tersebut di atas maka bentuk dari seni lukis graffiti

Jipang Raya Kota Makassar tersebut masih sistematis dan juga belum ada

kebebasan dalam berekspresi karena masih meniru gaya graffiti yang ada

di tempat lain. Akan tetapi dari segi komposisi, baik itu warna, garis dan

bentuk sudah bagus. Hanya saja bentuk simbol dan maknanya yang belum

ada.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Zam Kamil seniman akademik


dari ISI Jokjakarta mengatakan bahwa bentuk dan susunan/struktur
justru itu yang menjadi kekurangan dari seni lukis graffiti yang ada
di Jipang Raya ini karena masih seragam, pengaruh internet, copy
paste, bahkan masih sama bentuknya yang dari luar,bersifat global
dan gaya urban. Akhirnya hasil karya ini secara ekspresi tidak
murni lagi, sekalipun beliau akui bahwa karya ini memang cukup
bagus. (wawancara, 5 Mei 2017)

b. Susunan/struktur

Graffiti itu adalah sebuah seni lukis dan gambar yang sangat

memperhatikan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk


29

melukiskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Graffiti memang lebih

condong menuliskan kata dibandingkan dengan objek gambar tertentu.

Dalam bahasa Italia Graffiti disebut dengan Graffiato atau berasal dari

bahasa Yunani, yakni Graphein yang berarti ‘menulis’. Seni grafitti

memiliki fungsi tidak hanya berkomunikasi kepada orang lain, tetapi juga

memperindah lingkungan masyarakat, seperti dinding disebuah tanah

kosong atau bangunan yang ditinggalkan. Selain itu, semua sifat dan

kriteria estetika dari elemen dasar warna pada masalah kompleks niat

artis yang dianggap berasal dari karya lain untuk mengkarakterisasi

mereka sebagai seni.

Susunan dari seni lukis graffiti di Jipang Raya tersebut masih

tertata, dan bukan ekspresi bebas akan tetapi masih berkarya dengan

meniru gaya yang sudah ada. Seharusnya susunannya jangan terlalu

nampak kesamaan dengan gaya graffiti yang ada di tempat lain. Terbukti

bahwa semua karya yang ada di Jipang Raya tersebut susunannya serupa

hal ini menandakan bahwa objek sudah diatur itupun bukan konsep bebas.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Zam Kamil bahwa


graffiti kalau dikasi ruang tertentu sudah graffiti lagi dalam artian
kebebasan. berekspresi sudah mengikuti aturan yang ditetapkan.
(wawancara, 5 Mei 2017)

2. Bobot atau isi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar

a. Suasana

Pada dasarnya graffiti tersedia sebagai bentuk aspirasi tentang

kesenjangan sosial di lingkungan sekitar. Kadang graffiti juga digunakan

sebagai bahasa atau simbol yang cuma dimengerti sama beberapa


30

kelompok sosial. Seni grafiti yang bagus selalu menyampaikan dua hal,

pertama secara teknis, bentuk, format dan berbagai unsur visual dari seni

grafiti sangat estetik, ekspresif, dan yang kedua adalah isi, pesan dari seni

grafiti itu sendiri dalam konteks situasi sosial, kebudayaan, politik, dan

ekonomi di mana seni grafiti itu ditampilkan bisa memberikan inspirasi,

menyentuh hati nurani kemanusiaan. Jadi, seni grafiti yang berhasil adalah

selain indah, juga mampu menumbuhkan sisi terdalam dari hati nurani,

puitis, dan haru di tengah absurditas tata kelola yang buruk dari politik,

sosial, dan ekonomi.

Seni lukis graffiti seharusnya merespon suasana lingkungan, akan

tetapi seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar ini tidak merespon

keadaan lingkungan, ini semua karena masih dilandasi dengan pemikiran

yang masih awam dan masih ekspresi personal.

sesuai dengan pernyataan Zam Kamil, menurutnya seni lukis graffiti


harusnya merespon suasan lingkungan, tetapi seni lukis graffiti di
Jipang Raya ini tidak merespon suasana lingkungan yang mungkin
masih dilandasi dengan ekspresi personal. Yang maksud beliau
bahwa suasana dikondisiskan dengan lingkungan, baik dalam hal
politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain.
(wawancara, 5 Mei 2017)

b. Gagasan

Pengakuan seni grafiti oleh dunia seni adalah penting untuk

beberapa alasan. Alasan tersebut karena politik, sosial, dan ekonomi

mempengaruhi, dari dunia seni, pengakuan seni grafiti sebagai seni

membantu untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman menyeluruh

dari bentuk seni. Pengakuan ini mencegah generalisasi yang graffiti

semua vandalisme dan karena itu sesuatu yang harus selalu diberantas.
31

Karena dalam kenyataannya, seni graffiti tidak perlu harus ilegal atau di

dinding yang akan dianggap sebagai seni graffiti, meskipun secara

filosofis, mungkin ini esensi murni dari bentuk seni. Yang penting adalah

bahwa seni yang dihasilkan sesuai dengan gaya seni grafiti.

Graffiti adalah menulis, menggambar, menoreh. Grafiti sebagai

karya seni adalah seni mengambar, menulis, menorehkan ekspresi secara

spontan sehingga muncul visualisasi yang unik, khas dalam berbagai

bentuk, format, dan karakter dari konteks situasi sosial dan kebudayaan

setempat. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa seni lukis graffiti

Jipang Raya di Kota Makassar ini secara gagasan atau ide masih jauh.

Tantangan secara ide atau gagasan tidak ada karena karena karya seni lukis

graffiti Jipang Raya di Kota Makassar ini masih tertata rapi dalam artian

tidak ada kebebasan dalam berekspresi. Seni lukis graffiti seharusnya

menunjukkan ekspresi bebas atau kreatif dalam hal gagasan, misalnya

grafiti lokal atau graffiti lontara. Akan tetapi seni lukis graffiti Jipang Raya

di Kota Makassar ini kelemahannya masih seragam dengan graffiti yang

ada di tempat lain, ini semua karena masih pengaruh internet, copy paste,

bahkan masih meniru gaya graffiti dari luar.

Hal ini juga sesuai dengan uraian Andi Awan Darmawan yang
mengatakan bahwa gagasannya yang masih meniru objek yang
sudah ada yang seharusnya mempunyai konsep yang membawakan
ciri khas budaya setempat (wawancara, 3 Mei 2017).

c. Pesan

Secara keseluruhan karya seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota

Makassar ini tidak ada pesan selain ekspresi ekstetik. Suatu istilah geng

graffiti yaitu graffiti yang berfungsi sebagai identifikasi daerah kekuasaan


32

lewat tulisan nama geng, geng gabungan, para anggota geng, atau tulisan

tentang apa yang terjadi di dalam geng itu. Begitupun seni lukis graffiti

yang ada di Jipang Raya Kota Makassar ini yang secara makna setiap

karya tidak ada pesan yang disampaikan, akan tetapi seni lukis graffiti

Jipang Raya di Kota Makassar ini lebih menonjolkan identitas personal

dan identitas kelompok. Dan secara umum hanya memperlihatkan unsur

keindahan dan mempercantik lingkungan sekitar jalan Jipang Raya

semata, hanya sebagai tontonan yang menarik sebagai sesuatu hal yang

baru dan unik bagi masyarakat sekitar dan pengguna jalan yang melintasi

jalan tersebut.

Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara Andi Awan


Darmawan seorang tenaga pengajar/dosen seni rupa Unismuh
Makassar mengatakan bahwa dalam hal pesan juga hanya berupa
tahap ekspresi estetik saja tidak ada pesan yang disampaikan akan
tetapi hanya identitas personal, dan identitas kelompok.
(wawancara, 3 Mei 2017)
33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Eksistensi Seni Lukis Graffiti

Jipang Raya di Kota Makassar”. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Susunan/struktur justru itu yang menjadi kekurangan dari seni lukis

graffiti yang ada di Jipang Raya ini karena masih seragam, pengaruh

internet, copy paste, bahkan masih sama bentuknya yang dari luar.

Akhirnya hasil karya ini secara ekspresi tidak murni lagi, sekalipun karya

ini memang cukup bagus

2. Suasana,gagasan, dan pesan, seni lukis graffiti harusnya merespon suasana

lingkungan, tetapi seni lukis graffiti di Jipang Raya ini tidak merespon

suasana lingkungan yang mungkin masih dilandasi dengan ekspresi

personal. Dalam hal pesan juga hanya dalam tahap ekspresi estetik saja

tidak ada pesan yang disampaikan akan tetapi hanya identitas personal,

dan identitas kelompok.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas tentang “Eksistensi Seni Lukis

Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar”, maka dikemukakan saran sebagai

berikut :

1. Karya seni lukis graffiti Jipang Raya di Kota Makassar ini juga pantas

diapresiasi, sekalipun banyak kekurangan tapi justru membantu

memotivasi untuk penataan Kota makassar yang jauh lebih indah lagi.

33
34

2. Untuk generasi selanjutnya senantiasa berkarya dengan tetap

menjadikan budaya lokal yang pantas untuk dipertahankan melalui

karya seni, khususnya seni lukis graffiti.

3. Keterbatasan peneliti yang tidak bisa diungkapkan tentang Eksistensi

Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota Makassar, agar kiranya

menjadi tugas bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang berbeda.


35

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad.
(http://kurcacibesar.wordpress.com).

Andrianto, Andi. 2009. “Graffiti, Simbol Perlawanan Kota” (http://www.suara


merdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak
&id_beritacetak=58125; diakses 25/03/2012 22:16:13).

Ashari, Meisar. 2016. Kritik seni (Sarana Apresiasi dalam Wahana Kontemplasi
Seni). Makassar: Media Qita Foundation.

B.S. Mayers,1993. “The History of Art”, dalam Human Sahman, Mengenali


Dunia Seni Rupa, (Semarang: IKIP Semarang Press).

Chaffe, Lyman G.1993.Political Protest and Street art: Popular Tools for
Democratization in Hispanic Countries. Westport: Greenwood Publishing
Group,Inc. (http://kurcacibesar.wordpress.com).

Djelantik, A.A.M., 1999. Estetika: Sebuah Pengantar, Cetakan I, Bandung:


Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Art Line.

Sanento, Yuliman,2001.Dua Seni Rupa (Jakarta:Kalam).

Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta: Prenada Media Group.

SanentoYuliman,2001.Dua Seni Rupa (Jakarta:Kalam).

Suardika Nova. 2014. Seni Graffiti. (http://novasuardika.blogspot/com/p/blog-


page.html.diakses 20 Maret 2014)

Subiantoro, Benny. 2011. Mengenal Dasar Pendidikan Seni Rupa (Seni Budaya)
untuk SMP:Makassar.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta.
Sulebar M. Sukarman, “BerbagaiPengalamanKreatif”, dalam Katalog Pameran
Tunggal II Ari Setiawan (Berbagai Pengalaman Kreatif, (Semarang:
Museum Ronggowarsito, 28 Nov-2 Des,2005).
http://kurcacibesar.wordpress.com

Susanto Mike. 2002.diksirupa.Yogyakarta: Kanasius

Wicandra, Obed Bima. 2006. “Graffiti di Indonesia: Sebuah Politik Identitas


Ataukah Tren? Kajian Politik Identitas pada Bomber di Surabaya” dalam
Jurnal Nirmana Vol. 8, No. 2, Juli 2006, hal. 51-57. (http://fportfolio.

35
36

petra.ac.id/user_files/02-032/POLITIK%20IDENTITAS%20GRAFFITI.
PDF; diakses 24/03/2012 21:31:26).

(www.pengertianmenurutparaahli.com)
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Amirsan Adam, lahir di Walimpong, kabupaten Soppeng,

pada tanggal 30 November 1992, penulis merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara, anak dari Ayahanda Adam

dan Ibunda Hamnawaty. Penulis menamatkan pendidikan

di SDN 135 Walimpong pada tahun 2005, dan

melanjutkan pendidikan di MTS DDI Pattojo 2008, lalu melanjutkan pendidikan

di MA Pattojo pada tahun 2011, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa.

Berkat lindungan Allah SWT, dan iringan Do’a kedua orang tua serta saudariku,

juga berkat bimbingan para dosen dan support dari teman-teman seperjuangan,

sehingga dalam mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi berhasil menyusun

skripsi yang berjudul: “Eksistensi Seni Lukis Graffiti Jipang Raya di Kota

Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai