Anda di halaman 1dari 3

ORIENTASI TEORI LAPANGAN

Latar Belakang Psikodinamika/ Teori


Lapangan, Kurt Lewin
Teori-Teori Lapangan Dalam
Ciri: Metode konstruktif, subjektif, Psikologi Sosial
menyeluruh, sistematis, bahasa yang
eksak dan logis
Teori tentang hubungan Teori lapangan tentang
Konsep-Konsep Dasar Penerapan Teori interpersonal, Heider (1958) kekuasaan, Cartwright
Teori Lapangan Lewin (metode konstruksi untuk (1959)
menerangkan hubungan (berasaskan pada selisih
antarmanusia seluruh daya)
Lapangan kehidupan Tingkah Laku
Konflik
Agresif
(seorang individu dan konsep istilah
lingkungan Komentar
Tingkah laku dan Aspek pendekatan tentang teori daya
kejiwaannya) 1. Konflik mendekat- common sense
lokomosi mendekat Heider
(perubahan pada lapangan Tindakan
Pelaku pelaku
Bersifat maya kehidupan karena adanya
komunikasi) Sentimen Mengamati
(harapan, cita- 2. Konflik menjauh- orang lain Hanya
Lokus Hubungan
cita, dsb) menjauh menerangkan
Daya Keharusan dan tentang langsung
Orang lain sebagai persepsi Besaran
(Forces) nilai pengamat
Bersifat nyata 3. Konflik mendekat- Dasar motif
menjauh Permintaan dan Waktu
(ibu, teman, Ketegangan perintah Analisis yang naif
kerjaan, dll) (Tension) terhadap tindakan orang
Keuntungan dan
kerugian Kausalitas personal
dari impersonal Teori tentang kerja
Penyebab perubahan
lapangan kehidupan Hasrat dan sama dan persaingan,
kesenangan Deutsch (1949)

Diferensiasi Reaksi terhadap


pengalaman orang Teori tentang kekuasaan
berkurang sosial, French (1956) Kerja sama Komentar
lain
(Proses pengaruh
Meningkatkan Kelebihan dan memengaruhi dalam Wilayah yang
diferensiasi dalam Kelemahan Teori kelompok) saling
suatu wilayah Lapangan menunjang
Hipotesis
Bukti bahwa penelitian psikologi Tiga pola relasi Kekuasaan dasar (kekuasaan
Suatu wilayah pecah, rujukan, ganjaran, hukuman, Persaingan
membebaskan diri dan sosial dapat dilakukan dengan dalam kelompok
metode eksperimental dan dalam pengabsahan, keahlian)
membentuk wilayah
sendiri laboratorium Wilayah yang
Hubungan kekuasaan Postulat (dalil)
antar anggota kelompok saling
menghambat
Restrukturisasi 1. Tidak disajikan secara sistematis Theorem
Pola komunikasi dalam
2. Konsep & konstruk yang kabur kelompok
Dua atau beberapa 3. Tingkah laku motoris diabaikan Komentar
wilayah menyatu
4. Penyalahgunaan tipologi Hubungan antar pendapat Konsep tentang "Unit"
dalam kelompok tidak begitu jelas
ANALISIS KASUS
Judul berita / kasus : KPK Yakin Gugatan Praperadilan Lukas Enembe Ditolak Hakim PN Jakarta Selatan
Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/1062357/13/kpk-yakin-gugatan-praperadilan-lukas-enembe-
ditolak-hakim-pn-jakarta-selatan-1680404643
Dianalisis berdasarakan teori : Teori Lapangan (Field Theory) atau Teori Psikodinamika
Tokoh teori : Kurt Lewin

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meyakini gugatan


praperadilan yang diajukan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe (LE) bakal
ditolak Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Sebab,
penetapan tersangka terhadap Lukas sudah sesuai aturan. "Kami sangat yakin
dengan alat bukti yang kami miliki sebagaimana syarat ketentuan hukum yang
berlaku, syarat-syarat ketentuan formil dalam perkara inipun telah kami patuhi.
Sehingga pada gilirannya nanti kami optimistis permohonan gugatan praperadilan
tersangka tersebut akan ditolak Hakim," kata Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri
melalui pesan singkatnya, Minggu (2/4/2023). Menurut Ali, KPK memastikan
kesiapannya menghadapi gugatan praperadilan Lukas Enembe. KPK tetap
menghormati upaya hukum yang ditempuh Lukas. Sebab memang, upaya hukum gugatan praperadilan diatur oleh Undang-undang.
"Kami hargai permohonan tersebut sebagai proses kontrol dalam penanganan perkara oleh KPK terutama dalam hal aspek formil
penyelesaian perkara dimaksud," ucapnya. Sekadar informasi, Gubernur nonaktif Papua, Lukas Enembe (LE) memutuskan
mendaftarkan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) atas penetapan tersangka KPK, pada Rabu, 29
Maret 2023. Gugatan tersebut telah diterima PN Jaksel dan teregister dengan nomor perkara 29/Pid.Pra/2023/PN JKT.SEL. Adapun,
salah satu pokok gugatannya yakni, menyatakan penetapan tersangka KPK terhadap Lukas tidak sah. Dalam petitumnya, Lukas Enembe
meminta hakim tunggal praperadilan menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan yang diajukan untuk seluruhnya. Lukas
juga meminta hakim menyatakan Surat Perintah Penyidikan Nomor Sprin.Dik/ 81/DIK.00/01/09/2022, tertanggal 5 September 2022
yang menetapkan dirinya sebagai tersangka oleh KPK tidak sah dan tidak berdasar atas hukum. Tidak hanya itu, Lukas Enembe juga
meminta hakim menyatakan Surat Penahanan Nomor: Sprin.Han/13/DIK.01.03/01/01/2023 tanggal 12 Januari 2023, Surat Perintah
Perpanjangan Penahanan Nomor: Sprin.Han/13B.2023/DIK.01.03/01/01/2023 tanggal 20 Januari 2023, dan Surat Perintah
Perpanjangan Penahanan dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 76/Tah.Pid.Sus/TPK/III/PN.Jkt.Pst tanggal 2 Maret
2023 yang dilaksanakan oleh KPK tidak dan tidak berdasar atas hukum. Termasuk meminta Hakim menyatakan tidak sah segala
keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh lembaga antikorupsi itu yang berkaitan dengan penetapan tersangka,
penahanan, penahanan lanjutan, dan penyidikan terhadap diri Lukas Enembe.

Dalam teori lapangan Kurt Lewin, perubahan dalam suatu sistem dapat dipahami sebagai interaksi antara tiga unsur, yaitu
kekuatan (forces), ketergantungan (dependence) dan resistensi (resistance). Berdasarkan teori ini, dapat dianalisis bahwa dalam kasus
ini, terdapat interaksi antara kekuatan KPK sebagai penegak hukum, ketergantungan Gubernur Papua pada KPK, dan resistensi dari
pihak Gubernur Papua terhadap penetapan sebagai tersangka oleh KPK.
Kekuatan KPK sebagai penegak hukum dapat dilihat dari kewenangannya dalam melakukan penyidikan dan penindakan
terhadap tindak pidana korupsi. Ketergantungan Gubernur Papua pada KPK juga terlihat karena KPK memiliki kewenangan untuk
melakukan pencegahan, penyelidikan, dan penyidikan terhadap tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik termasuk
Gubernur Papua.
Namun, dalam kasus ini, terdapat resistensi dari pihak Gubernur Papua terhadap penetapan sebagai tersangka oleh KPK.
Resistensi ini terlihat dari upaya Gubernur Papua dalam mengajukan gugatan praperadilan sebagai bentuk upaya untuk menolak
penetapan sebagai tersangka oleh KPK.
Dalam teori lapangan Kurt Lewin, perubahan dalam suatu sistem dapat terjadi apabila kekuatan yang mendukung perubahan
lebih besar dari kekuatan yang menentang perubahan. Dalam kasus ini, meskipun terdapat resistensi dari pihak Gubernur Papua,
kekuatan KPK sebagai penegak hukum lebih besar dibandingkan dengan kekuatan Gubernur Papua. Hal ini terlihat dari putusan Hakim
PN Jakarta Selatan yang menolak gugatan praperadilan yang diajukan oleh Gubernur Papua.
Dalam kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa dalam kasus ini, teori lapangan Kurt Lewin dapat digunakan untuk menganalisis
interaksi antara kekuatan KPK, ketergantungan Gubernur Papua, dan resistensi dari pihak Gubernur Papua terhadap penetapan sebagai
tersangka oleh KPK. Meskipun terdapat resistensi dari pihak Gubernur Papua, kekuatan KPK sebagai penegak hukum lebih besar,
sehingga penetapan sebagai tersangka oleh KPK tetap berlaku.

Anda mungkin juga menyukai