Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing II


Kode Mata Kuliah : EKSI 4310
Jumlah sks : 3 (tiga)
Nama Pengembang : Umi Kalsum, S.E., M.Si., Ak., CA.
Nama Penelaah : Eka Wirajuang Daurrohmah, S.E.I., M.Ak.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2022
Edisi Ke- :
Nama : Ester Wijaya NIM : 041107745
Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Keberadaan dan keterjadian piutang usaha (yang 20 Buku Materi
mengakibatkan lebih saji piutang usaha dipengaruhi Pokok
oleh 3 transaksi, sebutkan dan Jelaskan! Modul 1
KB 2
2 Jelaskan perbedaan uji pengendalian dan uji 40 Buku Materi
substantif? Pokok
Modul 2
KB 1
3 Pada saat melakukan pengambilan sampel non 40 Buku Materi
statistik dimana hasilnya tidak mendukung nilai Pokok
bukunya, maka apa yang harus dilakukan oleh Modul 3
auditor atas kondisi tersebut?Jelaskan! KB 2

* coret yang tidak sesuai


JAWABAN :

1. Keberadaan dan keterjadian piutang usaha yang mengakibatkan lebih saji piutang
usaha dipengaruhi oleh :
a. Keberadaan dan keterjadian penjualan
b. Kelengkapan penerimaan kas
c. Kelengkapan retur penjualan dan cadangan kerugian piutang
Jika sebuah penjualan diakui, padahal seharusnya tidak, hal tersebut mengakibatkan
masalah keberadaan piutang usaha.Demikian juga masalah kelengkapan
penerimaan kas atau retur penjualan juga mengakibatkan lebih saji piutang usaha
(masalah keberadaan). Kegagalan pencatatan penerimaan kas dari pelanggan
(masalah kelengkapan) mengakibatkan salah saji piutang usaha. Kelengkapan
piutang usaha (yang mengakibatkan kurang saji piutang usaha) juga dipengaruhi
oleh transaksi kelengkapan penjaulan, keberadaan dan keterjadian penerimaan kas,
dan keberadaan dan keterjadian retur penjualan cadangna kerugian piutang. Oleh
karena itu, penjualan yang tidak tercatat mengakibatkan masalah kelengkapan
rekening piutang usaha. Demikian juga, masalah keterjadian penerimaan kas atau
retur penjualan akan mengakibatkan kurang saji rekening piutang usaha (masalah
kelengkapan).
2. Perbandingan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
Uji Pengendalian :
- Tujuan, menilai efektivitas rancangan dan penerapan pengendalian internal
- Tipe, Uji lingkungan pengendalian, uji system penaksiran risiko klien, uji
system informasi dan komunikasi, uji aktivitas pengendalian, uji system
pemantauan, uji program dan pengendalian anti kecurangan.
- Karakteristik Pengukuran Pengujian, frekuensi penyimpangan dari
pengendalian yang dirancang
- Prosedur audit yang berlaku, penyelidikan,pengamatan, inspeksi, pengulangan
prosedur, dan Teknik audit dengan computer
- Pemilihan waktu, terutama pekerjaan interim
- Komponen risiko audit, risiko pengendalian
- Standar kerja lapangan utama, kedua
- Diharuskan oleh standar audit, jika risiko audit tidak dapat dikurangi sampai
cukup rendah oleh uji substantif sendiri
Uji Subtantif :
a. Tujuan, menilai kewajaran asersi laporan keuangan yang signifikan
b. Tipe, Prosedur awal, prosedur analitis, uji detail transaksi, uji detail saldo, uji
detail estimasi akuntansi, uji substantif yang diharuskan oleh standar audit, uji
detail pengungkapan
c. Karakteristik Pengukuran Pengujian, kesalahan moneter pada transaksi dan
saldo
d. Prosedur audit yang berlaku, sama seperti uji pengendalian, ditambah prosedur
analitis, perhitungan, konfirmasi, pelacakan dan penjaminan
e. Pemilihan waktu, per tanggal neraca atau satu atau dua bulan sebelum akhir
tahun
f. Komponen risiko audit, risiko deteksi
g. Standar kerja lapangan utama, ketiga
h. Diharuskan oleh standar audit, ya

3. Ketika hasil sample nonstatistik tampak tidak mendukung nilai bukunya, auditor
dapar melakukan :
a. Menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi Kembali
b. Menerapkan prosedur audit alternatif dan mengevaluasi Kembali
c. Meminta klien untuk menginvestigasi dan jika perlu membuat penyesuaian
Sebagaimana dalam penyampelan statistic, sebelum menarik kesimpulan secara
menyeluruh, pertimbangan harus diberikan pada karakteristik kualitatif salah saji.
Dalam sample nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan risiko
penyampelan, tingkat yang dapat diukur pada risiko kesalahan penerimaan, atau
risiko kesalahan penolakan. Namun demikian, perbedaan antara proyeksi salah saji
dan salah saji yang dapat ditoleransi dapat dipandang sebagai cadangan risiko
penyampelan. Jika salah saji yang dapat ditoleransi melebihi proyeksi salah saji
dalam jumlah yang besarm auditor dapat memastikan bahwa ada risiko
penyampelan rendah yang dapat diterima dan salah saji sesungguhnya melebihi
salah saji yang dapat ditoleransi.
Jumlah dan ukuran salah saji yang ditemukan dalam sample yang berhubungan
dengan salah saji yang diharapkan juga membantu dalam menilai risiko
penyampelan. Ketika sampel yang telah dirancang dengan hati-hati dan jumlah
serta ukuran salah saji yang ditemukan tidak melebihi harapan auditor, auditor
biasanya menyimpulkan bahwa terdapat risiko ekcil yang dapat diterima ketika
salah saji sesungguhnya melebihi salah saji yang dapat ditoleransi.

Demikian jawaban saya pada Tugas 1. Terimakasih,


Sumber : Modul EKSI 4310 1.42, 2.11, & 3.57

Anda mungkin juga menyukai