Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR

PENANGANAN SAKIT KEPALA, NYERI


EPIGESTRIK DAN PENGELIHATAN KABUR

Disusun oleh :

FRANSISKA EVA CLAUDIA

MARIA LUSIA DWI

RAFIKA DEWI

REZKA OKTASARI

ROHANIATI

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI PONTIANAK


2015
BAB I
TEORI

A. Sakit kepala
Sakit kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
1. Sakit kepala hebat
2. Sakit kepala yang menetap
3. Tidak hilang dengan istirahat
4. Depresi post partum
Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya
resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
a. Gejala :
1) Tekanan darah >120 mmHg atau <120 mmHg
2) Lemah
3) Anemia
4) Napas <15x/ menit atau > 20x/menit
5) Nafsu makan turun
6) Kemampuan berkonsentrasi kurang
7) Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8) Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang
pun mengerti
9) Serangan cemas
10) Merasa takut
11) Berpikir obsesif
12) Hilangnya rasa takut
13) Control terhadap emosi hilang
14) Berpikir tentang kematian
b. Penanganan
1) Informed consent
2) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3) Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi
1x/hari
4) Jika tekanan diastol >110 mmHg, berikan antihipertensi sampai
tekanan diastolik kembali normal
5) Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6) Ukur keseimbangan cairan
7) Persiapan rujukan
8) Periksa Hb
9) Periksa protein urine
10) Observasi tanda-tanda vital
11) Lebih banyak istirahat

B. Nyeri epigastrik
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat
disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada
penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung,
paru dan lain-lain.
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3
kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni
gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang
hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium,
dan hiperrefleksia. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda
lain karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3
kehamilan. Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang,
reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade
pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat
dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang
biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik
naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan
tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada
keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.
Edema juga terjadi karena proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air
kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air kencing yang
dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi
dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup
serius.
a. Tanda dan Gejala
1) Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah,
2) 65 persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan
muntah
3) 31 persen dengan sakit kepala.

b. Penanganan :
1) Informed consent
2) Mengobservasi TTV
3) Persiapan rujukan
4) Pemeriksaan darah rutin
5) Tes fungsi hati.
6) Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7) Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan
infus 2 g per jam.
8) Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
9) Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di
atas 160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis
inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai
atau kombinasi nifedipin dan MgSO4.

C. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-
tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme
pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit
kepala yang hebat.
Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada
penderita preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya
eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air
dan elektrolit menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler
ke ruang interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit,
peningkatan protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan
volume darah berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi
lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh
berkurang, dengan akibat hipoksia. Elektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum
tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklamsia. Konsentrasi kalium,
natrium, kalsium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal.
Gula darah, bikarbonat dan pH pun normal. Kadar kreatinin dan ureum pada
preeklamsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein
serum total, perbandingan albumin globulin dan tekanan osmotic plasma menurun
pada preeklamsia. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat
dengan nyata dan kadar tersebut lebih meningkat lagi pada preeklamsia.
a. Tanda dan Gejala :
1) Peningkatan tekanan darah yang cepat
2) Oliguria
3) Peningkatan jumlah proteinuri
4) Sakit kepala hebat dan persisten
5) Rasa mengantuk
6) Penglihatan kabur
7) Mual muntah
8) Nyeri epigastrium
9) Hiperfleksi

b. Faktor resiko :
1) Primigravida
2) Wanita gemuk
3) Wanita dengan hipertensi esensial
4) Wanita dengan kehamilan kembar
5) Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
6) Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
7) Riwayat keluarga eklamsi

c. Peran Bidan :
1) Mendeteksi terjadinya eklamsi
2) Mencegah terjadinya eklamsi
3) Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter
4) Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi

d. Penanganan :
1) Informed consent
2) Segera rawat
3) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
4) Persiapan rujukan
5) Jika pasien tidak bernafas :
a) Bebaskan jalan nafas
b) Berikan oksigen
c) Intubasi jika perlu
6) Jika pasien tidak sadar atau koma :
a) Bebaskan jalan nafas
b) Baringkan pada satu sisi
c) Ukur suhu
7) Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok
8) Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan
9) Jika kejang :
a) Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan
sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret,
muntah/darah
b) Bebaskan jalan nafas
c) Pasang spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
BAB II
KASUS

A. Kasus
Ny. Ani, umur 28 tahun Ibu mengeluh sakit kepala, pandangan terasa kabur
dan nyeri pada bagian atas perut. Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak
pertamanya 2 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan bidan didapatkan KU:
Lemah, Kesadaran: compos mentis, TD : 160/110 mmHg, N: 78 x/menit, R:
24x/menit, S: 36,6o C. Pemeriksaan Head To Toe , konjungtiva pucat, TFU 2
jari bawah pusat, lochea rubra

B. SOAP
S ibu mnegatakan baru saja melahirkan anak pertamanya 2 hari yang lalu
ibu mengeluh saki kepala dan pandngan terasa kabur
ibu mengeluh nyeri bagian atas perut

O Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 64 kg
Lila : 26 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Denyut nadi : 78x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,6ºC
Kepala
Rambut : Tidak rontok
Warna rambut : Tidak pirang
Kulit kepala : Bersih
Muka
Kesan umum : Normal
Mata
Kelopak : udem
Konjungtiva : pucat
Skelera : Normal
Pipi
Cloasma : Tidak ada
gravidarum
Jerawat : Tidak ada
Hidung : Bersih
Pernafasan cuping : Tidak ada
hidung
Mulut
Bibir
Pecah-pecah : Tidak
Pucat : Tidak
Sianosis : Tidak
Gusi
Berdarah : Tidak
Pembengkakan : Tidak
Gigi
Caries : Tidak
Lidah : Bersih
Tonsil : Normal
Telinga
Serumen : Tidak ada
Keluar cairan : ada
Warna cairan : Jernih
Leher
Pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak ada
Limfe : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
Spider nevi : Tidak ada
Payudara
Bentuk : Simetris
Hiperpigmentasi areola : Ya
Benjolan : Tidak ada
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
Striae : Ada
Montgomeri : Ada
Kebersihan : Pernah dilakukan perawatan
Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi
: TFU 2 jari bawah pusat
Pinggang
Nyeri : Ada
Pembesaran
Hati : Tidak
Limpa : Tidak
Ekstremitas
Jari
Kuku : Bersih
Warna : Normal
Oedema
Tangan dan jari : Tidak
Tibia dan kaki : Ada
Varises tungkai : Tidak ada
Reflek patella kanan : Positif
Reflek patela kiri : Positif
A Ny. Ani, umur 28 tahun, PI A0 M0, post partum 2 hari dengan
preeklamsia berat

P 1) Informed consent
2) Observasi tanda-tanda vital
3) Melakukan Pemeriksaan darah rutin
4) Melakukan pemeriksaan protein urine
5) Melakukan tes fungsi hati
6) Membebaskan jalan nafas dan memberikan oksigen jika
tidak bisa bernafas
7) Membaringkan pasien pada satu sisi tempat tidur, arah
kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan
aspirasi secret, muntah/darah
8) Memasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
9) Memberi Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%.
Dosis ini diikuti dengan infus 2 g per jam.
Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium
glukonat 10% i.v.
Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah
senantiasa di atas 160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis
rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit
sampai tekanan darah target tercapai atau kombinasi
nifedipin dan MgSO4.
10) Melakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil
mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari
pasien atau keluarga
11) Melakukan rujukan bila tidak mampu ditanganani

Evaluasi
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Ibu tahu apa yang harus dilakukannya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sakit kepala, nyeri epigestrik dan pengelihatan kabur pada masa nifas
dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan
kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Untuk itu kita harus
mengetahui gejala-gejala adanya preeklampsia.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, konsep dasar nifas,
Yogyakarta : Andi Jogjakarta
Banson D, Michael. 2000. Mutiara kebidanan. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Coad Janedan, Dunstar Melvyn, 2003. Anatomi dan fisiologi. Jakarta : Buku
Kedokteran
POGI- JNPKKR. 2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi
Dasar. Jakarta : Depkes RI
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Varney, Helen, dkk. 2012. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai