Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Saifudin, 2006).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi),


masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,
2009).

Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40
minggu). Bila ditinjau dari tuanya kehamilan,maka kehamilan dibagi dalam 3 bagian :

 Kehamilan triwulan (trimester) pertama : 0 – 12 minggu. Pada triwulan pertama alat-alat


mulai dibentuk.
 Kehamilan triwulan (trimester) kedua : 13 – 27 minggu. Dalam triwulan kedua alat-alat
telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan.
 Kehamilan triwulan (trimester) ketiga : 28 – 40 minggu. Janin yang dilahirkan dalam
triwulan (trimester) 3 (terakhir) telah viable (dapat hidup didunia luar).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahsa dalam makalan ini adalah :
1. Menjelaskan Tanda-Tanda Kehamilan : Tanda Pasti, Tanda Mungkin dan Tanda
Tidak Pasti Kehamilan ?
2. Menjelaskan Diagnosa Kehamilan ?

C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa tahu tanda-tanda kehamilan dan menetapkan diagnosa
kehamilan
2. Teori Khusus
- Mengetahui tanda pasti, tanda mungkin dan tanda tidak pasti kehamilan
- Mengetahui bagaimana menetapkan diagnose keham

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita
hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan.
Anda kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu tanda pasti kehamilan, tanda kemungkinan
kehamilan dan tanda tidak pasti kehamilan.

A. Tanda Pasti (Tanda Positif) Hamil


Tanda pasti adalah tanda – tanda obyektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan
a. Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan
bagian-bagian janin. Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua,
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18
minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu, karena telah
berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan ke- IV dan V janin itu kecil
jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong
atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim. Ballottement ini dapat
ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan
pemeriksaan dalam.Ballottement di luar rahim dapat ditimbulkan oleh tumor –
tumor bertangkai dalam ascites seperti fibroma ovari.
b. Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar dengan
stetoscop monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan :
 Fetal Elektro cardiograph pada kehamilan 12 minggu
 Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.
 Stetoskop Laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.

2
c. Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah tidak disarankan.
Dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan
diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

Jika salah satu tanda pasti ditemukan diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan
pasti, ditemukan umur kehamilan > 4 minggu dengan USG, Kantong kehamilan
selalu dapat terdeteksi pada umur 10 minggu dan DJJ pada umur 12 minggu, tanda
pasti bisa didapat dari tanda obyektif dari pemeriksa.

B. Tanda Kemungkinan Hamil


Tanda kemungkinan hamil merupakan perubahan – perubahan yang diobservasi
oleh pemeriksa (bersifat obyektif ), namun berupa dugaan kehamilan saja.
a) Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan
b) Tanda Braxton Hicks / kontraksi uterus (perut terasa kencang)
Braxton Hicks terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh
terjadinya pembesaran uterus. Peningkatan aktomiosin didalam miometrium juga
menjadi penyebab dari meningkatnya kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton
Hicks bersifat non ritmik, sparodik, tanpa disertai adanya rasa nyeri, mulai timbul
sejak kehamilan 6 minggu dan tidak terdeteksi melalui pemeriksaan bimanual
pelvic. Kontraksi ini baru dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvic
pada kehamilan trimester kedua dan pemeriksaan palpasi abdomen pada
kehamilan trimester ketiga. Dengan semakin meningkatnya usia kehamilan,
terjadi pula peningkatan frekuensi, lama dan intensitas kontraksi Braxton Hicks.
Mendekati usia kehamilan aterm, kontraksi ini menjadi lebih teratur dan regular
sehingga disala artikan sebagai kontraksi persalinan. Persalinan Palsu (false labor)
sangat erat kaitannya dengan kontraksi Braxton Hicks pada kehamilan.
c) Tanda Chadwick, adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina dan serviks.
d) Tanda piscaseek, yaitu pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuhdi
daerah implantasi dan didaerah insersi plasenta

3
e) Tanda ballottement, yaitu teraba benjolan keras di uterus (rahim) pada umur 16-
20 minggu
f) Tanda hegar, yaitu pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena
terjadinya oedema dari serviks dan hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks, sehingga
serviks menjadi lunak.
g) Goodell sign, portio teraba melunak
h) Reaksi kehamilan positif

C. Tanda Tidak Pasti Kehamilan


Tanda tidak pasti adalah perubahan–perubahan yang dirasakan oleh ibu
(subyektif) yang timbul selama kehamilan.
a) Amenorrche
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur amenorche menandakan adanya
kemungkinan kehamilan, tapi kadang amenorche disebabkan oleh penyakit berat
seperti TBC, Anemia, typhus, pengaruh psykis, perubahan lingkungan.
b) Mual dan Muntah (Morning Sicknes)
Sekitar 50% perempuan yang mengalami kehamilan akan memiliki tanda-tanda
ini. Pemicunya adalah peningkatan hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah.
Hormon tersebut adalah HCG (Human chorionic Gonadotrophin). Selain dalam
darah, peningkatan hormon ini juga terjadi pada saluran air kencing. Makanya,
alat test pack kehamilan dilakukan melalui media air seni, hal ini dilakukan untuk
mengukur terjadinya peningkatan kadar hormon HCG tersebut. Peningkatan
hormon ini akan mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut dan menimbulkan
rasa mual. Rasa mual ini biasanya akan menghilang memasuki kehamilan
trimester kedua Jika rasa mual dan muntah masih terjadi pada usia kehamilan
trimester kedua, sebaiknya periksakan dan konsultasikan mengenai hal ini ke
dokter anda karena akan mengganggu kehamilan. Mual dan muntah ini biasa
morning sickness karena biasanya terjadi pada saat di pagi hari. Namun
kenyataannya, mual dan muntah dapat terjadi pada siang dan malam hari juga.
Bahkan morning sickness terjadi hanya ketika si ibu mencium aroma atau
wewangian tertentu

4
c) Sering Kencing
Setelah haid terlambat satu hingga dua minggu, keinginan untuk buang air kecil
menjadi lebih sering dari kebiasaannya. Ini disebabkan janin yang tumbuh di
rahim menekan kandung kemih dan akibat adanya peningkatan sirkulasi darah.
Selain itu kandung kemih lebih cepat dipenuhi oleh urine dan keinginan untuk
buang air kecil menjadi lebih sering. Peningkatan rasa buang air kecil juga
disebabkan oleh peningkatan hormon kehamilan. Walaupun buang air kecil ini
sering, jangan sampai membatasinya atau menahannya. Selain itu hindarkan
dehidrasi dengan lebih meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh.
d) Konstipasi
Terjadi akibat peningkatan hormon progesterone. Hormon ini selain
mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak pada mengendurnya otot dinding
usus sehingga menyebabkan sembelit atau susah buang air besar. Namun
keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan peyerapan nutrisi yang lebih
baik saat hamil.
e) Hyperpigmentasi pada Kulit
Pada muka (chloasma gravidarum), hiperpigmentasi pada areola mamae dan
papilla mamae, hiperpigmentasi linea alba (putih) yang menjadi linea fusca
(coklat), linea nigra(hitam).
f) Varises
Sering ditemukan pada triwulan terakhir. Ditemukan pada areal genitalia eksterna,
serta tungkai. Pada multigravida, kadang-kadang varises ditemukan pada
kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang
timbulnya varises ini merupakan gejala pertama kehamilan muda.
g) Epulis (gusi berdarah), adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi
pada triwulan pertama (Hanifa, 2002:126).
h) Anoreksia (tidak selera makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi.
i) Mengidam Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam
sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan (Hanifa, 2002:126).

5
2. Menetapkan Diagnosa Kehamilan

a. Diagnosa Kehamilan
Diagnosa merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi suatu keadaaan / kondisi
seseorang berdasarkan hasil olah fikir atau analisis hasil pemeriksaaan dan atau gejala
untuk mengetahui suatu keadaan atau penyebab. Diagnosis kehamilan dapat diartikan
sebagai cara-cara untuk mengetahui suatu keadaan hamil, meliputi keadaaan kehamilan,
keadaan janin dan masalah yang mungkin menyertai kehamilannya. Penegakkan diagnose
kehamilan yang dapat dilakukan bidan yaitu dengan melakukan salah satu pemeriksaan,
baik tanda awal kehamilan, pemeriksaan hormonal, sederhana atau pemeriksaan
penunjang. Setiap pemetiksaan yang dapat dilakukan bidan memiliki keterbatasan dalam
penegakkan diagnosis pasti kehamilan sehingga pemeriksaan penunjang menjadi standar
utama penentu diagnosis kehamilan.
Menurut federasi Obsetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi , kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi
menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai dari konsepsi  sampai 12 minggu, triwulan II
dari 13 sampai 27 minggu dan triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
a. Detak jantung janin (DJJ)
Detik jantung janin dapat terdengar dengan menggunakan fetoskop pada ibu yang
bertubuh langsing pada kehamilan 17 – 18 minggu. Dengan tehnik Doppler, detik jantung
janin dapat terdengar pada kehamilan 10 minggu.
b. Palpasi bagian janin
Bentuk tubuh janin sering dapat diperiksa melalui palpasi abdomen pada kehamilan lebih
dari 28 minggu. Gerakan janin dapat dirasakan setelah kehamilan 18 minggu

6
c. Ultrasonografi (USG)
Tehnik ini sangat bermanfaat bagi pemantauan viabilitas janin. Aktivitas jantung dapat
dilihat pada kehamilan 5 – 6 minggu Ekstrimitas janin terlihat pada kehamilan 7 – 8
minggu. Gerakan jari tangan terlihat pada kehamilan 9 – 10 minggu. Penggunaan USG
pada awal kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya kantung kehamilan. Kantung
kehamilan (gestasi) dapat dilihat pada usia 4-5 minggu dengan USG transabdominal atau
segera setelah terlambat haid bila tes kehamilan positif.
d. Pemeriksaan Hormonal
Sistem reproduksi wanita akan mengalami perubahan fisiologi apabila terjadi fertelisasi
(konsepsi)terus berkembang hingga menjadi blastula yang akan berimplantasi pada
endometrium. Blastula terdiri atas 2 bagian inter cell mas (embryoblast) dan outer cell
mast (throphoblast). Throphoblast memproduksi hormone steroid serta enzimdan akan
berkembang menjadi plasenta yang memegang peranan penting dalam sistem endokrin.
Perubahan jenis dan jumlah hormone steroid tersebut menciptakan suatu lingkungan
hormonal yang membantu mempertahankan kehamilan. Perubahan hormonal tersebut
bersifat khas yang hanya terjadi pada kehamilan khususnya pada awal kehamilan
disunakan sebagai tanda atau ciri untuk mendiagnosis kehamilan.
Hormone yang digunakan untuk diagnosis kehamilan :
a. Human chorionic gonadotropin (hCG)
Hormone ini tidak terdeteksi pada wanita yang tidak hamil dan laki-laki. Pada tahun
1920 Hirose, pertama kali menemukan keberadaan hCG dalam kehamilan
berhubungan dengan hormone placenta dan produksi progesterone oleh korpus
luteum. Prinsip deteksi hCG baik pada urine ataupun serum yaitu melalui antibodi
yang sengaja diciptakan dengan spesifitas yang tinggi terhadap hCG. Salah satu
immunoassay digunakan untuk mengukur hCG yaitu dengan teknik lapis (sandwich
type immunoassay. Pada tipe tes ini dibuat 2 macam antibodi. Antibody jenis
monoclonal yang berguna untuk mengikat B-hCG. Pada beberapa metode, antibodi
yang kedua ini diikatkan pada suatu enzim yang akan menghasilkan suatu waran
sebagai detektor keberadaan hCG.
Selain sebagai detektor adanya kehamilan, hCG bermanfaat dalam mendeteksi
keadaan abnormal kehamilan seperti kehamilan ektropik, abortus, kehamilan ganda,

7
memprediksi preklamsia, down sindrom, serta kelainan trofonlas janin dapat
terdeteksi dengan berpatokan pada kuantias titer hCG dalam serum.
Terdapat 3 jenis pemeriksaan kehamilan dengan hCG, yaitu :
a) Tes kehamilan dirumah (home pregnancy test )
Home pregnancy merupakan tes kehamilan yang dipilih wanita untuk mengetahui
kehamilan. Pada tes ini hCG dideteksi melalui urine pertama pada pagi hari. Tes
positif ditunjukkan melalui adanya perubahan warna. Bila tes menunjukkan hasil
negatif, diulang 2 mingu kemudian atau dilakukan pemeriksaan
radioimmunoassay. Beberapa alasan wanita menggunakan tes kehamilan, yaitu
kecepatannya dalam mendeteksi kehamilan , serta dengan menggunakan alat, para
wanita akan mendapatkan keuntungan sebagai orang pertama yang mengetahui
kehamilannya.
b) Tes laboratorium
Prinsip ini sama halnya dengan home pregnancy test yaitu dengan mendeteksi
hCG. Yang membedakan adalah pada tes laboratorium dilakukan deteksi hCG
pada serum (darah). Tes ini memiliki sensitivitas lebih baik dari pada home
pregnancy test sehingga digunakan gold standar test apabila hasilhome pregnancy
test meragukan. Beberapa jenis tes laboratorium untuk mendeteksi hCG sebagai
diagnosis kehamilan radioimmunoassay, immunoradiometic assay,
fluoroimmunuoassay.
c) Tes Imunologi
Tes imunologi dilakukan atas dasar sifat antigen dari polipeptida protein
hCG.“Testing time” 2 menit sampai dengan 2 jam dan sensitivitas bervariasi
antara 250 – 3500 mIU/ml tergantung pada pabrik pembuatan. Sebagian besar tes,
menunjukkan hasil positif 4 – 7 hari pasca amenorea.
Tidak terdapat reaksi silang dengan LH. Secara laboratoris, tes ini dapat
mendeteksi kadar serum antara 2 – 4 ml
 Progesteron
Progesteron adalah hormon steroid yang diproduksi oleh sel granulosa di
ovarium. Pada awal kehamilan sebagian besar progesteron diproduksi oleh

8
korpus luteum atas rangsangan dari hCG selama kurang lebih 10 minggu gestasi.
Pada 5-6 minggu pertama hCG merangsang korpus luteum mensekresikan sekitar

Tabel Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara


Bagian Primipara Multipara
Perut Tegang Longgar, terdapat striae
Pusat Menonjol Dapat datar
Rahim Tegang Agak lunak
Payudara Tegang, tegak Menggantung, agak lunak, terdapat striae
Labia Bersatu Agak terbuka
Himen Koyak beberapa tempat Karankula himenalis
Vagina Sempit dengan rugae utuh Lebar, rugae berkurang
Serviks Licin, lunak, tertutup Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan
Pembukaan Mendatar lalu membuka Membuka dan mendatar
Perineum Masih utuh Bekas luka episiotomi

Differential Diagnosa Kehamilan


a. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda
kehamilan negatif.
b. Mioma uteri – Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-
benjol, tanda kehamilannegatif, perdarahan banyak saat menstruasi.
c. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa
dalam uterus sebesar biasa,tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat
melampaui umur kehamilan.
d. Retensio urine – Uterus sebesar biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
e. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar
biasa, tanda dan reaksi kehamilan negatif.
f. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa
sakit setiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal
ini disebabkan oleh himen imperforata.
9
BAB III
PENUTUP

10
a. Kesimpulan

Semua tanda- tanda pada kehamilan merupakan bukti perubahan fisiologis yang

terjadi pada wanita yang sedang hamil. Namun karena sebagian besar tanda tidak pasti

dan tanda mungkin dapat juga disebabkan oleh kondisi lain maka diagnosa kehamilan

hanya dapat ditegakkan bila sudah ditemukan tanda-tanda pasti pada kehamilan.

b. Saran

Setelah membahas mengenai tanda-tanda kehamilan, seorang bidan harus bisa

mendiagnosa apakah wanita hamil atau tidak. Jangan mengambil keputusan sebelum

melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut mengenai kondisi seseorang. Seorang ibu juga

disarankan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisinya kepada pihak yang

professional untuk memastikan apakah terjadi kehamilan atau tidak.

Daftar Pustaka

Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana Untuk
Bidan. EGC. Jakarta.

11
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka. Jakarta.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Image, myfertilitycare.com

12

Anda mungkin juga menyukai